Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

KLASIFIKASI MAHKLUK HIDUP


Keanekaragaman mahkluk hidup dimuka bumi mengalami banyak perbedaan.
Perbedaan-perbedaan antara satu dengan yang lainnya itulah merupakan keanekaragaman
mahkluk hidup. Untuk mempelajari keanekaragaman mahkluk hidup kita perlu melakukan
klasifikasi atau pengelompokan.
Klasifikasi mahkluk hidup adalah suatu cara memilah-milah dan mengelompokkan
hidup menjadi golongan-golongan atau unit-unit tertentu.
1. Tujuan dan dasar-dasar klasifikasi mahkluk hidup
Tujuan klasifikasi mahkluk hidup : Mempermudah untuk mengenali, membandingkan
dan mempelajari makhluk hidup.
Dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup
Makhluk hidup dikelompokkan (diklasifikasikan) berdasarkan persamaan dan
perbedaan sifat atau ciri. Setiap cara pengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan
berbagai dasar. Contohnya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan ukuran tubuhnya, tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon, perdu dan
semak.
Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan
yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan air
(hidrofit) dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab (higrofit).
Berdasarkan manfaatnya, tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-obatan,
tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya.
Berdasarkan jenis makanannya, hewan dikelompokkan menjadi hewan pemakan daging
(karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora) dan hewan pemakan hewan serta
tumbuhan (omnivora).
Dalam pengelompokkan makhluk hidup dengan cara demikian dibuat berdasarkan
keinginan orang yang mengelompokkannya.
2. Klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus

Cara mengklasifikasi makhluk hidup pertama kali diperkenalkan oleh Carolus


Linnaeus (1707-1778). Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup.
Carolus Linnaeus menyusun klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan
perbedaan struktur tubuh. Dalam klasifikasi makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan
beranekaragam dipilah dan dikelompokkan. Kelompok-kelompok tersebut disebut dengan
takson. Jadi, takson merupakan tingkatan dalam klasifikasi.
Contoh tingkatan takson dalam klasifikasi tumbuhan dan hewan antara lain :
Kingdom Plantae
Divisi (division)
Kelas (classis)
Bangsa (ordo)
Suku (familia)
Marga (genus)
Jenis (spesies)

Kingdom Animalia
Filum (fhylum)
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies

3. Sistem klasifikasi lima kingdom


Pada tahun 1969, Robert H. Whitaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima
kingdom yaitu :
Kingdom monera
Makhluk hidup yang tergolong monera memiliki sel prokariotik atau tidak
memiliki membrane inti. Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru
(cyanobacteria).

Kingdom protista
Makhluk hidup yang tergolong protista memiliki sel eukariotik atau membrane
inti. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok
protista yang menyerupai hewan adalah protozoa dan protista yang menyerupai

tumbuhan adalah ganggang.


Kingdom Fungi (jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tidak dapat membuat makanannya sendiri.
Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organic dari lingkungannya
sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok yang tergolong jamur

adalah semua jamur kecuali jamur lender (myxomycota) dan jamur air (oomycota)
Kingdom Plantae (tumbuhan)

Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah
berdifirensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat
membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Kelompok ini terdiri dari,
tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan berbiji

tertutup.
Kingdom Animalia (hewan)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdifirensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya
sendiri yang bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu
hewan yang tidak bertulang belakang (invertebrate) dan hewan bertulang belakang
(vertebrata)

Nama ilmiah makhluk hidup


Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis makhluk hidup ini
adalah Carolus Linnaeus. Cara pemberian nama itu disebut binomial nomenklatur atau tata
nama binomial. Binomial Nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau yang
dilatinkan. Aturan tata nama tersebut adalah sebagai berikut.
Kata pertama adalah genusnya dan kata kedua adalah petunjuk jenisnya.
Huruf pertama nama genus menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama penunjuk

jenis menggunakan huruf kecil.


Nama genus dan petunjuk jenis harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak dengan

huruf miring.
Adapun contohnya adalah sebagai berikut :
Oryza sativa atau Oryza sativa (padi)
Zea mays atau Zea mays (jagung)
Bos sundaicus atau Bos sundaicus (banteng)
Columba livia atau Columba livia (merpati)
Pongo pigmaeus atau Pongo pigmaeus (orang utan)
Kunci determinasi
Kunci determinasi adalah keterangan mengenai ciri-ciri suatu makhluk hidup.
Tujuan adanya kunci determinasi adalah untuk mengenali dan menetapkan identitas suatu
makhluk hidup agar dapat dimaksukkan kekelompok tertentu dalam klasifikasi. Menetapkan
identitas suatu makhluk hidup berarti melakukan identifikasi. Dengan identifikasi kita dapat
menentukan nama yang benar dan tempat yang tepat dalam sistem klasifikasi dari suatu
makhluk hidup

Tujuan, manfaat dan Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Tujuan, Manfaat dan Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup - Klasifikasi makhluk hidup pada
mulanya dibedakan atas dua kelompok, yaitu makhluk hidup yang bermanfaat dan tidak
bermanfaat.
Selanjutnya, pengklasifikasian itu berkembang dengan cara lain seperti berdasarkan tempat
hidupnya, misalnya hewan darat dan hewan air, tumbuhan darat dan tumbuhan air,
berdasarkan ukuran besar kecilnya, misalnya tumbuhan rumput-rumputan, tumbuhan
pepohonan, tumbuhan perdu dan berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan pangan,
tumbuhan obat-obatan, dan lain-lain.
1. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup.
Sampai saat ini, jumlah makhluk hidup semakin banyak dan beraneka ragam, baik dalam hal
ukuran, bentuk, struktur tubuh, maupun cara hidupnya. Karena begitu kompleksnya, tak
mungkin klasifikasi mahluk hidup tersebut hanya menggunakan cara-cara sederhana seperti
telah dijelaskan di depan. Sistem klasifikasi makhluk hidup terus berkembang seperti
perkembangan ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu, sistem klasifikasi makhluk hidup dipelajari
tersendiri dalam cabang ilmu biologi, yaitu taksonomi yang khusus membahas sistem
pengelompokan makhluk hidup. Seperti kita ketahui bersama bahwa klasifikasi merupakan
suatu cara pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Sebenarnya,
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
a. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki;
b. mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis yang lain;
c. mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup;
d. memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti
berikut.
a. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam. Jika
ingin mengamati jantung dari anggota Aves, apakah Anda akan membuka seluruh jantung
semua jenis burung/Aves? Tentu tidak mungkin. Bayangkan, betapa repotnya bila kita harus
melakukan hal itu. Untuk itu, Anda cukup hanya mengamati jantung dari salah satu anggota
Aves, misalnya burung dara.
b. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Apabila
Anda mengamati hewan kelelawar, elang, dan marmot, apakah kelelawar termasuk golongan
Mamalia sama seperti marmot? Jika kita amati dengan saksama, maka kelelawar memiliki

kesamaan dengan marmot, yaitu termasuk hewan menyusui (Mamalia), kesamaan lainnya
adalah bereproduksi dengan beranak.
Walaupun kelelawar dan elang memiliki sayap untuk bisa terbang di udara, tetapi elang
mempunyai perbedaan, yaitu tidak menyusui, melainkan bertelur, sehingga elang termasuk
kelompok Aves (burung).
2. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
Anda sudah mengetahui bahwa klasifikasi merupakan cara yang baik untuk mempermudah
dan menyederhanakan objek studi tentang makhluk hidup. Selain itu, mempelajari klasifikasi
dalam biologi sangat penting dalam memahami keanekaragaman makhluk hidup yang sangat
kompleks di dunia ini.
Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk hidup
lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan. Bagaimana
cara mengelompokkan makhluk hidup itu dan dengan dasar apakah pengelompokan tersebut
dilakukan?
Marilah kita coba bandingkan antara ayam dan elang. Persamaan dan perbedaan apakah yang
dapat kita lihat dari kedua hewan itu? Perhatikan pada Tabel berikut.
Ciri
Persamaan
1. Berbulu
2. Mempunyai sayap
3. Jumlah kaki
4. Mempunyai paruh
5. Berkembang biak
Perbedaan
1. Jenis makanan

Ayam

Elang

Ada
Ada
Dua
Ada
Bertelur

Ada
Ada
Dua
Ada
Bertelur

Biji-bijian

Daging

Berdasarkan pengamatan tersebut Anda akan melihat persamaan dan perbedaannya. Jadi, dasar
untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Persamaan
Seperti yang kita lihat pada contoh di depan, yaitu antara ayam dan elang, berdasarkan ciri-ciri
yang Anda lihat, termasuk golongan apakah ayam dan elang? Dengan mengamati ciri-cirinya,
maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves
(burung) karena memiliki bulu, sayap, dan paruh.
b. Berdasarkan Perbedaan

Apabila Anda mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan jenis
makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk golongan karnivora,
yaitu pemakan daging.
c. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Seperti yang Anda lihat dan amati seperti contoh di depan, maka untuk mengetahui persamaan
dan perbedaan dari makhluk hidup pertama-tama yang dapat Anda lakukan adalah mengamati
dari bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap.
Apabila Anda hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat Anda amati
adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lainlain. Ciri-ciri inilah
yang dinamakan ciri morfologi. Apabila Anda mengamati dari ada tidaknya sel trakea,
kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan
ciri anatomi.
d. Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup selain
berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia,
misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat
menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.
e. Berdasarkan Manfaat
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk
hidup.

OLEH

RETNO DWI ANJANI


VII.6
SMP NEGERI 45 PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2O14/2O15

Anda mungkin juga menyukai