Anda di halaman 1dari 13

BAB 2 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

A. Ciri-Ciri Makhluk Hidup

1. Bergerak

Semua makhluk hidup dapat bergerak. Manusia dan hewan dapat bergerak bebas
atau berpindah tempat. Untuk bergerak makhluk hidup memerlukan alat gerak. Alat
gerak bisa berupa kaki untuk berlari, sirip untuk berenang atau sayap untuk terbang.

Pergerakan pada tumbuhan dilakukan oleh sebagian tubuhnya sehingga tidak


terlihat adanya perpindahan tempat. Contoh gerak pada tumbuhan adalah ujung batang
bergerak ke arah datangnya cahaya, akar bergerak ke bawah menembus tanah dan
daun putri malu menguncup saat disentuh.

Manusia sedang berlari Bunga bergerak mengikuti cahaya matahari

Daun puteri malu menguncup saat disentuh

2. Memerlukan Makanan

Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan air. Makanan berfungsi untuk
menghasilkan energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh yang rusak. Air berfungsi
sebagai zat pelarut di dalam tubuh.

Tumbuhan hijau dapat menyusun makanannya sendiri melalui proses


Fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembuatan energi atau zat makanan/glukosa dari
air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dengan bantuan cahaya matahari.
Proses Fotosintesis

Tumbuhan disebut makhluk hidup autotrof. Autotrof adalah kemampuan


makhluk hidup untuk membuat makanannya sendiri.
Manusia dan Hewan disebut makhluk hidup Heterotrof. Heterotrof adalah
makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan menggunakan bahan
organik sebagai sumber makanannya.

3. Peka terhadap Rangsangan (Iritabilitas)

Iritabilitas adalah kemampuan makhluk hidup untuk menanggapi rangsangan


yang datang dari lingkungan. Rangsangan dapat berupa cahaya, panas , dingin, bau dari
gas, sentuhan, gravitasi, rasa dan lain-lain.
Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali rangsangan.
Kelima Indra Manusia yang peka terhadap rangsangan :

Lidah Telinga Kulit

Mata Hidung

Tumbuhan tidak memiliki indra seperti pada manusia dan hewan, tetapi peka
terhadap rangsangan. Misalnya, ujung batang selalu mengarah ke arah datangnya
cahaya, ujung akar tumbuh ke bawah karena gravitasi, dan putri malu
menguncupkan daunnya ketika disentuh.
Bunga bergerak mengikuti cahaya matahari Daun puteri malu menguncup saat disentuh

Ujung akar tumbuh ke bawah karena gravitasi

4. Bernapas (Respirasi)

Bernapas (Respirasi) merupakan proses pengambilan oksigen (O2) dari


lingkungan dan mengeluarkan gas karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) dari tubuh.
Oksigen digunakan untuk mengubah zat makanan menjadi energi secara kimiawi. Energi
yang dihasilkan untuk berbagai aktivitas tubuh.
Manusia bernapas dengan paru-paru. Hewan yang hidup di darat juga bernapas
dengan paru-paru yakni kucing, kelinci, ayam, burung dan sapi. Hewan yang hidup di air
umumnya bernapas dengan insang yakni ikan gurami, ikan tuna, dan ikan hiu. Ada pula
hewan air yang bernapas dengan paru-paru yakni penyu, paus, lumba-lumba dan duyung,
yang merupakan kelompok hewan mamalia air.

Paru-Paru Manusia Insang Ikan

Cacing tanah bernapas dengan kulit dan serangga bernapas dengan trakea.

Kulit pada cacing Trakea pada serangga


Tumbuhan bernapas mengambil oksigen melalui lubang-lubang kecil pada daun
disebut Stomata. Udara pernapasan juga keluar melaui lubang-lubang kecil pada batang
yang disebut Lentisel.

Stomata pada daun Lentisel pada batang

5. Tumbuh

Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan, mulai dari kecil hingga menjadi
besar. Tumbuh merupakan pertambahan ukuran tubuh yang tidak dapat kembali lagi ke
ukuran semula.

Pertumbuhan pada manusia Pertumbuhan pada hewan

Pertumbuhan pada tumbuhan

Pertambahan ukuran pada makhluk hidup karena adanya penambahan jumlah dan
pembesaran sel-sel punyusun tubuh.

6. Mengeluarkan Zat Sisa (Ekskresi)

Ekskresi adalah Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup. Contoh ekskresi
adalah Keringat, Urine serta karbondioksida dan uap air
Ekskresi sangat diperlukan karena zat sisa bersifat racun sehingga kalau tidak
dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh.

Manusia berkeringat mengeluarkan air dan garam


mineral
Alat Ekskresi

Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air Ginjal mengeluarkan Urine

Kulit mengeluarkan air dan garam mineral Stomata mengeluarkan karbondioksida dan uap air

7. Berkembang Biak (Reproduksi)

Berkembang Biak adalah bertambahnya jumlah individu dari satu individu


menjadi banyak individu. Tujuan berkembang biak adalah untuk melestarikan jenisnya.
Cara berkembang biak makhluk hidup berbeda-beda yaitu secara kawin (seksual,
generatif) dan tak kawin (aseksual, vegetatif).

Induk dan anak ayam Pisang Bertunas

8. Beradaptasi

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyusaikan diri dengan


lingkungannya.

Kaktus daunnya berduri untuk mengurangi proses Teratai memiliki daun yang lebar untuk mempercepat
penguapan proses penguapan
Unta menyimpan lemak sebagai cadangan Bunglon mengubah warna tubuh ketika ada predator
makanan di punuknya

B. Ciri-Ciri Benda Tak Hidup

Ciri-ciri benda tak hidup, diantaranya sebagai berikut :


1. Tidak dapat bergerak
Benda tak hidup tidak dapat bergerak, kecuali jika ada pengaruh dari luar.
Contohnya batu bergerak karena didorong atau dilempar.
2. Tidak mengadakan metabolisme
Benda tak hidup tidak memerlukan nutrisi serta tidak melakukan kegiatan
Respirasi, sintesis, dan ekskresi.
3. Tidak melakukan Reproduksi
Benda tak hidup tidak melakukan usaha untuk mempertahankan keberadaanya
(eksistensinya). Jadi, benda mati tidak melakukan kegiatan regulasi, Reproduksi,
Adaptasi, dan evolusi.
4. Tidak ada tanggapan terhadap rangsangan
Benda tak hidup tidak mempunyai tanggapan terhadap rangsangan yang
diterimanya. Jadi, benda tak hidup akan diam saja, meskipun mendapat rangsangan
bertubi-tubi dari luar.

C. Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi adalah suatu cara yang sistematis dalam


mempelajari objek (misalnya makhluk hidup) dengan melihat
persamaan dan perbedaan ciri makhluk hidup. Taksonomi
adalah ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi makhluk
hidup. Carolus Linneaus adalah pelopor taksonomi dan
dijuluki sebagai bapak taksonomi.
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk
mempermudah mengenali, membandingkan dan mempelajari
makhluk hidup. Carolus Linnaeus
Tujuan khusus/lain klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai 1707 –1778
berikut:
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaaan dan perbedaan ciri-ciri yang
dimiliki.
2. Mendeskrpsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhuk hidup dari jenis yang lain.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
1. Tahapan Klasifikasi

Untuk mengklasifikasikan makhluk hidup harus melalui serangkaian tahapan.


Tahapan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Pengamatan sifat makhluk hidup


Pengamatan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam
proses ini adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup
yang lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk
morfologi, anatomi, dan fisiologi.

b. Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada ciri yang diamati


Hasil pengamatan kemudian diteruskan ke tingkat pengelompokkan
makhluk hidup. Dasar pengelompokkannya adalah ciri dan sifat atau persamaan dan
perbedaan makhluk hidup yang diamati.

c. Pemberian nama makhluk hidup


Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam
klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian
nama dengan sistem tata nama ganda (Binomial Nomenclature) dan trinomial.
Dengan adanya nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih
mudah dipahami.

2. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan


menjadi tiga, yaitu sistem buatan (artifisial), sistem alami (natural), dan sistem filogenik.

a. Sistem Klasifikasi Buatan (Artifisial)


Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia
makhluk hidup. Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan
penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi
tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat
dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan
kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan,
sandang, papan dan obat-obatan.

b. Sistem Klasifikasi Alami (Natural)


Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki
terbentuknya takson yang alami. Pengelompokkan pada sistem ini dilakukan
berdasarkan pada karakter- karakter alamiah yang mudah untuk diamati, pada
umumnya berdasarkan karakter morfologi, sehingga terbentuk takson-takson yang
alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan
sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan
berdaun seperti pita, dan sebagainya.

c. Sistem Klasifikasi Filogenik


Sistem klasifikasi filogenik merupakan suatu cara pengelompokkan
organisme berdasarkan garis evolusinya atau sifat perkembangan genetik organisme
sejak sel pertama hingga menjadi bentuk organisme dewasa. Sistem klasifikasi ini
sangat dipengaruhi oleh perkembangan teori evolusi. Teori ini diperkenalkan oleh
Charles Darwin (1859). Sistem klasifikasi filogeni ini merupakan sistem klasifikasi
yang mendasari sistem klasifikasi modern, yang dipelopori oleh Hudchinson,
Cronquist, dan lainnya. Makin dekat hubungan kekerabatan, maka makin banyak
persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka
makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya,
orang utan lebih dekat kekerabatannya dengan monyet dibandingkan dengan manusia.
Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat,
terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.
3. Metode Penamaan Ilmiah

Sebelum digunakan nama baku yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan,
makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama daerah masing-masing, sehingga terjadi
lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Misalnya, mangga ada yang
menyebut taipa (di daerah Makassar), ada yang menyebut pao (daerah Bugis), dan ada
pula yang menyebut pelem (daerah jawa). Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut
dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya
perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah pengertian sehingga informasi
tidak tersampaikan dengan tepat atau pun informasi tidak dapat tersebar luas ke daerah-
daerah lain atau pun negara lain.
Carolus Linnaeus (1707-1778) adalah seorang ilmuwan Swedia yang meneliti
tentang tata cara penamaan dan identifikasi organisme (Systema Naturae) yang menjadi
dasar taksonomi modern. Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus
menggunakan sistem tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut:
a. Terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin atau bahasa asing yang dilatinkan.
b. Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.
c. Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk
spesies dengan huruf kecil.
d. Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antar
kata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi.
e. Apabila nama spesies terdiri dari lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya
harus disatukan dan ditulis dengan tanda penghubung.
f. Nama penemu ditulis dengan awal huruf besar dan tidak digarisbawahi dan tidak
dicetak miring.
Contoh:
a. Nama ilmiah jagung adalah Zea mays atau dapat pula ditulis Zea mays. Hal ini
menunjukkan nama genus = Zea dan nama petunjuk spesies = mays.
b. Nama ilmiah pisang mas adalah Musa paradisiaca L atau dapat pula ditulis Musa
paradisiaca L. Hal ini Menunjukan nama genus = Musa, nama penunjuk spesies =
paradisiaca dan nama penemu L.

Daftar Nama Ilimah Makhluk Hidup


Nama
No Nama Hewan Nama Ilmiah Nama Ilmiah
Tumbuhan
1 Angsa Cygnus Cygnus Anggrek Hitam Coelogyne pandurata
2 Anjing Canis lupus Asam Tamarindus indica
3 Babi Artamus leucorynchus Bayam Amaranthus hibridus
4 Paus Biru Balaenoptera musculus Bawang Merah Allium cepa
5 Banteng Bos sundaicus Bawang Putih Allium sativum
6 Beo Grucula religiosa Buncis Phaseolus vulgaris
7 Beruang Madu Helarctos malayanus Bunga Bangkai Rafflessia arnoldi
8 Buaya Muara Crocodylus porosus Cemara Araucaria cunninghami
9 Boa Boa contrictor Delima Punica granatum
10 Biawak Varanus salvator Durian Durio zibenthinus
11 Ikan Lele Clarias bathracus Eceng Gondok Eichornia crassipes
12 Ikan Mas Cyprinus caprio Gadung Dioscorea hispida
13 Ikan Bandeng Chanos chanos Jagung Zea mays
14 Jalak Bali Leucopsar rotschildi Jeruk Citrus sp.
15 Kadal Lacerta agilis Jati Tectona grandis
16 Kalajengking Thelyponus condutus Kangkung Ipomea aquatic
17 Kancil Tragulus javanicus Kacang Panjang Vigna sinensis
18 Kerbau Bubalus bubalis Kelapa Cocos nucifera
19 Koala Phascolartus cinerius Karet Havea brasiliensis
20 Komodo Varanus komodoensis Kentang Solanum tuberosum
21 Kuda Nil Hippopotamus amphibious Kurma Phoenix dactylifera
22 Zebra Equus burchelli Kopi Arabika Coffea Arabica
23 Kuda Equus caballus Lada Piper nigrum
24 Ular Aerochordus granulatus Leci Litchi chinensis
25 Tikus Rattus rattus Lobak Raphanus sativus
Nama
No Nama Hewan Nama Ilmiah Nama Ilmiah
Tumbuhan
26 Tapir Taphirus indiscus Mangga Mangifera indica
27 Sapi Bos taurus Melati Brunfelsia uniflora
28 Rubah Vulpes vulpes Mawar Rosaceae sp.
29 Paus Cetacea Nangka Arthocarphus integra
30 Panda Pandanus sp. Tomat Solanum liycopeersicum

4. Urutan Takson dalam Klasifikasi

Menurut Carolus Lennaeus, tingkatan takson diperlukan untuk pengklasifikasian,


yang berurutan dari tingkatan tinggi yang umum menuju yang lebih spesifisik di
tingkatan yang terendah. Urutan hierarkinya yaitu :
a. Kingdom (Kerajaan)
b. Phylum (Filum) untuk hewan / Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
c. Classis (Kelas)
d. Ordo (Bangsa)
e. Familia (Keluarga)
f. Genus (Marga)
g. Spesies (Jenis)

Dari tingkatan di atas, bisa disimpulkan jika dari spesies menuju kingdom, maka
takson semakin tinggi. Selain itu jika takson semakin tinggi, maka jumlah organisme
akan semakin banyak, persamaan antar organisme akan makin sedikit sedangkan
perbedaanya akan semakin banyak. Sebaliknya, dari kingdom menuju spesies, maka
takson semakin rendah. Dan jika takson semakin rendah, maka jumlah organisme akan
semakin sedikit, persamaan antar organisme akan makin banyak sedangkan perbedaanya
akan semakin sedikit. Urutan takson atau taksonomi pada makhluk hidup dapat dilihat
pada Tabel berikut :
Tabel Urutan Takson atau Taksonomi pada Makhluk Hidup

Bahasa Latin Bahasa Indonesia Bahasa Inggris


Regnum Dunia Kingdom
Divisio/Phyllum Divisi/Filum Division/Phyllum
Classis Kelas Class
Ordo Bangsa Order
Familia Suku Family
Genus Marga Genus
Species Jenis Species

Contoh :

a. Urutan Takson untuk Hewan

Takson Anjing Kucing Gajah Burung Merpati


Dunia Animalia Animalia Animalia Animalia
Filum Chordata Chordata Chordata Chordata
Kelas Mammalia Mammalia Mammalia Aves
Bangsa Karnivora Karnivora Proboscidae Columbia Former
Suku Canidae Felidae Elephantidae Columbiadae
Marga Canis Felis Elephas Columbia
Jenis Canis lupus Felis catus Elephas maximus Columbia livia
b. Urutan Takson untuk Tumbuhan

Takson Jagung Bayam Padi Jambu Biji


Dunia Plantae Plantae Plantae Plantae
Divisi Spermatophyta Magnoliophyta Spermatophyta Spermatophyta
Kelas Monocotyledonae Magnoliopsida Monocotyledonae Magnoliopsida
Bangsa Graminales Caryophyllales Poales Myrtales
Suku Graminae Amaranthaceae Poaceae Myrtaceae
Marga Zea Amaranthus Oryza Psidium
Jenis Zea mays Amarantus hybridus L Oryza sativa Psidum guajava L

5. Kunci Identifikasi

Kunci identifikasi merupakan pentujuk yang dapat digunakan untuk


mengidentifikasi kelompok maupun jenis organisme. Banyak metode yang dapat kita
gunakan untuk mengetahui identitas suatu jenis organisme, di antaranya dengan
konfirmasi langsung kepada ahlinya, mencocokkan dengan spesimen, atau dengan
menggunakan suatu instrumen yaitu kunci identifikasi atau kunci determinasi. Kunci
determinasi tersebut merupakan serangkaian pertanyaan yang dapat menggiring kita
sehingga dapat mengetahui nama dari jenis organisme yang ingin kita ketahui
identitasnya.
Kunci determinasi merupakan cara atau langkah untuk mengenali organisme dan
mengelompokkannya pada takson makhluk hidup. Kunci determinasi adalah uraian
keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup yang disusun berurut mulai dari ciri umum
hingga ke ciri khusus untuk menemukan suatu jenis makhluk hidup. Kunci determinasi
yang paling sederhana ialah kunci dikotom. Kunci dikotom berisi keterangan yang
disusun berpasangan dan menunjukkan ciri yang berlawanan. Untuk lebih jelasnya coba
perhatikan contoh kunci determinasi di bawah ini :

1. a. Bertulang belakang …………………………… 2


b. Tidak bertulang belakang……………………… Invertebrata
2. a. Tubuh selalu basah…………………………….. 3
b. Tubuh tidak selalu basah………………………. 4
3. a. Kulit bersisik…………………………………… Pisces
b. Kulit tidak bersisik…………………………….. Amphibia
4. a. Menyusui anaknya…………………………….. Mammalia
b. Tidak menyusui anaknya………………………. 5
5. a. Bertelur ………………………………………... Aves
b. Bertelur dan beranak…………………………… Reptil

Misalkan hewan A dan B akan diidentifikasi :

Hewan A Hewan B

a. Langkah identifikasi hewan A : 1a → 2a → 3a = Pisces. Jadi, hewan A termasuk


kelompok Pisces.
b. Langkah identifikasi hewan B : 1a → 2b → 4b → 5a = Aves . Jadi, hewan B
termasuk kelompok Aves.
1. a. Tumbuhan yang berspora …………………….. 2
b. Tumbuhan yang tidak berspora……………….. 3
2. a. Tumbuhan yang berbatang jelas………………. Suplir
b. Tumbuhan yang tidak berbatang jelas………… 3
3. a. Berbiji tertutup………………………………… 4
b. Berbiji terbuka…………………………………. Melinjo
4. a. Biji berkeping dua…………………………….. 5
b. Biji berkeping satu…….………………………. Jagung
5. a. Berbunga kupu-kupu …………………………. Kedelai
b. Berbunga terompet……………………………. Terung

Misalkan tumbuhan A dan B akan diidentifikasi :

Tumbuhan A Tumbuhan B

a. Langkah identifikasi tumbuhan A : 1b → 3a → 4b = Jagung. Jadi, tumbuhan A


adalah jagung.
b. Langkah identifikasi tumbuhan B : 1b → 3a → 4a → 5b = Terung. Jadi, tumbuhan A
adalah terung.

D. Perkembangan Sistem Klasifikasi

Sejarah Klasifikasi

NO Linnaeus, 1735 Haeckel, 1866 Copeland, 1938 Whittaker, 1969 Woese et al, 1977
(2 Kingdom) (3 Kingdom) (4 Kingdom) (5 Kingdom) (6 Kingdom)
1. Plantae Plantae Plantae Plantae Plantae
2. Animalia Animalia Animalia Animalia Animalia
3. Protista Protista Protista Protista
4. Monera Monera Eubacteria
5. Fungi Archaebacteria
6. Fungi

Sistem Klasifikasi 5 Kingdom oleh Robert H. Whittaker yaitu :

1. Kingdom Monera

Monera adalah Kingdom makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti,
biasanya disebut organisme prokariotik. Meskipun tidak memiliki membran inti,
kelompok monera memiliki bahan inti, seperti asam inti, sitoplasma, dan membran sel.
Cara reproduksi monera dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner (binery fision), fragmentasi atau spora.
Reproduksi secara seksual adalah dengan cara konjugasi, transduksi maupun
transformasi. Contoh kelompok Monera ialah bakteri dan ganggang biru (Cyanobacteria).
Bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Contoh :
a. Escherichia coli, bakteri yang menguntungkan yang hidup di usus manusia.
b. Lactobacillus casei, bakteri yang bermanfaat untuk pembuatan keju.
c. Salmonella typhosa, bakteri merugikan yang menyebabkan penyakit tifus.
d. Vibrio cholerea, bakteri merugikan yang menyebabkan penyakit kolera.

Bakteri ada tiga macam, yaitu bulat (kokus), batang (basilus) dan spiral
(spirilum).

Cyanobacteria umumnya hidup di perairan dan merupakan fitoplankton yang


menjadi makanan bagi ikan dan udang. Cyanobacteria yang menguntungkan bagi
manusia, Contohnya :
a. Anabaena azollae, ganggang biru yang dapat mengikat nitrogen dan bersimbiosis
dengan sejenis paku air bernama Azolla pinnata.
b. Arthrospira, dapat dijadikan suplemen makanan berprotein tinggi.

Anabaena azollae Arthrospira


2. Kingdom Protista

Protista adalah organisme eukariot pertama atau paling sederhana. Protista


merupakan organisme eukariotik sehingga memiliki membran inti sel. Protista
mempunyai keanekaragaman metabolisme. Protista ada yang aerobik dan memiliki
mitokondria sebagai alat resporasinya, serta ada juga yang anaerobik. Ada juga Protista
yang fotoautotrof karena memiliki kloroplas, dan ada juga yang hidup secara heterotrof
dengan cara menyerap molekul organik atau memakan organisme lainnya.
Sebagian besar dari Protista memiliki alat gerak yang berupa flagela (bulu
cambuk ) atau silia (rambut getar) sehingga dapat bergerak (motil), namun ada juga yang
tidak mempunyai alat gerak. Protista dapat dengan mudah ditemukan karena hidup
diberbagai habitat yang mengandung air seperti di tanah, sampah, tumpukan dedaunan,
air tawar, air laut, pasir, endapan lumpur, dan batu. Namun ada juga yang hidup dengan
bersimbiosis di dalam tubuh organisme lain secara parasit atau mutualisme.
a. Protozoa
Berdasarkan alat geraknya, protozoa di bagi menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut :
1) Hewan berkaki semu (Rhizopoda), bergerak dengan kaki semu (pseudopodia).
Contohnya : Amoeba proteus dan Entamoeba coli.
2) Hewan berbulu cambuk (Flagellata), bergerak dengan bulu cambuk (Flagela).
Contohnya : Euglena viridis dan Trypanosoma gambiense.
3) Hewan berbulu getar (Ciliata), bergerak dengan bulu getar (silia).
Contohnya : Paramecium sp.
4) Hewan berspora (Sporozoa), tidak memiliki alat gerak dan berkembang biak
membentuk spora.
Contohnya : Plasmodium sp. (penyebab penyakit malaria).
b. Alga atau Ganggang
3. Kingdom Fungsi
4. Kingdom Plantae
5. Kingdom Animalia

Anda mungkin juga menyukai