Home
About Me
RSS
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Setiap makhluk hidup memiliki ciri- ciri
khusus yang membedakannya dengan makhluk hidup yang lain, tetapi ada beberapa
makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan. Persamaan dan perbedaan
itulah yang dijadikan dasar klasifikasi makhluk hidup. Ilmu tentang pengelompokkan
makhluk hidup ini disebut TAKSONOMI.
Dasar pengelompokkan makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan perbedaan
ciri- ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain. Prinsip dan cara
mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan
membentuk TAKSON .
Cara pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai yang
disebabkan karena dalam pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian
dibuat berdasarkan keinginan orang yang mengelompokkannya.
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama.
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae
(sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara
perkembangbiakannya. Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok- kelompok
makhluk hidup yang disebut takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup
diberi nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang dipakai
saat ini adalah sistem tata nama biner yang disebut binomial nomenclature yang
diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang dijuluki Bapak Taksonomi.
Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.
3.Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok- kelompok ini diberi nama untuk
memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
PROSES ATAU TAHAPAN KLASIFIKASI
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae
(sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara
perkembangbiakannya.
Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok- kelompok makhluk hidup yang disebut
takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup diberi nama berdasarkan
kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang dipakai saat ini adalah sistem tata
nama biner yang disebut binomial nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus yang dijuluki Bapak Taksonomi.
Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.
1.Pencandraan (identifikasi),
Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk
hidup yang akan diklasifikasi.
TINGKATAN TAKSON
Kingdom
Divisio
Clasis
Order
Familia
Genus
Species
Dunia/Kerajaan
Divisio/Filum
Kelas
Ordo
Suku
Marga
Jenis
Keterangan :
3. KELAS (CLASSIS) . Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum
atau divisio.
4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan,
nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama
genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh
huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).
Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam
pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena
pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan
species)
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :
a. Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
b. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis digunakan huruf kecil
c. Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
d. Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis
bawah, atau lainnya)
e. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
f. Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species,
melainkan nama subspecies (anak jenis) , yaitu nama takson di bawah species
g. Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung
(Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.
Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang
mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
Belakangan, sistem Kingdom sempat dianggap basi, sehingga dibentuk sistem baru
yang menambah urutan dan memiliki lebih sedikit jenis, yaitu Domain. Ada tiga jenis
Domain, yaitu:
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu
kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk
hidup menjadi 2 kerajaan :
1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari
selulosa.
Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, yaitu jamur
(fungi). Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian
mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan) ,
Fungi (jamur), dan Animalia (hewan). Setelah para ahli mengetahui struktur sel
(susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan,
yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia, Pengelompokan ini berdasarkan ada
tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki membran inti disebut sel eukariotik, sel
yang tidak memiliki membran inti disebut sel prokariotik. Pada tahun 1969 Robert H.
Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera,
Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan
sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi
kingdom Eubacteria dan Archaebacteria. Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk
Hidup Enam Kingdom:
Kingdom Eubacteria
Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal
(uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel
prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya
dan dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.
Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot
dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan
terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari
anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Namun hingga
sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom
yang ditemukan oleh Whittaker. Makhluk hidup di Kingdom Archaebacteria tidak
jauh berbeda dengan yang ada di Kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu
Kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrem.
Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik.
Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak
berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan.
Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista
menyerupai jamur, dan Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa:
hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu
Flagellata/ Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noc tiluca,
Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/ Infusiora (rambut getar, contoh
Paramaecium) , Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa
(tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium).
Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya
sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua
jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa
kelompok kelas antara lain:
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae,
mucor mue)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan
tidak bertulang belakang (invertebrata/ avertebrata) dan hewan bertulang belakang
(vertebrata).
1. Bacteria
2. Protozoa
3. Chromista
4. Fungi
5. Plantae
6. Animalia
SEJARAH KLASIFIKASI
Klasifikasi organisme dimulai dari kebutuhan manusia akan tempat tinggal, makanan
dan obat-obatan. Taksonomi tumbuhan dibedakan atas 6 periode yaitu:
1. Periode preliterature
Pada periode ini manusia sangat primitive, mereka memperoleh makanan dari berburu
dan bercocok tanam. Mereka mengetahui tanaman dari fungsinya untuk dimakan dan
obat-obatan. Mereka secara otomatis telah mengklasifikasikannya, mereka
mendiskripsikan dan mengklasifikasikannya dari guna dan berbahaya atau tidaknya
suatu tanaman dan menempatkannya pada kategori sehingga mudah digunakan
sebagai referensi.
2. Literature kuno
Pada periode ini, mereka telah mencapai kesimpulan berdasarkan alasan daripada
analisis dari observasi. Mereka telah menuliskan perbedaan antara bagian luar dan
bagian dalam organ. Mereka diklasifikasikan dalam pohon, semak, selain semak.
Mereka juga terbagi dalam berbunga tiap tahun, terjadi sekali dua tahun, dan
morfologi bunga. Dekripsi berdasarkan tanaman obat dipergunakan lebih dari 1500
tahun.
3. Pertengahan
Pada abad ini hanya ada sedikit pembagian taksonomi kecuali Albertus Magnus yang
memperkenalkan Monokotil dan dikotil, berpembuluh dan tidak berpembuluh.
4. Pembangunan kembali
5. Teori Evolusi
Pencetus teori ini adalah Charles Darwin. Ia memperkirakan bahwa Bumi telah
berusia 6000 tahun dan mengalami evolusi yang terakumulasi sehingga terjadi
perbedaan. Ia meyakinkan dengan bukti-bukti evolusi yaitu perubahan hidup yang
terjadi dan mengutarakan adanya seleksi alam pada mekanisme yang menyebabkan
perbedaan. Sama halnya dengan Alfred Wallace perkembangan teori evolusi. Berawal
dari itulah dimulai pengumpulan semua data tanaman berdasarkan anatomi, genetika,
physiology, paleobotany, chemistry dan palynology.
6. Kebangkitan taksonomi
Melihat dari pembagian taksonomi yang terdahulu, kita dapat memperhatikan jika
peraturan pembagian klasifikasi murni penemuan dan wewenang manusia. Taksonomi
dimulai dengan adanya perkembangan mikroskop dan teknik modern. Penemuan
mikroskop mempermudah untuk mengetahui struktur dalam secara nyata. Rangkaian
DNA dan ilmu yang mempelajari tentang organisasi genome dalam tanaman
terdeteksi yang digunakan dalam pembagian taksa. Dari sinilah terjadi pembaharuan
taksonomi.
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI
Sistem klasifikasi ini dilakukan dengan melihat kesamaan bentuk luar dari tubuh
makhluk hidup (morfologi). Makhluk hidup pada masa ini dibedakan menjadi dua
kelompok seperti konsep Aristoteles yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi
2 yaitu tumbuhan dan hewan. Hewan-hewan yang memiliki bentuk tubuh yang sama
dikelompokkan menjadi satu kelompok tersendiri. Selain itu hewan juga
dikelompokkan berdasarkan kegunaannya masing-masing.
Pengelompokan hewan didasarkan pada ciri-ciri lalu ditentukan macamnya dan
diberikan nama sesuai dengan isyarat yang dimiliki. Proses- proses ini dilakukan
tanpa kesadaran dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Pada masa pra-
Linnaeus juga belum ada publikasi tentang klasifikasi hewan.
Ketika makhluk hidup bersel satu ditemukan, temuan baru ini dipecah ke dalam dua
kerajaan: yang dapat bergerak ke dalam filum Protozoa, sementara alga dan bakteri ke
dalam divisi Thallophyta atau Protophyta. Namun ada beberapa makhluk yang
dimasukkan ke dalam filum dan divisi, seperti alga yang dapat bergerak, Euglena, dan
jamur lendir yang mirip amuba. Karena dasar inilah, Ernst Haeckel pada tahun 1866
menyarankan adanya kerajaan ketiga, yaitu Protista untuk menampung makhluk hidup
yang tidak memiliki ciri klasifikasi yang jelas. Kerajaan ketiga in baru populer
belakangan ini (kadang dengan sebutan Protoctista). Protista adalah organisme yang
memiliki sifat-sifat tumbuhan dan hewan sekaligus.
Kelemahan sistem ini yaitu bakteri tidak dapat digolongkan ke dalam kingdom
protista, karena bakteri adalah organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel.
Sehingga pengelompokan kingdom ini kurang sempurna. Kelebihan sistem ini adalah
organisme mikroskopis bersel satu atau multiseluler sederhana dikelompokan kedalam
kingdom tersendiri dan berbeda dari animalia atau plantae, penyebabnya karena
secara fisiologis, morfologisnya, dan anatomi, kingdom protista memiliki perbedaan
dari kedua kingdom lainnya.
4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
§ Kingdom Protista
Ada dua tokoh yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi sistem 4 kingdom
yaitu Copeland dan Whittaker. Hanya saja dasar yang digunakan oleh keduanya
berbedasehingga dihasilkan klasifikasi makhluk hidup yang berbeda pula. Copeland
membagi menjadi empat Kingdom yaitu Monera, Protoctista, Metaphyta dan
Metazoa. Monera adalah organisme yang belum memiliki membran inti dan membran
organel sel atau bersifat prokariotik.
Berbeda dengan Protista/ Protoctista yang bersifat Eukariotik. Metaphyta adalah
tumbuhan yang mengalami masa perkembangan embrio, begitu juga Metazoa adalah
kelompok hewan yang mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus
hidupnya. Sedangkan Whittakers membagi hewan menjadi beberapa kingdom:
Animalia, Plantae, Fungi dan Protista.
Fungi dijadikan kingdom tersendiri karena fungi memiliki perbedaan dari tumbuhan.
Fungi bukan organisme autotrof layaknya tumbuhan melainkan organisme yang
heterotrof yaitu tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Jamur tidak
mencernakan makanan seperti yang binatang lakukan, atau pun membuat makanan
mereka sendiri seperti yang tumbuhan lakukan melainkan mereka mengeluarkan
enzim pencernaan di sekitar makanan mereka dan kemudian menyerapnya
(absorbsi)ke dalam sel.
Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Robert H. Whittaker tahun 1969
dengan mencirikan masing-masing kingdom sebagai berikut :
Kelebihan sistem ini adalah jamur digolongkan kedalam kingdom tersendiri karena
Jamur tidak mencernakan makanan seperti yang hewan lakukan, atau pun membuat
makanan mereka sendiri seperti yang tumbuhan lakukan melainkan mereka
mengeluarkan enzim pencernaan di sekitar makanan mereka dan kemudian
menyerapnya ke dalam sel. Begitu juga perbedaannya dengan monera jelas terlihat
bahwa kingdom fungi merupakan jenis organisme eukariot bukan prokariot. Dengan
kata lain kingdom ini melengkapi sistem klasifikasi kingdom sebelumnya.
Namun masih terdapat kelemahan dalam klasifikasi ini, yaitu belum mampu
mendefinisikan kingdom monera secara tepat sehingga didalam kelompok kingdom
monera sendiri masih memiliki perbedaan yang cukup signifikan baik dalam hal RNA
polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid dan lainnya.
§ Kingdom Protista
§ Kingdom Eubacteria
§ Kingdom Archaebacteria
Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Carl Woese 1977.
Pengklasifikasian ini berawal dari ditemukannya golongan monera archaebacteria di
samudera dalam yang memiliki perbedaan dengan kingdom monera lainnya
(eubacteria). Analisis archaebacteria menunjukkan bahwa kelompok ini lebih
menyerupai eukariota dibanding saudaranya (prokariotik). Hal ini adalah salah satu
alasan menagapa kingdom monera menjadi kingdom archaebacteria dan eubacteria.
Namun bagi beberapa pakar ilmuwan sering menjadi pro dan kontra, karena kingdom
monera merupakan kingdom yang sudah mencakup bakteri archae dan eubacteria
sehingga menurut mereka tidak perlu di bagi lagi. Kelebihannya adalah mampu
menjelaskan kingdom monera secara spesifik, sehingga memberikan informasi yang
cukup signifikan bagi kingdom monera.
§ Kingdom Chromista
§ Kingdom Eumycota
§ Kingdom Eubacteria
§ Kingdom Archaebacteria
Sistem ini diperkenalkan oleh ahli Cavalier-Smith tahun 1998. sistem ini
dikembangkan dari sistem kingdom sebelumnya dan secara garis besar digolongkan
dalam dua kelas utama prokariot dan eukariot (2 Empires, Chatton 1937) dari kedua
golongan besar ini dibagi lagi, eukariot mencakup Animalia, Plantae, Protozoa
(protista), Eumycota dan Chromista. Sedangkan golongan prokariot mencakup
Eubacteria dan Archaebacteria.
Disini terdapat kingdom baru yaitu Chromista yang anggotanya merupakan bagian
dari kingdom fungi dan protista yaitu Oomycota, Hyphochytriomycota,
Bacillariophyta, Xanthophyta, Silicoflagellates, Chrysophyta, dan Phaeophyta.
Golongan ini berbeda dari kingdom asalnya karena mereka meiliki klorofil a dan c,
tidak menyimpan makanan sebagai kanji melainkan sebagai minyak dan umumnya
menghasilkan sel dengan dua flagella yang berlainan. Karena sebagian kingdom
mycota sudah digolongkan ke dalam kingdom chromista maka kingdom ini berubah
menjadi kingdom eumycota. Kingdom protista lebih akrab dikenal sebagai kingdom
protozoa. Klasifikasi system ini lebih sempurna dari kingdom sebelumnya.
Tulang
menegakkan tubuh
sebagai alat gerak pasif
tempat melekatnya otot-otot rangka
melindungi alat-alat yang vital seperti otak, jantung,
paru-paru dan lain sebagainya
tempat pembentukan sel-sel darah
tempat deposit kalsium dan fosfat
Macam-macam Tulang
Tulang rawan (kartilago) terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mengeluarkan matriks yang
disebut kondrin. Tulang rawan bersifat bingkas atau lentur. Tulang rawan pada anak berbeda dengan
tulang rawan pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak berasal dari mesenkim dan lebih
banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada orang dewasa berasal dari perikondrium(selaput tulang
rawan) yang mengandung calon sel tulang rawan (kondroblas).
Tulang keras dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosit) yang mengeluarkan matriks yang mengandung
senyawa kapur dan fosfat. Penimbunan senyawa ini dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras.
Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu bagian yang disebut lakuna. Lakuna ini
dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu saluran kecil yang disebut kanalikuli. Lakuna yang
berisi osteosit ini membentuk suatu struktur konsentris yang berpusat pada bagian tengan yang disebut
saluran Havers. Pada saluran ini terdapat sistem saraf danpembuluh darah yang bertugas mensuplai
oksigen dan nutrisi bagi osteosit.
Berdasar matriksnya dikenal dua macam tulang, yaitu:
tulang keras atau tulang kompak, bila matriks tulang rapat dan padat, misalnya:tulang pipa
tulang spons, bila matriksnya berongga, misalnya: tulang pendek, tulang pipih
tulang pipa, misalnya tulang paha, tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengumpil
tulang pipih, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak
tulang pendek, misalnya tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki, dan ruas-ruas tulang
belakang
Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian ujung disebut epifise, bagian tengahnya yang tersusun
atas tulang keras disebut diafise, dan antara diafise dan epifise terdapat cakra epifise, yang terdiri atas
tulang rawan dan banyak mengandung osteoblas (calon osteosit). Pada orang yang masih
dalampertumbuhan bagian inilah yang dapat bertambah panjang. Di dalam tulang pipa terdapat rongga.
Rongga ini terjadi karena aktivitas osteoklas yang berfungsi merombak sel-sel tulang. Selanjutnya rongga
itu berisi sumsum tulang. Sumsum ini berwarna kuning, yang merupakan campuran antara lemak dan
sumsum merah.
Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras. Rangka manusia telah terbentuk
pada akhir bulan kedua, atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Yang mula-mula
terbentuk adalah tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat embrional atau mesenkim. Di dalam
kartilago terdapat rongga yang mengandung osteoblas. Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya
sebagai berikut:
1. tulang rawan pada embrio banyak mengandung osteoblas, terutama pada bagian tengah epifise
dan bagian tengah diafise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan
2. osteoblas kemudian akan membentuk osteosit, (sel-sel tulang keras), yang tersusun melingkar
membentuk suatu sistem Havers, yang banyak mengandung pembuluh darah serta serabut saraf
3. osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang, dan setelah mendapatkan
tambahan senyawa Ca dan P, maka tulang akan mengeras
4. terjadinya penulangan pada bagian epifise dan diafise akan menyebabkan terbentuknya daerah
antara yang tidak mengalami penulangan yang disebut cakra epifise yang berupa tulang rawan
yang banyak mengandung osteoblas
5. bagian cakra epifise terus mengalami penulangan, sehingga bagian inilah yang dapat
menyebabkan tulang tumbuh memanjang
6. di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merombak sel-sel tulang yang telah
terbentuk, sehingga terbentuk rongga yang berisi sumsum tulang
Hubungan Antartulang (Artikulasi)