Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Daun Kelor
Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan
dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 711
meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun
majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya
berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna
hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah
kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat
disayur.

Gambar 1. Daun Kelor


Daunnya yang berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun
majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuningan, dan
tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga ini keluar sepanjang tahun
dengan aroma semerbak. Adapun buahnya berbentuk segi tiga memanjang
yang disebut kelentang. buah berwarna hijau muda, tipis dan lunak. Tumbuh
subur mulai dataran rendah sampai ketinggian 700 m diatas permukaan laut.
Tumbuhan kelor telah dikenal selama berabad-abad sebagai tumbuhan
multi guna, padat nutrisi dan berkhasiat sebagai obat. Mengandung senyawa
alami yang lebih banyak dan beragam disbanding jenis tanaman lainnya yang
ada. tanaman kelor ini mengandung 46 anti oksidan dan kuat yang
melindungi tubuh dari radikal bebas, mengandung 18 asam amino (8
diantaranya esensial) yang dibutuhkan tubuh untuk tubuh membangun sel
sel baru, 36 senyawa anti inflamasi, serta 90 nutrisi alami seperti vitamin dan
mineral
.
2.2 Kajian Ilmiah Daun Kelor sebagai Campuran Air Pemandian Jenazah
Sesuai dengan kepercayaan adat Jawa, orang indonesia akhirnya juga ikut
menerapkan pohon kelor sebagai pohon ajaib. Dimana masyarakat mulai
percaya jika tumbuhan kelor mampu mengatasi aneka penyakit. Bahkan
masyarakat Indonesia juga percaya bahwa kelor ini mampu digunakan
sebagai bahan ritual pengusiran jin / roh jahat / ilmu hitam yang dianggap
sebagai biang jatuh sakitnya manusia pada saat itu. Dalam sumber lain
menyatakan bahwa daun kelor ini juga digunakan sebagai bahan campuran
dalam memandikan mayit. Tradisi ini telah banyak di lakukan terutama oleh
masyarakat Jawa khususnya di desa Maospati di kabupaten Madiun , Jawa
Timur.
Menurut salah satu sumber, menyatakan bahwa fungsi memandikan mayit
dengan campuran daun kelor ini agar sesuatu yang ada pada tubuh mayit bisa
keluar seperti susuk, logam, emas dan perak. Masyarakat didaerah ini percaya
bahwa dengan cara ini, semua benda yang ada ditubuh mayit dapat keluar.
Tradisi ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh masyarakat di desa
Maospati saja, ternyata tradisi ini juga telah banyak dilakukan di tempat-
tempat lain dan paling banyak di Jawa.
Alasan kenapa tradisi ini paling banyak dilakukan oleh masyarakat jawa
adalah karena asal-usul tradisi ini adalah dibawa oleh ajaran Wali
Songo. Karena begitu kentalnya agama Islam di Jawa, maka tradisi ini pun
juga ikut masuk kedalam kebiasaan-kebiasaan masyarakat Jawa. Dengan
hebatnya dan dengan banyaknya keberhasilan dari penyembuhan aneka
macam penyakit tersebut, menjadikan pohon kelor semakin terkenal dan
dianggap memiliki kekuatan magic tanpa tanding untuk melawan bangsa
halus dan ilmu hitam.
Penelitian dan makalah kali ini dilakukan untuk memahami apa alasan
daun kelor dijadikan sebagai bahan campuran memandikan mayit, adakah
kandungan khusus yang ada pada daun kelor yang mampu dijadikan untuk
menghilangkan benda-benda halus yang masuk pada tubuh, baik itu susuk
ataupun jin.
Kelor (Moringa oleifera ) adalah tumbuhan yang hampir ada di seluruh
Indonesia seperti Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Pohon kelor
banyak dijumpai di sekitar pekarangan rumah dan kebun. Di pedesaan, pohon
kelor ini banyak dijadikan sebagai pagar rumah dan kebun, terutama di
daerah Maospati Kabupaten Madiun. Kelor awalnya banyak tumbuh di India,
namun kini kelor banyak di temukan di daerah beriklim tropis. Pohon kelor
dipercaya oleh masyarakat sebagai tanaman sakral karena dapat dijadikan
pagar atau tolak bahaya, daunnya juga digunakan untuk memandikan jenazah,
pengusir setan, dan melunturkan kekuatan spiritual.
Hasil wawancara yang kami peroleh dari orang tua , bahwa daun kelor
digunakan sebagai campuran air mandi orang meningal, dikarenakan pada
daun kelor bisa untuk menghilangkan susuk (ilmu mistik) yang ada di dalam
tubuh orang yang meninggal. Selain itu daun kelor juga di percaya oleh
masyarakat sekitar bahwa daun kelor juga bisa mengawetkan orang yang
meninggal (mayit) dan menganggap bahwa daun kelor juga penangkal semua
ilmu ghoib dan ilmu sihir.
Masyarakat di desa Maospati meyakini hal ini mulai dari nenek moyang
mereka. bahkan ketika ada salah satu dari keluarga yang meningal dunia di
desa tersebut maka kerabat dekat dari orang yang meningal dunia tersebut
tidak boleh mengkonsumsi daun kelor sebagai sayur hijau. Dikarenakan
menurut pendapat orang tua saya , menyatakan bahwa ketika ada salah satu
dari keluarga di desa ini yang meninggal maka anggota keluarga yang di
tinggal tidak boleh mengkonsumsi daun kelor selama 40 hari di karenakan
sudah larangan dari nenek moyang di desa. Ketika sebuah larangan ini di
langgar oleh salah seorang yang di tinggal mati maka kematian akan terus
bergantian di desa ini.
Keyakinan yang dianut oleh masyarakat desa Maospati bahwa daun kelor
ini selain untuk menghilangkan susuk dan mengawetkan mayit ternyata warga
juga mempercayai bahwa daun kelor juga mampu mengatasi nyeri, letih, linu
dan pegal akibat sihir.
Perlu kita ketahui bahwa, ternyata sudah sejak zaman dahulu tumbuhan
kelor memiliki banyak manfaat. Bagian dari tanaman Kelor berisi mineral
penting dan merupakan sumber protein yang baik.Selain itu Moringaceae
kaya kandungan gula sederhana, rhamnose, dan senyawa unik yaitu
glukosinolat dan isotiotianat. Daun Moringa oleifera di gunakan sebagai obat
infeksi, anti bakteri, infeksi saluran urin, luka eksternal, anti-hipersensitif,
anti-anemik, diabetes, colitis, diare, disentri, rematik, dan lain-lain. Senyawa
glukosinolat dan isotiotianat di ketahui sebagai hipotensif, anti kanker dan
aktivitas bakteri.
Sesuai dengan literatur diatas, maka cukup kita ketahui bahwa dalam daun
kelor yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan yang dapat menghilangkan
nyeri, pegal yang katanya disebabkan oleh jin ini adalah senyawa
Pterigospermin. Kandungan Pterigospermin inilah yang merangsang kulit,
sehingga dapat berfungsi sebagai peran yang menghangatkan. Jika daun kelor
dilumur dan dibalur, akan mengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik.
Selain itu ternyata Pterigospermin juga berfungsi sebagai antimikroba.
- Kajian dalam kimia dan biologi
Daun kelor dimanfaatkan dalam proses pemandian jenazah di Jawa
sebagai penghilang susuk dikarenakan di dalam daun kelor terdapat
senyawa pterigospermin yang merupakan senyawa tidak stabil ,
mempunyai titik didih rendah, dan lebih mudah bereaksi dengan air
dan lebih mudah berubah menjadi benzil isotiosionat, dan juga
mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid , alkoloid ,
phenols yang juga dapat menghambat aktivitas bakteri, kerja mikroba,
dan antivirus. Daun kelor juga mengandung zat aktif ramnosiloksi
benzil isotiosianat yang mampu menetralisir dan mengadopsi partikel
partikel logam yang terkandung di dalam tubuh manusia.
Kajian dalam bidang keilmuan fisika

2.3 Khasiat dan Manfaat dari Daun Kelor


Masyarakat di desa maospati tidak hanya menggunakan daun kelor sebagai
campuran air mandi orang meninggal. Tetapi masyarakat juga menggunakan
daun kelor sebagai sayur bening yang di konsumsi sehari hari. Karena
masyarakat menganggap manfaat daun kelor itu sangat besar terutama bagi
orang yang lagi menyusui anaknya.Menurut hasil penelitian, daun kelor
ternyata mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, besi, dan
protein, dalam jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna dan di asimilasi oleh
tubuh manusia. Keyakinan masyarakat di desa ini tentang pemanfaatan daun
kelor sudah tertanam sejak zaman nenek moyangnya. Bahkan menurut
sesepuh desa maospati ini, yang pertama kali menerapkan daun kelor sebagai
bahan campuran dalam memandikan mayit adalah dari Wali Songo. Sehingga
banyak daerah yang mengikutinya dan utamanya adalah warga desa Maospati
Kabupaten Madiun.
Selain sebagai penangkal ilmu hitam, daun kelor ini juga ampuh
menyembuhkan penyakit asam urat. Hal ini karena pada daun kelor terdapat
senyawa flavonoid dan senyawa alkaloid yang fungsinya sebagai pencegah
timbulnya nyeri pada urat dan mengurangi rematik. Selain itu senyawa ini
juga berfungsi sebagai zat analgesic atau zat pereda nyeri yang biasanya
terdapat pada paracetamol. Daun kelor juga mengandung senyawa kholkisin
yang berfungsi untuk menghambat peradangan pada sendi. Senyawa
senyawa itulah yang yang dapat mengurangi penyebab timbulnya asam urat.
Manfaat utama daun kelor adalah:
1. Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
2. Menyegarkan mata dan otak
3. Meningkatkan metabolisme tubuh
4. Meningkatkan stuktur sel tubuh
5. Meningkatkan serum kolesterol alamiah
6. Mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit
7. Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
8. Memperindah kulit
9. Meningkatkan energy
10. Memudahkan pencernaan
11. Antioksidan
12. Memelihara sistem imunitas tubuh
13. Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan
14. Bersifat anti-peradangan
15. Memberi perasaan sehat secara menyeluruh
16. Mendukung kadar gula normal tubuh.
Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor
memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam
tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam
tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan
terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya. Selain itu, daun
kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan
karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A
(gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver),
kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan
pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C
(pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi
(anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan
pertumbuhan pada anak).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah dapat
diketahui bahwa alasan kenapa daun kelor (Moringa oleifera ) digunakan
sebagai campuran dalam memandikan mayit khususnya di desa Maospati
Kabupaten Madiun adalah untuk menghilangkan sesuatu yang ada pada tubuh
mayit tersebut salah satunya adalah seperti susuk (benda mistis). Alasan
kenapa benda-benda tersebut dapat keluar dari tubuh karena adanya
kandungan pterigospermin pada kelor yang akhirnya dapat mengeluarkan
benda-benda seperti itu.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, Endang.2014. Di balik Mitos Daun Kelor. Jawa Tengah: Suara
Edukasia

Anda mungkin juga menyukai