REVOLUSI PERANCIS
KELOMPOK 3
XI IPS 3
ANGGOTA:
Crysna Prasetya
Diyar Tri A
Isti Zulaefah Romadhoni
M.Zidan
Novita Putri
Titin dwi Rahayu
Wahyu Purwitasari
Willy Arbani
A. LATAR BELAKANG
Revolusi Perancis berlangsung pada tahun 1789-1815. Revolusi ini disebabkan oleh beberapa
faktor, tetapi faktor utamanya terjadinya revolusi ini ialah masalah ekonomi negara. Revolusi
Perancis tidak hanya menyebabkan banyak perubahan dalam masyarakat Perancis tetapi juga
berpengaruh terhadap bangsa-bangsa lain di dunia.
Revolusi Perancis ini menentang absolutisme atau kekuasaan raja yang bersifat mutlak.
Puncak dari revolusi Perancis adalah menentang absolutisme raja dan hak-hak istimewa yang
dimiliki oleh golongan kaum bangsawan dan golongan pemuka agama. Hal ini merupakan faktor
penyebab revolusi Perancis dalam ketidakadilan politik
Sebuah revolusi besar yang mengubah tatanan pemerintahan dan kemasyarakatan justru
terjadi di Perancis. Pada waktu itu keadaan masyarakat Perancis memang sangat parah.
Golongan masyarakat yang menjadi penggeraknya adalah warga kota (borjuis) yang
berkeinginan menggantikan peranan kaum bangsawan dan gereja dalam pemerintahan maupun
perekonomian.
Selain faktor ketidak adilan politik dan krisi ekonomi, munculnya filsuf-filsuf pembaharu
juga turut andil dalam meletusnya revolusi Prancis dengan pengaruh paham rasionalisme
mereka. Paham ini hanya mau menerima suatu kebenaran yang dapat diterima oleh akal. Paham
ini telah melahirkan renaisans dan humanisme yang menuntun manusia bebas berpikir dan
mengemukakan pendapat.
Revolusi Perancis memunculkan golongan yang menginginkan perubahan yaitu ETATS
ke-3 / warga dimana sebagian besar adalah golongan petani. Adapun tokoh-tokoh lahir dalam
revolusi Perancis diantaranya Montesquieu dengan pemikirannya yaitu pemisah kekuasaan
dengan TRIAS POLITICA yaitu legislatif,eksekutif dan yudikatif. Lalu tokoh lainya ialah
Voltaire yang menentang dominasi gereja. Tokoh revolusi Perancis yang terkenal ialah Napoelen
Bonaparte dengan semboyan liberte,egalite,fraternite (kebebasan,persamaan,persaudaraan).
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa maksud dari revolusi Perancis?
B. Hal-hal apa sajakah yang menyebabkan terjadinya revolusi Perancis?
C. Bagaimanakah praktek absolutisme di Perancis?
D. Bagaimanakah jalannya revolusi Perancis?
E. Siapa sajakah tokoh-tokoh pemikiran dalam revolusi Perancis?
F. Bagaimana dampak revolusi Perancis bagi Dunia?
G. Bagaimana juga dampak revolusi Perancis bagi Indonesia?
C. MANFAAT PENULISAN
A. Mengenal revolusi Perancis
B. Memahami jalannya revolusi Perancis
C. Mengetahui dampak-dampak revolusi Perancis bagi Dunia maupun Indonesia
D. Mengetahui sejarah & peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar revolusi Perancis
E. Menumbuhkan rasa suka terhadap sejarah sehingga memiliki kemauan untuk mengenal
lebih dalam suatu peristiwa sejarah
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN REVOLUSI PERANCIS
Revolusi Perancis adalah proses perubahan yang terjadi di bidang pemerintahan atau
ketatanegaraan dan Kemasyarakatan yang terjadi di Perancis.Di bidang Pemerintahan, terjadi perubahan
kekuasaan dari seorang Raja yang bersifat absolut menjadi pemerintah Demokrasi yang Undang-undang
Dasar serta memiliki Dewan Perwakilan Rakyat. Di bidang kemasyarakatan, masyarakat yang terdiri atas
golongan yang tidak memiliki hak sama sekali berubah menjadi suatu masyarakat yang memiliki hak
yang sama. Pada waktu terjadi Revolusi Perancis, pemerintah di Perancis di bawah kekuasaan Raja
bernama Louis IV.
Revolusi Perancis merupakan sebuah masa peralihan politik dan sosial dalam sejarah Perancis.
Pada saat itu, kaum demokrat dan para pendukung republikanisme bersatu menjatuhkan sistem
pemerintahan monarki (kerajaan) abosolut, yang dianggap terlalu kaku dan memberikan keistimewaan
berlebih pada keluarga kerajaan dan golongan bangsawan.
Karena kekuasaan raja yg absolut terhadap rakyatnya, hal ini mengakibatkan kesenjangan sosial
yang tinggi antara raja dengan rakyatnya. Pada waktu revolusi Perancis, saat itu raja yang berkuasa ialah
raja Louis XVI. Absolutisme raja Louis XVI termasuk salah satu penyebab terjadinya revolusi Perancis.
Raja Louis XVI bertindak sewenang-wenang tanpa memerhatikan keadaan rakyat dan memerintah tanpa
dibatasi oleh kekuasaan apapun. Hal ini mengakibatkan kecemburuan sosial dan mengakibatkan
penderitaan rakyat yang berkepanjangan.
Semboyan Louis XIV adalah l'etat c'est moi (negara adalah saya). Untuk mempertahankan
keabsolutannya itu, ia mendirikan penjara Bastille. Penjara ini diperuntukkan bagi siapa saja yang berani
menentang keinginan raja. Penahanan juga dilakukan terhadap orang-orang yang tidak disenangi raja.
Mereka ditahan dengan surat penahanan tanpa sebab (lettre du cas). Absolutisme Louis XIV tidak
terkendali karena kekuasaan raja tidak dibatasi undang-undang.
Sebab lain terjadinya Revolusi Prancis adalah adanya krisis keuangan. Kehidupan raja dan para
bangsawan istana serta permaisuri Louis XVI ,yakni Maria Antoinette (terkenal dengan sebutan Madame
deficit) yang hidup penuh dengan kemewahan dan kemegaha. Di samping itu, adanya warisan hutang dari
Raja Louis XIV dan Louis XV menjadikan hutang negara makin menumpuk. Satu-satunya cara untuk
mengatasi krisis keuangan ini adalah dengan cara memungut pajak dari kaum bangsawan, tetapi golongan
bangsawan menolak dan menyatakan bahwa yang berhak menentukan pajak adalah rakyat dan
pemberlakuan pajak harus melalui Estate Generale (badan legislatif). Akhirnya diadakan sidang Estates
Generale untuk menentukan pajak kaum bangsawan,tetapi sidang ini tidak menghasilka titik terang.
Hal itu disebabkan karena dari golongan III (rakyat jelata) yang jumlahnya terbesar menurut hak
suaranya dalam voting secara perorangan. Sedangkan golongan I dan II menghendaki voting dilakukan
pergolongan. Dengan cara itu golongan I & II bersekongkol dapat dipastikan memenangkan suara.
Akhirnya perselisihan ini tidak dapat diselesaikan karena masing-masing pihak tetap mempertahankan
kehendaknya.
Pada sidang ini Louis XVI membubarkan sidang dengan mengusir semua golongan dari tempat
persidangan. Hal ini menimbulkan reaksi keras dari golongan kaum borjuis dan rakyat jelata yang
kemudia membentuk National Assembly pada bulan Mei 1789. Pembentukan National Assembly
merupakan permulaan revolusi Perancis. Pada tanggal 4 Agustus 1789 sebagian besar golongan
bangsawan dan pendeta menyatakan diri bergabung dalam National Assembly dengan ketentuan
melepaskan hak-hak istimewa yang mereka miliki. Hal ini menandai berakhirnya sistem feodalisme di
Perancis.
Pada tanggal 26 Agustus 1789, dikeluarkanya suatu deklarasi mengenai hak-hak manusia dan
warga negara. Pada tahun 1792 monarki dihapuskan dan sistem republik di dirikan dengan sistem tatanan
masyarakat yang lama dihapuskan. Rakyat Perancis kemudian mengeksekusi raja Louis XVI beserta
istrinya Maria Antoniette pada bulan Agustus 1792 dengan menggunakan alat yang disebut Guillotine.
B. SEBAB-SEBAB REVOLUSI PERANCIS
a. Berkembangnya paham Rasionalisme dan Aufklarung
Pada abad ke 18 merupakan lahirnya berbagai macam paham di Eropa. Paham-paham itu muncul
setelah adanya gerakan Renaissance dan Humanisme yang menentang kekuasaan kaum Gereja di Eropa.
Baik paham rasionalisme maupun aufklarung merupakan paham yang menganggap bahwa pikiran
merupakan sumber segala kebenaran, sehingga segala sesuatu yg tidak masuk akal dianggap tidak benar.
b. Munculnya paham Romantisme
Paham romantisme yg muncul pada sekitar tahun 1750an merupakan reaksi dari paham
rasionalisme. Paham romantisme merupakan paham yang menjujung tinggi perasaan dan
menghargai naluri manusia. Paham ini berperan penting dalam meletusnya revolusi Perancis
ketika kaum rasionalis tidak berani lagi meneruskan perjuangan karena menurut perhitungan
rasional tidak mungkin dapat diselesaikan. Tekad yang irasiona dari rakyat Perancis inilah yg
nantinya mampu menyelamatkan revolusi dari ancaman tentara-tentara asing yg mengepung
Perancis dalam perang koalisi. Sentimen pun merupakan faktor penting bagi meletusnya revolusi
Perancis. Tokoh paham romantisme ialah Jean Jacques Rousseau dengan karyanya yg terkenal
du Contract Social yg artinya perjanjian masyarakat.
c. Pengaruh perang kemerdekaan Amerika (revolusi Amerika)
Dalam perang kemerdekaan Amerika, Perancis membantu Amerika dengan mengirim
pasukan yg dipimpin oleh Lafayette. Setelah perang selesai, mereka pun kembali ke Perancis.
Selama di Amerika, mereka telah mengenal paham-paham baru tentang kebebasan dan
demokrasi serta Declaration of Independence yang didalamnya berisi penghargaan terhadap hak
asasi manusia. Setelah kembali ke Perancis, mereka mengetahui dan merasakan bahwa
pemerintah Prancis tidak mnegakui hak-hak asasi manusia dan justru menindas rakyat. Oleh
karena itu, semangat revolusi Amerika menjiwai rakyat untuk mengadakan revolusi.
d. Ketidakadilan dalam sistem feodalisme
Sistem feodalisme di Perancis membagi masyarakat menjadi 3 yaitu:
Golongan I : kaum bangsawan
Golongan II : kaum pemuka agama
Golongan III : rakyat jelata
Golonga I & II memiliki hak istimewa, sedangkan golongan ke III tidak memiliki hak. Adapun
hak istimewanya ialah bebas dari pajak dan dapat menarik pajak dari rakyat jelata.
e. Pemerintahan yang buruk
Kekuasaan tunggal raja pada masa pemerintahannya berubah menjadi tirani yang
memberikan kelonggaran raja untuk bertindak sewenang-wenang. kepentingan raja diutamakan
sedangkan kepentingan rakyat dilupakan. Selain itu kekuasaan raja yang sangat besar tanpa batas
dengan tidak adanya dewan perwakilan rakyat telah mendorong untuk bertindak sewenang-
wenang dan berfoya-foya. Hal inilah yg mendorong rakyat untuk mengadakan revolusi
f. Adanya keksosongan kekuasaan (vacuum of power)
Pada masa pemerintahan Louis XIV & Louis XV, rakyat takut kepada rajanya walaupun
mereka membencinya. Sedangkan pada masa Louis XVI , walaupun bersikap diktator namun ia
tidak memiliki wibawa, sehingga rakyat tidak takut kepadanya. Hal ini memberikan kesempatan
baik bagi timbulnya pemberontakan dan revolusi.
Sejak raja Louis XIV, raja-raja Perancis suka berfoya-foya dengan wanita-wanita cantik
sehingga kas negara kosong. Pada tahun 1789, ketika masa pemerintahan Louis XVI, beban
negara sudah sangat berat dan diambang kebangkrutan. Penghasilan negara hanay 500 juta,
sedangkan pengeluaran negara mencapai 625 juta. Utang negara yang dibayar pada saat itu
sebesar 300 juta.
Untuk mengatasi masalah tersebut satu-satunya cara adalah menarik pajak kepada kaum
bangsawan. Kaum bangsawan menolak dan mengusulkan agar dalam menentukan pajak harus
dirundingkan dengan “Etats Generaux” (DPR) yang sejak tahun 1614 tidak pernah melakukan
sidang. Raja Louis XVI pun menyetujui usul tsb.
Sidang Etats Generaux pun akhirnya di gelar, tetapi terjadi kerusuhan. Hal itu disebabkan
golongan yang ke III yg beranggota rakyat biasa yang jumlahnya terbesar menuntut hak suaranya
dalam voting secara perorangan. Sedangkan golongan I & II menghendaki voting dilakukan per
golongan. Dengan cara itu gol. I & II yg bersekongkol dpt dipastikan memenangkan suara.
Perselisihan itu tidak dapat diselesaikan karena masing-masing pihak tetap mempertahankan
kehendaknya.
Pada tanggal 17 Juni 1789 gol. III mengumumkan pembentukan dewan nasional
(Assemble Nationale) sebagai dewan perwakilan di Perancis. Pembentukan dewan ini
mempunyai arti penting sebab dengan demikian dewan perwakilan di Perancis tidak lagi
didasarkan pada golongan-golongan, melainkan merupakan dewan rakyat Perancis. Hal ini
berarti perombakan masyarakat perancis yg feodalis menjadi masyarakat yg demokratis.
Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille, yang merupakan
tempat tahanan politik yg menentang pemerintahan raja Perancis dan tempat gudang senjata.
Penyerbuan ini disebabkan oleh :
Rakyat mendengar desas desus bahwa raja Perancis mengumpulkan tentaranya disekitar
paris untuk menindas rakyat
Rakyat membutuhkan senjata yg terdapat dalam penjara Bastille
Penyerbuan thd penjara Bastille pd tgl 14 Juli 1789 berhasil dengan baik karena tentara yang
berkumpul di Paris memihak rakyat. Tanggal penyerbuan itu pun dianggap sebagai permulaan
revolusi dan kemudian diresmikan sebagai hari Nasional Perancis. Selanjutnya tentara nasional
yang memihak rakyat segera dibentuk di bawah pimpinan Lafayette.
Pada tanggal 20 Juli 1789 Dewan nasional bersidang di lapangan tenis. Di tempat itulah
rakyat bertekad utk menyusun UUD (konstitusi). Mereka pun sepakat untuk menamakan dirinya
sebagai Dewan Konstituate (Assemble Nationale Constituate). Banyak kaum bangsawan dan
kaum agama yg menggabungkan diri dalam dewan konstituate. Akibatnya, raja memerintahkan
untuk membubarkan dewan itu, tetapi tidak dihiraukan. Raja pun akhirnya tidak berani bertindak
apapun dan pasrah thdp keadaan negerinya.
Sejak saat itulah rakyat jelata yg berkuasa. Pimpinan rakyat yg terkenal dlm Dewan
Konstituate diantaranya Mirabeau, Lafayette, & Sieyes (kaum agama). Pada tanggal 27
Agustus 1789, Dewan Konstituate mengumumkan pernyataan hak asasi manusia dan warga
(Declaration des Droits De I’homme et du Citoyen) sbg dasar dari pemerintahan baru. Pada
tanggal 14 Juli 1790 UUD Prancis disahkan. Dengan demikian pemerintahan Prancis telah
berubah Monarki Konstitusional yang membatasi kekuasaan raja. Raja menyetujui UUD tsb dan
bersumpah untuk setia. Namun, tiba-tiba raja melarikan diri ke luar negeri tp tertangkap oleh
rakyat Prancis dan dikembalikan ke Paris. Karena itu membuat rakyat marah dan menuduh raja
telah berkhianat. Anggapan rakyat bahwa raja telah berkhianat semakin kuat setelah Austria
Prusia (1792) menyerang Prancis, shg menimbulkan perang koalisi I (1792-1797). Lalu raja
Louis XVI dan permaisurinya pd tahun 1793 di eksekusi mati dengan di penggal/dipancung
kepalanya di tiang Guillotine.
Salah satu dokumen penting yg dihasilkan pd saat terjadi revolusi Prancis adalah “Pernyataan
ahk-hak asasi manusia dan warga”. Rumusan dokumen tsb juga mjd bagian awal dari konstitusi
Prancis yg pertama. Hak-hak asaasi yg dianggap telah dimiliki manusia dan warga sejak lahir
adalah sbb:
1) Hak atas kemedekaan pribadi
2) Hak diperlakukan sama dalam hukum
3) Hak kebebasan bertemoat tinggal
4) Hak atas milik pribadi
5) Hak atas keamanan pribadi
6) Hak untuk membela diri
7) Hak kebebasan menyatakan pendapat
8) Hak kebebasan memeluk agama
C. PRAKTEK ABSOLUTISME DI PRANCIS
1. Di mulai pada masa Car dinal Richeliu dari golongan gereja(1642-1643) yang menjadi Perdana
Menteri pada masa Louis XIII (1610-1643).
2. Dilanjutkan oleh Car dinal Mazarin (1643-1661) Metode perdagangan merkantilisme yang
dipelopori olehJean Baptist Colber t menjadikan Prancis makmur sehingga mampu membangun
kekuatan militer yang kuat.
3. Lalu pada masa Louis XIV dilakukan beberapa tindakan yang mengarah pada pembentukan
Negara yang absolutIsme antara lain, Mengalahkan kaum Huguenots (Protestan Prancis),
Membubarkan dan menghapus sistem Parlemen Louis XIV berhasil menjadikan Prancis sebagai
monarki absolut yang paling berhasil di Eropa dengan ciri-ciri:
Memerintah tanpa Undang-Undang
Memerintah tanpa Dewan Legislatif
Memerintah tanpa kepastian hukum
Memerintah tanpa anggar an belanja
Memerintah tanpa di batasi hukum
Louis XIV menunjukkan bahwa seolah-olah kekuasaan raja berasal dari Tuhan (Les droit divin)
sehingga tidak dapat diganggu gugat. Ia terkenal dengan semboyannya Le etate c’es moi (Negara adalah
saya).