Anda di halaman 1dari 7

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

1. Pendahuluan

Sejak dahulu, manusia telah mengklasifikasikan makhluk hidup. Dasar dari


klasifikasi makhluk hidup adalah persamaan dan perbedaan ciri-ciri pada
berbagai jenis makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup yang umum
digunakan sekarang adalah klasifikasi enam kingdom.
Keanekaragaman hayati yang ada dapat diklasifikasikan dengan aturan
tertentu. Proses pengaturan atau penggolongan makhluk hidup dalam kategori
golongan yang bertingkat disebut klasifikasi. Hasil dari proses tersebut berupa
sistem klasifikasi. Klasifikasi merupakan proses dalam mempelajari dan
menyederhanakan objek studi. Artinya, mengamati dan mempelajari ciri dan
sifat satu jenis makhluk sudah mewakili semua makhluk yang berada dalam
satu tingkat pengelompokan. Cabang biologi yang khusus mempelajari
klasifikasi disebut taksonomi.

2. Dasar Klasifikasi

Salah satu dasar yang digunakan untuk melakukan klasifikasi adalah


mengamati persamaan dan perbedaan morfologi suatu organisme.
Pengelompokan mahluk hidup berdasarkan aturan tertentu dikatakan sebagai
klasifikasi. Adpaun dasar-dasar yang dapat digunakan dalam klasifikasi mahluk
hidup anatar lain berdasarkan persamaan dan perbedaan morfologi; berdasarkan
peranannya bagi kehidupan manusia, yaitu yang menguntungkan dan merugikan.
Berdasarkan anatomi suatu mahluk hidup dan berdasarkan ciri biokimia

3. Tujuan Dan Manfaat Klasifikasi

Dasar pengelompokan makhluk hidup antara sistem klasifikasi yang satu


dan yang lain mungkin saja berbeda. Namun, pada umumnya klasifikasi makhluk
hidup mempunyai tujuan dan manfaat yang hampir sama. Tujuan klasifikasi
antara lain; mendiskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar mudah dikenali;
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki;

1
melihat hubungan kekerabatan antara kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi
makhluk hidup tersebut; mengurutkan proses evolusi atau perkembangan makhluk
hidup berdasarkan hubungan kekerabatannya dengan golongan yang lain. Selain
memiliki tujuan klasifikasi juga bermanfaat untuk kepentingan manusia. Adapun
manfaanya adalah; menyederahanakan objek studi memdahkan mempelajari
mahluk hidup yang beraneka ragam; mengetahui hubuingan kekerabatan antar
makhluk hidup yang satu dengan yang lain melalui persamaan perbedaan ciri dan
sifat.

4. Tahap-Tahap Klasifikasi

Tahapan klasifikasi meliputi pencandraan (identifikasi), pengelompokan,


dan pemberian nama kelompok. Pencandaraan atau identifikasi merupakan
pengamatan ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi
maorfologi, anatomi, fisiolagi, kromosom, dan tingkah laku. Selanjutnya
mengelompokkan mahluk hiduop yang memiliki banyak kesamaan berdasarkan
pencandaraan dalam kelompok yng sama. Misalnya kambing, kelinci, kuda dan
sapi termasuk dalam satu kelompok karena sama-sama hewan pemakan
tumbuhan. Setelah itu, masuk pada tahap yang ke-tiga, yaitu pemberian nama
kelompok.

5. Macam-Macam Klasifikasi

Macam klasifikasi diantaranya; Sistem Klasifikasi alami, Sistem Klasifikasi


buatan, Sistem Klasifikasi Filogenik, dan Sistem klasifikasi menurut Carolus
Linnaeus.

a. Sistem Klasifikasi Alami

Sistem klasifikasi alami adalah pengelompokan organisme


berdasarkan banyaknya ciri morfologi yang dimiliki dengan mengamati
bentuk luar antara lain warna, ukuran tubuh, tinggi atau pendek, bentuk
daun, bentuk paruh, bentuk kaki, dan bentuk batang. Penganut sistem ini
Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles ahli filsafat Yunani yang
mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya

2
mahkota bunga, dan letak bakal buah. Selain Aristoteles, juga ada
Theophrastus (370-285 SM) yang disebut Bapak Botani. Karya ilmiahnya
berjudul “History of Plants” berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi
empat kelompok, antara lain pohon, semak atau perdu, setengah semak, dan
herba atau terna.

b. Sistem Klasifikasi Buatan

Sistem klasifikasi buatan adalah pengelompokan makhluk hidup


yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri morfologi, alat
reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah penyebarannya tanpa
memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan
hubungan kekerabatan. Misalnya, kupu-kupu dan kelelawar merupakan satu
kelompok karena keduanya dapat terbang. Penganut sistem klasifikasi ini
adalah John Ray (1627-1705), seorang naturalis dari Inggris. Ia
menuangkan pendapatnya tentang sistem klasifikasi buatan untuk tumbuhan
dalam bukunya “Historia Plantarium” yang berisi pengelompokan 1.800
jenis tumbuhan dengan menggunakan ciri bunga, batang, dan akarnya.
Klasifikasi ini kurang teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan
sistem ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk
hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan. Dengan
demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan tersebut antara
orang yang satu dan yang lain tidak sama.

c. Sistem Klasifikasi Filogenik

Sistem klasifikasi filogenik adalah pengelompokan berdasarkan jauh


dekatnya hubungan kekerabatan antartakson (kelompok). Charles Robert
Darwin (1859) dalam bukunya “On the Origin of Species by Means of
Natural Selection” mengaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar
pemikiran Darwin adalah organisme mengalami perubahan sehingga sifat
atau cirinya berbeda dari sifat atau nenek moyangnya. Kelebihan sistem
klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik
antarorganisme yang berada dalam satu kelompok. Selain itu, banyak

3
informasi yang dapat diperoleh, misalnya anggota kelompok dapat ditambah
dengan mudah dan kebanyakan organisme dalam kelompok memiliki ciri
dasar yang diturunkan.

d. Sistem Klasifikasi Menurut Carolus Linnaeus

Carolus Linnaeus menyatakan bahwa organisme yang memiliki


persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama. Sistem
ini mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk hidup yang disebut
dengan takson. Anggota-anggota dalam tingkatan takson yang makin tinggi
mempunyai persamaan makin sedikit. Sebaliknya, makin rendah tingkatan
takson, makin banyak persamaannya.
Urutan tingkatan (takson) dari tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:
 Kingdom (kerajaan).
 Phylum (filum) / division (divisi).
 Classis (kelas)
 Ordo (bangsa)
 Familia (suku)
 Genus (marga)
 Species (spesies / jenis)
(Keterangan: Phylum (filum) digunakan untuk hewan, sedangkan
division (divisi) digunakan untuk tumbuhan)

4
Tabel-1 : Tingkat Takson Hewan dan Tumbuhan

Sumber :
Google.com, https://www.google.com/search?q=tingkatan+takson

e. Perkembangan Klasifikasi Mahluk Hidup


1. Sistem Dua Kingdom
Dikemukakan oleh Aristoteles terdiri dari kingdom Plantae
(tumbuhan) dan Animal (hewan)
2. Sistem Tiga Kingdom
Dikemukakan oleh Erns Haekel (1866) terdiri dari kingdom Protista,
Plantae, dan Animalia.
3. Sistem Empat Kingdom
Dikemukakan oleh Herbert Copeland: terdiri dari. Kingdom
Monera (belum memiliki membrane inti), Protista (memiliki
membrane inti), Plantae dan Animalia.
4. Sistem Lima Kingdom
Dikemukakan oleh RH. Whitaker terdiri dari. Kingdom Monera
(belum memiliki membrane inti), Protista (memiliki membrane
inti), Fungi (jamur), Plantae dan Animalia.

5
5. Sistem Enam Kingdom

Dikemukakan oleh Cael Woese terdiri dari. Kingdom


Archaeabacteria (bakteri kuno), Eubacteria (bakteri sejati),
Protista (memiliki membrane inti), Fungi (jamur), Plantae dan
Animalia.

f. Sistem Tata Nama Mahluk Hidup

Setiap jenis makhluk hidup diberikan nama ilmiah (scientific name). Ada
pula yang menyebutnya dengan nama Latin. Penyebutan nama Latin sebenarnya
kurang tepat, karena Sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam
Bahasa Latin, melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama
memberikan deskripsi, lalu dilatinkan. Sistem pemberian nama mahluk hidup
diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus (1735). Selanjutnya dikenal sebagai bapak
Taksonomi (Ilmu yang mempelajari klasifikasi mahluk hidup)
Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut
Sistem Binomial Nomenklatur dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Latin.
Dengan demikian, untuk suatu macam makhluk hidup hanya digunakan satu
nama bagi seluruh dunia ilmu pengetahuan. Dengan adanya kesatuan nama ini,
orang tidak akan keliru dengan makhluk hidup yang dimaksud meskipun di tiap
negara atau daerah memiliki nama sendiri.
Sistem binomial nomenklatur ini merupakan sistem pemberian nama hewan
atau tumbuhan secara sah dan benar berdasar kode internasional. Pemberian nama
ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan
menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur) dengan aturan-
aturan sebagai berikut.
Tata nama binomial nomenklatur dengan aturan;
• Menggunakan Bahasa Latin/dilatinkan
• Terdiri dari 2 kata
• Huruf pertama huruf besar, selanjutnya huruf kecil
• Nama Genus di awal diikuti nama spesies
• Ditulis dimiringkan atau digaris bawahi terpisah

6
• Nama atau singkatan nama deskripor ditulis dibelakang spesies
menggunakan huruf tegak dan tanpa garis bawah
Contohnya, (Glycine max Merr atau Glycine max Merr )
E.D.Merrill Gnetum gnemon atau Gnetum gnemon.

Anda mungkin juga menyukai