Anda di halaman 1dari 17

X

Kurikulum 2006/2013
Kurikulum xxxxxxx

s
Kela
biologi
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami tujuan dan manfaat klasifikasi makhluk hidup.
2. Memahami dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup.
3. Memahami jenis-jenis sistem klasifikasi makhluk hidup.
4. Memahami tingkatan takson dalam klasifikasi makhluk hidup.
5. Memahami sistem tata nama makhluk hidup.
6. Memahami perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup.
7. Memahami cara identifikasi hewan dan tumbuhan dengan kunci determinasi.

A. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup


Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimilikinya. Klasifikasi makhluk hidup dipelajari
dalam ilmu taksonomi.
Banyaknya jenis organisme di dunia menimbulkan kesulitan dalam mempelajarinya.
Untuk memudahkannya, berbagai jenis organisme tersebut harus dikelompok-
kelompokkan. Setiap organisme memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan organisme
lainnya. Oleh karena itu, pengelompokan organisme dapat dibuat berdasarkan persamaan
dan perbedaan ciri-ciri yang ada. Misalnya, pengelompokan hewan berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang. Dari pengelompokan ini, akan terbentuk dua kelompok besar,
yaitu kelompok hewan yang memiliki tulang belakang dan kelompok hewan yang tidak
memiliki tulang belakang. Selanjutnya, dari kelompok hewan yang memiliki tulang
belakang, akan dipecah lagi menjadi beberapa kelompok kecil, misalnya berdasarkan
alat geraknya. Berdasarkan alat geraknya, terdapat beberapa kelompok hewan, yaitu
kelompok hewan yang memiliki alat gerak berupa tungkai atau kaki, sayap, sirip, perut,
dan seterusnya.
Hasil pengelompokan hewan tersebut akan mempermudah kita untuk mempelajari
keanekaragaman hewan. Selain itu, kita juga dapat mengetahui jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antaranggota kelompok. Semakin banyak persamaan ciri-cirinya, semakin
dekat hubungan kekerabatannya.
Kegiatan klasifikasi telah dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu. Dari kegiatan
tersebut, muncul istilah seperti tanaman pangan, tanaman obat, tanaman sayur, dan
sebagainya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk
hidup berikut.
1. Tujuan klasifikasi makhluk hidup
a. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
dimiliki.
b. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya
dengan makhluk hidup dari jenis lainnya.
c. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
2. Manfaat klasifikasi makhluk hidup
a. Menyederhanakan objek biologi yang beraneka ragam sehingga lebih mudah
untuk dipelajari, dikenali, dikelompokkan, dan dibandingkan.
b. Mengetahui hubungan kekerabatan antara organisme yang satu dengan
organisme lainnya.

Klasifikasi terhadap berbagai organisme di Bumi juga telah dilakukan oleh beberapa
ahli biologi, yaitu sebagai berikut.
1. Aristoteles (384 – 322 SM) melakukan klasifikasi terhadap makhluk hidup. Ia
membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan hewan.
Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak, dan pohon. Sementara hewan
dikelompokkan menjadi vertebrata dan avertebrata.
2. Theophrastus (371 – 287 SM) melakukan klasifikasi terhadap tumbuhan.
3. John Ray (1627 – 1705) mengelompokkan tumbuhan menjadi kelompok yang lebih
kecil, serta memperkenalkan istilah spesies.

2
4. Carolus Linnaeus (1707 – 1778) memperkenalkan pemberian nama ilmiah untuk
setiap organisme.
5. Ernst Haeckel (1834 – 1919 ) mengusulkan pembentukan kingdom protista.
6. Edouard Chatton (1883 – 1937) menguraikan perbedaan antara prokariota dan
eukariota.
7. R.H. Whittaker (1920 – 1980) mengusulkan klasifikasi 5 kingdom.
8. Carl Woese (1928 – 2012) mengusulkan klasifikasi 6 kingdom.

B. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Dasar-dasar yang digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup antara lain adalah persamaan
dan perbedaan ciri-ciri fisik, ciri-ciri morfologi dan anatomi, ciri-ciri biokimia, dan manfaat.
1. Berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri fisik
Dengan mengamati ciri-ciri fisiknya, dapat diketahui bahwa ayam dan elang termasuk
golongan Aves (burung). Hal ini dikarenakan keduanya memiliki persamaan yaitu
berbulu, bersayap, dan berparuh. Akan tetapi, terdapat perbedaaan antara keduanya.
Ayam tidak bisa terbang, sedangkan elang bisa terbang.
2. Berdasarkan ciri-ciri morfologi dan anatomi
a. Ciri-ciri morfologi
Ciri-ciri morfologi dapat dilihat dari bentuk luar tubuh makhluk hidup. Pada
penggolongan hewan, ciri-ciri morfologi yang dapat digunakan adalah bentuk
paruh, bentuk cakar, jumlah sayap, atau jumlah kaki. Sementara itu, pada
penggolongan tumbuhan, ciri-ciri morfologi yang dapat digunakan adalah
bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan sebagainya.
b. Ciri-ciri anatomi
Ciri-ciri anatomi dapat dilihat dari struktur tubuh organisme. Misalnya, dari ada
tidaknya sel trakea, kambium, atau berkas pengangkut.
3. Berdasarkan ciri-ciri biokimia
Klasifikasi makhluk hidup dapat didasarkan dari ciri-ciri biokimia. Misalnya jenis-jenis
enzim, jenis-jenis protein, dan jenis-jenis DNA. Ciri-ciri biokimia ini dapat digunakan
untuk menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dan
lainnya.
4. Berdasarkan manfaat
Klasifikasi juga dapat didasarkan pada manfaat makhluk hidup. Misalnya tanaman
temulawak, sirih, kunyit, dan kencur dapat digolongkan ke dalam tanaman obat.

3
Berdasarkan dasar-dasar klasifikasi tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup dibagi
menjadi tiga macam, yaitu sistem alamiah, sistem artifisial, dan sistem filogenetik.
1. Sistem alamiah
Sistem alamiah adalah sistem klasifikasi untuk membentuk takson-takson
yang bersifat alamiah. Sistem ini dibuat berdasarkan persamaan sifat, terutama
sifat morfologi. Tokoh pencetus sistem alamiah adalah Aristoteles. Aristoteles
mengelompokkan makhluk hidup di Bumi menjadi dua kingdom, yaitu Animalia
(hewan) dan Plantae (tumbuhan). Animalia dikelompokkan lagi menjadi kelompok-
kelompok yang lebih kecil berdasarkan habitat dan perilakunya. Sementara itu,
tumbuhan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan ukuran
dan strukturnya, misalnya tumbuhan semak, perdu, dan pohon.
2. Sistem artifisial (buatan)
Sistem artifisial adalah sistem klasifikasi yang didasarkan pada persamaan dan
perbedaan struktur tubuh makhluk hidup. Sistem artifisial dianggap lebih praktis,
lebih sempurna, dan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan sistem alamiah.
Sistem artifisial diperkenalkan pertama kali oleh Carolus Linnaeus, seorang ahli
botani dari Swedia. Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas
persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup. Klasifikasi ini dilakukan
dengan cara-cara berikut.
a. Mengamati dan meneliti makhluk hidup dengan melihat persamaan struktur
luar maupun struktur dalam tubuh makhluk hidup.
b. Apabila terdapat makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh yang sama atau
mirip, maka dijadikan satu kelompok. Adapun yang memiliki ciri berlainan,
akan dikelompokkan tersendiri.
c. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi. Hal ini didasarkan
pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang
dikelompokkan.
3. Sistem filogenetik
Sistem filogenetik adalah sistem klasifikasi yang didasarkan pada jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antarorganisme atau kelompok organisme. Sistem ini muncul
setelah Darwin mengemukakan teori evolusinya. Organisme atau kelompok yang
berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak dibandingkan dengan
organisme atau kelompok yang berkerabat jauh. Dasar pengelompokan makhluk
hidup menurut sistem filogenetik adalah ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan
tingkah laku.

4
Contoh Soal 1
Burung, capung, kupu-kupu, dan kelelawar digolongkan ke dalam kelompok hewan yang
hidup di udara. Penggolongan tersebut termasuk klasifikasi sistem ....
A. artifisial
B. buatan
C. alamiah
D. filogenetik
E. modern
Jawaban: C
Penjelasan:
Burung, capung, kupu-kupu, dan kelelawar adalah hewan-hewan yang memiliki sayap,
sehingga mereka mampu terbang di udara. Oleh karena itu, hewan-hewan tersebut
digolongkan ke dalam kelompok hewan yang hidup di udara. Penggolongan makhluk
hidup berdasarkan tempat hidupnya atau berdasarkan morfologinya adalah penggolongan
dengan sistem alamiah. Sistem ini membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok besar,
yaitu Plantae dan Animalia.

C. Tingkatan Takson dalam Klasifikasi Makhluk Hidup


Proses pengelompokan atau klasifikasi makhluk hidup dimulai dari yang paling umum
hingga yang paling khusus. Kelompok paling umum dianggap sebagai tingkatan paling
tinggi. Kelompok ini memiliki persamaan ciri yang paling sedikit. Selanjutnya, kelompok
paling umum dipecah-pecah lagi menjadi beberapa kelompok kecil berdasarkan ciri-ciri
yang lebih khusus. Kelompok khusus dianggap memiliki tingkatan yang lebih rendah.
Jika dibuat urutannya dari kelompok yang paling tinggi hingga yang paling rendah, akan
terbentuk tingkatan berurut. Setiap kelompok dalam tingkatan tersebut dinamakan
takson.
Tingkatan takson adalah tingkatan unit atau kelompok makhluk hidup yang
disusun dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah. Semakin tinggi tingkatan takson,
anggotanya semakin banyak, tetapi persamaan ciri antaranggotanya semakin sedikit.
Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, anggotanya semakin sedikit, tetapi
persamaan ciri antaranggotanya semakin banyak.
Urutan takson dari yang tertinggi hingga terendah adalah kingdom atau regnum
– filum (untuk hewan) atau divisi (untuk tumbuhan) – kelas – ordo – famili – genus –
spesies.

5
SUPER "Solusi Quipper"
Untuk mempermudah mengingat tingkatan takson dalam klasifikasi makhluk hidup,
gunakan SUPER “Solusi Quipper” berikut.

Kingkong Film Kelas Orang-Orang dan Famili Generasi Spesial

Maksudnya: Kingdom – filum – kelas – ordo – famili – genus -– spesies.

1. Kingdom
Kingdom (kerajaan) atau regnum (dunia) merupakan tingkatan tertinggi dalam
klasifikasi. Kingdom memiliki banyak anggota takson. Carl Woese pada tahun 1977
mempublikasikan 6 kingdom makhluk hidup di Bumi, yaitu sebagai berikut.
a. Kingdom Archaebacteria
b. Kingdom Eubacteria
c. Kingdom Protista (organisme eukariotik dengan jaringan sederhana)
d. Kingdom Fungi (jamur)
e. Kingdom Animalia (hewan)
f. Kingdom Plantae (tumbuhan)
2. Filum atau divisi
Kingdom dibagi menjadi beberapa filum berdasarkan ciri-ciri umumnya. Sebagai
contoh, kingdom Animalia memiliki beberapa filum, di antaranya adalah filum
Platyhelminthes yang beranggotakan hewan-hewan cacing dengan tubuh pipih,
atau filum Chordata yang beranggotakan hewan-hewan dengan notochorda
saat masih berupa embrio. Sementara itu, kingdom Plantae atau disebut juga
Regnum Plantae dibagi menjadi beberapa divisi, di antaranya adalah Bryophyta
dan Pteridophyta. Bryophyta adalah kelompok tumbuhan berspora yang tidak
berpembuluh, sedangkan Pteridophyta adalah kelompok tumbuhan berspora
yang memiliki pembuluh.
3. Kelas
Filum atau divisi dibagi lagi menjadi beberapa kelas berdasarkan ciri-ciri yang masih
umum. Sebagai contoh, filum Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria,
Trematoda, dan Cestoda. Sementara itu, divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Liliopsida atau Monocotyledoneae dan Magnoliopsida
atau Dicotyledoneae.

6
4. Ordo (bangsa)
Kelas dibagi lagi menjadi beberapa ordo berdasarkan ciri-ciri yang lebih khusus.
Pada hewan, misalnya kelas Mammalia (hewan menyusui), terdapat beberapa
ordo seperti Primata (kelompok kera), Rodentia (hewan pengerat), dan Carnivora
(hewan pemakan daging). Pada tumbuhan, misalnya kelas Dicotyledoneae, terdapat
beberapa ordo seperti Solanales, Arecales, dan Myrtales.
5. Famili (suku)
Ordo dibagi lagi menjadi beberapa famili berdasarkan ciri-ciri khusus dengan
perbedaan yang semakin kecil. Pada hewan, misalnya ordo Carnivora, terdapat
beberapa famili seperti Felidae (keluarga kucing dan harimau), Bovidae (keluarga
sapi), dan Canidae (keluarga anjing). Pada tumbuhan, misalnya ordo Solanales,
terdapat famili Solanaceae.
6. Genus (marga)
Famili dibagi lagi ke dalam beberapa genus berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
lebih khusus. Sebagai contoh, sapi dan banteng tampak berbeda, tetapi keduanya
dimasukkan ke dalam genus yang sama, yaitu Bos. Begitu juga dengan tomat dan
kentang yang tampak berbeda, tetapi keduanya dimasukkan ke dalam genus yang
sama, yaitu Solanum.
7. Spesies (jenis)
Genus dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau disebut spesies.
Spesies merupakan tingkatan takson yang terendah. Anggota dalam satu spesies
memiliki persamaan sifat paling banyak. Individu dari spesies yang sama akan
menghasilkan keturunan yang fertil jika melakukan perkawinan secara alamiah.
Sebagai contoh, pada genus Solanum terdapat spesies Solanum tuberosum, Solanum
melongena, dan Solanum lycopersicum.
8. Varietas atau ras
Pada individu-individu dalam satu spesies, kadang-kadang ditemukan perbedaan
yang sangat jelas, sangat khusus, atau bervariasi, sehingga disebut varietas atau
kultivar. Istilah varietas atau kultivar digunakan untuk tumbuhan, sedangkan pada
hewan disebut ras. Varietas adalah istilah botani, sedangkan kultivar adalah istilah
agronomi. Varietas secara botani adalah populasi tanaman dalam satu spesies yang
menunjukkan perbedaan ciri yang jelas. Sementara itu, kultivar terdiri atas populasi
tanaman budidaya terseleksi, galur murni, hasil kloning, dan hasil hibrida. Contohnya,
Oryza sativa ‘Bengawan’.

7
Di antara takson-takson tersebut di atas, kadang-kadang terdapat tingkatan antara.
Jika tingkatan antara ini terletak di atas takson, disebut supertakson. Namun, jika tingkatan
antara ini terletak di bawah takson, disebut subtakson. Contoh supertakson adalah
superkelas yang berada di atas kelas, superordo yang berada di atas ordo, superfamili yang
berada di atas famili, dan seterusnya. Sementara itu, contoh subtakson adalah subfilum
yang berada di bawah filum, subkelas yang berada di bawah kelas, subordo yang berada di
bawah ordo, dan seterusnya. Sebagai contoh, divisi Spermatophyta memiliki dua subdivisi,
yaitu Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji
tertutup).
Dalam melakukan klasifikasi, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu
sebagai berikut.
1. Kriteria klasifikasi tumbuhan
Dalam mengklasifikasikan tumbuhan, kriteria yang harus diperhatikan antara lain
adalah sebagai berikut.
a. Jumlah sel penyusun tubuh tumbuhan (uniseluler atau multiseluler).
b. Habitus (penampakan) saat hidup, seperti tegak, menjalar, atau merambat.
c. Organ reproduksinya.
d. Struktur jaringan pengangkut (xilem dan floem).
e. Tipe silinder pusat (stele).
f. Bentuk dan ukuran daun (mikrofil atau makrofil).
g. Cara reproduksi vegetatif dan generatif.
h. Ada tidaknya bunga, buah, dan biji.
2. Kriteria klasifikasi hewan
Dalam mengklasifikasikan hewan, kriteria yang harus diperhatikan antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Jumlah sel penyusun tubuh hewan (uniseluler atau multiseluler).
b. Jumlah lapisan embrional (diploblastik atau triploblastik).
c. Ada tidaknya saluran pencernaan.
d. Ada tidaknya selom atau rongga tubuh (aselomata = tidak mempunyai selom,
selomata = mempunyai selom).
e. Segmentasi atau sekat tubuh (pada hewan bersel banyak).
f. Skeleton atau rangka tubuh (eksoskeleton atau endoskeleton).
g. Anggota badan, seperti antena, kaki, sayap, atau sirip.
h. Simetri tubuh (radial simetris atau bilateral simetris).

8
Berikut ini adalah contoh klasifikasi untuk hewan dan tumbuhan.
1. Klasifikasi untuk orang utan (Pongo pygmaeus)

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Famili : Pongidae
Genus : Pongo
Spesies : Pongo pygmaeus

2. Klasifikasi untuk enau atau aren (Arenga pinnata)

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta (Angiospermae)
Kelas : Liliopsida atau Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata

Contoh Soal 2
Kelompok organisme berikut ini yang berada dalam tingkatan takson famili adalah ....
A. Solanum melongena
B. Felis
C. Felis dan Panthera
D. Felis, Panthera, dan Canis
E. Solanum, Capsicum, dan Nicotiana
Jawaban: C

9
Penjelasan:
• Solanum melongena (terong) adalah organisme pada tingkat spesies.
• Felis (kucing) adalah kelompok organisme yang memiliki ciri khas mengeong.
• Felis (kucing) dan Panthera (harimau) merupakan kelompok hewan dalam takson
famili, yaitu Felidae dengan ciri-ciri memiliki kantong kuku.
• Felis (kucing), Panthera (harimau), dan Canis (anjing) merupakan kelompok hewan
dalam takson ordo, yaitu Carnivora dengan ciri-ciri memiliki taring untuk mengoyak
makanan yang berupa daging.
• Solanum (terong, tomat, kentang), Capsicum (cabai), dan Nicotiana (tembakau)
merupakan kelompok tumbuhan dalam ordo Solanales. Ciri-ciri kelompok ini adalah
memiliki bunga dengan mahkota berbentuk seperti bintang.

D. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup


Setiap organisme yang sudah teridentifikasi diberikan suatu nama ilmiah yang
berlaku secara internasional. Pemberian nama ilmiah ini bertujuan untuk menghindari
kesalahpahaman dan agar mudah diingat. Hal ini berbeda dengan nama lokal. Suatu
spesies bisa memiliki nama lokal lebih dari satu, tergantung daerah yang menamainya.
Sebagai contoh, pisang dalam bahasa Jawa disebut gedang, tetapi kata gedang dalam
bahasa Sunda berarti pepaya.
Nama ilmiah yang diberikan pada suatu spesies oleh sebagian orang disebut nama
Latin. Sebutan ini kurang tepat, karena sebagian besar nama ilmiah bukan berasal dari
bahasa Latin, melainkan berasal dari bahasa lain yang dilatinkan.
Carolus Linnaeus pada tahun 1735 memperkenalkan sistem pemberian nama ilmiah
untuk setiap spesies, yang disebut binomial nomenklatur. Binomial nomenklatur adalah
sistem tata nama ganda, dengan setiap spesies memiliki nama ilmiah yang terdiri atas dua
kata.
Usaha-usaha penertiban nama ilmiah telah dirintis secara internasional sejak tahun
1867 untuk tumbuhan dan tahun 1898 untuk hewan. Dewasa ini, aturan tentang nama
ilmiah mengacu pada International Code of Botanical Nomenclature (untuk tumbuhan) dan
International Code of Zoological Nomenclature (untuk hewan). Berikut ini adalah penamaan
setiap takson sesuai dengan ICBN dan ICZN.
1. Nama filum atau divisi
Regnum Plantae dibagi menjadi 3 divisi yang namanya diberi akhiran –phyta, yaitu
Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), dan Spermatophyta
(tumbuhan berbiji). Untuk nama filum hewan, tidak ada aturan tertentu.

10
2. Nama kelas
Nama kelas pada tumbuhan berbeda-beda. Untuk divisi Spermatophyta, nama
ditambah akhiran –edoneae, seperti Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae.
Untuk divisi Bryophyta dan Pteridophyta, nama ditambah akhiran –opsida, seperti
Hepaticopsida. Sementara itu, untuk kelompok alga (Protista mirip tumbuhan),
nama ditambah akhiran –phyceae, seperti pada filum Chrysophyta, terdapat kelas
Chrysophyceae. Untuk nama kelas pada hewan, tidak ada aturan tertentu.
3. Nama ordo
Pada tumbuhan, nama ordo ditandai dengan pemberian akhiran –ales. Contohnya
kelas Dicotyledoneae memiliki ordo Solanales (terong-terongan), Myrtales (jambu-
jambuan), dan Euphorbiales (tumbuhan bergetah). Untuk nama ordo pada hewan,
tidak ada aturan tertentu.
4. Nama famili
Pada tumbuhan, nama famili ditandai dengan akhiran –aceae. Sebagai contoh, ordo
Solanales memiliki famili Solanaceae, atau ordo Myrtales memiliki famili Myrtaceae.
Pada hewan, nama famili ditandai dengan akhiran –idae. Sebagai contoh, ordo
Carnivora memiliki famili Felidae dan Canidae atau ordo Primata memiliki famili
Pongidae.
5. Nama genus
Nama genus terdiri atas satu kata yang berasal dari kata apa saja termasuk nama
orang. Aturan penulisan nama genus adalah selalu diawali dengan huruf besar dan
diikuti oleh huruf kecil, kemudian dicetak miring atau digarisbawahi. Contoh genus
pada hewan antara lain adalah Felis (kucing), Panthera (harimau), dan Bos (sapi).
Sementara itu, contoh genus pada tumbuhan antara lain adalah Rafflesia (bunga
Rafflesia), Oryza (padi), dan Vigna (kacang hijau).
6. Nama spesies atau jenis
Aturan pemberian nama spesies dalam sistem tata nama ganda adalah sebagai
berikut.
a. Menggunakan bahasa Latin, atau bahasa lain yang dilatinkan.
b. Terdiri atas dua kata, dengan kata pertama menunjukkan nama genus dan kata
kedua merupakan nama penunjuk spesies. Huruf pertama pada kata pertama
diawali dengan huruf besar dan huruf selanjutnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: Glycine max (kacang kedelai).
c. Nama genus dan nama spesies dicetak miring atau digarisbawahi terpisah.
Contoh: Glycine max atau Glycine max.

11
d. Jika nama penunjuk spesies tumbuhan terdiri atas dua kata, kedua kata tersebut
harus dirangkai dengan tanda hubung atau disatukan. Sementara untuk nama
hewan, tidak perlu dirangkai atau disatukan. Contoh: Hibiscus rosa sinensis
ditulis Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu). Panthera tigris sondaica tetap
ditulis Panthera tigris sondaica.
e. Jika nama spesies berasal dari nama seseorang yang berjasa menemukan, nama
penemu tersebut dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah
huruf (i) di belakangnya. Sebagai contoh, tanaman pinus yang ditemukan oleh
Merkus diberi nama Pinus merkusii.
f. Nama atau singkatan nama deskriptor (orang yang memberikan deskripsi
terhadap suatu spesies) dapat ditulis di belakang nama spesies, dengan huruf
tegak dan tanpa garis bawah. Contoh: Glycine max Merr. atau Glycine max Merr.
Merr adalah nama deskriptor E.D. Merrill.
7. Nama varietas atau ras
Pemberian nama varietas diatur oleh ICBN (International Code of Botanical
Nomenclature). Penulisan nama varietas didahului kata var, dengan nama varietas
dicetak miring atau digarisbawahi. Contoh penulisan nama varietas adalah Oryza
sativa var glutinosa (ketan putih). Sementara itu, untuk nama kultivar diberi tanda
petik dan tidak dicetak miring. Contohnya, Oryza sativa ‘Cisadane’.

Contoh Soal 3
Nama kelompok organisme berikut ini yang berada di tingkat ordo adalah ....
A. Bryopsida
B. Brassicaceae
C. Pongidae
D. Primata
E. Pongo pygmaeus
Jawaban: D
Penjelasan:
Tingkat ordo pada tumbuhan ditandai dengan pemberian nama yang berakhiran –ales.
Sementara itu, pada hewan tidak ada aturannya.
• Bryopsida menggunakan akhiran –opsida. Hal ini menunjukkan nama kelas pada
divisi Bryophyta.
• Brassicaceae menggunakan akhiran –aceae. Hal ini menunjukkan nama famili pada
tumbuhan berbiji.

12
• Pongidae menggunakan akhiran – idae. Hal ini menunjukkan nama famili pada
hewan.
• Primata menunjukkan nama ordo pada hewan.
• Pongo pygmaeus menunjukkan nama spesies, karena terdiri atas dua kata.

E. Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


Sistem klasifikasi makhluk hidup telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Ada
beberapa sistem klasifikasi yang pernah digunakan secara internasional, yaitu sistem dua
kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat kingdom, sistem lima kingdom, sistem enam
kingdom, dan sistem delapan kingdom. Berikut ini adalah penjelasan tentang masing-
masing sistem tersebut.

1. Sistem Dua Kingdom (1735)


Klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan sistem dua kingdom dikemukakan oleh
Aristoteles. Menurut sistem ini, organisme di Bumi dibagi menjadi dua kingdom, yaitu
kingdom Plantae (tumbuhan) dan kingdom Animalia (hewan). Hal ini didasarkan pada
morfologi luarnya.
a. Kingdom Plantae terdiri atas organisme yang memiliki dinding sel, berklorofil, dapat
berfotosintesis, dan tidak mudah bergerak bebas. Bakteri dan jamur juga dimasukkan
ke dalam kingdom Plantae meskipun tidak berklorofil.
b. Kingdom Animalia terdiri atas organisme yang tidak memiliki dinding sel, tidak
berklorofil, tidak berfotosintesis, dan dapat bergerak bebas. Manusia digolongkan
ke dalam kingdom Animalia.

Sistem ini sudah berkembang jauh sebelum era Linnaeus. Selanjutnya, Linnaeus
merumuskan dasar-dasar pemberian nama spesies dengan sistem binomial nomenklatur
pada tahun 1735.

2. Sistem Tiga Kingdom (1866)


Sistem tiga kingdom dalam klasifikasi makhluk hidup dikemukakan oleh Ernst Haeckel
pada tahun 1866. Sistem ini terbentuk setelah ditemukannya mikroskop berlensa tunggal
yang dapat mengungkap adanya organisme uniseluler. Sistem tiga kingdom membagi
organisme di Bumi menjadi tiga kelompok besar, yaitu kingdom Protista, kingdom Plantae,
dan kingdom Animalia. Ciri-ciri kingdom Protista antara lain adalah inti dan organelnya
bermembran, uniseluler atau multiseluler, serta susunan selnya sederhana dan tidak
membentuk suatu jaringan.

13
3. Sistem Empat Kingdom (1938)
Setelah ditemukannya mikroskop elektron, dapat diketahui bahwa ada organisme yang
memiliki membran inti dan ada yang tidak memiliki membran inti. Organisme yang tidak
memiliki membran inti disebut Prokariota, sedangkan organisme yang memiliki membran
inti disebut Eukariota. Dengan ditemukannya dua tipe organisme ini, sistem klasifikasi
mengalami perubahan. Herbert Copeland menyusun sistem empat kingdom untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup, yaitu kingdom Monera, kingdom Protista, kingdom
Plantae, dan kingdom Animalia. Kingdom Monera berisi bakteri dan alga hijau-biru.

4. Sistem Lima Kingdom (1969)


Pada tahun 1969, R.H. Whittaker membuat klasifikasi sistem lima kingdom. Dasar
klasifikasi yang digunakan adalah struktur sel dan cara mendapatkan makanannya. Jamur
dipisahkan dari Plantae, karena jamur tidak dapat membuat makanannya sendiri. Selain
itu, jamur memiliki struktur sel yang berbeda dengan sel tumbuhan. Sistem lima kingdom
terdiri atas kingdom Monera, kingdom Protista, kingdom Fungi, kingdom Plantae, dan
kingdom Animalia.
a. Kingdom Monera terdiri atas organisme uniseluler yang tidak memiliki membran inti
(bersifat prokariotik).
b. Kingdom Protista terdiri atas organisme yang memiliki membran inti dan organelnya
bermembran, uniseluler atau multiseluler, serta susunan selnya sederhana dan tidak
membentuk suatu jaringan.
c. Kingdom Fungi terdiri atas organisme yang tidak berklorofil, eukariotik, heterotrof,
dinding sel terbentuk dari zat kitin, dan umumnya bersifat saprofit dan parasit.
d. Kingdom Plantae terdiri atas organisme yang memiliki dinding sel, berklorofil, dapat
berfotosintesis, dan tidak mudah bergerak bebas.
e. Kingdom Animalia terdiri atas organisme yang tidak memiliki dinding sel, tidak
berklorofil, tidak berfotosintesis, dan dapat bergerak bebas.

5. Sistem Enam Kingdom (1977)


Pada tahun 1977, Carl Woese mengemukakan klasifikasi sistem enam kingdom. Hal ini
dilakukan setelah Woese menemukan perbedaan pada anggota Prokariota, yaitu berupa
perbedaan RNA ribosom dan urutan lengkap genom pada spesies bakteri yang masih
hidup. Prokariota kemudian dibagi menjadi dua kingdom, yaitu kingdom Archaebacteria
dan Eubacteria. Archaebacteria memiliki ciri utama berupa dinding sel yang tidak
mengandung senyawa peptidoglikan dan dapat hidup di lingkungan yang ekstrem.
Sementara Eubacteria memiliki dinding sel dari bahan peptidoglikan, kecuali genus

14
Chlamydia. Klasifikasi enam kingdom terdiri atas kingdom Archaebacteria, kingdom
Eubacteria, kingdom Protista, kingdom Fungi, kingdom Plantae, dan kingdom Animalia.

6. Sistem Delapan Kingdom (1993)


Pada tahun 1993, Thomas Cavalier-Smith mengajukan klasifikasi sistem delapan
kingdom. Cavalier-Smith memecah kingdom Protista menjadi dua kingdom terpisah, yaitu
Archezoa dan Protozoa. Pembagian tersebut didasarkan pada adanya anggota Protista
yang tidak memiliki mitokondria. Protista yang tidak memiliki mitokondria dimasukkan
ke dalam Archezoa, sedangkan Protista yang memiliki mitokondria dimasukkan ke dalam
Protozoa. Pada sistem delapan kingdom juga terdapat Chromista. Chromista merupakan
kingdom pemisahan dari Plantae. Pemisahan ini didasarkan pada letak kloroplas di dalam
sel. Pada Plantae, kloroplas terletak di sitosol, sedangkan pada Chromista, kloroplas berada
di dalam lumen retikulum endoplasma. Dengan demikian, sistem delapan kingdom terdiri
atas kingdom Archaebacteria, kingdom Eubacteria, kingdom Archezoa, kingdom Protozoa,
kingdom Chromista, kingdom Fungi, kingdom Plantae, dan kingdom Animalia.
Sistem klasifikasi yang masih banyak digunakan hingga saat ini adalah sistem lima
kingdom, yaitu sebagai berikut.
1. Monera, beranggotakan organisme prokariotik, yaitu bakteri dan alga biru.
2. Protista, beranggotakan organisme eukariotik uniseluler dan multiseluler, dapat
berfotosintesis atau tidak, dan aktif bergerak atau tidak bergerak, seperti Protozoa
dan alga.
3. Fungi, beranggotakan organisme eukariotik yang tidak berfotosintesis dan tidak
bergerak aktif.
4. Plantae, beranggotakan organisme eukariotik multiseluler, tidak bergerak aktif, dan
melakukan fotosintesis.
5. Animalia, beranggotakan organisme eukariotik multiseluler, bergerak aktif, dan
tidak berfotosintesis.

Contoh Soal 4
Alasan disusunnya klasifikasi sistem empat kingdom oleh Herbert Copeland adalah ....
A. adanya organisme yang dapat berfotosintesis dan tidak berfotosintesis
B. adanya organisme yang memiliki membran inti dan tidak memiliki membran inti
C. adanya organisme uniseluler dan multiseluler
D. adanya organisme yang dapat bergerak aktif dan tidak bergerak aktif
E. adanya perbedaan susunan RNA dan genom pada organisme
Jawaban: B

15
Penjelasan:
Sistem empat kingdom dibuat oleh Herbert Copeland dengan alasan ada kelompok
organisme yang memiliki membran inti dan ada yang tidak memiliki membran inti.
Kelompok yang memiliki membran inti disebut Eukariota dan yang tidak memiliki
membran inti disebut Prokariota. Oleh karena itu, Prokariota digolongkan sebagai
kingdom tersendiri, yaitu Monera. Sementara Eukariota dibagi menjadi tiga kingdom,
yaitu Protista, Plantae, dan Animalia. Dengan demikian, sistem empat kingdom terdiri atas
kingdom Monera, Protista, Plantae, dan Animalia.

F. Identifikasi Hewan dan Tumbuhan


Kegiatan identifikasi terhadap makhluk hidup dilakukan jika ditemukan suatu makhluk
hidup yang belum dikenal. Cara melakukan identifikasi adalah sebagai berikut.
1. Pertama-tama, dengan mengamati ciri-cirinya.
2. Selanjutnya, mencari persamaan dan perbedaan dengan cara membandingkan
organisme baru tersebut dengan organisme acuan yang sudah dikenal sebelumnya.
3. Terakhir adalah pemberian nama.

Hal-hal yang diperlukan dalam melakukan identifikasi antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Pengetahuan tentang klasifikasi makhluk hidup.
2. Buku-buku referensi (pustaka) atau sumber referensi lain.
3. Gambar organisme yang sudah diketahui dan telah memiliki nama.
4. Spesimen acuan (berupa organisme yang diawetkan).

Cara lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu organisme adalah
dengan menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah petunjuk praktis
untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan suatu organisme ke dalam suatu takson
tertentu. Setiap langkah dalam kunci determinasi disusun berdasarkan ciri-ciri organisme
yang berlawanan, sehingga kunci determinasi disebut kunci dikotom. Kunci dikotom
diperkenalkan pertama kali oleh Carolus Linnaeus.

Contoh kunci determinasi sederhana adalah sebagai berikut.


Disediakan organisme berupa bunga alamanda, bunga mawar, bunga sepatu, bunga lili,
dan bunga anggrek bulan.
1. a. Bunga tunggal........................................(2)
b. Bunga majemuk ....................................(4)

16
2. a. Daun kelopak berjumlah 3......................Liliaceae
b. Daun kelopak berjumlah 5 atau lebih.......(3)

3. a. Daun mahkota berjumlah 5.....................Malvaceae


b. Daun mahkota berjumlah lebih dari 5......Rosaceae

4. a. Daun mahkota berlepasan......................Orchidaceae


b. Daun mahkota berlekatan......................Apocynaceae

Berdasarkan kunci determinasi tersebut, diperoleh tabel pengamatan berikut.

No. Nama Tumbuhan Urutan Nomor Determinasi Famili


1. Bunga lili 1a – 2a Liliaceae
2. Bunga sepatu 1a – 2b – 3a Malvaceae
3. Bunga mawar 1a – 2b – 3b Rosaceae
3. Bunga anggrek bulan 1b – 4a Orchidaceae
4. Bunga alamanda 1b – 4b Apocynaceae

Contoh Soal 5
Terdapat lima jenis hewan yaitu tikus, marmut, mencit, hamster, dan bajing. Jika akan
membuat kunci determinasi menggunakan kelima ekor hewan tersebut, pembeda
pertama yang bisa digunakan adalah ....
A. bentuk telinga
B. panjang ekor
C. ketebalan rambut
D. jumlah gigi seri
E. ukuran tubuh
Jawaban: B
Penjelasan:
Tikus, marmut, mencit, hamster, dan bajing merupakan anggota hewan pengerat
(Rodentia). Jika ingin membuat kunci determinasinya, pembeda pertama yang bisa
digunakan adalah memiliki ekor panjang atau pendek. Dari pembeda ini, akan terbentuk
dua kelompok, yaitu kelompok hewan berekor panjang (tikus, mencit, dan bajing), serta
kelompok hewan berekor pendek (marmut dan hamster).

17

Anda mungkin juga menyukai