Anda di halaman 1dari 84

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

A. Pengertian Dan Jenis Keanekaragaman Mahluk Hidup


Keanekaragaman makhluk hidup disebut juga dengan
keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Istilah keanekaragaman hayati
atau biodiversitas menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada
makhluk hidup di suatu lingkungan tertentu. Dengan kata lain,
biodiversitas dapat diartikan sebagai persamaan dan perbedaan ciri
makhluk hidup pada waktu dan tempat tertentu. Keanekaragaman
makhluk hidup dapat terjadi karena adanya proses evolusi yang sangat
lama. Selain itu juga dipengaruhi oleh adanya faktor adaptasi, batas
geografi, dan rekayasa genetik.
Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi
berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada
makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang
berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis
makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan
bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang
biak, dan jenis makanan.

Tingkat Keanekaragaman Hayati :


Keanekaragaman hayati dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Keanekaragaman Tingkat Gen
2. Keanekaragaman Jenis
3. Keanekaragaman Ekosistem

1. Keanekaragaman Gen
Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang disebut
sebagai sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut
gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang
berbeda-beda namun bahan penyusunnya sama. Keanekaragaman tingkat
gen ini dapat dilihat dari perbedaan ciri makhluk hidup dalam satu
spesies. Keanekaragaman gen juga sering dikenal dengan ras.
Contohnya pada ayam yaitu ayam banten, ayam kate, dan ayam cemani.
Sedangkan pada tumbuhan misalnya mangga gedong, mangga kuini, dan
mangga golek.

(a) Keanekaragaman ayam


(b) Keanekaragaman
mangga
Gambar 1. Keanekaragaman gen (a) ayam (b) mangga

2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis merupakan variasi pada tingkat jenis (genus)
makhluk hidup. Variasi ini disebabkan karena adanya rekombinasi
(pencampuran) gen-gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi
yang lebih beragam. Keanekaragaman ini terjadi pada makhuk hidup yang
berbeda spesies namun masih satu family. Contohnya harimau, singa,
kucing, dan citah.

(a) harimau (b) singa

(c) kucing (d) citah

Gambar 2. Keanekaragaman jenis (a) harimau (b) singa (c) kucing (d)
citah

3. Keanekaragaman Ekosistem
Suatu ekosistem terdiri dari komponan biotik yaitu komunitas
hewan, tumbuhan danmikroorganisme serta komponen abiotek yaitu
lingkungan tempat makhluk hidup tersebut tinggal. Komponen-komponen
ini saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam melakukan siklus materi
dan energi.
Keanekaragaman ekosistem dapat dilihat dari variasi ekosistem
berdasarkan batas geografi. Contohnya keanekaragaman pada hutan
hujan tropis dan keanekaragaman pada gurun pasir.

(a) hutan hujan tropis

(b) padang pasir

Gambar 3. Keanekaragaman ekosistem (a) hutan hujan tropis (b) padang


pasir

B. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Makhluk hidup

Usaha Pelestarian Keanekaragaman Makhluk hidup Pelestarian secara :


1. In situ dan Ex Situ
2. Cagar Alam
3. Kebun Plasma Nutfah
4. Suaka Marga Satwa

1. In situ dan Ex Situ


Pelestarian secara In Situ dan Ex Situ Pelestarian secara in situ
artinya dilakukan di habitatnya, sedangkan secara ex situ artinya
dikeluarkan dari habitatnya dan dipelihara di tempat lain. Contoh in situ
adalah perlindungan bunga bangkai di bengkulu. Pelestarian secara Ex
Situ misal kebun koleksi. Di kebun koleksi tanaman dikumpulkan dalam
sau tempat dari asal yang berbeda, biasanya dikumpulkan jenis yang
dianggap unggul. Contohnya adalah kebun kaktus.

2. Cagar Alam
Cagar Alam Cagar alam merupakan daerah atau kawasan dilindungi
karena memiliki ekosistem yang unik seperti Cagar Alam Ujung Kulon di
Jawa Barat.

3. Kebun Plasma Nutfah


Kebun Plasma Nutfah Kebun plasma nutfah merupakan
pengembangan kebun koleksi yang cakupannya lebih luas. Di kebun
plasma nutfah bukan hanya tanaman unggul saja yang dipelihara, tetapi
juga sumber hayati lainnya. Contoh kebun plasma nutfah yang dimiliki
oleh LIPI terdapat di Cibinong. Kebun plasma nutfah pisang.

4. Suaka Marga Satwa


Suaka Marga Satwa Suaka marga satwa merupakan kawasan yang
memiliki jenis satwa dan keanekaragaman yang unik. Pelestarian dapat
dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup
satwa tersebut.

C. Contoh perbuatan manusia dapat menurunkan


keanekaragaman makhluk hidup

Contoh perbuatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman


makhluk hidup Pembuangan limbah pabrik dan rumah tangga ke
lingkungan dalam jumlah yang tinggi dan terus menerus. Pembabatan
hutan alam untuk keperluan pengambilan hasil hutan, perkebunan,
pabrik, jalan raya, atau perumahan. Penggunaan pestisida, insektisida,
dan fungisida secara terus menerus dan tidak bertanggung jawab.
Perburuan hewan yang tidak bertanggung jawab, termasuk untuk
diperdagangkan.

D. Manfaat Pelestarian dan Perlindungan Alam :

Memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung


kehidupan seperti terjaminnya ketersediaan air dan oksigen bebas di
udara. A C B Mempertahankan keanekaragaman genetis makhluk hidup.
Menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan sehingga nilai
pendidikan, ekonomi dan reaksi alam dapat selalu terjaga. Manfaat
Pelestarian dan Perlindungan Alam.

Macam Hewan
1. Burung Murai
Burung Murai Sadar Bercermin

Jika Anda memiliki burung, coba sekali-sekali hadapkan ke depan


cermin. Apa reaksinya. Apakah ia menolehkan kepala ke kanan dan kiri
layaknya manusia yang tengah berdandan?
Umumnya hal tersebut merupakan kemampuan dasar primata
seperti simpanse dan manusia. Lumba-lumba dan gajah juga telah
terbukti punya kemampaun tersebut.
Sebagian burung ternyata memang dapat melakukannya dan
mengenalinya dirinya di depan cermin. Namun, tak semua jenis burung.
Burung betet dan Beo memang merespon cermin namun mereka tak tahu
bahwa di balik cermin adalah bayangannya.Hanya burung-burung yang
memiliki interaksi sosial tinggi yang mengenali bayangan dirinya di balik
cermin. Terutama burung dari kelompok gagak. Baru-baru ini, burung
murai dari sopesies Pica pica juga lulus tes bercermin.
Dalam percobaan di laboratorium, peneliti Jerman dari Universitas
Goethe Frankfurt, menguji lima ekor murai. Masing-masing bernama Gerti,
Goldie, Harvey, Lilly, dan Schatzi. Pada masing-masing bulunya
ditempelkan stiker berwarna kuning dan merah yang hanya dapat dilihat
dari cermin.Saat dihadapkan di depan cermin, burung-burung murai
tersebut sangat sibuk memperhatikan tanda yang kontras di tubuhnya itu.
Masing-masing kemudian mencoba meraihnya dengan paruh dan
kukunya. Dalam beberapa kali percobaan, mereka sukses melepaskannya
dan berhenti setelah berhasil.
Namun, saat diberi stiker berwarna hitam yang tidak terlalu berbeda
warna dengan bulunya, mereka tak terlalu meresponnya. Burung-burung
tersebut juga tak melakukan tindakan apapun terhadap stiker tersebut
saat tidak dihadapkan pada cermin.
Secara umum, hasilnya menunjukkan bahwa burung murai mampu
memahami bahwa bayangan dirinya di cermin, demikain kesimpulan
yang dimuat para peneliti dalam jurnal PLoS Biology edisi terbaru. Mereka
menyatakan tidak sampai meneliti tingkat pengenalannya namun baru
sekadar respon terhadap bayangan sendiri.Pengenalan bayangan diri
sendiri merupakan faktor penting dalam interaksi. Antara lain untuk
membandingkan pengalamannya dengan pengalaman sesamanya.
2. Lalat
Kenapa Lalat Sulit Dipukul?

Sudah berapa kali Anda berhasil memukul lalat dengan tangan?


Sulit bukan? Rahasia di balik kemampuan tersebut kini telah diketahui
penjelasannya.Selama 20 tahun meneliti biomekanika sayap lalat, Michael
Dickinson dari Institut Teknologi California (Caltech) baru memecahkannya
sekarang. Itu pun karena dia selalu penasaran terhadap pertanyaan yang
sederhana dan sering dilontarkan banyak orang yang
ditemuinya.Sekarang saya punya jawabannya, ujar Dickinson yang
melakukan penelitian bersama Esther M dan Abe M Zarem. Ia menemukan
rahasia tersebut setelah merekam manuver sejumlah lalat yang terancam
pukulan menggunakan kamera digital yang dapat merekam dengan
kecepatan dan resolusi tinggi.
Mereka menemukan bahwa lalat dapat mengenali ancaman
berdasarkan lokasi. Otanya akan menghitung seberapa jauh ancaman
terhadapnya sebelum memutuskan untuk mengepakkan sayap dan
kabur.Setelah memprediksi arah ancaman, kakinya bertumpu untuk
terbang ke arah yang berlawanan. Semua persiapan meloloskan diri dapat
dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100 milidetik setelah ia
mendeteksi adanya bahaya.Ini menunjukkan begitu cepatnya otak lalat
memproses informasi sensorik menjadi respons gerakan yang sesuai,
ujar Dickinson. Bahkan, lalat mengatur postur tubuhnya sesuai besar
ancaman.Artinya, lalat telah mengintegrasikan dengan baik antara
informasi visual dari mata dan informasi metasensorik di kakinya. Temuan
ini memberikan petunjuk mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan
bahwa di otaknya terdapat sistem pemetaan posisi ancaman.Ini sebuah
transformasi rangsangan menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan
penelitian berikutnya mencari bagian otak yang mengaturnya,
ujarnya.Dari sistem tersebut, Dickinson juga dapat menyarankan cara
paling efektif memukul lalat. Menurutnya, waktu terbaik memukul lalat
bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu yang dibutuhkannya
untuk mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih lama. Tentu tak
mudah melakukan gerakan Akurat kurang dari 100 milidetik.

3. Burung Berdada Oranye


Burung Berdada Oranye Spesies Baru dari Gabon

Seekor burung yang memiliki warana dada oranye cerah yang hidup
di pedalaman hutan Gabon, Afrika dipastikan sebagai spesies baru. Para
ilmuwan telah memberinya nama Stiphrornis pyrrholaemus dan
menyebutnya burung robin hutan berpunggung olive,abu-abu
kehijauan.Tes genetika memastikan burung yang memiliki panjang sekitar
12 centimeter dan berat 14 gram itu memiliki keunikan dibanding spesies
burung sejenis. Tim peneliti dari Institut Smithsonian yang menemukan
burung tersebut melaporkannya dalam jurnal Zootaxa terbaru.Saya
mulai penasaran saat menemukannya untuk pertama kalinya di Gabon
sejak tidak ada deskripsi spesies yang sesuai dalam panduan lapangan,
ujar Brian Schmidt, ahli burung dari Museum Nasional Smithsonian seperti
dilansir Reuters. Penampilan yang paling mencolok dan membedakannya
dengan burung lainnya adalah titik berwarna putih di dekat kedua
matanya.Seperti dideskripsikan dalam jurnal ilmiah, burung yang berjenis
kelamin jantan memiliki bulu kerongkongan dan dada berwarna oranye,
perut kuning, punggung olive, dan kepala hitam. Sementara burung
betina memiliki warna mirip namun sedikit lebih cerah.Meski penemuan
spesies robin hutan berpunggun olive ini bukan tujuan utama proyek
kami, hal tersebut sungguh pengingat bahwa dunia masih penuh kejutan,
ujar Schmidt yang menemukannya secara tak sengaja.

4. Pari Raksasa
Pari Raksasa di Indonesia Mungkin Spesies Baru

Jenis ikan pari raksasa yang sering disebut pari manta ternyata
terdiri dari dua spesies berbeda. Pari manta yang selama ini sering dilihat
adalah spesies yang berukuran lebih kecil dan banyak hidup di dekat
pantai.Spesies yang berukuran tubuh lebih besar jarang terlihat dan hidup
di perairan dalam. Meski lebih besar, ikan pari manta ini tidak memiliki
penyengat beracun di ekornya. Kelompok spesies kedua ini kelihatannya
juga memiliki daya jelajah lebih jauh dan lebih sensitif terhadap kehadiran
manusia.Hanya penyelam beruntung yang dapat melihat jenis pari manta
raksasa ini. Keragaman pari manta tersebut dilaporkan pertama kali oleh
Andrea Marshall, seorang kandidat doktor di Universitas Queensland,
Australia dalam simposium mengenai ikan pari di Montreal, Kanada.Manta
selama ini dikenal sebagai keluarga ikan pari yang paling besar dan dapat
tumbuh hingga seberat lebih dari dua ton. Pari manta dapat tumbuh
hingga selebar 8 meter.
Dua jenis pari manta sama-sama hidup di semua bagian lautan
namun memiliki gaya hidup berbeda. Pari manta yang lebih kecil dapat
ditemui di perairan Hawaii, Maldives, Mozambik, Australia, dan Jepang.
Sementara kehidupan pari manta kedua masih misterius.Seberuntung
saat menemukannya, hanya di Mozambik kami melihat keduanya
berinteraksi pada kawasan karang yang sama, ujar Marshall. Ia
memastikan ikan pari manta tersebut sebagai spesies bebeda setelah
melakukan pengujian DNA.Kehidupan pari manta tersebut mungkin dapat
dilacak di Indonesia. Sebab, selain hidup di Mozambik, pari manta raksasa
tersebut sering terlihat bermigrasi ke perairan Indonesia.

5. Spesies Ular
Spesies Ular Terkecil Ditemukan di Barbados

Ular terkecil di dunia tak lebih besar dari cacing tanah. Panjang
tubuhnya saat dewasa tak lebih dari 10 cm.Pakar biologi evolusi dari
Pennsylvania State University AS, S Blair Hedges, menemukan spesies
tersebut di Barbados, pulau paling timur di Kepulauan Karibia. Penemuan
tersebut akan dipublikasikan di jurnal Zootaxa edisi Senin (4/8) sebagai
spesies baru dengan nama Leptotyphlops carlae yang diambil dari nama
herpetolog Carla Ann Hass yang kebetulan istri Hedges.Perilaku dan
kehidupan ekologinya masih belum banyak diketahui. Namun, Hedges
telah memastikan secara fisiologi maupun genetika berbeda dengan
3.100 jenis ular yang telah ditemukan di seluruh dunia.
Ular berwarna coklat itu memangsa serangga dan rayap dan
termasuk ular yang tidak beracun. Hedges menemukannya di balik
bebatuan dekat kawasan yang berhutan. Ular tersebut tergolong
kelompok ular cacing yang biasa ditemukan di wilayah tropis. Ia mungkin
jenis yang langka dan terancam punah.Spesies baru dan eksotis masih
ditemukan di Kepulauan Karibia meskipun hutan tropis yang tersisa
sangat sempit, ujar Hedges. Penemuan satwa-satwa terkecil di Barbados
menambah kekayaan hayati kawasan kepualaun di Amerika Tengah
tersebut.Struktur tubuh yang kecil juga menggambarkan keragaman
genetika yang unik di kepulauan tersebut. Hal tersebut mungkin ada
kaitannya dengan evolusi di mana makhluk hidup mengembangkan
anggota tubuh yang paling sesuai dengan kondisi lingkungannya untuk
bertahan hidup.
Para ilmuwan banyak menemukan hewan-hewan yang berukuran
kecil sebelumnya. Selain ular terkecil di dunia, di wilayah Kuba juga dapat
ditemui burung kolibri madu yang merupakan burung terkecil di dunia.
Ular terkecil kedua juga ditemukan di Martinique. Tim Hedges sebelumnya
juga menemukan katak terkecil di dunia di Kuba serta cicak terkecil di
dunia di Republik Dominika.
Ular tersebut mungkin mengalami seleksi alam sehingga hanya yang
kecil yang bertahan, ujar Hedges. Jenis ular tersebut biasanya hanya
menghasilkan satu keturunan sepanjang hidupnya atau menghasilkan
satu butir telur setiap bereproduksi.Namun, bayi ular tergolong besar
dengan ukuran setengah dari panjang ular dewasa. Sebagai
perbandingan, bayi ular terbesar di dunia hanya memiliki panjang
sepersepuluh ular dewasa. Misalny,a anak king kobra yang hanya
sepanjang 36 cm meskipun ular dewasa dapat tumbuh hingga 5,5
meter.Fakta bahwa ular tersebut menghasilkan satu telur raksasa, relatif
terhadap ukuran induknya, menunjukkan bahwa seleksi alam mencoba
menjaga ukuran keturunan di atas batas kritis untuk bertahan hidup,
Hedges menjelaskan.

6. Semut
Semut Menjadi Buah Beri

Semut hitam yang hidup di hutan Panama bukanlah makanan


burung karena bau dan rasa tubuhnya yang getir. Para ilmuwan selama ini
belum pernah melihat burung makan semut, namun kadang-kadang
ternyata melakukannya.

Saya jelas-jelas melihat burung-burung datang dan berhenti sebentar


barang sedetik ke dekat semut-semut itu sebelum akhirnya terbang,
mungkin karena semut bergerak menjauh, ujar Dudley. Jadi, ia yakin
burung-burung pemakan buah menganggapnya mangsa yang
empuk.Setelah diamati, sebagian dari semut-semut tersebut ternyata
menunggingkan perutnya yang berwarna merah ke atas. Padahal pada
kondisi normal, semut tersebut berwarna hitam.
Semut-semut yang perutnya menjadi merah itu ternyata
mengandung cacing parasit dari spesies Myrmeconema neotropicum
seperti dilaporkan dalam jurnal Systematic Parasitology edisi Februari
2008. Cacing tersebut termasuk kelompok nematoda, tubuhnya silinder
tetapi tidak bersegmen.Ini fenomenal karena nematoda mengubah
semut menjadi merah menyala dan mirip sekali dengan buah-buahan di
kanopi hutan, ujar Yanoviak. Strategi yang dilakukan cacing juga begitu
sempurna karena tidak hanya mengubah tampilan semut, tetapi juga
perilaku semut.Akhirnya, jika burung tertarik memangsa semut, telur-telur
cacing punya kesempatan tersebar ke mana-mana dan dengan mudah
memperoleh nutrisi untuk berkembang biak di kotoran burung.
Muda Penakut, Tua Pemberani

Semut merah selama ini dikenal sebagai serangga yang suka


menggigit dan membuat gatal. Di balik sifatnya yang suka menyerang itu,
hewan sosial ini juga berperilaku ganjil. Meski saat dewasa pemberani,
saat masih muda penakut.Saat terancam bahaya, semut muda akan diam
dan tumbang seolah tewas dengan tubuh yang kaku. Musuhnya biasanya
mendekat dan memeriksa, namun akan membiarkannya mungkin karena
mengiranya mati. Begitu musuh pergi, semut tersebut akan Bangun dan
segera berlari.Tidak ada seorang pun yang pernah melaporkan hal ini
sebelumnya, dan hal tersebut membuat kami terkejut, ujar Deby Cassill,
seorang pakar evolusi biologi di University of South Florida, St. Petersburg,
AS.Namun, perilaku tersebut berubah drastis saat semut menginjak
dewasa. Semut merah memang dikenal Agresif menyerang musuhnya.
Semut yang berusia kurang dari enam bulan cenderung menghindar dari
musuh, sementara yang berusia enam bulan hingga usia maksimumnya
sekitar setahun cenderung agresif dan suka menyerang.Semua semut
pekerja adalah jenis betina steril, jasi mereka ibarat wanita tua pemberani
yang mau berjuang sampai titik darah penghabisan, ujar Cassill.
Menurutnya, salah satu alasan perubahan perilaku ini berkaitan dengan
pertumbuhan tubuh semut merah.
Eksoskeleton atau kulit terluar pada semut muda masih terlalu
lunak sehingga mudah terluka dan tidak punya kekuatan cukup untuk
mendesak musuh. Sementara pada semut dewasa, kulitnya sudah keras
dan relatif lebih tahan dari goresan.Perilaku berpura-pura mati
sebelumnya telah diketahui dilakukan beberapa jenis hewan untuk
menipu lawan atau menghindari serangan predatornya. Misalnya
opposum, bison, dan ular-ular tertentu.

Semut Juga Pengambil Keputusan yang Hebat

Selama ini semut diketahui sebagai makhluk sosial dan pintar. Jadi
tak heran kalau semut menjadi pengambil keputusan yang
andal. Koloni semut terbukti dapat mengambil keputusan dengan cepat
saat berburu mangsa, tidak hanya menentukan jalur lalu lintas dari
sumber makanan ke sarang. Ini tebukti saat iring-iringan awmut
berhasil Beradaptasidengan lingkungan sekitarnya saat iring-iringannya
dihambat.Untuk menguji kemampuan semut menghadapi masalah,
Audrey Dussutour dan timnya dari Universitas Sydney, Australia,
meletakkan lembaran plastik yang sangat dekat dengan permukaan jalur
rombongan semut pemotong daun yang sedang mengangkut mangsa.
Meski ruang di bawah lembaran plastik masih dapat dilalui semut,
potongan daun mustahil melaluinya. Agar semut tidak mencari jalan
memutar, jalur sekitarnya ditutup.Mengejutkan, kemacetan tidak terjadi
karena semut-semut tersebut segera belajar untuk memotong-motong
daun menjadi lebih kecil, ujar Dussutour. Setelah 24 jam, semut tidak
hanya memotong melainkan menggulungnya sehingga lebih mudah
dibawa di bawah lapisan plastik yang terlalu sempit.Hal tersebut
menunjukkan bahwa semut benar-benar pengambil keputusan yang
hebat. Mereka tidak hanya beradaptasi, namun mengembangkan strategi
yang lebih baik. Para peneliti menyatakan, strategi tersebut mungkin
dikembangkan dari proses yang disebut social fasilitation (kemudahan
sosial).
Dalam hal ini, saat plastik menghalangi, beberapa ekor semut yang
sebelumnya membawa daun ukuran besar akan memotong-motongnya
agar sesuai dengan ukuran lorong dan tetap berada di dalam lorong.
Sementara semut yang belum membawa daun akan bertemu dengannya
dan mendapat informasi tersebut.Ibarat banyak orang makan es krim,
lalu Anda ingin membelinya juga, ujar Dussutour. Namun, untuk
mengetahui bagaimana strategi mulai terbentuk, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut. Para peneliti harus melakukan pengamatan lebih
lanjut kepada masing-masing individu, misalnya dengan menandainya
menggunakan pewarna, untuk melihat proses pengambilan keputusan itu

MACAM TUMBUHAN
1.Adiantum Atau Supli

Suplir sendiri mempunyai berbagai jenis dan varietas. Meski begitu,


suplir yang cukup cantik karena berdaun kecil dan memberi suasana
segar itu, agak sulit dipelihara karena membutuhkan lingkungan yang
lembab dan udara bersih.
Suplir membutuhkan sedikit cahaya. Karena itu, sebagian tempatnya
harus teduh. Jenis tanaman ini juga tidak terlalu banyak membutuhkan
air, asal lembab dan tidak basah, tetapi juga tidak kering. Air penyiram
sebaiknya air hujan.
Selama musim kemarau, pot perlu dikelilingi dengan mos yang basah
tidak harus dengan air hujan agar kelembabannya terjaga. Pada awal
musim hujan, merupakan musim tumbuh, sebaiknya suplir dipupuk
teratur sesudah dipindah ke pot yang lebih sesuai besarnya.
2. Keladi Red Star (Caladium Bicolor)

Kecantikan tanaman ini terletak pada bentuk dan warna daunnya.


Keladi Red Star kecantikannya adalah pada urat daunnya yang berbentuk
bintang dan berwarna merah cerah, tangkai daunnya berwarna agak
kemerahan (pink) dengan belang-belang hitam.
Keladi hias termasuk tanaman yang mudah ditanam, tanaman hias ini
cepat berkembang asal media tanamnya tetap dijaga lembab. Tanaman
ini sebaiknya diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari penuh,
agar warna merah pada urat daunnya menguat.
Untuk penyiraman cukup disiram sekali dalam sehari. Penyiraman harus
ke medianya, jangan ke daun.Dengan media yang basah (lembab), keladi
akan tumbuh cantik, lebar, dan warna pada daunnya akan lebih keluar.
Media biasanya memakai sekam atau cocopeat. Jangan memakai tanah
karena akar sulit untuk menembusnya,
3. Aglaonema

Tanaman ini berdaun lonjong hijau, dihiasi bintik-bintik, garis, atau


ban berwarna abu-abu keperakan. Sri rejeki ini mudah ditanaman tanpa
perawatan intensif, tapi membutuhkan cahaya yang tidak langsung dan
lingkungan yang lembab.
Hanya saja, Anda perlu hati-hati bila ruangan terlalu panas dan kering di
musim kemarau,
daun Sri Rejeki mudah layu dan harus dibuang. Tanaman ini juga tidak
tahan terhadap uap air dari dapur dan asap rokok. Selain itu, daun segar
yang sudah tua juga perlu dipangkas.

4. Dieffenbachia

Di kalangan penjual tanaman hias, Dieffenbachia dikenal pula


sebagai daun bahagia atau bunga bahagia.Dieffenbachia juga dikenal
mudah dalam perawatan dan perbanyakannya. Tanaman ini tahan dalam
ruangan meskipun untuk jangka tertentu perlu diperlakukan pula di ruang
terbuka. Warna daunnya cenderung gelap bila ditempatkan dalam ruang
atau di bawah naungan.
Jadi, tak masalah jika ingin menjadikannya sebagai tanaman indoor.
Daun Dieffenbachia mampu menyerap racun di udara. Menempatkannya
dalam ruangan, selain mempercantik ruang, juga membersihkan udara.
Menanamnya di halaman, bisa ikut membantu mengurangi gas polutan di
sekitar rumah.Perbanyakan tanaman ini umumnya dilakukan dengan
stek. Tetapi berhati-hatilah karena, getah daun dan batang Dieffenbachia
BERBAHAYA!! dapat menyebabkan gatal-gatal maupun kejang pada bibir
dan lidah serta kerongkongan bila mengenainya. Meskipun setelah
beberapa waktu dapat pulih kembali, gejala ini dapat menyebabkan syok,
bahkan kematian apabila kejang mengganggu saluran pernafasan.

5. Kuping Gajah (Anthurium crystallinum Lindl.)

Tanaman lainnya yang tak kalah cantik adalah Anthurium


Crystallinum atau Kuping Gajah. Tanaman ini dipelihara karena keanehan
daunnya yang berbentuk jantung dan besar, bila dibandingkan dengan
ukuran batangnya. Daun yang lebar ini lalu dianggap menyerupai kuping
gajah.
Daun kuping gajah berwarna hijau tua dengan urat-urat hijau muda
keputih-putihan.
Tanaman ini termasuk jenis Anthurium Daun, yang memiliki daya pikat
terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa dan untuk
perawatannya lebih mudah, karena perhatian cenderung hanya tertuju
pada daunnya saja.Anthurium hanya butuh sinar matahari sedikit. Tempat
yang teduh seperti di beranda rumah, teras belakang rumah menjadi
tempat yang cocok bagi Anthurium.
Daun Anthurium akan berubah menguning jika terkena sinar matahari
secara terus menerus dalam waktu lama.Tetapi bila cahaya kurang, daun
nampak lemas dan pucat, daun dan tangkainya cenderung
memanjang.Untuk menanamnya sebaiknya gunakan media yang disukai
Anthurium yaitu media yang berupa campuran arang sekam, pakis cacah
dan humus. Tujuannya agar akar-akar dari Anthurium ini mudah untuk
tumbuh dan menyebar. Penyiraman dilakukan 1 kali sehari, tetapi jika
cuaca panas, boleh di siram 1 2 kali (pagi dan sore), tanaman ini tidak
suka basah tetapi suka kelembapan. Air tidak boleh sampai tergenang
atau becek.
Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong
agar tanaman tampak bersih dan menarik.

6. Paku Tanduk Simbar Menjangan (Platycerium bifurcatum


(Cav.) C.Chr.)

Paku Tanduk Rusa (Platycerium) adalah suatu genus tumbuhan paku


dengan lebih kurang 18 jenis. Kesemuanya merupakan epifit (akar
melekat di batang pohon) dengan penampilan yang unik karena memiliki
dua tipe daun dengan fungsi dan bentuk jelas berbeda.
Dua tipe daun:
1. Tipe pertama selalu steril dan berbentuk perisai tegak, mengering pada
kondisi kurang air, fungsinya mengumpulkan dedaunan kering dan
penangkap air, sehingga kelembaban bagi rimpang terjaga.
2. Tipe kedua menjuntai dari pusat daun tipe pertama dengan bentuk
menyerupai tanduk rusa (walaupun ada beberapa jenis yang tidak
demikian), fungsinya sebagai pembawa spora yang terletak di sisi bawah
daun, panjang daun yang menjuntai dapat mencapai satu meter atau
lebih.
Paku yang juga biasa disebut Simbar Menjangan ini dapat dijumpai
tumbuh liar di semua daerah tropis dunia (dari Malaysia sampai
Polynesia).
Tanaman hias ini biasa ditempel di pohon atau digantungkan untuk
memberikan kesan alami pada taman.
Tempat yang disukai oleh tanaman ini adalah tempat yang teduh, yang
tidak langsung memperoleh sinar matahari.
Anakan yang tumbuh dapat dipisah dari induknya secara hati-hati dan
ditempelkan pada tempat lain.

7. Saka Asparagus Plumosus.

Ini tanaman sejenis paku yang lebat daunnya menyerupai jarum


halus. Potongan batang yang berdaun, ditambah beberapa bunga, lalu
digunakan untuk menghias. Asparagus ini mudah ditanam, asal diberi
cahaya matahari tidak langsung. Ia juga butuh lingkungan yang lembab
dan tidak kekurangan air.

Tanaman Hias Bunga


Bagi Anda yang tidak begitu menyukai tanaman hias daun, masih ada
tanaman hias bunga.Tanaman hias ini, selain daunnya memberi daya tarik
tersendiri, bunganya juga amat memikat, misalnya:

1. Begonia semperflorens
Begonia semperflorens yang merupakan salah satu jenis Begonia bunga.
Ia tetap mungil dan berbunga setiap saat sepanjang tahun.
Tanaman yang daunnya bulat, hijau mengkilat ini, memiliki bunga
bervariasi, dari putih sampai ke merah merona. Jenis tanaman ini
menghendaki udara lembab (biasanya pot dibungkus dengan mos basah),
akan tetapi daun-daunnya tidak boleh kena air.

2. African violets dan violltjes.

Tanaman yang mungil dengan daun agak berbulu ini biasanya


memberi bunga yang indah. Warna bunganya biasanya biru, merah jambu
keputih-putihan, atau merah lembayung.Tanaman ini amat suka ditanam
di lingkungan yang lembab dan udara yang tenang tidak berangin.
Mungkin karena sifatnya yang agak manja, tanaman ini juga tidak tahan
terhadap cahaya matahari langsung, kekeringan, asap rokok dan
perubahan suhu yang terlalu sering. Bila menyiram tanaman ini, harus
menggunakan air suam-suam kuku, dan usahakan agar tidak sampai
memerciki daunnya.
KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP

DASAR DASAR KLASIFIKASI TAKSONOMI DAN


NOMENKLATUR

A. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Sejarah klasifikasi

Aristoteles

Kira-kira 2000 tahun yang lalu, Aristoteles membagi makhluk hidup


ke dalam dua kerajaan besar, yaitu tumbuhan dan hewan. Kemudian
membagi kerajaan hewan ke dalam tiga kelompok. Pembagian kelompok
tersebut berdasarkan tempat tinggal (habitat) yaitu, air, darat, dan udara.

Carollus

Pada tahun 1735, Carollus Linnaeus mengembangkan sistem


klasifikasi baru berdasarkan persamaan ciri, yaitu struktur tubuh/bentuk,
ukuran, warna, dan cara memperoleh makanan. Sistem klasifikasi
Linnaeus memberi dua kata untuk tiap nama jenis organisme. Yang
dikenal dengan binomial nomenklatur.

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Hal ini mendorong para
ahli mencari cara untuk mempelajarinya, yaitu dengan menggunakan
suatu sistem tertentu yang disebut klasifikasi. Ilmu tentang
pengelompokkan makhluk hidup ini disebut taksonomi. Dasar
pengelompokkan makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan
perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain.

Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada


ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem
klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang
memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan
ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan
atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu
pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide
itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus
Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena
sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap
dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama
yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa
Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang
dipakai untuk pendidikan resmi.

Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :

1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang


dimiliki
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya
dengan makhluk hidup dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
4. Emberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau
belum memiliki nama.
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia,
antara lain :
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang
sangat beraneka ragam
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis
makhluk hidup
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi

B. PROSES KLASIFIKASI

Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang


berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758
sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Klasifikasi dilakukan berdasarkan
kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara perkembangbiakannya.
Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok-kelompok makhluk hidup
yang disebut takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup diberi
nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang
dipakai saat ini adalah sistem tata nama biner yang disebut binomial
nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang dijuluki
Bapak Taksonomi. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup.

1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses


mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang
akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup
kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-
ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam
unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi
nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok
makhluk hidup.

Berdasarkan sifatnya, sistem klasifikasi dibedakan menjadi:

1. Klasifikasi Sistem Alamiah

Klasifikasi sistem alamiah klasifikasi untuk membentuk takson-


takson yang bersifat alamiah (sesuai kehendak alam). Dasar yang
digunakan adalah adanya persamaan sifat, terutama sifat morfologinya.
Klasifikasi sistem alamiah dikemukakan pertama kali oleh Aristoteles.
Aristoteles mengelompokan di bumi ini menjadi 2 kingdom, yaitu , hewan
dan tumbuhan. Kemudian hewan dikelompokan lagi berdasarkan
persamaan habitat dan perilakuny,.sedangkan tumbuhan dikelompokan
lagi berdasarkan ukuran dan strukturnya, misalnya tumbuhan pohon
(beringin, mangga, jeruk, kelapa); tumbuhan perdu (tomat, bayam, cabai,
terung); dan tumbuhan semak (rumput, jahe).

2. Klasifikasi Sistem Artisifal (Buatan)

Klasifikasi sistem Artisifal adalah klasifikasi untuk tujuan praktis,


misalnya berdasarkan kegunaannya. Berdasarkan kegunaannya,
tumbuhan dikelompokan menjadi tanaman obat (jahe, kina, kayu putih,
ginseng), tanaman hias (mawar, melati, cempaka, anggrek), tanaman
makanan pokok (padi, jagung, gandum, ubi), tanaman sayuran (bayam,
kangkung, kacang panjang, kol), tanaman buah-buahan (jeruk, salak,
pepaya, apel), tanaman sandang (kapas), dan tanaman untuk papan (jati,
bambu, meranti). Klasifikasi sistem artifisial diperkenalkan pertama kali
oleh seorang naturalis berkebangsaan Swedia, Carl von Linne, yang lebih
dikenal dengan nama Carolus Linnaeus. Linnaeus mengemukakan
makalahnya yang berjudul Systema Naturae pada tahun 1735. Dalam
makalah tersebut ia mengelompokan tumbuhan berdasarkan alat
reproduksi seksualnya (bunga). Kelompok mamalia diberi nama
berdasarkan keberadaan kelenjar susu (mamae) yang digunakan untuk
merawat bayinya.

3. Klasifikasi Sistem Filogenetik

Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya


hubungan kekerabatan antar organisme atau kelompok organisme,
dengan melihat kesamaan ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi dan
etologi (perilaku). Filogeni merupakan hubungan kekerabatan antar
organisme berdasarkan proses evolusinya. Hubungan kekerabatan
tersebut digambarkan sebagai pohon filogenetik (gambar. 1.13).
Klasifikasi sistem filogenetik diperkenalkan sejak munculnya teori evolusi
yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859.
Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antar organisme atau kelompok organisme

4. Klasifikasi Sistem Modern

Klasifikasi sistem modern dibuat berdasarkan hubungan


kekerabatan organisme (filogenetik), ciri-ciri gen atau kromosom, serta
ciri-ciri biokimia.Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu
dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti
rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti
bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti
ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba;

Pada klasifikasi sistem modern, selain menggunakan dasar


perbandingan ciri-ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi, etologi, juga
dilakukan perbandingan struktur molekuler dari organisme yang
diklasifikasikan.

Langkah-langkah klasifikasi
mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk
hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok
lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.Dua atau lebih
spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
genus.

1. Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan


untuk membentuk takson famili.
2. Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson ordo.
3. Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson kelas.
4. Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk
tumbuhan).

Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan


klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari
tingkatan tertinggi hingga terendah adalah sebagai berikut:

1. kingdom (kerajaan)
2. divisio atau filum
3. kelas (classis)
4. ordo (bangsa)
5. famili (suku)
6. genus (marga)
7. spesies (jenis)

C. TINGKATAN TAKSON

Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi


suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi
lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya
terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis
makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson.
Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan
International Code of Botanical Nomenclature dan International
Committee on Zoological Nomenclature. Urutan takson antara lain :
Kingdom, Divisio, Clasis, Order, Familia, Genus, dan Species.
Tingkatan Dalam Bahasa Indonesia:
Dunia/Kerajaan, Divisio/Filum, Kelas, Ordo, Suku, Marga, dan Jenis.

1. KINGDOM. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk


hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia
ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker
tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi,
Plantae, dan Animalia

2. FILUM/DIVISIO (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan pada dunia


hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division
terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan
ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama
division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.

3. KELAS (CLASSIS). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari
filum atau divisio

4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia
tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
5. FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama
family tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan
biasanya diberi nama idea.

6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada


family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan
huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring
atau dibedakan dari huruf lainnya.

7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat


melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan
yang fertile (subur).
D. TATA NAMA BINOMIAL NOMENKLATUR

Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa


berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan
komunikasi, makhluk hidup harus diberikan nama yang unik dan dikenal di
seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan internasional,
digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat
penting dalam pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut
tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu
menggunakan dua kata (nama genus dan species).

Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :


Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama
genus, sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton
specificum)

1. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf


pertama penunjuk jenis digunakan huruf kecil
2. Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
3. Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya
(bisa miring, garis bawah, atau lainnya)
4. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata
kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda
penghubung.
5. Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan
nama species, melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama
takson di bawah species
6. Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut,
misalnya jagung (Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial
Linnaeus.

1. Sistem Klasifikasi Domain


Belakangan, sistem Kingdom sempat dianggap basi, sehingga
dibentuk sistem baru yang menambah urutan dan memiliki lebih sedikit
jenis, yaitu Domain.
Ada tiga jenis Domain, yaitu:
a. Archaea (dari Archaebacteria)
b. Bacteria (dari Eubacteria)
c. Eukarya (termasuk fungi, hewan, tumbuhan, dan protista)

2. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom (Menurut Woese tahun 1977)


Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2
kerajaan, yaitu kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli
mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan :
a. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang
tersusun dariselulosa.
b. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya
sendiri melalui proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan
hewan tidak memiliki dinding sel sementara hewan tidak dapat membuat
makanannya sendiri, dan umumnya dapat berpindah tempat.

Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya


sendiri, yaitu jamur(fungi). Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur
maka para ahli taksonomi kemudian mengelompokkan makhluk hidup
menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan), Fungi(jamur),
dan Animalia (hewan).
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti,
makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan,
yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia, Pengelompokan ini
berdasarkan ada tidaknya membran inti sel. Sel yang memilikimembran
inti disebut sel eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti
disebut sel prokariotik.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk
hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae,
dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara
makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera
menjadi kingdom Eubacteria dan Archaebacteria.

Klasifikasi Hewan Yang Hidup di Darat, Danau/Sungai


Dan Laut
A. Klasifikasi Hewan Darat
1. Singa (Panthera leo)
Singa
(Panthera leo)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata (mempunyai penyokong
tubuh dalam)
Kelas: Mammalia (mempunyai kelenjar susu)
Ordo: Carnivora (pemakan daging)
Famili: Felidae (kucing dan kucing besar)
Genus: Panthera
Spesies: P. leo
Nama binomial
Panthera leo
(Linnaeus, 1758)
Singa (Panthera leo) merupakan hewan yang termasuk keluarga
felidae (kucing) dengan habitat umum di ekosistem padang rumput. Hidup
secara berkelompok, hewan ini mendapatkan makanan dengan memburu
hewan-hewan herbivora di sekitarnya. Perburuan umumnya dilakukan
oleh singa betina, sedangkan singa jantan cenderung lebih pasif dan
hanya menunggu jatah dari hasil buruan sang betina. Target buruan
utamanya adalah rusa, jerapah, kelinci, domba, dan beragam hewan
herbivora besar lainnya. Ia tidak makan tumbuh-tumbuhan atau buah,
oleh karena itu ia termasuk ke dalam contoh hewan karnivora.

Singa (bahasa Sanskerta: Siha, atau dalam bahasa Latin: Panthera


leo) adalah spesies hewan dari keluarga felidae atau jenis kucing. Singa
merupakan hewan yang hidup berkelompok. Biasanya terdiri dari seekor
jantan dan banyak betina. Kelompok ini menjaga daerah kekuasaannya.
Umur singa antara 10 sampai 15 tahun di alam bebas, tetapi dalm
penangkaran memungkinkan lebih dari 20 tahun.

Singa betina jauh lebih aktif dalam berburu, sedangkan singa jantan
lebih santai bersikap menunggu dan meminta jatah dari hasil buruan para
betinanya. Singa jantan dipercaya lebih unggul dan perkasa dibandingkan
dengan kucing besar lainnya, tetapi kelemahan singa ialah tidak bisa
memanjat pohon sebagus kucing-kucing besar lainnya. Singa jantan
ditumbuhi bulu tebal di sekitar tengkuknya, hal ini lebih menguntungkan
untuk melindungi tengkuknya, terutama dalam perkelahian bebas antara
kucing besar yang cenderung menerkam tengkuk untuk melumpuhkan
musuhnya.

Kucing besar lainnya, seperti citah dan macan tutul memiliki ukuran
tubuh jauh lebih kecil dibanding singa. Walaupun berasal dari keluarga
yang sama dengan harimau, singa tidak suka dengan air. Berbeda dengan
harimau yang suka dengan air.

Singa yang terkenal di dunia adalah Bongo. Singa yang menjadi


bintang film dalam film George of the Jungle. Bongo adalah singa paling
jinak yang meninggal karena sakit paru-paru. Singa kedua yang paling
jinak di dunia adalah Zamba yang merupakan peliharaan Ralph Helfer.

Subspesies

Habitat singa.

Dahulu, singa hidup di seluruh Afrika, Eropa, Timur Tengah dan anak
benua India. Tetapi sekarang habitat singa hanya di sebagian kecil anak
benua India dan Afrika. Itu terjadi karena perburuan liar yang bertujuan
mendapatkan kulitnya.

Subspesies yang masih hidup


Panthera leo krugeri
Habitatnya di daerah Afrika Selatan.
Panthera leo bleyenberghi
Habitatnya di daerah Kongo, Zimbabwe, dll.
Panthera leo massaieus
Habitatnya di daerah Tanzania, Kenya.
Panthera leo persica
Habitatnya di daerah India.
Panthera leo senegalensis
Habitatnya di wilayah Senegal.
Subspesies yang punah
Panthera leo leo
Habitatnya di bagian utara benua Afrika.
Panthera leo melanochaita
Habitatnya di Afrika Selatan.

Berdasarkan temuan arkeologi dari gambar-gambar di dinding, sekitar


15.000 tahun yang lalu diperkirakan hidup di Eropa, dan 5.000 tahun yang
lalu pernah ada di Yunani.

Fisiologi

Panjang singa jantan adalah 260-330 cm, dan singa betina 240
270 cm. Panjang ekor jantan 70105 cm, betina 60100 cm. Panjang dari
ujung kaki ke pundak jantan 80123 cm, betina 75110 cm. Berat singa
jantan dewasa sekitar 150 kg - 250 kg, sedangkan singa betina berkisar
120185 kg. Berat bayi singa yang baru dilahirkan sekitar 1,2 kg hingga
2,1 kg.

Ciri khas berdasar subspesies


Panthera leo leo
bulu tebal disekitar tengkuknya berevolusi melewati pundaknya
singa. bulu tebal warnanya hitam.
Panthera leo bleyenberghi
bulu tebalnya tidak berevolusi.
Panthera leo Krugeri
bulu tebalnya hitam
Panthera leo massaieus
bulu tebalnya berevolusi tapi tidak melewati pundak
Panthera leo melanochaita
panjang singa betina sekitar 170 cm. panjang ekor betina kira-kira
90 cm.
Panthera leo persica
panjang sekitar 190 cm. panjang ekor 80-90cm
Panthera leo senegalensis
bulu tebalnya tidak berevolusi. warna bulu tebalnya kuning.

Hidup

Singa habitatnya di padang pasir. Hewan ini tergolong noktural,


dalam sehari 20 jam berbaring di bebatuan atau di bawah pohon yang
teduh. Tiap kelompok terdiri dari jantan 1-6 ekor, betina 4-15 ekor.
Wilayah kekuasaan satu kelompok antara 20400 km2. Jika makanan
habis, singa betina sehari penuh mencari makanan sambil meluaskan
wilayah kekuasaan. Tugas singa jantan adalah melindungi betina dari
singa jantan kelompok lain, dan menjaga wilayah kekuasaan. Saat
merebut wilayah kelompok lain, jantan yang merebut kelompok lain akan
membunuh anak singa yang berada di kelompok yang direbut. Kecepatan
lari singa jantan adalah 58 km/jam.

Makanannya daging, biasanya memangsa mamalia besar yang beratnya


sekitar 50500 kg. Selain itu, singa juga memangsa mamalia kecil seperti
burung, reptil, dan serangga. Singa biasanya berburu sewaktu malam,
tapi kalau di rumput panjang yang bisa menutup tubuh bisa berburu siang
hari. Biasanya, singa betina yang berburu dan hasil buruan dimonopoli
singa jantan.

Musim kawin

Pada saat musim kawin, sekali kopulasi waktunya adalah 20 detik,


sehari bisa menikah 50 kali. Waktu hamilnya 98-120 hari, dan betina yang
hamil akan meniggalkan kelompok untuk sementara. Sekali melahirkan
akan melahirkan 1-6 ekor. Waktu menyusuinya adalah 7-10 bulan. Selama
1 minggu, bayi singa tidak bisa melihat. Setelah 3 minggu sudah bisa
jalan. Betina yang melahirkan tidak akan kembali ke kelompok sebelum
anaknya berusia 6-8 minggu. Anak singa sudah dapat makan daging
setelah umur 3 bulan. Anak singa sering mati karena dibunuh jantan dari
kelompok lain atau tidak dirawat oleh singa betina karena ketersediaan
makanan yang sedikit. Anak singa yang hidup sampai 1 tahun hanya 40%,
sampai 2 tahun adalah 20%, kalau sudah menjadi singa dewasa
persentase kematiannya menurun. Singa jantan umur 3-4 tahun sudah
menjadi singa dewasa, dan singa betina 3 tahun sudah menjadi singa
dewasa. Pernah ada singa yang dipelihara sampai umur 24 tahun.

Hubungan dengan manusia

Karena pembukaan hutan, pembuangan limbah pabrik yang


disebabkan manusia, jumlah singa menjadi langka. Karena ulah-ulah
manusia itu singa menjadi sering menerkam manusia, seperti yang terjadi
di Tanzania pada tahun 2004 yang mengorbankan 35 orang pekerja di
pertambangan. Antara tahun 1994 sampai 2004 di Tanzania, singa telah
menerkam 815 orang, dan 563 orang lainnya dimangsa. Namun sekarang
ini singa dipakai para polisi di Afrika untuk membantu menangkap
pemburu liar.

Berburu

Berburu secara berkelompok dan mengejar mangsa. Alasan jantan


tidak berburu adalah bulu lebat dan badan besar sehingga bisa langsung
ketahuan mangsa, selain itu singa jantan tidak selincah singa betina
karena berat jantung singa jantan adalah 0,41 % dari seluruh tubuh
sedangkan singa betina berat jantungnya 0,51 % dari berat seluruh tubuh,
karena itu kecepatan berlari singa betina lebih cepat sehingga mencapai
81 km/jam. Walaupun singa betina bisa lari dengan kecepatan tersebut,
singa betina hanya bisa mempertahankan energinya hanya dalam waktu
beberapa menit. Karena itu, sebelum menyerang mangsa, singa betina
mendekati mangsa sampai 30 m dari mangsa dan lebih memilih berburu
pada malam hari. Untuk menjatuhkan mangsa dalam satu terkaman,
singa menerkam bagian hidung atau mulut sehingga mangsa tidak bisa
bernapas.

Singa biasanya menerkam mamalia besar seperti zebra, babi, antelop, dll.
Kalau ada kesempatan, singa bisa menyerang bintang besar yang
beratnya sekitar 300 kg. Walaupun bisa menyerang hewan-hewan besar
seperti badak dewasa, jerapah, dan gajah, namun jarang dilakukan singa
karena dapat menyebabkan luka dan cedera pada singa. Biasanya, sekali
makan singa bisa memakan 30 kg daging. Kalau tidak bisa memakan
habis mangsa, beberapa jam berhenti makan sehabis itu makan lagi.
Minimal singa jantan dewasa memerlukan 7 kg daging per hari, singa
betina dewasa memerlukan 5 kg daging per hari.

Anak singa pertama kali berburu pada umur 3 bulan. Meskipun


dinamakan, tapi sebatas ikut berburu. Waktu berburu sebenarnya adalah
sewaktu umur sekitar 1,2 tahun.

Lambang

Singa banyak digunakan sebagai lambang negara, seperti di negara


Singapura misalnya.

Nama-nama kota
Singa dipakai juga sebagai nama-nama kota. Berikut ini adalah
contohnya:

Singajaya
Singaparna
Singapura
Singaraja
Leeuwarden
Lviv

Pranala luar

(Inggris) Animal Diversity: Panthera leo (lion)


(Inggris) African Wildlife Foundation: Lion
(Inggris) Biodiversity Heritage Library: Felis leo
(Inggris) Biodiversity Heritage Library: Panthera leo

2. Ular cobra/sendok (Naja sputatrix)

Ular cobra/sendok (Naja


sputatrix)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaa Animalia
n:
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo Serpentes
:
Famili: Elapidae
Upafami Elapinae
li:
Naja
Genus:
Laurenti, 1768

Ular sendok atau yang juga dikenal dengan nama kobra adalah
sejenis ular berbisa dari suku Elapidae. Disebut ular sendok (Jw., ula irus)
karena ular ini dapat menegakkan dan memipihkan lehernya apabila
merasa terganggu oleh musuhnya. Leher yang memipih dan melengkung
itu serupa bentuk sendok atau irus (sendok sayur).

Ular kobra (Naja sp.) merupakan reptil ganas berdarah dingin yang
cukup banyak ditemukan di daerah beriklim tropis. Hewan ini memiliki
bisa racun mematikan yang dapat menunjangnya dalam mendapatkan
makanannya. Makanan utama mereka yang berupa beragam jenis burung
dan hewan pengerat membuat ia masuk ke dalam daftar contoh hewan
karnivora ini.

Bisa Ular sendok (Ular kobra)


Bisa atau racun ular sendok merupakan salah satu yang terkuat dari
jenisnya, dan mampu membunuh manusia. Ular sendok melumpuhkan
mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa neurotoksin pada
hewan tangkapannya (biasanya binatang mengerat atau burung kecil)
melalui taringnya. Bisa tersebut kemudian melumpuhkan syaraf-syaraf
dan otot-otot si korban (mangsa) dalam waktu yang hanya beberapa
menit saja.

3. Kerbau (Bubalus bubalis)

Kerbau (Bubalus
bubalis)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaa Animalia
n:
Filum: Chordata (mempunyai penyokong
tubuh dalam)
Kelas: Mammalia (mempunyai kelenjar susu)
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Upafam Bovinae
ili:
Genus: Bubalus
Spesies: B. bubalis
Nama binomial
Bubalus bubalis)
(Kerr, 1792)
Kerbau adalah binatang memamah biak yang menjadi ternak bagi
banyak bangsa di dunia, terutama Asia. Hewan ini adalah domestikasi dari
kerbau liar (orang India menyebutnya arni) yang masih dapat ditemukan
di daerah-daerah Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Vietnam,
Cina, Filipina, Taiwan, Indonesia, dan Thailand.

Saat ini populasi kerbau liar di Asia mulai menurun dan


dikhawatirkan pada masa yang akan datang tidak akan ada lagi populasi
kerbau liar yang dapat ditemukan. Kerbau dewasa dapat memiliki berat
sekitar 300 kg hingga 600 kg. Kerbau liar dapat memiliki berat yang lebih,
kerbau liar betina dapat mencapai berat hingga 800 kg dan kerbau liar
jantan dapat mencapai berat hingga 1200 kg. Berat rata-rata kerbau
jantan adalah 900 kg dan tinggi rata-rata di bagian pundak kerbau adalah
1,7 meter.

Salah satu ciri yang membedakan kerbau liar dari kerbau peliharaan
adalah bahwa kerbau peliharaan memiliki perut yang bulat. Dengan
adanya percampuran keturunan antara kerbau-kerbau antara populasi
yang berbeda, berat badan kerbau dapat bervariasi.

Klasifikasi kerbau masih belum pasti, tetapi Bubalus bubalis biasa


dikelompokkan menjadi tiga anakjenis:

1. Kerbau liar (B. bubalis arnee), moyang bagi kerbau sungai

2. Kerbau sungai (B. bubalis bubalis) yang berasal dari Asia Selatan.

3. Kerbau rawa (B. bubalis carabauesis) yang berasal dari Asia


Tenggara.

Moyang kerbau rawa tidak lagi ditemukan secara liar, tetapi diketahui
bahwa genom kerbau rawa terdiri dari 24 pasang kromosom, sedangkan
kerbau sungai memiliki 25 pasang kromosom. Keturunan persilangan dari
dua anakjenis ini dapat ditemukan dan mereka dapat menghasilkan
keturunan (fertil). Kerbau tidak dapat berkawin silang dengan sapi yang
memiliki 60 kromosom, meskipun masih termasuk dalam anaksuku yang
sama Bovinae.

Susu dari kerbau banyak digunakan oleh manusia. Contohnya sebagai


bahan keju Mozzarella. Daging kerbau juga merupakan hasil ekspor utama
di India. Meskipun demikian daging kerbau kurang disukai di Asia karena
kekerasannya. Kulit kerbau sering digunakan juga sebagai bahan sepatu,
wayang kulit, dan helm sepeda motor.

4. Anjing (Canis familiaris)


Anjing (Canis
familiaris)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Upakerajaa Eumetazoa
n:
Filum: Chordata (mempunyai penyokong tubuh
dalam)
Upafilum: Vertebrata
Kelas: Mammalia (mempunyai kelenjar susu)
Upakelas: Theria
Ordo: Carnivora (pemakan daging)
Upaordo: Caniformia
Famili: Canidae (mamalia karnivora dan omnivora
dari ordo carnivora)
Upafamili: Canidae
Genus: Canis
Spesies: C. lupus
Upaspesies C. l. familiaris dan C. l. dingo.
:
Nama trinomial
Canis lupus familiaris dan Canis lupus dingo
Sinonim
Canis familiaris
Canis familiaris domesticus

Dalam sejarah taksonominya, pada tahun 1753 bapak taksonomi


modern Carl Linnaeus mendaftarkannya dalam jenis hewan berkaki empat
asing. Kata Latin untuk anjing adalah Canis. Spesies yang ada dalam
genus ini diantaranya adalah rubah (Canis vulpes), serigala (Canis lupus)
dan anjing domestik (Canis canis). Pada edisi selanjutnya pada 1758,
Linnaeus menghilangkan Canis canis dan memperluas daftarnya dari
genus Canis. Lalu ada banyak istilah untuk sinonim anjing domestic,
termasuk aegyptius (anjing berbulu), aquaticus (anjing air) dan
mustelinus (harfiah anjing badger). Lalu ada dua istilah yang banyak
digunakan oleh para ahli untuk anjing domestik, yaitu Canis domesticus
dan Canis familiaris.
Anjing (Canis familiaris) adalah hewan dari keluarga canidae (anjing)
yang disebut memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Hewan ini banyak
dipelihara karena perawatannya mudah dan kedekatannya dengan
manusia. Indra penciumannya yang kuat membuat anjing sering pula
digunakan sebagai pelacak dalam mengungkap masalah kriminal oleh
para polisi. Secara alami, anjing hanya memakan daging sehingga ia
termasuk contoh hewan karnivora. Akan tetapi, anjing peliharaan kadang
kali juga memakan nasi jika telah dilatih.

Anjing telah berkembang menjadi ratusan ras dengan berbagai


macam variasi, mulai dari anjing tinggi badan beberapa puluh cm seperti
Chihuahua hingga Irish Wolfhound yang tingginya lebih dari satu meter.
Warna rambut anjing bisa beraneka ragam, mulai dari putih sampai hitam,
juga merah, abu-abu (sering disebut "biru"), dan coklat. Selain itu, anjing
memiliki berbagai jenis rambut, mulai dari yang sangat pendek hingga
yang panjangnya bisa mencapai beberapa sentimeter. Rambut anjing bisa
lurus atau keriting, dan bertekstur kasar hingga lembut seperti benang
wol.

Ilmu pengetahuan yang mempelajari segala hal mengenai anjing


dinamakan kinologi (dari bahasa Yunani kuno , baca kyns, "anjing"
dan , baca lgos, "ucapan, akal").

Hubungan dengan manusia

Anjing Kintamani
Anjing merupakan hewan sosial sama seperti halnya manusia.
Kedekatan pola perilaku anjing dengan manusia menjadikan anjing bisa
dilatih, diajak bermain, tinggal bersama manusia, dan diajak bersosialiasi
dengan manusia dan anjing yang lain. Anjing memiliki posisi unik dalam
hubungan antarspesies. Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan
anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan
persahabatan. Walaupun sudah merupakan naluri alami anjing sebagai
hewan kelompok, pemilik anjing sangat menghargai kesetiaan dan
pengabdian anjing dan menganggapnya sebagai anggota keluarga
sendiri. Anjing kesayangan bahkan sering diberi nama keluarga yang
sama seperti nama pemiliknya. Sebaliknya, anjing menganggap manusia
sebagai anggota kelompoknya. Anjing hanya sedikit membedakan
kedudukan sang pemilik dengan rekan anjing yang masih satu kelompok,
dan bahkan sering tidak membedakannya sama sekali. Bahkan terjadi,
ketika kawanan penjahat menyerah, anjing kawanan tersebut yang
sebelumnya menggonggongi para petugas ikut menyerah dengan ikut
berbaring telentang di samping majikannya sambil memperlihatkan
perutnya, hal ini dalam dunia anjing dianggap sebagai tanda menyerah,
karena perutnya yang lunak tidak dilindungi, tetapi justru diperlihatkan.

5. Kucing (Felis catus)

Kucing (Felis catus)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata (mempunyai penyokong tubuh
dalam)
Kelas: Mamalia (mempunyai kelenjar susu)
Ordo: Karnivora (pemakan daging)
Famili: Felidae (kucing dan kucing besar)
Genus: Felis
Spesies: F.Silvestris
Upaspesies: Catus (kucing)
Nama binomial
Felis silvestris-catus
(Linnaeus, 1758)
Kucing (Felis catus) adalah hewan dari keluarga felidae (kucing)
yang paling banyak dipelihara didunia. Kucing diperkirakan sudah akrab
dengan kehidupan manusia sejak 8.000 tahun lalu. Makanan utama
kucing alam biasanya adalah hewan pengerat kecil seperti tikus dan
beragam jenis ikan-ikanan. Oleh karena hal ini, kucing bisa dikategorikan
dalam contoh hewan karnivora.

Kucing disebut juga kucing domestik atau kucing rumah (nama


ilmiah: Felis silvestris catus atau Felis catus) adalah sejenis mamalia
karnivora dari keluarga Felidae. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada
"kucing" yang telah dijinakkan,[6] tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing
besar" seperti singa dan harimau.Kucing telah berbaur dengan kehidupan
manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau
Siprus. Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk
menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang
menyimpan hasil panen.

Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di


dunia.[9] Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai
kucing trah atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, dan
sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan
hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia,
sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar
atau kucing kampung.

Taksonomi dan evolusi


Kucing liar Afrika, Felis silvestris lybica, adalah nenek moyang kucing
domestik.

Kucing domestik India

Felidae adalah familia mamalia yang berevolusi dengan cepat yang


berbagi nenek moyang yang sama hanya 1015 juta tahun yang lalu dan
mencakup singa, harimau, cougar dan banyak lainnya. Dalam familia ini,
kucing domestik (Felis catus) merupakan bagian dari genus Felis, yang
merupakan kelompok kucing kecil yang berisi sekitar tujuh spesies
(tergantung pada skema klasifikasi). Anggota dari genus ini ditemukan di
seluruh dunia dan termasuk kucing hutan (Felis chaus) dari tenggara Asia,
kucing liar Eropa (F. silvestris silvestris), kucing liar Afrika (F. s. lybica),
kucing gunung Cina (F. bieti), dan kucing pasir Arab (F. margarita), antara
lain.

Kucing domestik pertama kali diklasifikasikan sebagai Felis catus


oleh Carolus Linnaeus dalam edisi ke-10 Systema Naturae-nya yang
diterbitkan pada tahun 1758. Karena filogenetika modern, kucing
domestik biasanya dianggap sebagai upaspesies lain dari kucing liar, F.
silvestris. Hal ini mengakibatkan penggunaan campuran dari istilah,
karena kucing domestik dapat disebut dengan nama upaspesiesnya, Felis
silvestris catus. Kucing liar juga telah disebut sebagai berbagai upaspesies
F. catus, tetapi pada tahun 2003, International Commission on Zoological
Nomenclature menetapkan nama untuk kucing liar sebagai F. silvestris.
Nama yang paling umum digunakan untuk kucing domestik tetap F. catus,
mengikuti konvensi untuk hewan peliharaan menggunakan sinonim
pertama (senior) yang diusulkan. Kadang-kadang, kucing domestik
disebut sebagai Felis domesticus atau Felis domestica, seperti yang
diusulkan oleh naturalis Jerman J. C. P. Erxleben pada tahun 1777 tetapi ini
bukan nama-nama taksonomi valid dan jarang digunakan dalam literatur
ilmiah, karena binomial Linnaeus diutamakan. Sebuah populasi kucing liar
hitam Transkaukasia pernah diklasifikasikan sebagai Felis daemon
(Satunin 1904) tapi sekarang populasi ini dianggap menjadi bagian dari
kucing domestik.

Semua kucing dalam genus ini berbagi nenek moyang yang sama
yang mungkin hidup sekitar 67 juta tahun yang lalu di Asia. Hubungan
yang tepat dalam Felidae dekat tetapi masih belum pasti, misalnya kucing
gunung Cina kadang-kadang diklasifikasikan (dengan nama Felis silvestris
bieti) sebagai upaspesies kucing liar, seperti varietas Afrika Utara F. s.
lybica.Dibandingkan dengan anjing, kucing tidak mengalami perubahan
besar selama proses domestikasi, karena bentuk dan perilaku kucing
domestik tidak secara radikal berbeda dari kucing liar dan kucing
domestik sangat mampu bertahan di alam liar. Kucing rumah yang
sepenuhnya dijinakkan sering kawin silang dengan populasi F. catus liar.[23]
Evolusi terbatas selama domestikasi ini berarti bahwa hibridisasi dapat
terjadi dengan banyak Felidae lainnya, terutama kucing leopard Asia.[24]
Beberapa perilaku alami dan karakteristik kucing liar mungkin telah
memengaruhi mereka untuk didomestikasi sebagai hewan peliharaan.
Karakter ini termasuk ukuran kecil, sifat sosial, bahasa tubuh yang jelas,
suka bermain dan kecerdasan relatif tinggi. Beberapa spesies Felidae kecil
mungkin memiliki kecenderungan bawaan terhadap kejinakan.

Kucing memiliki baik hubungan mutualistik atau komensal dengan


manusia. Dua teori utama diberikan tentang bagaimana kucing
didomestikasi. Dalam satu teori, orang sengaja menjinakkan kucing dalam
proses seleksi buatan karena mereka adalah predator dari hama.] Ini telah
dikritik sebagai tidak masuk akal, karena hadiah untuk usaha seperti itu
mungkin terlalu sedikit; kucing umumnya tidak melaksanakan perintah
dan meskipun mereka makan hewan pengerat, spesies lain seperti ferret
atau terrier mungkin lebih baik dalam mengendalikan hama-hama ini. Ide
alternatif adalah bahwa kucing hanya ditoleransi oleh orang-orang dan
secara bertahap menyimpang dari kerabat liar mereka melalui seleksi
alam, karena mereka menyesuaikan dengan berburu hama yang
ditemukan di sekitar manusia di kota-kota dan desa-desa.

6. Sapi (Bos taurua)


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Upafamili: Bovinae
Genus: Bos
Spesies: B. taurus
Nama binomial
Bos taurus
Linnaeus, 1758

Sapi adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anaksuku


Bovinae. Sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk
membajak sawah dinamakan Lembu. Sapi dipelihara terutama untuk
dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil
sampingan, seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat,
sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan
tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Karena
banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan
manusia sejak lama.

Kebanyakan sapi ternak merupakan keturunan dari jenis liar yang


dikenal sebagai Auerochse atau Urochse (dibaca auerokse, bahasa Jerman
berarti "sapi kuno", nama ilmiah: Bos primigenius[1]), yang sudah punah di
Eropa sejak 1627. Namun, terdapat beberapa spesies sapi liar lain yang
keturunannya didomestikasi, termasuk sapi bali yang juga diternakkan di
Indonesia.
B. Klasifikasi Hewan Danau/Sungai

1. Udang Air tawar (Cambarus virilis )

Udang Air tawar (Cambarus


virilis )
Klasifikasi ilmiah
Kerajaa Animalia
n:
Filum: Arthropoda
Upafilu Crustacea
m:
Kelas: Malacostraca
Ordo: Decapoda
Upaord Pleocyemata
o:
Infraord Caridea
o: Dana, 1852
Superfamili
Alpheoidea
Atyoidea
Bresilioidea
Campylonotoidea
Crangonoidea
Galatheacaridoidea
Nematocarcinoidea
Oplophoroidea
Palaemonoidea
Pandaloidea
Pasiphaeoidea
Procaridoidea
Processoidea
Psalidopodoidea
Stylodactyloidea
Udang adalah binatang yang hidup di perairan,
khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir
semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau,
maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga
beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan
makanan laut (seafood). Dalam bahasa Banjar disebut hundang.

Taksonomi

Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama "udang".


Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, keduanya berasal dari
kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda,
yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops longicaudatusdan Triops
cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering
disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang
tidak berhubungan.

Daur hidup udang

Larva nauplius udang.Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di


habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur,
yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius
kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua
yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah
beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis
memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari
kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap
pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa.
Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas.
Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut
sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari,
yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka
tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana
mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang
utamanya tinggal di dasar laut.

1. Kandungan Gizi dan Manfaat Mengkonsumsi Udang

Seperti halnya dengan ikan, udang juga merupakan salah satu


primadona bagi masyarakat Indonesia, karena udang merupakan hasil
perairan yang bisa dibilang terbesar setelah ikan. Ini mengingat begitu
luasnya perairan Indonesia menjadi kan Indonesia negara yang kaya akan
hasil perairannya baik air lautnya maupun air tawarnya. Beberapa
diantaranya udang, kepiting, cumi, dan ikan. Secara umum memang
harga udang agak lebih mahal dari beberapa jenis ikan, hal ini
menyebabkan jumlah konsumsi udang lebih sedikit ketimbang ikan.
Namun seperti halnya ikan, udang juga hampir menjadi menu wajib di
setiap rumah makan. Kalau untuk urusan rasa, menurut admin udanglah
juaranya.. hehehe.. tapi harus di waspadai, untuk sebagian orang udang
dapat menimbulkan alergi. Dan di tinjau dari nilai gizinya udang gak kalah
loh di banding ikan. Namun untuk hasil produksi ikan masih tetap kalah
dibanding ikan, baik itu dari hasil penangkapan langsung di alamnya yaitu
air laut dan tawar, hasil budidayanya pun lebih sedikit. Karena udang
memang agak susah di budidaya. Bisa dilihat dari banyaknya tambak
udang yang beralih menjadi tambak bandeng. Protein yang tinggi didalam
daging udang sangat baik untuk kesehatan jika di konsumsi secara rutin
dan beberapa kandungan gizi lain juga sangat baik untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak. Sehingga di anjurkan untuk di konsumsi oleh
anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Nah pada pembahasan kita
kali ini, kita akan membahas si udang ini kawan. untuk lebih jelasnya mari
kita simak informasi di bawah ini :

2. Kandungan Gizi / Nutrisi Udang


a. Nama Bahan Makanan : Udang Segar
b. Banyaknya Udang Segar yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
c. Bagian Udang Segar yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) =
68 %
d. Jumlah Kandungan Energi Udang Segar = 91 kkal
e. Jumlah Kandungan Protein Udang Segar = 21 gr
f. Jumlah Kandungan Lemak Udang Segar = 0,2 gr
g. Jumlah Kandungan Karbohidrat Udang Segar = 0,1 gr
h. Jumlah Kandungan Kalsium Udang Segar = 136 mg
i. Jumlah Kandungan Fosfor Udang Segar = 170 mg
j. Jumlah Kandungan Zat Besi Udang Segar = 8 mg
k. Jumlah Kandungan Vitamin A Udang Segar = 60 IU
l. Jumlah Kandungan Vitamin B1 Udang Segar = 0,01 mg
m. Jumlah Kandungan Vitamin C Udang Segar = 0 mg
n. Khasiat / Manfaat Udang Segar : - (Belum Tersedia)
o. Huruf Awal Nama Bahan Makanan : U

Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia serta sumber lainnya.

3. Manfaat Mengkonsumsi Udang Bagi Kesehatan

a. Mencegah Kanker

Setiap 85 gram udang kukus dapat mencukupi 48 persen dari


jumlah selenium harian tubuh. Kekurangan selenium telah dikaitkan
dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker prostat. Para peneliti di
Institute of Food Research (IFR) mengungkapkan bahwa kombinasi
sulforaphanedan selenium meningkatkan kekebalan tubuh akan kanker
sebanyak 13 kali lipat. Makanan yang kaya akan suforaphane antara lain
adalah brokoli, kubis, dan sayuran hasil silangan lainnya. Di samping
mencegah kanker, selenium juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit dan infeksi.

b. Menjaga Kesehatan Kulit, Rambut, dan Kuku

Shampo dan perlembab kulit yang paling mahal sekalipun tak akan
berguna bagi rambut dan kulit Anda tanpa asupan protein yang cukup.
Protein merupakan bagian yang terkandung dalam tiap jaringan sel hidup
dan udang adalah sumber yang sangat kaya akan mineral tersebut. Kadar
kalorinya pun cukup rendah sehingga sangat cocok dengan diet yang
Anda jalankan.

c. Mencegah Anemia

Udang mengandung 21 persen vitamin B12, yang merupakan nutrisi


penunjang produksi sel darah merah sehingga dapat membantu
mencegah penyakit anemia. Vitamin B12 itu juga membantu pembuatan
DNA, material genetis yang terdapat pada tiap sel. Hal ini akan membuat
metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak dalam sel tubuh
berlangsung sempurna.

d. Meningkatkan Energi

Kelelahan dan merasa lemas? Gejala tersebut merupakan indikasi


kurangnya kadar zat besi dalam tubuh. Udang sangat kaya kandungan zat
besinya. Dengan mengkonsumsi udang, maka asupan zat besi, yang
merupakan nutrisi penting dalam pembentukan energi akan terpenuhi.
Energi yang akan diperoleh juga tidak akan berlebih karena kalori yang
dikandungnya tidak tinggi.

e. Menguatkan Tulang

Hewan yang termasuk dalam kelas Crustacea ini memiliki


kandungan fosfor dalam tubuhnya. Kalsium dan fosfor adalah dua zat
yang akan bekerja bersama-sama membentuk tulang dan gigi yang kuat.
Dalam mengkonsumsi udang, sebaiknya dimakan bersama kulitnya
karena kulit udang mengandung glucosamine yang bermanfaat untuk
membantu pembentukan tulang rawan pada persendian tulang. Penipisan
atau kerusakan pada tulang rawan akan mengakibatkan nyeri yang hebat
pada persendian, yang biasa disebut sebagai pengapuran.

f. Membantu Memproses Lemak

Niasin (vitamin B3) yang terkandung dalam udang dapat membantu


memproses lemak, karbohidrat, dan protein menjadi energi untuk tubuh.
Niasin juga berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah kulit
bersisik.

g. Mengurangi Resiko Depresi

Sama seperti ikan, udang juga mengandung asam lemak esensial,


omega-3. Penelitian telah menunjukkan bahwa omega-3 dapat
memberikan perlindungan kuat terhadap depresi dan dapat membantu
meningkatkan suasana hati untuk mereka yang tengah menderita
gangguan tersebut. Selain itu, omega-3 dapat meningkatkan kecerdasan
otak.

h. Menyehatkan Saluran Prostat

Asupan zinc atau seng yang dibutuhkan oleh tubuh relatif sedikit,
yakni 10-15 mg setiap harinya. Dengan memakan udang, kebutuhan
tubuh akan zat tersebut akan terpenuhi. Dan, dengan terpenuhinya zinc
dalam tubuh kita, maka pertumbuhan sel kanker prostat akan
diperlambat.

h. Menjaga Kesehatan Kelenjar Tiroid

Udang dapat berkontribusi pada kesehatan kelenjar tiroid dengan


kandungan tembaga yang dimilikinya. Tiroid yang sehat dapat
meningkatkan aktivitas sel dan mengatur metabolisme dalam tubuh
dengan baik.

i. Menstabilkan Kadar Gula dalam Darah


Makanan laut yang nikmat ini juga merupakan sumber magnesium yang
baik. Studi terbaru menyatakan bahwa magnesium dapat membantu
mencegah berkembangnya diabetes tipe kedua.

2. Angsa (Cygnus olor)

Angsa (Cygnus olor)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata (mempunyai penyokong tubuh
dalam)
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili:
Anatidae

Genera
Cygnus Bechstein, 1803
Coscoroba Reichenbach, 1853

Angsa adalah burung burung air berukuran besar dari


genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa berleher pendek juga
terdapat di familiAnatidae. Angsa bersama angsa berleher pendek masuk
ke dalam subfamili Anserinae namun Angsa memiliki suku sendiri, yaitu
suku Cygnini. Terdapat tujuh spesies dalam genus Cygnus. Angsa adalah
hewan monogami, 'perceraian' kadang-kadang terjadi jika proses
bersarang mengalami kegagalan.

Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan


salah satu burung air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari
angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat
mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka
dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan saudaranya,
angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih besar dalam ukuran dan
secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih besar. Pada angsa
dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak ditutupi bulu di
antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak
menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Namun ukuran angsa jantan
umumnya lebih besar dan lebih berat.

Spesies di belahan bumi utara memiliki warna bulu yang putih


bersih, namun angsa di belahan bumi selatan campuran warna hitam dan
putih. Angsa Hitam Australia (Cygnus atratus) berwarna hitam secara
keseluruhan kecuali bulu yang dugunakan untuk terbang pada bagian
sayapnya. Angsa hitam muda berwarna abu-abu cerah. Di Amerika
Selatan, Angsa Berleher Hitam memiliki leher berwarna hitam sesuai
namanya. Kaki angsa umumnya berwarna abu-abu gelap, kecuali dua
spesies yang berasal dari Amerika Selatan yang memiliki kaki berwarna
merah muda. Warna paruh bervariasi; spesies subartik memiliki paruh
berwarna hitam dengan campuran warna kuning. Yang lainnya berwarna
merah dan hitam.

Angsa umumnya terdapat di daerah beriklim sedang, jarang


terdapat di daerah tropis. Lima spesies terdapat di belahan bumi utara,
satu spesies ditemukan di Australia dan Selandia Baru, sisanya tersebar di
Amerika Selatan. Angsa tidak terdapat di Asia tropis, Amerika Tengah,
bagian utara Amerika Selatan, dan seluruh Afrika.

Angsa makan di daratan dan di air. Mereka hampir selalu


bersifat herbivora, meski sejumlah kecil hewan akuatik kecil menjadi
mangsa mereka. Di perairan, makanan mereka dapatkan dengan
menyaring air, dan makanan mereka terdiri dari akar-akaran, batang, dan
daun tanaman akuatik dan tanaman dalam air.

Angsa membentuk ikatan monogami yang dapat berlangsung selama


bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, ikatan ini dapat berlangsung
seumur hidup. Sarang mereka berada di daratan dekat perairan, dan
jaraknya sekitar satu meter. Tidak seperti bebek dan angsa berleher
pendek, angsa jantan membantu pembangunan sarang. Ukuran rata-
rata telur angsa adalah (tinggi x diameter) 113 x 74 mm dan berat 340 g.
Inkubasi berlangsung selama 34-45 hari.

3. Buaya (Crocodylus porosus)

Buaya (Crocodylus

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Sauropsida
Ordo: Crocodilia
Famili: Crocodylida
e
Cuvier, 1807
Genera
Mecistops
Crocodylus
Osteolaemus

Lihat rinciannya
pada taksonomi.

Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah,
buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk
pula buaya sepit (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini dapat
pula dikenakan secara longgar untuk menyebut
buaya aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang
berlainan suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan


tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada
pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya
adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti
bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga
memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya
merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi
semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti


misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.),
bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil
gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-
julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang
berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning
kecoklatan; dan lain-lain.

Peta persebaran buaya


Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini
berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka
saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari
kata kroko, yang berarti batu kerikil, dan deilos yang berarti cacing atau
orang. Mereka menyebutnya cacing bebatuan karena mengamati
kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Buaya seperti halnya dinosaurus yang memiliki tulang-tulang iga yang


termodifikasi menjadi gastralia.

Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan


hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya
memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma)
dan cerebral cortex. Pada sisi lain, morfologi luarnya memperlihatkan
dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline"
memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke
belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan air dan
memungkinkannya menambah kecepatan pada saat berenang. Jari-jari
kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan
sebagai pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat berguna
tatkala ia harus mendadak berbalik atau melakukan gerakan tiba-tiba di
air, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan
keuntungan manakala buaya perlu bergerak atau berjalan di air dangkal.

Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek,


bahkan juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat,
yang dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya
sebagai hewan dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Tekanan
gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara
dengan 315 kg/cm); bandingkan dengan kekuatan
gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar
400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 1.000 psi. Gigi-gigi buaya
runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya
menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit
mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke air.
Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian
baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah
mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek.
Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut
buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat
besar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di
ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya agar mulut itu tetap
mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau
manakala ingin mengangkut binatang itu dengan aman. Cakar dan kuku
buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga
buaya tidak begitu mudah menyerang ke samping atau ke belakang.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga


buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini
merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat
atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sebagai hewan
yang berdarah dingin, predator ini dapat bertahan cukup lama tanpa
makanan, dan jarang benar-benar perlu bergerak untuk memburu
mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa
puncak di lingkungannya, dan beberapa jenisnya teramati pernah
menyerang dan membunuh ikan hiu. Perkecualiannya adalah
burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan
buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa
daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai
membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk
membersihkannya.

Selain memakan daging, 13 dari 23 spesies buaya kini diketahui


juga memakan buah. Pada sebuah analisis rutin yang dilakukan terhadap
buaya Amerika (Alligator mississippiensis) yang tinggal di Taman Nasional
Everglades, Florida, para peneliti dari US Fish and Wildlife Service
menemukan sebuah "kolam apel" di dalam perut buaya. Tahun 2012,
seorang peneliti dari Asia Tenggara juga melihat seekor buaya siam
melahap semangka.
Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya
(Venesia, Italia).

Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif
dan mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di
musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya.
Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan
dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur
dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari
jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom


yang menentukan jenis kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak
sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik.
Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu
sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar
31,6C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih
tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman
telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.

Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat


tinggalnya semula (homing instinct). Tiga ekor buaya yang ganas di
Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km,
dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga minggu hewan-
hewan ini diketahui telah tiba kembali di tempat asalnya. Kejadian ini
terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang


lebih erat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan
kebanyakan reptil umumnya. Tiga kelompok yang pertama itu, ditambah
dengan kelompok pterosaurus, digolongkan menjadi grup
besar Archosauria (='reptil yang menguasai').

Umur

Tidak ada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya,


selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun ada
beberapa teknik yang telah dikembangkan. Metode yang paling umum
digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung
lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran
menggambarkan adanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang
mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang
berulang setiap tahun. Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan
metode ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang
terbesar. Buaya muara (C. porosus) diperkirakan dapat hidup rata-rata
hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti dapat melebihi
umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun
binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.

Seekor buaya air tawar jantan yang dipelihara di Kebun


Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini
diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari alam liar setelah ditembak
dua kali oleh pemburu. Akibat tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang
kini dijuluki sebagai "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.

Ukuran

Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai


dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh besar
dapat tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi
1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar
20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya
muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara hingga kini masih diperdebatkan.


Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa
sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.
[2]
Sedangkan buaya terbesar yang masih hidup adalah seekor buaya
muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India.
Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World
Records.[10]

Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar


adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama
ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh
seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas
kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua
Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang
diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena
ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya,
dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih
panjang ketika hidup.

Penangkaran buaya Samutprakarn di Bangkok.

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor


blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ,
berarti besar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya
Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki
panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang lain adalah seekor buaya muara


yang bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua
Nugini dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida,
Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997
dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika
mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia antara 7080
tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m.


Dugaan ini diperoleh para ahli berdasarkan ukuran sebuah tengkorak
buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut
kemungkinan ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan
kemudian tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan
panjang di atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa
panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran


Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Buaya-buaya sedang berjemur.

Buaya amerika di La Manzanilla, Jalisco, Meksiko.

Kebanyakan buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua


marga lain yang masih hidup anggota suku Crocodylia ini
adalah Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya
bersifat monotipik.

Suku Crocodylidae

Anak suku Mekosuchinae (punah)

Anak suku Crocodylinae

Marga Euthecodon (punah)

Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus


lloydi)

Marga Osteolaemus

Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para ahli


berbeda pendapat apakah spesies ini sebetulnya terdiri dari
dua spesies. Kebanyakan berpandangan bahwa buaya kerdil
adalah satu spesies dengan dua anak jenis (subspesies): O.
tetraspis tetraspis & O. t. osborni)

Marga Crocodylus

Crocodylus acutus, buaya Amerika

Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-


ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini
mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga
tersendiri, Mecistops)

Crocodylus intermedius , buaya Orinoco

Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia

Crocodylus mindorensis, buaya Filipina

Crocodylus moreletii , buaya Meksiko

Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika


(anak jenis Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya
hitam)

Crocodylus novaeguineae, buaya Irian

Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa

Crocodylus porosus , buaya air asin

Crocodylus rhombifer , buaya Kuba

Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-


tawar Asia

Anak suku Tomistominae (kajian terbaru mendapatkan bahwa


kelompok ini sesungguhnya lebih dekat berkerabat dengan gavial,
suku Gavialidae)

Marga Kentisuchus (punah)

Marga Gavialosuchus (punah)

Marga Paratomistoma (punah)

Marga Thecachampsa (punah)


Marga Rhamphosuchus (punah)

Marga Tomistoma

Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial


Malaya

Tomistoma lusitanica (punah)

Tomistoma cairense (punah)

Tomistoma machikanense (punah, spesies kala


Pleistosen dari Jepang)
Buaya di Indonesia

Sejauh ini diketahui sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang
ditemukan di Indonesia, yakni:

Buaya sejati

Buaya mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)

Buaya irian (C. novaeguineae)

Buaya air asin (C. porosus)

Buaya kalimantan (C. raninus)

Buaya air tawar atau Buaya Siam (C. siamensis)

Buaya sahul (Crocodylus sp.nov.), dan

Bukan buaya sejati

Buaya sepit (Tomistoma schlegelii)

Gavial bengawan solo (Gavialis bengawanicus). Sudah


punah, fosilnya ditemukan oleh Eugne Dubois di sungai Bengawan
Solo tahun 1908.

Keberadaan buaya mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan


tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya kalimantan (diketahui
dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya masih diperdebatkan,
mengingat jenis ini serupa bentuk dan habitatnya dengan buaya air
tawar, namun dengan beberapa ciri lain yang membedakannya. Demikian
pula status buaya Sahul, yang selama ini dianggap identik dengan buaya
irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua,
sementara buaya irian di sebelah utara pegunungan tengah.

Kerabat dekat

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) adalah kerabat dekat


buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip
buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama lain. Bedanya, aligator
memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, bentuk huruf U
apabila dilihat dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit
meruncing, bentuk huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya berukuran
besar dan muncul di sisi luar rahang atas manakala moncongnya
terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya
manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung adalah jenis buaya lain lagi yang
tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun
dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala
ikan julung-julung. Buaya ini juga disebut buaya ikan, karena memang
makanan utamanya adalah ikan. Selain itu gavial juga hampir
sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat untuk berjemur.
Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa
(ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, anggota kelompok yang lebih
besar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh besar dapat sangat berbahaya bagi


manusia. Buaya muara dan buaya Nil adalah yang paling berbahaya,
membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai daerah di Asia
Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang
terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang agresif
dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa


kemungkinan adalah yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa
Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang,
dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan pasukan infantri
yang lebih besar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil
yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara akhirnya tertawan
hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi diketahui
telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang
tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak
pelak lagi turut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di
samping nyamuk, buaya tercatat sebagai hewan yang paling banyak
menyebabkan kematian pada tahun 2001.

Kulit buaya

Dompet kulit buaya diproduksi dari Bangkok Crocodile Farm.

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari


kulitnya banyak disukai dan berharga mahal. Kulit buaya diolah untuk
dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat
pinggang, sepatu dan lain-lain. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit
buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara
tujuan ekspor di antaranya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan
beberapa negara lainnya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian,
dan sekitar 90% di antaranya dihasilkan dari penangkaran buaya.[14].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti


di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian
tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju


kepunahan, banyak jenis buaya di pelbagai negara yang dimasukkan ke
dalam status dilindungi. Empat jenis buaya yang ada di Indonesia,
yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya
muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya
sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang.

Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di alam, berbagai


upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil
adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya
muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun
telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun masih
setengah bergantung ke alam, mengingat stok buaya yang dipelihara
masih mengandalkan pemungutan telurnya dari alam, untuk kemudian
ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

C. Klasifikasi Hewan Laut


1. Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

Ikan Tongkol (Euthynnus


affinis)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaa Animalia
n:
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Scombridae
Genus: Euthynnus
Spesie E. affinis
s:
Nama binomial
Euthynnus affinis
(Cantor, 1849)
Sinonim
Thynnus affinis Cantor, 1849[2]
Euthunnus yaito Kishinouye, 1915;
Wanderer wallisi Whitley, 1937;
Euthunnus affinis affinis Fraser-Brunner, 1949;
Euthunnus affinis yaito Fraser-Brunner, 1949;
Euthunnus alletteratus affinis Beaufort, 1951;
Euthunnus wallisi Whitley, 1964.

Hewan karnivora tidak hanya ada di ekosistem darat. Di ekosistem


laut, kita juga bisa menemukan contoh hewan karnivora ganas, misalnya
ikan tongkol. Ikan tongkol adalah pemangsa ulung beragam jenis ikan-ikan
kecil di perairan dalam. Kecepatannya saat berenang ditunjang dengan
gigi-giginya yang tajam membuat ia begitu ganas saat berburu.

Morfologi ikan tongkol

Ikan tongkol ini memiliki bagian kepala memanjang dan agak


meruncing dengan mulut yang meruncing kebawah, selain itu memiliki
bagian kelapa berawarna abu abu yang mengkilat. Bagian badan
memanjang dengan bentuk pipih disertai dengan adanya sirip punggung,
dubur, perut dan juga dada pada bagian pangkal melengkung pada tubuh.
sehingga bagian sirip tersebut dapat dilipat masuk kedalam lekukan
tersebut. Dan bagian belakang dari sirip punggung dan sirip dubur
tersebut merupakan sirip tambahan kecil yang disebut dengan finlet.
( Djunhanda, 1981 ).

2. Penyu hijau (Chelonia mydas)

Penyu hijau (Chelonia


mydas)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaa Animalia
n:
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Testudines
Famili: Cheloniidae
Genus: Chelonia
Latreille dalam Sonnini & Latreille,
1802
Spesie Chelonia mydas
s:
Nama binomial
Chelonia mydas
(Linnaeus, 1758)
Chelonia mydas , atau yang biasanya di kenal dengan nama penyu
hijau adalah penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga
Cheloniidae.hewan ini adalah satu satunya spesies dalam golongan
chelonia . Mereka hidup di semua laut tropis dan sub tropis, terutama di
samudera atlantik dansamudera pasifik .Namanya di dapat dari lemak
berwarna hijau yang terletak di bawah cangkang mereka.

3. Kepiting (Scyda serrata)

Kepiting (Scyda
serrata)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Upafilum: Crustacea
Kelas: Malacostraca
Ordo: Decapoda
Upaordo: Pleocyemata
Infraordo: Brachyura
Linnaeus, 1758
Superfamilies

Dromiacea

Dakoticancroidea
Dromioidea
Eocarcinoidea
Glaessneropsoidea
Homolodromioidea
Homoloidea

Raninoida

Cyclodorippoida

Eubrachyura

o Heterotremata

Aethroidea
Bellioidea
Bythograeoidea
Calappoidea
Cancroidea
Carpilioidea
Cheiragonoidea
Componocancroidea
Corystoidea
Dairoidea
Dorippoidea
Eriphioidea
Gecarcinucoidea
Goneplacoidea
Hexapodoidea
Leucosioidea
Majoidea
Orithyioidea
Palicoidea
Parthenopoidea
Pilumnoidea
Portunoidea
Potamoidea
Pseudothelphusoidea
Pseudozioidea
Retroplumoidea
Trapezioidea
Trichodactyloidea
Xanthoidea

o Thoracotremata

Cryptochiroidea
Grapsoidea
Ocypodoidea
Pinnotheroidea

Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari


upabangsa (infraordo) Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang
sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang
perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax).
Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang sangat keras, tersusun dari
kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Ketam adalah nama lain
bagi kepiting.

Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air


tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis. Rajungan adalah
kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke pantai, sedangkan
yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan danau).
Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari ketam kacang, yang lebarnya
hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan
rentangan kaki hingga 4 m .

Anatomi

Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang


pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk
bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja
(misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian
mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari
carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang . Insang
kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip
dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda .

4. Ikan Tuna (Thunnini)

Ikan Tuna
(Thunnini)
Aneka jenis tuna (dari atas):
albakora, tuna sirip biru
Atlantik, cakalang,
madidihang, tuna mata
besar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan Animalia
:
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Skombride
Bangsa: Thunnini
Tuna adalah ikan laut pelagik yang termasuk bangsa Thunnini,
terdiri dari beberapa spesies dari famili skombride, terutama genus
Thunnus. Ikan ini adalah perenang andal (pernah diukur mencapai
77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging
berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua.
Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin daripada
ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip
biru Atlantik (Thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas
suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat
hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang
beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah ikan yang memiliki
nilai komersial tinggi.

Ikan tuna adalah satu jenis ikan air laut yang banyak di temukan di
lautan dalam, ,ikan ini termasuk ikan laut pelagik yang termasuk kedalam
famili scombriadae.ikan tuna ini memiliki bentuk tubuh menyerupai
topedo dengan bentuk pipih di bagian sisinya dan juga dengan mulut
meruncing.

5. Ikan Teri (Scyda serrata)

Ikan Teri (Scyda


serrata)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaa Animalia
n:
Filum: Chordata
Kelas: Actinopteryg
ii
Ordo: Clupeiformes
Famili: Engraulidae
Genera
Amazonsprattus
Anchoa
Anchovia
Anchoviella
Cetengraulis
Coilia
Encrasicholina
Engraulis
Jurengraulis
Lycengraulis
Lycothrissa
Papuengraulis
Pterengraulis
Setipinna
Stolephorus
Thryssa
Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota
suku Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh
perak kehijauan atau kebiruan.

Walaupun anggota Engraulidae ada yang memiliki panjang


maksimum 23 cm, nama ikan teri biasanya diberikan bagi ikan dengan
panjang maksimum 5 cm. Moncongnya tumpul dengan gigi yang kecil dan
tajam pada kedua-dua rahangnya. Mangsa utama ikan teri ialah plankton.

Ikan ikan teri atau ikan bilis merupakan jenis ikan kelompok kecil
yang termasuk famili clupeidae dengan ordo Malacopterygii.Ikan ini
memiliki panjang tubuh berkisar 145 mm bahkan juga mencapai 5cm,
berbentuk pipih, dengan ukuran relatif kecil.

Morfologi Ikan teri

Ikan teri ini memiliki bentuk memanjang dengan panjang tubuh


sekitar 145 mm bahkan juga akan mencapai 5 cm, ikan ini memiliki
bentuk kecil dan agak pipih. Bagian kepala ikan ini berbentuk bulat
memanjang dengan diameter 2-3 mm, di lengkapi dengan insang dibagian
kepala dan juga mata bulat berwarna kehitaman.

Bagian tubuh memanjang dilengkapi dengan adanya garis berwarna


perak memanjang mulai dari pangkal kepala hingga pangkal ekor. Pangkal
ekor ikan ini berbentuk kerucup atau meruncing dengan panjang 2 3 mm
bahkan lebih. Berat rata rata ikan teri ini berkisar 2-3 gram bahkan lebih
tergantung dengan jenis dan variatesnya.

Komposisi kmia dan kandungan gizi ikan teri

Ikan teri ini memiliki kandungan protein, mineral, vitamin, dan zat
besi yang dapat berguna dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan
meningkatkan kecerdasan. Kandungan protein ini tersusun dari beberapa
asam amino esensial, komposisi ikan teri ini akan dipengaruhi olah faktor
utama intrinsik dan eksterinsik. Faktor interinsik ini berupa jenis ikan,
umur dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksterinsik lingkungan,
musiman dan jenis makanan yang dikonsumsi ( Fauzi dkk )

Menurut BKKP, 2012 komposisi ikan teri kering tersusun dari protein
68,7 %, lemak 4,2 %, air 16,7 %, Fosfor 225 mg, kalisum 1,20 mg dan zat
besi 23,4 mg.

Klasifikasi Tumbuhan Yang Hidup di Darat, Danau/Sungai


Dan Laut
A. Klasifikasi Tumbuhan Darat
1. Anggur Merah (Visit labrusta)

Anggur Merah (Visit labrusta)

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
Berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Rhamnales

Famili : Vitaceae

Genus : Vitis

Spesies : Vitis labrusca

Nama Bionomial
Hibiscus tiliaceus L

Deskripsi Anggur Merah

Anggur merah adalah jenis tanaman merambat atau perdu yang


memiliki ciri-ciri buah berwarna merah. Anggur merah asalnya dari timur
tenggah. Anggur merah memiliki nama latin Vitis labrusca. Anggur merah
ini merupakan tanaman buah konsumsi bagi masyarakat kita. Kandang
juga buah anggur merah ini di buat untuk membuat jelly, wine (minuman
anggur), dan lain-lain. Buah anggur merah memiliki rasa manis, sedikit
asam dan berair. Anggur merah ini ternyata memiliki banyak manfaat dan
khasiat bagi tubuh kita.

Anatomi atau Morfologi Anggur Merah

Tamanan anggur merupakan tanaman merambat atau perdu.


Tanaman anggur merah ini habitatnya pada dataran rendah yang mana
tanaman anggur merah ini juga membutuhkan musim kemarau panjang
berkisar 4-7 bulan dengan intensitas sinar matahari yang full. Dengan
curah hujan yang kecil dengan suhu 23 C sampai 31 C
Tanaman anggur merah memiliki daun tunggal yaitu satu helai daun
pada satu tangkai daun, tersusun berseling (alternate), daun anggur
merah berwarna hijau, bentuk daun anggur merah bangun daun bulat
(orbicularis) hingga jorong, panjang daun anggur merah 10 - 16 cm,
dengan lebar daun anggur merah 8 - 14 cm, helaian daun anggur merah
ini tipis tegar, pangkal berlekuk (emerginatus), ujung daun anggur merah
meruncing (acuminatus), daun-daun anggur merah yang bertulang
menjari (palminervis) , tepi bergigi runcing (dentatus) dan tepi daun
berlekuk berdasarkan dalamnya toreh , biasanya memiliki 5 lekukan,
permukaan daun anggur merah berbulu (pilosus). Struktur daun tanaman
anggur merah mempunyai helaian daun, tangkai daun dan sepasang daun
penumpu.Batang anggur merah merupakan bagian dari tubuh tanaman
yang amat penting sebagai alat pembentuk dan pembawa daun. Tanaman
anggur merah batangnya ini beruas-ruas, berbuku-buku serta berkayu.
Tanaman anggur merah termasuk tanaman semak yaitu tumbuhan yang
tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat dengan
permukaan tanah. Tanaman anggur merah ini berumur panjang (perenial)
dan panjang kurang lebih 8 m. pesifikasi batang tanaman anggur merah
tumbuh memanjat (scadens), yaitu batang anggur merah tumbuh ke atas
dengan menggunakan penunjang. Penunjang anggur merah dapat berupa
benda mati ataupun tubuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang
menggunakan alat-alat khusus untuk berpegangan pada penunjang ini,
tumbuhan anggur dengan cabang pembelit (sulur dahan). Fungsi sulur
(sirrus) anngur merah sebagai alat pegangan. Sulur pada tanaman
anggur merah terletak berhadap-hadapan atau berseling dengan daun
dan bersifat terputus, artinya dua helai daun anggur merah yang letaknya
berdekatan masing-masing bersulur, sedangkan daun yang berikutnya
tidak bersulur. Batang anggur merah berbentuk silindris dan permukaan
halus.

Struktur batang dan percabagannya anggur merah ini terdiri atas


batang utama, cabang primer, cabang sekunder dan cabang tersier yang
akan menghasilkan cabang bunga dan buah. Setiap batang anggur merah
mempunyai mata tunas. Kulit batang dan cabang anggur merah yang
muda berwarna hijau tetapi setelah tua berubah hijau kecokelat-cokelatan
dan cokelat. Cabang bermata tunas anggur merah dapat digunakan
sebagai bahan budidaya tanaman yang mana di cangkok.

Kandungan Anggur Merah

Buah anggur merah mengandung senyawa flavonoid dan


antosianin, serta resveratol. Buah anggur juga mengandung vitamin C,
vitamin E, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin B2.

Manfaat dan Khasiat Anggur Merah Bagi Kesehatan.

1. Mencegah Penyakit kanker

2. Memperlancar aliran darah

3. Mengurangi resiko terkena penyakit jantung

4. Antioksidan untuk memperlambat punuaan tubuh kita.

5. Menurunkan lemak jahat (trigliserida)

2. Paprika (Capsicum Annuum)

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi : spermatophyta (tanaman berbiji
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Subdivisi: Angiospermae (biji berada dalam
buah)
Kelas: Dicotyledonae (biji berkeping dua
atau belah)
Ordo: Solanes
Famili: Solanaceae (Terung-terungan)
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum Annum
Varietas: Grossum
Nama Bionomial

(Capsicum Annuum)

Pada saat ini, tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L.)
merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan dibawah
naungan (protected cultivation). Tanaman paprika berasal dari Amerika
Tengah dan Amerika Selatan dimana banyak spesies telah dibudidayakan
beratus tahun sebelum Coloumbus mendarat di benua tersebut (Alberta
2004; Wein 1997). Penanaman paprika menyebar ke Eropa dan Asia
setelah tahun 1500-an. Pada awal penyebaran di Eropa, tanaman paprika
dibudidayakan dilahan terbuka (out dor) (Van Winden 1988). Walaupun
termasuk tanaman tahunan, paprika dibudidayakan sebagai tanaman
setahun didaerah beriklim temperata, tetapi di daerah tropis tanaman
tersebut kemungkinan akan tumbuh dan memberikan hasil selama lebih
dari beberapa tahun Wien 1997). Dalam klasifikasi tumbuhan, paprika
dimasukkan ke dalam famili Solanaceae. Daunnya berukuran lebar dan
berwarna hijau tua. Bentuk buah paprika mirip lonceng, sehingga
dinamakan bell pepper. Meskipun aroma buah paprika pedas menusuk,
namun rasanya tidak pedas, bahkan cenderung manis, sehingga disebut
sweet pepper. Paprika membutuhkan kondisi tertentu untuk
pertumbuhannya, yaitu suhu 24-30 celcius pada siang hari dan 9-12
celcius pada malam hari. Meskipun demikian, tanaman itu masih dapt
bertahan pada suhu 38 celcius (Hartz 2002). Di Indonesia, tanaman itu
cocok ditanam pada dataran tinggi yang bersuhu 16-25 celcius
(Prihmantoro dan Indriani 2000).

Tanaman cabai paprika memiliki batang yang keras dan berkayu,


berbentuk bulat, halus, berwarna hij au gelap, dan memiliki percabangan
dalam jumlah yang banyak. batang utama tanaman tumbuh tegak dan
kuat. cabang tanaman beruas-uas dan setiap ruas ditumbuhi daun dan
tunas. percabangan pada tanaman paprika lebih kompak dan lebih rimbun
dibandingkan dengan percabangan pada cabai rawit atau cabai jenis lain.
Daun cabai paprika berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi
daun rata (tidak bergerigi/berlekuk). daun merupakan daun tunggal dan
memiliki tulang daun menyirip. kedudukan daun agak mendatar. daun
memiliki tangkai tunggal yang melekat pada batang atau cabang. jumlah
daun dalam satu tanaman relatif banyak sehingga tanaman tampak
rimbun. daun tanaman cabai paprika memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan daun tanaman cabai rawit.
Bunga cabai paprika merupakan bunga tunggal (soliter) dan
berbentuk bintang, dengan mahkota bunga berwarna putih. bunga
tumbuh menunduk pada ketiak daun. penyerbukan bunga terjadi melalui
penyerbukan sendiri, namun dapat juga tejadi penyerbukan secara silang,
dengan tingkat keberhasilan sekitar 56 %.
Buah akan terbentuk setelah tejadi penyerbukan. buah cabai paprika
memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, warna, dan rasa. pada
umumnya, buah cabai paprika berbentuk seperti tomat, tetapi lebih bulat
dan pendek.
Biji cabai papika tedapat dalam jumlah sedikit, berbentuk bulat pipih, dan
berwarna putih kekuning-kuningan. biji tersusun berkelompok dan saling
melekat pada empulur. ukuran biji cabai paprika lebih besar dibanding
dengan biji cabai rawit.
Tanaman cabai paprika memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus
kepusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar kesamping.
perakaran tanaman tidak dalam dan dapat tumbuh dan bekembang
dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap air), dan
subur (klik link dibawah ini untuk membaca langsung dari sumbernya).

3. Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya (Carica papaya L.)


filipinochow.com
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan Plantae
(tidak Angiospermae
termasuk)
(tidak Eudikotil
termasuk)
(tidak Rosidae
termasuk)
Ordo: Brassicales
Famili: Caricaceae
Genus: Carica
Spesies C.Papaya
Nama Bionomial
Carica Papaya L.

Pohon pepaya sering kita ditemui dimana-mana, di pekarangan


rumah atau di kebun-kebun. Orang sunda biasa menyebutnya gedang,
kalau orang jawa biasa menyebutnya kates.Daging pepaya yang masih
muda biasa digunakan sebagai sayuran, atau bisa juga dirujak. Dagingnya
yang sudah matang sangat enak untuk dimakan. Daun pepaya yang muda
bisa juga digunakan sebagai lalapan makan dengan sambal.Buah pepaya
banyak dikonsumsi karena mengandung banyak vitamin, salah satunya
vitamin A yang sangat baik untuk kesehatan mata.
Manfaat buah pepaya banyak sekali, pepaya sering digunakan
sebagai pengobatan herbal seperti untuk menurunkan demam, disentri,
obat malaria, keputihan dan memperlancar pencernaan bagi yang sulit
buang air besar.
Dokter Wahyu Triasmara menuturkan bahwa biji buah pepaya bermanfaat
untuk meningkatkan kadar HDL dalam darah dan menurunkan kadar
kolestrol dalam darah. Biji pepaya bisa dikonsumsi sebagai jus dengan
cara diblender terlebih dahulu.

4. Bougenville (Bougainvillea buttiana)


Bougenville (Bougainvillea
buttiana)

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Ordo : Caryophyllales
Family : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Nama Bionomial
Bougenville (Bougainvillea buttiana)

Bugenvil merupakan tanaman hias populer. Bentuknya adalah


pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. Keindahannya berasal
dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian
karena tumbuh dengan rimbunnya. Seludang bunga ini kerap dianggap
sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga
kecil yang terlindung oleh seludang.Tanaman bunga kertas atau
bougainvillea ini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Oleh
karena itu, tanaman bougainvillea menjadi tanaman hias yang sangat
populer karena kecantikkan warnanya dan cara merawatnya yang mudah.
Berasal dari Amerika Selatan, pada waktu tanaman ini berbunga,
tanaman ini mempunyai kebiasaan merontokkan beberapa daunnya.
Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. (Seludang bunga
( atau spatha) merupakan daun pelindung, yang seringkali berukuran
besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar.
Seludang bunga dapat dijumpai pada struktur generatif ("bunga")
tumbuhan anggota suku aren-arenan (Arecaceae dan suku talas-talasan
(Araceae). Seludang bunga sebenarnya merupakan suatu bentuk khusus
dari daun pelindung (bractea)).Tak hanya cantik, bunga ini juga dapat
digunakan sebagai hiasan rambut. Keaneka ragaman warnanya membuat
halaman rumah menjadi hidup. Bunga yang satu ini memang menjadi
primadona bunga / tanaman hias. Namun anda jangan salah, tak hanya
sebagai tanaman hias saja yang menjadi andalannya. Bunga bugenvil ini
juga berkhasiat untuk penyembuhan beberapa penyakit.
Manfaat Dan Khasiat Bunga Bugenvil
1. Mengobati Bisul
Cuci bersih bunga bugenvil dan daun cocor bebek (Kalanchoe
pillnata {Lam.}Pers.) secukupnya. Tumbuk kedua bahan tersebut sampai
halus lalu tempelkan pada bisul. Lakukan secara rutin sampai bisul peed.
Ramuan ini hanya digunakan sebagai obat luar.

2. Menghilangkan Biang keringat dan gatal-gatal (pruritis)


Cuci bersih bunga bugenvil, daun sirih (Piper betle L.), dan daun
lidah buaya (Aloe uera) yang sudah dikupas, masing-masing secukupnya.
Rebus semua bahan tersebut sampai mengental lalu dinginkan. Oleskan
cairan kental (gel) ini pada biang keringat dan bagian yang gatal. Lakukan
secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan sampai biang keringat serta
gatal-gatal hilang. Ramuan ini hanya digunakan sebagai obat luar.

3. Mengobati Hepatitis
Cuci 15 g batang bugenvil sampai bersih lalu rebus dengan 2 gelas
air sampai tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya lalu minum saat hangat
sebanyak 1 gelas sehari.

4. Melancarkan Haid tidak teratur


Cuci bersih 9-15 g bunga bugenvil dan 15 g umbi rumput teki
(Cyperus rotundus L.) sampai bersih. Rebus semua bahan dengan 2 gelas
air sampai tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya lalu minum 1 gelas
sehari.

5. Mengobati Keputihan (leucorrhea) dan nyeri haid


(dysmenorrhea)
Cuci bersih 9-15 g bunga bugenvil sampai bersih lalu rebus dengan
2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya lalu minum
sekaligus 1 gelas sehari.

6. Mengatasi sakit waktu haid dan darah haid menggumpal


Cuci bersih 15 g bunga bugenvil, 15 g bunga mawar, dan 70 g daun
lidah buaya yang telah dikupas kulitnya. Rebus ketiga bahan dengan 2
gelas air sampai 1 gelas lalu saring. Minum air rebusannya 2 kali sehari,
masing-masing 1/2 gelas.

5. Waru Lengis (Hibiscus tiliaceus L.)

Waru Lengis (Hibiscus tiliaceus L.) http://treeflower.l


a.coocan.jp/

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
Berpembuluh)
Divisi : Magnoliophyto (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliapsida (Berkeping
Dua/dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili Malvaceae (Suku Kapas-Kapasan)
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus tilaceus L.
Nama Bionomial
Hibiscus tiliaceus
L

Waru merupakan tanaman tropis berbatang sedang yang biasa


tumbuh liar di ladang dan hutan. Terkadang tanaman waru juga ditanam
di pekarangan rumah sebagai pohon pelindung.Daun tanaman waru yang
masih muda bisa dimakan sebagai sayuran, kulit kayunya yang berserat
bisa digunakan untuk membuat tali.
Daun waru berkhasiat untuk mengobati penyakit peluruh kencing
dan peluruh dahak. Sedangkan akarnya berkhasiat untuk menurunkan
panas dan sebagai peluruh haid.

6. Tanaman Obat Daun Miana (Coleus atropurpureus Benth)

Daun Miana ((Coleus


atropurpureus Benth) medplants.blogspo
t.com

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
Berpembuluh)
Divisi : Magnoliophyto (Tumbuhan Berbunga)
Super divisi: Spermatophyta
Kelas: Magnoliapsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convovulceae
Genus: Ipomea
Species: Ipome reptan poir
Nama Bionomial
(Coleus atropurpureus Benth)

Tanaman Miana tumbuh sumbur di daerah dataran tinggi dengan


ketingian sekitar 1500 meter di atas permukaan laut. Tanaman Miana
hidup liar dan juga bisa ditemui di dataran rendah di sekitar sungai,
pematang sawah, ladang dan kebun-kebun.
Sebagian masyarakat memelihara tanaman miana ini sebagai tanaman
hias karena warna daunnya cukup indah.Bentuk daunnya seperti bulat
telur dengan ujung daunnya yang runcing dan pangkalnya membulat.
Permukaan daunnya berambut, warnanya hijau keunguan dan ditepian
daunnya bergerigi.
Daun Miana berkhasiat untuk mengobati penyakit wasir. Cara
pengolahannya cukup mudah, siapkan 20 lembar daun miana dan satu
ruas kunyit.
Bersihkan keduanya sampai bersih lalu direbus menggunakan 5 gelas air.
Setelah mendidih kemudian didinginkan. Dalam sehari cukup minum satu
gelas ramuan ini.

7. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)

Belimbing Wuluh (Averrhoa


bilimbi)

wikimedia.org

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
Berpembuluh)
Divisi : Magnoliophyto (Tumbuhan Berbunga)
Super divisi: Spermatophyta
Kelas: Dicotyleledons
Sub kelas: Rosidae
Ordo: Geraniles
Famili: Oxalidaceae
Genus: Averrhoa Adans
Species: Averrhoa bilimbi L.
Nama Bionomial
Averrhoa bilimbi L.
Belimbing sayur atau belimbing wuluh tidak sama dengan buah
belimbing, belimbing sayur biasanya digunakan oleh para ibu untuk
memasak.
Setiap bagian dari belimbing wuluh memiliki khasiat untuk
mengobati berbagai macam penyakit dan bermanfaat juga untuk
kecantikan.Beberapa manfaat dari belimbing wuluh diantaranya untuk
mengatasi sariawan, mencegah hipertensi, mengatasi jerawat, mengatasi
panu, mengatasi diabetes, mengatasi sikat gigi, mengobati batuk,
melegakan nafas dan mencaikan dahak.Untuk mengobati jerawat kamu
bisa menggunakan 3 buah belimbing wuluh yang segar, cuci bersih lalu
diberi parut dan beri sedikit garam. Tempelkan hasil parutannya pada area
wajah yang berjerawat. Lakukan dua kali sehari.
Bagi kamu yang sedang menderita penyakit diabetes, kamu juga bisa
mencoba pengobatan dengan belimbing wuluh. Siapkan 6 buah belimbing
wuluh yang sudah dilumatkan, lalu rebus dengan segelas air sampai
airnya tersisa setengah. Setelah itu disaring, minum 2 kali sehari.
A. Klasifikasi Tumbuhan Danau/Sungai

1. Teratai (Nymphaea)

Teratai (Nymphaea)

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan Plantae
:
Divisi: Magnoliophyt
a
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Nymphaeales
Famili: Nymphaeacea
e
Genus: Nymphaea
Spesies

Sekitar 50 species:
Nymphaea alba
Nymphaea amazonium
Nymphaea ampla
Nymphaea blanda
Nymphaea caerulea
Nymphaea calliantha
Nymphaea candida
Nymphaea capensis
Nymphaea citrina
Nymphaea colorata
Nymphaea elegans
Nymphaea fennica
Nymphaea flavovirens
Nymphaea gardneriana
Nymphaea gigantea
Nymphaea heudelotii
Nymphaea jamesoniana
Nymphaea lotus
Nymphaeae lutea
Nymphaea mexicana
Nymphaea micrantha
Nymphaea odorata
Nymphaea pubescens
Nymphaea rubra
Nymphaea rudgeana
Nymphaea stellata
Nymphaea stuhlmannii
Nymphaea sulfurea
Nymphaea tetragona
Nymphaea tuberosa

Teratai (Nymphaea) adalah nama genus untuk tanaman air


dari suku Nymphaeaceae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai water-
lily atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut
tanaman dari genus Nelumbo (lotus). Pada zaman dulu, orang memang
sering mencampuradukkan antara tanaman
genus Nelumbo seperti seroja dengan genus Nymphaea(teratai).
Pada Nelumbo, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung),
kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun
berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.Tanaman
tumbuh di permukaan air yang tenang. Bunga dan daun terdapat di
permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang berada
di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa. Tangkai terdapat di
tengah-tengah daun. Daunberbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar
yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak
mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun
tidak membentuk butiran air.

Bunga terdapat pada tangkai yang merupakan perpanjangan dari


rimpang. Diameter bunga antara 510 cm.Teratai terdiri dari sekitar 50
spesies yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh
dunia. Teratai yang tumbuh di daerah tropis berasal dari Mesir.

Manfaat

Teratai menjadi tanaman di kebun-kebun karena bunganya yang


indah. Pelukis Perancis bernama Claude Monet terkenal dengan lukisan
bunga teratai.

Manfaat Tanaman teratai banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias.


Namun selain sebagai tanaman hias, teratai juga memiliki khasiat sebagai
tanaman obat-obatan tradisional yang antara lain dapat mengobati
penyakit, diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam,
insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung;
Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi dini.

Keunikan

Teratai merupakan tanaman air yang unik. Teratai yang tumbuh di


air yang sangat berlumpur (kotor, coklat), warna bunganya lebih
cemerlang. Warna bunga bila putih lebih putih, bila merah lebih merah,
bila merah muda makin terang warnanya.

Sejarah

Pada zaman Mesir kuno, teratai dan lotus banyak tumbuh di


pinggir Sungai Nil. Nymphaea caerulea dan Nymphaea lotus adalah dua
spesies yang berasal dari Mesir. Bunga N. caerulea hanya berumur sehari,
mekar di pagi hari dan tenggelam di bawah air di senja hari. Bunga dari N.
lotus mekar pada malam hari dan menguncup di pagi hari. Peninggalan
dari kedua jenis teratai asli Mesir ini ditemukan di makam Ramses II.

Perbedaan Dengan Nuphar

Teratai masih satu suku dengan genus Nuphar yang perbedaannya


terletak pada besar daun mahkota. Bunga teratai memiliki daun mahkota
yang lebih besar dari daun kelopak, sedangkan genus Nuphar memiliki
daun mahkota yang lebih kecil daripada daun kelopak. Pematangan buah
Teratai terjadi di bawah permukaan air, berbeda dengan pematangan
buah dari genus Nupharyang terjadi di atas permukaan air.

2. Kangkung (Ipomoea aquatica)

Kangkung (Ipomoea aquatica)


wikimedia.org
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
Berpembuluh)
Divisi : Magnoliophyto (Tumbuhan Berbunga)
Super divisi: Spermatophyta
Kelas: Magnoliapsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convovulceae
Genus: Ipomea
Species: Ipome reptan poir
Nama Bionomial
Kangkung (Ipomoea aquatica)

Kangkung merupakan jenis sayuran yang dapat ditemukan dimana-


mana. Setiap orang pasti tahu sayuran kangkung. Selain harganya yang
murah, ternyata kangkung juga memiliki banyak manfaat dan khasiat
untuk kesehatan tubuh kita.Sayuran kangkung mengandung banyak zat
penting seperti vitamin A, vitamin C, vitamin B kompleks, fosfor dan zat
besi lainnya.

Kandungan vitamin C dalam sayuran kangkung bisa mencegah


sariawan dan gusi yang berdarah. Kalau kamu sedang sakit gigi, cobalah
untuk mengunyah daun kangkung. Daun kangkung juga mengandung
antiseptik alami yang bisa membunuh kuman-kuman yang ada pada
gigi.Kangkung terkenal sebagai sayuran pemicu kantuk, konon katanya
zat besi yang ada di kangkung membuat mata menjadi berat sehingga
bawaannya ingin tidur. Jadi bagi kamu yang sedang insomnia, disarankan
untuk mencoba sayuran kangkung ini.

Sayuran kangkung juga mengandung Omega 3 yang bagus untuk


menjaga kualitas otak. Bagi iIbu hamil bisa mengkonsumsi sayuran
kangkung supaya kualitas otak janin terjaga.Selain itu sayur kangkung
bermanfaat juga untuk mengatasi diabetes selama masa kehamilan dan
memperlancar ASI.
Sumber : http://biologi.com

(Wikipedia Indonesia).
en.wikipedia.org
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2015/09/nama-nama-ikan-
laut- nama-latinnya-dan.html

Anda mungkin juga menyukai