Anda di halaman 1dari 11

KLASIFIKASI

Klasifikasi makhluk hidup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengelompokkan


makhluk hidup. Pengelompokan tersebut didasarkan pada kesamaan ciri maupun perbedaan
yang ditemukan pada setiap makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan
melihat ciri ciri makhluk hidup yang paling umum hingga yang paling spesifik pada makhluk
hidup. Selain pengelompokan dari ciri-ciri makhluk hidup, pengelompokan juga dilakukan
dengan dasar ukuran, manfaat, dan juga habitat makhluk hidup.

Klasifikasi makhluk hidup dipelajari dalam ilmu taksonomi. Awalnya, ilmu


taksonomi diprakarsai oleh ilmuwan Swedia yang bernama C. Linnaeus. Olehnya, kelompok
makhluk hidup diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yakni animalia (hewan) dan juga
vegetabilia (tumbuhan). Linnaeus memperkenalkan tentang klasifikasi makhluk hidup dengan
urutan sebagai berikut (tertinggi ke terandah):Kingdom – Filium (Hewan) / Divisio
(Tumbuhan) – Klass – Ordo – Famiia – Genus – Spesies

Untuk pemberian nama ilmiah dari makhluk hidup diambil dari nama genus dan juga spesies
dalam klasifikasi makhluk hidup. Berikut ini aturan yang digunakan untuk pemberian nama
ilmiah pada makhluk hidup:

 Nama ilmiah menggunakan bahasa Latin.


 Nama ilmiah terdiri atas dua kata, kata pertama adalah nama genus dan kata kedua adalah
nama spesies.
 Penulisan nama ilmiah ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris bawah.
 Huruf pertama pada kata pertama (nama genus) harus menggunakan huruf kapital.
 Seluruh huruf pada kata kedua (nama spesies) tidak menggunakan huruf kapital.

Sebagai contoh, penulisan nama ilmiah untuk tanaman pisang adalahMusa paradisiacaatau
Musa paradisiaca. Musa dalam nama ilmiah tersebut adalah nama genus,
sedangkan paradisiaca adalah nama spesies.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Mengapa makhluk hidup yang ada di bumi perlu dikelompokkan? Berikut ini akan
dipaparkan beberapa tujuan dilakukannya klasifikasi makhluk hidup.

1. Untuk Mempermudah Proses Mempelajari Makhluk Hidup – Klasifikasi makhluk


hidup dilakukan dengan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya. Dengan
mengetahui klasifikasi makhluk hidup tertentu kita sekaligus mengetahui ciri-ciri dari
makhluk tersebut, kita sekaligus akan mengetahui makhluk hidup apa saja yang memiliki ciri
yang serupa.
2. Mengetahui Hubungan Kekerabatan – Klasifikasi makhluk hidup terjadi karena adanya
pengelompokan berdasarkan ciri. Tingkat takson yang diperkenalkan oleh Linnaeus dapat
membantu kita mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan
makhluk hidup yang lain. Dengan mengetahui ciri-ciri makhluk hidup berdasarkan tingkatan
takson, kita jadi memahami hubungan kekerabatan pada makhluk hidup.
3. Membedakan Makhluk Hidup yang Satu dengan yang Lainnya – Berdasarkan ciri-ciri
yang dimiliki oleh makhluk hidup, kita dapat mengetahui dan membedakan makhluk hidup
satu dengan yang lainnya. Misalnya antara kera dan monyet, meskipun mirip namun
keduanya memiliki nama ilmiah yang berbeda karena ada ciri yang membedakan antara
keduanya.
4. Untuk Menyederhanakan Objek Studi – Makhluk hidup yang ada di bumi berjumlah
jutaan. Untuk mempelajarinya tentu dibutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk itu, perlu
dilakukan klasifikasi ilmiah agar objek studi menjadi lebih sederhana. Klasifikasi makhluk
hidup akan lebih membantu kita untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup karena
telah dikelompokkan berdasarkan kesamaan ciri.
5. Memberi Nama Makhluk Hidup yang Belum Diketahui Namanya – Seiring
perkembangan waktu, berbagai penemuan spesies baru terus terjadi. Spesies-spesies baru
tersebut belum memiliki nama, karena itu perlu dilakukan klasifikasi makhluk hidup. Dengan
melihat ciri-ciri spesies yang ditemukan, spesies tersebut akan memiliki nama ilmiah sesuai
ciri-ciri yang ditunjukkan.
Dasar-dasar untuk Melakukan Klasifikasi Makhluk Hidup
Untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup ternyata tidak hanya didasarkan pada kesamaan
ciri saja, masih ada beberapa kriteria yang dijadikan dasar untuk melakukan klasifikasi
makhluk hidup, di antaranya:

 Berdasarkan kesamaan ciri. Dasar pertama yang dijadikan pedoman untuk


mengklasifikasikan makhluk hidup adalah berdasarkan kesamaan cirinya. Sebagai contoh
elang dan ayam akan masuk ke dalam jenis aves. Penggolongan tersebut didasarkan pada
kesamaan ciri makhluk hidup yaitu memiliki paruh, bulu, dan juga sayap.
 Berdasarkan perbedaan. Meskipun hewan satu dengan yang lainnya bisa masuk ke jenis
yang sama namun bisa jadi dua makhluk hidup dalam satu jenis itu memiliki perbedaan.
Misalnya antara ayam dan elang. Keduanya merupakan pengelompokan hewan berjenis aves,
namun keduanya memiliki perbedaan dari segi jenis makanan yang dikonsumsi. Ayam adalah
jenis hewan herbivora karena mengkonsumsi tumbuhan, sedangkan elang adalah hewan
karnivora karena mengkonsumsi binatang.
 Berdasarkan pada ciri morfologi dan juga anatominya. Langkah awal yang dilakukan
untuk mengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri morfologinya,
seperti menggolongkan beberapa jenis tumbuhan berdasarkan bentuk pohon, bentuk daun,
bentuk bunga, warna bunga, dan lain sebagainya. Jika ciri morfologi sudah diamati dan
diklasifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui ciri anatominya, seperti ada
atau tidaknya sel trakea, kambium, berkas pengangkut, dan sebagainya. Beberapa jenis
makhluk hidup mungkin memiliki struktur morfologi yang sama tetapi memiliki struktur
anatomi yang berbeda, atau bisa juga sebaliknya.
 Berdasarkan pada ciri biokimianya. Selain berdasarkan ciri morfologi dan antominya,
pengelompokan makhluk hidup juga bisa dilakukan dengan melihat struktur biokimianya,
seperti kandungan enzim, jenis-jenis protein, dan juga jenis DNA yang dimiliki. Ciri
biokimia tersebut akan memberikan bantuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara
makhluk hidup satu dengan yang lainnya.
 Berdasarkan pada manfaatnya. Makhluk hidup dengan ragam yang begitu banyak sudah
tentu memiliki manfaat yang berbeda-beda. Perbedaan manfaat itu dapat digunakan sebagai
dasar untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.

Tahapan-tahapan dalam Klasifikasi Makhluk Hidup


Linneaus yang dianggap sebagai bapak taksonomi dunia menyatakan beberapa tahapan yang
dapat dilakukan dalam mengklasifikasikan makhluk hidup, di antaranya:
 Tahap pertama adalah identifikasi. Tahapan identifikasi dilakukan dengan mendeskripsikan
ciri-ciri makhluk hidup yang akan diklasifikasikan.
 Tahap yang kedua adalah pengelompokan. Tahap pengelompokan dilakukan dengan
mengelompokkan makhluk hidup dengan dasar ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup
tersebut. Makhluk hidup dengan ciri-ciri yang sama akan masuk dalam satu kelompok yang
sama atau bisa dikatakan akan masuk dalam satu takson.
 Melakukan penamaan takson. Jika makhluk hidup sudah dikelompokkan ke dalam takson-
takson yang sejenis, selanjutnya adalah pemberian nama takson. Pemberan nama takson
tersebut dilakukan untuk mempermudah pengenalan ciri-ciri pada kelompok makhluk hidup
tertentu.

Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup

Tingkatan klasifikasi makhluk hidup terdiri atas 7 tingkatan. Tingkatan klasifikasi mahluk
hidup tersebut pertama kali dilakukan oleh Linneaus. Tingkatan takson tersebut dimulai dari
yang paling umum (tinggi) sampai yang paling spesifik (rendah). Berikut ini penjelasan
tentang 7 tingkatan klasifikasi makhluk hidup.

1. Kingdom atau Regnum – Kingdom adalah tingkatan tertinggi pada klasifikasi makhluk
hidup. Binatang akan diklasifikasikan sebagai kingdom Animalia, sedangkan tumbuhan
masuk ke dalam tumbuhan kingdom plantae.
2. Filum atau Divisio – Filum disebut juga dengan keluarga besar. Ciri-ciri umum pada satu
kingdom akan dikelompokkan menjadi beberapa filum, tergantung dari ciri-ciri yang
ditunjukkan. Beberapa contoh jenis filum pada hewan di antaranya filum Arthropoda dengan
ciri-ciri memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras, filum chordata memiliki ciri
bertulang belakang dan bernotokorda. Contoh lainnya adalah filum pada tumbuhan, seperti
filum Spermatophyta atau tumbuhan berbiji dan filum Basidiomycota atau disebut sebagai
tumbuhan jamur berbasidium.
3. Kelas – Tingkatan di bawah filum atau divisio adalah kelas. Jika tumbuhan atau hewan
pada filum atau divisio memiliki ciri yang sama maka akan dimasukkan ke dalam satu kelas.
Pada tumbuhan dikenal ada dua macam kelas yaitu tumbuhan dengan biji berkeping satu dan
tumbuhan dengan biji berkeping dua. Jadi filum Spermatophyta terbagi menjadi dua kelas
yaitu Monocotyledonae (berkeping satu) dan Dicotyledonae (berkeping dua). Sedangkan
pada hewan, hewan memiliki beberapa kelas. Sebagai contoh kelas hewan mamalia seperti
sapi, anjing, kuda, kambing, dan sebagainya.
4. Ordo – Tingkatan takson yang berada di bawah kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama
ordo biasanya berakhiran dengan –ales, sedangkan pada hewan tidak ada ciri khusus pada
karakteristik penamaan. Contoh penamaan ordo pada hewan misalnya adalah herbivora,
carnivora, omnivora, dan sebagainya. Contoh: kelas mamalia terbagi atas beberapa ordo,
misalnya ordo herbivora meliputi sapi, kambing, gajah, dan sebagainya, ordo carnivora
meliputi anjing, harimau, beruang, dan sebagainya, lalu ordo omnivora contohnya adalah
babi.
5. Famili atau Keluarga – Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo, biasanya
terdapat suatu kelompok yang berkerabat serta memiliki beberapa kesamaan ciri. Pada
tumbuhan, nama famili akan berakhiran -aceae, sedangkan pada hewan nama famili akan
berakhiran dengan -idae. Contohnya: Rosaceae (keluarga mawar), Solanaceae (keluarga
kentang), Falidae (keluarga kucing), dan Canidae (keluarga anjing).
6. Genus – Nama genus dari makhluk hidup dapat diambil dari berbagai kata, misalnya dari
zat kandungannya, nama hewan, dan lain sebagainya. Nama genus diawali dengan huruf
kapital, penulisannya dengan bercetak miring atau tegak namun dengan garis bawah.
7. Species atau Jenis – Species menjadi satuan dasar untuk sistem klasifikasi. Species
merupakan tingkatan terendah dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Spesies merupakan
makhluk hidup yang melakukan perkawinan dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan
yang fertil. Penulisan spesies makhluk hidup biasanya digabung bersama nama genus
makhluk hidup. Dua kata dalam penamaan ilmiah makhluk hidup menunjukkan nama genus
dan jenisnya. Kata pertama adalah nama genus, sedangkan kata kedua adalah jenis makhluk
hidup.
Itulah penjelasan mengenai 7 tingkatan takson pada sistem klasifikasi makhluk hidup.
Selanjutnya, akan dijelaskan mengenai perkembangan klasifikasi makhluk hidup dari masa
ke masa.

Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup dari Masa ke Masa


Klasifikasi makhluk hidup telah dikenal sejak zaman dahulu, Seorang ahli filsafat Yunani,
Aristoteles (384-322 SM), telah melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan
mengklasifikasikan tumbuhan dan hewan. Meskipun telah mengklasifikasikan makhluk hidup
menjadi tumbuhan dan hewan, pada masa itu manusia belum mengenal mikroorganisme
seperti bakteri atau berbagai makhluk bersel satu. Dalam perkembangannya, sistem
klasifikasi makhluk hidup telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Semua itu
tidak terlepas dari peranan para ilmuwan untuk terus melakukan penelitian. Berikut ini
beberapa sistem klasifikasi makhluk hidup dari masa ke masa.

1. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Pra-Linnaeus


Pada masa pra-Linnaeus, sistem klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan dasar
pengamatan ciri-ciri morfologis makhluk hidup. Pada masa ini, seorang ahli filsafat Yunani,
Aristotels, memiliki peranan besar dalam perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup.
Pada masa pra-Linnaeus, makhluk hidup baru diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tumbuhan
dan hewan. Sebenarnya, pada masa itu klasifikasi telah dilakukan secara merinci. Hewan-
hewan diberi nama berdasarkan manfaat, ciri-ciri, serta manfaat yang dimiliki. Hanya
saja pada masa itu orang-orang belum menyadari akan sistem klasifikasi makhluk hidup,
selain itu sistem klasifikasi juga dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Mereka
mengelompokkan makhluk hidup sebagai hewan dan tumbuhan.

2. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom


Sistem klasifikasi 2 kingdom merupakan awal mula majunya perkembangan sistem
taksonomi. Pada masa ini dikenal adanya 2 macam kingdom yaitu kingdom animalia (hewan)
dan kingdom plantae (tumbuhan). Pada masa ini, seorang ilmuwan asal Swedia bernama C.
Linneaus adalah tokoh yang berperan besar melakukan sistem klasifikasi makhluk hidup.
Sistem klasifikasi 2 kingdom diterapkan pada tahun 1735. Sistem klasifikasi 2 kingdom
dianggap belum sempurna dan masih memiliki beberapa kekurangan, seperti penggolongan
makhluk hidup yang masih terlalu umum serta kurang spesifiknya penggolongan tersebut.
Akibatnya, ada beberapa jenis makhluk hidup yang tidak dapat digolongkan ke dalam dua
kingdom tersebut. Meskipun masih belum sempura dan masih memiliki kekurangan, sistem
klasifikasi 2 kingdom dianggap sebagai cikal bakal atau pengarah utama untuk menuju sistem
kingdom selanjutnya.

3. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom


Jika sebelumnya Linneaus mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 kingdom,
selanjutnya Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 3
kingdom. Sistem klasifikasi 3 kingdom ini terdiri atas kingdom animalia (hewan), kingdom
plantae (tumbuhan), dan kingdom protista (organisme bersel satu dan organisme multiseluler
sederhana). Awal mula dimasukkannya protista menjadi salah satu kingdom ialah ketika
makhluk hidup bersel satu mulai ditemukan. Makhluk hidup bersel satu tersebut dibagi
menjadi 2 filum, filum pertama ialah filum Protozoa yaitu untuk menyebutkan makhluk
bersel satu yang dapat bergerak, filum yang kedua adalah Thallophyta atau Protophyta yaitu
filum yang menyatakan makhluk hidup bersel satu seperti alga dan bakteri. Kingdom Protista
digunakan untuk menyatakan organisme bersel satu. Kingdom ini memiliki sifat hewan dan
tumbuhan sekaligus.

Sayangnya, sistem klasifikasi 3 kingdom ini masih belum sempurna. Bakteri yang termasuk
ke dalam makhluk hidup tidak dapat dimasukkan ke dalam kingdom manapun. Hal tersebut
tidak lain karena bakteri merupakan organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel.
Terlepas dari itu semua, sistem klasifikasi 3 kingdom menunjukkan adanya kemajuan dalam
sistem klasifikasi. Organisme bersel satu atau multiseluler sederhana telah memiliki kingdom
tersendiri, mengingat makhluk hidup tersebut memiliki ciri yang berbeda dengan hewan dan
tumbuhan.

4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom


Copeland dan Whittaker adalah dua tokoh yang sangat berperan dalam penemuan sistem
klasifikasi 4 kingdom. Dua ilmuwan tersebut mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 4
kingdom. Meskipun sama-sama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom,
keduanya memiliki sistem klasifikasi yang berbeda. Copeland mengklasifikasikan makhluk
hidup menjadi kingdom Monera, kingdom Protoctista, kingdom Metaphyta dan kingdom
Metazoa. Tumbuhan Kingdom Monera merupakan kumpulan organisme yang tidak memiliki
membran inti dan memiliki sifat prokariotik. Lain halnya dengan kingdom Protoctista
(Protista) yang bersifat eukariotik. Kingdom Metaphyta merupakan kumpulan tumbuhan
yang mengalami masa pertumbuhan embrio. Sedangkan kingdom Metazoa merupakan
kingdom dengan kumpulan hewan yang mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus
hidupnya.

Lain halnya dengan Whittaker, ia mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom


Animalia, kingdom Plantae, kingdom Fungi, dan kingdom Protista. Fungi memang memiliki
ciri yang hampir sama dengan tumbuhan, hanya saja memiliki beberapa karakteristik yang
berbeda, karenanya fungi dijadikan satu kingdom tersendiri. Fungi adalah organisme
heterotrof yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, lain halnya dengan tumbuhan
yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Jamur/fungi tidak dapat melakukan proses
pencernaan sendiri layaknya binatang, fungi juga tidak dapat membuat makanan sendiri
seperti tumbuhan, karena itu fungi dikelompokkan menjadi kingdom tersendiri. Fungi hidup
dengan mengeluarkan enzim pencernaan pada sekitar makanan mereka, kemudian fungi akan
melakukan penyerapan nutrisi makanan ke dalam sel.

5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom


Kindom ini dianggap sebagai penyempurna dari sistem klasifikasi sebelumnya, yakni
klasifikasi 4 kingdom. Sayangnya, klasifikasi ini ternyata masih dianggap memiliki
kelemahan. Sistem klasifikasi 5 kingdom belum mampu mengklasifikasikan kingdom monera
secara tepat. Di dalam kingdom monera masih terdapat banyak perbedaan yang signifikan,
seperti dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid, dan lainnya.
6. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom
Sistem klasifikasi makhluk hidup menjadi 6 kingdom pertama kali dikemukakan oleh
ilmuwan asal Amerika bernama Carl Woese pada tahun 1977. 6 kingdom yang
diklasifikasikan oleh Carl Woese adalah kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom
Protista, kingdom Mycota, kingdom Eubacteria, dan kingdom Archaebacteria. Awal mula
dilakukannya klasifikasi 6 kingdom ini karena adanya penemuan monera archaebacteria di
samudera. Ternyata monera archaebacteria tersebut memiliki perbedaan dengan kingdom
monera lainnya yang merupakan eubacteria. Berdasarkan penelitian, arcahaebacteria lebih
menyerpai sel eukariotik. Namun pada masa ini banyak ilmuwan yang pro dan kontra
terhadap pengklasifikasian kingdom monera. Para ilmuwan menganggap bahwa kingdom
monera sudah mencakup eubacteria dan juga archaebacteria sekaligus. Namun banyak juga
ilmuwan yang setuju dengan sistem klasifikasi pada kingdom monera tersebut. Alasannya,
penjelasan mengenai kingdom monera menjadi lebih spesifik sehingga mempermudah proses
penelitian lebih lanjut.

7. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom


Sistem klasifikasi 7 kingdom pertama kali dikembangkan oleh Cavalier-Smith pada tahun
1998. 7 kingdom yang dimaksud meliputi kingdom Animalia, Plantae, Protista, Chromista,
Eumycota, Eubacteria, dan Archaebacteria. Dasar klasifikasi ini adalah dua kelas utama
makhluk hidup yakni eukariotik dan prokariotik. Selanjutnya, organisme eukariotik terbagi
menjadi 5 kingdom yaitu Animalia, Plantae, Protozoa (protista), Eumycota dan Chromista.
Sedangkan organisme prokariotik terbagi menjadi 2 kingdom yaitu Eubacteria dan
Archaebacteria.

Dalam klasifikasi 7 kingdom terdapat jenis kingdom baru, yakni kingdom Chromista.
Kingdom tersebut memiliki anggota yang berasal dari kingdom fungi dan protista yaitu
Oomycota, Hyphochytriomycota, Bacillariophyta, Xanthophyta, Silicoflagellates,
Chrysophyta, dan Phaeophyta. Beberapa jenis organisme tersebut memiliki perbedaan dengan
kingdom asalnya karena organisme tersebut memiliki klorofil a dan klorofil c. Organisme
tersebut juga tidak menyimpan makanan sebagai kanji melainkan dalam bentuk minyak, dan
juga organisme-organisme tersebut mampu menghasilkan sel dengan dua flagella yang
berlainan. Klasifikasi kingdom ini dianggap lebih sempurna karena mampu
mengklasifikasikan berbagai kingdom menjadi lebih spesifik.

Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi. Tokoh yang
mengenalkan ilmu taksonomi adalah Carolus Linnaeus. Dalam taksonomi, diperkenalkan
penulisan nama ilmiah untuk mempermudah mengingat kelompok kelas, genus, atau spesies
suatu makhluk hidup. Berikut ini adalah tata cara atau aturan penulisan nama ilmiah.
Klasifikasi Tumbuhan

Makhluk hidup yang masuk dalam kelompok ini adalah semua jenis tumbuhan, seperti pohon
mangga, pohon rambutan, tanaman hias, dan lain sebagainya. Kingdom plantae/tumbuhan
merupakan tingkatan tertinggi. Sedangkan tingkat terendahnya adalah spesies. Dalam
pengelompokan tingkat kingdom, variasi yang dimiliki antara satu individu dengan individu
lain masih sangat beragam. Keberagaman semakin menyempit pada pengelompokan tingkat
spesies. Dari tingkat kingdom sampai dengan spesies terdapat beberapa pengelompokan
secara bertahap.

Gambar dibawah menunjukkan diagram klasifikasi tumbuhan dimulai dari tingkat yang
paling tinggi ke tingkat yang paling rendah.
Klasifikasi Hewan

Seperti pada klasifikasi makhluk hidup untuk tumbuhan, pengelompokan tertinggi pada
klasifikasi hewan juga dimilai dari tingkat kingdom, yaitu kingdom animalia/hewan. Semua
jenis hewan masuk dalam kelompok kingdom animalia. Keberagaman akan semakin
menyempit pada pengelompokan tingkat spesies. Dari tingkat kingdom sampai dengan
spesies terdapat beberapa pengelompokan secara bertahap. Diagram di bawah merupakan
klasifikasi hewan dari tingkat paling tinggi ke tingkat yang paling rendah.
Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup

Ilmu tentang pengelompokkan makhluk hidup berkembang dan disempurnakan dengan


mengamati ciri-ciri makhluk hidup secara lebih baik. Perkembangan klasifikasi makhluk
hidup yang akan dibahas di sini adalah klasifikasi makhluk hidup menurut Carl Woese.
Pengelompokannya meliputi Eubacteria, Archaebacteria, Protista, Fungi/Jamur,
Plantae/Tumbuhan, dan Animalia/Hewan. Simak ulasan lebih lengkapnya pada ulasan materi
di bawah.
1. Eubacteria (Bakteri Sejati)
Ciri-ciri: prokariotik, uniseluler, dinding sel tersusun atas peptidoglikan (gula dan
protein).
Contoh: Escherichia coli, Clostridium tetani, Bacillus anthracis.
2. Archaebacteria (Bakteri bersel tunggal)
Ciri-ciri: prokariotik, uniseluler, dinding sel terdiri dari polisakarida dan protein.
Contoh: methanogen, halofil, termoasidofil.
3. Protista
Ciri-ciri: eukariotik, uniseluler dan multiseluler, autotrof, dan heterotrof.
Contoh: amoeba, paramecium, euglena.
4. Fungi/Jamur
Ciri-ciri: eukariotik, multiseluler, dan heterotrof.
Contoh: Penisilium notatum.
5. Plantae/Tumbuhan
Ciri-ciri: eukariotik, multiseluler, dan autotrof.
Contoh: pohon rambutan.
6. Animalia/Hewan
Ciri-ciri: eukariotik, multiseluler, dan Heterotrof.
Contoh: kuda, sapi

Untuk memudahkan dalam memahami klasifikasi, dapat dilakukan dengan membuat :


1. kladogram / pohon filogenik yang menjelaskan hubungan antara berbagai jenis mahkluk
hidup yang dikelompokkan. Contoh kladogram : kladogram Primata
2. Kunci determinasi ( kunci dikotomis ) Suatu cara mengidentifikasi mahkluk hidup dengan
membandingkan dua hal yang berlawanan Contoh : pada tumbuhan
1.a. Tumbuhan tidak berbiji ..................................................2
1.b. Tumbuhan berbiji ...........................................................3
2.a. Tidak mempunyai pembuluh xilem dan floem...............Tumb. Lumut
2.b. Mempunyai pembuluh xilem dan floem .......................Tumb.Paku
3.a. Biji tidak dilindungi daun buah .....................................Gymnospermae
3.b. Biji dilindungi daun buah ..............................................4
4.a. Biji tidak berbelah .........................................................Monokotil
4.b. Biji berbelah ..................................................................Dikotil

Salah satu System klasifikasi yang hingga saat ini masih banyak digunakan di sekolah
menengah di Indonesia adalah klasifikasi system 5 kingdom. Dalam system 5 kingdom
mahkluk hidup dikelompokkan ke dalam 5 kingdom, yaitu : Kingdom Monera : meliputi
archaebacteria, dan eubacteria Kingdom Protista : meliputi protista mirip tumbuhan ( Alga ),
protista mirip hewan ( Protozoa ), dan protista mirip jamur ( Jamur Lendir ) Kingdom Fungi :
meliputi Zigomycota, Askomycota, Basidiomycota, Deuteromycota Kingdom Plantae,
meliputi : Bryophyta, Pteridophyta, Gymnospermae, Angiospermae ( dikotil dan monokotil )
Kingdom Animalia, meliputi : invertebrata ( porifera, cnidaria, platyhelminthes,
nemathelminthes,anellida, mollusca,arthropoda, echinodermata ) dan Vertebrata ( pisces,
reptilia, aves, amphibia dan mammalia ).

Pada studi sistematika atau pengelompokan makhluk hiduP,baik tumbuhan, hewan maupun
mikroorganisme dilakukan melalui beberapa pendekatan (analisis),yaitu analisis fenetik dan
analisis filogenetik. Kedua analisis ini akan menginterpretasikan jauh dekatnya kekerabatan
sejumlah makhluk hidup yang sedang diamati. Analisis fenetik merupakan salah satu
analisis di dalam studi sistematika yang dapat menginterPretasikan hubungan kekerabatan
makhluk hidup berdasarkan kesamaan ciri atau karakter (ouerall similarity) antara takson
yang sedang dipelajari, tanpa memPerhatikan perjalanan evolusinya. Hasil analis fenetik
disebut fenogram. Analisis filogenetik merupakan salah satu analisis dalam studi sistematika
yang dapat menginterPretasikan hubungan kekerabatan makhluk hidup berdasarkan
kesamaan atau kemiripan morfologi, fisiologi, analisis DNA serta hubungan jauh dekat
kekerabatannta. Analisis filogenetik dapat digambarkan dengan pohon filogenetik atau
kladogram.
Penggolongan sistem klasifikasi
s. Sistem Artrfisial atau Buatan
Sistem artifisial adalah klasifikasi Yang menggunakan satu atau dua ciri Yang mudah
diamati Yang ada Pada makhluk hiduP. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciriciri
atau sifat-sifat Yang sesuai dengan kehendak manusia atau klasifikasi sif at lainnya,
Misalnya' tumbuhan daPat menggunakan dasar habitat (temPat hiduP) dan habitus
(Perawakan) beruPa semak, terna, dan Pohon, Perdu, memanjat.
b. Sistem Alsmi
Klasifikasi sistem alami dirintis oieh Michael Adams danJean BaPtiste de Lamarck' Sistem
terbentuknYa ini menghendaki takson kelomPok-kelomPok Yang alami' artimya
anggotaanggotanya Yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnYa
sePerti Yang dikehendaki oleh alam' Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar
Persamaan dan Perbedaan mor{ologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar' Contoh'
hewan berkaki dua' berkaki emPat, tidak berkaki' hewan bnrsaYaP, hewan bersiriP' hewan
bersisik' dan berambut'
Sementara itu, Pada tumbuhan' . ada kelomPok tumbuhan berkePing biji satu dan
tumbuhan berkePing biji dua.
c. Sistem Filogenetik
Sistem filogenetik Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin Pada tahun 1859'
Menurut Darwin, terdaPat hubungan antara klasifikasi makhluk hiduP dan evolusi'
Sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnYa kekerabatan antara takson
satu dan lainnYa'Selain Yang mencerminkan Persamaan dan Perbedaan silat morfologi'
anatomi, atauPun fisiologinYa. sistem ini Pun menjelaskan mengapa semua makhluk hiduP
memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetaPi berbeda-beda dalam bentuk susunan dan
fungsinYa'

Anda mungkin juga menyukai