Anda di halaman 1dari 15

Materi Pembelajaran 3

Klasifikasi Mahkluk Hidup


(Tujuan, Manfaat, dan Proses Klasifikasi Mahluk Hidup)

A. Sistem Klasifikasi Mahkluk Hidup


Kamu sudah mengetahui bahwa keanekaragaman hayati yang ada di dunia sangat
banyak dan beragam. Tentunya akan sulit untuk mempelajarinya satu per satu. Oleh karena
itu, para ahli mengelompokkan/mengklasifikasikan keanekaragaman hayati yang sangat
beragam tersebut. Klasifikasi makhluk hidup merupakan suatu cara memilah dan
mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu yang disebut
takson. Ilmu yang mempelajarinya dinamakan taksonomi. Cara penyusunan takson-
takson disebut klasifikasi.

1. Tujuan dan Manfaat


Tujuan klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli biologi antara lain sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan antarjenis sehingga
mudah dikenal
b. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya.
c. Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
d. Mengetahui tingkat evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
e. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.

Berdasarkan tujuan klasifikasi diatas, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki beberapa
manfaat sebagai berikut:
a. Menyederhanakan objek studi sehingga mempermudah dalam mempelajari makhluk
hidup yang beraneka ragam.
b. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain.
c. Mengetahui karakter dari masing-masing jenis makhluk hidup yang berada di
lingkungannya. Mengetahui manfaat dan/atau bahaya dari masing-masing jenis
makhluk hidup bagi kehidupan manusia.
d. Mengetahui hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup.

Klasifikasi dilakukan untuk hal-hal berikut. Lebih memahami kehidupan di dunia


dengan mengidentifikasi makhluk hidup, memahami sejarah makhluk hidup, menunjukkan
kemiripan dan perbedaan antara makhluk hidup, serta mengomunikasikan secara tepat,
akurat, dan mudah.

2. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup sebagai berikut:
a. Berdasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri-ciri fisik. Ciri-ciri fisik
merupakan hal yang paling mudah untuk diamati. Misalnya kamu mengetahui bahwa
ayam dan elang termasuk golongan Aves (burung). Karena persamaan fisik keduanya.
Seperti berbulu, bersayap, dan berparuh. Semakin banyak persamaan maka akan
semakin dekat hubungan kekerabatannya, sedangkan semakin sedikit persamaannya,
makin jauh hubungan kekerabatannya.
b. Berdasarkan ciri morfologi dan anatomi. Ciri morfologi dapat dilihat dari bentuk
luar tubuh makhluk hidup, seperti bentuk paruh dan bentuk cakar pada hewan serta
bentuk pohon dan bentuk bunga pada tumbuhan. Adapun ciri anatomi bisa dilihat dari
struktur tubuh organisme, seperti ada atau tidaknya sel trakea atau kambium.
c. Berdasarkan ciri biokimia. Ciri klasifikasi makhluk hidup juga dilakukan
berdasarkan ciri biokimia. Bisa dilihat pada enzim, protein, DNA, dan lain-lain.
d. Berdasarkan manfaat. Klasifikasi makhluk hidup juga bisa dipelajari dari manfaat
makhluk hidup itu sendiri. Dengan manfaat-manfaat itu maka bisa dilakukan
pengelompokan makhluk hidup, seperti tanaman sirih dan kencur yang masuk dalam
tanaman obat.

3. Proses Klasifikasi Makhluk Hidup


Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah
dengan membentuk takson. Urutan takson dari yang paling tinggi sampai yang terendah
tingkatannya yaitu kingdom (kerajaan) atau regnum (dunia), phylum (filum) untuk hewan
atau divisio (divisi) untuk tumbuhan, classis (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus
(marga), dan spesies (jenis). Pengklasifikasian makhluk hidup harus melalui serangkaian
tahapan yang jelas dan sistematis. Tahapan proses tersebut sebagai berikut.
a. Pengamatan Sifat Makhluk Hidup: Pengamatan merupakan proses awal
klasifikasi. Hal yang diakukan dalam proses ini adalah melakukan identifikasi
makhluk hidup satu dengan yang lainnya, mengamati dan mengelompok kan
makhluk hidup berdasarkan tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi.
b. Pengelompokan Makhluk Hidup: Berdasarkan Ciri yang Diamati Hasil
pengamatan kemudian dilanjutkan ke tahap pengelompokan makhluk hidup. Dasar
pe- ngelompokannya adalah persamaan dan perbedaan ciri atau sifat makhluk hidup
yang diamati.
c. Pemberian Nama Makhluk Hidup: Pemberian nama makhluk hidup merupakan
hal yang penting dalam klasifikasi. Ada berbagai macam sistem penamaan makhluk
hidup, salah satunya adalah sistem tata nama ganda/biner (binomial nomenklatur).
Dengan adanya nama makhluk hidup, maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih
mudah dipelajari.

Carolus Linnaeus mengusulkan sistem tata nama yang diakui secara internasional yaitu
sistem binomial nomenklatur (tata nama biner). Aturan-aturan pemberian nama makhluk
hidup menurut sistem binomial nomenklatur sebagai berikut.

1) Terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin.


2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.
3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk
spesies dengan huruf kecil.
4) Apabila ditulis dengan cetak tegak harus digarisbawahi secara terpisah antarkata,
sedangkan jika ditulis dengan cetak miring tidak digarisbawahi. Contoh: Oryza sativa
(padi) atau Oryza sativa (padi).

Berdasarkan cara pengelompokannya, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan


menjadi tiga macam, yaitu sistem artifisial, sistem alami, dan sistem filogenetik. Masing-
masing sistem klasifikasi tersebut memiliki dasar pengelompokan tertentu.

1) Sistem artifisial atau buatan: sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis
dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Dasar klasifikasi, yaitu ciri morfologi, alat
reproduksi, habitat, dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya).
2) Sistem alami: dilakukan berdasarkan banyak sedikitnya persamaan, terutama
morfologi. Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki
terbentuknya takson yang alami. Pengelompokan pada sistem ini dilakukan
berdasarkan pada karakter-karakter alamiah yang mudah untuk diamati. Pada
umumnya berdasarkan karakter morfologi, sehingga terbentuk takson-takson yang
alami. Misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan
sebagainya.
Sistem filogenetik: Sistem klasifikasi filogenik merupakan suatu cara
pengelompokan organisme berdasarkan garis evolusinya atau sifat
perkembangan genetik organisme. Mulai sejak sel pertama hingga menjadi bentuk
organisme dewasa. Sistem klasifikasi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teori
evolusi yang diperkenalkan oleh Charles Darwin. Dilakukan berdasarkan sifat
morfologi, anatomi, fisiologinya, dan jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antara takson yang satu dengan yang lainnya.
Filogeni ini merupakan sistem klasifikasi yang mendasari sistem klasifikasi modern.
Makin dekat hubungan kekerabatan, maka makin banyak persamaan morfologi dan
anatomi antartakson. Semakin sedikit persamaan, berarti semakin jauh hubungan
kekerabatannya.

4. Urutan Takson

Perhatikan Gambar 1.1 di atasi.Jika diperhatikan lagi, klasifikasi ilmiah terdiri atas
beberapa tingkatan. Mulai dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi,
sehingga terbentuk kelompok yang lebih kecil dengan satu jenis makhluk hidup. Tingkatan
kelompok ini disebut takson.
Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat rendah. Semakin tinggi tingkatan takson,
maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya
semakin rendah tingkatan takson, semakin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh
suatu makhluk hidup.

B. Perkembangan Sistem Klasifikasi

1. Perkembangan Sistem Klasifikasi


Sistem klasifikasi makhluk hidup dikelompokkan dalam satu-satuan kelompok besar
yang disebut kingdom. Sistem kingdom yang pertama diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.
Sistem kingdom pun terus mengalami perubahan dan perbaikan hingga sekarang. Ada 5
sistem klasifikasi makhluk hidup yang ada hingga saat ini, yaitu sebagai berikut.

a) Sistem 2 Kingdom
Sistem klasifikasi 2 kingdom dikemukakan oleh Carolus Linnaeus (1735). Menurut
sistem 2 kingdom, hanya ada 2 kelompok makhluk hidup yang diakui pada masa itu, yaitu
hewan (Animalia) dan tumbuhan (Plantae). Dasar sistem klasifikasi ini, yaitu ciri dan
karakteristik serta kemampuan yang dimiliki dan dapat diamati.

b) Sistem 3 Kingdom
Mikroskop cahaya telah ditemukan. Para ilmuwan kemudian menemukan bahwa
makhluk hidup juga ada yang berukuran mikro dan hanya terdiri atas satu sel (uniseluler). Ini
disebut mikroorganisme. Akhirnya dibentuklah sistem klasifikasi baru, yaitu sistem
klasifikasi 3 kingdom.
Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Jerman Ernst Haeckel tahun 1866. Makhluk hidup
dibagi menjadi 3 kingdom, yaitu kingdom Animalia, kingdom Plantae, dan kingdom Protista.

c) Sistem 4 Kingdom
Perkembangan pengetahuan pun berlanjut setelah ditemukannya mikroskop elektron.
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop elektron, ternyata diketahui jika makhluk
hidup yang mikroskopis dan uniseluler memiliki struktur yang berbeda-beda. Ada yang
bermembran inti dan ada yang tidak.
Oleh karena itu, muncul sistem klasifikasi 4 kingdom yang dicetuskan oleh Herbert
Copeland (1938). Pada sistem klasifikasi 4 kingdom, terdapat kingdom Plantae, Animalia,
Protoctista, dan kingdom baru Monera. Nama kingdom Protista diganti Protoctista. Karena
anggota dari kingdom ini, yaitu Protista yang bermembran inti dan kelompok jamur. Adapun
kingdom Monera merupakan organisme yang dulunya masuk Protista, tetapi tidak
mempunyai membran inti.

d) Sistem 5 Kingdom
Sistem ini ditemukan oleh Robert H. Whittaker (1969). Klasifikasi pada sistem ini
disusun berdasarkan kompleksitas sel, kompleksitas organisme, dan cara memperoleh
makanan. Dilihat dari cara memperoleh makanannya, jamur dikeluarkan dari kingdom
Protoctista. Hal ini dikarenakan jamur umumnya mendapatkan makanannya dengan cara
menguraikan bahan organik dari organisme yang sudah mati. Kemudian, jamur menyerap
nutrisi tersebut.
Pada sistem klasifikasi 5 kingdom ini, kingdom Protoctista berubah nama menjadi
Protista. Artinya, di sistem klasifikasi ini ada kingdom Animalia, Plantae, Monera, Protista,
dan Fungi atau Jamur.

e) Sistem 3 Domain dan 6 Kingdom


Sistem klasifikasi 3 domain merupakan sistem klasifikasi terbaru. Sistem klasifikasi ini
dikemukakan oleh Carl Woese (1990). Pada sistem klasifikasi ini, makhluk hidup
dikelompokkan pada tingkatan yang lebih tinggi dari kingdom, yaitu domain. Ada 3 domain
yang saat ini digunakan, yaitu domain Bacteria, Archaea, dan Eukarya.
Ketiga domain ini terdiri atas 6 kingdom yang anggotanya mirip dengan system 5
kingdom, hanya ada satu kingdom baru. Kingdom Monera yang awalnya meliputi semua
jenis bakteri dibagi menjadi dua kingdom, yaitu Eubacteria dan Archaebacteria.
Archaebacteria beranggotakan bakteri-bakteri yang hidup di tempat ekstrem.
Jadi, di sistem klasifikasi 3 domain ini ada domain Bacteria yang anggotanya kingdom
Eubacteria, domain Archaea yang anggotanya kingdom Archaebacteria. Juga domain
Eukarya beranggotakan 4 kingdom sisanya, yaitu Animalia, Plantae, Protista, dan Fungi.

2. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom


Sistem klasifikasi yang cukup sering digunakan adalah sistem klasifikasi 5 kingdom.
Berikut kita akan membahas kellma kingdom tersebut.

a) Kingdom Monera
Kelompok utama di dalam kingdom Monera adalah Eubacteria (bakteri) dan (Archaea).

1) Eubacteria (Bakteria)
Ciri-ciri umum bakteri antara lain prokariotik, berukuran sekitar 1-5 mikrometer,
dinding sel terdiri dari peptidoglikan, apabila berada pada kondisi yang kurang
menguntungkan, maka bakteri akan membentuk endospora. Struktur tubuh bakteri terdiri dari
dinding sel, sitoplasma, mesosom, ribosom, flagela, dan pill. Bakteri bereproduksi secara
aseksual dengan membelah diri Ribosom- secara biner. Pada bakteri tidak dijumpai
reproduksil seksual, tetapi terjadi proses paraseksual yang meliputi konjugaal, transformasi,
dan transduksi. Secara umum bentuk bakteri ada tiga macam, yaitu bulat (kokus), batang
(basil), dan spiral (spirilum). Eubacteria dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu bakteri
gram positif dan gram negatif.
Contoh bakteri yang menguntungkan antara lain Streptomyces griseus (penghasil
antibiotik streptomisin) dan Lactobacillus sp. (penghasil yoghurt). Adapun contoh bakteri
yang merugikan antara lain Vibrio cholerae (penyebab penyakit kolera), Clostridium tetani
(penyebab penyakit tetanus), Salmonella typhosa (penyebab penyakit tifus), dan
Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit tuberkulosis).

2) Archaebacteria

Ciri-ciri umum Archaebacteria antara lain prokariotik, berukuran mikroskopis (0.1- 15


mikron), uniseluler, dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, akan tetapi berupa
polisakarida dan protein, bersifat anaerob sehingga mampu menghasilkan ATP.
Archaebacteria dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan metabolisme dan
lingkungan hidupnya (ekologi), yaitu sebagai berikut.
a) Metanogen umumnya hidup di tempat-tempat yang kurang oksigen, di lumpur, dan di
rawa-rawa. Contoh: Methanobacterium dan Methanococcus jannaschii.
b) Halofilik (halofil ekstrem) hidup pada lingkungan dengan kadar garam yang tinggi.
seperti di Laut Mati dan di danau air asin. Contoh: Halobacterium, Halococcus,
Halorubrum, dan Haloarcula.
c) Termoasidofilik (termofil ekstrem) hidup pada lingkungan yang ekstrem bersuhu
tinggi dan tingkat keasaman (pH) tinggi. Kondisi yang optimal untuk pertumbuhan
bakteri ini berkisar antara 60°C-80°C dengan pH 2-4. Contoh: Sulfolobus sp. dan
Thermoplasma.

b. Kingdom Protista
Protista merupakan kelompok organisme eukariotik yang bersifat uniseluler atau
multiseluler. Organisme Protista hidup bebas di air tawar atau air laut, atau parasit di cairan
tubuh atau jaringan makhluk hidup lain. Protista berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Secara aseksual, organisme Protista berkembang biak dengan pembelahan biner,
sedangkan secara seksual organisme Protista berkembang biak dengan cara konjugasi
ataupun dengan cara gametogami, baik isogami ataupun anisogami. Protista digolongkan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur adalah Protista heterotrof yang memperoleh makanan dari organisme
lain dengan cara menguraikan atau menelan makanannya. Protista mirip jamur tidak
dimasukkan dalam kelompok jamur sesungguhnya karena memiliki struktur tubuh, cara
reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur sesungguhnya. Protista mirip jamur
dibedakan menjadi 3 filum sebagai berikut.
a. Oomycota (jamur air), tubuhnya tersusun atas hifa yang tidak bersekat dan punya ciri
utama yaitu dinding selnya terbuat dari selulosa, habitat di dalam air serta di tempat-
tempat yang lembap. Contoh: Saprolegnia yang bersifat saprofit atau menyerap
makanan pada hewan yang sudah mati, Phytophthora infestans yang merupakan
parasit pada tanaman kentang, serta Phytophthora nicotianae yaitu parasit pada
tanaman tembakau.
b. Myxomycota (jamur lendir plasmodial), memiliki protoplasma tanpa dinding sel
bersifat heterotrof, memiliki bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium), dan dapat
bergerak-gerak seperti Amoeba, hidup di tempat yang lembap dan basah seperti hutan
basah atau sampah yang basah. Contoh: Physarum polycephalum dan Dictyostelium
discoideum yang keduanya berfungsi sebagai pengurai sampah organik serta pemakan
bakteri.
c. (berbentuk menyerupai Amoeba), serta memiliki inti bersekat, habitat di tempat-
tempat yang mengandung kotoran dan di tumbuhan tumbuhan.

2) Protista Mirip Hewan (Protozoa)


Ciri-ciri umum Protozoa meliputi bersel satu, hidup soliter atau berkoloni di tempat.
berair, berukuran mikroskopis dengan bentuk sel tetap atau berubah-ubah, dan umumnya
memiliki alat gerak. Protozoa berkembang biak secara seksual dengan konjugasi dan secara
aseksual dengan membelah diri. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi
empat kelas yaitu sebagai berikut:
a) Rhizopoda (Sarcodina), alat gerak berupa kaki semu (pseudopodium). Contoh:
Amoeba proteus, Entamoeba coli, Arcella, Difflugia, Foraminifera, dan Radiolaria.
b) Mastigophora (Flagellata), alat gerak berupa flagela (bulu cambuk). Contoh:
Trypanosoma sp., Volvox globator, Noctiluca miliaris, dan Ceratium
c) Ciliata (Ciliophora), alat gerak berupa rambut getar (silia). Contoh: Paramecium
caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, dan Balantidium coli.
d) Sporozoa, tidak memiliki alat gerak. Contoh: Toxoplasma gondii dan Plasmodium sp.
Contoh Protozoa yang menguntungkan yaitu Entamoeba coll (membantu pencernaan
pada hewan ruminansia) dan Foraminifera (kerangkanya digunakan sebagai petunjuk
dalam pencarian sumber minyak bumi). Contoh Protozoa yang merugikan yaitu
Entamoeba histolytica (penyebab penyakit disentri) dan Plasmodium falciparum
(penyebab penyakit malaria tropika).

3) Protista Mirip Tumbuhan (Alga)


Ciri-ciri umum alga meliputi hidup secara akuatik, endofit, dan epifit; tubuh uniseluler
atau multiseluler, berbentuk talus, dan bersifat fotoautotrof. Alga berkembang biak secara
seksual dengan cara isogami dan oogami, sedangkan secara aseksual dengan pembelahan sel,
fragmentasi, dan pembentukan zoospora. Alga dibedakan menjadi beberapa kelompok
sebagai berikut:
a) Chlorophyta (alga hijau), ciri-cirinya pigmen dominan yang dikandung adalah klorofil
sehingga berwarna hijau, reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora, dan
reproduksi seksual dengan konjugasi. Contoh: Chlorella dan Ulva sp.
b) Chrysophyta (alga keemasan), ciri-cirinya memiliki pigmen karoten yang dominan,
reproduksi aseksual dengan zoospora, dan reproduksi seksual dengan auksospora.
Contoh: Vaucheria sp. dan Ochromonas.
c) Phaeophyta (alga cokelat), ciri-cirinya memiliki pigmen fukosantin yang dominan,
cadangan makanan yang disimpan berupa laminarin. Contoh: Sargassum sp. dan
Fucus sp.
d) Rhodophyta (alga merah), ciri-cirinya me- miliki pigmen fikoeritrin (pigmen merah)
yang dominan, reproduksi aseksual dengan mem- bentuk tetraspora, dan reproduksi
seksual dengan oogami. Contoh: Eucheuma spinosum dan Gracilaria.

Glacilaria

e) Pyrrophyta (alga api), ciri-cirinya memiliki pigmen klorofil a dan c, xantofil,


dinosantin, Gracilaria dan fikobilin, reproduksi dengan cara membelah diri. Contoh:
Noctiluca scintillans.
f) Euglenophyta, ciri-cirinya memiliki bintik mata berwarna merah (stigma), memiliki
flagela, tidak memiliki dinding sel, aktif bergerak seperti hewan, tetapi memiliki
klorofil dan dapat berfotosintesis seperti tumbuhan. Contoh: Euglena viridis.
g) Bacillariophyta (diatom), ciri-cirinya dinding sel dari bahan silikat hidrat,
mengandung pigmen klorofil, karotenoid, dan xantofil. Contoh: Navicula, Contoh
alga yang menguntungkan yaitu Chlorella (sebagai bahan makanan) dan Eucheuma
spinosum (sebagai bahan kosmetik). Peranan Pyrrophyta yang bersifat merugikan,
yaitu beberapa spesies menghasilkan toksin.

c) Kingdom Fungi (Jamur)


Fungi (jamur) merupakan organisme eukariotik dengan dinding sel terbuat dari kitin
dan tidak mempunyai klorofil sehingga dalam memperoleh makanannya (nutrisi) jamur
bersifat sebagai parasit (baik parasit obligat atau parasit fakultatif) atau sebagai saprofit.
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya, jamur dibedakan divisi sebagai berikut.
menjadi empat

1) Zygomycota, ciri-cirinya miselium bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat,


reproduksi seksualnya menggunakan zigospora. Contoh: Rhizopus oryzae dan Mucor
javanicus.
2) Ascomycota, ciri-cirinya hifa bersekat, membentuk badan buah yang disebut
askokarp, reproduksi seksualnya menggunakan askospora. Contoh: Penicillium
notatum dan Saccharomyces cerevisiae.
3) Basidiomycota, ciri-cirinya membentuk badan buah yang besar disebut basidiokarp,
hifa bersekat dengan sambungan apit (clamp connection), reproduksi seksual- nya
menggunakan basidiospora. Contoh: Volvariella volvacea (jamur merang) dan
Auricularia polytricha (jamur kuping).

Volvariella volvacea

4) Deuteromycota, ciri-cirinya hifa bersekat, disebut fungi imperfecti (jamur tidak


sempurna) karena belum diketahui perkembangbiakan seksualnya. Contoh:
Epidermophyton floccosum dan Tinea versicolor.

Contoh jamur yang menguntungkan yaitu Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus
(berperan dalam pembuatan tempe), serta Aspergillus wentii (berperan dalam pembuatan
kecap). Contoh jamur yang merugikan yaitu Epidermophyton floccosum (penyebab penyakit
kaki atlet) dan Aspergillus fumigatus (penyebab penyakit paru-paru).
d) Kingdom Plantae
Plantae (tumbuhan) merupakan organisme multiseluler yang bersifat eukariotik yang
memiliki akar, batang, dan daun. Kingdom Plantae dibedakan menjadi tiga, yaitu lumut,
tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
a) Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta.
Ciri-ciri tumbuhan lumut: tubuh bersel banyak, mempunyai klorofil sehingga bersifat
autotrof, akar masih berupa rhizoid, batang belum memiliki berkas pengangkut, bereproduksi
secara seksual dengan membentuk gamet jantan dan betina yang dibentuk di dalam gametofit,
sedangkan secara aseksual dengan spora haploid dan dibentuk dalam sporofit.
Perkembangbiakan ini berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan
(metagenesis).
Tumbuhan lumut dibagi menjadi tiga divisi, yaitu Hepaticae (lumut hati), contohnya
Marchantia polymorpha; Anthocerotae (lumut tanduk), contohnya Anthoceros leavis; dan
Musci (lumut daun), contohnya Sphagnum fimbriatum (lumut gambut) dan Pogonatum
cirrhatum. Peranan lumut bagi kehidupan manusia antara lain sebagai obat hepatitis,
contohnya Marchantia polymorpha, dan sebagai bahan pembalut dan pengganti kapas,
contohnya Sphagnum fimbriatum.

Sphagnum fimbriatum.

b) Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Generasi sporofit tumbuhan paku adalah tumbuhan paku itu sendiri dan generasi
gametofitnya adalah protalium. Tumbuhan paku bereproduksi secara seksual dengan
pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh gametangium, sedangkan secara aseksual
dengan stolon yang menghasilkan gema (tunas). Tumbuhan paku juga mengalami
metagenesis.
Paku dibedakan menjadi empat divisi, yaitu sebagai berikut.
a) Psilophyta (paku purba), hampir punah. Contoh: Psilotum nudum.
Psilotum nudum

b) Equisetophyta (paku ekor kuda), spora sama besar, sebagian mikrospora, sebagian
makrospora. Contoh: Equisetum debile.
c) Lycophyta (paku kawat), daun kecil dan rapat. Contoh: Selaginella willdenowii
(paku rane) dan Lycopodium ceruum
d) Pterophyta (paku sejati), daun besar bertulang. Contoh: Adiantum cuneatum (suplir)
dan Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

Peranan paku bagi kehidupan manusia antara lain sebagai tanaman hias, contoh: Platycerium
bifurcatum (paku tanduk rusa); sebagai bahan pembuat obat-obatan, contoh: Lycopodium
clavatum, dan sebagai sayuran, contoh: Marsilea crenata (semanggi).

c) Tumbuhan Biji
Spermatophyta merupakan tumbuhan Cormophyta berbiji karena sudah dapat di-
bedakan antara akar, batang, dan daun, serta dapat menghasilkan biji sebagai alat
perkembangbiakan. Reproduksi Spermatophyta terjadi melalui peristiwa penyerbukan
(polinasi) dan pembuahan (fertilisasi). Spermatophyta dibedakan menjadi dua, yaitu
Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
1) Gymnospermae
Ciri-ciri Gymnospermae yaitu biji tidak dilindungi oleh daun buah, belum memiliki
bunga sejati, bunga disebut strobilus, berakar tunggang, mempunyai kambium, dan
pembuahan tunggal (inti sperma + inti sel telur zigot). Gymnospermae dibedakan menjadi -
empat divisi yaitu Gnetophyta, contoh: Gnetum gnemon (melinjo); Cycadophyta, contoh:
Cycas rumphii (pakis haji); Coniferophyta, contoh: Pinus sp. dan Agathis alba (damar); serta
Ginkgophyta, contoh: Ginkgo biloba.
Pinus sp.

Peranan Gymnospermae bagi kehidupan manusia antara lain sebagai bahan bangunan,
contoh: Pinus merkusi, sebagai bahan obat-obatan dan bahan kosmetik, contoh: Ginkgo
biloba; dan sebagai bahan makanan, contoh: Gnetum gnemon.

2) Angiospermae
Ciri-ciri Angiospermae yaitu biji dibungkus oleh daun buah, memiliki bunga
sejati/sebenarnya, pembuahan ganda (inti sperma + inti sel telur →→ zigot, inti sperma + inti
kandung lembaga endosperma). Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas, yaitu dikotil
dan monokotil.
 Dikotil, ciri-ciri: biji berkeping dua, susunan akar tunggang, mempunyai kambium;
susunan tulang daun menyirip atau menjari; jumlah bagian-bagian bunga 2, 4, 5, atau
kelipatannya; batang bercabang. Contoh: Caesalpinia pulcherrima.

Caesalpinia pulcherrima

 Monokotil, ciri-ciri: biji berkeping satu, susunan akar serabut, tidak mempunyai
kambium, susunan tulang daun sejajar atau melengkung, jumlah bagian- bagian bunga
tiga atau kelipatannya, batang tidak bercabang. Contoh: Phalaenopsis amabilis.
Phalaenopsis amabilis

Peranan Angiospermae bagi kehidupan manusia antara lain sebagai sumber bahan
makanan, contoh: Oryza sativa (padi) dan Solanum tuberosum (kentang); sebagai sumber
bahan sandang, contoh: Gossypium sp. dan Boehmeria sp. (rami).

e) Kingdom Animalia
Ciri umum kingdom Animalia antara lain sel-selnya mempunyai membran inti
(eukariot) dan tidak memiliki kloroplas. Selain itu sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Animalia dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang yaitu sebagai
berikut.
1) Invertebrata
Invertebrata yaitu golongan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
Invertebrata terdiri dari beberapa filum sebagai berikut.
a) Porifera (hewan berpori), contoh: Spongia sp. (hewan spons).
b) Cnidaria (hewan berongga), contoh: Hydra viridis dan Aurelia aurita (ubur-
ubur),
c) Platyhelminthes (cacing pipih), contoh: Planaria maculata dan Taenia saginata
(cacing pita) pada manusia dan sapi.
d) Nematoda (cacing gilik), contoh: Ascaris lumbricoides dan Ancylostoma
duodenale (cacing tambang pada usus dua belas jari manusia).
e) Annelida (cacing gelang), contoh: Hirudo medicinalis (lintah) dan Lumbricus
terrestris (cacing tanah).
f) Mollusca (hewan bertubuh lunak), contoh: Achatina fulica (siput) dan Octopus
sp. (gurita).
Achatina fulica

g) Arthropoda (hewan berbuku-buku), dibagi menjadi 4 kelas yaitu: Insecta


(serangga), contoh: Hetaerina america (capung), Crustacea (udang-udangan),
contoh: Ceonobita clypeatus (kelomang); Arachnida (laba-laba), contoh:
Araneus diadematus (laba-laba penenun); dan Myriapoda (lipan), contoh:
Scolopendra subspinipes (kelabang)
h) Echinodermata (hewan berkulit duri), dibagi menjadi 5 kelas yaitu: Asteroidea
(bintang laut), contoh: Astropecten polyacanthus dan Asterias vulgaris (bintang
laut); Ophiuroidea, contoh: Ophiothrix fragilis; Echinoidea (landak laut),
contoh: Diadema antillarum (landak laut) dan Echinus esculentus (bulu babi
berbulu pendek); Holothuroidea (teripang), contoh: Holothuria scabra
(teripang); dan Crinoidea (lilia laut), contoh: Lamprometra palmata (lilia laut).

2) Vertebrata
Vertebrata yaitu golongan hewan yang mempunyai ruas-ruas tulang belakang.
Vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata. Vertebrata dibedakan menjadi beberapa
kelompok, antara lain sebagai berikut:
a) Pisces (ikan), contoh: Osteoglossum bicirrhosum (ikan arwana).
b) Amphibia (katak), contoh: Rana sp.

Rana sp.
c) Reptilia (hewan melata/merayap), contoh: ular, kadal, dan bunglon.
d) Aves (unggas), contoh: Aquila clanga (rajawali)
e) Mammalia (hewan memiliki kelenjar mammae), contoh: sapi, kambing, dan orang
utan.

3. Kunci Determinasi
Dalam proses pengklasifikasian makhluk hidup perlu adanya proses identifikasi.
Identifikasi merupakan suatu proses yang dapat kita lakukan untuk menentukan atau
mengetahui Identitas dari suatu jenis organisme. Untuk mengetahul Identitas suatu jenis
organisme dapat digunakan kunci determinasi. Kunci determinasi merupakan cara atau
langkah untuk mengenall organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup.
Kunci determinasi biasa disebut juga kunci dikotomi. Cara ini bertujuan untuk memudahkan
pengenalan makhluk hidup yang beragam.

Berikut contoh kunci determinasi sederhana.


1. a. Tidak bertulang belakang…………………………………………..2
b. Bertulang belakang………………………………………………..3
2. a. Tubuh lunak dan bercangkang………………………………...……..Mollusca
b. Tubuh dan kakinya beruas-ruas………………………………………Arthropoda
3. a. Bersisik……………………………………………………………….4
b. Tidak bersisik……………..………………………………………….5
4. a. Hidup di air…………………………………………………………....Pisces
b. Hidup di darat………………………………………………………...Reptilia
5. a. Berbulu……………………………………………………………..…Aves
b. Tidak berbulu…………………………………………………………Mamalia

DAFTAR PUSTAKA
Bardiyanto, A., dkk. 2023. Modul Belajar Praktis IPA Biologi untuk SMA/MA Kelas X
Semester 1. Klaten : Viva Pakarindo.

Kusumaningrum, Annisa & F. R Nuraini. 2022. Esensi Ilmu Pengetahuan Alam Biologi untuk
SMA/MA Kelas X (Fase E). Surakarta: Mediatama.

Anda mungkin juga menyukai