Anda di halaman 1dari 10

A.

Perilaku
Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam
mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati,
yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah
antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interpretasi perilakuorganisme lain seperti
perilaku manusia. Seringkali suatu perilaku makhluk hidup terjadi karena pengaruh genetis
(perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman
yang dapat disebabkan oleh lingkungan.
Perilaku Dihasilkan Oleh Gen dan Faktor-Faktor Lingkungan
Seperti ciri fenotipik lainnya, perilaku memperlihatkan suatu kisaran variasi fenotif yang
bergantung pada lingkungan, di mana genotype itu diekspresikan. Perilaku dapat berubah oleh
pengalaman di lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku adalah semua
kondisi dimana gen yang mendasari perilaku itu diekspresikan. Hal ini meliputi lingkungan
kimiawi di dalam sel, dan juga semua kondisi hormonal dan kondisi kimiawi dan fisikyang
dialami oleh seekor hewan yang sedang berkembang di dalam sebuah sel telur atau didalam
rahim. Perilaku juga meliputi interaksi beberapa komponen sistem saraf hewan dengan efektor,
dan juga berbagai interaksi kimia,penglihatan,pendengaran,atau sentuhandengan organisme lain.
Adalah tidak tepat untuk mengatakan bahwa setiap perilakuhanya semata-mata disebabkan oleh
gen. Semua gen, termasuk gen-gen yang ekspresinyamendasari perilaku bawaan, memerlukan
suatu lingkungan untuk diekspresikan (Campbell.2004) Di dalam ilmu lingkungan fokus
ditujukan terutama pada penyatuan kembali semua ilmu yang menyangkut masalah lingkungan
ke dalam kategori variabel serupa,yaitu energi, materi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman.Komponen-Komponen yang terdapat didalam suatu sistem ekologi mempunyai
tingkatan-tingkatan yaitu :
a) Spesies / individu
Individu merupakan organisme tunggal, misalnya kucing, manusia,cacing, sebatang
pohon.Untuk mempertahakan hidupnya, setiap individuharus mampu beradaptasi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Beberapa macam adaptasi makhluk hidup dengan
lingkungannya iyalah :
1) Adaptasi fisiologi, merupakan penyesuaian kemampuan fisiologi makhlukhidup dalam
menghadapi perubahan kondisi lingkungan.
2) Adaptasi tingkah laku, ada beberapa bentuk adaptasi tingkah laku yaitu diantaranya :

a. Mimikri
(Gambar bunglon)
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon
yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda disekitarnya agar dapat mengelabuhi
binatang predator / pemangsa, sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk
dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna
kulitmenjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut gantiwarna
menjadi coklat, dan lain sebagainya.
b. Hibernasi

(gambar beruang hibernasi)


Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang kerasdengan cara tidur
menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan
seperti beruang pada musimdingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang
sedikit, karenaselama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuhyang
rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, danlain-lain. Binatang
tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masasulit terlewati. Contoh hewan yang
berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
c. Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salahsatu bagian
tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak yang biasahidup di dinding rumah,
pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akantega memutuskan ekornya sendiri untuk
kabur dari sergapan musuh.Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang
cukup menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang
putus,sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.
d. Estivasi
(gambar pohon jati menggugurkan daunnya)

Estivasi adalah menonaktifkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak
mendukung. Bedanya dengan hibernasi yaitu, estivasi dilakukan pada musim panas
dengan suhu udara yang panas dan kering. Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai, lemur
kerdil, dll akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan
estivasi juga dilakukan oleh oleh pohon jati dengan menggugurkan daunnya
3) Adaptasi Morfologi merupakan perpaduan antara adaptasi fisioogis danadaptasi tingkah laku
yang berkaitan dengan fungsi, yaitu penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidup. Ada
beberapa pola tentangadaptasi-adaptasi morfologi ini yaitu:
a. Pola bergmann, spesies hewan yang hidup didaerah bersuhu lebih tinggi berukuran
lebih kecil dibanding kerabatnya didaerah bersuhurendah.
b. Pola allen, pada hewan-hwan yang hidup disuhu rendah mempunyai paruh, daun
telinga, ekor dan bagian-bagian terjulur lainnya lebih pendek dibandingkan yang hidup
disuhu tinggi.
c. Pola Groger, hewan homoiterm yang hidup didaerah panas danlembab, mengandung
banyak pigmen hitam, didaerah kering lebih banyak pigmen kuning, coklat, merah,
sedangkan yang hidup didaerah dingin pigmennya mengalami reduksi.
d. Pola Jordan, ikan-ikan yang hidup di perairan bersuhu rendah jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan jumlah ikan yang diperairansuhu tinggi.B. Pola - Pola PerilakuBumi ini di
huni oleh berjuta jenis hewan yang berbeda dan setiap jeniasmemiliki perbedaan sendiri.
Demikian juga dengan perilaku hewan memiliki perilakuumum yang dimiliki oleh
banyak jenis, dan sedikit pola perilaku yang dimiliki olehsemua jenis. Untuk sekian lama,
seleksi alam juga memungkinkan jenis hewan tertentumemiliki kemampuan untuk
mencapai tujuan tujuan perilaku, termasuk perilakukomunikasi, perilaku penguasaan
wilayah, perilaku penyebaran dan perilaku sosial.Adapun polapola perilaku hewan yaitu :
1. Perilaku reproduksi
Meskipun beberapa jenis hewan mampu untuk berbiak secara aseksual (seperti beberap jenis
serangga dan sedikit jenis kadal), kebanyakan hewan harus menemukan pasangan agar mampu
bereproduksi. Pada banyak kasus, satu individu hewan, pada umumnya jantan, mencoba untuk
berprilaku atraktif untuk menarik lawan jenisnya.Peristiwa ini merupakan perilaku yang
dinampakkan seperti halnya pada merak dan banyak jenis ikan-ikan terumbu karang.
2. Perilaku mencari makan
Hewan memperlihatkan beberapa tipe perilaku mencari makan yang berbeda.Beberapa jenis
hewan sangat selektif terhadap apa yang mereka makan. Kelompok hewan ini termasuk pencari
makan khusus (foraging specialist). Contohnya beberapa jenis serangga hanya akan memakan
satu jenis tumbuhan saja. Hewan- hewan lain merupakan hewan generalis memakan banyak jenis
tipe makanan. Contohnya, adalah opossum yang memakan berbagai jenis serangga serta buah.
3. Perilaku bertahan
Semua jenis hewan sebenarnya memiliki peluang untuk dimangsa. Bahkan serigala dan
singa sering menjadi mangsa ketika mereka masih sangat muda. Beberapa hewanseperti pada
kebanyakan ulat dan kadal meleburkan warna dirinya dengan latar belakang di mana mereka
berada sehingga seringkali sulit untuk dilihat. Perilaku ini umumnya disebut dengan perilaku
cryptic.Beberapa jenis hewan lain memiliki kemampuan perilaku untuk melepaskan diridari
pemangsaan, seperti berlari sangat cepat pada antelope dan berenang dengancepat pada ikan.
Perilaku lain, melakukan serangan balik dengan perilaku menggunakan tanduk atau dengan
gigitan. Beberapa hewan melakukan perilakudengan menakut-nakuti, sehingga predator berpikir
bahwa dengan memakannyaakan berisiko terkena gigitan atau yang lainnya. Rakun misalnya,
akan memperlihatkan gigi-giginya yang tajam ketika didekati predator. Serta ada beberapa jenis
hewan yang melakukan kamuflase (penyamaran) untuk melindungidiri dari predator. Seperti
Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan pada musim panas bulunya berbintik
membuat tidak menarik perhatian karenawarnanya sangat sesuai dengan lingkungan.
4. Perilaku komunikasi
Perilaku komunikasi memegang peranan penting bagi hewan. Di samping komunikasi
menggunakan tanda (signal) dan suara, beberapa jenis hewan melakukankomunikasi dengan
menggunakan bahan-bahan kimia. Contohnya pada ngengat yang menggunakan feromon pada
saat akan kawin yang dilepaskan ke udara olehngengat betina. Semut juga melakukan
komunikasi dengan feromon untuk mengenal semut lainnya. Serta berbagai serangga sosial
seperti lebah dan rayap. Hewan-hewantersebut mempunyai berbagai feromon untuk setiap
tingkah laku, misalnya untuk perilaku kawin, perilaku mencari makan, perilaku adanya bahaya
dll.

 
5. Perilaku territorial
Perancangan dan pemeliharaan kawasan (territorial) merupakan perilaku yangdiperlihatkan oleh
hewan, terutama oleh serangga, ikan, burung, reptil, dan mamalia.Kawasan (territoria) digunakan
untuk berbagai keperluan, termasuk untuk makanan,kawin, dan keamanan. Pemilik kawasan
pada umumnya mencoba untuk mengusirindividu lain yang memasuki kawasannya.
6. Perilaku sosial
Perilaku sosial merupakan hal umum yang ditemui pada berbagai jenis hewan terutama yang
hidup dalam kelompok, seperti semut, anai-anai, lebah, penguin, dan primata. Perilaku sosial
didefinisikan sebagai interaksi di antara individu, secara normal didalam spesies yang sama yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Perilaku sosial berkembang di antaranya karena adanya
kebutuhan untuk reproduksi dan bertahandari predator. Perilaku sosial dilakukan dengan banyak
tujuan dan diperlihatkan oleh berbagai macam hewan, mulai hewan yang tak bertulang belakang,
ikan, burung,hingga mamalia.
7. Perilaku migrasi
Banyak jenis hewan melakukan perjalanan untuk bersarang atau berpindah dari
satutempat ke tempat lainnya. Untuk melakukan hal ini, hewan harus melakukan sendiri jalur
terbang dengan stimulus lingkungan. Pergerakan dengan menggunakanransangan ini disebut
dengan taxis. Pergerakan serangga ke arah sinar sebagaicontoh, disebut dengan fototaksis positif.
Serangga yang menghindari cahaya disebut fototaksis negatif. Burung-burung dari daratan
australia terbang jauh dengan melalui lautan hingga ke pantai-pantai di baliran Jawa Timur,
angsa dan bebek terbang jauh dari Canada ke Amerika Serikat. Tujuan perpindahannya sudah
jelas untuk menghindari kondisi lingkungan yang sangat tidak menguntungkan bagi
kelangsungan hidup populasinya atau untuk kegiatan bereproduksi.

B. Seleksi
Seleksi alam merupakan proses yang menentukan individu mana yang dapat bereproduksi dan
mewariskan gennya pada generasi berikutnya. Perubahan yang kita lihat di dalam gen dan
karakteristik yang ditunjukan dari generasi suatu organisme dari waktu ke waktu dikenal sebagai
evolusi. Oleh karena itu, seleksi alam merupakan suatu mekanisme yang menyebabkan
terjadinya evolusi. Beberapa kondisi dan langkah terlibat di dalam proses seleksi alam.
Kelebihan jumlah individu berakibat pada berkurangnya bahan dan keseimbangan tertentu.
Individu dalam satu spesies harus berkompetisi dengan yang lain agar mendapatkan makanan,
tempat, pasangan, atau kebutuhan lainnya yang jumlahnya terbatas. Burung hantu Great Horned
biasanya menghasilkan dua anak dalam satu waktu, tetapi jumlah makanannya sedikit, burung
hantu yang lebih besar akan mendapatkan makanan yang lebih banyak. Karena variasi diantara
individu, beberapa memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan makanan, oleh
karenanya, memiliki kecenderungan bertahan hidup dan reproduksi yang lebih baik dari yang
lainnya. Individu yang memiliki gen yang mengizinkan mereka untuk mendapatkan kebutuhan
mereka dan menghindari ancaman cenderung dapat bertahan hidup dan bereproduksi. Apabila
indivudi yang kurang mampu beradaptasi dapat bertahan hidup, mereka akan tumbuh dewasa
lebih lambat dan tidak dapat bereproduksi sebanyak individu yang mampu beradaptasi dengan
baik.
Tingkat adaptasi organisme terhadap lingkungannya mempengaruhi keberhasilan reproduksinya
dan disebut juga sebagai sehat. Sangat penting untuk mengetahui bahwa sehat tidak selalu berarti
kondisi yang kuat dan bertenaga. Dalam konteks ini, sehat berarti seberapa baik organisme
beradaptasi dengan segala aspek di dalam lingkungannya sehingga dia berhasil menurunkan
gennya pada generasi berikutnya. Contohnya, di dalam hutan cemara, banyak bibit pohon cemara
tumbuh mengikuti api. Beberapa tumbuh dengan cepat dan mendapatkan lebih banyak cahaya
matahari dan nutrisi. Pohon yang tumbuh lebih cepat cenderung mampu bertahan hidup. Pohon
tersebut juga cenderung bereproduksi lebih lama dan menurunkan lebih banyak gennya untuk
generasi mendatang daripada mereka yang mati dan tumbuh lebih lambat.
Ketika waktu berlalu dan setiap generasi dihadapkan pada proses seleksi alam yang sama,
persentase individu yang menunjukan variasi yang baik akan bertambah dan yang memiliki
variasi yang tidak baik akan berkurang. Mereka yang bereproduksi lebih baik menurunkan gen
pada generasi berikutnya untuk suatu karakteristik yang membantu mereka beradaptasi dengan
lingkungannya, dan gen yang membuat mereka lebih dikenal di generasi mendatang. 
POLA EVOLUSI
Ketika kita melihat efek dari seleksi alam sepanjang waktu, kita dapat mempertimbangkan
perubahan karakteristik suatu spesies dan jenis spesies skarang. Beberapa perubahan memakan
waktu ribuan samapai jutaan tahun. Yang lainnya, seperti kekebalan terhadap pestisida, dapat
muncul dalam waktu dekat. Seleksi alam melibatkan proses yang membawa perubahan spesies,
dan hasil akhirnya adalah proses seleksi alam yang dapat diobservasi yang dinamakan evolusi.
Ilmuwan selalu menjelaskanbahwa teori seleksi alam dapat menjelaskan perkembangan aspek
struktur, fungsi dan sifat organisme. Hal tersebut merupakan ide pokok yang membantu
menjelaskan bagaimana usatu spesies beradaptasi dengan lingkungannya. Ketika kita
mendiskusikan masalha lingkungan, hal tersebut sangat membantu untuk mengerti spesies
berubah sesuai dengan perubahan lingkungannya, baik secara alami ataupun campur tangan
manusia, beberapa spesies akan beradaptasi terhadap lingkungan yang baru sementara yang
lainnya tidak.
Terdapat banyak contoh yang mendemostrasikan kevalidan proses seleksi alam dan perubahan
evolusi yang diakibatkan oleh seleksi alam. Baru-baru saja, kita telah menyadari bahwa spesies
serangga, rumput liar, dan bakteri menjadi kebal terhadap insektisida, herbisida, dan antibiotic
yang pada awalnya berfungsi dengan baik untuk melawan mereka.
Ketika kita melihat pada sejarah evolusi organisme di dalam catatan fosil dalam waktu yang
cukup lama, hal tersebut menjadi jelas bahwa spesies baru muncul ketika spesies lain
menghilang.
Speciation
Speciation adalah pembentukan spesies baru dari spesies yang sudah ada. Hal tersebut
diperkirakan sebaagai hasil dari suatu spesies yang berpisah menjadi dua subpopulasi yang
terisolasi. Jika kedua subpopulasi membawa perbedaan genetic dan lingkungan yang juga
berbeda, seleksi alam akan berbeda di kedua grup tersebut dan mereka akan mulai berbeda antara
satu dan lainnya. Pada akhirnya perbedaannya akan sangat besar sampai kedua subpopulasi itu
tidak bisa dikawinkan. Sampai saat itulah, mereka menjadi spesies yang berbeda. Proses ini telah
terjadi pada jutaan spesies yang berbeda.
Beberapa tanaman, mekanisme lain yang umum diketahui hasil poliploidi dalam spesies baru.
Poliploidi adalah suatu kondisi di mana jumlah set kromosom dalam tanaman terjadi
peningkatan. Umumnya organism bersifat diploid, kondisi dimana mempunyai dua set
kromosom. Mereka pendapatnya dari kedua orang tua mereka, 1 berasal dari sel telur dan 1
berasal dari sperma. Organisme poliploidi mungkin memiliki beberapa set kromosom.
Kepunahan/Extinction
Kepunahan adalah hilangnya suatu spesies makhluk hidup secara keseluruhan dan merupakan
bagian umum dari evolusi. Ini mewakili sebuah kepunahan meningkat mencapai 98 hingga 99
persen. Seperti iklim menjadi lebih hangat dan gletser surut, dan manusia terus memangsa
hewan-hewan ini tekanan baru terpengaruh organisme di wilayah tersebut. Beberapa, termasuk
mammoth, saber bergigi harimau dan gua beruang, raksasa tidak beradaptasi dan menjadi punah.
Orang lain, seperti manusia, kuda, dan berbagai jenis tanaman, disesuaikan dengan kondisi baru
dan jadi bertahan hingga sekarang.
Seleksi alam adalah secara terus-menerus berulang membentuk organisme yang cocok pada
perubahan lingkungan. Manusia mempunyai dampak besar terhadap kepunahan berbagai jenis
spesies. Di mana pun manusia telah dimodifikasi lingkungan untuk tujuan (pertanian, kehutanan,
kota, berburu, dan intnoducing eksotis organisme ). Jika daerah besar yang dimodifikasi, seluruh
spesies dapat pengungsi. Otomatis, manusia juga tunduk pada evolusi dan kemungkinan
kepunahan juga.

C. Habitat
Habitat adalah suatu tempat makhluk hidup atau juga organisme tinggal. Di dalam suatu
habitat itu bisa dikatakan sebagai tempat bertemunya segala macam kondisi lingkungan terutama
yaitu bagi makhluk hidup untuk dapat bertahan hidup. Contohnya, berupa binatang, pasti mereka
membutuhkan tempat untuk dapat mencari makan, bertemu dengan pasangannya dan juga untuk
bereproduksi. Bagi tanaman, habitat ini artinya suatu tempat yang menyediakan perpaduan
cahaya matahari, air, udara dan juga tanah itu dalam kondisi yang tepat. Sebagai contoh,
tumbuhan kaktus yang mampu bertahan hidup di tanah berpasir, iklim yang kering dan juga
banyak terkena sinar matahari, dapat dikatakan bahwa kaktus hidup di gurun.
Menurut Morrison, habitat ini bisa didefinisikan sebagai sumber daya dan juga kondisi
yang terdapat di suatu kawasan yang di tempati oleh suatu spesies. Menurut Alikodra
mendefinisikan habitat adalah suatu kawasan yang terdiri dari komponen biotik serta abiotik dan
merupakan suatu kesatuan untuk digunakan sebagai tempat hidup dan juga berkembang biak
untuk satwa liar.
Konsep habitat ini digunakan baik dalam perkembangan ilmu biologi serta ekologi,
seperti di dalam arsitektur serta urbanisme, di dalam kasus terakhir itu diimplementasikan pada
visi manusia (antropik). Walaupun terdapat beberapa definisi istilah, mereka itu mempunuai 
persamaan yang merujuk pada lokasi kehidupan: tempat di mana unsur biotik dapat ditemukan.
Di dalam ilmu ekologi, apabila pada suatu tempat yang sama hidup segala macam kelompok
spesies (mereka itu berbagi habitat yang sama) maka habitat itu disebut sebagai dengan istilah
biotop. Terdapat beberapa golongan atau kelompok dari habitat seperti: hutan rimba, hutan kecil,
gurun, lereng pegunungan, kolam, sungai, rawa, dan laut.

Jenis Habitat
Berdasarkan Fungsi Ruang
Dengan berdasarkan fungsi ruang, habitat ini dikelompokan menjadi:
 Habitat yang berkesinambungan, kondisi yang luas melebihi daerah yang mampu untuk
dijajah oleh makhluk hidup.
 Habitat yang terputus – putus, kondisi baik serta tidak berselang seling, makhluk hidup
itu mudah menyebar dari satu tempat ke tempat lain.
 Habitat terisolasi, area yang terbatas dan juga terpisah jauh dengan area lainnya.
Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu, habitat ini dibedakan menjadi:
 Habitat konstan, habitat yang dengan secara terus menerus berada pada keadaan baik
maupun kurang baik.
 Habitat semusim, habitat yang kondisinya itu secara teratur berganti – ganti.
 Habitat tidak menentu, habitat yang mengalami periode kondisi baik itu dengan lamanya
bervariasi serta diselingi oleh adanya periode dengan kondisi kurang baik yang lamanya
dan juga bervariasi.
 Habitat ephemeral, habitat dengan periode kondisi baik itu berlangsung singkat, dan juga
diikuti oleh periode dengan kondisi kurang baik serta juga berlangsung sangat lama.
Peran dan Fungsi dari Habitat
Dibawah ini merupakan fungsi utama dari habitat, diantaranya sebagai berikut :
1. Tempat untuk hidup
Fungsi utama dari habitat adalah sebagai tempat hidup makhluk hidup. Dengan habitat
yang sesuai, maka suatu spesies makhluk hidup itu dapat berkembangbiak, mencari
makanan, sampai pada bertahan hidup.
2. Sebagai tempat perlindungan
Habitat yang cocok untuk suatu makhluk hidup, memiliki kemungkinan besar bisa atau
dapat bertahan dari segala macam ancaman, contohnya seperti ancaman dari predator
(pemangsa).
Peran Habitat ialah sebagai berikut
 Sebagai tempat tinggal untuk seluruh makhluk hidup di bumi.
 Tempat tumbuh serta berkembangnya makhluk hidup.
 Karena habitat ini terbagi menjadi beberapa macam, oleh sebab itu habitat ini menjadi
tempat tinggal yang cocok bagi makhluk hidup tertentu. Seperti contoh ialah tanaman
kaktus yang hanya dapat hidup di habitat gurun atau juga padang pasir atau tanaman
pohon yang banyak ditemukan pada daerah hutan hujan.
Contoh Habitat
Dibawah ini merupakan contoh dari habitat di sekitar kita , beberapa diantaranya ialah sebagai
berikut :
 Habitat Notonecta (sejenis hewan air) ini pada daerah danau, kolam, serta perairan yang
dangkal yang di tumbuhi oleh adanya vegetasi.
 Habitat pohon durian ialah tanah daratan dataran rendah.
 Habitat eceng gondok ini ialah daerah perairan yang terbuka.
 Habitat hiu, paus, lumba-lumba ialah laut.
 Habitat ikan mas, ikan nila, ikan gurame, ialah perairan tawar.
 Habitat harimau ialah hutan.
 Habitat buaya muara ialah di perairan payau.
 Habitat pohon bakau ialah daerah pasang surut atau daerah pantai.
 Habitat pohon cemara gunung ialah hutan dataran tinggi.

Daftar Pustaka
https://smallseotools.com/view-report/235a0a7a927d7ff4bba30bd434483aa1
Dr. Saroyo Sumarto, M.Si. 2016. Ekologi Hewan . Bandung : CV. Patra Media Grafindo

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara. Hafild & Aniger.
1984. Lingkungan Hidup di Hutan Hujan Tropika. Cet 1. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Bogor: Penerbit Institut Pertanian Bogor
Kuswanda, W., S. Pudyatmoko. 2012. Seleksi Habitat Orang Utan Sumatera (Pongo abelii
Lesson 1827) di Cagar Alam Siprok Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Kehutanan dan
Konservasi Alam Vo. 9 No 1. P: 85-98.
Campbell, Neil A. dkk.2004. Biologi Jilid III(ed.5). Jakarta : Erlangga.
Drs. Sudaryanto, Msi. 2018 .Pengenalan Perilaku Hewan. Di unduh pada tanggal 23 September
2020, Pukul 21:35 WIB.
Sukarsono. 2009. Pengantar Ekologi Hewan. Malang : UMM Press

Anda mungkin juga menyukai