Disusun Oleh
Kelompok 3
PENDIDIKAN IPA
2017
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Secara umum, ciri-ciri yang ditemukan pada makhluk hidup adalah bernapas, bergerak,
makan dan minum, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, mengeluarkan zat sisa, peka
terhadap rangsang, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
a. Bernapas
Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi makanan, sehingga memperoleh
energi dan mengeluarkan karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan vertebrata di darat
bernafas dengan paruparu, ikan bernafas dengan insang, cacing bernafas dengan kulit.
Tumbuhan, pada daun bernafas melalui stomata, pada batang melalui lentisel dan di akar
melalui bulu-bulu akar. Manusia bernafas dengan paru-paru.
b. Memerlukan makanan (nutrisi)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat
mempertahankan hidup, menghasilkan energi, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup
mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat
membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat
membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk hidup lainnya.
c. Bergerak
Bergerak merupakan perubahan posisi, baik seluruh tubuh atau sebagian. Hal ini
disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Gerak yang dilakukan pada
tumbuhan antara lain: gerak menutupnya daun putri malu jika disentuh, gerak ujung
batang dari bawah ke atas ke arah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro
disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif
pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata
yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-
lain.
d. Peka terhadap rangsang
Tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai kepekaan terhadap rangsang (iritabilitas).
Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1) Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi
rangsang dengan menutup daunnya.
2) Pada hewan, ayam ketika fajar menyingsing akan berkokok.
3) Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya
bersin.
e. Tumbuh dan berkembang
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau ukuran makhluk hidup yang irreversible.
Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi
dan lingkungan.
f. Berkembangbiak
Berkembang biak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian
jenisnya.
Cara berkembangbiak sebagai berikut :
1) Secara kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel
sperma.
2) Secara tak kawin/vegetatif, yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel
telur dan sel sperma, melainkan melibatkan sel tubuh.
g. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan dan untuk mempertahankan diri. Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:
1) Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya. Contoh:
burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk menerkam mangsa. Bunga teratai
mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan.
2) Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-
alat tubuh. Contoh : Manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di
pegunungan. Kotoran unta kering , tetapi urinenya kental
3) Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah
lakunya. Contoh: Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke
permukan secara periodik.
B. Definisi Klasifikasi
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan dan pengkategorian yang didasarkan pada ciri-
ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian
setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok
tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama
kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh
Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada
masa sekarang dengan Carolus Linnaeus. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara
memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu.
Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu
mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang
mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup ke dalam golongannya
disebut taksonomi atau sistematik. Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup
menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson dibentuk dengan jalan
mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun
perbedaan yang dapat diamati. Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan
memberi nama. Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan
ke dalam satu kelompok yang disebut takson. Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak
takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak
persamaan ciri. Kemudian, tiap-tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya)
sesuai dengan tingkatannya. Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem
tertentu. Itulah sebabnya taksonomi disebut pula sistematik. Berikut ini merupakan urutan
takson :
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan,
dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan
sifat atau ciri pada makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan
dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat
tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu
golongan. Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah:
1. Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon,
perdu, dan semak.
2. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan
menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup
di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembap
(higrofit).
3. Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-
obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
4. Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan
pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan
pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).
Cara pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai yang disebabkan
karena dalam pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian dibuat Berdasarkan
keinginan orang yang mengelompokkannya. Klasifikasi dapat ditinjau dari dua aspek yaitu :
1. Aspek proses Klasifikasi terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu :
a. Proses pengelompokan (Grouping). Proses pengelompokan yang dilakukan pada
tumbuhan atau objek lain yang diklasifikasikan didasarkan pada besar kecilnya persamaan
yang ditunjukkan oleh masing-masing tumbuhan atau objek tersebut.
b. Proses Perangkingan (Rangking). Proses perangkingan dilakukan pada masing-masing
kelompok tumbuhan atau objek lain pada klasifikasi tersebut, dapat kita rumuskan definisi
klasifikasi tumbuhan sebagai suatu proses pengelompokan tumbuhan berdasarkan total
kesamaan yang ditunjukkannya dan penempatan masing-masing kelompok tersebut pada
kesatuan kelasnnya secara ideal.
2. Aspek Hasil Dari segi hasil klasifikasi dapat diartikan sebagai suatu sistem klasifikasi.
C. Tujuan Klasifikasi
Klasifikasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati. Tujuan
dari klasifikasi adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenali.
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup .
4. Mempelajari evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
5. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain.
6. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama.
Mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup
D. Manfaat Klasifikasi
Selain memiliki tujuan, klasifikasi juga bermanfaat untuk kepentingan manusia. Adapun
manfaat klasifikasi antara lain sebagai berikut :
1. Klasifikasi memudahkan dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka
ragam.
2. Untuk melihat hubungan kekerabatan antar makhluk hidup yang satu dengan yang
lain.
Urutan tersebut didasarkan atas persamaan ciri yang paling umum, kemudian makin ke
bawah persamaan ciri semakin khusus dan perbedaan ciri semakin sedikit.
F. Kunci Determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum
atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci
determinasi ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi adalah seperti berikut.
1) Kunci harus dikotomi.
2) Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik, contoh
tumbuhan berumah satu
tumbuhan berumah dua
3) Pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu bagian dapat diterima
dan yang lain ditolak.
4) Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif
dalam kuplet, contohnya panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.
5) Gunakan sifat-sifat yang bisa diamati.
6) Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
7) Setiap kuplet diberi nomor.
8) Buat kalimat pertanyaan yang pendek.
Sumber:
Gambar. 3 mikroskop cahaya dan bagian-bagiannnya
Sumber:
Gambar. 2.. Cara menggunakan mikroskop
Protista dikatakan mirip tumbuhan karena ia bersifat autotrof, memiliki klorofil, dan
dengan bantuan cahaya matahari mampu melakukan fotosintesis. Contoh Protista yang
mirip tumbuhan adalah ganggang yang terdiri atas filum Euglenophyta, ganggang
hijau (Chlorophyta), ganggang cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophhyta),
ganggang merah (Rhodophyta), dan ganggang api (Pyrhophyta).
B. Protista Mirip Hewan
Dikatakan mirip hewan karena Protista ini bersifat heterotrof. Protista ini dapat
memasukkan makanan dengan cara menelan melalui mulut pada membran selnya.
Protista ini tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil.
Contoh Protista yang mirip hewan adalah Protozoa, terdiri atas filum Rhizopoda (berkaki
semu), Flagellata (berbulu cambuk), Ciliata (berambut getar), dan Sporozoa (penghasil
spora).
Protista ini melakukan pencernaan makanan di luar sel, kemudian terjadi penyerapan
sari-sari makanan hasil pencernaan makanan oleh tubuh. Contoh Protista yang mirip
jamur ini adalah jamur air dan jamur lendir.
2. Monera
Monera adalah kelompok organisme yang inti selnya masih belum memiliki
membran inti disebut organisme prokariotik. Meskipun tidak memiliki membran inti,
organisme ini memiliki bahan inti. Bahan inti tersebut berupa asam inti atau DNA (deoxy
ribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat). Organisme yang termasuk ke dalam
Kingdom Monera adalah organisme yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bersel satu
2. Tidak memiliki selaput inti atau prokariot.
3. Ada yang dapat membuat makanan sendiri atau autotrof.
4. Ada yang dapat bergerak berpindah tempat.
Monera dapat dibagi menjadi dua, yaitu bakteri dan alga biru, yaitu sebagai berikut:
A. Bakteri
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Bakteri
berkembang biak dengan cara membelah diri. Beberapa bakteri ada yang berklorofil
dan mampu melakukan fotosintesis. Misalnya, bakteri hijau. Bakteri ada yang
menguntungkan dan ada yang merugikan bagi kehidupan manusia. Berikut ini
beberapa contoh bakteri:
a. Salmonella typhi penyebab penyakit tifus
b. Mikrobakterium tuberculosis penyebab TBC
c. Escherichia coli hidup di usus besar manusia dan membantu pembusukan sisa
makanan
d. Rhizobium radicicola hidup bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan
yang membantu menambat nitrogen dari udara dengan membentuk bintil-bintil
akar.
e. Bacillus anthracis penyebab penyakit anthrax pada ternak.
Tubuh bakteri terdiri dari satu sel, sebagian besar bakteri hidup secara sporofit atau
parasit. Bakteri berkembangbiak dengan membelah diri dan konjugasi.
B. Alga Biru
Alga biru adalah satu satunya ganggang yang tergolong dalam kingdom monera
Divisio Cyanophyta , ganggang ini bersel tunggal atau berbentuk benang dengan
struktur tubuh yang masih sederhana dimana intinya masih prokaryotik. Alga biru
berkembang biak dengan membelah diri. Alga biru bersifat autotrof (mampu
membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis). Manfaat ganggang biru antara
lain: Annabaena azollae digunakan sebagai pupuk. SpiruLina sebagai bahan makanan
yang mengandung protein dan lain-lain.
3. Jamur (Fungi)
Kelompok jamur (fungi), merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh
makanan dengan cara menguraikan bahan organik makhluk hidup yang sudah mati.
Jamur tidak berklorofil, berspora, tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Jamur
hidupnya di tempat yang lembap, bersifat saprofit (organisme yang hidup dan makan dari
bahan organik yang sudah mati atau yang sudah busuk) dan parasit (organisme yang
hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya). Sebelum
dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi dimasukkan ke
dalam kerajaan tumbuhan/plantae karena fungi memiliki beberapa kemiripan dengan
tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan tempat
hidupnya juga mirip. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari kerajaan tumbuhan
dan mempunyai kerajaan sendiri karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof
seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Namun fungi
mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna
secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak
seperti sel hewan.
Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa saling
bersambungan membentuk miselium. Berdasarkan bentuk hifa jamur dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Jamur Ganggang (Phycomycetes) Pada tempe terdapat benang-benang halus
disebut miselium yaitu cabang hifa, apabila tempe membusuk maka permukan
tempe akan membusuk.
2. Jamur Benar (Eumycetes) Jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat.
Pada umumnya, jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium.
Berdasarkan tempat pembentuk spora dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Ascomycetes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti kantong yang
disebut askus. Misal : Penicillium sp.
2. Basidomycetes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti botol,
umumnya jamur ini berukuran besar. Misal: Volvariella volvaceae (jamur merang),
Auricula volvaceae (jamur kuping).
3. Jamur tidak sempurna (Deuteromycetes). Jamur ini tumbuh pada roti, sisa makanan,
tongkol jagung, kotoran ternak dan manusia. Biasanya termasuk kelompok jamur
penyebab penyakit. Misal: Tinea versicolor penyebab panu dan Aspergilus fimugtus
penyebab penyakit saluran pernafasan pada manusia.
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat
yang lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun
demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut
atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam. Contoh makhluk
hidup yang termasuk kelompok jamur adalah jamur roti, ragi tapai, jamur tiram putih, dan
jamur kayu. Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniselule serta
pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora
vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora
seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu
tahap plasmogami dan tahap kariogami.
4. Tumbuh-Tumbuhan (Plantae)
Tumbuhan merupakan salah satu dari klasifikasi makhluk hidup. Tumbuhan memiliki
klorofil atau zat hijau daun yang berfungsi sebagai media penciptaan makanan dan untuk
proses fotosintesis. iri yang sangat mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau
yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses
penangkapan energi melalui fotosintesis sehingga tumbuhan secara umum bersifat
autotrof. Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri,
meskipun beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki
flagelum. Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas
perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Berdasarkan klasifikasi lima
kingdom, makhluk hidup dibagi ke dalam kelompok Animalia (hewan),
Plantae (Tumbuhan), Fungi (Jamur), Protista, dan Monera. Kelima kingdom diklasifikasi
berdasarkan karakteristik yang khas dari setiap organismeorganisme yang menyusunnya.
Kingdom Plantae (tumbuhan) dibagi ke dalam beberapa divisio, yakni Lumut
(Bryophyta), Paku-pakuan (Pteridophyta), serta tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh, tumbuhan dapat dibedakan lagi atas dua jenis
kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal bijinya tersimpan dalam daun buah
Angiospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Organ tubuh akar batang daun sudah dapat dibedakan dengan jelas.
b. Alat perkembangbiakan berupa bunga.
c. Susunan daun menyirip, menjari, sejajar dan beranekaragam.
d. Bakal biji tersimpan dalam daun buah.
e. Adanya pembuahan ganda (terjadi dua kali peleburan), yaitu: antara sel
spermatozoid dengan sel telur akan menghasilkan zigot atau biji dan antara sel
spermatozoid dengan inti kandung lembaga sekunder menghasilkan cadangan
makanan.
Tumbuhan Angiospermae ada dua, yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) yang
dapat diamati berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Memiliki satu keping daun lembaga, berakar serabut, batang tidak berkambium,
berkas pembuluh pengangkut tersebar, tulang daun sejajar atau melengkung, dan
kelopak bunga pada umumnya kelipatan tiga.
2. Tumbuhan berkeping dua (dikotil) memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Memiliki dua
keping daun lembaga, berakar tunggang, batang berkambium, tulang daunnya menjari
atau menyirip, berkas pengangkut tersusun dalam satu lingkaran, dan kelopak bunga
kelipatan empat atau lima. Perbedaan ciri antara tanaman jagung (monokotil) dan
tanaman kacang tanah (dikotil)
Bagian
No. Tanaman
Akar Daun Biji Keterangan
1. Jagung Serabut Sejajar Berkeping satu Tumbuhan monokotil
2. Kacang tanah Tunggang Menyirip Berkeping dua Tumbuhan dikotil
5. Hewan
Berdasarkan klasifikasinya, hewan atau binatang ini terbagi menjadi 2 kelompok besar,
diantaranya adalah vertebrata yaitu hewan yang memiliki tulang belakang
dan invertebrata yang merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Pada
dasarnya, klasifikasi hewan yang menjadi vertebrata dan invertebrata ini merupakan
klasifikasi berdasarkan struktur tubuh hewan atau binatang.
1) Vertebrata
Vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang punggung.
Hewan-hewan yang tergolong dalam Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa jenis
yakni :
1. Ikan (Pisces), yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang
dengan alat gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara bertelur.
2. Amfibi (Amphibia), yaitu Hewan yang dapat hidup di dua alam (darat dan air),
berdarah dingin (tidak dapat mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan
paru-paru. Contoh Hewan Amfibi seperti Katak, Salamander dan kadal air.
3. Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik
yang menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.
4. Burung (Aves), yaitu Hewan yang bisa terbang, Hewan Aves atau Burung ini
memiliki bulu yang menutupi tubuhnya dengan alat gerak berupa kaki dan sayap.
Meskipun Aves sering disebut sebagai hewan yang bisa terbang, ada beberapa
jenis hewan yang tergolong dalam Aves tetapi tidak bisa terbang seperti Ayam,
Bebek, Angsa dan Kalkun.
5. Hewan Menyusui (Mammalia), yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu (betina)
yang berfungsi untuk menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya.
Hewan Mammalia pada umumnya adalah hewan yang berdarah panas dan
bereproduksi secara kawin. Hewan Menyusui atau mammalia ini ada yang hidup
di darat dan ada juga hidup di air. Contoh Hewan Mammalia yang hidup di darat
seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah. Sedangkan Hewan
Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus, Lumba-lumba dan Duyung.
2) Invertebrata
Invertebrata adalah jenis hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang
punggung. Struktur morfologi, sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem
peredaraan darah Hewan Invertebrata lebih sederhana jika dibandingkan dengan
hewan jenis Vertebrata. Hewan yang termasuk dalam golongan Hewan Invertebrata
antara lain :
1. Filum Protozoa, yaitu hewan yang bersel satu yang hidup di dalam air. Bentuk
tubuh Protozoa sangat kecil yaitu berkisar antara 10-50 m tetapi ada juga yang
memiliki bentuk tubuh hingga 1mm. Sumber makanan Protozoa adalah hewan
dan tumbuhan. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa terbagi menjadi 4 kelas
yaitu Kelas Rhizopoda (berkaki semu), kelas Flagellata (berbulu cambuk), kelas
Cilliata (berambut getar), dan kelas Sporozoa (berspora).
2. Filum Porifera atau hewan berpori, yaitu hewan air yang hidup di laut dengan
bentuk tubuh seperti tumbuhan atau tabung berpori yang melekat pada suatu
dasar laut dan dapat berpindah tempat dengan bebas. Sumber makanan Porifera
adalah Bakteri dan Plankton. Filum Porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu Kelas
Corcorea, kelas Hexactinelida dan Kelas Demospangia.
3. Filum Cnidaria, yaitu hewan yang memiliki sel penyengat yang dinamai knidosit
yang digunakan untuk menangkap mangsa dan membela diri. Cnidaria dibagi
menjadi 4 kelompok yaitu Anthozoa (anemone laut, koral, pena laut), Scyphozoa
(Ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa. Filum Cnidari
kebanyakan terdapat di lingkungan laut. Filum Cnidaria terkadang dikategori
sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga yang disebut
dengan Coelenteron.
4. Filum Ctenophora yaitu hewan yang memiliki lubang-lubang kecil atau pori
dihampir seluruh tubuhnya. Pori tersebut dapat menimbulkan racun yang
digunakan untuk melumpuhkan mangsa atau musuhnya.Meskipun bentuknya
seperti ubur-ubur, tetapi filum Coelenterata tidak memiliki sel penyengat
(knidosit) seperti pada filmu Cnidaria. Filum Ctenophora terkadang
dikategorikan sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga
yang disebut dengan Coelenteron.
5. Filum Platyhelminthes atau Cacing Pipih, yaitu hewan yang berbentuk cacing
dengan tubuh pipih dan tidak bersegmen. Cacing pipih ini pada umumnya hidup
di sungai, laut, danau ataupun sebagai parasit di tubuh organisme lain. Terdapat
3 kelas dalam filum Platyhelminthes yaitu Turbellaria (cacing berambut getar),
Trematoda (Cacing Isap) dan Cestoda (cacing pita).
6. Filum Nematoda (Cacing Gilik), yaitu cacing yang berbentuk gilik. Kedua ujung
tubuh Filum Nematoda berbentuk runcing dan sedangkan tengahnya bulat.
Contoh Cacing Gilik diantaranya seperti cacing tambang, cacing askaris dan
cacing filaria.
7. Filum Annelida (Cacing Gelang), yaitu cacing yang tubuhnya terdiri atas
segmen-segmen seperti gelang dengan berbagai sistem organ yang baik dengan
sistem peredaran darah tertutup. Filum Annelida terbagi menjadi 5 kelas yaitu
Polychaeta (berambut banyak), Oligochaeta (berambut sedikit atau tidak ada
rambut sama sekali), dan Hirudinea (menghisap darah). Contoh cacing jenis
Filum Annelida diantaranya seperti cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas dan
lintah.
8. Filum Mollusca (Filum Moluska), yaitu hewan yang bertubuh lunak baik
dilindungi oleh cangkang maupun yang tidak dilindungi oleh cangkang.
Cangkang Filum Mollusca terdiri dari bahan kalsium (zat kapur). Filum
Mollusca terdiri dari 3 kelas yakni P (memiliki 2 buah cangkang seperti kerang,
tiram dan simping), Gastropoda (Siput baik yang bercangkang ataupun tidak),
Cepalophoda (Gurita dan cumi-cumi), Scaphopoda dan Amphineura.
9. Filum Artropoda, yaitu filum bertubuh segmen yang biasanya bersatu menjadi
dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan dan
simetri bilateral. Filum Artropda juga dikenal dengan sebutan hewan berbuku-
buku. Filum Artropoda terbagi menjadi beberapa kelas, diantaranya
adalah Chelicerata (laba-laba, tungau, kalajengking), Myriapoda (lipan),
Krustasea (kepiting, lobster, udang) dan Hexapoda (serangga).
a. Ceper. Ceper adalah sebagai alas dari sebuah canang, yang memiliki bentuk segi
empat. Ceper adalah sebagai lambang angga-sarira (badan), empat sisi dari pada
ceper sebagai lambang/nyasa dari Panca Maha Bhuta, Panca Tan Mantra, Panca
Buddhindriya, Panca Karmendriya. Keempat itulah yang membentuk terjadinya
Angga-sarira (badan wadag) ini.
b. Beras. Beras atau wija sebagai lambang/nyasa Sang Hyang tma , yang menjadikan
badan ini bisa hidup, Beras/wija sebagai lambang benih, dalam setiap
insan/kehidupan diawali oleh benih yang bersumber dari Ida Sang Hyang Widhi
Wasa yang berwujud tma . Ceper sebagai lambang/nyasa angga-sarira/badan
tiadalah gunanya tanpa kehadiran Sang Hyang tma . Tak ubahnya bagaikan benda
mati, yang hanya menunggu kehancurannya. Maka dari itulah di atas sebuah ceper
juga diisi dengan beras, sebagai lambang/nyasa Sang Hyang tma . Maka dari itulah
hidup kita di belenggu oleh Citta dan Klesa, tma menimbulkan terjadinya Citta
Angga-sarira (badan kasar) menimbulkan terjadinya klesa, itulah yang menyebabkan
setiap umat manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya.
c. Porosan. Sebuah Porosan terbuat dari daun sirih, kapur/pamor, dan jambe atau gambir
sebagai lambang/nyasa Tri-Premana, Bayu, Sabda, dan Idep (pikiran, perkataan, dan
perbuatan). Daun sirih sebagai lambang warna hitam sebagai nyasa Bhatara Visnu,
dalam bentuk tri-premana sebagai lambang/nyasa dari Sabda (perkataan),
Jambe/Gambir sebagai nyasa Bhatara Brahma, dalam bentuk Tri-premana sebagai
lambang/nyasa Bayu (perbuatan), Kapur/Pamor sebagai lambang/nyasa Bhatara
Iswara, dalam bentuk Tri-premana sebagai lambang/nyasa Idep (pikiran). Suatu
kehidupan tanpa dibarengi dengan Tri-premana dan Tri Kaya, suatu kehidupan
tiadalah artinya, hidup ini akan pasif, karena dari adanya Tri-premana dan Tri Kaya
itulah kita bisa memiliki suatu aktivitas, tanpa kita memiliki suatu aktivitas kita tidak
akan dapat menghadapi badan ini. Suatu aktivitas akan terwujud karena adanya Tri-
Premana ataupun Tri-kaya.
d. Tebu dan pisang. Di atas sebuah ceper telah diisi dengan beras, porosan, dan juga
diisi dengan seiris tebu dan seiris pisang. Tebu atapun pisang memiliki makna sebagai
lambang/nyasa amrtha. Setelah kita memiliki badan dan jiwa yang menghidupi badan
kita, dan tri Pramana yang membuat kita dapat memiliki aktivitas, dengan memiliki
suatu aktivitaslah kita dapat mewujudkan Amrtha untuk menghidupi badan dan jiwa
ini. Tebu dan pisang adalah sebagai lambang/ nyasa Amrtha yang diciptakan oleh
kekuatan Tri Pramana dan dalam wujud Tri Kaya.
e. Sampian Uras. Sampian uras dibuat dari rangkaian janur yang ditata berbentuk
bundar yang biasanya terdiri dari delapan ruas atau helai, yang melambangkan roda
kehidupan dengan Astaa iswaryanya/delapan karakteristik yang menyertai setiap
kehidupan umat manusia. Yaitu : Dahram (Kebijaksanaan), Sathyam (Kebenaran dan
kesetiaan), Pasupati (ketajaman, intelektualitas), kama (Kesenangan), Eswarya
(kepemimpinan), Krodha (kemarahan), Mrtyu (kedengkian, iri hati, dendam), Kala (
kekuatan). Itulah delapan karakteristik yang dimiliki oleh setiap umat manusia,
sebagai pendorong melaksanakan aktivitas, dalam menjalani roda kehidupannya.
f. Penataan bunga berdasarkan warnanya di atas Sampian Urasari diatur dengan etika
dan tattwa, harus sesuai dengan pengider-ider (tempat) Panca Dewata. Untuk
urutannya saya menggunakan urutan Purwa/Murwa Daksina yaitu diawali dari arah
Timur ke Selatan.
1. Bunga berwarna Putih (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna merah
muda) disusun untuk menghadap arah Timur, adalah sebagai simbol
memohon diutusnya Widyadari (Bidadari) Gagar Mayang oleh Prabhawa Nya
dalam kekuatan Sang Hyang Iswara agar memercikkan Tirtha
Sanjiwani untuk menganugerahi kekuatan kesucian skala niskala.
2. Bunga berwarna Merah disusun untuk menghadap arah Selatan, adalah
sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Saraswati oleh Prabhawa Nya
dalam kekuatan Sang Hyang Brahma agar memercikkan Tirtha Kamandalu
untuk menganugerahi kekuatan Kepradnyanan dan Kewibawaan.
3. Bunga berwarna Kuning disusun untuk menghadap arah Barat, adalah sebagai
simbol memohon diutusnya Widyadari Ken Sulasih oleh Prabhawa Nya dalam
kekuatan Sang Hyang Mahadewa agar memercikkan Tirtha Kundalini untuk
menganugerahi kekuatan intuisi.
4. Bunga berwarna Hitam (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna biru,
hijau atau ungu) disusun untuk menghadap arah Utara, adalah sebagai simbol
memohon diutusnya Widyadari Nilotama oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan
Sang Hyang Wisnu agar memercikkan Tirtha Pawitra untuk menganugerahi
kekuatan peleburan segala bentuk kekotoran jiwa dan raga.
g. Kembang Rampai. Kembang rampai akan ditaruh di atas susunan/rangkaian bunga-
bunga pada suatu canang, kembang rampai memiliki makna sebagai lambang/nyasa
kebijaksanaan. Dari kata kembang rampai memiliki dua arti, yaitu: kembang berarti
bunga dan rampai berarti macam-macam, sesuai dengan arah pengider-ideran
kembang rampai di taruh di tengah sebagai simbol warna brumbun, karena terdiri
dari bermacam-macam bunga. Dari sekian macam bunga, tidak semua memiliki bau
yang harum, ada juga bunga yang tidak memiliki bau, begitu juga dalam kita
menjalani kehidupan ini, tidak selamanya kita akan dapat menikmati kesenangan
adakalanya juga kita akan tertimpa oleh kesusahan, kita tidak akan pernah dapat
terhindar dari dua dimensi kehidupan ini. Untuk itulah dalam kita menata kehidupan
ini. Untuk itulah dalam kita menata kehiupan ini hendaknya kita memiliki
kebijaksanaan. Bunga Rampe (irisan pandan arum) disusun di tengah-tengah, adalah
sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Supraba oleh Prabhawa Nya dalam
kekuatan Sang Hyang Siwa agar memercikkan Tirtha Maha mertha untuk
menganugerahi kekuatan pembebasan (Moksa).
h. Lepa. Lepa atau boreh miyik adalah sebagai lambang/nyasa sebagai sikap dan
prilaku yang baik. Boreh miyik/lulur yang harum, lalau seseorang memaki lulur, pasti
akan dioleskan pada kulitnya, jadi lulur sifat di luar yang dapat disaksikan oleh setiap
orang. Yang dapat dilihat ataupun disaksikan oleh orang lain adalah prilaku kita,
karena prilakunyalah seseorang akan disebut baik ataupun buruk, seseorang akan
dikatakan baik apabila dia selalu berbuat baik, begitu juga sebaliknya seseorang akan
dikatakan buruk kalau di selalu berbuat hal-hal yang tidak baik. Boreh miyik sebagai
lambang/nyasa perbuatan yang baik.
i. Minyak wangi. Minyak wangi/miyik-miyikan sebagai lambang/nyasa ketenangan
jiwa atau pengendalian diri, minyak wangi biasanya diisi pada sebuah canang.
Sebagai lambang/nyasa di dalam kita menata hidup dan kehidupan ini hendaknya
dapat dijalankan dengan ketenangan jiwa dan pengendalian diri yang baik, saya
umpamakan seperti air yang tenang, di dalam air yang kita akan dapat melihat jauh ke
dalam air, sekecil apapun benda yang ada dalam air dengan gampang kita dapat
melihatnya. Begitu juga dalam kita menjalani kehidupan ini, dengan ketenangan jiwa
dan pengendalian diri yang mantap kita akan dapat menyelesaikan segala beban hidup
ini.
J. Mengidentifikasi Canang dari Beberapa Perspektif
1. Segi Religius
Masyarakat Hindu Bali tidak bisa lepas dari yang namanya tumbuhan (akar, batang,
daun, bunga, buah, dan biji), karena dibutuhkan dalam kehidupan mereka. Identifikasi dan
klasifikasi tumbuhan didasarkan atas persamaan ciri-ciri morfologis yang dimiliki tumbuhan.
Ciri morfologis utama yang digunakan adalah bagian daun dan batang tumbuhan. Selain dari
daun dan batang, membedakan jenis tumbuhan satu dengan tumbuhan lainnya juga
berdasarkan atas bentuk bunga, buah, dan bijinya.
Jenis tumbuhan yang digunakan untuk sarana ritual mulai dari tanaman penutup tanah
(berbagi jenis rerumputan), herba, semak, perdu, pohon kecil sampai pohon. Hampir semua
bagian tumbuhan digunakan sebagai upakara mulai dari akar, batang, kulit batang, daun,
bunga, buah sampai bijinya. Berkaitan dengan pemanfaatan tumbuhan untuk berbagai
kebutuhan hidup, masyarakat Hindu Bali memiliki tradisi kuat yang tumbuh di masyarakat
yaitu masyarakat Hindu Bali memberikan penghormatan kepada tumbuhan sebagai bentuk
terima kasih terhadap kesejahteraan yang diperolehnya melalui upacara Tumpek Bubuh/
Tumpek Wariga. Dalam ritual ini, masyarakat menghaturkan sesajen berupa banten yang
ditujukan kehapan Dewa Sangkara (manifestasi Tuhan) sebagai penguasa dunia tumbuhan.
2. Segi Ilmu Sains (Biologi)
Pembuatan canang di Bali telah memanfaatkan konsep klasifikasi makhluk hidup yaitu
dalam hal klasifikasi makhluk hidup khususnya tanaman dari segi morfologinya. Dari
segi morfologi dilihat dari bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan canang yang
berupa bunga, daun pandang, pisang, tebu dll. Morfologi yang digunakan yaitu dari daun,
batang dan bunga.
a. Daun
Daun yang dipakai dalam canang yaitu daun kelapa muda (janur) dan daun
pandan. Kelapa adalah salah satu jenis tanman yang termasuk ke dalam suku
pinang-pinangan. Daun kelapa tersusun secara majemuk, daun tunggal dengan
pertulangan menyirip, dan yang masih muda berwarna kekuningan dan berwarna
hijau jika sudah tua. Sedangkan daun pandan berbentuk memanjang, yang
terbentuk hampir menyerupai daun palem atau rumput, yang memiliki bagian tepi
bergerigi, pangkal ujung meruncing, dengan pertulangan menonjol memanjang.
Pada umumnya daun pandan berwarna kehijauan muda hingga tua.
Klasifikasi Daun Kelapa Daun Pandan
Kingdom (Kerajaan) Plantae (tumbuhan) Plantae (tumbuhan)
b. Bunga
Bunga yang biasanya ada dalam canang adalah sebagai berikut:
1) Bunga gumitir. Bunganya merupakan bunga majemuk, yang berbentuk
cawan dan memiliki organ-organ yang lengkap, berupa putik dan benang
sari pada tengah bunga, dan memiliki warna kuning.
2) Pacar air. Bunganya tumbuh tunggal, berkumpul tumbuh dari ketiak daun
dan memiliki tangkai bunga pendek. Berwarna merah, ungu, putih,
maupun kombinasi dari warna tersebut. Sepal 2 berbentuk buat telur
disertai rambut halus di beberapa titik.
3) Bunga kamboja. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk terompet,
putih kemerah-merahan, mucul di ujung-ujung tangkai, mahkota bunganya
4, daun bunga berjumlah 5 buah, mahkota berbentuk corong,dan tangkai
putik pendek.
4) Bunga pecah seribu (pancawarna). Bunganya besar, bulat, mirip bola/
sanggul yang berukuran 10-20 cm. warnanya berubah sesuai umur dan
jenis tanah tempatnya tumbuh. Saat muda, warna hijau yang kemudia
menjadi biru keunguan setelah tua. Pada daerah tertentu yang tanahnya
diduga ber-pH rendah, warna bunga merah muda kemerahan.
c. Batang
Tanaman tebu memiliki batang yang berbentuk tegak dan tidak memiliki cabang.
Tanaman tebu memiliki kulit batang berwarna hijau, merah tua, ungu, maupun
kombinasi dari warna-warna tersebut. Pada batang tersebut terdapat lapisan lilin
berwarna putih agak keabu-abuan. Lapisan lilin tersebut secara uum terdapat pada
tanaman yang masih muda.
Klasifikasi Tebu
Kingdom (Kerajaan) Plantae
d. Buah
Buah pisang tersusun dalam tandan yang tiap tandannya terdiri atas beberapa sisir.
Buah pisang umunya tidak berbiji (bersifat triploid), namun ada juga yang
mempunyai biji (bersifat diploid) contohnya pisang kluthuk. Daging buah tebal
dan lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika tua berubah
menjadi kuning dan strukturnya bisa tebal dna tipis juga tergantung dari varietas
pisangnya.
Klasifikasi Pohon Pisang
Kingdom (Kerajaan) Plantae
Adiputra, Nyoman. 2011. Tanaman Obat, Tanaman Upacara, dan Pelestarian Lingkungan.
Jurnal Bumi Lestari, 11(2), 346-354.
Surasa, Ketut.TT. Studi Etnobotanik Tanaman Upacara Hindu Bali sebagai Upaya Pelestarian
Kearifan Lokal