Pendahuluan
Revolusi Prancis adalah perubahan besar dalam masyarakat dan pemerintahan Prancis
akibat jatuhya pemerintahan monarki. Revolusi Prancis berlangsung dari tahun 1789-1799. Salah
satu ajaran yang berpengaruh di Eropa sebelum berlangsungnya Revolusi Prancis adalah ajaran
Niccolo Machiavelli. Ajaran Niccolo mendukung kekuasaan raja secara mutlak. Niccolo
Machiavelli menulis bukunya yang berjudul II Principle atau The Prince yang artinya Sang
Raja. Dalam bukunnya digambarkan mengenai kekuasaan yang tidak terbatas terhadap suatu
negara, termasuk harta dan rakyat yang berada di dalam wilayah kekuasaannya. Ajaran Niccolo
Machiavelli ini berkembang sekitar abad ke-17 di Eropa dan dianut oleh raja-raja di Eropa,
sepertiraja Frederick II, Tsar Peter Agung, Kaisar Joseph II, Raja Charles I, dan juga raja-raja
Louis dari Prancis.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi
terjadinya Revolusi Prancis, bagaimana proses terjadinya dan dampaknya terhadap masyarakat
luas sehingga perlu adanya Revolusi Di Prancis.
BAB II
Pembahasan
Paham rasionalisme dan aufklarung berkembang di Eropa sekitar abad ke- 18 setelah adanya
gerakan renaisans dan humanisme yang menentang kekuasaan kaum gereja.
Paham rasionalisme dan aufklarung (pencerahan) merupakan paham yang menganggap bahwa
pikiran merupakan sumber segala kebenaran sehingga segala sesuatu yang tidak masuk akal
dianggap tidak benar. Tokoh-tokohnya adalah Denis Diderot dan J. D’ Alembert yang membuat
buku Encyclopedia, Montesquieu yang mengajarkan tentang trias politika, sertaVoltaire yang
banyak menulis tentang kebebasan dan kemerdekaan.
Romantisme berkembang sekitar tahun 1750-an. Munculnya romantisme merupakan reaksi dari
rasionalisme. Rasionalisme merupakan paham yang menjunjung tinggi perasaan dan menghargai
naluri manusia. Peran paham ini terhadap meletusnya Revolusi Prancis terjadi ketika kaum
rasionalis tidak berani lagi meneruskan perjuangan karena menurut penghitungan rasionalisme,
revolusi tidak mungkin dapat diselesaikan. Tekad yang irasional dari rakyat Prancis inilah yang
nantinya mampu mengepung Prancis dalam perang koalisi. Tokoh romantisme adalah J.J.
Rousseau dengan karyanya yang terkenal berjudul Du Contract Social, yang artinya Perjanjian
Masyarakat. Buku tersebut banyak mengulas tentang hak asasi manusia.
Munculnya negara Amerika Serikat membawa pengaruh besar di Prancis. Bagi warga Prancis
(terutama dari kalangan borjuis), peristiwa itu merupakan contoh bagaimana suatu negara
seharusnya terbentuk. Negara seharusnya dibentuk dan diperintah oleh rakyat. Kenyataan itu
meyakinkan warga Prancis bahwa gagasan Montesquieu, J.J Rousseau, serta Voltaire memang
dapat diwujudkan dalam suatu negara demokrasi. Terinspirasi oleh keberhasilan Amerika, warga
Prancis semakin bersemangat untuk berjuang demi kebebasan mereka.
Sistem feodalisme di Prancis membagi masyarakat menjadi tiga golongan yaitu sebagai berikut.
Memasuki tahun 1789, kas negara Prancis kosong sehingga hal tersebut menyebabkan Prancis
terancam bangkrut. Tindakan Louis XVI mencabut khas khusus kalangan rohaniawan dan
bangsawan mendapat tantangan. Untuk menyelamatkan negara,Louis XVI mengundang Etats
Generaux untuk bersidang. Sidang Etats Generaux berlangsung pada tanggal 5 mei 1789 di
lstana Versailles. Sebelum masuk pada inti permasalahan dewan harus memutuskan sistem
pemungutan suara. Tata tertib sebelumnya menetapkan satu kelas satu suara. Terhadap tata tertib
tersebut para wakil kelas ketiga mengusulkan perubahan menjadi satu orang satu suara. Mereka
juga mengusulkan adanya konstitusi baru.
Usulan para wakil kelas ketiga tersebut mengundang perdebatan. Raja dan wakil dari kedua
kelas elite cenderung menolak usul tersebut. Oleh karena selama lima minggu belum berhasil
mendapatkan kesepakatan, para wakil kelas ketiga meninggalkan sidang Etats Generaux, mereka
tidak mau mengakui lagi keberadaan Etats Genarux dan membentuk dewan baru yang
bernama Assemble Nationale.
Sebagai ruang sidangnya, pada tanggal 20 juni 1789, para anggota Assemble Nationale bersupah
untuk terus bersidang sampai konstitusi terbentuk. Sumpah tersebut terkenal dengan sebutan Jeu
de Paume.
Pada waktu Assemble Nationale bersidang kemarahan rakyat di berbagai kota semakin merebak.
Hal tersebut terjadi karena akibat dari pengangguran beban pajak dan ketidakadilan yang tidak
terkunjung berhenti. Kemarahan tersebut semakin memuncak pada waktu rakyat menyaksikan
gerakan pasukan prancis mengepung tempat bersidang Assemble Nationale.
Pada tanggal 14 juli 1789 kemarahan rakyat Prancis tidak terbendung lagi. Mereka menganggap
gerakan pasukan Prancis ketempat sidang adalah kesewenang-wenangan pemerintah terhadap
gerakan pembaruan. Rakyat Prancis dengan senjata yang seadanya bergerak menuju penjara
Bastille. Rakyat berhasil menembus benteng penjara dan menguasai tempat tersebut.
Selanjutnya rakyat membentuk pemerintahan kota yang baru bernama Commune.
Jatuhnya Penjara Bastille menggugah keberanian rakyat di kota-kota lainnya untuk bergerak.
Namun, mereka dilanda euphoria (perasaan gembira yang berlebihan). Rakyat lalu
menghancurkan segala sesuatu yang mewakili tirani, seperti membantai para bangsawan dan
rohaniwan, serta menghancurkan atau menjarah harta benda mereka.
Pada tanggal 4 Agustus 1789 Assemble Nationale memberlakukan hukum yang menghapus
semua hak istimewa kaum rohaniawan dan bangsawan. Tiga minggu kemudian dewan trsebut
mengeluarkan Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara yang disebut
dengan Declaration des Droits de I’Homme et du Citoyen.
Deklarasi tersebut menyatakan bahwa semua manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak yang
sama. Dokumen tersebut juga menyatakan bahwa semua manusia sama dihadapan hukum, bebas
berpendapat, dan beragama. Atas dasar deklarasi tersebut, Assemble Nationale membentuk
pemerintahan revolusioner.
4. Pemerintahan Prancis Setelah Revolusi
Prancis mengalami beberapa pergantian sistem pemerintahan setelah revousi. Pada tahun 1791
pemerintah Prancis membentuk monarki konstitusional. Pemerintahan dijalankan oleh raja
bernama Assemble Legislatif. Pemerintah Prancis membentuk republik (republik pertama) pada
tahun 1792. Pada awalnya pemerintahan dijalankan oleh Assemble Legislatif, kemudian sejak
tahun 1794 pemerintahan dijalakan oleh Directorate yang terdiri dari lima orang. Pada waktu
Napoleon Bonaparte sebagai konsul pertama.
Pada waktu Prancis menjadi republik, muncul reaksi dari negara-negara Eropa yang promonarki.
Austia dan Rudis pada tahun 1792 bergerak menyerbu Prancis. Peristiwa tersebut menandai
dimulainya perang revolusioner. Setelah Louis XVI dihukum mati, Inggris mengumumkan
perang terhadap Prancis. Selanjutnya, Prancis semakin terkepung setelah negara-negara
promonarki yang merasa terancam oleh gerakan revolusioner menyatakan perang terhadap
Prancis. Selama tahun 1793 pasukan Prancis mengalami banyak kekalahan. Suasana perang
menimbulkan pemberontakan dari dalam negeri Prancis sendiri. Untuk mengatasi masalah
tersebut, pemerintah revolusioner membentuk Komite Keselamatan Umum yang bertugas
menyelamatkan Republik Prancis dengan cara apapun. Masa ini dikenal dengan pemerintahan
teror dengan tokoh yang terkenal yaitu Maxmilan Robespierre.
Setelah Robespierre ditangkap dan dihukum mati, pemerintahan teror berakhir pada tahun 1794,
kemudian pemerintahan dijalankan oleh Directorate. Sementara itu, pasukan Prancis berhasil
menghadapi kepungan pasukan promonarki dan memenangkan pertempuran. Untuk sementara
rakyat Republik Prancis berada dalam keadaan stabil. Kemelut politik di Prancis kembali muncul
menjelang tahun 1799. Kemelut tersebut terjadi sebagai akibat ulah kalangan oposisi pendukung
monarki yang bermaksudmenggulingkan Directorate. Sementara itu Directorate sedang
menghadapi masalah ekonomi akibat perang. Di tengah-tengah ancaman
tergulingnya Directorate, tampillah Napoleon Bonaparte menyelamatkan Republik Prancis.
Napoleon Bornate sejak tanggal 9 November 1799 memegang kendali pemerintahan dan
berakhirlah Revolusi Prancis.
Semboyan Revolusi Prancis adalah liberte (kebebasan), egilate (persamaan), dan franternite
(persaudaraan). Revolusi Prancis sangat besar pengaruhnya bagi dunia, baik dalam kehidupan
masyarakat maupun kehidupan bernegara secara luas. Dampak Revolusi Prancis mencakup
bidang politik, ekonomi, dan sosial, baik di Prancis sendiri maupun di Eropa.
Kesadaran tersebut, antara lain menyebar ke Australia, Italia, Prusia, Rusia, dan Spanyol. Di
negara-negara itu, muncul gerakan menuntut pemerintahan monarki konstitusional.
Semanga nasionalisme tampak dari perstuan rakyat Prancis melawan negara-negara promonarki
saat perang revolusioner. Dijiwai oleh semangat tersebut, rakyat Belgia memisahkan diri dari
Belanda pada tahun 1830.
Semangat ini semakin menjiwai gerakan revolusioner di Eropa untuk menggulingkan pemerintah
monarki.misalnya, kelompok republican berhasil menggulingkan pemerintah Willem V di
Belanda.
Kesempatan ini muncul setelah pemerintah menghapuskan hak khusus kalangan rohaniawan dan
bangsawan atas kepemilikan tanah. Tanah diambil alih oleh pemerintah, lalu dijual dengan harga
murah kepada petani.
Pajak feodal berupa iuran wajib yang harus diserahkan petani kepada pemilik tanah sesuai
penghasilan mereka.
9.
c. Akibat di Bidang Sosial
1) Penghapus feodalisme.
Feodalisme dihapuskan sehingga pembedaan kelas dalam masyarakat tidak berlaku lagi. Sebagai
gantinya, masyarakat tersusun secara baru berdasarkan kehidupan ekonomi, seperti petani,
buruh, borjuis, dan kapitalis.
Semua warga mempunyai hak yang sama dalam pendidikan. Sebelum Revolusi Prancis,
pendidikan diatur oleh kalangan rohaniawan. Setelah revolusi, terutama setelah pemerintahan
Napoleon Bonaparte, pendidikan langsung dutangani pemerintah, sehingga membuka
kesempatan bagi semua warga negara untuk memperoleh pendidikan.
4) Code napoleon didasarkan atas hak asasi manusia dan di sesuaikan dengan keadaan prancis
pada waktu itu.
1) Penghapusan feodalisme.
Prancis pernah menjajah Belanda, padahal Belanda sendiri pada saat itu sedang menjajah
Indonesia. Pada saat Belanda dipimpin oleh Louis Napoleon (seorang raja dari Prancis) ia
mengatakan Herman Willem Daendels untuk memerintah di Indonesia dan mempertahankan
pulau Jawa dari serangan Inggris. Oleh karena itu, ketika Prancis mengalami revolusi, hal itu
berpengaruh terhadap situasi di Belanda, bahkan ke Indonesia. Hal itu terlihat dengan
dihapuskannya tanam paksa oleh kaum liberal, mulai dilaksanakannya penanaman modal swasta
di Indonesia, makin banyak digunakan sarana produksi dan usaha-usaha produksi, serta
dikeluarkannya Undang-Undang Agraria (1870). Pelaksanaan liberalisme di Indonesia
menimbulkan penderitaan rakyat. Namun, dalam perkembangannya paham ini menimbulkan
semangat nasionalisme untuk mengusir penjajah.
Para tokoh pergerakan Nasional Indonesia yang telah mendapat pendidikan Barat telah
mempelajari pemikiran-pemikiran yang berhasil dikembangkan pada masa Revolusi Prancis.
Paham-paham yang muncul pasca revolusi Prancis memberikan pengaruh yang cukup kuat bagi
pergerakan nasional Indonesia. Hal itu terlihat dengan semakin berkembangnnya semangat
nasionalisme, bahkan berhasil membina rasa persatuan dan kesatuan Indonesia. Anda dapat
melihat buktinya dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda berhasil memperkuat jiwa nasionalisme dengan mengikrarkan satu tanah air,
satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
Coba anda ingat kembali peristiwa penyusunan bentuk pemerintahan Indonesia. Para pendiri
negara (The Founding Fathers) memilih bentuk pemerintahan republik. Hal itu secara tidak
langsung mendapatkan pengaruh dari Revolusi Prancis karena bentuk republik memungkinkan
pemerintahan yang demokratis. Adapun untuk mengontrol jalannya pemerintahan diatur dalam
Undang-Undang dasar. Di Indonesia juga diberlakukan pola pembagian kekuasaan seperti yang
dikemukakan oleh Montesquieu, yaitu kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden beserta
jajaran menterinya, kekuasaan legislatif dipegang oleh DPR dan MPR,serta kekuasaan yudikatif
dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.
Dalam bidang ekonomi, sejak masa penjajahan Belanda sampai sekarang kita berusaha untuk
menghapuskan sistem feodalisme. Usaha-usaha penegakkan hak asasi manusia juga menjadi
perhatian bangsa kita sejak masa pergerakkan nasional, bahkan sampai sekarang. Seperti anda
ketahui terdapat pengakuan hak-hak asasi manusia dalam UUD 1945 terutama hak untuk
merdeka.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Revolusi Prancis adalah masa dalam sejarah Prancis yang berlangsung antara 1789-1815.
Dalam Revolusi Prancis kelompok demokrat dan pendukung republikanisme berusaha
menjatuhakan monarki absolute di Prancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani
restrukturisasi yang radikal. Revolusi Prancis merupakan sebuah tranformasi besar dalam
system politik dan masyarakat Prancis. Prancis berubah dari Negara monarki absolut menjadi
sebuah Negara Republik merdeka.
3.2 Saran
Agar makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi terhadap revolusi yang terjadi di
Prancis pada Abad ke 18, sehingga kita dapat memahami hal apa yang melatarbelakanginya
sehingga dapat terjadi selain itu apa dampak yang ditimbulkan oleh Revolusi Prancis terhadap
Negara Prancis maupun Pengaruhnya terhadap Dunia.
12.