Oleh :
Erlin Widyastuti
A0B017023
A. Latar Belakang
Tanah dalam Bahasa Yunani yang berarti Pedon dan dalam Bahasa Latin
berarti Solum adalah suatu bagian dari kerak bumi yang tersusun atas bahan
organik dan mineral. Tanah memiliki tiga dimensi yaitu panjang, lebar dan
semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap
dan setiap lapisan juga akan mencerminkan proses-proses fisika, kimia dan
berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat
kimia tanah. Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yang pertama
contoh tanah utuh (undisturbed soil sample) yang digunakan untuk penetapan
berat jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas
2
tanah, kurva pF dan permeabilitas tanah. Kedua, contoh tanah tidak utuh/
terganggu (disturbed soil sample) yang digunakan untuk penetapan kadar air
tanah, tekstur tanah, konsistensial, warna tanah dan analisis kimia tanah. Dan
yang terakhir contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregat) yang
Extensibility).
B. Tujuan
tanah yang digunakan untuk acara penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan
C. Manfaat
3
II.TINJAUAN PUSTAKA
dan lain-lain. Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media
tumbuhnya tanaman darat tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur
dengan sisa-sisa bahan organic dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup
diatasnya atau didalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air
(Sarwono, 1989).
tanah pertanian yang baik ditentukan juga oleh sejauh mana manusia itu cukup
macam makanan dan keperluan lainnya. Maka dari berbagai macam tanah beserta
lebih lanjut mengenai tanah agar kita benar-benar memahami tanah itu sendiri.
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang
4
berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa
padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu
dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian,
tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan
tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur
hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan.
Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat
program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan
untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan
sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan
menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang
diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan
cara yang benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahap
analisa di laboratorium. Metode atau pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai
dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu
dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk
5
mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut contoh
tanah satelit. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk
contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan
Ada lagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (core)
dan disebut dengan tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat
tanah. Disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di
lapangan. Sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah
partikel sama dengan seperti di tempat asalnya, tetapi strukturnya telah cukup
rusak atau hancur seluruhnya. Dengan pengertian lain, tanah di lokasi tempat
tanah yang tidak terganggu dan mempunyai struktur yang unik dan tersendiri,
digunakan untuk uji klasifikasi dan uji pemadatan. Tanah terganggu dapat
diperoleh dari operasi sekop dan garpu, pemotongan dengan auger, dan percobaan
penetrasi. Untuk mempertahankan kadar air alamiahnya, maka contoh tanah harus
diletakkan dalam kaleng kedap udara dan tidak korosif (Puspita, 2001).
penetapan kadar air, tekstur dan konsistensi. Pengangkutan contoh tanah terutama
6
guncangan yang dapat merusak struktur tanah harus dihindarkan. Dianjurkan
tabung. Waktu penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama
dalam ruangan yang panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan
7
III. METODE PRAKTIKUM
laboratorium. Alat-alat tersebut antara lain yaitu mortir dan penumbuknya, saringan (2
mm, 1 mm, 0,5 mm) tambir untuk peranginan, kantong plastik, dan spidol.
angin/udara yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringanginkan selama
kurang lebih satu minggu dengan diameter 2 mm. selain itu juga menggunakan
laboratorium. Alat-alat tersebut antara lain yaitu mortir dan penumbuknya, saringan (2
mm, 1 mm, 0,5 mm) tambir untuk peranginan, kantong plastik, dan spidol.
8
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu contoh tanah kering
angin/udara yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringanginkan selama
kurang lebih satu minggu dengan diameter 2 mm. selain itu juga menggunakan
2 mm, sedang yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah halus
(<0,5 mm).
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
b. Pembahasan
Tanah adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu
panjang, lebar dan kedalaman. Tanah memiliki pengertian yang sangat luas. Di
1. Tanah (soil) merupakan lapisan tipis dan material bebas yang menutupi
body) terdiri dari beberapa lapisan (soil horizons) dari unsure pokok
sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jazad hidup yang bertindak terhadap
bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula
(Darmawijaya, 1990).
10
3. Tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang
organik, air dan udara serta merupakan media untuk media tumbuhnya
terdiri atas bahan mineral dan organic, bersifat galir (tidak padu), dan
mempunyai tebal yang tidak sama. Berbeda sama sekali dengan bahan
induk yang ada di bawahnya dalam hal : morfologi, sifat, susunan fisik,
5. Tanah merupakan tempat cadangan hara yang setiap saat dapat diserap
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bagian tubuh tanah (horizon/ lapisan/ solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan
dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis
melalui dua aspek, yaitu dispersi dan fraksinasi (Agus, Cahyono. 1998 ).
Contoh tanah adalah suatu volum massa tanah yang diambil dari suatu
11
dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium (Agus
et.al,2008).
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan cara: (1) sistematis; (2)
random/acak; (3) komposit; dan (4) bebas, tergantung pada tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai. Pada pengambilan contoh cara sistematis, contoh tanah diambil di tiap
areal kecil, sedangkan pada cara random hanya dilakukan dibeberapa areal kecil yang
dipilih secara acak. Cara random lebih menghemat waktu dan biaya dibandingkan
umum (unbiased estimation) berbagai jenis tanah yang relative homogen. Contoh
tanah komposit merupakan campuran dari anak-anak contoh yang diambil dari
beberapa tempat pada areal atau petak tanah yang sama secara acak, zigzak, atau
diagonal. Tiap areal atau petak tanah diwakili oleh satu contoh tanah komposit.
Banyaknya jumlah anak contoh disesuaikan dengan luas areal atau petak tanah.
Aturan umum adalah semakin banyak jumlah anak contoh, semakin baik contoh
isolasi. Lokasi atau titik pengambilan contoh dipilih secara bebas sesuai keinginan
12
dan pertimbangan pengguna. Data yang dihasilkan tidak bisa dipakai untuk
sampel dipilih.
pelaksanaan survey utama dengan tujuan utamanya adalah pengambilan contoh tanah
komposit dengan kedalaman 0-5 cm sampai 0-15 cm. Setelah diperoleh contoh tanah,
maka diambil kurang lebih 2 kg untuk setiap contoh tanah yang telah diberi label
13
sebagai penanda contoh tanah sesuai dengan lokasi contoh tanah yang diambil,
dengan macam contoh tanah yang akan diambil. Contoh tanah utuh dapat diambil
dengan menggunakan tabung logam yang terbuat dari tembaga, kuningan, dan besi.
Contoh tanah agregat utuh diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm.
Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan, karena
sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Contoh tanah ini dapat dikemas
dengan menggunakan kantong plastic tebal atau tipis. Kemudian diberi label yang
uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur
kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk
penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun,
hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal
yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara yang benar. Oleh karena itu
tanah.(Harjdowigeno, 1987)
Pengambilan contoh tanah berupa contoh tanah terganggu dan agregat utuh.
Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisis sebaran partikel tanah (tekstur
14
tanah) dan kandungan bahan organik tanah, sedangkan agregat utuh digunakan untuk
penetapan kadar air, tekstur dan konsistensi. Pengangkutan contoh tanah terutama
menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tabung. Waktu
penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama dalam ruangan yang
panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan dan aktivitas jasad mikro
Tanah dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki perbedaan antara jenis
tanah satu dengan tanah lainnya. Berikut adalah beberapa jenis – jenis tanah.
a. Entisol
ini tidak hanya berupa bahan asal atau bahan induk tanah saja tetapi harus sudah
terjadi proses pembentukan tanah yang menghasilkan epipedon okhrik. Banyak tanah
Entisol yang digunakan untuk usaha pertanian misalnya di daerah endapan sungai
atau daerah rawa-rawa pantai. Padi sawah banyak ditanam di daerah-daerah Aluvial
sawah teknis maupun tadah hujan pada daerah dataran rendah. Tanah ini mempunyai
konsistensi lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan
15
hara tersediakan rendah. Potensi tanah yang berasal dari abu vulkanik ini kaya akan
hara tetapi belum tersedia, pelapukan akan dipercepat bila terdapat cukup aktivitas
sampai alkalin, KTK juga bervariasi baik untuk horison A maupun C, mempunyai
nisbah C/N < 20% dimana tanah yang mempunyai tekstur kasar berkadar bahan
organik dan nitrogen lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur lebih
halus. Hal ini disebabkan oleh kadar air yang lebih rendah dan kemungkinan oksidasi
yang lebih baik dalam tanah yang bertekstur kasar juga penambahan alamiah dari sisa
bahan organik kurang daripada tanah yang lebih halus (Munir, 1996).
adalah Hydraquent, Tropaquent dan Fluvaquents. Ketiga great group ini merupakann
subordo Aquent yaitu Entisol yang mempunyai bahan sulfidik pada kedalaman ≤ 50
cm dari permukaan tanah mineral atau selalu jenuh air dan pada semua horizon
dibawah 25 cm terdapat hue dominan netral atau biru dari 10 Y dan warna-warna
yang berubah karena teroksidasi oleh udara. Jenuh air selama beberapa waktu setiap
Hydraquent adalah great group dari ordo tanah Entisol dengan subordo
permukaan tanah mineral, mempunyai nilai-n sebesar lebih dari 0,7 dan mengandung
liat sebesar 8 persen atau lebih pada fraksi tanah halus (Soil Survey Staff, 1998).
Tropaquent adalah great group dari ordo tanah Entisol dengan subordo Aquent.
16
Tanah ini dibedakan karena memiliki regim suhu tanah iso (perbedaan suhu musim
panas dan dingin kurang dari 50. Tanah ini terbentuk karena selalu basah atau basah
pada musim tertentu. Jika dilakukan perbaikan drainase akan berwarna kelabu
adalah great group dari ordo tanah Entisol dengan subordo Aquent yang mengandung
karbon organik berumur Holosen sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125
organik secara tidak teratur dari kedalaman 25 cm sampai 125 cm atau mencapai
kontak densik, litik, atau paralitik apabila lebih dangkal (Soil Survey Staff, 1998).
b. Inceptisol
profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah matang, dan masih banyak
hutan, rekreasi atau wildlife, yang berdrainase buruk hanya untuk tanaman pertanian
maupun masukan organik (pencampuran sisa panen kedalam tanah saat pengolahan
tanah, pemberian pupuk kandang atau pupuk hijau) terutama bila tanah sawah
dipersiapkan untuk tanaman palawija setelah padi. Kisaran kadar C-Organik dan
17
kapasitas tukar kation (KTK) dalam inceptisol dapat terbentuk hampir di semua
tampat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika (Munir, 1996).
Inceptisol dapat dibedakan berdasarkan great groupnya. Salah satu great group
dari Inceptisol adalah Tropaquepts. Tropaquepts adalah great group dari ordo tanah
Inceptisol dengan subordo Aquept yang memiliki regim suhu tanah isomesik atau
lebih panas. Aquept merupakan tanah-tanah yang mempunyai rasio natrium dapat
tukar (ESP) sebesar 15 persen atau lebih (atau rasio adsorpsi natrium, (SAR) sebesar
13 persen atau lebih pada setengah atau lebih volume tanah di dalam 50 cm dari
permukaan tanah mineral, penurunan nilai ESP (atau SAR) mengikuti peningkatan
kedalaman yang berada di bawah 50 cm, dan air tanah di dalam 100 cm dari
permukaan tanah mineral selama sebagian waktu dalam setahun (Soil Survey Staff,
1998)
c. Andisol
Andisol adalah salah satu jenis tanah yang relatif subur, namun mempunyai
tingkat jerapan P yang tinggi. Hal ini dikarenakan adanya mineral amorf seperti
spesifik yang luas (Tan, 1986). Tanah Andisol mempunyai unsur hara yang cukup
tinggi,sehingga tanah jenis ini baik untuk ditanami. Kebanyakan tanah Andisol
Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan vulkanik seperti abu
vulkan, batu apung, silinder, lava dan sebagainya, dan atau bahan volkanik lastik,
yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral “Short-range order” (alofan, imogolit,
18
ferihidrit) atau kompleks Al-humus. Dalam keadaan lingkungan tertentu, pelapukan
alumino silikat primer dalam bahan induk non-vulkanik dapat menghasilkan mineral
“Short-range order”, sebagian tanah seperti ini yang termasuk dalam Andisol
Tanah yang terbentuk dari abu vulkanik ini umumnya ditemukan didaerah
dataran tinggi (>400 m di atas permukaan laut). Jenis tanah ini banyak ditemukan di
dataran sekiar gunung api. Di Indonesia tanah ini dapat ditemukan di Sumatera Utara,
Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Maluku (Darmawijaya, 1990).
Proses pembentukan tanah yang utama pada Andisol adalah pelapukan dan
organik dan terjadinya kompleks bahan organik dengan Al merupakan sifat khas pada
tinggi lebih dari 1000 mdpl yang memiliki curah hujan antara 2.500-7000 mm/tahun.
Produktivitas tanah ini sedang hingga tinggi. Penggunaannya terutama untuk tanaman
d. Ultisol
sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan
diikuti di Sumatera (9.469.000 ha), Maluku dan Papua (8.859.000 ha), Sulawesi
(4.303.000 ha), Jawa (1.172.000 ha), dan Nusa Tenggara (53.000 ha). Tanah ini dapat
19
dijumpai pada berbagai relief, mulai dari datar hingga bergunung. Ultisol dapat
berkembang dari berbagai bahan induk, dari yang bersifat masam hingga basa.
Namun sebagian besar bahan induk tanah ini adalah batuan sedimen masam. Ultisol
dicirikan oleh adanya akumulasi liat pada horizon bawah permukaan sehingga
mengurangi daya resap air dan meningkatkan aliran permukaan dan erosi tanah
(Sevindrajuta, 2013).
oleh penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat seiring dengan kedalaman
tanah, reaksi tanah masam, dan kejenuhan basa rendah. Pada umumnya tanah ini
mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan bahan organik. Tanah ini
juga miskin kandungan hara terutama P dan kation-kation dapat ditukar seperti Ca,
Mg, Na, dan K, kadar Al tinggi, kapasitas tukar kation rendah, dan peka terhadap
lanjut hingga tanah bereaksi masam dan kejenuhan basa rendah sampai
2. Suhu yang cukup panas (lebih dari 8˚C) dan pencucian yang kuat dalam waktu
yang cukup lama. Akibatnya adalah terjadi pelapukan yang kuat terhadap
mineral mudah lapuk, dan terjadi pembentukan mineral liat sekunder dan
dan gibsit.
20
3. Lessivage (pencucian liat). Menghasilkan horison albik dilapisan atas
horison argilik merupakan hasil pembentukan setempat (in situ) dari bahan
mengandung bahan organik dan besi lebih tinggi daripada di daerah iklim
ke horison argilik.
permukaan tanah cukup tinggi dan menurun dengan kedalaman. Hal ini
ada di situ.
5. Pembentukan plinthite dan fragipan. Plinthite dan fragipan bukan sifat yang
subsoil di daerah tua. Plinthite terlihat sebagai karatan berwarna merah terang.
21
yang lebih dalam mempunyai kejenuhan basa rendah. Hal ini disebabkan
untuk menunjukkan adanya pencucian yang intensif dan agar klasifikasi tanah
besar, tanah ini telah dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit, karet dan hutan
tanaman industri, tetapi pada skala petani kendala ekonomi merupakan salah satu
e. Vertisol
macam bahan induk tanah, mineral liatnya didominasi oleh smektit, dan mempunyai
sifat yang retak-retak bila kering. Tanah Vertisol umumnya terbentuk dari bahan
sedimen yang mengandung mineral smektit dalam jumlah tinggi, di daerah datar,
Pembentukan tanah Vertisol terjadi melalui dua proses utama, pertama adalah
slickenside atau relief mikro gilgai. Dalam perkembangannya mineral 2:1 yang sangat
dominan dan memegang peran penting pada tanah ini. Komposisi mineral liat dari
Vertisol selalu didominasi oleh mineral 2:1, biasanya monmorilonit, dan dalam
jumlah sedikit sering dijumpai mineral liat lainnya seperti illit dan kaolinit. Tanah ini
lapisan atas dan bawah yang diakibatkan oleh kondisi basah dan kering yang disertai
22
pembentukan rekahan-rekahan secara periodik (Fanning and Fanning, 1989). Proses-
proses tersebut menciptakan struktur tanah dan pola rekahan yang sangat spesifik.
Ketika basah, tanah menjadi sangat lekat dan plastis serta kedap air, tapi ketika
kering, tanah menjadi sangat keras dan masif atau membentuk pola prisma
Secara kimiawi vertisol tergolong tanah yang relatif kaya akan hara karena
mempunyai cadangan sumberhara yang tinggi, dengan kapasitas tukar kation tinggi
juta hektar dan tersebar di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Lombok, Sumbawa,
Sumba dan Timor. Umumnya tanah vertisol baik untuk ditanami tebu, kapas,
untuk memudahkan dalam mengklasifikan ukuran tanah. Selain itu juga untuk dapat
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Contoh tanah yang tertampung di atas saringan
1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, sedang yang lolos saringan 0,5
Pengambilan contoh tanah merupakan tahap awal yang sangat penting dalam
uji tanah, karena dengan pengambilan contoh tanah yang benar akan menjamin
bahwa tanah yang dianalisis di laboratorium benar-benar mewakili areal yang akan
hasil analisis maupun rekomendasi yang diberikan akan menyimpang dari yang
23
seharusnya akibat tidak terwakilinya contoh tanah yang dianalisis. Contoh tanah
dapat diambil setiap saat, namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah
uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur
kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk
penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun,
hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal
yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara yang benar. Oleh karena itu
pengambilan contoh tanah merupakan tahap penting di dalam program uji tanah
(Harjdowigeno, 1993).
analisa di laboratorium. Metode atau pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai
dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu
24
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa penyiapan contoh tanah dalam
pengambilannya dibagi menjadi 3, yaitu contoh tanah utuh, contoh tanah tidak
utuh/terganggu, dan contoh dengan agregat utuh. Dari hasil penyiapan contoh tanah
tersebut digunakan dalam penetapan kadar air, derajat kerut dan pengenalan tanah
dengan indera.
B. Saran
contoh tanah secara langsung agar pemahaman lebih mendalam. Selain itu, praktikan
sebaiknya melakukan praktikum dengan serius dan kondusif agar mendapatkan hasil
yang akurat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta
Lampung.
Hanafiah, Kemas. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Akademika Pressindo.
Pairunan, A.K. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ujung Pandang : BKPT INTIM.
IndonesiaTimur
26
Saridevi, G.A.A.R, I Wayan D Atmaja, I Made Mega. 2013. Perbedaan Sifat Biologi
Soil Survey Staff. 2010. Karakteristik dan Permasalahan Tanah Marginal dari Batuan
145.
Sri, Turnamaya et al. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta.
Contoh Tanah. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar
27
Suganda, Husein. Rachman, Achmad .dan Sutono.2002. Petunjuk Pengambilan
Tan, Subharja. 1986. Ilmu Tanah dan Klasifikasi Dasar. PT Hardika Medika.
Bandung.
Waluyaningsih, S.R. 2008. Studi Analis Kualitas Tanah Pada Beberapa Penggunaan
28
LAMPIRAN
29
3. Contoh tanah andisol
30