Disusun oleh :
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus atau
respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya, serta dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung. Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh
genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses
belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan.
Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah
reptilian. Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia
merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas
dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakannya dengan kelas yang
lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kadal adalah
salah satu jenis reptilia yang hidup di darat. Kadal ini merupakan jenis kelompok
kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan Indonesia, dan Australia. Jumlah
spesies kadal ini melampaui jumlah familia reptil yang lainnya. Separuh atau lebih
spesies terdapat di Asia Tenggara dan hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada
di belahan bumi barat.
Bunglon merupakan sejenis kadal kecil yang biasa hidup di pohon. Bunglon
adalah hewan yang eksotis dari kelas reptil (kadal). Tampilannya mirip hewan
purba. Bentuknya sangat mirip dengan kerabatnya yaitu kadal iguana, cicak
terbang (Draco) serta soa-soa (Hydrosaurus). Bunglon meliputi beberapa marga,
seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes, dan Aphaniotis. Ada
lebih dari 120 spesies yang termasuk dalam keluarga bunglon. Sebagai orang
awam, mungkin hanya mengetahui bahwa bunglon dapat mengubah warna kulitnya
saja. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas perilaku makan bunglon,
cara bunglon mempertahankan diri, dan perilaku reproduktif bunglon.
2
B. Rumusaan Masalah
1. Bagaimana perilaku makan pada bunglon?
2. Bagaimana cara bunglon mempertahankan diri dan bertahan hidup dalam
lingkungan?
3. Bagaimana perilaku reproduktif pada bunglon?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perilaku makan pada bunglon.
2. Untuk mengetahui cara bunglon mempertahankan diri dan bertahan hidup
dalam lingkungan.
3. Untuk mengetahui perilaku reproduktif pada bunglon.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus atau
respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya, serta dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi atau disebut rangsangan. Rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku
tertentu. Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan
lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat
disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan
antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme
merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini
merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa
terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses
belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
Jenis prilaku yang terdapat pada hewan ada dua macam, yaitu
Perilaku bawaan (Innate Behaviour)
Perilaku yang dikendalikan secara genetik. Jenis-jenis dari prilaku bawaan adalah gerakan
refleks yang merupakan bentuk sederhana dari prilaku bawaan dan insting yang
merupakan bentuk kompleksnya.
Perilaku hasil pembelajaran (Learned Behaviour)
Perilaku hasil pembelajaran berdasarkan pengalaman yang didapatkan organisme dan
menghsilkan perubahan perilaku. Perilaku ini tidak dibedakan dari jenis gen pada
organisme. Pembelajaran di dapatkan melalui adaptasi pada perubahan.
Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopang hidupnya, yaitu:
1. Makan,
2. Mencegah jangan sampai dimakan,
3. Mampu bertahan hidup dalam kondisi fisik lingkungannya
4. Meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya.
4
1. Perilaku Makan
Perilaku makan berbeda-beda pada masing-masing spesies hewan. Hewan beragam
dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum yang
dapat memilih di antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah
energi, tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku
sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari
pencarian makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum
mungkin melalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan yang, untuk
sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa species, citra mencari
itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang khusus.
Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya
tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian
besar kehidupan hewan sosial berkisar pada makan bersama.
1. Perilaku Altruistik
2. Kamuflase
Menyesuaikan diri dengan lingkungannya salah satunya dengan cara mengubah warna
kulit menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitar sehingga keberadaannya
tersamarkan.
3. Mimikri
Penyamaran bentuk atau warna hewan yang menyerupai makhluk hidup lain.
5
4. Perilaku Reproduktif
Salah satu cara hewan untuk meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya
yaitu dengan cara berkembang biak. Dalam berkembang biak, suatu hewan tentu
mempunyai cara untuk bereproduksi sendiri-sendiri antaara hewan satu dengan hewan
lainnya.
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam
suku (familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah cecak terbang (Draco spp.)
dan soa-soa (Hydrosaurus spp.). Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata
Duméril & Bibron, 1837. Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.),
londok atau lunduk (Sd.), atau green crested lizards (Ingg.)
Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total
hingga 550 mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya
lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak seperti
kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik
yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit.
Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak.
Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-
bintik halus yang indah. Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua,
6
yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak
coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan
bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di bahu dan
di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya.
Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut
dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal
berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan
belang-belang keputihan di ujungnya. Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat;
ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas
dan agak lunak serupa kulit.
Di saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa
dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi
penyamaran demikian disebut mimikri.Mimikri merupakan salah satu bentuk perilaku atau
rupa yang pertama kali tumbuh pada sejumlah hewan, khususnya serangga, di mana
spesies tersebut menyerupai spesies lain dalam hal perilaku maupun rupa. Biasanya
mimikri menyerupai suatu spesies sebagai salah satu cara menghindari bahaya, misalnya
bila berhadapan dengan predator.
7
B. PEMBAHASAN PERILAKU BUNGLON
1. Perilaku Makan
Gerakan bunglon memang lambat. Tetapi bunglon memiliki kemampuan khusus yaitu
lidah yang panjang, langket dan kemampuan merubah warna kulit. Makanan bunglon
berupa serangga-serangga kecil, seperti belalang, capung, dan jangkrik. Serangga-serangga
tersebut bergerak sangatlah cepat. Cara bunglon menangkap mangsanya adalah dengan
mengendap-endap menuju mangsanya. Dengan menggunakan matanya dia dapat
memperkirakan jarak mangsanya. Ketika mangsanya dikira sudah dekat, lalu bunglon
melontarkan lidahnya yang lengket. Lidah itau akan menarik mangsanya ke dalam
mulutnya.
8
faktor tersebut, sinyal neurotransmitter tertentu pada sel chromatophores akan berkontraksi
dan akan menyebabkan warna kulitnya berubah. Ketika bunglon cokelat memutuskan
untuk beristirahat di bawah sinar matahari. Otak bunglon memberitahu sel-sel kuning di
kulit untuk menjadi lebih besar daripada sel biru di bawah ini. Tiba-tiba bunglon berubah
menjadi hijau. Wana ini lebih terang sehingga membantu kulit memantulkan sinar
matahari cerah. Dalam hal ini, berarti bunglon telah mendapat rangsang berupa cahaya.
Sedangkan rangsang berupa suhu, misalnya ketika seekor bunglon dingin, akan berubah
warna lebih gelap. Karena warna gelap menyerap panas lebih dari yang ringan. Namun
dari beberapa faktor di atas, yang paling mungkin menyebabkan perubahan warna ialah
suasana hati. Misalnya ketika bunglon sedang merasa tenang, bisa saja warna yang
nampak adalah warna hijau karena sel kuningnya tidak terlalu melebar sehingga masih
bisa memantulkan sel biru dari bawahnya. Sementara pada bunglon yang marah bisa saja
warna yang nampak adalah kuning, karena selnya melebar semua sehingga tidak
menampakkan refleksi warna biru. Atau disaat bunglon merasa terancam , ia akan
mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga
keberadaannya.
3. Perilaku Reproduktif
Bunglon berkembang biak dengan cara bertelur (Ovipar), namun demikian ada juga
beberapa jenis bunglon yang berkembang biak dengan cara bertelur dan melahirkan
(Ovovivipar). Pada bunglon yang berkembang biak dengan cara ovipar, ia akan bertelur
setelah 3 hingga 6 minggu pasca kawin. Sedangkan bunglon yang berkembang biak
dengan cara ovovivipar, bunglon akan membiarkan telurnya dalam perutnya selama 5
hingga 7 bulan.
Saat bunglon betina siap bertelur, ia akan menggali tanah atau pasir dengan
moncongnya. Setelah itu, bunglon betina akan masuk ke dalam lubang dan bertelur. Telur-
telur bunglon akan menetas setelah 4 hingga 12 bulan. Setiap anak Bunglon yang
dilahirkan akan berada dalam membran lengket yang merupakan kantong kuning telur.
Induk Bunglon akan menempelkan telur tersebut pada ranting pohon dimana membran
akan pecah dan memberi jalan bagi bayi Bunglon untuk keluar.
Pada musim kawin, bunglon berubah warna untuk menarik atau menolak lawan jenis.
Betina bunglon biasa yang warnanya kecokelatan dapat merubah warnanya menjadi jingga
terang, menandakan bahwa ia bersedia untuk kawin. Setelah kawin dengan jantan
9
pilihannya, bunglon betina merubah warnanya menjadi Halloween untuk memberi tahu
pejantan lain bahwa ia sudah memiliki pasangan.
Anak bunglon yang telah lahir tidak mendapatkan pengasuhan dari induknya, ia harus
berjuang dan belajar hidup serta mencari makan sendirian. Seekor bunglon dapat hidup
antara 5 hingga 9 tahun di alam liar.
10
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Perilaku bunglon pada saat mencari makan yaitu dengan mengendap-endap
menuju mangsanya. Apabila mangsanya sudah dekat, bunglon melontarkan
lidahnya yang lengket untuk akan menarik mangsanya ke dalam mulutnya.
2. Perilaku mempertahankan diri pada bunglon terhadap predator yaitu mengubah
warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya atau
disebut dengan mimikri.
3. Perilaku reproduktif pada bunglon yaitu berkembang biak dengan cara bertelur
(Ovipar), namun demikian ada juga beberapa jenis bunglon yang berkembang
biak dengan cara bertelur dan melahirkan (Ovovivipar). Pada betina yang akan
berterlur menggali tanah atau pasir dengan moncongnya. Pada musim kawin,
bunglon berubah warna untuk menarik atau menolak lawan jenis.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon
https://www.contoh-jurnal.com/jurnal/jurnal-perilaku-hewan-pdf/
https://www.jurnal-doc.com/jurnal/jurnal-penelitian-perilaku-hewan-pdf/
https://www.e-jurnal.com/2013/09/jurnal-penelitian-biologi.html
12