Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI DAN REKAYASA EKOLOGI TANAH


“Komunitas Mikroarthopoda Tanah”

Oleh:
Nama : Wahyu Muhamad Azhar
NIM : D1D121026
Kelas :A
Kelompok :I

JURUSAN/PRODI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekosistem tanah memiliki komponen yang relatif komplek dan saling berkaitan
satu sama lain, yaitu komponen abiotik dan biotik Komponen abiotik dapat. berupa
kelembaban, suhu tanah, sinar matahari, unsur hara, bahan organik dan anorganik.
Sedangkan komponen biotik dapat berupa fauna tanah, yaitu organisme yang terlibat
dalam berbagai proses tanah antara lain; degradasi bahan organik, aliran unsur hara,
pengendalian populasi organisme patogen, memperbaiki sifat tanah, dan pencampuran
bahan organik tanah (Sulistyorini et all. 2021).
Fauna tanah merupakan salah satu organisme penghuni tanah yang berperan
penting dalam ekosistem tanah. Fauna tanah mempunyai peran yang sangat beragam
dalam habitatnya, antara lain sebagai dekomposer, herbivor, detrivor, maupun
predator. Kelompok fauna tanah dapat dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, yaitu
mikrofauna, mesofauna dan makrofauna. Kelompok mesofauna memiliki ukuran tubuh
0,2-2 mm contohnya mikroartropoda. Jumlah mikroartropoda ditemukan melimpah di
dalam tanah dan beberapa jenis sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan tanah,
sehingga mikroartropoda dapat dijadikan bioindikator. (Larasati et all 2016.

1.2.Tujuan dan Kegunaan

1. Mensampling, mengangkut, dan menyiapkan sampel mikroarthopoda untuk


diidentifikasi.
2. Mengidentifikasi kelompok taksonomi mikroarthopoda tanah, dan mengestimasi
kerapatan dan keragaman komunitas mikroarthopoda tanah.
3. Menganalisis pengaruh mikrohabitat dan menguji perbedaan kerapatan dan
keragaman mikroarthopoda tanah antara mikrohabitat.
4. Mengelompokkan mikrohabitat berdasarkan komunitas mikroarthopoda tanah.
5. Menganalisis saling-hubungan antara mikrohabitat dengan kelompok
mikroarthopoda tanah.
Praktikum mikroarthropoda memiliki kegunaan yang signifikan dalam ekologi
tanah dan keanekaragaman hayati. Dengan mengumpulkan dan mengidentifikasi
mikroarthropoda, praktikan dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang komposisi dan struktur komunitas di ekosistem tanah. Selain itu, praktikum ini
dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak perubahan lingkungan atau tindakan
manusia terhadap keberagaman mikroarthropoda. praktikum ini juga bermanfaat dalam
pendidikan, membantu memahami peran penting mikroarthropoda dalam menjaga
keseimbangan ekosistem tanah. Dengan demikian, praktikum mikroarthropoda tidak
hanya memberikan wawasan mendalam tentang ekologi mikroarthropoda, tetapi juga
memiliki implikasi praktis dalam keberlanjutan lingkungan dan pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroartropoda tanah merupakan komponen penting dari ekosistem tanah yang


jumlah individu jenisnya sangat melimpah dan beranekaragam. Mikroartropoda tanah
dengan jumlah mereka yang sangat melimpah memainkan peran penting dalam
beberapa proses yang terjadi di dalam tanah seperti dekomposisi bahan organik, siklus
hara dan energi serta proses pembentukan tanah.(Aulia et all 2016).
Salah satu bagian kelompok terbesar darifauna tanah yang hidup di dalam
tanah adalah mikroartropoda tanah. Mikroartropoda tanah merupakan komponen
penting dari ekosistem tanah yang jumlah individu jenisnya sangat melimpah
dan beranekaragam. Mikroartropoda tanah dengan jumlah mereka yang
sangat melimpah memainkan peran penting dalam beberapa proses yang terjadi
di dalam tanah seperti dekomposisi bahan organik, siklus hara dan energiserta proses
pembentukan tanah. .(Aulia et all 2016).
Diantara kelompok hewan tanah, Arthropoda memiliki kepadatan dan
kelimpahan yang tertinggi pada ekosistem tanah. Kelompok Arthropoda yang biasa
dijumpai adalah Insecta, Arachnida dan Myriapoda. Kelompok Insecta yang paling
banyak ditemukan adalah Collembola, sedangkan dari kelompok Arachnida yang
paling banyak ditemukan adalah Acarnia (Wallwork, 1970 ; Baror, 1976). Hewan tanah
mempunyai peranan yang sangat penting terutama pada dekomposisi mineral organik,
sehingga sangat menentukan siklus material tanah. Buchman dan Bradi (1982),
mengatakan bahwa hewan tanah berperan dalam mempercepat penyediaan hara dan
sumber bahan organik tanah.(Febrita et all 2008).
Mikroarthropoda merupakan invertebrata kecil yang hidup di tanah dan lapisan
serasah. Di lantai hutan setiap meter persegi mengandung ratusan hingga ribuan
individu mikroarthropoda dengan spesies yang berbeda-beda. Mikroarthropoda
mempunyai peranan penting dalam proses dekomposisi. Mikroarthropoda berperan
dalam fragmentasi serasah tanaman. Hasil fragmentasi menyebabkan meningkatnya
luas permukaan yang pada gilirannya meningkatkan aktivitas mikroba.(Tri et all 2015).
Keanekaragaman komunitas ditandai oleh banyaknya spesies organisme yang
membentuk komunitas tersebut, semakin banyak jumlah spesies semakin tinggi
keanekaragamannya. Keanekaragaman spesies yang tinggi akan memungkinkan terjadi
rantai makanan lebih panjang dan peluang lebih besar untuk terjadinya interaksi antar
anggota penyusunnya, sehingga kondisi lingkungan menjadi stabil.(Putri et all 2017).
Aktivitas dan keberadaan mikroartropoda tanah yang melimpah akan
meningkatkan kesuburan tanah, transport material organik, pembentukan humus dan
perbaikan struktur tanah. Bersama dengan fauna tanah lainnya, mikroartropoda tanah
melakukan dekomposisi berbagai bahan organik.(Hadi 2020).
Beberapa taksa mikroartropoda tanah adalah Acari, Oribatida, Prostigmata,
Mesostigmata, Astigmata, Collembola, Onychiurus, Hypogastrura, Paranura, Podura,
Entomobrya, Isotomidae, Pseudonurophorus, Tomocerus, Sminthurus.(Hadi 2020).
Mikroartropoda dapat berdampak langsung pada kesehatan tanah dan tanaman
dengan memakan organisme hama atau menjadi mangsa alternatif bagi artropoda
predator yang lebih besar. Secara tidak langsung, mikroartropoda memediasi
kemampuan tanaman untuk melawan atau mentoleransi serangga hama dan penyakit
dengan memicu resistensi dan/atau mengoptimalkan keseimbangan nutrisi tanaman.
Ada kemungkinan bahwa berbagai mekanisme dan jenis interaksi berkontribusi
terhadap dampak mikroartropoda terhadap pemberantasan hama dan perlindungan
tanaman di antara ekosistem pertanian.(Deborah et all 2019).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 November 2023 pada pukul
07.00 wita-Selesai yang berlokasi di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo, kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.2.Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu mikroskop, pipet tetes, cawan petri, kamera, alat
tulis, kaca preparat dan cover glass.
Bahan yang digunakan adalah sampel tanah yang sudah di ekstraksi, alkohol
70%, dan tisu.

3.3.Prosedur Kerja

1. Ikuti tata kerja nomor i-xiii pada praktikum II tentang komunitas makrofauna
tanah.
2. Dari Gambar 2 skema untuk sampling makrofauna tanah tambahkan titik
sampling untuk komunitas mikroarthropoda tanah di sekitar tiap momolith,
seperti yang disajikan pada Gambar 4 dibawah ini.
3. Sampel mikroarthropoda tanah diterok menggunakan silinder yang terbuat dari
stainles steel berdiameter 4,8 cm dan kedalaman tanah 15 cm.
4. Tanah dalam silinder dimasukan ke dalam kantong plastik cetik, kemudian
kantong plastik cetik berisi tanah dimasukan kedalam kotak berpendingin,
selanjutnya diangkut ke laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo.
5. Setiba di laboratorium, tiap sampel tanah langsung diproses dalam ekstraktor
tipe Berlese-Tullgren pada temperatur ruang ekstraktor 38 – 400C selama 5
hari.
6. Mikroarthropoda yang terperangkap dalam botol koleksi berisi larutan
pengawet etanol 70% diambil, lalu dimasukan ke dalam botol lain berisi
alkohol 70%. Bersamaan dengan itu botol koleksi dibilas alkohol 70%, hingga
seluruh mikroarthropoda yang tertinggal masuk ke dalam botol penyimpan.
7. Dua tetes larutan glyserin 5% (teknis) ditambahkan ke dalam botol penyimpan.
Koleksi mikroarthropoda disortir dan dihitung menggunakan bantuan
mikroskop bedah.
8. Setiap individu mesofauna dibersihkan dalam larutan KOH 10% sebelum
identifikasi dilaksanakan. Sediaan mesofauna di-mounting dengan campuran
50 g chloral hydrate, 30 g gum arabic, 20 ml glycerol, dan 50 ml aquades,
kemudian sediaan dikeringkan pada temperatur 700C.
9. Morfospesies spesimen Collembola diidentifikasi sampai tingkat suku, Acari
sampai tingkat sub-ordo, dan Diptera dewasa sampai tingkat suku.
10. Jumlah individu tiap kelompok taksonomi di hitung, dan dicatat dalam tabel
pengamatan (Tabel 1).
11. Selanjutnya dihitung kerapatan tiap takson makrofauna tanah dari tiap
penggunaan lahan untuk tiap metode ekstraksi. Kerapatan takson dinyatakan
dalam individu per m2 .
12. Selanjutnya dihitung kekayaan takson dan indeks keragaman komunitas
makrofauna tanah dari tiap penggunakan lahan. Indeks keragaman (Morris et
al, 2014) yang dihitung meliputi:
a) Kekayaan takson dinyatakan dengan :
S = Jumlah takson
b) Indeks keragmaan Shanon-Weiner dihitung menggunakan rumus:
H’ = − ∑ Pi ln Pi
Dengan keterangan: H´ menyatakan Indeks keragaman Shanon; Pi
menyatakan proporsi individu yang termasuk dalam takson i dari suatu
sampel; Pi = n i- N, dengan ni menyatakan jumlah individu takson ke-i;
dan N menyatakan jumlah total individu seluruh takson dalam sampel.
c) Indeks keragaman Simpson (D1) dihitung menggunakan rumus:
D1 = 1 − ∑ Pi2
Dengan keterangan : D1 menyatakan indeks keragaman Simpson; Pi
menyatakan proporsi individu yang termasuk dalam takson i dari suatu
sampel; Pi = ni : N , dengan ni menyatakan jumlah individu takson ke-
i; dan N menyatakan jumlah total individu seluruh takson dalam sampel.
d) Indeks dominansi Simpson’s (D2) dihitung menggunakan rumus:
D2 = 1/ ∑ Pi2
Dengan keterangan: D2 menyatakan indeks dominansi Simpson’s; Pi
menyatakan proporsi individu yang termasuk dalam takson i dari suatu
sampel; Pi = ni : N , dengan ni menyatakan jumlah individu takson ke-
i; dan N menyatakan jumlah total individu seluruh takson dalam sampel.
e) Indeks kemerataan (evenness) Simpson’s (E) dihitung menggunakan
rumus:
E = D2/S
Dengan keterangan: E menyatakan Indeks kemerataan Simpson’s; D2
menyatakan Indeks dominansi Simpson’s, dan S menyatakan kekayaan
takson.
f) Indeks dominansi Berger-Parker dihitung menggunakan nilai Pmaks
adalah proporsi individu takson makrofauna tanah yang paling banyak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Analisis

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :


Tabel 4.1.1. Hasil Pengamatan Mikroarthopoda Tanah

Jumlah

Individu Tiap
Kelas Ordo Taksa Ket
Grid

1 3 5 7 9

Trombidiformis Leptotrumbidium 1 0 0 0 0

Arachnida

Mesostigmata Pachylaepidae 0 0 0 0 1

Arthopoda Podumorpha Conaenalostes 0 1 0 0 0


Serangga Diptera Cecidomyiidae 0 0 1 1 0

Tabel 4.1.2. Indeks Keragaman Mikroarthopoda Tanah

Jumlah Individu Tiap Grid/0,0625m2


Taksa
1 3 5 7 9

Leptotrumbidium 1 0 0 0 0

Pachylaepidae 0 0 0 0 1

Conaenalostes 0 1 0 0 0

Cecidomyiidae 0 0 1 1 0

Jumlah Individu Tiap Grid/m2


Taksa
1 3 5 7 9

Leptotrumbidium 16 0 0 0 0

Pachylaepidae 0 0 0 0 16

Conaenalostes 0 16 0 0 0

Cecidomyiidae 0 0 16 16 0
JumlahIndividuTiap

Taksa Grid/0,0625m2 Total ni/N ln Pi Pi*ln Pi Pi^2

G1 G3 G5 G7 G9

Leptotrumbidium 16 0 0 0 0 16 3,2 1,1632 3,7221 10,24

Pachylaepidae 0 0 0 0 16 16 3,2 1,1632 3,7221 10,24

Conaenalostes 0 16 0 0 0 16 3,2 1,1632 3,7221 10,24

Cecidomyiidae 0 0 16 16 0 32 6,4 1,8563 11,8803 40,96

IndeksKeanekaragaman (H’) -22,0466

IndeksKeragaman Simpson (D1) -70,68

IndeksDominansi Simpson’s (D2) 0,014

Indekskemerataan (evenness) 0,002


Simpson’s (E)

4.2.Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.1.1. hasil pengamatan mikroarthopoda tanah di


laboratorium agronomi di dapatkan 5 individu dari 4 ordo dan 4 taksa pada transek
dengan 5 grid. Taksa mikroarthopoda tanah yang paling banyak di temukan yaitu
Cecidomyiidae. Adapun mikroarthopoda tanah yang sedikit di temukan yaitu taksa
Leptotrumbidium, Pachylaepidae, dan Conaenalostes.
Pada transek dengan 5 grid, yaitu grid 1 di dapatkan 1 individu dari 1 ordo dan
1 taksa, yaitu taksa Leptotrumbidium dengan ordo Trombidiformis. Pada grid 3 di
dapatkan 1 individu dari 1 ordo dan 1 taksa, yaitu taksa Conaenalostes dengan ordo
Podumorpha. Pada grid 5 di dapatkan 1individu dari 1 ordo dan 1 taksa, yaitu taksa
Cecidomyiidae dengan ordo Diptera. Pada grid 7 di dapatkan 1 individu dari 1 ordo
dan 1 taksa, yaitu taksa Cecidomyiidae dengan ordo Diptera. Pada grid 9 di dapatkan
1 individu dari 1 ordo dan 1 taksa, yaitu taksa Pachylaepidae dengan ordo
Mesostigmata.
Berdasarkan tabel 4.1.2. indeks keragaman mikroarthopoda tanah masuk
kategori rendah (H<1) hal tersebut menandakan bahwa produktifitas sangan rendah dan
sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil. Sedangkan
indeks dominasi simpson yaitu di dapatkan nilai 0,014 masuk kategori rendah,
dominasi yang rendah menandakan bahwa tidak ada makrofauna yang dominan di
lokasi tersebut dan indeks kemerataan di dapatkan nilai 0,002 artinya semakin kecil
keseragaman populasi dimana penyevaran individu setiap spesies tidak sama dan
kekayaan individu yang dimiliki masing-masing spesies sangat berbeda.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan mikroarthropoda tanah di laboratorium


agronomi, ditemukan 5 individu dari 4 ordo dan 4 taksa pada transek dengan 5 grid.
Taksa mikroarthropoda tanah yang paling banyak ditemukan adalah Cecidomyiidae,
sedangkan taksa yang sedikit ditemukan adalah Leptotrumbidium, Pachylaepidae, dan
Conaenalostes. Pada transek dengan 5 grid, ditemukan 1 individu dari 1 ordo dan 1
taksa pada setiap grid, dengan taksa yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan
keanekaragaman mikroarthropoda tanah yang cukup tinggi di lokasi pengamatan .
Selain itu, indeks keanekaragaman (H’) sebesar 22,0466 menunjukkan tingkat
keanekaragaman yang tinggi, sedangkan indeks keragaman Simpson (D1) sebesar
70,68 menunjukkan tingkat keragaman yang tinggi pula. Namun, indeks dominansi
Simpson’s (D2) sebesar 0,014 menunjukkan tingkat dominansi yang rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa komunitas mikroarthropoda tanah di lokasi pengamatan memiliki
keanekaragaman dan keragaman yang tinggi serta dominansi yang rendah .
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunitas mikroarthropoda tanah
di lokasi pengamatan memiliki tingkat keanekaragaman dan keragaman yang tinggi,
serta tingkat dominansi yang rendah, menunjukkan keseimbangan ekosistem yang
baik.

5.2. Saran

Saran saya untuk praktikum pengamatan mikrorthopoda mungkin untuk


asistennya lebih detail untuk menjelaskan maksud tujuan dilakukannya praktikum
mikroarthopoda tanah agar para praktikan bisa memahami peran dan fungsi
mikroarthopoda di dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia S .H., Mochamad H., dan Rully R., 2016, Struktur Komunitas Mikroartropoda
Tanah di Lahan Pertanian Organik dan Anorganik di Desa Batur Kecamatan
Getasan Salatiga, BIOMA, Desember, Vol. 18, No. 2

Deborah A. Neher, and Mary E. Barbercheck, Soil Microarthropods and Soil Health:
Intersection of Decomposition and Pest Suppression in Agroecosystems,
2019, vol 10, 414

Febrita E., Suwondo, & Eka M. 2008, Struktur Komunitas Arthopoda Dalam Tanah
Pada Areal Perkebunan Karet ( Havea bransiliaensis) Di Kec. Inuman Kab.
Kuantan Singingi- Riau, Jurnal Pilar Sains, Vol. 7, No.1

Hadi M., 2020, Tingkat Kesamaan Mikroarthropoda Tanah di Ekosistem Lahan


Pertanian Organik dan Anorganik, Jurnal Akademika Biologi, Vol. 9 No.1

Larasati W., Rully R. dan Mochamad H., 2016, Struktur Komunitas Mikroartropoda
Tanah Di Lahan Penambangan Galian C Rowosari, Kecamatan Tembalang,
Semarang, Jurnal Biologi, Vol. 5 No. 1

Putri D. F. A., Z. Kusuma, dan E. Arisoesilaningsih, 2017, Kajian Diversitas


Makrofauna Dan Mesofauna Tanah Pada Sawah Padi Semiorganik Dan
Konvensional Di Kabupaten Malang, Jawa Timur Indonesia, Jurnal
Kesehatan dan Sains, Vol. 1 No. 1

Sulistyorini E., Rahayu W., dan Sugeng S., 2021, Kelimpahan Fauna Tanah pada
Ekosistem Pascabakar Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat, Indonesia, Agro Bali : Agricultural Journal, Vol. 4 No. 3

Tri T W., Rahayu W., dan Dwi A. S., 2015, Kelimpahan Dan Keanekaragaman
Mikroarthropoda Pada Mikrohabitat Kelapa Sawit, J. Tanah Lingk., 17 (2)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai