Anda di halaman 1dari 6

I.

Tanggal Praktikum : 1-3 Maret 2022

II. Judul Praktikum : Hewan dalam Tanah (Populasi Cacing Tanah)

III. Tujuan Praktikum :

Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu:

1. Mengetahui berbagai jenis populasi hewan tanah dan cacing tanah.

IV. Dasar Teori :

Tanah merupakan habitat berbagai jenis biota tanah seperti mikroba

(bakteri, fungi, aktonomicetes, mikroflora dan protozoa) serta fauna tanah.

Masing-masing biota tanah mempunyai fungsi yang khusus. Setiap kelompok

fauna mempunyai fungsi ekologis yang khusus. Keanekaragaman biota dalam

tanah dapat digunakan sebagai indikator biologis kualitas tanah. Fauna tanah

memiliki peran yang sangat penting di dalam tanah (Hasyimuddin: 2020: 186).

Organisme yang hidup di dalam tanah ada yang bermanfaat, ada yang

mengganggu, dan ada pula yang tidak bermanfaat tetapi juga tidak

mengganggu. Organisme yang bermanfaat antara lain cacing tanah dan bakteri

tertentu yang dapat mengubah CO (karbon monoksida) yang beracun menjadi

CO2 (karbon dioksida) atau mengikat N dari udara. Keberadaan mesofauna dan

makrofauna dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energi dan

sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organik dan

biomassa hidup yang seluruhnya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam

tanah. Dengan ketersediaan energi dan hara bagi mesofauna tanah tersebut,
maka perkembangan dan aktivitas mesofauna dan makrofauna tanah akan

berlangsung baik dan secara timbal baliknya akan memberikan dampak positif

bagi kesuburan tanah. Dalam sistem tanah, interaksi fauna tanah tampaknya

sulit dihindarkan, karena biota tanah banyak terlibat dalam suatu jaring-jaring

makanan dalam tanah. (Hilwan: 2013: 35).

Biodiversitas tanah merupakan salah satu bentuk diversitas alfa yang

sangat berperan dalam mempertahankan sekaligus meningkatkan fungsi tanah

untuk menopang kehidupan di dalamnya. Pemahaman tentang biodiversitas

tanah masih sangat terbatas, baik dari segi taksonomi maupun fungsi

ekologinya. Biodiversitas fauna tanah adalah hewan-hewan yang hidup di atas

maupun di bawah permukaan tanah. Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah

dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Mikrofauna dengan diameter

tubuh 0,02- 0,2 mm, Mesofauna dengan diameter tubuh 0,2-2 mm contoh

nematoda, collembola dan acarina. Makrofauna dengan diameter tubuh 2-20

mm contoh cacing, semut, dan rayap Megafauna dengan diameter tubuh lebih

besar dari 2 cm contoh bekicot (Nurrohman: 2015: 197).

Cacing tanah merupakan salah satu hewan tanah yang memiliki banyak

manfaat bagi kehidupan manusia. Tiap jenis cacing tanah memiliki toleransi

yang berbeda pada kondisi habitatnya. Adanya perubahan kondisi habitat

cacing tanah bersumber dari kegiatan industri dan kegiatan rumah tangga yang

menghasilkan limbah. Sebagian limbah industri mengandung logam berat yang

merupakan sumber utama pencemaran lingkungan. Adanya logam berat dalam


tanah dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik, kimia tanah sehingga

berpengaruh langsung dengan keberadaan cacing tanah (Ningrum: 2014: 122).

Berdasarkan jenis makanannya, secara fungsional cacing tanah

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1) litter feeder (pemakan bahan organik

sampah, kompos, pupuk hijau), 2) limifagus (pemakan tanah subur/mud atau

tanah basah), dan 3) geofagus (pemakan tanah). Berdasarkan tempat hidupnya,

cacing tanah dikelompokkan menjadi 1) epigaesis (hidup di permukaan tanah),

2) anasaesis (hidup dengan liang permanen di dalam tanah), dan 3) endogaesis

(hidup di dalam tanah dengan membuat liang terus-menerus). Spesies cacing

tanah epigaesis dan anasaesis banyak ditemukan di daerah subtropis, dan di

daerah tropis yang dominan adalah endogaesis (meso- dan oligohumik)

(Subowo: 2011: 126).

V. Alat dan Bahan :

a. Kuadran d. Formalin

b. Cangkul e. Alat Bedah

c. Kaertas Koran f. Meteran

VI. Cara Kerja :

Cara I

1. Dibuat plot sampling berukuran 1x1 m pada kawasan yang ingin

dilakukan pengamatan.

2. Diletakkan kertas koran atau lainnya pada salah satu sisi plot
3. Digali semua tanah didalam plot pada bagian yang terdapat koran

sedalam ± 5 cm dan tanah ditampung di dalam koran.

4. Dilakukan pengamatan hewan tanah dengan menghancurkan bongkahan

tanah dengan cara pelan-pelan dari semua tanah yang terdapat di atas

koran.

5. Dicatat semua hewan yang diperoleh baik hewannya, telurnya maupun

larvanya.

6. Dilakukan identifikasi dan dicatat di dalam tabel

Cara II

1. Dibuat plot sampling berukuran 1x1 m pada kawasan yang ingin

dilakukan pengamatan.

2. Dituangkan formalin pada permukaan tanah di sisi tertentu didalam plot

sampling.

3. Diamati apa yang terjadi dan dikumpulkan semua hewan yang ada.

4. Dilakukan penggalian tanah yang ada di dalam plot sampling dengan

mengikuti cara kerja I.


X. Daftar Pustaka :

Hasyimuddin., Nurman., Alir, R.F., Muspa, A., Turrahmi, M. 2020. Komposisi


Makrofauna Tanah pada Beberapa Lahan Pertanian di Desa Sumillan
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA,
11:2, 185-192.
Hilwan, I., Handayani, E.P. 2013. Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna
Tanah pada Areal Bekas Tambang Timah di Kabupaten Belitung, Provinsi
Kepulauan Bangka-Belitung. Jurnal Silvikultur Tropika, 4:1, 35-41.
Ningrum, I.S., Rachmadiarti, F., Budijastuti, W. 2014. Kepadatan Cacing Tanah di
Kabupaten Gresik, Jawa Timur dan Hubungannya dengan Kadar Logam Berat
Timbal (Pb) dalam Tanah. Jurnal LenteraBio, 3:2, 122-128.
Nurrohman, E., Rahardjanto, A., Wahyuni, S. 2015. Keanekaragaman Makrofauna
Tanah Di Kawasan Perkebunan Coklat (Theobroma cacao L.) sebagai
Bioindikator Kesuburan Tanah dan Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia, 1:2, 197-208.
Subowo, G. 2011. Peran Cacing Tanah Kelompok Endogaesis dalam Meningkatkan
Efisiensi Pengolahan Tanah Lahan Kering. Jurnal Litbang Pertanian, 30:4,
125-131.

Anda mungkin juga menyukai