Anda di halaman 1dari 21

Andhika Afid'z Mobile Blog

Blognya Anak Madura (PAMEKASAN)

 Home
 About Me
 RSS

Taksonomi, Takson dan Klasifikasi Mahluk


Hidup
Posted by Andhika Afidz • Under: Biologi
March072013
Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Setiap makhluk hidup memiliki ciri- ciri
khusus yang membedakannya dengan makhluk hidup yang lain, tetapi ada beberapa
makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan. Persamaan dan perbedaan
itulah yang dijadikan dasar klasifikasi makhluk hidup. Ilmu tentang pengelompokkan
makhluk hidup ini disebut TAKSONOMI.
Dasar pengelompokkan makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan perbedaan
ciri- ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain. Prinsip dan cara
mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan
membentuk TAKSON .

TAKSON adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak


persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup
yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.

KLASIFIKASI adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri


tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan
dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris.
Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778) , seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam
sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem
klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa
Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi. Klasifikasi makhluk hidup
didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya
bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama
dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah:

a. Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon,


perdu, dan semak.

b. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan


menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di
lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembap (higrofit).

c.Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman


obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya

d. Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan


pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan
pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora) .

Cara pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai yang
disebabkan karena dalam pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian
dibuat berdasarkan keinginan orang yang mengelompokkannya.

DASAR-DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

1. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan yang dimilikinya


Contohnya ayam dan elang. Kedua hewan ini memiliki persamaan yaitu sama-sama
memiliki bulu (feather), sama- sama memiliki sayap, dan sama-sama memiliki paruh.
Dari persamaan tersebut akhirnya kedua jenis makhluk hidup diatas digolongkan
kedalam jenis keluarga Aves (burung / unggas). Meski sebenarnya meski sama- sama
memiliki sayap, keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

2. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan perbedaan yang dimilikinya


Kembali pada ayam dan elang diatas. Meski sama-sama memiliki paruh, sayap dan
bulu, tapi kedua jenis aves diatas memiliki perbedaan yang sangat telak, yaitu pada
pola makan dan cara hidup. Ayam lebih condong memakan biji-bijian (herbivora)
sedangkan Elang tergolong binatang pemakan daging (karnivora).
3. Klaisfikasi Makhluk hidup berdasarkan ciri marfologi dan ciri anatomi
Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri marfologi dan anatomi maksudnya adalah
mengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dilihat
berdasarkan bentuknya dan susunan tubuhnya. Contohnya adalah pepohonan. Secara
marfologi beberapa tumbuhan pasti memiliki kesamaan baik dalam hal bentuk batang,
daun, bunga dan lain-lain. Tapi apabila diamati susunan penampangnya pasti akan
muncul perbedaan seperti ada tidaknya kambium, berkas pengangkut, dll.

4. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri Biokimia


Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri biokimia contohnya adalah dapat dilihat
dari jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein dan jenis- jenis DNA yang menjadi
penyusun tubuh makhluk hidup tersebut. Dari ciri Biokimia dapat ditentukan
hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain.

5. Klaisfikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat


Setiap makhluk hidup pasti memiliki manfaat bagi manusia. Dengan mengelompokan
makhluk hidup berdasarkan manfaatnya, kita bisa menentukan langkah-langkah yang
tepat dalam memanfaatkan kelebihan tersebut secara lebih optimal. Contohnya ayam.
Ada ayam yang bermanfaat untuk diambil dagingnya, ada pula ayam yang lebih
bermanfaat jika diambil telurnya. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya
kita bisa memanfaatkannya demi kesejahteraan umat manusia secara optimal dan
efektif.

TUJUAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki

2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan


makhluk hidup dari jenis lain

3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup

4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama.

Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :

1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat


beraneka ragam
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk
hidup

3. Klasifikasi memudahkan komunikasi

PROSES ATAU TAHAPAN KLASIFIKASI

Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae
(sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara
perkembangbiakannya. Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok- kelompok
makhluk hidup yang disebut takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup
diberi nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang dipakai
saat ini adalah sistem tata nama biner yang disebut binomial nomenclature yang
diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang dijuluki Bapak Taksonomi.

Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.

1.Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau


mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.

2.Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian


dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk
hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit- unit yang disebut takson.

3.Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok- kelompok ini diberi nama untuk
memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
PROSES ATAU TAHAPAN KLASIFIKASI

Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae
(sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara
perkembangbiakannya.
Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok- kelompok makhluk hidup yang disebut
takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup diberi nama berdasarkan
kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang dipakai saat ini adalah sistem tata
nama biner yang disebut binomial nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus yang dijuluki Bapak Taksonomi.

Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.

1.Pencandraan (identifikasi),
Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk
hidup yang akan diklasifikasi.

2.Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan,


makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki
ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-
unit yang disebut takson.

3.Pemberian nama takson,


selanjutnya kelompok- kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam
mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.

TINGKATAN TAKSON

Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok


besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok- kelompok kecil.
Kelompok- kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih
kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang
beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup.
Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah
distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical
Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan
takson antara lain :

Kingdom

Divisio

Clasis

Order

Familia

Genus

Species

Tingkatan Dalam Bahasa Indonesia

Dunia/Kerajaan

Divisio/Filum

Kelas

Ordo

Suku

Marga

Jenis

Keterangan :

1. KINGDOM. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup.


Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni
dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969).
Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia
2. FILUM/DIVISIO (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan pada dunia
hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas
organism- organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak
memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran
khas, antara lain phyta dan mycota.

3. KELAS (CLASSIS) . Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum
atau divisio.

4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan,
nama ordo umumnya diberi akhiran ales.

5. FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family


tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi
nama idea.

6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama
genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh
huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.

7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).

TATA NAMA DAN ATURAN BINOMIAL NOMENKLATUR

Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam
pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena
pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan
species)
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :

a. Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)

b. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis digunakan huruf kecil
c. Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan

d. Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis
bawah, atau lainnya)

e. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.

f. Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species,
melainkan nama subspecies (anak jenis) , yaitu nama takson di bawah species

g. Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung
(Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.

MACAM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang
mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.

1. Sistem artifisial / buatan

Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang


ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup.
Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).

2. Sistem natural / alami

Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur


tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah .
Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus
berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh
karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti
makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal
10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.

3. Sistem modern (filogenetik)

Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara


evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai
berikut:

a. Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal


b. Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus,
dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti
rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini
lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke
dalam golongan laba-laba.

c. Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi


makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

Sistem Klasifikasi Domain

Belakangan, sistem Kingdom sempat dianggap basi, sehingga dibentuk sistem baru
yang menambah urutan dan memiliki lebih sedikit jenis, yaitu Domain. Ada tiga jenis
Domain, yaitu:

1. Archaea (dari Archaebacteria)

2. Bacteria (dari Eubacteria)

3. Eukarya (termasuk fungi, hewan, tumbuhan, dan protista)

SISTEM KLASIFIKASI ENAM KINGDOM (MENURUT WOESE TAHUN 1977)

Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu
kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk
hidup menjadi 2 kerajaan :

1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari
selulosa.

2. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri melalui


proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan hewan tidak memiliki
dinding sel sementara hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan
umumnya dapat berpindah tempat.

Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, yaitu jamur
(fungi). Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian
mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan) ,
Fungi (jamur), dan Animalia (hewan). Setelah para ahli mengetahui struktur sel
(susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan,
yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia, Pengelompokan ini berdasarkan ada
tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki membran inti disebut sel eukariotik, sel
yang tidak memiliki membran inti disebut sel prokariotik. Pada tahun 1969 Robert H.
Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera,
Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan
sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi
kingdom Eubacteria dan Archaebacteria. Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk
Hidup Enam Kingdom:

Kingdom Eubacteria

Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal
(uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel
prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya
dan dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.

Kingdom Archaebacteria

Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot
dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan
terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari
anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Namun hingga
sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom
yang ditemukan oleh Whittaker. Makhluk hidup di Kingdom Archaebacteria tidak
jauh berbeda dengan yang ada di Kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu
Kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrem.

Kingdom Protista

Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik.
Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak
berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan.
Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista
menyerupai jamur, dan Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa:
hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu
Flagellata/ Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noc tiluca,
Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/ Infusiora (rambut getar, contoh
Paramaecium) , Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa
(tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium).
Kingdom Fungi (Jamur)

Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya
sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua
jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa
kelompok kelas antara lain:

a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya Physarum policephalius.

b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae,
mucor mue)

Kingdom Plantae (Tumbuhan)

Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta) , tumbuhan paku (Pteridophyta) ,


tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae).

Kingdom Animalia (Hewan)

Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan
tidak bertulang belakang (invertebrata/ avertebrata) dan hewan bertulang belakang
(vertebrata).

SISTEM KLASIFIKASI 6 KINGDOM

Pada tahun 2004, seorang ilmuwan, Thomas Cavalier- Smith mengklasifikasikan


makhluk hidup menjadi k Kingdom juga, namun dengan memisahkan Eukaryota dari
Protista yang bersifat autotrof menjadi Kingdom baru, yaitu Chromista. 6 Kingdom
menurut Klasifikasi Cavalier-Smith, yaitu:

1. Bacteria

2. Protozoa

3. Chromista

4. Fungi
5. Plantae

6. Animalia

Walaupun sekarang Indonesia sedang berusaha mengadaptasikan klasifikasi Domain,


namun klasifikasi menurut ketentuan terakhir (yang terbaru) adalah klasifikasi
Cavalier-Smith ini.

SEJARAH KLASIFIKASI

Klasifikasi organisme dimulai dari kebutuhan manusia akan tempat tinggal, makanan
dan obat-obatan. Taksonomi tumbuhan dibedakan atas 6 periode yaitu:

1. Periode preliterature

Pada periode ini manusia sangat primitive, mereka memperoleh makanan dari berburu
dan bercocok tanam. Mereka mengetahui tanaman dari fungsinya untuk dimakan dan
obat-obatan. Mereka secara otomatis telah mengklasifikasikannya, mereka
mendiskripsikan dan mengklasifikasikannya dari guna dan berbahaya atau tidaknya
suatu tanaman dan menempatkannya pada kategori sehingga mudah digunakan
sebagai referensi.

2. Literature kuno

Pada periode ini, mereka telah mencapai kesimpulan berdasarkan alasan daripada
analisis dari observasi. Mereka telah menuliskan perbedaan antara bagian luar dan
bagian dalam organ. Mereka diklasifikasikan dalam pohon, semak, selain semak.
Mereka juga terbagi dalam berbunga tiap tahun, terjadi sekali dua tahun, dan
morfologi bunga. Dekripsi berdasarkan tanaman obat dipergunakan lebih dari 1500
tahun.

3. Pertengahan

Pada abad ini hanya ada sedikit pembagian taksonomi kecuali Albertus Magnus yang
memperkenalkan Monokotil dan dikotil, berpembuluh dan tidak berpembuluh.

4. Pembangunan kembali

Pada periode ini telah terdapat perkembangan mengikuti :


1. Telah dilakukan percetakan,
2. Setiap orang telah percaya pada karya asli seseorang,
3. Ilmu navigasi memungkinkan untuk mengoleksi semua tanaman di dunia.
Pada periode ini merupkan periode pembelajaran dan melakukan eksplorasi,
didapatkan banyak tanaman dan kegunaannya.

Usaha identifikasi berdasarkan masa kuno dengan memperhatikan struktur dan


perbedaan pembungaan. Pada akhirnya dikelompokan berdasarkan genus dan family
oleh Carls Linnaeus. Dimulailah pembagian taksonomi oleh Adanson. Pemikiran
tentang evolusi berhasil diungkapkan oleh Lamark yang menggunakan struktur dalam
selain struktur luar dalam klasifikasi olej Candolle.

5. Teori Evolusi

Pencetus teori ini adalah Charles Darwin. Ia memperkirakan bahwa Bumi telah
berusia 6000 tahun dan mengalami evolusi yang terakumulasi sehingga terjadi
perbedaan. Ia meyakinkan dengan bukti-bukti evolusi yaitu perubahan hidup yang
terjadi dan mengutarakan adanya seleksi alam pada mekanisme yang menyebabkan
perbedaan. Sama halnya dengan Alfred Wallace perkembangan teori evolusi. Berawal
dari itulah dimulai pengumpulan semua data tanaman berdasarkan anatomi, genetika,
physiology, paleobotany, chemistry dan palynology.

6. Kebangkitan taksonomi

Melihat dari pembagian taksonomi yang terdahulu, kita dapat memperhatikan jika
peraturan pembagian klasifikasi murni penemuan dan wewenang manusia. Taksonomi
dimulai dengan adanya perkembangan mikroskop dan teknik modern. Penemuan
mikroskop mempermudah untuk mengetahui struktur dalam secara nyata. Rangkaian
DNA dan ilmu yang mempelajari tentang organisasi genome dalam tanaman
terdeteksi yang digunakan dalam pembagian taksa. Dari sinilah terjadi pembaharuan
taksonomi.

PERKEMBANGAN KLASIFIKASI

1. Sistem Klasifikasi Pra- Linnaeus

Sistem klasifikasi ini dilakukan dengan melihat kesamaan bentuk luar dari tubuh
makhluk hidup (morfologi). Makhluk hidup pada masa ini dibedakan menjadi dua
kelompok seperti konsep Aristoteles yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi
2 yaitu tumbuhan dan hewan. Hewan-hewan yang memiliki bentuk tubuh yang sama
dikelompokkan menjadi satu kelompok tersendiri. Selain itu hewan juga
dikelompokkan berdasarkan kegunaannya masing-masing.
Pengelompokan hewan didasarkan pada ciri-ciri lalu ditentukan macamnya dan
diberikan nama sesuai dengan isyarat yang dimiliki. Proses- proses ini dilakukan
tanpa kesadaran dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Pada masa pra-
Linnaeus juga belum ada publikasi tentang klasifikasi hewan.

2. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom

§ Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

§ Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

Sistem ini dikembangkan oleh ilmuwan Swedia C. Linnaeus tahun 1735.


Kelemahannya adalah penggolongan ini masih terlalu umum dan kurang spesifik
sehingga terdapat beberapa makhluk hidup lainnya yang tidak dapat digolongkan
dalam kedua kingdom ini. Kelebihan sistem ini pada saat itu adalah mampu
menggolongkan dua kelompok besar mahkluk hidup di bumi berdasarkan karakter
fisiknya yaitu tumbuhan dan hewan dan juga kedua kingdom ini merupakan kunci
atau pengarah utama menuju model-model kingdom lainnya.

3. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom

§ Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

§ Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

§ Kingdom Protista (Organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana)

Ketika makhluk hidup bersel satu ditemukan, temuan baru ini dipecah ke dalam dua
kerajaan: yang dapat bergerak ke dalam filum Protozoa, sementara alga dan bakteri ke
dalam divisi Thallophyta atau Protophyta. Namun ada beberapa makhluk yang
dimasukkan ke dalam filum dan divisi, seperti alga yang dapat bergerak, Euglena, dan
jamur lendir yang mirip amuba. Karena dasar inilah, Ernst Haeckel pada tahun 1866
menyarankan adanya kerajaan ketiga, yaitu Protista untuk menampung makhluk hidup
yang tidak memiliki ciri klasifikasi yang jelas. Kerajaan ketiga in baru populer
belakangan ini (kadang dengan sebutan Protoctista). Protista adalah organisme yang
memiliki sifat-sifat tumbuhan dan hewan sekaligus.

Kelemahan sistem ini yaitu bakteri tidak dapat digolongkan ke dalam kingdom
protista, karena bakteri adalah organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel.
Sehingga pengelompokan kingdom ini kurang sempurna. Kelebihan sistem ini adalah
organisme mikroskopis bersel satu atau multiseluler sederhana dikelompokan kedalam
kingdom tersendiri dan berbeda dari animalia atau plantae, penyebabnya karena
secara fisiologis, morfologisnya, dan anatomi, kingdom protista memiliki perbedaan
dari kedua kingdom lainnya.
4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom

§ Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

§ Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

§ Kingdom Protista

§ Kingdom Monera·Kingdom Fungi (Dunia Jamur)

Ada dua tokoh yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi sistem 4 kingdom
yaitu Copeland dan Whittaker. Hanya saja dasar yang digunakan oleh keduanya
berbedasehingga dihasilkan klasifikasi makhluk hidup yang berbeda pula. Copeland
membagi menjadi empat Kingdom yaitu Monera, Protoctista, Metaphyta dan
Metazoa. Monera adalah organisme yang belum memiliki membran inti dan membran
organel sel atau bersifat prokariotik.
Berbeda dengan Protista/ Protoctista yang bersifat Eukariotik. Metaphyta adalah
tumbuhan yang mengalami masa perkembangan embrio, begitu juga Metazoa adalah
kelompok hewan yang mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus
hidupnya. Sedangkan Whittakers membagi hewan menjadi beberapa kingdom:
Animalia, Plantae, Fungi dan Protista.
Fungi dijadikan kingdom tersendiri karena fungi memiliki perbedaan dari tumbuhan.
Fungi bukan organisme autotrof layaknya tumbuhan melainkan organisme yang
heterotrof yaitu tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Jamur tidak
mencernakan makanan seperti yang binatang lakukan, atau pun membuat makanan
mereka sendiri seperti yang tumbuhan lakukan melainkan mereka mengeluarkan
enzim pencernaan di sekitar makanan mereka dan kemudian menyerapnya
(absorbsi)ke dalam sel.

5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Robert H. Whittaker tahun 1969
dengan mencirikan masing-masing kingdom sebagai berikut :

§ Monera : Prokariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler

§ Protista : Eukariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler

§ Fungi : Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler

§ Plantae : Eukariot, Autotrof, Multiseluler


§ Animalia : Eukariot, Heterotrof, Multiseluler

Kelebihan sistem ini adalah jamur digolongkan kedalam kingdom tersendiri karena
Jamur tidak mencernakan makanan seperti yang hewan lakukan, atau pun membuat
makanan mereka sendiri seperti yang tumbuhan lakukan melainkan mereka
mengeluarkan enzim pencernaan di sekitar makanan mereka dan kemudian
menyerapnya ke dalam sel. Begitu juga perbedaannya dengan monera jelas terlihat
bahwa kingdom fungi merupakan jenis organisme eukariot bukan prokariot. Dengan
kata lain kingdom ini melengkapi sistem klasifikasi kingdom sebelumnya.
Namun masih terdapat kelemahan dalam klasifikasi ini, yaitu belum mampu
mendefinisikan kingdom monera secara tepat sehingga didalam kelompok kingdom
monera sendiri masih memiliki perbedaan yang cukup signifikan baik dalam hal RNA
polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid dan lainnya.

6. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom

§ Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

§ Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

§ Kingdom Protista

§ Kingdom Mycota (Dunia Jamur)

§ Kingdom Eubacteria

§ Kingdom Archaebacteria

Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Carl Woese 1977.
Pengklasifikasian ini berawal dari ditemukannya golongan monera archaebacteria di
samudera dalam yang memiliki perbedaan dengan kingdom monera lainnya
(eubacteria). Analisis archaebacteria menunjukkan bahwa kelompok ini lebih
menyerupai eukariota dibanding saudaranya (prokariotik). Hal ini adalah salah satu
alasan menagapa kingdom monera menjadi kingdom archaebacteria dan eubacteria.
Namun bagi beberapa pakar ilmuwan sering menjadi pro dan kontra, karena kingdom
monera merupakan kingdom yang sudah mencakup bakteri archae dan eubacteria
sehingga menurut mereka tidak perlu di bagi lagi. Kelebihannya adalah mampu
menjelaskan kingdom monera secara spesifik, sehingga memberikan informasi yang
cukup signifikan bagi kingdom monera.

7. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom


§ Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

§ Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

§ Kingdom Protista (Protozoa)

§ Kingdom Chromista

§ Kingdom Eumycota

§ Kingdom Eubacteria

§ Kingdom Archaebacteria

Sistem ini diperkenalkan oleh ahli Cavalier-Smith tahun 1998. sistem ini
dikembangkan dari sistem kingdom sebelumnya dan secara garis besar digolongkan
dalam dua kelas utama prokariot dan eukariot (2 Empires, Chatton 1937) dari kedua
golongan besar ini dibagi lagi, eukariot mencakup Animalia, Plantae, Protozoa
(protista), Eumycota dan Chromista. Sedangkan golongan prokariot mencakup
Eubacteria dan Archaebacteria.

Disini terdapat kingdom baru yaitu Chromista yang anggotanya merupakan bagian
dari kingdom fungi dan protista yaitu Oomycota, Hyphochytriomycota,
Bacillariophyta, Xanthophyta, Silicoflagellates, Chrysophyta, dan Phaeophyta.
Golongan ini berbeda dari kingdom asalnya karena mereka meiliki klorofil a dan c,
tidak menyimpan makanan sebagai kanji melainkan sebagai minyak dan umumnya
menghasilkan sel dengan dua flagella yang berlainan. Karena sebagian kingdom
mycota sudah digolongkan ke dalam kingdom chromista maka kingdom ini berubah
menjadi kingdom eumycota. Kingdom protista lebih akrab dikenal sebagai kingdom
protozoa. Klasifikasi system ini lebih sempurna dari kingdom sebelumnya.

Sistem gerak pada manusia (1) : Tulang


Artikel ini telah dibaca 23,922 kali
Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah
tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan
otot disebut alat gerak aktif karena kemampuannya
berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Posting
kali ini membahas dengan singkat mengenaiSistem gerak
pada manusia : Tulang dan Otot.

Tulang

Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu


sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka
mempunyai struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan
fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah:

 menegakkan tubuh
 sebagai alat gerak pasif
 tempat melekatnya otot-otot rangka
 melindungi alat-alat yang vital seperti otak, jantung,
paru-paru dan lain sebagainya
 tempat pembentukan sel-sel darah
 tempat deposit kalsium dan fosfat

Macam-macam Tulang

Tulang dapat dibedakan atas beberapa macam, baik


berdasarkan jenisnya maupun berdasarkan bentuknya.
Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

Tulang rawan (kartilago)

Tulang rawan (kartilago) terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mengeluarkan matriks yang
disebut kondrin. Tulang rawan bersifat bingkas atau lentur. Tulang rawan pada anak berbeda dengan
tulang rawan pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak berasal dari mesenkim dan lebih
banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada orang dewasa berasal dari perikondrium(selaput tulang
rawan) yang mengandung calon sel tulang rawan (kondroblas).

Tulang keras / sejati (osteon)

Tulang keras dibentuk oleh  sel-sel tulang keras (osteosit) yang mengeluarkan matriks yang mengandung
senyawa kapur dan fosfat. Penimbunan senyawa ini dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras.
Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu bagian yang disebut lakuna. Lakuna ini
dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu saluran kecil yang disebut kanalikuli. Lakuna yang
berisi osteosit ini membentuk suatu struktur konsentris yang berpusat pada bagian tengan yang disebut
saluran Havers. Pada saluran ini terdapat sistem saraf danpembuluh darah yang bertugas mensuplai
oksigen dan nutrisi bagi osteosit.
Berdasar matriksnya dikenal dua macam tulang, yaitu:

 tulang keras atau tulang kompak, bila matriks tulang rapat dan padat, misalnya:tulang pipa
 tulang spons, bila matriksnya berongga, misalnya: tulang pendek, tulang pipih

Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

 tulang pipa, misalnya tulang paha, tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengumpil
 tulang pipih, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak
 tulang pendek, misalnya tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki, dan ruas-ruas tulang
belakang

Osifikasi (proses penulangan)

Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian ujung disebut epifise, bagian tengahnya yang tersusun
atas tulang keras disebut diafise, dan antara diafise dan epifise terdapat cakra epifise, yang terdiri atas
tulang rawan dan banyak mengandung osteoblas (calon osteosit). Pada orang yang masih
dalampertumbuhan bagian inilah yang dapat bertambah panjang. Di dalam tulang pipa terdapat rongga.
Rongga ini terjadi karena aktivitas osteoklas yang berfungsi merombak sel-sel tulang. Selanjutnya rongga
itu berisi sumsum tulang. Sumsum ini berwarna kuning, yang merupakan campuran antara lemak dan
sumsum merah.

Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras. Rangka manusia telah terbentuk
pada akhir bulan kedua, atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Yang mula-mula
terbentuk adalah tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat embrional atau mesenkim. Di dalam
kartilago terdapat rongga yang mengandung osteoblas. Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya
sebagai berikut:

1. tulang rawan pada embrio banyak mengandung osteoblas, terutama pada bagian tengah epifise
dan bagian tengah diafise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan
2. osteoblas kemudian akan membentuk osteosit, (sel-sel tulang keras), yang tersusun melingkar
membentuk suatu sistem Havers, yang banyak mengandung pembuluh darah serta serabut saraf
3. osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang, dan setelah mendapatkan
tambahan senyawa Ca dan P, maka tulang akan mengeras
4. terjadinya penulangan pada bagian epifise dan diafise akan menyebabkan terbentuknya daerah
antara yang tidak mengalami penulangan yang disebut cakra epifise yang berupa tulang rawan
yang banyak mengandung osteoblas
5. bagian cakra epifise terus mengalami penulangan, sehingga bagian inilah yang dapat
menyebabkan tulang tumbuh memanjang
6. di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merombak sel-sel tulang yang telah
terbentuk, sehingga terbentuk rongga yang berisi sumsum tulang
Hubungan Antartulang (Artikulasi)

Tulang-tulang di dalam tubuh ada yang saling berhubungan dengan erat


ada pula yang tidak. Hubungan antartulang ini disebut artikulasi.
Hubungan antara tulang yang satu dengan lainnya (persendian tulang)
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sinartrosis dan diartrosis.

 Sinartrosis, yaitu hubungan antartulang yang tidak


memungkinkan adanya gerak. Pada jenis artikulasi ini
penghubungnya adalah jaringan ikat yang kelak akan mengalami
osifikasi. Misalnya hubungan antar tulang tengkorak (sutura)
 Amfiarthrosis yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan
sedikit gerak karena antartulang dihubungkan oleh tulang rawan.
Misalnya ruas tulang belakang (vertebrae) dan hubungan antara
tulang belakang dengan tulang rusuk.
 Diartrosis, yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan
timbulnya gerak, sering disebut dengan sendi.

Macam-macam hubungan diartrosis:

1. Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, sehingga


menghasilkan gerakan geser dan tidak berporos.
Contohnya,hubungan antartulang karpal (tulang pergelangan
kaki).
2. Sendi engsel, ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan.
Gerakan ini berporos satu. Misalnya, hubungan tulang pada siku,
lutut dan ruas antar jari.
3. Sendi ovoid, di mana kedua ujung tulang yang satu berbentuk
oval, dan masuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Misalnya, persendian antara
pergelangan tangan dan tulang pengumpil. Sendi ini memungkinkan berporos dua dengan gerak
ke kiri dan ke kanan, maju-mundur dan muka-belakang.
4. Sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Gerakan ini
memungkinkan adanya gerakan rotasi yang berporos satu. Misalnya, hubungan antara tulang
kepala dan tulang atlas.
5. Sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi pelana berporos dua. Misalnya, hubungan
antara ruas jari tangan dengan tulang tapak tangan.
6. Sendi peluru (endartrosis), apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol masuk ke tulang
yang berbentuk cekungan. Hubungan ini berporos tiga. Misalnya, tulang lengan atas dengan
tulang belikat, tulang paha dengan tulang pinggul.

Baca lanjutannya: Sistem gerak pada manusia (2) : Oto

Anda mungkin juga menyukai