Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI DAN REKAYASA EKOLOGI TANAH


“Pengamatan Sifat Fisik Dan Kimia Tanah”

Oleh:
Nama : Wahyu Muhamad Azhar
NIM : D1D121026
Kelas :A
Kelompok :I

JURUSAN/PRODI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan media yang berguna dalam menunjang pertumbuhan


tanaman, suatu tanaman yang tumbuh akan bergantung pada tanah di karenanakan
tanah sebagai tempat tersedianya air dan unsur hara. Dari segi epidologi, sifat-sifat
tanah yang berkaitan dengan pertumbuhan tanaman, serta berbagai usaha yang
dilakukan untuk memperbaiki sifat sifat tanah seperti dilakukan pemupukan,
pengapuran dan lain-lain (Rosalina dan Maipauw, 2018).
Reaksi pH tanah perlu diketahui agar tanaman mendapatkan lingkungan pH
yang optimal. Sebagian tanaman dapat mentolerir adanya perubahan pH, namun
adapula tanaman yang tidak dapat mentolerir perubahan pH. Selain itu, ketersediaan
hara tanaman serta kelarutan Al dan Fe dapat dipengaruhi oleh pH tanah. Kelarutan
Al dan Fe yang tinggi disebabkan oleh pH yang sangat rendah, sehingga
menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal dan akan berdampak buruk pada
kesuburan tanah sehingga ketersediaan hara berkurang dan tanaman keracunan Al
dan Fe (Karamina et al., 2017).
Kadar pH tanah berhubungan atas ketersediaan hara dalam tanah. Apabila
unsur hara pH tanah telah diketahui, maka pemilihan jenis dan dosis pemupukan
dapat dilakukan. Hal ini meningkatkan efisiensi dan menekan kerugian akibat
pemupukan yang tidak sesuai (Siswanto, 2018).
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makain padat suatu tanah
makin tinggi bulk Density, yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus
akar tanaman Wawointana et al., (2020).
Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan
volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umumnya dinyatakan dalam gr/cm3.
Sedangkan bentuk density adalah berat suatu massa tanah persatuan volume tanpa
pori-pori tanah dengan gr/cm3 (Hanif et al., 2020).
Tekstur tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks yang terdiri
atas tiga fase yaitu, padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir 50% menempati
volume tanah yang terdiri atas bahan-bahan mineral dan bahan organik. Dalam tanah
terdapat pori-pori tanah yang berbeda antara butiran fase padat yang diisi oleh fase
cair dan gas. Data tekstur tanah juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air tanah,
retensi air, konduktifitas dan kekuatan tanah.
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti
tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan
sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan
diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua
pori terisi air. Nilainya dapat secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis
basah maupun basis kering (Kristina, 2018).

1.2.Tujuan dan Kegunaan

1. Untuk mengethui pH yang berada pada setiap grid pada transek pada suatu
penggunaan lahan.
2. Untuk mengetahu bulk density yang berada pada setiap grid pada transek pada
suatu penggunaan lahan.
3. Untuk mengetahui tekstur yang berada pada setiap grid pada transek pada suatu
penggunaan lahan.
4. Untuk mengetahui kadar air yang berada pada setiap grid pada transek pada
suatu pengguaan lahan.
Adapun kegunaan praktikum pH, bulk density, tekstur tanah, dan kadar air
memiliki peran penting dalam studi pertanian dan ilmu tanah. Pengukuran pH tanah
memberikan informasi mengenai tingkat keasaman atau kebasaan tanah, yang sangat
penting untuk menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan optimal.
Pengukuran bulk density atau kerapatan massa tanah memberikan gambaran tentang
sejauh mana tanah tersebut terkompaksi. Praktikum tekstur tanah membantu
mengidentifikasi proporsi relatif dari partikel tanah seperti pasir, lumpur, dan debu.
Pengukuran kadar air tanah memberikan informasi tentang ketersediaan air bagi
tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan sifat tanah yang berkaitan dengan tanaman yaitu sifat fisik dan
sifat kimia tanah. Sifat fisik tanah antara lain tekstur dan struktur tanah. Sifat kimia
tanah antara lain pH tanah dan kandungan unsur hara. Kandungan hara terdiri dari
nitrogen , phosphor, kalium dan bahan organik. Sifat fisik dan kimia tanah sangat
menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang di budidayakan.
Kekurangan unsur hara tanah dapat di perbaiki melalui pemberian pupuk organik
dan anorganik baik fisika, kima dan biologi tanah. Penyerapan unsur hara sangat di
pengaruhi oleh kerapatan akar yang tinggi serta rambut-rambut akar yang panjang
(Marschner, 1995).
Reaksi tanah (pH) tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah yang sangat
penting karena berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Nilai pH diukur
denganskala 0-14, pH pada skala 7 dinyatakan netral, pH di bawah 7 dinyatakan
sebagai masam (acid), pH di atas 7 dinyatakan sebagai basa (alkaline) Tanaman pada
umumnya menghendaki pH tanah yang sedikit masam hingga netral atau antara pH
6 – 7 (Khairuna et al., 2015).
Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan
volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umumnya dinyatakan dalam gr/cm3.
Sedangkan bentuk density adalah berat suatu massa tanah persatuan volume
tanpa pori-pori tanah dengan gr/cm3 (Hanif et al., 2020).
Sampel tanah yang diambil untuk menentukan berat jenis pasir halus diambil
dengan hati-hati dari dalam tanah. Bulk density ditentukan dengan mengukur massa
tanah di udara dan massa air demikian pula halnya dengan berat per satuan
volumenya. (Arsyad, A.R., 2004).
Bulk Density dipengaruhi oleh faktor-faktor tekstur, struktur dan kandungan
bahan organik sehingga bulk density dengan cepatnya berubah karena pengolahan
tanah dan praktek budidaya (Logsdon dan Karlen, 2004). Hubungannya dengan
tekstur adalah liat memiliki pori yang kecil karena tingkat kepadatannya tinggi
sehingga berpengaruh terhadap BD nya, sama juga halnya dengan struktur tanah
(Lee et al., 2009).
Ketersediaan bahan organik juga berpengaruh hal ini disebabkan karena
semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam tanah maka semakin tinggi BD
nya. (Harahap et al., 2018).
Tekstur tanah adalah kondisi tingkat kehalusan tanah yang terjadi sebab adanya
perbedaan komposisi kandungan fraksi liat, pasir dan debu yang terkandung pada
tanah. Sedangkan infiltrasi adalah suatu proses masuknya air ke dalam tanah secara
vertikal melalui permukaan tanah.
Tekstur tanah merupakan selat yang sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman dan sifat fisika tanah lainnya. Secara keseluruhan sifat-sifat fisik
tanah ditentukan oleh ukuran dan komposisi partikel oleh hasil pelapukan bahan
penyusun tanah. Jenis dan perbandingan penyusun tanah kemampuan keseimbangan
antara suplai air dan intensitas kimiawi (Kemas, 2014).
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah, biasanya dinyatakan dengan
berat kering (Sutanto, 2015).
Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah setelah
kelebihan air gravitasi keluar dan dinyatakan secara signifikan, biasanya dinyatakan
dengan persentase berat (Sutanto, 2015).
Pengujian kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
metode gravimetry danmetode sensor listrik. Pengujian kadar air tanah biasanya
menggunakan metode gravimetry, metode ini dilakukan di laboratorium untuk menguji
kadar air tanah dan membutuhkan waktu 1 x 24 jam, sehingga menghasilkan kondisi
kadar air tanah yang belum tentu sesuai dengan kondisi lapangan, dikarenakan kadar
air sudah mengalami perubahan sebagai akibat cara pengambilan sampel tanah dan
transportasi. Pengujian kadar air tanah menggunakan metode gravimetry tidak
memberikan nilai kadar air tanah yang sesuai di lapangan maka perlu pengujian kadar
air tanah langsung di lapangan dengan menggunakan salah satu metode sensor listrik
yaitu gypsum block, dimana alat inimerupakan sebuah alat sensor uji kelembaban atau
kelengasan tanah yang sudah digunakan dalam bidang pertanian dan terbuat
dari campuran air, serbuk gipsum, kawat jaring (wire mesh) dan kabel speaker dan juga
dipasang langsung di lapangan setelah dikalibrasi secara individu.Pengujian
metodegravimetry dan metode gypsum block sangat berbeda sehingga menghasilkan
nilai kadar air tanah yang berbeda juga. Hasil dari pengujian tersebut memiliki selisih
sehingga perlu di lakukan perbandingan pengujian antara kedua metode tersebut
berdasarkan variasi kedalaman. (Sir et all 2016).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 November 2023 pada pukul
07.00 wita-Selesai yang berlokasi di Laboratorium Lapangan Lahan II Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo, kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan ring sampel, zipper pack, cangkul, pisau, wadah gelas,
jerigen, timbangan, alumunium foil, oven, alat tulis menulis, camera, pH lakmus,
stopwacth, saringan dan kertas label.
Bahan yang digunakan adalah air bersih dan sampel tanah.

3.3. Prosedur Kerja

1. Mengambil sampel tanah pada setiap grid.


2. Untuk pH dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah dan di letakkan pada
wadah gelas, lalu di tambahkan air dan diaduk lalu tunggu 15 menit. Setelasnya
di celupkan pH lakmus selama 5 detik dan diangkat lalu catat pH setelah di
ketahui.
3. Untuk tesktur di lakukan dengan cara mengambil bongkahan tanah dan di
tambahkan air secukupnya lalu di rasakan teksturnya dan di catat setelah di
ketahui.
4. Untuk bulk density di lakukan dengan cara di timbang sampel tanah sebanyak
20 g, yang telah di homogenkan dan di letakkan pada alumunium foil.
Selanjutnya di oven dengan selang waktu sekitar 40 menit dan di timbang. Hasil
yang di peroleh setelah berat sampel tanah menjadi konstan.
5. Untuk kadar air di lakukan dengan cara di timbang sampel tanah sebanyak 10
g, dan di letakkan pada alumunium foil. Selanjutnya di oven dengan selang
waktu sekitar 40 menit san di timbang. Hasil yang di peroleh setelah berat
sampel tanah menjadi konstan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1.1. Hasil Pengamatan Ph, Bulk Density, Tekstur dan Kadar Air

Grid
No Jenis pengamatan
1 3 5 7 9

1 Ph Tanah 6 6 6 6 6

2 Bulk Density 5,924 6,483 6,722 6,882 7,001

3 Tekstur SClL SClL SClL SClL SClL

4 Kadar Air 0,135 0,135 0,135 0,135 0,135

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil tabel hasil pengamatan pH, bulk density, tekstur dan kadar
air. terdapat 5 untuk pH Grid yaitu Grid 1 memiliki nilai pH yaitu 6 dengan kriteria
agak masam, pada Grid 3 memiliki nilai pH yaitu 6 dengan kriteria agak masam, pada
Grid 5 memiliki nilai pH yaitu 6 dengan kriteria agak masam, pada Grid 7 memiliki
nilai pH yaitu 6 dengan kriteria agak masam, pada Grid 9 memiliki nilai pH yaitu 6
dengan kriteria agak masam.
Berdasarkan hasil tabel hasil pengamatan pH, bulk density, tekstur dan kadar
air. Terdapat 5 Grid untuk bulk density yaitu Grid 1memiliki nilai bulk density yaitu
5,924, pada Grid 3 memiliki nilai bulk density yaitu 6,483, pada Grid 5 memiliki nilai
bulk density yaitu 6,722, pada Grid 7 memiliki nilai bulk density yaitu 6,882, pada Grid
9 memiliki nilai bulk density yaitu 7,001.
Berdasarkan hasil tabel hasil pengamatan pH, bulk density, tekstur dan kadar
air. Terdapat 5 Grid untuk tekstur yaitu Grid 1 memiliki kelas tekstur yaitu lempung
liat berpasir (SClL), pada Grid 3 memiliki kelas tekstur yaitu lempung liat berpasir
(SClL), pada Grid 5 memiliki kelas tekstur yaitu lempung liat berpasir (SClL), Pada
Grid 7 memiliki kelas tekstur yaitu lempung liat berpasir (SClL), pada Grid 9 memiliki
kelas tekstur yaitu lempung liat berpasir (SClL).
Berdasarkan hasil tabel hasil pengamatan pH, bulk density, tekstur dan kadar
air. Terdapat 5 Grid untuk kadar air tanah yaitu Grid 1 memiliki kadar air tanah yaitu
0,135, pada Grid 3 memiliki kadar air tanah yaitu 0,135, pada Grid 5 memiliki kadar
air tanah yaitu 0,135, pada Grid 7 memiliki kadar air tanah yaitu 0,135, pada Grid 9
memiliki kadar air tanah yaitu 0,135.
Kesehatan tanah sangat dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara empat
faktor utama, yaitu pH, bulk density (densitas tanah), tekstur tanah, dan kadar air tanah.
pH tanah, sebagai indikator tingkat keasaman atau kebasaan tanah, memiliki dampak
langsung pada ketersediaan nutrisi bagi tanaman dan aktivitas mikroba dalam tanah.
Sementara itu, bulk density tanah, atau densitasnya, memainkan peran kunci dalam
porositas tanah dan pertukaran gas di antara tanah dan atmosfer. Tanah dengan densitas
tinggi dapat mengurangi porositas dan membatasi pertumbuhan akar tanaman.
Tekstur tanah, yang mencakup proporsi pasir, debu, dan liat, mempengaruhi
kemampuan tanah untuk menyimpan dan mengalirkan air. Tanah dengan tekstur liat
umumnya memiliki retensi air yang lebih tinggi, sementara pasir cenderung lebih
permeabel. Kadar air tanah, sebagai parameter dinamis, sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman yang optimal. Kondisi tanah yang terlalu kering atau terlalu
basah dapat merugikan tanaman. Dengan memahami keterkaitan ini, manajemen tanah
yang efektif dapat diterapkan untuk memastikan kondisi tanah yang mendukung
pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik dan kimia tanah, seperti pH, bulk
density, tekstur, dan kadar air, ditemukan bahwa kesehatan tanah sangat dipengaruhi
oleh interaksi kompleks antara faktor-faktor tersebut . Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pH tanah cenderung agak masam, bulk density berkisar antara 5,924 hingga
7,00, dan tekstur tanah termasuk dalam kategori SClL. Kadar air tanah relatif stabil
pada nilai 0,135. Dari hasil analisis ini, disarankan untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas lahan, terutama lahan pertanian, guna meningkatkan produktivitas pertanian
dan memperoleh hasil tanaman yang optimal . Hal ini sejalan dengan temuan dari
penelitian lain yang menunjukkan bahwa manajemen tanah yang efektif dapat
mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif . Oleh karena itu, perlu
dilakukan manajemen tanah yang tepat untuk memastikan kondisi tanah yang
mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif . Praktikum ini
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pengelolaan tanah yang
efektif untuk mencapai hasil pertanian yang optimal.

5.2. Saran

Saran saya adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lahan khususnya untuk
lahan yang akan di gunakan sebagai lahan pertanian agar produktivitas pertanian
meningkat dan memperoleh hasil taanam yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A.R., 2004. Pengaruh Olah Tanah Konservasi Dan Pola Tanam Terhadap
Sifat Fisika Tanah Ultisol Dan Hasil Jagung [The Effect Of Conservation
Tillage And Cropping System On Physical Soil Properties And Maize Yield].
Jurnal Agronomi, 8(2), pp.111-116.

Fadhli R., Totoh. 2020., Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Kapasitas Infiltrasi Pada
Daerah Pengembangan Permukiman Di kecamatan Kuranji Kota Padang,
Jurnal Teknik Sipil universitas Syiah Kuala, Vol. 11 No.1

Hanif, A., Harahap, F.S., Novita, A., Rauf, A., Oesman, R. And Hernosa, S.P., 2020,
February. Conservation Soil Processing Test on The Improvement of Soil
Physics Properties. In Proceeding International Conference Sustainable
Agriculture and Natural Resources Management (ICoSAaNRM),
Vol. 2, No. 01.

Harahap, F.S., Rauf, A., Susanti, R., Afriani, A. and Fuad, C., 2018. Pengujian
Pengolahan Tanah Konservasi Dengan Pemberian Mikoriza Serta Varietas
Kacang Tanah Terhadap Sifat Kimia Tanah. In Prosiding Seminar Nasional
Pertanian, Vol. 1, No. 1.

Karamina, H., Fikrinda, W., & Murti, A. T. 2017. Kompleksitas pengaruh temperatur dan
kelembaban tanah terhadap nilai pH tanah di perkebunan jambu biji varietas kristal
(Psidium guajava l.) Bumiaji, Kota Batu. Kultivasi,16(3)

Kemas, 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Akademika Pressindo Jakarta.

Khairuna, K., Syafruddin, S., & Marlina, M. 2015. Pengaruh fungi mikoriza arbuskular
dan kompos pada tanaman kedelai terhadap sifat kimia tanah. Jurnal Floratek,
10(1), 1-9.
Kristina, M. 2018. Alat Pengatur Kelembaban Tanah secara Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Atmega.

Lee, J., Hopmans, J.W., Rolston, D.E., Baer, S.G. and Six, J., 2009. Determining soil
carbon stock changes: simple bulk density corrections fail. Agriculture,
Ecosystems & Environment, 134(3-4), pp.251-256.

Rosalina, F., dan N. J. Maipauw. 2019. Sifat kimia tanah pada beberapa tipe vegetasi.
Median: Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta, 11(1), 1-9.

Sir M. W. T., I Made U., Sari R. I., 2016 Perbandingan Pengukuran Kadar Air Tanah
Lempung Menggunakan Metode Gravimetri dan Metode Gypsum Block
berdasarkan Variasi Kedalaman. Jurnal Teknik Sipil, Vol V, No. 2.

Siswanto, B. 2019. Sebaran unsur Hara N, P, K dan Ph dalam tanah. jurnal


BuanaSains, 18(2), 109- 124.

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.


Yogyakarta: Kanisius.

Wawointana, A.C., Pongoh, J. and Tilaar, W., 2018. PENGARUH Varietas Dan
Jenis Pengolahan Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung
(Zea mayz, L.). JURNAL Lppm Bidang Sains Dan Teknologi, 4(2), pp.79-83.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai