Anda di halaman 1dari 35

ETNOSAINS

KLASIFIKASI PADA MAKHLUK HIDUP

Disusun Oleh

Kelompok 3

LUH KADEK RAKA JAYANTINI NIM. 1513071024

SEPTI ARIYANI NIM. 1513071030

SEPTIAN WAHYU WIDIYANTO NIM. 1513071044

PENDIDIKAN IPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2017
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

A. Ciri-Ciri Makhluk Hidup

Secara umum, ciri-ciri yang ditemukan pada makhluk hidup adalah bernapas, bergerak,
makan dan minum, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, mengeluarkan zat sisa, peka
terhadap rangsang, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

a. Bernapas
Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi makanan, sehingga memperoleh
energi dan mengeluarkan karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan vertebrata di darat
bernafas dengan paruparu, ikan bernafas dengan insang, cacing bernafas dengan kulit.
Tumbuhan, pada daun bernafas melalui stomata, pada batang melalui lentisel dan di akar
melalui bulu-bulu akar. Manusia bernafas dengan paru-paru.
b. Memerlukan makanan (nutrisi)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat
mempertahankan hidup, menghasilkan energi, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup
mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat
membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat
membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk hidup lainnya.
c. Bergerak
Bergerak merupakan perubahan posisi, baik seluruh tubuh atau sebagian. Hal ini
disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Gerak yang dilakukan pada
tumbuhan antara lain: gerak menutupnya daun putri malu jika disentuh, gerak ujung
batang dari bawah ke atas ke arah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro
disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif
pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata
yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-
lain.
d. Peka terhadap rangsang
Tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai kepekaan terhadap rangsang (iritabilitas).
Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1) Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi
rangsang dengan menutup daunnya.
2) Pada hewan, ayam ketika fajar menyingsing akan berkokok.
3) Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya
bersin.
e. Tumbuh dan berkembang
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau ukuran makhluk hidup yang irreversible.
Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi
dan lingkungan.
f. Berkembangbiak
Berkembang biak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian
jenisnya.
Cara berkembangbiak sebagai berikut :
1) Secara kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel
sperma.
2) Secara tak kawin/vegetatif, yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel
telur dan sel sperma, melainkan melibatkan sel tubuh.
g. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan dan untuk mempertahankan diri. Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:
1) Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya. Contoh:
burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk menerkam mangsa. Bunga teratai
mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan.
2) Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-
alat tubuh. Contoh : Manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di
pegunungan. Kotoran unta kering , tetapi urinenya kental
3) Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah
lakunya. Contoh: Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke
permukan secara periodik.
B. Definisi Klasifikasi
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan dan pengkategorian yang didasarkan pada ciri-
ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian
setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok
tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama
kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh
Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada
masa sekarang dengan Carolus Linnaeus. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara
memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu.
Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu
mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang
mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup ke dalam golongannya
disebut taksonomi atau sistematik. Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup
menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson dibentuk dengan jalan
mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun
perbedaan yang dapat diamati. Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan
memberi nama. Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan
ke dalam satu kelompok yang disebut takson. Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak
takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak
persamaan ciri. Kemudian, tiap-tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya)
sesuai dengan tingkatannya. Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem
tertentu. Itulah sebabnya taksonomi disebut pula sistematik. Berikut ini merupakan urutan
takson :
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan,
dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan
sifat atau ciri pada makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan
dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat
tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu
golongan. Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah:
1. Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon,
perdu, dan semak.
2. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan
menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup
di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembap
(higrofit).
3. Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-
obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
4. Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan
pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan
pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).
Cara pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai yang disebabkan
karena dalam pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian dibuat Berdasarkan
keinginan orang yang mengelompokkannya. Klasifikasi dapat ditinjau dari dua aspek yaitu :
1. Aspek proses Klasifikasi terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu :
a. Proses pengelompokan (Grouping). Proses pengelompokan yang dilakukan pada
tumbuhan atau objek lain yang diklasifikasikan didasarkan pada besar kecilnya persamaan
yang ditunjukkan oleh masing-masing tumbuhan atau objek tersebut.
b. Proses Perangkingan (Rangking). Proses perangkingan dilakukan pada masing-masing
kelompok tumbuhan atau objek lain pada klasifikasi tersebut, dapat kita rumuskan definisi
klasifikasi tumbuhan sebagai suatu proses pengelompokan tumbuhan berdasarkan total
kesamaan yang ditunjukkannya dan penempatan masing-masing kelompok tersebut pada
kesatuan kelasnnya secara ideal.
2. Aspek Hasil Dari segi hasil klasifikasi dapat diartikan sebagai suatu sistem klasifikasi.

C. Tujuan Klasifikasi
Klasifikasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati. Tujuan
dari klasifikasi adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenali.
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup .
4. Mempelajari evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
5. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain.
6. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama.
Mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup

D. Manfaat Klasifikasi
Selain memiliki tujuan, klasifikasi juga bermanfaat untuk kepentingan manusia. Adapun
manfaat klasifikasi antara lain sebagai berikut :
1. Klasifikasi memudahkan dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka
ragam.
2. Untuk melihat hubungan kekerabatan antar makhluk hidup yang satu dengan yang
lain.

E. Pengklasifikasian Makhluk Hidup


Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok-kelompok
berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki. Kelompok- kelompok tersebut dapat didasarkan
pada ukuran besar hingga kecil dari segi jumlah anggota kelompoknya. Namun, kelompok-
kelompok tersebut disusun berdasarkan persamaan dan perbedaan. Urutan kelompok ini
disebut takson atau taksonomi. Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam
klasifikasi objek biologi) dan nomos (hukum).
Menurut Carolus Lennaeus, tingkatan takson diperlukan untuk pengklasifikasian, yang
berurutan dari tingkatan tinggi yang umum menuju yang lebih spesifisik di tingkatan yang
terendah. Urutan hierarkinya yaitu :
a. Kingdom (Kerajaan)
b. Phylum (Filum) untuk hewan / Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
c. Classis (Kelas)
d. Ordo (Bangsa)
e. Familia (Keluarga)
f. Genus (Marga)
g. Spesies (Jenis)
Dari tingkatan di atas, bisa disimpulkan jika dari spesies menuju kingdom, maka takson
semakin tinggi. Selain itu jika takson semakin tinggi, maka jumlah organisme akan semakin
banyak, persamaan antar organisme akan makin sedikit sedangkan perbedaanya akan
semakin banyak. Sebaliknya, dari kingdom menuju spesies, maka takson semakin rendah.
Dan jika takson semakin rendah, maka jumlah organisme akan semakin sedikit, persamaan
antar organisme akan makin banyak sedangkan perbedaanya akan semakin sedikit. Urutan
takson atau taksonomi pada makhluk hidup dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Urutan Takson atau Taksonomi pada Makhluk Hidup

Urutan tersebut didasarkan atas persamaan ciri yang paling umum, kemudian makin ke
bawah persamaan ciri semakin khusus dan perbedaan ciri semakin sedikit.

a. Kriteria Klasifikasi Tumbuhan


Para ahli melakukan pengklasifikasian tumbuhan dengan memerhatikan beberapa kriteria
yang menjadi penentu dan selalu diperhatikan. Berikut contohnya.
1) Organ perkembangbiakannya, apakah dengan spora atau dengan bunga.
2) Habitusnya, apakah berupa pohon, perdu atau semak.
3) Bentuk dan ukuran daun.
4) Cara berkembang biak, apakah dengan seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif).
b. Kriteria Klasifikasi Hewan
Sama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan, dalam mengklasifikasikan hewan, para
ahli juga mengklasifikasi dengan melihat kriteria berikut ini.
1) Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum mempunyai saluran
pencernaan makanan. Hewan tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, saluran
pencernaan, dan anus.
2) Kerangka (skeleton), apakah kerangka di luar tubuh (eksoskeleton) atau di dalam tubuh
(endoskeleton).
3) Anggota gerak, apakah berkaki dua, empat, atau tidak berkaki.

F. Kunci Determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum
atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci
determinasi ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi adalah seperti berikut.
1) Kunci harus dikotomi.
2) Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik, contoh
tumbuhan berumah satu
tumbuhan berumah dua
3) Pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu bagian dapat diterima
dan yang lain ditolak.
4) Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif
dalam kuplet, contohnya panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.
5) Gunakan sifat-sifat yang bisa diamati.
6) Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
7) Setiap kuplet diberi nomor.
8) Buat kalimat pertanyaan yang pendek.

G. Makhluk Hidup yang Berukuran Kecil


Pada pengamatan makhluk hidup yang berukuran kecil, kamu memerlukan alat bantu yang
disebut mikroskop.
a. Bagian-bagian mikroskop

Sumber:
Gambar. 3 mikroskop cahaya dan bagian-bagiannnya

Bagian mikroskop Fungsi


Optik Mekanik
Lensa okuler Lensa yang berhubungan
dengan mata langsung
pengintai atau pengamat
yang berfungsi untuk
memperbesar bayangan
objek. Ada 3 buah lensa,
yaitu dengan perbesaran
5x, 10 x, dan 15x
Lensa objektif Lens ayang berada di
dekat objek/benda yang
berfungsi untuk
memperbesar bayangan
benda. Susunan lensa
biasanya terdiri atas 3 atau
4 bah dengan perbesaran
masing-masing 4x, 10x,
45x dan 100x.
Diafragma Untuk mengatur intensitas
cahaya yang masuk ke
lensa objektif
Cermin ada dua, yaitu Cermin berfungsi untuk
cermin datar dan cekung mengarahkan cahaya pada
objek. Cermin datar
digunakan ketika cahaya
yang dibutuhkan
terpenuhi, sedangkan
cermin cekung digunakan
untuk mengumpulkan
cahaya.
Tabung mikroskop Untuk mengumpulkan
(Tubus) lensa okuler dan lensa
objektif
Meja sediaan (meja Sebagai tempat
preparat meletakkan objek atau
preparat yang diamati.
Bagian tengah meja
terdapat lubang untuk
melewatkan sinar
Klip penjepit Untuk menjepit preparat
agar kedudukannya tidak
bergeser ketika sedang
diamati.
Lengan mikroskop Untuk pegangan pada saat
memindahkan atau
membawa mikroskop
Pemutar halus mikrometer Untuk menggerakkan
(menjauhkan/mendekatkan
lensa objektif terhadap
preparat secara pelan/halus
Pemutar kasar makrometer Untuk menggerakkan
tubus ke atas dan ke
bawah secara cepat.
Kondensor Untuk mengumpulkan
caha yang masuk, alat ini
dapat diputar dan
dinaikturunkan
Sekrup (engsel inklinasi) Untuk mengatur sudut atau
tegaknya mikroskop
Kaki mikroskop Untuk menyangga atau
menopang mikroskop
b. Langkah-langkah menggunakan mikroskop adalah sebagai berikut.
1. Ambillah mikroskop dari kotak penyimpanannya. Tangan kanan memegang
bagian lengan mikroskop dan tangan kiri memegang alas mikroskop. Kemudian,
mikroskop diletakkan di tempat yang datar, kering, dan memiliki cahaya yang
cukup.
2. Putar revolver, sehingga lensa objektif dengan perbesaran lemah berada pada
posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
3. Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang.
Cahaya tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang), seperti yang terlihat
pada gambar. Hal tersebut dapat diperoleh dengan cara berikut.
a. Atur diafragma untuk mendapatkan cahaya yang terang.
b. Atur cermin untuk mendapatkan cahaya yang akan dipantulkan ke
diafragma sesuai kondisi ruangan. Pengaturan dilakukan dengan cara
melihat melalui lensa okuler (apakah lapang pandang sudah terang/jelas?).
Ingat bahwa: beberapa mikroskop telah dilengkapi lampu, sehingga tidak
perlu mencari cahaya, cukup mengatur posisi diafragma yang sesuai dengan
kebutuhan cahaya terang dan lurus dengan lensa okuler dan objektif.
4. Siapkan preparat yang akan diamati, kemudian letakkan di meja. Aturlah agar
bagian yang akan diamati tepat di tengah lubang meja preparat. Kemudian,
jepitlah preparat itu dengan penjepit objek.
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara berikut.
a. Putar pemutar kasar (makrometer) secara perlahan sambil dilihat dari lensa
okuler. Pemutaran dengan makrometer dilakukan sampai lensa objektif
berada pada posisi terdekat dengan meja preparat.
Ingat: Jangan memutar makrometer secara paksa karena akan menekan
preparat dan menyebabkan peparat rusak/pecah/patah.
b. Lanjutkan dengan memutar pemutar halus (mikrometer), untuk memperjelas
bayangan objek.
c. Jika letak preparat belum tepat, kaca objek dapat digeser dengan lengan
yang berhubungan dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat dapat
digeser secara langsung.
6. Setelah preparat terlihat, untuk memperoleh perbesaran kuat gantilah lensa
objektif dengan ukuran dari 10 x, 40 x, atau 100 x dengan cara memutar revolver
hingga bunyi klik. Usahakan agar posisi preparat tidak bergeser. Jika hal ini
terjadi, kamu harus mengulangi dari awal.
7. Setelah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan mikroskop dan simpan pada
tempat penyimpanan.

Sumber:
Gambar. 2.. Cara menggunakan mikroskop

H. Sistem Klasifikasi Pada Makhluk Hidup


1. Protista
Protista adalah makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak dan telah memiliki
membran inti (selnya bersifat eukariot). Protista bukan merupakan hewan
ataupun tumbuhan, tetapi hanya mempunyai sifat yang menyerupai hewan, menyerupai
tumbuhan, ataupun menyerupai jamur. Semua makhluk hidup eukariotik yang bukan
merupakan hewan dan tumbuhan masuk dalam kelompok Protista. Kelompok makhluk
hidup Protista yang menyerupai tumbuhan adalah ganggang (Algae), kelompok Protista
yang menyerupai hewan adalah Protozoa, sedangkan kelompok Protista yang menyerupai
jamur adalah jamur lendir dan jamur air.
Protista biasanya ditemukan di dalam air, dapat berupa plankton yang melayang-
layang di dalam air atau melekat di dasar sungai, laut, atau danau. Protista dapat pula
hidup di dalam tanah dan di tempat-tempat yang lembap, baik sebagai parasit maupun
sebagai saprofit, serta dapat pula hidup bersimbiosis dengan organisme lainnya.
Umumnya, Protista bersifat aerobik dan menggunakan mitokondria untuk respirasi. Pada
kenyataannya, ada Protista yang dapat berlaku sebagai produsen. Protista tersebut dapat
melakukan fotosintesis (dapat membuat makanan sendiri). Nutrisi yang diperoleh dari
fotosintesis Protista tersebut dapat bersifat fototropik, heterotropik, atau
keduanya. Protista memiliki flagela atau cilia dalam hidupnya dan dapat berkembang
secara aseksual atau seksual. Pada kondisi yang kurang menguntungkan, Protista dapat
membentuk kistae. Secara taksonomis, Protista dapat diklasifikasikan / dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.

A. Protista Mirip Tumbuhan

Protista dikatakan mirip tumbuhan karena ia bersifat autotrof, memiliki klorofil, dan
dengan bantuan cahaya matahari mampu melakukan fotosintesis. Contoh Protista yang
mirip tumbuhan adalah ganggang yang terdiri atas filum Euglenophyta, ganggang
hijau (Chlorophyta), ganggang cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophhyta),
ganggang merah (Rhodophyta), dan ganggang api (Pyrhophyta).
B. Protista Mirip Hewan

Dikatakan mirip hewan karena Protista ini bersifat heterotrof. Protista ini dapat
memasukkan makanan dengan cara menelan melalui mulut pada membran selnya.
Protista ini tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil.
Contoh Protista yang mirip hewan adalah Protozoa, terdiri atas filum Rhizopoda (berkaki
semu), Flagellata (berbulu cambuk), Ciliata (berambut getar), dan Sporozoa (penghasil
spora).

C. Protista Mirip Jamur

Protista ini melakukan pencernaan makanan di luar sel, kemudian terjadi penyerapan
sari-sari makanan hasil pencernaan makanan oleh tubuh. Contoh Protista yang mirip
jamur ini adalah jamur air dan jamur lendir.

2. Monera
Monera adalah kelompok organisme yang inti selnya masih belum memiliki
membran inti disebut organisme prokariotik. Meskipun tidak memiliki membran inti,
organisme ini memiliki bahan inti. Bahan inti tersebut berupa asam inti atau DNA (deoxy
ribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat). Organisme yang termasuk ke dalam
Kingdom Monera adalah organisme yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bersel satu
2. Tidak memiliki selaput inti atau prokariot.
3. Ada yang dapat membuat makanan sendiri atau autotrof.
4. Ada yang dapat bergerak berpindah tempat.

Monera dapat dibagi menjadi dua, yaitu bakteri dan alga biru, yaitu sebagai berikut:
A. Bakteri
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Bakteri
berkembang biak dengan cara membelah diri. Beberapa bakteri ada yang berklorofil
dan mampu melakukan fotosintesis. Misalnya, bakteri hijau. Bakteri ada yang
menguntungkan dan ada yang merugikan bagi kehidupan manusia. Berikut ini
beberapa contoh bakteri:
a. Salmonella typhi penyebab penyakit tifus
b. Mikrobakterium tuberculosis penyebab TBC
c. Escherichia coli hidup di usus besar manusia dan membantu pembusukan sisa
makanan
d. Rhizobium radicicola hidup bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan
yang membantu menambat nitrogen dari udara dengan membentuk bintil-bintil
akar.
e. Bacillus anthracis penyebab penyakit anthrax pada ternak.

Tubuh bakteri terdiri dari satu sel, sebagian besar bakteri hidup secara sporofit atau
parasit. Bakteri berkembangbiak dengan membelah diri dan konjugasi.

B. Alga Biru
Alga biru adalah satu satunya ganggang yang tergolong dalam kingdom monera
Divisio Cyanophyta , ganggang ini bersel tunggal atau berbentuk benang dengan
struktur tubuh yang masih sederhana dimana intinya masih prokaryotik. Alga biru
berkembang biak dengan membelah diri. Alga biru bersifat autotrof (mampu
membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis). Manfaat ganggang biru antara
lain: Annabaena azollae digunakan sebagai pupuk. SpiruLina sebagai bahan makanan
yang mengandung protein dan lain-lain.

3. Jamur (Fungi)
Kelompok jamur (fungi), merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh
makanan dengan cara menguraikan bahan organik makhluk hidup yang sudah mati.
Jamur tidak berklorofil, berspora, tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Jamur
hidupnya di tempat yang lembap, bersifat saprofit (organisme yang hidup dan makan dari
bahan organik yang sudah mati atau yang sudah busuk) dan parasit (organisme yang
hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya). Sebelum
dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi dimasukkan ke
dalam kerajaan tumbuhan/plantae karena fungi memiliki beberapa kemiripan dengan
tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan tempat
hidupnya juga mirip. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari kerajaan tumbuhan
dan mempunyai kerajaan sendiri karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof
seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Namun fungi
mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna
secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak
seperti sel hewan.

Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa saling
bersambungan membentuk miselium. Berdasarkan bentuk hifa jamur dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Jamur Ganggang (Phycomycetes) Pada tempe terdapat benang-benang halus
disebut miselium yaitu cabang hifa, apabila tempe membusuk maka permukan
tempe akan membusuk.
2. Jamur Benar (Eumycetes) Jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat.

Pada umumnya, jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium.
Berdasarkan tempat pembentuk spora dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Ascomycetes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti kantong yang
disebut askus. Misal : Penicillium sp.
2. Basidomycetes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti botol,
umumnya jamur ini berukuran besar. Misal: Volvariella volvaceae (jamur merang),
Auricula volvaceae (jamur kuping).
3. Jamur tidak sempurna (Deuteromycetes). Jamur ini tumbuh pada roti, sisa makanan,
tongkol jagung, kotoran ternak dan manusia. Biasanya termasuk kelompok jamur
penyebab penyakit. Misal: Tinea versicolor penyebab panu dan Aspergilus fimugtus
penyebab penyakit saluran pernafasan pada manusia.

Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat
yang lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun
demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut
atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam. Contoh makhluk
hidup yang termasuk kelompok jamur adalah jamur roti, ragi tapai, jamur tiram putih, dan
jamur kayu. Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniselule serta
pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora
vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora
seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu
tahap plasmogami dan tahap kariogami.

4. Tumbuh-Tumbuhan (Plantae)
Tumbuhan merupakan salah satu dari klasifikasi makhluk hidup. Tumbuhan memiliki
klorofil atau zat hijau daun yang berfungsi sebagai media penciptaan makanan dan untuk
proses fotosintesis. iri yang sangat mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau
yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses
penangkapan energi melalui fotosintesis sehingga tumbuhan secara umum bersifat
autotrof. Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri,
meskipun beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki
flagelum. Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas
perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Berdasarkan klasifikasi lima
kingdom, makhluk hidup dibagi ke dalam kelompok Animalia (hewan),
Plantae (Tumbuhan), Fungi (Jamur), Protista, dan Monera. Kelima kingdom diklasifikasi
berdasarkan karakteristik yang khas dari setiap organismeorganisme yang menyusunnya.
Kingdom Plantae (tumbuhan) dibagi ke dalam beberapa divisio, yakni Lumut
(Bryophyta), Paku-pakuan (Pteridophyta), serta tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh, tumbuhan dapat dibedakan lagi atas dua jenis
kelompok besar, yaitu sebagai berikut.

A. Tumbuhan Tidak Berpembuluh


Tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta) yang meliputi lumut (Bryophyta).
Tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan yang tidak memiliki berkas pengangkut.
Kelompok tumbuhan ini belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Contoh
tumbuhan yang termasuk kelompok tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan
lumut. Memiliki struktur yang menyerupai akar disebut rizoid, berspora, dan berklorofil.
B. Tumbuhan Berpembuluh
Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta), meliputi paku-pakuan (Pteridophyta) dan
tumbuhan berbiji (Spermatophyta).Tumbuhan berpembuluh adalah tumbuhan yang
memiliki berkas pengangkut dan sudah dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun..
Tumbuhan berpembuluh disebut tumbuhan berkormus. Tumbuhan berkormus terdiri atas
dua kelompok, yaitu kelompok kormofita berspora dan kormofita berbiji. Kormofita
berbiji mempunyai bunga dan biji. Kormofita berspora tidak mempunyai bunga, misalnya
tumbuhan paku (Pteridophyta).
1. Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku
Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku adalah tumbuhan yang memiliki spora serta
berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif. Tumbuhan tersebut memiliki
klorofil dan berfotosintesis. Habitatnya berupa tempat yang lembap. Lumut
(Bryophyta) memiliki ciriciri sebagai berikut:
a. Memiliki akar, batang, daun, tetapi bukan akar, batang, daun sejati. Akar disebut
rhizoid dan belum memiliki berkas pembuluh.
b. Rhizoid berfungsi menempelkan tubuh lumut dan hidup ditempat yang lembab.
c. Berkembang biak dengan kawin dan tak kawin yang disebut dengan pergiliran
keturunan.
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Tumbuhan paku sudah mempunyai akar batang dan daun yang jelas.
b. Tempat hidup menempel pada pohon bersifat epifit.
c. Pada daun terdapat bulatan berwarna kuning/cokelat disebut sorus (sori kalau
banyak). Sorus merupakan kumpulan kotak spora yang dibungkus indusium.
d. Perkembangbiakan secara kawin dan tak kawin yang disebut pergiliran
keturunan
C. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dikelompokkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka


(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).Tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Berbiji telanjang karena bijinya tidak dibungkus oleh daun buah.
b. Alat reproduksi berupa bangun seperti kerucut yang disebut strobilus. Ada dua
strobilus, yaitu strobilus jantan dan betina.
c. Batang besar dan berkambium.
d. Berakar tunggang dan serabut.
e. Daun selalu hijau, sempit, tebal, dan kaku. Contoh tumbuhan berbiji terbuka
adalah juniper, cemara, damar, pinus, melinjo, dan pakis haji.

Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal bijinya tersimpan dalam daun buah
Angiospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Organ tubuh akar batang daun sudah dapat dibedakan dengan jelas.
b. Alat perkembangbiakan berupa bunga.
c. Susunan daun menyirip, menjari, sejajar dan beranekaragam.
d. Bakal biji tersimpan dalam daun buah.
e. Adanya pembuahan ganda (terjadi dua kali peleburan), yaitu: antara sel
spermatozoid dengan sel telur akan menghasilkan zigot atau biji dan antara sel
spermatozoid dengan inti kandung lembaga sekunder menghasilkan cadangan
makanan.
Tumbuhan Angiospermae ada dua, yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) yang
dapat diamati berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut.

1. Memiliki satu keping daun lembaga, berakar serabut, batang tidak berkambium,
berkas pembuluh pengangkut tersebar, tulang daun sejajar atau melengkung, dan
kelopak bunga pada umumnya kelipatan tiga.
2. Tumbuhan berkeping dua (dikotil) memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Memiliki dua
keping daun lembaga, berakar tunggang, batang berkambium, tulang daunnya menjari
atau menyirip, berkas pengangkut tersusun dalam satu lingkaran, dan kelopak bunga
kelipatan empat atau lima. Perbedaan ciri antara tanaman jagung (monokotil) dan
tanaman kacang tanah (dikotil)

Bagian
No. Tanaman
Akar Daun Biji Keterangan
1. Jagung Serabut Sejajar Berkeping satu Tumbuhan monokotil
2. Kacang tanah Tunggang Menyirip Berkeping dua Tumbuhan dikotil

5. Hewan
Berdasarkan klasifikasinya, hewan atau binatang ini terbagi menjadi 2 kelompok besar,
diantaranya adalah vertebrata yaitu hewan yang memiliki tulang belakang
dan invertebrata yang merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Pada
dasarnya, klasifikasi hewan yang menjadi vertebrata dan invertebrata ini merupakan
klasifikasi berdasarkan struktur tubuh hewan atau binatang.
1) Vertebrata
Vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang punggung.
Hewan-hewan yang tergolong dalam Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa jenis
yakni :
1. Ikan (Pisces), yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang
dengan alat gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara bertelur.
2. Amfibi (Amphibia), yaitu Hewan yang dapat hidup di dua alam (darat dan air),
berdarah dingin (tidak dapat mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan
paru-paru. Contoh Hewan Amfibi seperti Katak, Salamander dan kadal air.
3. Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik
yang menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.
4. Burung (Aves), yaitu Hewan yang bisa terbang, Hewan Aves atau Burung ini
memiliki bulu yang menutupi tubuhnya dengan alat gerak berupa kaki dan sayap.
Meskipun Aves sering disebut sebagai hewan yang bisa terbang, ada beberapa
jenis hewan yang tergolong dalam Aves tetapi tidak bisa terbang seperti Ayam,
Bebek, Angsa dan Kalkun.
5. Hewan Menyusui (Mammalia), yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu (betina)
yang berfungsi untuk menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya.
Hewan Mammalia pada umumnya adalah hewan yang berdarah panas dan
bereproduksi secara kawin. Hewan Menyusui atau mammalia ini ada yang hidup
di darat dan ada juga hidup di air. Contoh Hewan Mammalia yang hidup di darat
seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah. Sedangkan Hewan
Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus, Lumba-lumba dan Duyung.
2) Invertebrata
Invertebrata adalah jenis hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang
punggung. Struktur morfologi, sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem
peredaraan darah Hewan Invertebrata lebih sederhana jika dibandingkan dengan
hewan jenis Vertebrata. Hewan yang termasuk dalam golongan Hewan Invertebrata
antara lain :
1. Filum Protozoa, yaitu hewan yang bersel satu yang hidup di dalam air. Bentuk
tubuh Protozoa sangat kecil yaitu berkisar antara 10-50 m tetapi ada juga yang
memiliki bentuk tubuh hingga 1mm. Sumber makanan Protozoa adalah hewan
dan tumbuhan. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa terbagi menjadi 4 kelas
yaitu Kelas Rhizopoda (berkaki semu), kelas Flagellata (berbulu cambuk), kelas
Cilliata (berambut getar), dan kelas Sporozoa (berspora).
2. Filum Porifera atau hewan berpori, yaitu hewan air yang hidup di laut dengan
bentuk tubuh seperti tumbuhan atau tabung berpori yang melekat pada suatu
dasar laut dan dapat berpindah tempat dengan bebas. Sumber makanan Porifera
adalah Bakteri dan Plankton. Filum Porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu Kelas
Corcorea, kelas Hexactinelida dan Kelas Demospangia.
3. Filum Cnidaria, yaitu hewan yang memiliki sel penyengat yang dinamai knidosit
yang digunakan untuk menangkap mangsa dan membela diri. Cnidaria dibagi
menjadi 4 kelompok yaitu Anthozoa (anemone laut, koral, pena laut), Scyphozoa
(Ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa. Filum Cnidari
kebanyakan terdapat di lingkungan laut. Filum Cnidaria terkadang dikategori
sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga yang disebut
dengan Coelenteron.
4. Filum Ctenophora yaitu hewan yang memiliki lubang-lubang kecil atau pori
dihampir seluruh tubuhnya. Pori tersebut dapat menimbulkan racun yang
digunakan untuk melumpuhkan mangsa atau musuhnya.Meskipun bentuknya
seperti ubur-ubur, tetapi filum Coelenterata tidak memiliki sel penyengat
(knidosit) seperti pada filmu Cnidaria. Filum Ctenophora terkadang
dikategorikan sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga
yang disebut dengan Coelenteron.
5. Filum Platyhelminthes atau Cacing Pipih, yaitu hewan yang berbentuk cacing
dengan tubuh pipih dan tidak bersegmen. Cacing pipih ini pada umumnya hidup
di sungai, laut, danau ataupun sebagai parasit di tubuh organisme lain. Terdapat
3 kelas dalam filum Platyhelminthes yaitu Turbellaria (cacing berambut getar),
Trematoda (Cacing Isap) dan Cestoda (cacing pita).
6. Filum Nematoda (Cacing Gilik), yaitu cacing yang berbentuk gilik. Kedua ujung
tubuh Filum Nematoda berbentuk runcing dan sedangkan tengahnya bulat.
Contoh Cacing Gilik diantaranya seperti cacing tambang, cacing askaris dan
cacing filaria.
7. Filum Annelida (Cacing Gelang), yaitu cacing yang tubuhnya terdiri atas
segmen-segmen seperti gelang dengan berbagai sistem organ yang baik dengan
sistem peredaran darah tertutup. Filum Annelida terbagi menjadi 5 kelas yaitu
Polychaeta (berambut banyak), Oligochaeta (berambut sedikit atau tidak ada
rambut sama sekali), dan Hirudinea (menghisap darah). Contoh cacing jenis
Filum Annelida diantaranya seperti cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas dan
lintah.
8. Filum Mollusca (Filum Moluska), yaitu hewan yang bertubuh lunak baik
dilindungi oleh cangkang maupun yang tidak dilindungi oleh cangkang.
Cangkang Filum Mollusca terdiri dari bahan kalsium (zat kapur). Filum
Mollusca terdiri dari 3 kelas yakni P (memiliki 2 buah cangkang seperti kerang,
tiram dan simping), Gastropoda (Siput baik yang bercangkang ataupun tidak),
Cepalophoda (Gurita dan cumi-cumi), Scaphopoda dan Amphineura.
9. Filum Artropoda, yaitu filum bertubuh segmen yang biasanya bersatu menjadi
dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan dan
simetri bilateral. Filum Artropda juga dikenal dengan sebutan hewan berbuku-
buku. Filum Artropoda terbagi menjadi beberapa kelas, diantaranya
adalah Chelicerata (laba-laba, tungau, kalajengking), Myriapoda (lipan),
Krustasea (kepiting, lobster, udang) dan Hexapoda (serangga).

I. Kearifan Lokal Terkait dengan Klasifikasi Makhluk Hidup (Canang Sari)


Canang Sari awalnya merupakan ciptaan dari Mpu Sangkulputih yang menjadi
sulinggih menggantikan Danghyang Rsi Markandeya di Pura Besakih. Canang sari ini dalam
persembahyangan penganut Hindu Bali adalah kuantitas terkecil namun inti (kanista=inti).
Kenapa disebut terkecil namun inti, karena dalam setiap banten atau yadnya apa pun selalu
berisi Canang Sari. Canang sari sering dipakai untuk persembahyangan sehari-hari di
Bali. Canang sari juga mengandung salah satu makna sebagai simbol bahasa Weda untuk
memohon kehadapan Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa yaitu memohon kekuatan
Widya (Pengetahuan) untuk Bhuwana Alit maupun Bhuwana Agung. Canang berasal dari
bahasa Kawi/Jawa Kuno yang terdiri dari kata Can yang berarti indah, sedangkan Nang
berarti tujuan atau maksud dan Sari berarti inti atau sumber. Dengan demikian, Canang
Sari bermakna untuk memohon kekuatan Widya kehadapan Sang Hyang Widhi beserta
Prabhawa (manifestasi) Nya secara skala maupun niskala.
Canang sari inggih punika sarin kasucian kayun bhakti ring Hyang Widhi tunggal
Napkala ngaksara kahiwangan-kahiwangan
Canang sari yaitu inti dari pikiran dan niat yang suci sebagai tanda bhakti/hormat
kepada Hyang Widhi ketika ada kekurangan saat sedang menuntut ilmu kerohanian (lontar
Mpu Lutuk Alit). Canang sari adalah suatu Upakra /banten yang selalu menyertai atau
melengkapi setiap sesajen/persembahan, segala Upakra yang dipersiapkan belum disebut
lengkap kalau tidak di lengkapi dengan canang sari, begitu pentingnya sebuah canang sari
dalam suatu Upakra /bebanten. Canang sari sebagai lambang angga sarira serta hidup dan
kehidupan, yang terdiri dari Yaitu:

a. Ceper. Ceper adalah sebagai alas dari sebuah canang, yang memiliki bentuk segi
empat. Ceper adalah sebagai lambang angga-sarira (badan), empat sisi dari pada
ceper sebagai lambang/nyasa dari Panca Maha Bhuta, Panca Tan Mantra, Panca
Buddhindriya, Panca Karmendriya. Keempat itulah yang membentuk terjadinya
Angga-sarira (badan wadag) ini.
b. Beras. Beras atau wija sebagai lambang/nyasa Sang Hyang tma , yang menjadikan
badan ini bisa hidup, Beras/wija sebagai lambang benih, dalam setiap
insan/kehidupan diawali oleh benih yang bersumber dari Ida Sang Hyang Widhi
Wasa yang berwujud tma . Ceper sebagai lambang/nyasa angga-sarira/badan
tiadalah gunanya tanpa kehadiran Sang Hyang tma . Tak ubahnya bagaikan benda
mati, yang hanya menunggu kehancurannya. Maka dari itulah di atas sebuah ceper
juga diisi dengan beras, sebagai lambang/nyasa Sang Hyang tma . Maka dari itulah
hidup kita di belenggu oleh Citta dan Klesa, tma menimbulkan terjadinya Citta
Angga-sarira (badan kasar) menimbulkan terjadinya klesa, itulah yang menyebabkan
setiap umat manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya.
c. Porosan. Sebuah Porosan terbuat dari daun sirih, kapur/pamor, dan jambe atau gambir
sebagai lambang/nyasa Tri-Premana, Bayu, Sabda, dan Idep (pikiran, perkataan, dan
perbuatan). Daun sirih sebagai lambang warna hitam sebagai nyasa Bhatara Visnu,
dalam bentuk tri-premana sebagai lambang/nyasa dari Sabda (perkataan),
Jambe/Gambir sebagai nyasa Bhatara Brahma, dalam bentuk Tri-premana sebagai
lambang/nyasa Bayu (perbuatan), Kapur/Pamor sebagai lambang/nyasa Bhatara
Iswara, dalam bentuk Tri-premana sebagai lambang/nyasa Idep (pikiran). Suatu
kehidupan tanpa dibarengi dengan Tri-premana dan Tri Kaya, suatu kehidupan
tiadalah artinya, hidup ini akan pasif, karena dari adanya Tri-premana dan Tri Kaya
itulah kita bisa memiliki suatu aktivitas, tanpa kita memiliki suatu aktivitas kita tidak
akan dapat menghadapi badan ini. Suatu aktivitas akan terwujud karena adanya Tri-
Premana ataupun Tri-kaya.
d. Tebu dan pisang. Di atas sebuah ceper telah diisi dengan beras, porosan, dan juga
diisi dengan seiris tebu dan seiris pisang. Tebu atapun pisang memiliki makna sebagai
lambang/nyasa amrtha. Setelah kita memiliki badan dan jiwa yang menghidupi badan
kita, dan tri Pramana yang membuat kita dapat memiliki aktivitas, dengan memiliki
suatu aktivitaslah kita dapat mewujudkan Amrtha untuk menghidupi badan dan jiwa
ini. Tebu dan pisang adalah sebagai lambang/ nyasa Amrtha yang diciptakan oleh
kekuatan Tri Pramana dan dalam wujud Tri Kaya.
e. Sampian Uras. Sampian uras dibuat dari rangkaian janur yang ditata berbentuk
bundar yang biasanya terdiri dari delapan ruas atau helai, yang melambangkan roda
kehidupan dengan Astaa iswaryanya/delapan karakteristik yang menyertai setiap
kehidupan umat manusia. Yaitu : Dahram (Kebijaksanaan), Sathyam (Kebenaran dan
kesetiaan), Pasupati (ketajaman, intelektualitas), kama (Kesenangan), Eswarya
(kepemimpinan), Krodha (kemarahan), Mrtyu (kedengkian, iri hati, dendam), Kala (
kekuatan). Itulah delapan karakteristik yang dimiliki oleh setiap umat manusia,
sebagai pendorong melaksanakan aktivitas, dalam menjalani roda kehidupannya.
f. Penataan bunga berdasarkan warnanya di atas Sampian Urasari diatur dengan etika
dan tattwa, harus sesuai dengan pengider-ider (tempat) Panca Dewata. Untuk
urutannya saya menggunakan urutan Purwa/Murwa Daksina yaitu diawali dari arah
Timur ke Selatan.
1. Bunga berwarna Putih (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna merah
muda) disusun untuk menghadap arah Timur, adalah sebagai simbol
memohon diutusnya Widyadari (Bidadari) Gagar Mayang oleh Prabhawa Nya
dalam kekuatan Sang Hyang Iswara agar memercikkan Tirtha
Sanjiwani untuk menganugerahi kekuatan kesucian skala niskala.
2. Bunga berwarna Merah disusun untuk menghadap arah Selatan, adalah
sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Saraswati oleh Prabhawa Nya
dalam kekuatan Sang Hyang Brahma agar memercikkan Tirtha Kamandalu
untuk menganugerahi kekuatan Kepradnyanan dan Kewibawaan.
3. Bunga berwarna Kuning disusun untuk menghadap arah Barat, adalah sebagai
simbol memohon diutusnya Widyadari Ken Sulasih oleh Prabhawa Nya dalam
kekuatan Sang Hyang Mahadewa agar memercikkan Tirtha Kundalini untuk
menganugerahi kekuatan intuisi.
4. Bunga berwarna Hitam (jika sulit dicari, dapat diganti dengan warna biru,
hijau atau ungu) disusun untuk menghadap arah Utara, adalah sebagai simbol
memohon diutusnya Widyadari Nilotama oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan
Sang Hyang Wisnu agar memercikkan Tirtha Pawitra untuk menganugerahi
kekuatan peleburan segala bentuk kekotoran jiwa dan raga.
g. Kembang Rampai. Kembang rampai akan ditaruh di atas susunan/rangkaian bunga-
bunga pada suatu canang, kembang rampai memiliki makna sebagai lambang/nyasa
kebijaksanaan. Dari kata kembang rampai memiliki dua arti, yaitu: kembang berarti
bunga dan rampai berarti macam-macam, sesuai dengan arah pengider-ideran
kembang rampai di taruh di tengah sebagai simbol warna brumbun, karena terdiri
dari bermacam-macam bunga. Dari sekian macam bunga, tidak semua memiliki bau
yang harum, ada juga bunga yang tidak memiliki bau, begitu juga dalam kita
menjalani kehidupan ini, tidak selamanya kita akan dapat menikmati kesenangan
adakalanya juga kita akan tertimpa oleh kesusahan, kita tidak akan pernah dapat
terhindar dari dua dimensi kehidupan ini. Untuk itulah dalam kita menata kehidupan
ini. Untuk itulah dalam kita menata kehiupan ini hendaknya kita memiliki
kebijaksanaan. Bunga Rampe (irisan pandan arum) disusun di tengah-tengah, adalah
sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Supraba oleh Prabhawa Nya dalam
kekuatan Sang Hyang Siwa agar memercikkan Tirtha Maha mertha untuk
menganugerahi kekuatan pembebasan (Moksa).
h. Lepa. Lepa atau boreh miyik adalah sebagai lambang/nyasa sebagai sikap dan
prilaku yang baik. Boreh miyik/lulur yang harum, lalau seseorang memaki lulur, pasti
akan dioleskan pada kulitnya, jadi lulur sifat di luar yang dapat disaksikan oleh setiap
orang. Yang dapat dilihat ataupun disaksikan oleh orang lain adalah prilaku kita,
karena prilakunyalah seseorang akan disebut baik ataupun buruk, seseorang akan
dikatakan baik apabila dia selalu berbuat baik, begitu juga sebaliknya seseorang akan
dikatakan buruk kalau di selalu berbuat hal-hal yang tidak baik. Boreh miyik sebagai
lambang/nyasa perbuatan yang baik.
i. Minyak wangi. Minyak wangi/miyik-miyikan sebagai lambang/nyasa ketenangan
jiwa atau pengendalian diri, minyak wangi biasanya diisi pada sebuah canang.
Sebagai lambang/nyasa di dalam kita menata hidup dan kehidupan ini hendaknya
dapat dijalankan dengan ketenangan jiwa dan pengendalian diri yang baik, saya
umpamakan seperti air yang tenang, di dalam air yang kita akan dapat melihat jauh ke
dalam air, sekecil apapun benda yang ada dalam air dengan gampang kita dapat
melihatnya. Begitu juga dalam kita menjalani kehidupan ini, dengan ketenangan jiwa
dan pengendalian diri yang mantap kita akan dapat menyelesaikan segala beban hidup
ini.
J. Mengidentifikasi Canang dari Beberapa Perspektif
1. Segi Religius
Masyarakat Hindu Bali tidak bisa lepas dari yang namanya tumbuhan (akar, batang,
daun, bunga, buah, dan biji), karena dibutuhkan dalam kehidupan mereka. Identifikasi dan
klasifikasi tumbuhan didasarkan atas persamaan ciri-ciri morfologis yang dimiliki tumbuhan.
Ciri morfologis utama yang digunakan adalah bagian daun dan batang tumbuhan. Selain dari
daun dan batang, membedakan jenis tumbuhan satu dengan tumbuhan lainnya juga
berdasarkan atas bentuk bunga, buah, dan bijinya.
Jenis tumbuhan yang digunakan untuk sarana ritual mulai dari tanaman penutup tanah
(berbagi jenis rerumputan), herba, semak, perdu, pohon kecil sampai pohon. Hampir semua
bagian tumbuhan digunakan sebagai upakara mulai dari akar, batang, kulit batang, daun,
bunga, buah sampai bijinya. Berkaitan dengan pemanfaatan tumbuhan untuk berbagai
kebutuhan hidup, masyarakat Hindu Bali memiliki tradisi kuat yang tumbuh di masyarakat
yaitu masyarakat Hindu Bali memberikan penghormatan kepada tumbuhan sebagai bentuk
terima kasih terhadap kesejahteraan yang diperolehnya melalui upacara Tumpek Bubuh/
Tumpek Wariga. Dalam ritual ini, masyarakat menghaturkan sesajen berupa banten yang
ditujukan kehapan Dewa Sangkara (manifestasi Tuhan) sebagai penguasa dunia tumbuhan.
2. Segi Ilmu Sains (Biologi)
Pembuatan canang di Bali telah memanfaatkan konsep klasifikasi makhluk hidup yaitu
dalam hal klasifikasi makhluk hidup khususnya tanaman dari segi morfologinya. Dari
segi morfologi dilihat dari bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan canang yang
berupa bunga, daun pandang, pisang, tebu dll. Morfologi yang digunakan yaitu dari daun,
batang dan bunga.
a. Daun
Daun yang dipakai dalam canang yaitu daun kelapa muda (janur) dan daun
pandan. Kelapa adalah salah satu jenis tanman yang termasuk ke dalam suku
pinang-pinangan. Daun kelapa tersusun secara majemuk, daun tunggal dengan
pertulangan menyirip, dan yang masih muda berwarna kekuningan dan berwarna
hijau jika sudah tua. Sedangkan daun pandan berbentuk memanjang, yang
terbentuk hampir menyerupai daun palem atau rumput, yang memiliki bagian tepi
bergerigi, pangkal ujung meruncing, dengan pertulangan menonjol memanjang.
Pada umumnya daun pandan berwarna kehijauan muda hingga tua.
Klasifikasi Daun Kelapa Daun Pandan
Kingdom (Kerajaan) Plantae (tumbuhan) Plantae (tumbuhan)

Phylum (Filum) untuk Magnoliophyta Spermatophyta


hewan / Divisio (Divisi) (menghasilkan biji)
untuk tumbuhan

Classis (Kelas) Liliopsida (berkeping Liliopsida (berkeping


satu/ monokotil) satu/ monokotil)
Ordo (Bangsa) Arecales Pandales

Familia (Keluarga) Arecaceace Pandanaceae

Genus (Marga) Cocos Pandanus


Spesies (Jenis) Cocos nucifera L. Pandanus amaryllifolius
Roxb.

b. Bunga
Bunga yang biasanya ada dalam canang adalah sebagai berikut:
1) Bunga gumitir. Bunganya merupakan bunga majemuk, yang berbentuk
cawan dan memiliki organ-organ yang lengkap, berupa putik dan benang
sari pada tengah bunga, dan memiliki warna kuning.
2) Pacar air. Bunganya tumbuh tunggal, berkumpul tumbuh dari ketiak daun
dan memiliki tangkai bunga pendek. Berwarna merah, ungu, putih,
maupun kombinasi dari warna tersebut. Sepal 2 berbentuk buat telur
disertai rambut halus di beberapa titik.
3) Bunga kamboja. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk terompet,
putih kemerah-merahan, mucul di ujung-ujung tangkai, mahkota bunganya
4, daun bunga berjumlah 5 buah, mahkota berbentuk corong,dan tangkai
putik pendek.
4) Bunga pecah seribu (pancawarna). Bunganya besar, bulat, mirip bola/
sanggul yang berukuran 10-20 cm. warnanya berubah sesuai umur dan
jenis tanah tempatnya tumbuh. Saat muda, warna hijau yang kemudia
menjadi biru keunguan setelah tua. Pada daerah tertentu yang tanahnya
diduga ber-pH rendah, warna bunga merah muda kemerahan.

Klasifikasi Gumitir Pacar air Kamboja Pancawarna


Kingdom (Kerajaan) Plantae Plantae Plantae Plantae

Divisio (Divisi) Spermatophyta Tracheophyta Magnoliophyta Tracheophyta


untuk tumbuhan

Classis (Kelas) Dicotyledoneae Magnoliopsida Magnoliopsida Magnoliopsida

Ordo (Bangsa) Asterales Ericales Gentianales Cornales

Familia (Keluarga) Asteraceae Balsaminaeae Apocynaceae Hydrangeaceace

Genus (Marga) Tagetes Impatiens Plumeria Hydrangea


Spesies (Jenis) Tagetes erecta Impatiens Plumeria Hydrangea
L. balsamina L. acuminata macrophylla

c. Batang
Tanaman tebu memiliki batang yang berbentuk tegak dan tidak memiliki cabang.
Tanaman tebu memiliki kulit batang berwarna hijau, merah tua, ungu, maupun
kombinasi dari warna-warna tersebut. Pada batang tersebut terdapat lapisan lilin
berwarna putih agak keabu-abuan. Lapisan lilin tersebut secara uum terdapat pada
tanaman yang masih muda.
Klasifikasi Tebu
Kingdom (Kerajaan) Plantae

Divisio (Divisi) Magnoliophyta


untuk tumbuhan

Classis (Kelas) Liliopsida

Ordo (Bangsa) Poales

Familia (Keluarga) Graminae

Genus (Marga) Saccharum


Spesies (Jenis) Saccharum
officinarum L.

d. Buah
Buah pisang tersusun dalam tandan yang tiap tandannya terdiri atas beberapa sisir.
Buah pisang umunya tidak berbiji (bersifat triploid), namun ada juga yang
mempunyai biji (bersifat diploid) contohnya pisang kluthuk. Daging buah tebal
dan lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika tua berubah
menjadi kuning dan strukturnya bisa tebal dna tipis juga tergantung dari varietas
pisangnya.
Klasifikasi Pohon Pisang
Kingdom (Kerajaan) Plantae

Divisio (Divisi) untuk Magnoliophyta


tumbuhan

Classis (Kelas) Liliopsida

Ordo (Bangsa) Zingiberales

Familia (Keluarga) Musaceae

Genus (Marga) Musa


Spesies (Jenis) Musa
paradisiaca

3. Segi Budaya/Kehidupan Sehari-hari


a. Jajan, tebu dan pisang menjadi symbol dari wisma Ongkara (angka tiga aksara
Bali) yang melambangkan kekuatan Upetti, Stiti, dan Prainan dalam kehidupan di
alam semesta.
b. Lepa merupakan lambing sebagai sikap dan perilaku yang baik. Perilaku
menentukan penilaian masyarakat terhadap baik atau buruknya seseorang.
c. Minyak wangi melambangkan ketenangan jiwa atau pengendalian diri. Dalam
menata kehidupan, manusia hendaknya menjalankannya dengan ketenangan jiwa
dan pengendalian diri yang baik.
d. Beras melambangkan dewi Sri atau yang membuat badan menjadi hidup,
melambangkan benih di awal kehidupan yang bersumber dari Ida Sang Hyang
Widhi Wasa dalam wujud Atma.
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud.2015.Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII.Jakarta: Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas
X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Adiputra, Nyoman. 2011. Tanaman Obat, Tanaman Upacara, dan Pelestarian Lingkungan.
Jurnal Bumi Lestari, 11(2), 346-354.
Surasa, Ketut.TT. Studi Etnobotanik Tanaman Upacara Hindu Bali sebagai Upaya Pelestarian
Kearifan Lokal

Anda mungkin juga menyukai