Anda di halaman 1dari 5

I.

Tanggal Praktikum : 1-3 Maret 2024

II. Judul Praktikum : Adaptasi Hewan

III. Tujuan Praktikum :

Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu:

1. Mengetahui struktur tubuh hewan yang beradaptasi dengan lingkungan

2. Mengetahui kesesuaian proses fisiologi yang muncul akibat perubahan

kondisi lingkungan

3. Mengetahui respon hewan tentang tingkah laku sesuai dengan perubahan

kondisi lingkungan

IV. Dasar Teori :

Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya

sejak pertama kali dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap makhluk hidup harus

mampu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi maupun komunitas

pada suatu biosfer. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mempelajari

bagaimana hewan-hewan berperilaku di lingkungannya dan setelah para ahli

melakukan interpretasi, diketahui bahwa perilaku merupakan hasil dari suatu

penyebab atau suatu “proximate cause”. Perilaku merupakan kebiasaan-

kebiasaan satwa liar dalam aktifitas hariannya seperti sifat kelompok, waktu

aktif, wilayah pergerakan, cara mencari makan, cara membuat sarang,

hubungan sosial, tingkah laku bersuara, interaksi dengan spesies lainnya, cara
kawin dan melahirkan anak. Perilaku merupakan tindakan atau aksi yang

mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku dapat

terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar (Sari, 2015 : 185).

Macaca fascicularis adalah primata yang mempunyai persebaran wilayah

luas. Spesies ini hidup di daratan Asia Tenggara, seperti Kepulauan Sunda,

Filipina, monyet jenis ini juga dapat ditemukan di wilayah Kepulauan Sunda

Kecil yaitu wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Bahkan di

wilayah Nikobar, Mauritius, Angaur, Papua juga dapat ditemukan monyet jenis

ini. Kesuksesan penyebaran monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) pada

berbagai wilayah geografi yang luas disebabkan karena monyet jenis ini

mempunyai kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan. Macaca

fascicularis (monyet ekor panjang) adalah spesies primata yang sangat adaptif

terhadap berbagai macam habitat. Spesies ini dapat ditemukan di kawasan

kanopi hutan, hutan bersungai, kawasan pesisir, mangrove, rawa maupun hutan

wisata (Juwita : 2021 : 133).

Perilaku makan yaitu aktivitas mencari, memasukkan makanan ke dalam

mulut, membawa makanan dan minuman. Perilaku istirahat adalah aktivitas

tidak bergerak dan tidur. Perilaku berpindah mencakup aktivitas berjalan,

berlari, melompat, dan memanjat. Perilaku menelisik meliputi aktivitas

mencari, mengambil parasit atau kotoran yang ada di tubuh dengan

menggunakan tangan atau mulut baik untuk diri sendiri atau individu lain.

Perilaku bermain terdiri atas aktivitas berkejaran, akrobatik, bergelantungan,

pura-pura berkelahi baik dilakukan sendiri atau bersama individu lain. Perilaku
agresif berupa aktivitas berkelahi, mengejar, menggigit, mengusir, menghindar,

menantang yang dilakukan terhadap individu lain. Perilaku seksual adalah

perilaku dimana individu jantan dan betina melakukan proses kawin (Fachrozi :

2020 : 149).

Aktivitas yang paling sering dilakukan istirahat 31,19%. Aktivitas inaktif

merupakan aktivitas ketika monyet diam atau sedang tidak melakukan kegiatan

apapun sehingga dapat juga disebut istirahat. Istirahat merupakan periode tidak

aktif satwa liar dalam bentuk apapun. Istirahat dilakukan untuk memulihkan

kembali energi yang dipakai dalam melakukan aktivitasnya lebih lanjut.

Berdasarkan hasil pengamatan, istirahat merupakan aktivitas dominan. Hal

tersebut dapat dipengaruhi waktu pengamatan. Jika pengamatan dilakukan pada

sore hari maka akan lebih sering istirahat akibat kelelahan beraktivitas seharian

(Supriyatin : 2019 : 32).

Lingkungan akan membentuk suatu perilaku sebagai upaya bentuk

adaptif agar tetap survive. Perilaku sosial adalah segala sesuatu yang dilakukan

oleh individu baik hewan maupun manusia dalam lingkungannya baik

lingkungan biotik maupun abiotik. Perilaku meliputi semua tindakan organisme

dari refleks sederhana sampai kemampuan kognitif yang sangat kompleks.

Dalam dunia satwa perilaku sosial sangatlah unik terutama primata, dengan

mengetahui perilaku primata kita bisa mengetahui pula bagaimana primata

tersebut memainkan kognisinya dalam bertindak. Perilaku sosial yang menarik

tersebut terdiri dari suatu bagian proses belajar ataupun bersosialisasi

(Sakdiyah : 2013 : 2).


V. Alat dan Bahan :

a. Botol besar/stoples kaca d. Kamera

b. Sarang monyet e. Makanan

c. Teropong f. Preparat (Macaca sp.)

VI. Cara Kerja :

1. Dipilih koloni Macaca sp. atau sebangsanya (jantan, Betina, anak, induk

sedang menggendong anak) di alam seperti kawasan Saree Kabupaten

Aceh Besar.

2. Dilemparkan makanan yang jauh dari koloni Macaca sekitar 2-3 meter.

3. Diperhatikan apa yang dilakukan oleh Macaca untuk mendapatkan

makanan.

4. Diamati dan dicatat : 1. Macaca yang muncul lebih dahulu, 2. Bagaimana

cara Macaca memperoleh makanan, 3. Bagaimana cara berjalan untuk

memperoleh makanan, 4. Berapa lama waktu yang dipergunakan Macaca

untuk mendapatkan makanan yang dilemparkan.

5. Jika yang diperoleh makanan induk yang sedang menggendong anaknya,

dituliskan apa yang dilakukan induk terhadap anak tersebut.

6. Divideokan tingkah laku hewan tersebut.

7. Dibuatkan kesimpulan.
X. Daftar Pustaka :

Fachrozi, I., Setyawatiningsih. 2020. Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang


(Macaca fascicularis) di Arboretum Universitas Riau (Unri) dan
Sekitarnya. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 13:2, 147-158.
Juwita, J., Umami, M. 2021. Pemanfaatan Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis) sebagai Wisata Edukasi di Babakan, Sumber, Cirebon.
Jurnal Pendidikan Biologi, 8:2, 184-186.
Sakdiyah, M. 2021. Studi Perbandingan Perilaku Sosial Dua Kelompok Monyet
Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Taman Wisata Air Wendit, Kab.
Malang. Jurnal Pendidikan Biologi, 1:2, 1-13.
Sari, D. P., Suwarno, Saputra, A. 2015. Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis) di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu
Tawangmangu Karanganyar. Semnas Konservasi & Pemanfaatan SDA,
184-186.
Supriyatin & Afida. 2019. Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis) di Tlogo Putri Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi,
Sleman, DIY. Jurnal Primatologi Indonesia, 16:1, 31-33.

Anda mungkin juga menyukai