Anda di halaman 1dari 21

108

BAB 7. EKOLOGI PERILAKU HEWAN

A. PENDAHULUAN
Perilaku hewan dapat dikaji melalui beberapa cara. Seseorang dapat
menanyakan tentang; bagaimana perilaku itu berkembang atau
dikembangkan?,dan bagaimana fisiologi terjadi yang melatar belakangi
perilaku tersebut?, atau apakah kegunaan dari setiap perilaku yang
dilakukan oleh bintang?atauapakah hal-hal tersebut memberi keunggulan
bagi binatang yang dikaji? Dua pertanyaan terakhir biasanya menjadi
bahan-bahan penelitian yang berkembang saat ini.
Secara khusus, para ekologi perilaku hewan mempelajari cara-cara
perilaku bagaimana yang sesuai atau (adaptif) yang mengizinkan atau
memungkinkan hewan untuk meningkatkan keberhasilan reproduksinya.

Gambar 7.1. Bapak Ethology; (Dari Kiri Kekanan): Karl von Frisch, Konrad
Lorenz dan Niko Tinbergen; pada Tahun 1973, Mereka
Memperoleh Penghargaan Nobel Bidang Fisiologi Kesehatan
untuk Masing-Masing Sumbangan Pengetahuannya; Von Frisch
Memimpin Kajian Tentang Komunikasi Lebah dan Sensori
Biologi. Lorens Memfokuskan Diri pada Perkembangan Sosial
(Peniruan/Imprinting) dan Sejarah Alam Tentang
Agregasi.Sedangkan Tinbergen Mempelajari Pengaruh Fungsi
Perilaku dan Menjadi KajianPertama MengenaiEkologi
Perilaku.(Foto:Johnson, 2002dalam Sukarsono, 2009)

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


109

B. EKOLOGI PERILAKU HEWAN


Dalam satu makalah penting.Niko Tinbergen (Pemenang Hadiah Nobel
bidang Perilaku Hewan) menguraikan berbagai informasi tentang hal-hal
yang sampai saat ini masih menjadi pertanyaan berbagai ahli Biologi
tentang perilaku binatang.Pokok pembahasan Tinbergen adalah membahas
pembagian perilaku hewan dan pengembangannya berdasarkan prinsip-prinsip
fisiologis dan fungsinya (pendekatan evolusioner).
Salah satu jenis analisis perilaku evolusioner yang dilakukan
Tinbergen adalah penelitian tentang nilai penting bertahan hidup
(Survival value); yakni tentang bagaimana suatu jenis hewan mengizinkan
hewan lain untuk tinggal atau melakukan pertahanan untuk menjaga
kelangsungan hidup keturunannya. Sebagai contoh Tinbergen mengamati
bahwa setelah telur-telur burung camar menetas, sang induk akan segera
membersihkan cangkang-cangkang telur tersebut keluar dari sarang. Untuk
memahami mengapa perilaku ini terjadi, Tinbergen membuat komuflase
(tiruan) telur-telur ayam dengan mengecatnya sesuai dengan warna alami
telur burung camar, kemudian menempatkannya diareal dimana burung-burung
camar bersarang (Gambar7.2).
Dia menempatkan kuning telur burung camar yang pecah dekat dengan
telur-telur komuflase tersebut dan sebagai kontrol, ia menempatkan
telur-telur komuflase tersebut tanpa pecahan kulit telur burung camar.
Ia kemudian mengamati, telur-telur yang mana lebih mudah ditemukan oleh
camar. Karena camar-camar tersebut dapat mengidentifikasi/mengenali
warna putih pecahan-pecahan telurnya sebagai penunjuk/penanda, ternyata
burung-burung camar tersebut memakan lebih banyak telur-telur ayam
komuflase yang dekat dengan pecahan kulit telur-telurnya yang asli.Dari
peristiwa ini, Tinbergen menarik kesimpulan bahwa pembuangan cangkang-

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


110

cangkang telur oleh camar setelah menetas adalah perilaku adaptif. Hal
ini dilakukan oleh camar untuk mengurangi usaha pemangsaan (predator)
sehingga akan meningkatkan kesempatan untuk tetap bertahan hidup.

Gambar 7.2. Pewarnaan Telur Kajian Nilai Adaptif. Niko Tinbergen


Mengecat Telur-Telur Ayam Dengan Warna Abu-Abu Menyerupai
Telur Burung Camar yang Asli untuk Komuflase.Telur-telur
Tersebut Digunakan untuk Menguji Apakah Dugaan (hipotesis)
bahwa Telur-Telur Camar dan Dengan Demikian
AkanMeningkatkan Perlindungan Terhadap Burung-Burung Muda
untuk Tetap Hidup.(Foto: Johnson, 2002dalamSukarsono, 2009))

Tinbergen dinobatkan sebagai Bapak Ekologi Perilaku, dalam kajian


tentang bagaimana seleksi alam mempertajam perilaku.Cabang dari ekologi
ini menguji arti adaptasi perilaku atau bagaimana perilaku dapat
meningkatkan kemampuan reproduksi untuk bertahan.Penelitian ekologi
perilaku saat ini berkembang kearah bagaimana reproduksi dapat bertahan
dan bagaimana alam mempengaruhi kegiatan reproduksi untuk binatang tetap
bertahan dengan menghasilkan perubahan evolusioner.Untuk mempelajari

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


111

perubahan evolusioner tersebut, peneliti sebaiknya juga mempelajari


bagaimana hewan beradaptasi.

C. POLA-POLA PERILAKU
Bumi ini dihuni oleh berjuta jenis hewan yang berbeda dan setiap
jenis memiliki perbedaan sendiri.Demikian juga dengan perilaku umum yang
dimiliki oleh banyak jenis, dan sedikit pola perilaku yang dimiliki oleh
semua jenis.Ketika semua jenis hewan memerlukan reproduksi, makan dan
juga mencoba untuk tidak menjadi santapan oleh makhluk apapun, semua
jenis hewan memiliki beberapa tipe perilaku reproduksi, perilaku mencari
makan, dan perilaku bertahan.Untuk sekian lama, seleksi alam juga
memungkinkan jenis hewan tertentu memiliki kemampuan untuk mencapai
tujuan-tujuan perilaku, termasuk perilaku komunikasi, perilaku
penguasaan wilayah, perilaku penyebaran dan perilaku sosial.

Gambar 7.3.Rusa Berkelahi untuk Mempertahankan Wilayahnya, Sebuah


Perilaku yang Umum Terjadi pada Hampir Kebanyakan Jenis
Hewan. (Foto: Robinson, 2002dalam Sukarsono, 2009)

1. Perilaku Reproduksi
Meskipun beberapa jenis hewan mampu untuk membiak secara aseksual
(seperti beberapa jenis serangga dan sedikit jenis kadal), kebanyakan
hewan harus menemukan pasangan agar mampu bereproduksi.Pada banyak

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


112

kasus, satu individu hewan, pada umumnya jantan, mencoba untuk


berperilakuaktraktif untuk menarik lawan jenisnya.Peristiwa ini
merupakan perilaku yang dinampakkan seperti halnya pada merak dan
banyak jenis ikan-ikan atau terumbu karang.
2. Perilaku Mencari Makan
Hewan memperlihatkan beberapa tipe perilaku mencari makan yang
berbeda, sebagaimana dijelaskan pada pembahasan terdahulu. Beberapa
jenishewan sangat selektif terhadap apa yang mereka makan. Kelompok
hewan ini termasuk pencari makan khusus (Foraging specialist). Contoh
beberapa jenis serangga hanya akan memakan satu jenis tumbuhan saja.
Hewan-hewan lain merupakan hewan generalis, memakan berbagai jenis tipe
makanan contohnya adalah Opossum yang memakan berbagai jenis serangga
buah.
Perilaku makan ini memperlihatkan kemampuan hewan dalam menghadapi
seleksi alam sampai mereka memperoleh kemampuan makan yang efesien.
Artinya hewan memiliki makanan yang akan memaksimalkan perolehan energi
bagi tubuhnya yang diperoleh dalam waktu yang paling singkat. Tipe
hewan yang mampu menyeleksi makanan serta paling optimal energinya dan
dalam waktu yang paling singkat, disebut dengan hewan pencari makan
optimal meningkatkan hewan yang menggunakan banyak waktu dan energi
untuk kegiatan penting lannya.
3. Perilaku Bertahan
Semua jenis hewan sebenarnya memiliki peluang untuk dimangsa.Bahkan
serigala dan singa sering menjadi mangsa ketika mereka masih muda.Mulai
organisme cacing hingga ikan paus biru memiliki cara untuk mengurangi
keinginan pemangsa memakannya. Perilaku ini sering ditenggarai sebagai
perilaku bertahan anti perilaku atau anti predator.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


113

Beberapa hewan seperti pada kebanyakan ulat dan kadal meleburkan


warna dirinya dengan latar belakang dimana mereka berada sehingga
seringkali sulit untuk dilihat.Perilaku ini sering disebut sebagai
Cryptic.
Beberapa jenis hewan lain memiliki kemampuan perilaku untuk
melepaskan diri dari pemangsa, seperti berlari sangat cepat pada
antelope dan berenang dengan cepat pada ikan. Perilaku lain, melakukan
serangan balik dengan perilaku dengan menggunakan tanduk atau dengan
gigitan. Beberapa hewan melakukan perilaku menakut-nakuti, sehingga
peredator akan berfikir bahwa memakannya akan beresiko terkena gigitan
atau yang lainnya. Raccon misalnyaakan memperlihatkan gigi-giginya yang
tajam ketika didekati peredator.
4. Perilaku Komunikasi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, perilaku komunikasi memegang
peranan penting bagi hewan.Disamping komunikasi dengan menggunakan
tanda (signal) dan suara, beberapa jenis hewan melakukan komunikasi
dengan menggunakan bahan-bahan kimia.Contohnya pada ngengat yang
menggunakan feromon pada saat akan kawin yang dilepaskan ke udara oleh
ngengat betina. Semut juga melakukan komunikasi dengan feromon untuk
mengenal semut lainnya.
5. Perilaku Teritorial
Perencanaan dan pemeliharaan kawasan (territorial) merupakan
perilaku yang memperlihatkan oleh hewan, terutama oleh serangga, ikan,
burung, reptil, dan mamalia.Kawasan (territorial) digunakan untuk
berbagai keperluan, termasuk untuk mencari makananserta keamanan
organisme. Pemilik kawasan pada umumnya mencoba untuk mengusir individu
lain yang memasuki kawasan lain.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


114

Hewan seringkali bergerak dalam kawasan yang luas. Pada banyak


spesies hewan, kawasan yang luas tersebut bagi beberapa individu akan
terjadi tumpang tindih penggunaan kawasan, akan tetapi setiap individu
tergantung pada porsi kawasan yang digunakan secara eksklusif. Perilaku
tersebut bagi individu hewan atau anggota kelompok suatu spesies
akanmenjaga kawasannyaagar kelompoknyatetap mempertahankan sumberdaya
alam yang terbatas, misalnya untuk merumput, atau tempat untuk
kebutuhan lain yang paling baik, perlindungan kawasan ini disebut
dengan teritorialitas atau territoriality

Gambar 7.4.(a) kompetisi Territorial/Kawasan. Ukuran Territorial pada


Burung Disahkan Melalui Beberapa Kompetisi. Ketika 6 (enam)
Pasang Burung Madu Parus major Diambil/Dikeluarkan Dari
Teritorialnya (Ditandai dengan Huruf r pada gambar sebelah
kiri), Territorial Mereka Diambil Alih oleh Burung Lain
Dari Sekitar Kawasan Tersebut dan Oleh (empat) Pasang
Burung Lainnya (Ditandai Dengan Huruf N Pada Gambar Sebelah
Kanan). Angka-Angka Menunjukkan Jumlah Burung Sebelum dan
Sesudah Perlakuan. (b) Nilai dari Territorial. Burung Parus
major Menjaga dan Meningkatkan Perolehan Nektar Dengan
Menjaga dan Mempertahankan Bunga. (Sumber: Johnson, 2002).

Tujuan utama dari perilaku territorial ini adalah untuk menjaga


atau memperhatikan adanya gangguan yang masuk akibat dari individu
lain. Teritori tergantung kepada penampakkan yang ditunjukan oleh hewan
bahwa teritori tersebut sudah dikuasai dengan beberapa cara. Untuk
Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


115

menjaga kawasan agar tidakdikuasai oleh burung pendatang lainnya,maka


nyanyian atau suara burung yang memasuki kawasan atau burung tidak
dikenalakan diketahui dengan cepat, sehingga suara atau lagu memiliki
nilai yang sangat berharga karena serangan dapat diketahui dengan
sesegera mungkin. Ditambah lagi, pemberitahuan melalui suara/nyanyian
serta display visual dapat memberitahu atau memancing predator untuk
datang.
Keuntungan burung untuk memperoleh akses eksklusif menggunakan
bunga-bunga yangdijaganya yang memberikan hasil panen nectar yang
produktif. Agar penggunaan ini tetap terjaga, maka sang burung harus
dengan aktif mempertahankan bunga tersebut.
Keuntungan dari penggunaan hak eksklusif juga bukan tanpa resiko
karena sangat tergantung pada kondisi saat itu.Burung madu sebagai
contoh mengeluarkan 3000 kalori setiap jamnya untuk melindungi teritori
dari penyusup. Mau tidak mau keuntungan yang besar hanya akan diperoleh
hanya sedikit energi yang digunakan untuk melindungi kawasan dan
disertai dengan panen nektar dari bunga yang paling banyak dan
intensif. Jika bunga sangat jarang atau kandungan nectar sangat
sedikit, maka energi yang diperoleh oleh burung tidak mencukupi untuk
menjaga keseimbangan tubuh dan energi yang digunakan untuk kegiatan
pertahanan territorial.
Dalam kondisi seperti ini, tidak ada keuntungan untuk
mempertahankan territorial. Sama halnya jika bunga sangat melimpah,
burung akan dengan mudah memperoleh energinya yang diperlukan setiap
hari harus mempertahankan teritori dan menambah tenaga untuk
mempertahankannya. Untuk tujuan memperoleh energi, mempertahankan
teritori dalam kondisi seperti ini tidak diperlukan. Teritori

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


116

diperlukan jika keadaan bunga dalamkeadaan sedang-sedang saja atau


terbatas akan tetapi reproduksi nektarnya cukup banyak.
Pada kebanyakan spesies, akses teritori eksklusif untuk betina
lebih penting dan lebih luas dibandingkan akses terhadap makanan.Pada
beberapa jenis kadal misalnya jantan memelihara teritori yang luas
selama musim kawin.Teritori tersebut dipersiapkan oleh jantan sekaligus
juga untuk menjaga ketersediaan makanan yang cukup serta
perlindungan.Pada saat bukan musim kawin, teritori jantan manurun
sangat drastis.
6. Perilaku Sosial
Pola lain dari perilaku sosial adalah termasuk perilaku penyebaran,
yang diperlihatkan oleh individu hewan dengan menjauhi area dimana
mereka dilahirkan. Perilaku sosial merupakan hal yang umum ditemui pada
berbagai jenis hewan terutama yang hidup dalam kelompok seperti semut,
anai-anai, lebah, penguin dan primata.
Perilaku sosial didefenisikan sebagai interaksi di antara individu,
secara normal dalam spesies yang sama serta saling mempengaruhi satu
sama lain. Perilaku sosial berkembang diantaranya karena adanya
kebutuhan untuk reproduksi dan bertahan dari predator.
Perilaku sosial dilakukan dengan banyak tujuan dan diperlihatkan
oleh berbagai macam hewan, mulai hewan yang tak bertulang belakang,
ikan burung, hingga mamalia.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


117

Gambar 7.5. Perilaku Sosial; Burung Gannet Saling Memberi Selamat


Satu Sama Lain.

a. Manfaat dari Perilaku Sosial


Perilaku sosial manyediakan banyak manfaat.Penelitian telah
memperlihatkan bahwa banyak binatang lebih sukses dalam menemukan
makanan jika mereka mencari makanan secara berkelompok, terutama jika
sumber-sumber daya makanan hanya terdapat ditempat tertentu. Jika
lebih banyak individu yang bekerja sama, maka ada satu atau lebih
kesempatan mereka menemukan makanan.
Dalam beberapa hal, pencarian makan dalam bentuk kelompok juga
akan membuat lebih mudah untuk menangkap mangsa. Dolfin (lumba-lumba)
mengelilingi segerombolan ikan untuk mengambil giliran ikan yang
terlempar dari kelompoknya.Kehadiran lumba-lumba dalam bentuk
kelompok dalam gerombolannya dan tidak berpencar.Jika ikan mangsanya
berpencar, maka energi yang diperlukan untuk mengejar makanannya
tersebut menjadi lebih besar karena lebih sulit untuk ditangkap.
Banyak karnivora (pemakan daging) akan membentuk kelompok ketika
mereka mencoba menangkap mangsa besar. Sebagai contoh serigala

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


118

akanberburu bersama-sama ketika berburu besar. Singa akan berburu


bersama-sama ketika akan berburu mangsa besar seperti antelop besar.
Banyak hewan tinggal dalam kelompok sosial dilakukan juga untuk
perlindungan.Walaupun satu ekor baboon (kera) tidak mampu untuk
melawan seekor macam tutul, namun satu pasukan baboon sering
memungkinkan untuk melakukannya. Selain dari itu, dengan lebih banyak
individu yang bekerja sama, maka ada beberapa individu yang bertindak
sebagai prajurit juga mengamati bahaya, sementara yang lain sedang
makan atau sedang tidur.

Gambar 7.6.Merkat (Suricata suricata) Sedang Bertugas Sebagai Penjaga


dari Gurung Kalahari.Ia Sedang Bertugas Pada Posisi
Tempat yang Lebih Tinggi, Mengawasi dengan Ketat
Kemungkinan Adanya Penyusup atau Predator yang Mengancam
Kelompoknya yang Sedang Mencari Makanan (Sumber: Robinson,
2002)

Pemangsa biasanya perlu memilih satu individu tunggal dari kelompok


tersebut dan mencoba untuk menangkapnya. Namun kemudian biasanya
gerombolan ikan tersebut akan segera bergerak dengan sangat cepat,
memutar, mengubah arah gerombolan. Pola ini terjadi juga pada sekawan
burung, atau kumpulan antelop.Pola ini juga dipercaya dilakukan oleh
hewan agar pemangsa sangat sulit dan pemangsa meskipun difokuskan
pada satu individu.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


119

Beberapa kelompok hewan membentuk kelompok sosial untuk membuat


perjalanan mereka lebihmudah. Angsa Canada dan spesies burung lain
secara tipikal terbang dengan membentuk formasi V. Seperti halnya
pengendara sepeda, perjalanan yang ada dibalik perjalanan yang
lain dapat mengurangi resistensi/tekanan angin. Dalam situasi ini
burung yang memimpin penerbangan akan bergantian. Perilaku ini
juga ditiru olehpara penerbang tempur yang melakukan penerbangan
jarak jauh agar penerbangan lebih efesien.
7. Perilaku Migrasi
Banyak jenis hewan melakukan perjalanan untuk berpasangan atau
berpindah dari satu tempat ketempat lainnya.Untuk melakukan hal ini,
hewan harus melakukan sendiri jalur terbang dengan stimulus
lingkungan. Pergerakan dengan menggunakan rangsangan ini disebut
taxis. Pergerakan serangga kearah sinar atau cahaya, disebut
fototaksis posistif.Serangga yang menghindari cahaya atau sinar
disebut fototaksis negatif.Beberapa jenis hewan bergerak diantara
keduanya disebut indeferensi.Namun banyak juga bergerak disebabkan
oleh rangsangan kimia yang intensif disebut dengan kinesis.
Perjalanan sekelompok hewan dalam jarak jauh disebut dengan
migrasi.Burung-burung dari daratan Australia terbang jauh melintasi
lautan hingga kepantai-pantai di Baluran Jawa Timur, Angsa dan Bebek
terbang jauh dari Canada ke Amerika Serikat, Kupu-Kupu Raja
berimigrasi setiapmusim gugur dari Amerika Barat dan Tengahmenuju
kepengunungan di Mexico.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


120

Gambar 7.7 Kelompok Angsa Terbang Ketika Berimigrasi(Lukisan dari


Newton.Lan, 2008dalam Sukarsono, 2009)

Perilaku migrasi dan berpindah tempat tersebut dilakukan oleh


hewan biasanya secara berkelompok.Tujuan atau orientasi pergerakan
sudah jelas untuk menghindari kondisi lingkungan yang sangat tidak
menguntungkan bagi kelangsungan hidup populasinya atau untuk kegiatan
bereproduksi.
Pada kelompok kerbau liar Afrika, kondisi lingkungan lebih menjadi
faktor penentu gerombolan kerbau ini bergerak sekalipun harus
menerjang bahaya. Sebagai hewan pemakan rumput (herbivora),
keberadaan jumlah curah hujan dan hijauan rumput yang segar lebih
menjadipendorong pergerakan kelompoknya. Pergerakan juga dilakukan
secara berkelompok untuk melindungi diri dan kelompok dari bahaya
predator. Jumlah besar ini seringkali mematahkan nyali sang predator
melalui serangan bersama.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


121

Gambar 7.8.Kerbau-Kerbau Afrika Berimigrasi Menyeberangi Sungai untuk


Menyelamatkan Diri Dari Iklim yang Tidak Menguntungkan dan
Memburu Hijauan Rumput yang Lebih Segar (Foto: Puves,
Savada, etall, 2008)

D. PERILAKU HEWAN TERNAK


Menurut Kusmat Tanudimadja dan Supan Kusumamidharja (1985),
kebanyakan perilaku diarahkan untuk suatu tujuan, seperti makan, minum,
tidur dan bereproduksi terdiri dari tiga tahapan dan jelas terjadi
secara siklis (berulang). Ketiga tahapan perilaku tersebut adalah:
1) Perilaku apetitif,
2) Perilaku konsumatoris dan
3) Perilaku refraktoris
Tahap afektif bisa terjadi sederhana atau kompleks, sering mencangkup
perilaku mencari dan perilaku yang diubah.Tahap konsumatoris relatif
cenderung untuk konstan atau streotif, memperlihatkan sedikit perbedaan
dari individu yang satu terhadap individu yang lain dan sebagian besar
instingtif.Tahap refractoris mencangkup hilangnya perhatian dan
berhentinya aktivitas konsumatoris.
Panjang siklus bisa berbeda-beda, dan interval antara kembalinya
tahap yang sama bisa tidak teratur. Sebagai contoh hewan yang merumput

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


122

bisa merumput dalam beberapa kali selama 24 jam, akan tetap frekuensi
dan lamanya merumput agaknya dipengaruhi oleh cahaya siang hari,
kegelapan, suhu, kadar nutrisi rumput, dan sebagainya. Karnivora seperti
anjing dan kucing bila hidup dalam keadaan liar akan makan dengan
interval yang tidak teratur, kadang-kadang tidak makan untuk beberapa
hari.
Seekor hewan akan memberirespon pada suatu rangsangan yang
menyakitkan (misalnya tusukan jarum) dengan menarik sebagian yang
ditusuk. Disini tidak diperlukan gerakan-gerakan persiapan, aksinya
selalu segera terjadi dan responnya akanterjadi berulang kali, kecuali
jika terjadi kelelahan otot.
Para ahli perilaku sering membahas pola-pola perilaku yang khas bagi
suatu spesies tertentu.Misalnya merayu adalah komponen perilaku seksual
hewan jantan.Akan tetapi pola merayu yang diperlihatkan olah kalkun
jantan, babi jantan dan sapi jantan sangat berbeda.
Perilaku makan, perilaku membuang kotoran, mencari perlindungan dan
memeriksa bisa terjadi secara individual.Sisanya adalahperilaku sosial
dimana diperlukan dua atau lebih individu untuk bisa terjadi suatu
perilaku.Jenis-jenis perilaku dan penjelasannya menurut Kusmat
Tanudimadja dan Supan K (1985) adalah sebagai berikut.
1. Perilaku Makan
Perilaku makan mencakup konsumsi makan atau bahan-bahan bermanfaat
baik makanan bersifat yang padat maupun yang cair.Tiap spesies
mempunyai cara-cara yang khas. Ayam dan kalkun dengan cara mematuk
makanan, bebek dengan menyeruduk karena paruh yang lebar.
Sapi, domba, kambing mempunyai pola memamah biak atau mengunyah
rumput. Setelah makan hewan biasanya berbaring berulang-ulang

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


123

mengeluarkan rumput dari lambungnya yang kemudian dikunyah dan


ditelan lagi.Lambung dibagi dalam beberapa bagian, yang memungkinkan
perilaku ini karena ada pemisahan dari makanan yang kasar dan yang
telah dikunyah halus.Pola merumput pada sapidan domba
berkorelasidengan tidak adanya gigi seri atas.Pada sapi, rumput
dililit oleh lidah yang panjang dan kasar, kepala disentakkan kedepan
sehingga rumput dipotong oleh gigi seri bawah.Pola makan babi yang
khas adalah mendongkel (melingkar), hidung didorongkedalam tanah,
diangkat kedepan dan keatas dan tanahnya disingkirkan.Kuda menggigit
rumput dengan gigi seri bawah dan atas, dikunyah sangat lebih baik
kemudian ditelan.
Semua spesies diatas adalah herbivora atau omnivora.Mereka
mempergunakan waktunya berjam-jam untuk makan. Kelinci sama seperti
diatas (kuda), makanannya dipotong-potong dengan gigi seri depan yang
tajam, kemudian dikunyah lalu ditelan.
Kebiasaan makan pada karnivora lainsepertianjing dan kucing dewasa
umumnya makan satu kali sehari secara cepat.Anjing termasukhewan
pemakan yang paling cepat. Karena ia pemakan daging, maka gizi pada
makanannya sangat tinggi. Makanan tidak selalu ada, sehingga makanan
harus ditelan sebanyak-banyaknya sekaligus. Tidak ada gerakan lateral
dari gigi-gigi sewaktu mengunyah. Makanan yang lembek dipotong jadi
bagian besar kemudian ditelan.Sedangkan yang keras dipatahkan dahulu
baru kemudian ditelan.
2. Perilaku Membuang Kotoran
Tipe perilaku membuang kotoran erat hubungannya dengan ekologi
nenek moyangnya mereka.Bagi burung air atau yang hidup di pohon-

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


124

pohon, pembuangan feses tak menjadi maslah.Herbivora karena berjalan-


jalan waktu mencari makan, dan membuang feses sembarang tempat.
Anjing dan Kucing membuang kotoran sangat musykil, karena moyangnya
hidup pada tempat yang tersembunyi. Kucing saat membuang
fesesnya;denganmengais tanah dengan menggunakan kaki depan, lalu
fesesnya ditutup dengan tanah sedangkan anjing meletakkan kotorannya
dihalaman orang lain.
Tabel 7.1. Sistem-Sistem Fungsional Perilaku Dengan Contohnya(sumber:
Kusmat Tanudimadja dan Supam Kusumamihardaja, 1985dalam
Sukarsono, 2009)
sistem Contoh Tahap-tahap
Apetitif Konsumatoris Refraktoris
Makan Kuda Turunkan kepala Makan (periode lama) Istrihat dan
merumput dan mencari, makan (periode mencerna.
kucing diam mengintip, pendek) Istirahat, bisa juga
menyerang, disembunyikan
membunuh sisanya atau dibawah
untuk makan anak-
anaknya
Membuang Sapi Ekor diangkat, Buang kotoran Kotoran tidak
kotoran bagian belakang diindahkan
tubuh
dibungkukan,
Kucing mencium-cium, Buang kotoran Kotoran ditutupi
(hutan) pilih tempat,
ekor diangkat,
dst.
Mencari Anjing Pilih tempat, Istirahat atau tidur Meluruskan tubuh,
perlindungan, putar-putar, aktif lagi
istirahat berbaring
Menghindari Ayam Mengarah kepada Tidak bergerak atau Kesiagaan berangsur-
musuh musuh, beri tanda berbaring aktif angsur menurun jika
pemberitahuan untuk melarikan diri menyingkir,
(terutama yang aktivitas normal
jantan dengan dilanjutkan
sekelompok ayam
betina) atau
induk ayam dengan
anaknya
Memeriksa Kuda dengan Didekati oleh Dilihat,didengarkan, Menyingkir, hilang
objek aneh hati-hati, bisa bisa meraba, atau perhatian
berlari menjauhi mencicipi
sebentar kemudian
kembali lagi

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


125

Meniru serigala Menyalah panjang, Berburu bersama dan Makan, kontak antara
yang berburu kumpul bunuh korban yang anggota, kelompok
besar menurun perlahan-
lahan
sapi-sapi Gelisah jika Kumpul kembali dalam Pulih kembali dari
dalam terpisah kelompok kegelisahan,
kelompok (terutama jika melanjutkan
ada musuh) aktivitas normal
Menyerang Anjing asing Mendekati hati- Agresif: mengancam, Dominanunggul,
hati, coba gigit mengerah : hilang perhatian
mengindentifikasi turunkan kepala,
terutama melalui ekor diantara kali
baunya
seksual Banteng Bergerak diantara Ejakulasi Untuk sementara
mengawini sapi-sapi betina, hilang perhatian
sapi betina melihat sikap,
mencium,
menjilat-jilat
sapi betina, naik
dan menusukan
penis
Bersolek Kucing yang - Jilat bulu dan kaki -
(memberisakan membersihkan bagian bawah, gosok
diri) diri kepala kebenda-benda
Memelihara Kuda betina Memutar kepada Jilat, bersihkan Tinggalkan anaknya
anak dan anaknya anaknya, dari membran fetal,
yang baru bengkokan rangsang anak untuk
lahir lehernya aktivitas, berdiri
untuk menyusul
Mendekati Anak ayam Menjadi sadar, Suarakan-suara Jadi diam setelah
pemelihara terpisah lihat, dengar kesukaran ditolong

3. Perilaku Seksual
Tipe spesies memiliki pola perilaku seksual yang khas bagi
spesiesnya masing-masing. Bagi hewan liar, hal ini akan menyukarkan
perkawinan antara berbagai spesies, bagi spesies burung, perilaku
seksual kalkun, ayam dan bebek jelas berbeda.
Diantara mamalia, misalnya pada Bovidae perilaku seksual yang
serupa.Domba dan kambing mau melakukan kawin jika dikurung, tapi
turunannya mandul.Kekurangan mengakibatkan kelainan-kelainan dalam
perilaku.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


126

4. Perilaku Memelihara
Pada mamalia, pemeliharan anak dilakukan oleh induknya adalah tipe
pemeliharaan yang umum.Banyak burung jantan yang membantu memberikan
makan pada anaknya, tapi pada ayam dan kalkun jantan hubungan dengan
anaknya tidak ada, dan walaupun ada hanya sedikit.Perilaku memelihara
sebagian besar adalah bagi yang betina.
Disamping pola perilaku memelihara yang umum adalah pembuatan
sarang pada kelinci, mengerami telur (ayam dan kalkun) dan
membersihkan badan sikecil (anjing dan kucing)
5. Perilaku Mendekat dan Memelihara
Kebanyakan hewan mudah tidak sanggup menghindari dirinya
sendiri.Dalam situasi yang memerlukan pola perilaku khusus pada hewan
dewasa, menggantinya dengan suatu pola perilaku dalam bentuk teriakan
(tanda minta tolong). Anak ayam akan menciap-ciap keras dan terus
menerus menciap jika kesulitandan saat mencari induk bila
ditinggalkan.
Pengetahuan tentang jeritan dan memahami artinya merupakan
pertolongan yang bermanfaat dalam memelihara hewan mudah terutama
jika terjadi kecelakaan atau diserang oleh musuhnya.Sedangkan pola
perilaku ini tidak selalu berlaku bagi hewan mudah.
6. Perilaku Menyerang
Berkelahi merupakan masalah dalam praktek pemeliharaan, dan yang
lebih penting adalah memahami karakteristik perkelahian tersebut.
Pada Bovidae berkelahi adalah suatu bagian yang selalu dilakukan dari
perilaku sosial dan ini mengatur jarak antara individu yang
menentukan jantan mana, akan menjadi pejantan pada waktu tertentu.
Setiap spesies mempunyai pola yang khas misalnya pada sapi

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


127

jantanmanggaruk-garuk tanah dan berteriak, pada domba ia akan mundur


terlebih dahulu baru kemudian akan bertabrakan dengan kepalanya, dan
perkelahian biasannya terjadi antara individu dan jarang dengan cara
mengeroyok.
7. Perilaku Meniru
Fungsi umum dari perilaku meniru ini adalah untuk memelihara suatu
kelompok sosial dan memberikan pengamanan, oleh karena jika seekor
hewan melihat ada bahaya, maka yang lainnya akan menjadi siaga.
Tiap hewan biasanya hidup dalam kelompok akan merasa kesepian dan
tertekan atau takut menyerang manakala dipelihara sendirian. Akan
menyukarkan bagi sapi-sapi perah atau kuda-kudatunggangan untuk
dipelihara secara individual. Meskipun bisa dilakukan, namun akan
lebih baik jika mereka dipelihara dalam kelompok.
Perilaku meniru pada kuda sangat jelas dalam suatu perjalanan.
Seekor kuda akan ragu-ragu dan berjalan perlahan-lahan didaerah yang
asing, tetapi akan mengikuti dengan cekatan dibelakang suatu kelompok
hewan untuk menghindari diri dari perpisahan dengan kelompok
tersebut. Biasanya kuda yang jalannya cepat dan berani untuk berada
didepan, maka yang lain akan mengikuti pula.
8. Perilaku Berlindung
Semua spesies akan mencari lingkungan yang enak baginya. Dalam
beberapa lingkungan ini adalah perlindungan dari benda, hewan-hewan
lain, kandang atau pohon.
Jika ada kesempatan, hewan akan memilih lingkungan yang penting
dan menguntungkan walaupun tidak selalu demikian. Macam perlindungan
yang diperlukan dan dipergunakan tergantung dari tipe lingkungan
dimana spesies liar yang asli diadaptasikan.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi


128

9. Perilaku Memeriksa
Semua hewan memiliki kecenderungan untuk memeriksa lingkungannya
jika ia dipindahkan ke tempat yang baru. Reaksi yang pertama adalah
memeriksa, dan tipe perilakunya tergantung pada panca indra. Hewan-
hewan yang berkelompok besar pada habitatnya asli adalah padang
rumput danpadang pasir akan mengerjakan tingkah laku memeriksa
terutama dengan adanya anjing dan kelinci. Dalam pemeliharaan penting
memberi kesempatan pada hewan untuk memeriksa baik kandang atau
teman-teman barunya sebelum bekerja dengannya.

E. PEMBENTUKAN KELOMPOK
Perilaku makan dan perilaku memeriksa memudahkan mereka untuk mencari
makan dan memeriksa keadaan sekelilingnya.Sebaiknya pemeriksaan bersama,
sumber makanan yang samaatau sewaktu menyusui, bisa menghimpun hewan-
hewan dalam kelompok.
Pada hewan-hewan membentuk kelompok atau gerombolan, perilaku meniru
merupakan kekuatan pemersatu yang konstan dan kuat.Mereka membentuk
kelompok yang terorganisir erat dengan mengikuti dan saling meniru.
Jadi, kebanyakan hewan akan membentuk kelompok sosial jika tidak
dikurung.

Drs. Salamansyah, M.Sc, Dr. Jahidin, S.Pd, M.Si, dan Saprin, S.Pd, M.Sc

Program Studi Pendidikan Biologi

Anda mungkin juga menyukai