Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH

REVOLUSI PERANCIS

KELOMPOK 3
XI IPS 3
ANGGOTA:
 Crysna Prasetya
 Diyar Tri A
 Isti Zulaefah Romadhoni
 M.Zidan
 Novita Putri
 Titin dwi Rahayu
 Wahyu Purwitasari
 Willy Arbani

MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOKERTO 2


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Revolusi Perancis berlangsung pada tahun 1789-1815. Revolusi ini disebabkan oleh beberapa
faktor, tetapi faktor utamanya terjadinya revolusi ini ialah masalah ekonomi negara. Revolusi
Perancis tidak hanya menyebabkan banyak perubahan dalam masyarakat Perancis tetapi juga
berpengaruh terhadap bangsa-bangsa lain di dunia.
Revolusi Perancis ini menentang absolutisme atau kekuasaan raja yang bersifat mutlak.
Puncak dari revolusi Perancis adalah menentang absolutisme raja dan hak-hak istimewa yang
dimiliki oleh golongan kaum bangsawan dan golongan pemuka agama. Hal ini merupakan faktor
penyebab revolusi Perancis dalam ketidakadilan politik
Sebuah revolusi besar yang mengubah tatanan pemerintahan dan kemasyarakatan justru
terjadi di Perancis. Pada waktu itu keadaan masyarakat Perancis memang sangat parah.
Golongan masyarakat yang menjadi penggeraknya adalah warga kota (borjuis) yang
berkeinginan menggantikan peranan kaum bangsawan dan gereja dalam pemerintahan maupun
perekonomian.
Selain faktor ketidak adilan politik dan krisi ekonomi, munculnya filsuf-filsuf pembaharu
juga turut andil dalam meletusnya revolusi Prancis dengan pengaruh paham rasionalisme
mereka. Paham ini hanya mau menerima suatu kebenaran yang dapat diterima oleh akal. Paham
ini telah melahirkan renaisans dan humanisme yang menuntun manusia bebas berpikir dan
mengemukakan pendapat.
Revolusi Perancis memunculkan golongan yang menginginkan perubahan yaitu ETATS
ke-3 / warga dimana sebagian besar adalah golongan petani. Adapun tokoh-tokoh lahir dalam
revolusi Perancis diantaranya Montesquieu dengan pemikirannya yaitu pemisah kekuasaan
dengan TRIAS POLITICA yaitu legislatif,eksekutif dan yudikatif. Lalu tokoh lainya ialah
Voltaire yang menentang dominasi gereja. Tokoh revolusi Perancis yang terkenal ialah Napoelen
Bonaparte dengan semboyan liberte,egalite,fraternite (kebebasan,persamaan,persaudaraan).

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa maksud dari revolusi Perancis?
B. Hal-hal apa sajakah yang menyebabkan terjadinya revolusi Perancis?
C. Bagaimanakah praktek absolutisme di Perancis?
D. Bagaimanakah jalannya revolusi Perancis?
E. Siapa sajakah tokoh-tokoh pemikiran dalam revolusi Perancis?
F. Bagaimana dampak revolusi Perancis bagi Dunia?
G. Bagaimana juga dampak revolusi Perancis bagi Indonesia?

C. MANFAAT PENULISAN
A. Mengenal revolusi Perancis
B. Memahami jalannya revolusi Perancis
C. Mengetahui dampak-dampak revolusi Perancis bagi Dunia maupun Indonesia
D. Mengetahui sejarah & peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar revolusi Perancis
E. Menumbuhkan rasa suka terhadap sejarah sehingga memiliki kemauan untuk mengenal
lebih dalam suatu peristiwa sejarah
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN REVOLUSI PERANCIS
Revolusi Perancis adalah proses perubahan yang terjadi di bidang pemerintahan atau
ketatanegaraan dan Kemasyarakatan yang terjadi di Perancis.Di bidang Pemerintahan, terjadi perubahan
kekuasaan dari seorang Raja yang bersifat absolut menjadi pemerintah Demokrasi yang Undang-undang
Dasar serta memiliki Dewan Perwakilan Rakyat. Di bidang kemasyarakatan, masyarakat yang terdiri atas
golongan yang tidak memiliki hak sama sekali berubah menjadi suatu masyarakat yang memiliki hak
yang sama. Pada waktu terjadi Revolusi Perancis, pemerintah di Perancis di bawah kekuasaan Raja
bernama Louis IV.
Revolusi Perancis merupakan sebuah masa peralihan politik dan sosial dalam sejarah Perancis.
Pada saat itu, kaum demokrat dan para pendukung republikanisme bersatu menjatuhkan sistem
pemerintahan monarki (kerajaan) abosolut, yang dianggap terlalu kaku dan memberikan keistimewaan
berlebih pada keluarga kerajaan dan golongan bangsawan.
Karena kekuasaan raja yg absolut terhadap rakyatnya, hal ini mengakibatkan kesenjangan sosial
yang tinggi antara raja dengan rakyatnya. Pada waktu revolusi Perancis, saat itu raja yang berkuasa ialah
raja Louis XVI. Absolutisme raja Louis XVI termasuk salah satu penyebab terjadinya revolusi Perancis.
Raja Louis XVI bertindak sewenang-wenang tanpa memerhatikan keadaan rakyat dan memerintah tanpa
dibatasi oleh kekuasaan apapun. Hal ini mengakibatkan kecemburuan sosial dan mengakibatkan
penderitaan rakyat yang berkepanjangan.
Semboyan Louis XIV adalah l'etat c'est moi (negara adalah saya). Untuk mempertahankan
keabsolutannya itu, ia mendirikan penjara Bastille. Penjara ini diperuntukkan bagi siapa saja yang berani
menentang keinginan raja. Penahanan juga dilakukan terhadap orang-orang yang tidak disenangi raja.
Mereka ditahan dengan surat penahanan tanpa sebab (lettre du cas). Absolutisme Louis XIV tidak
terkendali karena kekuasaan raja tidak dibatasi undang-undang.
Sebab lain terjadinya Revolusi Prancis adalah adanya krisis keuangan. Kehidupan raja dan para
bangsawan istana serta permaisuri Louis XVI ,yakni Maria Antoinette (terkenal dengan sebutan Madame
deficit) yang hidup penuh dengan kemewahan dan kemegaha. Di samping itu, adanya warisan hutang dari
Raja Louis XIV dan Louis XV menjadikan hutang negara makin menumpuk. Satu-satunya cara untuk
mengatasi krisis keuangan ini adalah dengan cara memungut pajak dari kaum bangsawan, tetapi golongan
bangsawan menolak dan menyatakan bahwa yang berhak menentukan pajak adalah rakyat dan
pemberlakuan pajak harus melalui Estate Generale (badan legislatif). Akhirnya diadakan sidang Estates
Generale untuk menentukan pajak kaum bangsawan,tetapi sidang ini tidak menghasilka titik terang.
Hal itu disebabkan karena dari golongan III (rakyat jelata) yang jumlahnya terbesar menurut hak
suaranya dalam voting secara perorangan. Sedangkan golongan I dan II menghendaki voting dilakukan
pergolongan. Dengan cara itu golongan I & II bersekongkol dapat dipastikan memenangkan suara.
Akhirnya perselisihan ini tidak dapat diselesaikan karena masing-masing pihak tetap mempertahankan
kehendaknya.
Pada sidang ini Louis XVI membubarkan sidang dengan mengusir semua golongan dari tempat
persidangan. Hal ini menimbulkan reaksi keras dari golongan kaum borjuis dan rakyat jelata yang
kemudia membentuk National Assembly pada bulan Mei 1789. Pembentukan National Assembly
merupakan permulaan revolusi Perancis. Pada tanggal 4 Agustus 1789 sebagian besar golongan
bangsawan dan pendeta menyatakan diri bergabung dalam National Assembly dengan ketentuan
melepaskan hak-hak istimewa yang mereka miliki. Hal ini menandai berakhirnya sistem feodalisme di
Perancis.
Pada tanggal 26 Agustus 1789, dikeluarkanya suatu deklarasi mengenai hak-hak manusia dan
warga negara. Pada tahun 1792 monarki dihapuskan dan sistem republik di dirikan dengan sistem tatanan
masyarakat yang lama dihapuskan. Rakyat Perancis kemudian mengeksekusi raja Louis XVI beserta
istrinya Maria Antoniette pada bulan Agustus 1792 dengan menggunakan alat yang disebut Guillotine.
B. SEBAB-SEBAB REVOLUSI PERANCIS
a. Berkembangnya paham Rasionalisme dan Aufklarung
Pada abad ke 18 merupakan lahirnya berbagai macam paham di Eropa. Paham-paham itu muncul
setelah adanya gerakan Renaissance dan Humanisme yang menentang kekuasaan kaum Gereja di Eropa.
Baik paham rasionalisme maupun aufklarung merupakan paham yang menganggap bahwa pikiran
merupakan sumber segala kebenaran, sehingga segala sesuatu yg tidak masuk akal dianggap tidak benar.
b. Munculnya paham Romantisme
Paham romantisme yg muncul pada sekitar tahun 1750an merupakan reaksi dari paham
rasionalisme. Paham romantisme merupakan paham yang menjujung tinggi perasaan dan
menghargai naluri manusia. Paham ini berperan penting dalam meletusnya revolusi Perancis
ketika kaum rasionalis tidak berani lagi meneruskan perjuangan karena menurut perhitungan
rasional tidak mungkin dapat diselesaikan. Tekad yang irasiona dari rakyat Perancis inilah yg
nantinya mampu menyelamatkan revolusi dari ancaman tentara-tentara asing yg mengepung
Perancis dalam perang koalisi. Sentimen pun merupakan faktor penting bagi meletusnya revolusi
Perancis. Tokoh paham romantisme ialah Jean Jacques Rousseau dengan karyanya yg terkenal
du Contract Social yg artinya perjanjian masyarakat.
c. Pengaruh perang kemerdekaan Amerika (revolusi Amerika)
Dalam perang kemerdekaan Amerika, Perancis membantu Amerika dengan mengirim
pasukan yg dipimpin oleh Lafayette. Setelah perang selesai, mereka pun kembali ke Perancis.
Selama di Amerika, mereka telah mengenal paham-paham baru tentang kebebasan dan
demokrasi serta Declaration of Independence yang didalamnya berisi penghargaan terhadap hak
asasi manusia. Setelah kembali ke Perancis, mereka mengetahui dan merasakan bahwa
pemerintah Prancis tidak mnegakui hak-hak asasi manusia dan justru menindas rakyat. Oleh
karena itu, semangat revolusi Amerika menjiwai rakyat untuk mengadakan revolusi.
d. Ketidakadilan dalam sistem feodalisme
Sistem feodalisme di Perancis membagi masyarakat menjadi 3 yaitu:
 Golongan I : kaum bangsawan
 Golongan II : kaum pemuka agama
 Golongan III : rakyat jelata
Golonga I & II memiliki hak istimewa, sedangkan golongan ke III tidak memiliki hak. Adapun
hak istimewanya ialah bebas dari pajak dan dapat menarik pajak dari rakyat jelata.
e. Pemerintahan yang buruk
Kekuasaan tunggal raja pada masa pemerintahannya berubah menjadi tirani yang
memberikan kelonggaran raja untuk bertindak sewenang-wenang. kepentingan raja diutamakan
sedangkan kepentingan rakyat dilupakan. Selain itu kekuasaan raja yang sangat besar tanpa batas
dengan tidak adanya dewan perwakilan rakyat telah mendorong untuk bertindak sewenang-
wenang dan berfoya-foya. Hal inilah yg mendorong rakyat untuk mengadakan revolusi
f. Adanya keksosongan kekuasaan (vacuum of power)
Pada masa pemerintahan Louis XIV & Louis XV, rakyat takut kepada rajanya walaupun
mereka membencinya. Sedangkan pada masa Louis XVI , walaupun bersikap diktator namun ia
tidak memiliki wibawa, sehingga rakyat tidak takut kepadanya. Hal ini memberikan kesempatan
baik bagi timbulnya pemberontakan dan revolusi.
Sejak raja Louis XIV, raja-raja Perancis suka berfoya-foya dengan wanita-wanita cantik
sehingga kas negara kosong. Pada tahun 1789, ketika masa pemerintahan Louis XVI, beban
negara sudah sangat berat dan diambang kebangkrutan. Penghasilan negara hanay 500 juta,
sedangkan pengeluaran negara mencapai 625 juta. Utang negara yang dibayar pada saat itu
sebesar 300 juta.
Untuk mengatasi masalah tersebut satu-satunya cara adalah menarik pajak kepada kaum
bangsawan. Kaum bangsawan menolak dan mengusulkan agar dalam menentukan pajak harus
dirundingkan dengan “Etats Generaux” (DPR) yang sejak tahun 1614 tidak pernah melakukan
sidang. Raja Louis XVI pun menyetujui usul tsb.
Sidang Etats Generaux pun akhirnya di gelar, tetapi terjadi kerusuhan. Hal itu disebabkan
golongan yang ke III yg beranggota rakyat biasa yang jumlahnya terbesar menuntut hak suaranya
dalam voting secara perorangan. Sedangkan golongan I & II menghendaki voting dilakukan per
golongan. Dengan cara itu gol. I & II yg bersekongkol dpt dipastikan memenangkan suara.
Perselisihan itu tidak dapat diselesaikan karena masing-masing pihak tetap mempertahankan
kehendaknya.
Pada tanggal 17 Juni 1789 gol. III mengumumkan pembentukan dewan nasional
(Assemble Nationale) sebagai dewan perwakilan di Perancis. Pembentukan dewan ini
mempunyai arti penting sebab dengan demikian dewan perwakilan di Perancis tidak lagi
didasarkan pada golongan-golongan, melainkan merupakan dewan rakyat Perancis. Hal ini
berarti perombakan masyarakat perancis yg feodalis menjadi masyarakat yg demokratis.
Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille, yang merupakan
tempat tahanan politik yg menentang pemerintahan raja Perancis dan tempat gudang senjata.
Penyerbuan ini disebabkan oleh :
 Rakyat mendengar desas desus bahwa raja Perancis mengumpulkan tentaranya disekitar
paris untuk menindas rakyat
 Rakyat membutuhkan senjata yg terdapat dalam penjara Bastille
Penyerbuan thd penjara Bastille pd tgl 14 Juli 1789 berhasil dengan baik karena tentara yang
berkumpul di Paris memihak rakyat. Tanggal penyerbuan itu pun dianggap sebagai permulaan
revolusi dan kemudian diresmikan sebagai hari Nasional Perancis. Selanjutnya tentara nasional
yang memihak rakyat segera dibentuk di bawah pimpinan Lafayette.
Pada tanggal 20 Juli 1789 Dewan nasional bersidang di lapangan tenis. Di tempat itulah
rakyat bertekad utk menyusun UUD (konstitusi). Mereka pun sepakat untuk menamakan dirinya
sebagai Dewan Konstituate (Assemble Nationale Constituate). Banyak kaum bangsawan dan
kaum agama yg menggabungkan diri dalam dewan konstituate. Akibatnya, raja memerintahkan
untuk membubarkan dewan itu, tetapi tidak dihiraukan. Raja pun akhirnya tidak berani bertindak
apapun dan pasrah thdp keadaan negerinya.
Sejak saat itulah rakyat jelata yg berkuasa. Pimpinan rakyat yg terkenal dlm Dewan
Konstituate diantaranya Mirabeau, Lafayette, & Sieyes (kaum agama). Pada tanggal 27
Agustus 1789, Dewan Konstituate mengumumkan pernyataan hak asasi manusia dan warga
(Declaration des Droits De I’homme et du Citoyen) sbg dasar dari pemerintahan baru. Pada
tanggal 14 Juli 1790 UUD Prancis disahkan. Dengan demikian pemerintahan Prancis telah
berubah Monarki Konstitusional yang membatasi kekuasaan raja. Raja menyetujui UUD tsb dan
bersumpah untuk setia. Namun, tiba-tiba raja melarikan diri ke luar negeri tp tertangkap oleh
rakyat Prancis dan dikembalikan ke Paris. Karena itu membuat rakyat marah dan menuduh raja
telah berkhianat. Anggapan rakyat bahwa raja telah berkhianat semakin kuat setelah Austria
Prusia (1792) menyerang Prancis, shg menimbulkan perang koalisi I (1792-1797). Lalu raja
Louis XVI dan permaisurinya pd tahun 1793 di eksekusi mati dengan di penggal/dipancung
kepalanya di tiang Guillotine.
Salah satu dokumen penting yg dihasilkan pd saat terjadi revolusi Prancis adalah “Pernyataan
ahk-hak asasi manusia dan warga”. Rumusan dokumen tsb juga mjd bagian awal dari konstitusi
Prancis yg pertama. Hak-hak asaasi yg dianggap telah dimiliki manusia dan warga sejak lahir
adalah sbb:
1) Hak atas kemedekaan pribadi
2) Hak diperlakukan sama dalam hukum
3) Hak kebebasan bertemoat tinggal
4) Hak atas milik pribadi
5) Hak atas keamanan pribadi
6) Hak untuk membela diri
7) Hak kebebasan menyatakan pendapat
8) Hak kebebasan memeluk agama
C. PRAKTEK ABSOLUTISME DI PRANCIS
1. Di mulai pada masa Car dinal Richeliu dari golongan gereja(1642-1643) yang menjadi Perdana
Menteri pada masa Louis XIII (1610-1643).
2. Dilanjutkan oleh Car dinal Mazarin (1643-1661) Metode perdagangan merkantilisme yang
dipelopori olehJean Baptist Colber t menjadikan Prancis makmur sehingga mampu membangun
kekuatan militer yang kuat.
3. Lalu pada masa Louis XIV dilakukan beberapa tindakan yang mengarah pada pembentukan
Negara yang absolutIsme antara lain, Mengalahkan kaum Huguenots (Protestan Prancis),
Membubarkan dan menghapus sistem Parlemen Louis XIV berhasil menjadikan Prancis sebagai
monarki absolut yang paling berhasil di Eropa dengan ciri-ciri:
 Memerintah tanpa Undang-Undang
 Memerintah tanpa Dewan Legislatif
 Memerintah tanpa kepastian hukum
 Memerintah tanpa anggar an belanja
 Memerintah tanpa di batasi hukum
Louis XIV menunjukkan bahwa seolah-olah kekuasaan raja berasal dari Tuhan (Les droit divin)
sehingga tidak dapat diganggu gugat. Ia terkenal dengan semboyannya Le etate c’es moi (Negara adalah
saya).

D. JALANYA REVOLUSI PRANCIS


Revolusi Prancis berlangsung selama 10 tahun, dan dibagi menjadi beberapa masa yaitu :
1) Masa Dewan Konstitusi (1789-1791)
Estats Generaux / dewan perwakilan rakyat Prancis, bersidang pada 5-17 Juni 1789. Dalam
persidangan tsb terdapat perbedaan pendapat yg tdk dpt diselesaikan antara Gol I &II dg Gol. III. Raja
Louis XVI pun tdk bersikap tegas, sehingga menimbulkan Gol. III berani menentang Gol I & II.
Kemudian Gol III mengadakan sidang sendiri pada 17 Juni 1789 . mereka membentuk dewan perwakilan
rakyat yg tidak meneganal sistem golongan, dewan ini kemudian dinamakan Assemble Nationale
Constitution yang mempunyai tugas menyusun UUD Prancis.
Raja Louis tidak mau mengakui dewan tersebut dan mengancam akan membubarkan dengan
kekerasan senjata. Rakyat pun menjadi marah, pd 14 Juli 1789 rakyat menyerbu penjara Bastille dan
membebaskan orang yang ditawannya. Oleh karena itu tgl 14 Juli dijadikan sebagai hari nasional Prancis.
Bendera kerajaan Prancis diganti menjadi bendera nasional dengan warna merah putih dan biru secara
vertikal. Lagu Merseillaise dijadikan sebagai lagu kebangsaan dan dibentuk tentara nasional dibawah
pimpinan Lafayette
2) Masa Legislatif (1791-1792)
Setelah UUD Prancis disahkan 14 Juli 1790, maka dewan Konstitusi nasional kembali kpd
fungsinya sebagai lembaga legislatif. Situasi politik kembali menegang, Louis XVI yg khawatir akan
keselamatannya melarikan diri keluar negeri. Rakyat yang mengetahui hal tersebut sangat marah dan
menuduh raja telah berkhianat thdp negara dan UUD. Untuk itu raja ditangkap dibawa kembali ke Paris.
Anggapan rakyat bahwa raja telah berkhianat setelah Austri dan Prusia menyerang Prancis,
sehingga menimbuklan peerang Koalisi I. Rakyat Prancis pun berhasil mematahkan serangan koalisi.
Selanjutnya, dibentuk pemerintahan baru yg disebut Konvensi Nasional.
3) Masa Konvensi Nasional (1792-1795)
Raja Louis XVI bersama permaisurinya dijatuhi hukuman mati berupa pemenggalan kepalanya di
tiang Guillotine. Karena situasi Prancis semakin gawat, golongan Yacobin mendirikan pemerintahan
diktator dibawah pimpinan Robespiere yg bertindak tegas dan kejam pd lawan polittiknya. Golongan
bangsawan dan borjuis terus berusaha menjatuhkan Robespiere, sampai berhasil. Dengan jatuhnya
pemerintahan diktator, tampak pimpinan revolusi kembali ke tangan Borjuis.
4) Masa Directoire (1795-1799)
Untuk mengatasi kalutnya keadaan, kemudian kaum borjuis membentuk dewan pimpinan pusat
bidang eksekutif yang terdiri dari 5 orang direktur yaitu Barras,Moulin,Gohier,Roger Ducos & Seiyes.
Tujuan dibentuk directoire ialah untuk memberikan gambaran adanya pemerintahan yang demokratis
supaya mengatasi keadaan.
5) Masa Konsulat (1799-1804)
Karena pemerintah Directoire tidak efektif lagi, maka Napoleon Bonaparte mengambil alih
kekuasaan . setelah Directoire dibubarkan, Napoleon Bonaparte membentuk pemerintahan konsulat yang
terdiri dari 3 orang konsul, yaitu Napoleon, Seiyes, dan Roger. Napoleon adalah seorang jendra muda yg
cakap memiliki cita-cita dan ambisi yg besar. Ia tampil mengesankan dan mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Nap melakukan langkah-langkah penting diantaranya :

• Pembentukan pemerintahan yg kuat dan stabil dg cara memusatkan kekuasaan


pemerintah ditanganya sendiri, menyeragamkan sistem administrasi pemerintahan, dan
menyusun kitab UU Hukum Pidana (Code de Civil)
• Menciptakan suasana aman,tentram dan damai dg cara kaum bangswan yang melarikan
diri saat revolusi, diizinkan kembali ke Prancis dg aman, mengadakan perdamaian denga
Paus guna mengendalikan citra gereja dan ualama di Prancis seperti sedia kala, dan
membentuk tentara yang kuat.
• Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara memajukan pendidikan bagi
rakyat,memajukan perekonomian melalui indistrialisasi dan perdagangan, dan
menciptakan Kitang UU Hukum Perdaganagan (Code de Commerce) agar perdagangan
Prancis berkebang pesat dan membawa keuntungan.
• Membangun sarana dan prasarana, spt jalan raya dan gdeung-gedung pemeribtahan
• Memberantas korupsi dan memperbaiki keuangan negara.
6) Masa kekaisaran (1804-1815)
Napoelen membentuk dibasti baru yg dikenal dengan dinasti Bonaparte. Sebagai kader revolusi yg
berpaham liberal,Napoelen tetap memberikan kebebasan terutama di bidang
keagamaan,pendidikan,perdaganagan, dan persamaan hak dalam UU. Namun di bidang politik, napoelen
berpegang teguh pd prinsip absolutisme yg bersifat turun temurun. Ia berkuasa secar diktator menurut
kehendanya sendiri yg dipandang baik dan cocok, sehingga prinsip demokrasi dikesampingkan. Dengan
demikian Napoelenmemadukan prinsip kepemimpinan demokrasi dan absolutisme, oleh karena itu sistem
pemerrintahan Napoelen sering dikenal dg Verlicht Despotis.
Sesuai denga prinsio dinasti deportisme, maka keturunann dan keluarga ikut
berpengaruh dalam pemerintahan. Dari pernikahannya dengan Louis, Napoelen mempunyai
putra,yaitu Napoelen II yang kemudian diangkat menjadi penguasa di Roma. Sudara-saudara
Nepoelen juga diberi kedudukan.

E. TOKOH PEMIKIRAN DIBALIK REVOLUSI PRANCIS


Berkembangnya pemikiran-pemikiran baru tentang pemerintahanyang baik bagi rakyat
memberikan pengaruh yang besar terhadap timbulnya revolusi. Pada umumnya pemikiran-
pemikiran baru tsb lahir sebagai bentuk pertentangan dan koreksi atas sistem pemerintah yang
bersifat absolut. Lahirnya pemikiran-pemikiran tsb juga dipengaruhi oleh zaman pencerahan /
aufklarung yg melanda Eropa sejak abad ke 16. Hasil pemikiran tsb diantaranya dicetuskan
oleh tokoh-tokh berikut :
1) John Locke
Salah satu pemikir yg berasal dari Inggris. Ia mengemukakan pemikiranya tentang perlunya
sebuah pemerintahan yg didasari dan dibatasi UU. Oleh sebab itu,sistem kerajaan yang
berkembang saat ituperlu dilengkapii dg UU shg negara berbentuk monarki parlementer.
Sistem pemerintahan menurut Locke memberi kebebasan rakyat untuk bertindak dlm masalah
ekonomi sdngkan pemerintah hanya menyediakan peraturan. Untuk menghindari terjadinya
kesewenangan dan penyelewengan darii pihak pemeganga kekuasaan, perlu adanya
pembagian kekuasaan. Kekuasaan dibagi menjadi 3 bidang yaitu, eksekutif,legislatif dan
federatif.
2) Jean Jacques Rousseau
Lahir di Swiss, tetapi sejak kecil hidup di Prancis shg tumbuh dengan berkewarganegaraan
Prancis. Rosseau dikenal sbg tokoh yang mengemukakakn teori Du Contract social yang
artinya bahwa negara terbentuk atas dasar kesepakatan antara rakyat dan penguasa untuk
membentuk sebuah negara. Oleh karena itu, negara harus berdasarkan kedaulatan rakyat
sehingga pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat. Untuk prinsip ini kemudian dikenal demokrasi. Selain itu, Rosseau
mencetuskan pemikiran tentang hak asasi manusia pada dasarnya sejak lahir adalah sama
dan merdeka.
3) Montesquieu
Seorang ahli hukum yg berasal drai Prancis. Dia terkenal dengan hasil pemikiranya tentang
pembagian kekuasaan dalam pemerintah untuk menjamin agar pemerintahan tersebut tidak
sewenang-wenang karena memiliki kekuasaan dalam satu tangan. Pembagian kekuasaan
menurut dia adalah terdiri dari kekuasaan eksekutif,legislatif dan yudikatif.

F. DAMPAK REVOLUSI PRANCIS BAGI DUNIA


a) Penghapusan feodalisme
Dihapuskanya feodalisme menyebabkan tidak ada lagi golongan-golongan masyarakat dengan
hak dan kewajiban yg berbeda.
b) Berkembangnya ide supermasi hukum
UUD merupakan kekuasaan tertinggi. Pada masa pemerintahan raja Louis XVI dan pemerintah
sebelumnya, hukum di Prancis tdk diberlakukan sama pada setiap orang dan tiap daerah. Hal
ini karena adanya hak-hak istimewa dan tradisi yang berbeda pada setiap daerah. Sejak masa
pemerintahan Napleon, hukum diseragamkan kepada setiap orang dan setiap daerah. Untuk
itu, Napoelen menyusun kita UU yg disebut Code Civil yg kemudian disempurnakan menjadi
Code Napoleon
c) Munculnya ide pemerintahan republik
Pemerintah kerajaan dianggap kurang tepat karena pergantian kekuasaan secara turun
temurun tidak menjamin kualitas seorang kepala negara. Oleh karena itu, perlu dibentuk
pemerintahan republik dengan kepala negara dipilih langsung oleh rakyat
d) Berkembangnya paham demokrasi
Paham demokrasi muncul sebagai dampak dari pengakuan trhdp hak-hak manusia, terutama
kebebasan dan persamaan hak antarmanusia.
e) Menyebarnya paham Liberalisme
Ketika Napoleon berkuasa, ia menjadi penyebar terbesar paham liberalisme. Dengan tentara yg
kuat, ia berhasil menaklukan hampir seluruh Eropa dan wilayah lain diluar Eropa. Disetiap
wilayah yang didudukinya, napoleon senantiasa mendirikan pemerintahan yg liberal. Sesudah
Napoleon jatuh, ide liberalisme itu tetap hidup di negara-negara tsb, walaupun raja-raja Eropa
melalui Kongres Wina tahun 1815 berusaha menghilangkanya.
f) Meluasnya paham Nasionalisme
Liberte, Egalite,Fraternite adalah semboyan revolusi Prancis yang artinya kebebasan,
persamaan dan persaudaraan. Semboyan ini menggambarkan semangat nasionalisme rakyat
Prancis untuk bersatu.
g) Timbulnya ide tentang ide revolusiaoner
Keberhasilan revolusi Prancis dalam menumbangkan kekuasaan raja yang sewenang-wenang,
telah meyakinkan rakyat apabila terjadi ketidakadilan rakyat sewaktu-waktu dapat beraksi
secara revolusioner.

G. DAMPAK REVOLUSI PRANCIS BAGI INDONESIA


a) Munculnya paham Nasionalisme
Paham nasionalisme berasal dari Eropa barat, kemudian menyebar ke seluruh eropa pd
abad ke 19 dan 20 paham tsb menyebar ke berbagai penjuru dunia. Bahkan paham
nasionalisme merupakan paham yang penting dalam mendasari pergerakan nasional di
berbagai negara Asia & Afrika.
Berbagai revolusi yg terjadi di Eropa,khususnya revolusi Prancis telah mengilhami
perjuangan bangsa-bangsa terjajah di Asia-Afrika, termasuk Indonesia. Nasionalisme di Asia-
Afrika, termasuk Indonesia disebabkan oleh penindasan yg dilakukan oleh negara imperialis
barat.
Pelaksanaan politik etis telah memberikan kesempatan pendidikan kepada penduduk
bumiputra, walaupun dalam lingkup yang terbatas. Adanya pendidikan telah mendorong
munculnya golongan baru, yaitu golongan terpelajar yg menjadi pelopor pergerakan nasional.
Melalu pendidikan itu pula kaum terpelajar dapat mengikuti perkembangan pemikiran bangsa
Barat. Mereka mempelajari berbagai ide dan paham baru yg berkembang di eropa pd waktu itu,
seperti Liberalisme,demokrasi naionalisme, dan komunisme.
Pada awal pergerakan nasional muncul beberapa organisasi dg sifat yang berbeda. Bud
Utomo lebih bersifat organisasi budaya, Sarekat Islam bersifat sosial-ekonomi dan religius,
sedangkan Indische Partij bersifat politis. Namun, ketiga organisasi tersebut memiliki
kesamaan, yaitu sama-sama bersifat nasionalis yg berjuang untuk mengangkat harkat dan
martabat bangsanya menuju kemerdekaan kelak di kemudian hari. Demikian juga dengan
parta-partai yg berdiri pd masa berikutnya, seperti Partindo, PNI baru, Parindra. Sementara itu,
PKI lebih menonjolkan pada paham internasionalismenya dengan menganggap dirinya sbg satu
keluarga dr Komintern (Komunis Internasioanl)
Dalam rangka merayakan ulang tahun kemerdekaan Belanda yang ke 100 dr
penjajahan Prancis, dibentuklah sebuah komite yg dikenal sebagai “Komite Bumi Putera” di
Bandung. Komite ini bermaksud hendak mengirimkan telegram kpd ratu Belanda yg isinya
mengandung permintaan agar dibentuk Majelis Perwakilan Rakyat Sejati dan ketegasan
adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan. Salah satu pemimpin ini, Suwardi
Suryaningrat menulis sebuah risalah yg berjudul Als ik een Nederlander was yg isinya
merupakan sebuah sindiran thdp pemerintah kolonial belanda yg menajak penduduk bumiputra
untuk merayakan hari kemerdekaannya.
Dari artikel tsb dpt disimpulkan bahwa bangsa Indonesia sudah memendam rasa
nasionalisme yg sangat dalam. Keinginanan untuk berdiri sebagai bangsa yg merdeka dan
bermartabat sudah mereka perjuangan sebagai hak semua bangsa, bukan hanya hak bangsa
Barat.
b) Munculnya paham Demokrasi
 Pembentukan Volksaard
Pada kongres Budi utomo tgl 5&6 Agustus 1915, telah ditetapkan usulan perlunya dibentuk
wajib militer bagi kalangan kaum pribumi. Akan tetapi, sebelumnya harus terlebih dahulu
dibentuk parlemen yang berhak membuat UU. Selanjutnya, komite Indie Weerwaar pd tgl 23
Juli 1916 telah memutuskan bahwa pembentukan kekuatan militer baik laut maupun darat
dari kalangan bumiputra merupakan suatu kepentingan yg mendessak agar dapat
mempertahankan diri dari serangan yg berasal dari luar. Dwidjosewoyo sebagai wakil budi
utomo dalam misi itu berhasil mengadakan pendekatan dg pemimpin-pemimpin terkemuka
Belanda. Walaupun misi ini tdiak berhasil meloloskan usulan tentang pembentukan wajib
militer, namun sebagai gantinya pemerintah Belanda akan membentuk Volksraad yg
disahkan pd bulan desember 1916.
Keterangan yang disampaikan oleh menteri daerah jajahan tentang kemungkinan Volksraad
menjadi parlemen sebenarnya sangat menggembirakan. Namun dalam kenyataannya
sampai menjelang perang dunia II, pemerintah kolonial tidak pernah membentuk parlemen
yg benar-benar sebagai badan legislatif. Volksraad hanyalah badan yg berhak memberi
usulan, namun tdak mempunyai kekuatan apa-apa untuk mengontrol jalannya
pemerintahan.
 Tuntutan Indonesia berparlemen
Parlememn merupakan suatu badan yang harus ada pada negara yg berdasarkan asas-
asas demokrasi seperti yg diperjuangkan oleh rakyat Prancis, khususnya oleh
Mountesquieu. Setelah tuntutan “petisi soekarjo” ditolak oleh pemerntah Belanda, kaum
pergerakan nasional mangalihkan tuntutannya kpd pembentukan parlemen yg dipilih oleh
rakyat. Untuk itu, kaum pergerakan nasional menunggu saat yg tepat untuk mengutarakan
gagasannya tsb.
Pada tanggal 21 Mei 1939 berhasil dibentuk badan kerja sama antar partai politik didalam
Volksraad yg disebut gabungan politik Indonesia (GAPI) yg dipimpin oleh M.Husni Tamrin.
Didalam konferensi I GAPI tgl 4 Juli 1939 didiskusikan tentang aksi yg akan digalanga oleh
GAPI dengan semboyannya “Indonesia Berparlemen”. Hal ini jelas bukanlah tuntutan
merdeka penuh, melainkan pembentukan parlemen yg berdasarkan pd sendi-sendi
demokrasi.
Momentum untuk menyampaikan gagasan itu muncul ketika meletusnya perang dunia II pd
tgl 20 september 1939. GAPI menyampaikan gagasannya yg dikenal dg “manifestasi GAPI”
, yg isinya antara lain mengajak Indonesia dan Belanda untuk bekerja sama menghadapi
bahaya fasisme. Kerjasama itu akan berhasil apabila rakyat Indonesia diberikan suatu
pemerintahan yg bertanggung jawab kpd parlemen yg dipili dari dan oleh rakyat.
Usulan GAPI ini mendapat sambutan baik darii pers Indonesia dg menguraikan sikap dari
beberapa bangsa Asia dalam menghadapi bahaya fasisme. GAPI sendiri juga mengadakan
rapat-rapat umum yg mencapai puncaknya pd tgl 12 Desember 1939. Tidak kurang dari 100
tempat mengadakan rapat umum untuk mempropagandakan seruan “Indonesia
Berparlemen”. Kemudian dibentuklah comite palement Indonesia untuk mempertegas sikap
GAPI tsb.
Pada bulan Agustus 1940,neger Belanda sudah dikuasai oleh Jerman. Sementara itu,
Indonseia dinyatakan dalam keadaan darurat perang. GAPI kembali mengutarakan
usulannya agar Volksraad diganti dengan parlemen sejati dan seorang kepala departemen
bertanggung jawab kepada parlemen tsb. Tuntutan itu dikirim kepada gubernr jendral,
Volksraad, ratu Wilhelmina dan kabinet Belanda yg dipindahkan ke London. Namun,
perjuangan yg sangat gigih dari GAPI itu hanya ditanggapai dg pembentukan Komisi
Visman. Namun sayangnya, komisi inipun tidak mampu memberikan apa yang
diperjuangkan oleh GAPI sampai akhirnya Indonesia jatuh ke tangan Jepang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Revolusi Prancis adalah proses perubahan yang terjadi di bidang pemerintahan atau
ketatanegaraan dan Kemasyarakatan yang terjadi di Perancis. Di bidang Pemerintahan, terjadi perubahan
kekuasaan dari seorang Raja yang bersifat absolut menjadi pemerintah Demokrasi yang Undang-undang
Dasar serta memiliki Dewan Perwakilan Rakyat. Di bidang kemasyarakatan, masyarakat yang terdiri atas
golongan yang tidak memiliki hak sama sekali berubah menjadi suatu masyarakat yang memiliki hak
yang sama. Pada waktu terjadi Revolusi Perancis, pemerintah di Perancis di bawah kekuasaan Raja
bernama Louis IV.
Sebab khusus terjadinya revolusi Prancis ialah krisis keuangan. Kehidupan raja dan para
bangsawan istana serta permai suri Louis XVI, yakni Maria Antoniete yg hidup penuh dengan
kemewahan dan kemegahan. Disamping itu, adanya warisan hutang dari raja Louis XIV dan Louis XV
menjadikan hutang negara makin menumpuk. Satu-satunya cara untuk mengatasi krisis keuangan ini
adalah dengan cara memungut pajak dari kaum bangsawan, tetapi golongan bangsawan menolak dan
menyatakan bahwa yang berhak menentukan pajak adalah rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr, M Mustopo, Habib dkk 2007. Sejarah SMA Kelas XI


program IPS. JAKARTA. YUDISTIRA
2. STAR. LKS SEJARAH PEMINATAN KELAS XI
3. Sawitri, Indah. 2016. SEJARAH PEMINATAN ILMU-ILMU
SOSIAL untuk SMA kls XI. Surakarta. Mediatama

Anda mungkin juga menyukai