Anda di halaman 1dari 5

Nilai:

PAPER PRAKTIKUM
LINGKUNGAN PERTANIAN BIOSISTEM
(2. Pengambilan Sampel Tanah)

Oleh :
Kelompok/Shift : 3 / TTA
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 11 Maret 2020
Nama (NPM) : Three Boy Sinaga 240110170051
Asisten Praktikum : 1. Alfi Khoiru Nisa
2. Jeremy Lion D. M
3. Muhammad Algi Ramadhan
4. Hestuning Halimbar
5. Rafly Adri Septian
6. Yessi Carolina
7. Dwi Rahayu Purbasari

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah sudah digunakan orang sejak dahulu karena semua orang yang hidup
di permukaan bumi mengenal wujud tanah. Pengertian tanah itu sendiri
bermacam-macam, akan tetapi karena luas penyebarannya apa sebenarnya yang
dimaksud tanah, akan ditemui bermacam-macam jawaban atau bahkan orang akan
bingung untuk menjawabnya. Masing-masing jawaban akan dipengaruhi oleh
pengetahuan dan minat orang yang menjawab dalam sangkut-pautnya dengan
tanah. Mungkin pengertian tanah antara orang yang satu dengan yang lain
berbeda. Misalnya seorang ahli kimia akan memberi jawaban berlainan dengan
seorang ahli fisika, dengan demikian seorang petani akan memberi jawaban lain
dengan seorang pembuat genteng atau batubata. Pada mulanya orang menganggap
tanah sebagai medium alam bagi tumbuhnya vegetasi yang terdapat di permukaan
bumi atau bentuk organik dan anorganik yang di tumbuhi tumbuhan, baik yang
tetap maupun sementara (Pairunan, 2007).
Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed soil) dilakukan di atas
permukaan tanah atau horizon, sedangakan pengambilan contoh tanah utuh
(undisturbed soil) sangat penting karena diperlukan untuk analisis sifat fisik
tanah. Pengambilan tanah utuh harus benar-benar diperhatikan dalam proses
dilapang (Khamdaandayu, 2009).
Tanah pada setiap lingkungan memiliki struktur dan pola yang berbeda-beda
pada setiap lingkungan dengan keadaan kandungan pH dan kandungan airnya
yang tidak sama. Kandungan kesuburan tanah itu berbeda-beda serta warna yang
berbeda antara tanah yang satu dengan yang lainnya, untuk itu perlu diperhatikan
dalam pengambilan sampel tanah utuh dan tidak utuh supaya hasil yang di peroleh
bisa terkontrol dengan baik untuk di uji di laboratorium (Kartasapoetra, 2008).

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah  untuk mengetahui teknik pengambilan contoh
tanah utuh dan tanah terganggu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Contoh Tanah Utuh (Undisturbed Soil)


Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan
yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang
berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan,
selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang
dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian,
tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan
tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur
hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan.
Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat
memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman (Kartasapoetra,2008).
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan
diteliti.  Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis meaui dua aspek, yaitu
fraksinasi. Mencari atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan
pengambilan contoh tanah dengan 3 cara yaitu : pengambilan dalam keadaan
agregat atau tanah utuh, pengambilan tanah tidak utuh atau terganggu (Husein
Suganda, 2012).
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan
sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik
tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat
fisik tanah di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang
dilakukan di laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh
tanah relatif lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di
lapangan bersifat destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti
terjadinya lubang bekas pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan
kompleksitas sistem yang ada di dalam tanah, dan sebagainya (Hanaafiah, 2010).
Agregat-agregat dalam tanah selalu dalam tingkatan perubahan yang continue
(Ahmad dan Fachri, 2010).
2.2 Tanah Tidak Utuh (Disturbed Soil)
Agregat-agregat dalam tanah selalu dalam tingkatan perubahan yang
continue. Pembasahan, pengeringan, pengolahan tanah, dan aktivitas biologis
semuanya berperan di dalam pengrusakan dan pembangunan agregat-agregat
tanah. Struktur lapisan oleh lapisan olah dipengaruhi oleh pengolahan praktis dan
dimana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman
yang mampu menjaga kemantapan agregasi tanah akan memberikan hasil yang
tinggi bagi produksi pertanian (Ahmad dan Fachri, 2010).
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari
komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antar agregat.  Tanah tersusun
dari tiga fase yaitu : fase padatan, fase cair, dan fase gas.  Fase cair dan gas
mengisi ruang antar agregat.  Stuktur tanah tergantung dari imbangan ketiga
faktor penyusunnya.  Ruang antar agregat disebut sebagai porus (jamak
pori).  Struktur tanah baik bagi perakaran apabia pori berukuran besar terisi
air.  Tanah yang gembur memiliki agregat yang cukup besar (Ali Kemas
Hanafiah, 2005).
Analisis contoh tanah bertujuan untuk menentukan sifat fisik dan kimia
tanah (status unsur hara tanah), mengetahui lebih dini adanya unsur-unsur beracun
didalam tanah, sebagai dasar penetapan dosis pupuk, dan kapur sehingga lebih
efektif, efisien dan rasional dan memperoleh database untuk program perencanaan
dan pengolahan tanah tanaman. Contoh tanah tidak utuh untuk
penetapan kandungan kadar air tanah, penetapan C-Organik tanah, penetapan
KTK tanah (Khamandayu, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Fachri. 2010. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Universitas Andalas: Padang

Ali Kemas Hanafiah, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada :


Jakarta.

Kartasapoetra. 2008. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas


Pertanian Universitas Padjajaran. Bandung.

Pairunan, 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi


Negeri Bagian Timur, Makassar.

Husein Suganda. 2012. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Halaman 13.

Anda mungkin juga menyukai