Disusun oleh :
Fifit Fitri Nur’Aeni (1708104052)
Suyana (1708104054)
Ifa Nurfaizah (1708104058)
A. Latar Belakang
Ancien Regiem atau yang biasa disebut dengan Rezim Lama Prancis, merupakan masa
dimana Prancis berada dibawah kekuasaan mutlak Monarki Absolut pimpinan raja Louis XVI.
Rezim ini disebut juga dengan sistem ekonomi yang usang. Pada dasarnya, rezim ini bagi
masyarakat Prancis terkhusus bagi para petani merupakan ketersediaan lahan, penanaman
gandum, serta cara-cara tradisional yang digunakan untuk bercocok tanam. Pada masa
pemerintahan raja Louis XVI[6] Prancis mengalami masa-masa yang sangat kritis, baik dari
aspek ekonomi maupun pemerintahan. Dari segi ekonomi, terjadi penurunan harga gandum
yang berlangsung cukup lama. Dalam bidang sosial terjadi pertentangan antar kaum
bangsawan dengan kaum borjuis. Di kalangan istana, orangorang terus menerus menjaga
keutuhan kekuasaannya. Sementara ide-ide reformasi yang berkembang terkhusus di kota
Paris terus mencanangkan adanya reformasi. Sedangkan raja Louis XVI semakin tidak
berdaya terhadap keadaan Negara yang sedang dipimpinnya. Sehingga terjadilah Revolusi
Prancis.
Kemudian Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia,
hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya
dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan
dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan perkapita negaranegara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang
dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: “Untuk pertama
kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang
berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya”. Dalam
proses terjadinya revolusi di Perancis maupun di Inggris terdapat idiologi-idiologi di
antaranya kapitalis, sosialis dan demokrasi
Terlepas dari revolusi di eropa di asia sendiri terjadi Restorasi Meiji, Jepang diperintah
oleh Kesyogunan Tokugawa. Tokugawa merupakan kesyogunan ketiga yang memerintah
secara diktator setelah berturut – turut Kesyogunan Kamakura dan Kesyogunan Muromachi.
Ketika Kesyogunan Tokugawa memerintah, Jepang menerapkan politik isolasi dunia luar
(politik Sakoku). Politik ini dimaksudkan agar Jepang menutup diri dari pengaruh dunia luar,
agama asing dan pengaruh asing. Orang – orang Jepang dilarang keluar dari wilayah Jepang
sedangkan orang non Jepang di usir keluar Jepang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses terjadinya Revolusi di Perancis ?
2. Bagaimana Proses terjadinya Revolusi industri di Inggris ?
3. Bagaimana Perkembangan Idiologi Kapitalisme, Sosialisme, Liberalisme dan
Demokrasi ?
4. Bagaimana Proses Restorasi Meiji di Jepang ?
5. Bagaimana Dampak Revolusi Perancis, Inggris dan Restorasi Meiji di Jepang bagi
dalam dan luar Negri ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Proses terjadinya Revolusi di Perancis
2. Mengetahui Proses terjadinya Revolusi industri di Inggris
3. Mengetahui Perkembangan Idiologi Kapitalisme, Sosialisme, Liberalisme dan Demokrasi
4. Mengetahui Proses Restorasi Meiji di Jepang
5. Mengetahui Dampak Revolusi Perancis, Inggris dan Restorasi Meiji di Jepang bagi
dalam dan luar Negri
BAB II
PEMBAHASAN
Satu satunya cara untuk mengatasi krisis keuangan ini adalah dengan cara memungut
pajak dari kaum bangsawan, tetapi golongan bangsawan menolak dan menyatakan bahwa
yang berhak menentukan pajak adalah rakyat. Raja Prancis, Louis XVI menyadari bahwa
masalah keuangan negara dapat teratasi bila setiap orang atau golongan membayar pajak.
Akan tetapi karena mereka tidak memiliki kewibawaan dalam menindak golongan I dan II,
maka golongan tersebut tetap memiliki hak-hak istimewa dan bebas dari pajak. Selain faktor
ketidak adilan politik dan krisi ekonomi, munculnya filsuf-filsuf pembaharu juga turut andil
dalam meletusnya revolusi Prancis dengan pengaruh paham rasionalisme mereka.
Paham ini hanya mau menerima suatu kebenaran yang dapat diterima oleh akal. Paham
ini telah melahirkan renaisans dan humanisme yang menuntun manusia bebas berpikir dan
mengemukakan pendapat. Oleh karena itu, muncullah ahli-ahli pikir yang karya-karyanya
berpengaruh besar terhadap masyarakat Eropa pada saat itu termasuk tokoh masyarakat
Prancis, seperti berikut.
1. John Locke ( 1685–1753) dengan karyanya yang berjudul Two Treaties of Government
yang mengumandangkan ajaran kedaulatan rakyat.
2. Montesquieu (1689–1755) dengan karyanya L'es prit des Lois (Jiwa Undang-Undang).
Dalam buku itu terdapat teorinya tentang trias politika yakni tentang pemisahan
kekuasaan antara legislatif (pembuat undang-undang), eksekutif (pelaksana undang-
undang, dan Judikatif (pengatur pe-ngadilan segenap pelanggaran terhadap undang-
undang yang berlaku. Hal ini semua dimaksudkan agar tidak terjadi sewenang-wenang).
3. J.J. Rousseau ( 1712–1778) dengan karyanya Du Contract Social (Perjanjian
Masyarakat). Rousseau mengatakan bahwa menurut kodratnya manusia sama dan
merdeka. Setiap manusia pada prinsipnya sama dan merdeka dalam mengatur
kehidupannya kemudian membentuk semacam perjanjian sesama anggota masyarakat
atau contract social. Melalui perjanjian bersama itu, dibentuk suatu badan yang diserahi
kekuasaan untuk mengatur dan menyelenggarakan ketertiban masyarakat yaitu
pemerintah. Dengan demikian, kedaulatan sebenarnya bukan pada badan (pemerintah),
melainkan pada rakyat.
2. Proses Terjadinya Revolusi Prancis
1
Pada tahun 1708 dan 1741, Prancis mengalami masa-masa yang sangat krisis. Keadaan
ekonomi dan sosial Prancis masa itu sedang dilanda kelangkaan gandum yang kemudian
berimbas pada tingginya harga roti. Tingkat klimaks dari keadaan ini adalah meluasnya
kelaparan yang kemudian mengakibatkan kematian penduduk yang jumlahnya terlalu banyak,
terutama penduduk yang berasal dari kalangan miskin. Keadaan ini diakibatkan baik karena
faktor alami maupun faktor-faktor lainnya, seperti perang yang disertai dengan perampokan
serta tindakan-tindakan kriminal lainnya.
1
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jwp/article/view/742
Tingkat sosial masyarakat Prancis pada masa ini setidaknya terdiri atas tiga lapis
masyarakat, yakni kaum Bangsawan, kaum Borjuis[3], dan masyarakat miskin yang biasanya
hanya berkedudukan sebagai petani yang mengolah tanah-tanah di Prancis dengan cara-cara
yang masih tradisional. Keadaan para petani Prancis masa masa rezim lama ini dapat
dikatakan sangat penuh dengan tekanan. Mereka harus terikat dengan kaum-kaum feodal yang
menguasai tanah-tanah yang mereka garap. Hampir tidak ada tanah yang terbebas dari
“hukum tertinggi” kaum bangsawan tuan tanah, sehingga semua tanah yang digarap oleh para
petani harus terikat pada hukum feodal. Sedangkan kaum Borjuis mulai memunculkan dirinya
ketika Prancis telah mengalami kemajuan ekonomi. Mereka secara diam-dia telah masuk
kedalam masyarakat feodal serta telah berhasil membeli tanah-tanah dan menjadi tuan tanah.
Keadaan para petani menjadi lebih mengkhawatirkan lagi dengan diberlakukannya pajak[4]
yang besar yang harus mereka bayar terhadap tuan tanah baik dalam bentuk uang maupun
hasil bumi.
Dalam aspek keagamaan, Prancis didominasi oleh agama Katolik yang telah diresmikan
sebagai agama Negara, berdasarkan statute yang ditentukan oleh Concordat pada tahun 1516.
Hal ini berimbas pada pengakuan secara hukum bahwa seluruh masyarakat Prancis adalah
Katolik. Namun meskipun demikian, terdapat dua minoritas keagamaan di Prancis, yakni
Protestan dan Yahudi. Sekitar enam ratus ribu masyarakat yang beragama Protestan, terutama
di daerah Midi yang kemudian berhasil mendapat pengakuan pada tahun 1787. Sedangkan
Yahudi terkenal sebagai orang asing di daerah Alsace dan di bagian Barat Daya Prancis.[5]
Dalam aspek politik, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Prancis
pada masa Rezim Lama berada di bawah pemerintahan seorang raja dengan sistem Monarki
Absolut. Raja merupakan pemimpin birokrasi yang dipusatkan di Istana Versailles, dan
penjara Bastille merupakan lambang dari rezim ini. Raja-raja di Prancis memegang peran
ganda, yakni sebagai penguasa semua tuan tanah dan juga sebagai seorang feodal, pemilik
terbesar kerajaan.
Pada masa pemerintahan raja Louis XVI[6] Prancis mengalami masa-masa yang sangat
kritis, baik dari aspek ekonomi maupun pemerintahan. Dari segi ekonomi, terjadi penurunan
harga gandum yang berlangsung cukup lama. Dalam bidang sosial terjadi pertentangan antar
kaum bangsawan dengan kaum borjuis. Di kalangan istana, orangorang terus menerus
menjaga keutuhan kekuasaannya. Sementara ide-ide reformasi yang berkembang terkhusus di
kota Paris terus mencanangkan adanya reformasi. Sedangkan raja Louis XVI semakin tidak
berdaya terhadap keadaan Negara yang sedang dipimpinnya.
Raja Louis XVI memiliki seorang istri bernama Marie Antoinette yang sangat tidak
disenangi oleh rakyat. Sang ratu dijuluki sebagai I’ Austrichienne ( si wanita dari Austria ) dan
juga Madame Deficit (nyonya penyebab deficit). Ia memang merupakan seorang wanita
Austria sekaligus menjadi agen rahasia untuk ibu dan kakaknya, yakni ratu Marie Therese dan
Joseph II. Sang ratu merasa sangat tidak puas atas pernikahannya dengan raja, sehingga ia
bernafsu untuk terjun ke dunia perpolitikan di kerajaan. Julukan kedua, “nyonya penyebab
deficit”, merupakan julukan yang diberikan rakyatnya kepadanya dikarenakan gaya hidup
sang ratu yang sangat mewah dan boros, serta mempengaruhi gaya hidup seluruh kerabat
istana kerajaan Prancis. Selain itu, ratu juga dicatat dalam sejarah sebagai play-girl kelas elit,
yang mengkhianati suaminya bersama teman-teman karibnya.[7] Kebencian rakyat terhadap
ratu semakin besar ketika peristiwa 1786, yakni “Peristiwa Kalung”[8].2
Apa yang telah dipaparkan sebelumnya merupakan keadaan yang kemudian akan
mengantarkan Prancis ke gerbang revolusi. Selain itu, ada sebab khusus yang akhirnya akan
mencetuskan revolusi Prancis ini, yakni pengaruh dari perang kemerdekaan Amerika Serikat.
Prancis mencampuri urusan perang Amerika dengan keuangan yang bejat. Necker (Jacques)
[9] yang pada saat itu menguasai bidang tersebut, berpaling ke jalan pintas dengan
menerapkan sistem pinjaman. Ia memanipulasi laporan anggaran Negara, yang kemudian
menghantarkan penuntutan pemecatannya oleh ratu Marie Antoinette.3
Di Prancis, mulai tahun 1789 revolusi akan melangkah lebih jauh. Keterpaduan
perlawanan antara kaum bangsawan, borjuis, dan petani sekitar awal bulan Agustus akan
menghasilkan runtuhnya rezim lama. Batasan tahun yang digunakan, adalah dari tahun 1789-
1794. Berdasarkan data yang ditemukan oleh penulis, ditemukan bahwa tahun 1789
merupakan penyerangan yang dilakukan oleh golongan revolusioner terhadap penjara Bastille,
2
2https://www.academia.edu/11569899/Revolusi_Perancis
3
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/cilekha/article/view/3840
sedangkan tahun 1794 merupakan runtuhnya rezim republik Prancis yang dipimpin oleh
Robespierre[10].
Pada awal Juli, perasaan panik yang menyeluruh berkecamuk di daerah pedesaan Normandie. Di
kota-kota terutama Paris suasana semakin tegang. Para bangsawan dan kaki tangan mereka mulai
diancam. Pada tanggal 14 Juli rakyat Paris bangkit dan dengan menyerang gudang-gudang
senjata, merebut Bastille[11], yang digunakan pula sebagai penjara Negara dan merupakan
lambang kesewenang-wenangan raja.[12
Pada selasa, 14 Juli 1789, sekitar Sembilan ratus penduduk Paris berkumpul di sekitar
penjara Bastille. Tujuan mereka adalah merampas amunisi, kemudian menuntut agar meriam
diserahkan kepada milisi Paris. Penjara Bastille saat itu sedang dijaga oleh 82 invalides.
Laskar tersebut diperkuat pula oleh 32 pasukan dari resimen Swiss SalisSanade. Pengawalan
yang minim jelas membuat panik gubernur Bernard-Rene De Launey yang juga merangkap
sebagai kepala penjara.[13]
Pukul seuluh pagi, ada dua orang yang diutus untuk menemui De Launey. Namun
pertemuan tidak membuahkan hasil, hingga massa-pun mulai beringas, dan akhirnya terdengar
pekikan lantang, “serbu Bastille!”. Situasi yang mencekam itu kemudian menggugah de
Launey untuk meledakkan 250 tong mesiu. Bequard –seorang prajuritmembujuk de Launey
untuk tidak melakukkannya karena akan banyak warga yang terpanggang hidup-hidup. Pukul
15.30 waktu setempt, tentara sipil dan barisan rakyat memperkuat Sembilan ratus masyarakat
Paris. Bestille akhirnya diserang. Pertempuran itu menewaskan 83 tentara rakyat, 15 mati
akibat luka serius, dan 1 orang invalides tewas. Nasib dari Launey sendiri akhirnya harus
berakhir tragis. Lehernya dipotong dengan menggunakan pisau lipat oleh Desnot, dan
kepalanya dipajang di depan hotel de
Ville.
Tanggal 14 Juli diperingati sebagai hari nasional Prancis. Para pemberontak Paris
membentuk dewan kota pemberontak, pasukan pengawal nasional, dan menciptakan sebuah
Kokard berwarna biru, merah (warna-warna Paris), dan putih (warna raja), yang kemudian
dijadikan sebagai warna bendera Prancis. Sedangkan lagu kebangsaannya adalah Marseillaise.
Revolusi terus menyebar keseluruh Prancis secara kilat. Di semua provinsi rakyat yang
bersenjata merebut kekuasaan dewan-dewan kota. Para petani menyerbu Puri seigneur dan
menuntut penyerahan arsip-arsip droits feodeux agar dibakar. Pemberontak-pemberontak
saling menakuti sehingga terjadi kepanikan besar di tiga perempat luas Prancis selama lima
belas hari. Akhir dari pemberontakan oleh petani ini adalah dihapuskannya sistem feodal.[14]
napoleon bonaparte4
Akhir hayat dari raja Louis XVI dan istrinya sangatlah tragis. Pada tahun 1792 , Dewan
Legislatif membuat dua keputusan penting, yakni menghapus bentuk pemerintahan lama,
yakni monarki menjadi republik Prancis, dan menjatuhkan hukuman mati dengan guillotine
terhadap Louis XVI dan istrinya, Maria Antoinette, serta para bangsawan istana lainnya yang
tertangkap. Eksekusi terhadap raja Louis XVI dilaksanakan pada Januari 1793 pukul 10.20. Ia
disembelih dengan pisau buatan Dr. Joseph-Ignace Guilotine. Kepalanya yang terpisah dengan
badannya dipertontonkan kepada khalayak ramai. Sedangkan eksekusi terhadap dua ribu
orang dilakukan pada September 1792.
Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara
besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi
serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial,ekonomi, dan budaya di
dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh
Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir
setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal
peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum
pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan
perkapita negaranegara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang
dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: “Untuk pertama
kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang
berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya”.
5
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para
pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri. Faktor kunci yang turut mendukung
terjadinya Revolusi Industri antara lain: (1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti
dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia, (2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara
Inggris dan Skotlandia, (3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak), (4) sistem hukum
yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi),
dan (4) adanya pasar bebas (kapitalisme).
Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira
1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850,
ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan
kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran
dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik
Faktor yang melatar belakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi
ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis
Bacon,René Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian
dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society
of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti
ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang
luas dan kaya akan sumber daya alam.
5
https://en.wikipedia.org/wiki/Industrial_Revolution&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp
C. Perkembangan Idiologi Kapitalisme, Sosialisme, Liberalisme Dan Demokrasi
a. Kapitalisme
Tokoh-tokohnya antara lain seperti John Locke (naturalis); Adam Smith (ekonomi klasik)
yang terkenal dengan teori supply and demand; David Ricardo (ekonom moralis) yang terkenal
dengan teori Hukum Pengurangan Penghasilan; Robert Malthus (ekonom pesimistis) yang
terkenal dengan teori kependudukan; Lord Keynes yang terkenal dengan teori pengangguran dan
lapangan kerja; dan David Hume penemu teori pragmatisme.
6
Ide-ide pokok yang dikembangkan oleh ideologi kapitalisme, (1) pemilik modal lebih
utama daripada kaum pekerja; (2) motivasi utama berproduksi adalah untuk meraih keuntungan
sebanyakbanyaknya; (3) unsur material serta faktor-faktor produksi berada pada swasta; (4)
perokonomian harus dijalankan secara liberal dan tidak mengenal proteksi; (5) untuk kemajuan
ekonomi harus ada kompetisi dan mengikuti logika pasar.
Adapun ciri-ciri pokok ideologi ini sebagai berikut. (1) Tidak dapat tumbuh dan
berkembang tanpa riba dan monopoli; (2) penimbunan kekayaan di tangan pemilik modal dan
penyusutan secara relatif pemilikan oleh kaum pekerja; (3) menimbulkan kolonialisme dengan
apapun bentuknya; (4) keuntungan berlipat ganda dan tidak efisien sehingga melahirkan
6
Ratna puspitasari, 2018, Revousi Perancis, Revolusi Industri, Perkembangan Ideologi Kapitalisme, Sosialisme, Liberalisme Dan
Demokrasi Dan Dampaknya Bagi Masyarakat Dunia, Perkembangan Masyarakat Jepang Sejak Restorasi Meiji Dan Dampaknya Di Dalam Dan
Luar Negeri
kesenjangan sosial sosial; (5) materialisme, atheisme, dan sekularisme yang menolak agama; (6)
sangat menekankan hak milik pribadi dan menolak prinsip “sama rata sama rasa”. b. Sosialisme
b. Sosialisme
merupakan paham ekonomi yang didasarkan pada filsafat materialisme dan atheisme. Ia
lahir sebagai antithesis terhadap kapitalisme. Jika kapitalisme lebih mementingkan kaum
bermodal atau majikan, maka sosialisme membela kaum buruh. Untuk mewujudkan cita-citanya
ia membangun manifesto dan memasuki wilayah politik yang kemudian mendirikan partai
komunis (karenanya ideologi ini sering juga disebut komunisme).
Tokoh-tokohnya antara lain seperti Karl Marx (1818-1883) dengan karyanya yang terkenal
Das Capital; Friedrich Engels (1820-1895) sebagai patner Marx, keduanya dari Jerman; Lenin
(18701924) pemimpin revolusi Bolsheviks; Joseph Stalin (1879-1954) sebagai sekretaris Partai
Komunis; dan, Trotsky (1879-1940) , ketiganya dari Rusia.
Ide-ide pokok sosialisme antara lain sebagai berikut. (1) Bahwa kemutlakan hak milik
untuk kesejahteraan umum; tidak dimiliki atau demi kepentingan individu secara mutlak. (2)
Sejarah manusia merupakan pertarungan (dialektika) antara kaum borjuis dengan proletar. (3)
Agama merupakan candu masyarakat, babunya kapitalis, imperalis dan eksploitasi. (4) Segala
perubahan ditentukan oleh materi.
Adapun ciri-ciri utama ideologi ini adalah, (1) menolak agama, dan materialistik; (2)
perubahan harus melalui revolusi dan kekerasan; (3) sama rata sama rasa; (4) perjuangan kelas
buruh dan membasmi kelas majikan; (5) tumbuh secara kondusif pada keadaan tidak stabil atau
kemiskinan.
d. Demokrasi
Kata democracy berasal dari bahasa Yunani demos yang berarti kekuasaan, kedaulatan
dan aturan; dan kratos yang berarti rakyat kebanyakan. Dengan demikian, demokrasi biasa
diartikan “kedaulatan di tangan rakyat”. Berbeda dengan kapitalisme dan sosialisme, akar
pemikiran dan filsafat paham demokrasi berasal dari Yunani Kuno, yakni filsafat moral publik.
Namun, bentuk demokrasi yang kita temui sekarang berbeda dengan akarnya dan dibangun pada
abad akhir abad ke-18 oleh Revolusi Amerika (1776) dan Revolusi Perancis (1789). Dalam
paham modern ini pelaksanaan demokrasi menggunakan pemikiran JJ. Rousseau tentang
Triaspolitika, lembaga legislatif, ekskutif dan yudikatif. Agar rakyat benar-benar dapat berdaulat,
maka ketiga lembaga ini harus berfungsi dan tegak. Dan, dalam prakteknya, paham ini
meniscayakan liberasi dalam berbagai hal: politik, ekonomi, budaya, dll. Maka, paham ini sangat
erat, seperti kita lihat dewasa ini, dengan kapitalisme-liberal. Misalnya, paham demokrasi
mengandaikan kedaulatan di tangan rakyat, maka kapitalisme juga mengandaikan
ekonomi diserahkan penuh kepada rakyat atau swasta, bukan dikuasai negara.
Tokoh-tokoh paham ini antara lain seperti: L.G. Address (1863) yang mempopulerkan
“pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat; JJ. Rousseau, penggagas Triaspolitika;
John Stuart Mill (1806-1872) , pelopor demokrasi modern yang bergaya moderat antara
kapitalisme dan sosialisme; James Madison, salah seorang pendiri konstitusi Amerika Serikat;
Jeremy Bentham, seorang ekonom yang utilitarianis, dll.
7
Meskipun ide dasarnya sama atau mirip, namun dalam pelaksanaan paham demokrasi
mempunyai beberapa model yang berbeda-beda. Adapun model-model demokrasi dimaksud
adalah, demokrasi liberal yang berkembang di negara-negara industri maju seperti Amerika,
Perancis, dan Australia. Kedua, model demokrasi kerakyatan yang berkembang di negara-negara
komunis seperti Rusia, Cina, Kuba, Vietnam dan Eropa Timur. Ketiga, demokrasi radikal yang
berkembang di beberapa negara yang sparatis. Dan, keempat, model demokrasi negara ketiga
seperti Indonesia yang selalu mencari bentuk yang lebih tepat;demokrasi di sini biasanya
disesuaikan dengan budaya bangsanya, meskipun pada akhirnya cenderung terjebak ke dalam
demokrasi liberal.
Adapun ide-ide dan ciri-ciri pokok paham demokrasi adalah, (1) kedaulatan sekaligus
pemerintahan di tangan rakyat, dari rakyat dan kembali kepada rakyat; (2) adanya kebebasan
untuk apa saja yang diberikan kepada rakyat; (3) persamaan hak-hak dan kewajiban bagi semua
rakyat; (4) kontrol kepada kekuasaan secara ketat oleh rakyat yang direpresentasikan oleh
lembaga politik maupun secara langsung seperti pers yang yang bebas; (5) partisipasi politik oleh
7
https://www.zenius.net/blog/13453/apa-itu-demokrasi-liberal-kapitalis-komunis-sosialis-fasis-anarkis-
konservatif. Diakses pada tanggal 30 maret 2020 pukul 10.14
seluruh komponen masyarakat; (6) penguatan pada apa yang disebut civil society, yang sebagai
akibatnya dominasi militer ditolak; dan (7) agama di mata demokrasi menjadi urusan pribadi-
pribadi atau rakyat.8
Di Indonesia atau hampir di seluruh negara-negara ketiga dewasa ini dapat dikatakan
berkiblat pada paham ini, meskipun sebagaimana kita ketahui, belum ada jaminan dalam
prakteknya akan mampu memakmurkan suatu bangsa.
D. Restorasi Meiji
Ketika terjadi Restorasi Meiji, Jepang diperintah oleh Kesyogunan Tokugawa. Tokugawa
merupakan kesyogunan ketiga yang memerintah secara diktator setelah berturut – turut Kesyogunan
Kamakura dan Kesyogunan Muromachi. Ketika Kesyogunan Tokugawa memerintah, Jepang menerapkan
politik isolasi dunia luar (politik Sakoku). Politik ini dimaksudkan agar Jepang menutup diri dari
pengaruh dunia luar, agama asing dan pengaruh asing. Orang – orang Jepang dilarang keluar dari wilayah
Jepang sedangkan orang non Jepang di usir keluar Jepang.
Selama politik isolasi pada masa pemerintahan Kesyogunan Tokugawa, Jepang dalam kondisi tentram.
Namun, pertambahan penduduk menciptakan permasalahan baru pada bidang ekonomi. Pada tanggal 30
Maret 1854, Jepang terpaksa meninggalkan politik isolasi yang ditandai dengan Perjanjian Shimoda.
Perjanjian ini berisi bahwa pelabuhan Suimoda dan Hakodate dibuka untuk perdagangan asing.
Pembukaan dua pelabuhan ini merupakan awal dari masuknya pengaruh luar ke wilayah Jepang.
Selanjutnya pada tahun 1858 dibuka lagi pembukaan pelabuhan pada tahap kedua yang ditandai dalam
Townsend Harris Agrement yang berisi :
• Jepang menyetujui pengangkatan duta Amerika di Yedo dan konsul – konsul di kota – kota
pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan asing
• Jumlah pelabuhan yang dibuka ditambah
• Diadakan perdagangan bebas dan warga negara Amerika Serikat dibolehkan diam di
Yedo, Osaka, dan kota lainnya yang telah dibuka untuk perdagangan asing
8
Akibat diadakannya perjanjian ini, Jepang menjadi negara yang terbuka dan politik isolasi pun berakhir.
Hal ini menjadi latar belakang diberlakukannya Restorasi Meiji. Masyarakat Jepang kecewa dengan
pemerintahan Syogun Tokugawa yang melepaskan politik isolasi dan memilih terbuka pada pengaruh
luar. Syogun dianggap lemah dan inilah awal dari gerakan Restorasi Meiji.
Kekacauan semakin bertambah setelah gerakan anti Syogun dipimpinan daimyo (gubernur
militer) Satsyuma dan Cosyu. Pemerintahan Syogun Tokugawa tidak dapat menangani permasalahan ini
dan pada akhirnya memutuskan untuk mengirim tentara guna membasmi gerakan anti Syogun. Namun
tentara tersebut mampu dikalahkan dan pemerintahan Syogun Tokugawa terpaksa harus memberikan
kekuasaannya kepada Tenno.
Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Restorasi Meiji”. Tenno memakai sebutan nama masa
pemerintahan Meiji. Meiji sendiri diartikan sebagai berfikiran cerah dan fikirannya diterangi. Langkah
awal yang dilakukan Tenno adalah dengan memindah ibu kota pemerintahan dari Kyoto ke Tokyo pada
tahun 1869, menciptakan bendera kebangsaan bernama Hinomaru yang didasarkan pada Ameterasu
sebagai dewa matahari dan lagu kebangsaan Kimigayo yang didasarkan atas keabadian Tenno sebagai
dewa.
Agama Shinto kemudian diresmikan sebagai agama negara. Hal ini semata - mata dilakukan
untuk menjamin kekokohan bangsa Jepang yang diproyeksikan menjadi negara modernisasi Jepang. Pada
tanggal 8 April 1868 menjadi hari yang bersejarah bagi Jepang, karena pada tanggal tersebut Kaisar Meiji
mengeluarkan Proklamasi berisi :
Setelah dasar – dasar pemerintahan dibentuk, Kaisar Meiji kemudian melakukan pembangunan besar –
besaran. Pembangunan ini dilakukan di berbagai bidang dan dilakukan dengan teknologi modern. Tujuan
dari pembangunan ini adalah untuk mengejar ketertinggalan negara Jepang dari Bangsa Barat.
Pembangunan ini kemudian disusun rapi secara bertahap.
Sebagai akibat Restorasi dalam bidang ekonomi, terbukti negara Jepang pada akhir abad
XIX M telah dapat menguasai pasaran di seluruh Asia, bahkan merupakan saingan berat bagi
Eropa dan Amerika. Berkat kemajuan di bidang industri, maka neraca perdagangannya menjadi
aktif, yang selanjutnya mampu mengubah jepang dari negara agraris menjadi negara industri.
Kemajuan yang pesat di bidang industri kemudian memicu industrialisasi Jepang, dan menyeret
Jepang ke kancah peperangan. Hal ini berarti Jepang menjalankan politik inperialisme.
Sebagai akibat restorasi dalam bidang angkatan perang, Jepang memiliki angkatan perang
yang kuat dan disiplin, taat dan berani. Hal ini terbukti dalam setiap peperangan yang dilakukan,
Jepang selalu memperoleh kemenangan yang gemilang, baik melawan negara Asia maupun
negara Barat.
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa politik isolasi yang telah
mengakibatkan keterbelakangan, telah berubah dengan kemajuan di segala bidang setelah
Restorasi. Jepang telah menjadi negara yang unggul, besar kekuasaannya sejajar dengan negara-
negara Barat.9
Pada tahun 1868, semua tanah feodal milik Keshogunan Tokugawa disita dan dialihkan
di bawah "kendali kekaisaran". Tindakan ini sekaligus menempatkan mereka di bawah
kekuasaan pemerintahan baru Meiji. Pada tahun 1869, daimyo Domain Tosa, Domain
Hizen, Domain Satsuma, dan Domain Chōshū yang telah berjasa melawan kekuasaan
keshogunan, dibujuk untuk mau "mengembalikan domain mereka kepada kaisar." Daimyo
lainnya juga selanjutnya diperintahkan untuk melakukan hal yang sama. Dengan adanya
9
http://richorumaday.blogspot.com/2014/01/dampak-restorasi-meiji-jauh-sebelum.html. Agung S.,
Leo.2012.Sejarah Asia Timur 1.Yogyakarta:Ombak Hal. 124-125
penghapusan wilayah domain, maka untuk pertama kalinya tercipta pemerintahan Jepang yang
terpusat dan berkuasa di semua wilayah negeri.
Pada tahun 1871, semua daimyo dan mantan daimyo dipanggil untuk menghadap kaisar
untuk menerima perintah pengembalian semua domain kepada kaisar. Sekitar 300 domain (han)
diubah bentuknya menjadi prefektur yang dipimpin oleh gubernur yang ditunjuk oleh negara.
Pada tahun 1888, beberapa prefektur telah berhasil dilebur menjadi satu sehingga jumlah
prefektur menciut menjadi 75 prefektur. Kepada mantan daimyo, pemerintah berjanji untuk
menggaji mereka sebesar 1/10 dari pendapatan bekas wilayah mereka sebagai penghasilan
pribadi. Selanjutnya, utang-utang mereka berikut pembayaran gaji serta tunjangan untuk samurai
diambil alih oleh negara.10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada tahun 1708 dan 1741, Prancis mengalami masa-masa yang sangat krisis. Keadaan
ekonomi dan sosial Prancis masa itu sedang dilanda kelangkaan gandum yang kemudian
berimbas pada tingginya harga roti. Tingkat klimaks dari keadaan ini adalah meluasnya
10
wikipedia.org/wiki/Restorasi_Meiji, artikel/Zaman Meiji, Pemerintah Meiji, Konstitusi Meiji, dan Penghapusan sistem
domain. Diakses pada tanggal 30 maret 2020 pukul 10.40
kelaparan yang kemudian mengakibatkan kematian penduduk yang jumlahnya terlalu banyak,
terutama penduduk yang berasal dari kalangan miskin. Keadaan ini diakibatkan baik karena
faktor alami maupun faktor-faktor lainnya, seperti perang yang disertai dengan perampokan
serta tindakan-tindakan kriminal lainnya.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir
setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal
peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum
pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan
perkapita negaranegara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan
oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: “Untuk pertama kalinya dalam
sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku
ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya”.