Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SURVEY DAN IDENTIFIKASI

NYAMUK DEWASA
PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU A
Dosen Pengampu: H.S Sardjito Eko Windarso, SKM, M.P

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Desintya Sari Norega (P07133213043)


Herdian Sindu Purbowo (P07133213051)
Marvianita Nurul Alfitri (P07133213058)
Nadiya Fahriani (P07133213061)
Nia Yunita (P07133213063)
Veronica Dwi Ratnasari (P07133213076)

PRODI DIV JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
2014/2015
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU A

SURVEY KEPADATAN NYAMUK DEWASA


Materi Praktik

: Survey dan Identifikasi Kepadatan Nyamuk Dewasa

Mata Kuliah

: Pengendalian Vektor Dan Binatang Pengganggu A

Hari, tanggal

: Rabu, 18 Februari 2015 Kamis, 19 Februari 2015

Waktu

: Night Landing Human Collection 18.00 - 06.00


Resting Sore indoor 18.00 - 06.00
Resting Pagi outdoor 06.00 - 08.00

A. Latar Belakang
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya
dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lainnya. Vektor juga merupakan
anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber
Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang
termasuk kelompok vektor dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping
mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit seperti yang sudah
di jelaskan di atas (Nurmaini,2001). Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi
penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat
menimbulkan

gangguan

kesehatan

masyarakat

sehingga

perlu

dilakukan

upaya

pengendalian atas penyebaran vektor tersebut (Menkes, 2010).


Sedangkan nyamuk sendiri termasuk dalam kelas insekta (hexapoda) dan ordo
diphtera. Kelas ini disebut kelas hexapoda karena mempunyai 6 kaki. Pada prinsipnya
morfologi dan susunan tubuh kelas insekta ini sesuai dengan ciri-ciri umum dari filum
arthropoda yaitu kepala, toraks, abdomen dengan bagian tubuhnya mempunyai batas batas
yang jelas. Contoh nyamukaedes aegypti, anopheles, culex dan mansoni. Nyamuk dapat
berkembang biak di tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat perkembangbiakannya
beda pula jenis nyamuk yang ada. Lingkungan permukiman di dusun kemirikebo, girikerto
turi ini terdapat banyak pohon salak dan bambu, dan letak dari rumah satu dengan yang
lainya berjarak kira-kira 3-5 meteran. Kemungkinan nyamuk yang ada dilingkungan
tersebut antara lainAnopheles sp, Aedes sp, dan culex sp. Nyamuk mengalami metamorfosis
sempurna dalam perkembang biakannya.
Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui beberapa jenis nyamuk yang ada di
pemukiman warga dengan melakukan survai tempat dan mengidentifikasi jenis nyamuk

dengan melihat ciri-ciri yang ada pada bagian tubuh nyamuk tersebut, penyakit apa saja
yang dapat di bawanya terhadap manusia dan bagaimana siklus hidupnya serta cara untuk
mengendalikannya.
B. Tujuan
1. Mampu melakukan sampling penangkapan nyamuk dewasa di wilayah survey dengan
resting malam hari, umpan manusia (Night Landing Human Collection indoor), dan
resting pagi hari outdoor.
2. Mahasiswa mampu menentukan dan menghitung kepadatan (MHD) nyamuk dewasa
pada suatu tempat dan menghitung angka nyamuk (MBR) Night Landing Human
Collection .
3. Mahasiswa mampu menentukan waktu dengan jumlah kepadatan nyamuk saat feeding
dan resting yang tinggi.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis nyamuk yang dominan saat feeding dan
resting di wilayah survey.
C. Dasar Teori
1) Nyamuk Anopheles sp
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk.Terdapat 400
spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh,
merupakan "vektor") secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat
peranannya sebagai penyebar parasit malaria (contoh Plasmodium falciparum) dalam
kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus adalah penyebar malaria di
Asia.Anopheles juga merupakan vektor bagi cacing jantung anjing Dirofilaria immitis.
Perilaku mencari darah nyamuk ini dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:
a) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu.
Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn
hari.apabila dipelajari dengan teliti ternyata tiap spesies mempunyai sifat yang
tertentu, ada spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan
sampai pagi hari.
b) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat.
Apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk didalam dan
diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua golongan
nyamuk,

yaitu: eksofagik yang

lebih

senang

mencari

darah

dan endofagik yang lebih senang mencari darah didalam rumah.


c) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah.

diluar

rumah

Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas: antropofilik
apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang
menghisap darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu.
Frekuensi menusuk
Telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama
hidupnya Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina
hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali
nyamuk akan mencari darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan
dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik.Untuk
iklim Indonesia memerlukan waktu antara 48-96 jam.
Perilaku Istirahat.
Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya
selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu
pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk
memilih tempat yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti
lebih lanjut tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda.Ada spesies
yang halnya hinggap tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula
species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus).Pada waktu
malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang
dan kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah
menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat.

Perilaku Berkembang Biak.


Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan
atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan
kebutuhannya Ada species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari
langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An.
Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar
dan air laut) misalnya (An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku
berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif
untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam program
pemberantasan.
2) Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti bersifat aktif pada pagi hingga siang hari.Penularan penyakit
dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah.Hal
itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk
memproduksi telur.Nyamuk Betina tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi
dari nektar bunga ataupun tumbuhan.Jenis ini menyenangi area yang gelap dan bendabenda berwarna hitam atau merah.Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena
anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki
mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Perilaku Mencari Darah
a) Mempunyai perilaku makan yaitu mengisap nectar dan jus tanaman sebagai
sumber energinya.
b) Setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur
c) Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 3 hari sekali
d) Menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00
12.00 dan jam 15.00 17.00.
e) Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menusuk lebih dari
satu orang.
f) Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter.
g) Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.
Perilaku Pada Saat Istirahat
a) Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2 3 hari
b)
c)
d)
e)

untuk mematangkan telur.


Tempat istirahat yang disukai :
Tempat-tempat yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur, WC
Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai
Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah.

Perilaku Berkembang Biak


a) Nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air
bersih seperti : Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari : bak mandi,
WC, tempayan, drum air, bak menara (Tower air) yang tidak tertutup, sumur gali.
b) Wadah yang berisi air bersih atau air hujan : tempat minum burung, vas bunga,
pot bunga, ban bekas, potongan bambu yang dapat menampung air, kaleng, botol,
tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat
menampung air meskipun dalam volume kecil.
c) Telur diletakkan menempel pada dinding penampungan air, sedikit di atas
permukaan air.

d) Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar 100 butir telur
e)
f)
g)
h)

dengan ukuran sekitar 0,7 mm per butir.


Telur ini di tempat kering (tanpa air) dapat bertahan sampai 6 bulan.
Telur akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 2 hari terendam air.
Jentik nyamuk setelah 6 8 hari akan tumbuh menjadi pupa nyamuk.
Pupa nyamuk masih dapat aktif bergerak didalam air, tetapi tidak makan dan
setelah 1 2 hari akan memunculkan nyamuk Aedes Aegypti yang baru.

Penyebaran Aedes aegypti


Aedes aegypti merupakan pembawa utama (primary vektor) dan bersama Aedes
albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Aedes aegypti di
pedesaan akhir-akhir ini relatif sering terjadi yang dikaitkan dengan pembangunan
system persediaan air pedesaan dan berbaikan system transportasi.Nyamuk Aedes
aegypti sangat suka tinggal dan berbiak di genangan airbersih yang tidak berkontak
langsung dengan tanah.
3) Nyamuk Culex sp
Nyamuk Culex mempunyai kebiasaan mengisap darah pada malam hari.Jarak
terbang biasanya pendek mencapai jarak rata- rata beberapa puluh meter saja. Umur
nyamuk Culex baik di alam maupun di laboratorium sama seperti Anopheles, biasanya
kira- kira dua minggu.Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese
Encephalitis, dan demam Chikungunya.Japanese encephalitis adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus.Virus ini disebarkan melalui tusukan nyamuk Culex. Bila
nyamuk mengisap darah penderita yang mengandung bibit filariasis, maka cacing dari
penderita tersebut bisa terbawa dan ditularkan pada orang lain lewat gigitannya.
Nyamuk ini menggigit pada malam hari. Terdapat di lingkungan yang kotor seperti di
got atau saluran air yang keru.Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese
Encephalitis, dan demam Chikungunya.Japanese encephalitis adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus.Virus ini disebarkan melalui tusukan nyamuk Culex.
4) Nyamuk Mansonia
Nyamuk Mansonia berasosiasi dengan rawa-rawa, sungai besar di tepi hutan atau
dalam hutan; larvae dan pupa melekat dengan sifonnya pada akar-akar atau ranting
tanaman air, spt enceng gondok, teratai,kangkung,dsb.Bersifat zoofilik/antropofilik,
eksofagik, eksofilik, nokturnal.Sebagai pengganggu: sifatnya yang antropofilik,
nokturnal, eksofagik, mengganggu tidur atau aktivitas manusia di luar rumah sewaktu
malam.Sebagai vektor filariasis: Filariasis malayi, disebabkan oleh Brugia malayi.
D. Alat dan Bahan

Alat :
Aspirator
Senter
Loop
Bahan :
Paper cup
Kertas Label
Alat tulis
Alkohol
Kapas
Kain kasa
E. Cara Kerja
1. Menentukan wilayah yang akan disurvey kepadatan nyamuk
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk survey nyamuk dewasa
3. Memasang umpan orang ( tidak menggunakan lotion anti nyamuk atau parfum)
4. Melakukan penangkapan nyamuk dengan aspirator melalui beberapa metode :
i. Nyamuk resting malam hari (18.00-06.00)
ii. Nyamuk feeding malam hari indoor (18.00-06.00)
iii. Nyamuk resting pagi hari outdoor (06.00-08.00)
5. Nyamuk yang tertangkap dimasukkan ke dalam paper cup. Sebelum dilakukan
penghitungan kepadatan nyamuk dewasa paper cup harus diberi label tentang lokasi,
jam, tanggal dan nama collector.
6. Survey dilakukan selama 3 waktu dan tempat, dengan 1 jam yaitu:
i.
Nyamuk resting malam (dilakukan 1 Jam sama dengan 45 menit selama 12
ii.
iii.

jam)
Nyamuk feeding malam hari indoor (dilakukan 1 Jam sama dengan 45 menit
selama 12)
Nyamuk resting pagi hari outdoor (dilakukan 1 Jam sama dengan 20 menit

selama 2 jam)
7. Lakukan pencatatan hasil perhitungan kepadatan nyamuk.
8. Menyusun laporan hasil survey
F. Hasil Survey
HASIL IDENTIFIKASI NYAMUK DEWASA
RESTING PAGI HARI (OUTDOOR)

No

Resting pagi hari (outdoor)


Asrama putri politeknik kesehatan Yogyakarta
Jenis
Jenis
Penangkap
Waktu
nyamuk
Kelamin

Jumlah

Desintya Sari Norega


Marvianita Nurul

06.00-06.20
07.20-07.40

Culex sp.
Culex sp.
Culex sp.
Culex sp.

Betina
Jantan
Betina
Jantan

5
15
4
11

Man Hour Density (MHD) pagi hari outdoors (spesies Culex sp) di Asrama putri
Politeknik Kesehatan Yogyakarta:

= 8,75

Resting pagi hari dilakukan selama 2 jam dari pukul 06.00


08.00 WIB di jemuran Asrama Putri Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Setiap jamnya dilakukan penangkapan selama 20 menit. Hasil
keseluruhan nyamuk yang tertangkap selama 2 jam adalah 35 ekor
nyamuk Culex sp (jantan 26 ekor dan betina 9 ekor). Dari hasil
survey yang didapat, kepadatan nyamuk tertinggi pada jam pada
jam 06.00-06.20, jam berikutnya terjadi penurunan kepadatan. MHD
yang diperoleh dari penghitungan data resting outdoor pagi hari
adalah 8,75.

HASIL IDENTIFIKASI PENANGKAPAN NYAMUK DEWASA


RESTING MALAM HARI

No
1

Penangkap
Veronica Dwi R.
Nia Yunita

Resting malam hari (indoor)


Rumah Ibu Barokah
Jenis
Waktu
nyamuk
18.00-18.45
Culex sp
Culex sp

Jenis
Kelamin
Betina
Jantan

Jumlah
2
2

19.00-19.45
20.00-20.45
21.00-21.45
22.00-22.45
23.00-23.45
00.00-00.45
01.00-01.45
02.00-02.45
03.00-03.45
04.00-04.45
05.00-05.45

Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp
Culex sp

Betina
Jantan
Betina
Betina
Betina
Betina
Betina
Betina
Betina
Betina
Betina
Betina

3
2
3
2
4
3
5
7
3
1
2
1

Man Hour Density (MHD) pagi hari indoor (spesies Culex sp) di rumah Ibu
Barokah:

= 1,75

Resting malam hari dilakukan selama 12 jam dari pukul 18.00


06.00 WIB di dalam rumah ibu Barokah. Setiap jamnya dilakukan
penangkapan selama 45 menit. Hasil keseluruhan nyamuk yang
tertangkap selama 12 jam adalah 96 ekor nyamuk Culex sp (jantan
4 ekor dan betina 92 ekor). Dari hasil survey yang didapat,
kepadatan nyamuk tertinggi pada jam 01.00 01.45, jam berikutnya
terjadi

penurunan

kepadatan.

MHD

yang

diperoleh

penghitungan data resting indoor malam hari adalah 1,75.

HASIL IDENTIFIKASI PENANGKAPAN NYAMUK DEWASA


FEEDING MALAM HARI (INDOOR)

Feeding malam hari (night Landing Human Collection)

dari

No

1.

Kos Bapak Marno Gadingan, Gamping, Sleman, Yogyakarta


Jenis
Jenis
Penangkap
Waktu
nyamuk
Kelamin
Culex sp.
Betina
18.00-18.45

Herdian Sindu P
Nadiya Fahriani

Jumlah
4

19.00-19.45

Aedes aegypti

Betina

20.00-20.45

Culex sp.
Aedes aegypti

Betina
Betina

4
1

21.00-21.45

Culex sp

Betina

22.00-22.45

Betina
Betina

23.00-23.45

Culex sp
Culex sp.

00.00-00.45

Culex sp.

Betina

01.00-01.45

Culex sp.

Betina

02.00-02.45

Culex sp.

Betina

03.00-03.45

04.00-04.45

05.00-05.45

Man Bitting Rate (NLHC) Kos Bapak Marno :

= 75

Feeding malam hari dilakukan selama 12 jam dari pukul 18.00


06.00 WIB di dalam kos Bapak Marno. Setiap jamnya dilakukan
penangkapan selama 45 menit. Hasil keseluruhan nyamuk yang
tertangkap selama 12 jam adalah 18 ekor nyamuk (Culex sp 16 ekor
dan Aedes aegypti 2 ekor), semua berjenis kelamin betina. Dari hasil
survey yang didapat, kepadatan nyamuk tertinggi pada jam 18.00
20.45, jam berikutnya terjadi penurunan kepadatan. MBR yang

diperoleh dari penghitungan data resting indoor malam hari adalah


75.

G. Pembahasan
Survey kepadatan nyamuk dewasa saat resting malam, feeding malam dan
resting pagi pada rumah dilakukan di tiga tempat yang berbeda Dalam
pelaksanaannya, survey nyamuk dewasa dibagi dalam dua waktu yaitu pada malam
hari dan pagi hari.
Resting indoor malam hari dilakukan di rumah ibu Barokah yang lokasinya
tepat didepan asrama Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, dengan jarak selokan/got
kurang lebih 3 meter dari rumah. Setelah dilakukan pengukuran selama 12 jam, yang
setiap jamnya 45 menit diperoleh kepadatan tertinggi nyamuk resting malam hari
pada jam 01.00-01.45 dan hasil penghitungan MHD diperoleh angka sebesar 1,75.
Feeding indoor malam hari dilakukan di kos Bapak Marno yang lokasinya
berdekatan dengan selokan yang jaraknya kurang lebih 3 meter dari kos. Setelah
dilakukan pengukuran dengan metode night landing human collection selama 12 jam
yang setiap jamnya hanya 45 menit, tercatat bahwa kepadatang nyamuk feeding
terjadi diantara jam 18.45-23.30 dan pada jam 03.00-05.45 tidak ditemukan nyamuk
feeding. Dengan menggunakan penghitungan MBR diperoleh hasil sebesar 75.
Resting outdoor pagi hari dilakukan di jemuran Asrama Putri Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta yang dikelilingi saluran pembuangan air atau selokan.
Pengukuran dilakukan selama 2 jam dan setiap jamnya hanya 20 menit saja. Dari data
yang diperoleh, tercatat bahwa puncak resting terjadi pada jam 06.00-06.20 dan hasil
penghitungan MHD sebesar 8.75.
Jika dibandingkan, MHD resting pagi lebih tinggi daripada resting malam. Hal
ini terjadi karena aktifitas Culex sp dilakukan pada malam hari, ketika hari mulai
terang, Culex sp akan beristirahat dan kembali melakukan aktifitas pada malam hari.
Jam pengukuran juga ikut mempengaruhi hasil perhitungan MHD, semakin lama
pengukuran dan semakin banyak jumlah pengukur akan memperkecil hasil MHD nya.
Dari data yang diperoleh di tiga tempat yang berbeda, peningkatan dan
penurunan kepadatan dapat digambarkan melalui grafik sebagai berikut:

Menurut grafik tersebut diatas, tergambar jelas bahwa kepadatan nyamuk baik
resting maupun feeding, malam atau pagi hari terjadi kenaikan dan penurunan.
Semakin siang kepadatan nyamuk semakin berkurang. Kemungkinan hal ini terjadi
karena nyamuk Culex sp aktif pada malam hari, sedangkan pada siang hari nyamuk
ini bersembunyi/beristirahat.
Dari data yang diperoleh, yang merupakan spesies dominan di daerah survey
adalah nyamuk Culex sp. Hal ini disebabkan karena lokasi survey berdekatan dengan
saluran pembuangan air atau selokan yang kotor, keruh dan sedikit berbau, dimana
tempat seperti inilah yang digunakan Culex sp untuk berkembangbiak.
H. Kesimpulan
Dari hasil survey yang dilakukan di 3 tempat yang berbeda dapat disimpulkan
bahwa pada saat malam hari nyamuk melakukan feeding paling banyak mulai pukul
18.45 20.45 dan resting malam hari paling banyak pada jam 01.00-01.45, sedangkan
resting pagi hari paling banyak jam 06.00-06.20.
Dari ketiga pengukuran tersebut, yang menjadi spesies dominan adalah nyamuk
Culex sp. Hal ini dipengaruhi oleh dekatnya jarak saluran pembuangan air/selokan
dengan pemukiman, dimana selokan merupakan tempat berkembangbiaknya nyamuk
Culex sp.
Setelah dilakukan penghitungan, diperoleh hasil MHD resting malam sebesar
1,75 lebih kecil dari MHD resting pagi yang mencapai 8,75. Sedangkan MBR feeding
nya mencapai 75. Hasil ini dipengaruhi oleh jumlah jam penangkapan, jumlah
penangkap, dan jumlah nyamuk yang tertangkap.

LAMPIRAN

Resting Pagi hari outdoor (Asrama Putri Politeknik Kesehatan Yogyakarta)

Resting malam hari indoor (rumah Ibu Barokah)

Feeding malam hari indoor (kos Bapak Marno)

Anda mungkin juga menyukai