Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

COMMENWEALTH OF AUSTRALIA
“disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Australia Dan Ocean”

Disususn Oleh:
Reza Pansuri 1962042024

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
ridho dan hidayahnya, maka akhirnya penyusun Makalah ini berhasil diselesaikan dengan
baik. Makalah ini berjudul : COMMENWEALTH OF AUSTRALIA, dimaksudkan untuk
menambah wawasan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan Sejarah Australia
dan oceania di Jurusan Pendidikan Sejarah FIS – UNM

Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
berbagai kekurangan baik dari segi materi maupun sistematika penulisannya. Oleh karena
itu, adanya saran dan kritik yang konstruktif terhadap makalh ini dari berbagai pihak, saya
ucapkan terimakasih. saya berharap, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
para pembaca terutama bagi para mahasiswa yang mempelajari bahkan mendalami studi
tentang Sejarah Australia dengan berbagai permasalahannya yang melingkupinya.

Semoga segala perhatian dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan makalah ini hingga berhasil terwujud, dapat menjadi amal ibadah yang
mendapat ridho Allah SWT, Amin.

Pangkajene, 16 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II : PEMBAHAHSAN
1. Lahirnya Commonwealth Of Australia..........................................................3
2. Faktor-Fakt Yang Mendorong Gerakan Federasi..........................................5
3. Hasil Federasi I Dan II...................................................................................7
4. Mewujudkan Federasi Australia....................................................................11
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Commonwealth atau persemakmuran merupakan istilah yang berasal dari abad
kelima belas (dari bahasa Inggris commonwealth) yang secara harfiah berarti untuk
kebaikan atau kemakmuran bersama. Persemakmuran pada mulanya berarti sebuah
negara yang dipimpin untuk kemakmuran bersama dan bukan hanya untuk kemakmuran
beberapa orang dari kelas tertentu saja. Pada zaman sekarang istilah ini lebih bermakna
umum yang kurang lebih artinya komunitas politik. Macam komunitas yang dimaksud
dapat bermacam-macam, bisa berarti: Sebuah negara yang didirikan berdasar undang-
undang untuk kebaikan rakyat, Sebuah federasi negara-negara, atau Sebuah komunitas
negara-negara mandiri.
Munculnya istilah Commonwealth of Australia yang merupakan suatu gerakan
perubahan konstitusi dan mengatur secara jelas agar tidak adanya perpecahan antar
koloni. Ide awal munculnya Commonwealth of Australia tidak terlepas dari tahun 1850
sejak dikeluarkannya undang-undang otonomi daerah untuk setiap koloni yang disebut
Australian Colonies Government Act oleh Parlemen Inggris, dengan adanya Undang-
undang ini munculah suatu kebebasan setiap koloni yang sudah berdiri untuk mengatur
urusan setiap koloninya tanpa adanya suatu jalinan kerja sama dan hal ini menyebabkan
masalah bagi terancamnya posisi Australia saat itu. Dalam mengatur kehidupan masing-
masing nampaknya tidak ada satu koloni pun yang memikirkan hubungan kerja sama
dengan koloni yang lain, malah sebagaimana telah dikemukakan dimuka, yang terjadi
adalah sebaliknya
Tahun 1847, Earl Grey menteri urusan jajahan pada waktu itu telah menyadari
perlunya penanganan kepentingan bersama di antara koloni yang berbeda di Australia,
misalnya bea ekspor dan impor, lalu-lintas surat pos dan trasportasi. Idenya ini
disampaikan kepada komisi parlemen Inggris, yaitu komisi perdagangan dan perkebunan.
Komisi inilah yang tahun 1849 mengusulkan adanya gubernur jendral yang mempunyai
kekuasaan yang menghimpun suatu badan yang diberi nama General Assembly Of
Australia. Badan ini merupakan wakil dari tiap koloni yang keanggotannya dipilih oleh
parlemen dari masing-masing koloni. Badan inilah yang nantinya akan membentuk
mahkamah agung yang akan menerima pangaduan banding dari pengadilan-pangdilan
koloni, serta membuat aturan atau undang-undang yang berlaku yang berlaku untuk
seluruh koloni.
Siboro, (1973:30) mengatakan “ sesungguhnya pada tahun 1849, Earl Grey (
Secretary Of State for the Colonies) telah menginsyaratkan pembentukan semacam
“federasi”. akan tetapi banyak disanggah oleh rakyat koloni dan sedikit respon dari
parlemen Inggris”. Maka dari itu, semakin jauhnya masing-masing koloni berkembang
secara sendiri-sendiri, semakin banyak juga masalah yang dihadapi akibat timbulnya
keterpisahan antara koloni satu dengan yang lainnya. maka dari itu semuanya ini
mendorong kepada gerakan federasi dan lambat laun mulai menyadari pentingnya ada
suatu persatuan dalam mengatur jalannya pemerintahan dan kebijakan,
Kesadaran akan persatuan mulai muncul sejak munculnya kekuatan Eropa di dunia
timur dan wilayah pasifik. Sehingga dengan adanya hal tersebut, semakin sadarnya akan
pentingnya tali persatuan dan pengikat yang kuat karena kehadiran musuh, maka dari
permasalahan itu mulai munculah ide Commonwealth of Australia mulai dicanangkan
dengan matang. Faktanya muncul kekuatan baru di dunia timur ditandai dengan
munculnya kekuatan Eropa lainnya diwilayah pasifik, yaitu Jerman di Irian Timurlaut,
kepulauan Marshal, Solomon, dan Mariana, serta Prancis di New Hebrides, dirasakan
sebagai ancaman bersama.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa yang melatarbelakangi lahirnya Commonwealth Of Australia?
2. Apa saja faktor-faktor yang mendorong munculnya gerakan federasi?
3. Menjelaskan Hasil Federasi I dan II ?
4. Apa yang menyebebkan terwujudnya gerakan federasi di Australia?

C. Tujuan Penulisan
Dari uraian masalah pembahasna materia ini dapat:
1. Kita dapat mengiidentifikasi dan menjelaskan proses lahirnya Commonwealth
Of Australia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lahirnya Commonwealth Of Australia
Munculnya Commonwealth of Australia diawali sejak dikeluarkannya Australian
Colonies Govermment Act oleh pemerintah Inggris. Sejak saat itu kemudian Australia
terbagi menjadi empat koloni yang saling terpisah, dengan New South Wales sebagai
koloni tertua. Namun dalam perkembangnannya pembagian koloni tersebut semakin
mengalami pelebaran. Misalnya saja pada tahun 1825, Tasmania dipisahkan dari New
South Wales, dan kemudian Australia Barat berdiri sendiri pada tahun 1829, ditambah
lagi pada tahun 1836 berdasarkan teori kolonisasi yang rasional, Australia Selatan
kemudian muncul ke permukaan. New South Wales kembali semakin mengalami
penyempitan sejak Victoria dipisahkan dari New South Wales dengan berdasarkan
Undang-undang. Sehingga total koloni yang ada di Australia ada lima.
Dalam konteks politik dan sosial, setiap koloni di Australia diberi kebebasan memilih
dan menyusun sistem pemerintahan yang dikehendakinya, terkecuali Australia Barat.
Namun dari adanya sistem demokrasi tersebut memunculkan beberapa kelemahan dalam
kehidupan perpolitikan di Australia, hal tersebut dikarenakan timbulnya kurang
terjalinnya kerjasama antar koloni. Sehingga pada tahun 1847, menteri urusan jajahan,
Earl Grey, menyampaikan beberapa idenya meliputi pengadaan usaha kerjasama antar
koloni meliputi bea ekspor impor, lalu lintas surat-surat pos, dan organisasi transport
kepada komisi parlemen Inggris, yaitu Komisi Perdagangan dan Perkebunan.
Komisi inilah yang kemudian pada tahun 1849 merekomendasikan bahwa sebagai
tambahan kepada pembentukan Legislative Council dan sistem pemerintahan menurut
kemauannya di masing-masing koloni, hendaknyalah ada Gubernur Jenderal yang
mempunyai kekuasaan menghimpun suatu badan yang diberi nama General Assembly of
Australia. Pada tahun 1850 rancangan undang-undang pembentukan General Assembly
of Australia diserahkan kepada parlemen Inggris. Namun ternyata rancangan undang-
undang tersebut ditolak, bahkan kehidupan enam koloni (Queensland memisahkan diri
dari New South Wales) menjadi terpisah.
Setiap koloni memiliki sistem pemerintahan yang relatif sama, namun memiliki
sistem perekonomian yang berbeda-beda. Persatuan menjadi hal yang sulit diwujudkan
pada saat itu. Namun hal tersebut mulai tumbuh pada tahun 1883, dimana pada saat itu
Queensland bertindak atas Irian Timur, karena takut didahului oleh Jerman. Saat itulah
seluruh koloni membantu Queensland, sehingga kesadaran akan adanya persatuan mulai
tumbuh, demi kekuatan bersama sebagai Australia. Sejak tahun 1850 sampai tahun 1900,
Common Inconveniences semakin dirasakan oleh penduduk koloni, terutama jika dilihat
dari asal usul ras yang ditambah pula dengan betapa kuatnya Inggris mencegah masuknya
kekuasaan Asing ke Australia.
Namun hal tersebut kemudian memunculkan berbagai masalah di kehidupan koloni
Australia. Antara lain mengenai masalah imigran Cina. Di Victoria, New South Wales,
dan Australia Selatan, imigran Cina diusir dari daerahnya, namun di saat tertentu akhirnya
Australia Selatan dan Australia Barat membutuhkan imigran Cina sebagai tenaga kerja
pembangunan bagi daerah pedalaman. Hal tersebut tentu saja membuat perwakilan
pemerintahan koloni harus mengadakan pertemuan yang disebut dengan intercolonial
meeting. Hal tersebut kemudian semakin dipermasalahkan pada tahun 1880-an,
perkembangan industri di beberapa daerah seperti Sydney dan Melbourne membuat
mereka mulai merambah pasaran luar wilayahnya. Masalah muncul ketika proses
ekonomi mereka terhalang oleh ketentuan perekonomian wilayah lain.
Adanya hal tersebut kemudian membuat munculnya suatu organisasi yang disebut
sebagai trade union yang menghendaki keseragaman aksi terhadap tenaga kerja Cina.
Akhirnya diadakanlah intercolonial congress untuk membahas undang-undang atau
ketentuan yang seragam mengenai kehidupan tenaga kerja tanpa adanya persatuan antar
koloni di Australia. Perkembangan perekonomian tersebut kemudian mendorong adanya
perkembangan alat-alat yang bersifat umum seperti rel kereta api, jaringan alat
komuntikasi, dsb.
Dapat dilihat ketika peristiwa penyambungan antar wilayah koloni, malam sebelum
penyambungan rel tersebut dihiasi oleh pesta jamuan makan yang dihadiri oleh kepala
pemerintahan kedua koloni. Serta ketika semakin pesatnya kebutuhan alat komunikasi,
yang menyebabkan penyambungan jaringan tersebut telah sampai pada antar kota, antar
wilayah dan antar ibu kota sehingga Parlemen Inggris menempatkan pemilikan dan
pengawasan jasa komunikasi seperti telepon dibawah colonial post office. Kedua hal
tersebut ternyata semakin menumbuhkan kesadaran akan adanya rasa saling
membutuhkan. Rasa persatuan sebagai Australia pun kemudian terlihat dalam bidang
olah raga yang disebut dengan cricket. Pada bidang tersebut Tim Cricket atas nama
Australia berhasil memperoleh kemenangan di beberapa pertandingan sehingga seluruh
rakyat koloni menyambut kemenangan tersebut secara nasional.
Pada tahun 1870-an dan 1880-an dalam Intercolonial Conference yang
diselenggarakan pada tahun 1880, Henry Parkes menyarankan pembentukan Federal
Council untuk menghadapi semua masalah yang dihadapi koloni dan untuk memikirkan
penyatuan semua koloni itu. Ide itu memberikan pengaruh yang kuat. Pada tahun 1885
pemerintah Inggris mengeluarkan satu Undang-undang yang mengijinkan keenam koloni
di Australia bersama New Zealand dan Fiji membentuk Federal Council of Australia.
Tiap koloni, dan New Zealand serta Fiji berhak mengirimkan satu wakil.
Henry Parkes sendiri tidak mendukung Federal Council tersebut bahkan
mempengaruhi New South Wales agar tidak ikut melibatkan diri didalamnya. Parkes
berpendapat bahwa dewan ini tidak memiliki kekuatan yang nyata dan hanya akan
menghalangi pembentukan Parlemen Federal yang sesungguhnya. Henry Parkes kembali
ke rencananya semula. Dalam pidato yang bersejarah di Tenterfield Parkes mengingatkan
orang-orang Australia akan bahaya yang bisa timbul dari dalam maupun dari luar sebagai
akibat terpecah-pecahnya Australia menjadi beberapa koloni yang berdiri sendiri. Parkes
juga menyatakan bahwa sudah waktunya untuk membentuk parlemen dan Pemerintahan
Australia. Sehingga pada tahun 1890 di adakan pertemuan kepala-kepala pemerintah dari
seluruh koloni di Melbourne.
B. Faktor-Faktor Yang Mendorong Gerakan Federasi
Dengan berkembangnya koloni didaerah New South Wales, maka makin banyak pula
orang-orang Inggris yang berdatangan kedaerah tersebut. Mereka bukanlah para tahanan
yang dibuang atau para American Loyalist yang diberikan haknya di New South Wales,
melainkan mereka adalah para pemilik modal yang ingin menanamkan modalnya atau
mengadu nasib di New South Wales. Dan semakin hari semakin banyak orang-orang
Inggris yang datang ke New South Wales maka semakin bertambah pula penduduk
diderah tersebut yang membuat New South Wales bukan lagi sebagai tempat pembuangan
narapidana melainkan sebagai tempat kependudukan para pendatang tersebut.
Oleh karena itu pemerintah Inggris mengeluarkan suatu peraturan yang dimana
peraturan ini dikeluarkan atas permintaan para pendatang tersebut. Maka dikeluarkannya
undang-undang tentang pembagian dan pendirian koloni di Australia yang disebut dengan
Australian Coloni Goverment Act. Dimana dalam undang-undang tersebut pemerintah
Inggris menetapkan:
1. Victoria dilepaskan dari New South Wales, dan setiap koloni di Australia itu
diberikan hak membentuk Legeslative Council seperti di New South Wales.
2. Kepada setiap koloni diberikan hak untuk menetapkan sendiri bentuk
pemerintahannya yang dikehendakinya, kemudian meneruskannya kepada
Parlemen Inggris untuk diundangkan.
Sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang lain undang-undang ini memiliki nilai
yang positif dimana, para koloni mampu mendirikan sebuah koloninya sendiri dan
membuat sistem pemerintahannya sendiri. Karena Australian Coloni Goverment Act
memiliki nilai yang amat positif, dimana undang-undang ini memberikan kebebasan
kepada setiap koloni untuk memilih sistem pemerintahan yang sesuai dengan keinginan
masing-masing. Maka dari itu setiap koloni yang telah berdiri sejak adanya eksplorasi
bangsa-bangsa Eropa dimulai dari koloni New South Wales, terus berkembang menjadi
beberapa koloni sebelum muncul gerakan federasi yang menyatukan rakyat koloni akan
pentingnya persatuan. Pembentukan Australia sebagai Negara Federasi awal masa
eksplorasi bangsa-bangsa Eropa, khususnya Inggris, hingga Australia resmi menjadi
Negara Federasi dengan semua komponen tata negarannya.
Oleh karena itu maka tiap-tiap koloni sibuk dengan urusannya sendiri, dan secara
keseluruhan mulai memisahkan diri dari New South Wales dan mendirikan koloninya
sendiri. Sehingga mulai terasa terbatasnya hubungan antar koloni.
Namun para koloni ini belum mengetahui dampak dari terpisahnya tiap-tiap koloni
tersebut, ketika mereka memisahkan diri dari New South Wales maka timbulnya masalah
akibat terpisahnya mereka. Karena negara-negara Eropa yang lain tengah menginginkan
Austalia sebagai daerah kekuasaannya, maka pastilah akan timbul ancaman bahkan
serangan yang akan dilakukan oleh para sekutu untuk menduduki daerah Australia
tersebut. Jika mereka berpisah, maka pastilah akan sulit untuk menjaga suatu keutuhan
sebuah koloni jika ada serangan yang dilancarkan oleh para sekutu, karena hanya koloni
tersebutlah yang pasti akan berperang melawan kekuatan sekutu, sedangkan koloni yang
lain pasti tidak akan membantu, maka pasti sangat mudah bagi para sekutu untuk
mengambil daerah tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mendorong mereka untuk memikirkan dan membentuk
sebuah federasi yaitu:
1. Munculnya kekuasaan Eropa lainnya di Pasifik yaitu; Jerman di Irian Timur Laut,
Kepulauan Marshal, Bismarck, Solomon, Mariana, dan Talau. Dan Prancis di
New Hebrides. Adanya musuh bersama, merupakan tali pengikut persatuan yang
kuat.
2. Perkembangan fasilitas komunikasi dan hal-hal yang berhubungan dengan “pos’.
3. Keinginan mereka bersama untuk menjaga agar benua itu hanya diisi oleh “orang-
orang berkulit putih”, mendorong mereka menciptakan peraturan yang seragam
tentang imigrasi orang-orang berkulit berwarna.
4. euntungan-keutungan yang mereka memproleh dari adanya perdagangan bebas
antar koloni.
5. Kesadaran mereka akan sejarah mereka yang bersumber dari satu bangsa dan
negara, yaitu Inggris. (Siboro, 1973:31)

Para politisi diberbagai koloni tergerak oleh ide yang disampaikan oleh Henry Parkes,
dia adalah negarawan asal New South Wales dalam pidatonya yang menggemparkan di
Tenterfield, disebuah kota perbatasan New South Wales dengan Queensland memberikan
sebauh ide dan gagasan pentingnya adanya persatuan antar koloni untuk membentuk
konstitusi baru adanya Federasi di wilayah Australia, karena ancaman dari luar semakin
nyata.
• Kondisi Koloni setelah adanya Undang-Undang Australian Colonies Government
Act Tahun 1850
Pada masa diadakannya perluasan untuk menemukan daerah-daerah baru, dan juga
masalah-masalah yang timbul pada masa ini merupakan masalah yang cukup rumit
seperti misalnya, timbulnya gerakan-gerakan buruh dan keinginan untuk mewujudkan
federasi yang tidak dapat segera dicapai dengan melalui kesepakatan. Setelah berakhirnya
Penal Colonies maka rakyat Australia menginginkan pemerintahan sendiri yang merdeka
dan berdaulat. Kemudian pemerintahan inggris mengeluarkan Undang-Undang untuk
wilayah-wilayah koloni yang disebut dengan “Australian Colonies Goverment Act pada
tahun 1850 yang dimana Undang-Undang ini antara lain berisi:
1. Victoria dipisahkan dari New South Wales
2. Semua koloni di Australia kecuali Australia Barat berhak membentuk Legislative
Council seperti di New South Wales
3. Tiap koloni berhak menyusun sistem pemerintahan sesuai dengan kemauan
masing-masing, kemudian menyampaikannya kepada parlemen Inggris untuk
diundangkan.
Dengan adanya Undang-undang ini pemerintahan Inggris sudah siap memberikan
kepada setiap koloni untuk menyusun pemerintahannya secara terpisah dari setiap
koloninya, menentukan sistem perwakilan yang mereka kehendaki, menetapkan batas-
batas kewenangan dan kekuasaan gubernur seperti menetapkan jenis-jenis pajak, serta
alur keuangannya.
Sebenarnya, keinginan untuk membentuk sebuah federasi seiring dengan
berkembangnya waktu sudah mereka rasakan, karena mereka tidak terlepas dari
kerjasama antar koloni sebagai contoh pembangunan infrastruktur, telephon, permainan,
dan yang lainnya. Dan semakin terasa dengan gerakan pembentukan federasi. Di balik
sisi positif terdapat juga banyak sisi negatif yang disebabkan adanya pemerintahan secara
terpisah, karena sulitnya hubungan antar koloni, dan setiap koloni kaku dan sibuk sendiri
merencanakan kehidupan setiap koloninya sehingga lambat laun perpecahan antar koloni
dan sulitnya kerja sama sangat dirasakan oleh setiap koloni. Namun dari sisi lain
Australian Goverment Act membuka peluang timbulnya perpecahan, karena setiap koloni
bebas menentukan nasib dari masing-masing koloninya. namun kemudian mereka mulai
merasakan kerugian-kerugian dari sistem otonomi yang mereka jalankan.
Dari beberapa pendapat yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa dalam ketentuan
yang terkandung didalam Undang-undang ini bahwa setiap masing-masing koloni itu
diberi kesempatan untuk mengatur diri sendiri tanpa memikirkan hubungannya dengan
koloni lain yang ada di Australia. Namun jika pemikiran dan juga sikap seperti ini telah
dianut dari sejak tahun tahun 1850-an oleh masing-masing dari tiap koloni tersebut,
dengan secara tidak sengaja Undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintahan Inggris
pada tahun 1850 itulah yang mendorong koloni-koloni di Australia ini berkembang
kearah kehidupan yang terpisah satu dari yang lainnya.
Terdorong oleh kepahitan yang dialami sendiri oleh masing-masing negara bagian
tersebut dimana negara-negara bagian itu berpemerintahan sendiri, maka timbul gagasan
untuk mempersatukan semua daerah tersebut kedalam satu pemerintahan Federasi. Maka
dari itu mulailah dilakukan upaya-upaya proses menuju pembentukan Negara federasi
contohnya dengan diadakannya Konvensi I dan II, setelah itu mengambil suara konstitusi
dari rakyat yang disebut Referendum I dan II, dan akhirnya diajukan kepada parlemen
Inggris untuk disahkan menjadi undang-undang Federasi yang disebut Commonwealth
Of Australia.

C. Hasil Federasi I Dan II


1. Konvensi Federal I Tahun 1891
Konvensi Federal pertama ini yang diusulkan oleh politisi-politisi setiap koloni pada
waktu itu merupakan langkah awal dari pergerakan selanjutnya untuk membentuk suatu
federasi. Proses menuju pembentukan konstitusi ini merupakan suatu bukti bahwa setiap
koloni-koloni di Australia berkembang dari pemerintahan demokrasi. Dan
mengupayakan keutuhan dalam konstitusi dan penyatuan dalam segala bidang disetiap
koloni.
Namun pada rapat Federal Council yang pertama ini yaitu pada tahun 1886,
kurangnya simpatisan dari masing-masing koloni. Dimana masing-masing koloni tidak
mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti rapat pertama Federal Council tersebut,
bahkan Henry Parker yang merupakan negarawan terkenal di New South Wales, dia
termasuk orang yang berpengaruh di New South Wales tidak mendukung rapat tersebut.
Henry Parker perbendapat bahwa dewan ini tidak memiliki kekuatan yang nyata dan
hanya akan menghalangi pembentukan Parlemen Federal yang sesungguhnya.
Negarawan Henry Parker ini meruipakan salah satu tokoh yang mengupayakan
adanya konvensi dalam upaya berproses menuju gerakan federasi, dan nantinya akan
dibahas konstitusi yang baru tentang persemakmuran dan penyatuan setiap koloni agar
tidak terpisah. Demikianlah Council tidak tersebut tidak membuahkan hasil apa-apa
walaupun sudah menyelenggarakan rapat sebanyak delapan kali sejak tahun 1886 sampai
tahun 1889.
Karena peringatan dari Henry, maka para politisi memutuskan untuk mengadakan
sebuah pertemuan di Melbourne untuk berunding memikirkan peringatan tersebut. Dalam
pertemuan ini mereka memutuskan akan mengadakan Konvensi Federal Australia yang
untuk pertamakalinya diadakan di Sydney pada tahun 1891 . Dalam konvensi pertama ini
para parlemen koloni mengirimkan perwakilannya sebanyak tujuh orang termasuk New
Zealand pun mengirimkan utusannya senbanyak tujuh orang. Dalam Konvensi Federal
ini tugas utamanya yaitu menyusun sistem pemerintahan atau konstitusi Australia, lalu
menyampaikan dan mengirimkannya kepada kesetiap koloni untuk pengesahan.
Konvensi ini telah menyelesaikan tugasnya, namun ketika rancangan konstitusi
tersebut disampaikan kepada setiap koloni-koloni timbulah ketidaksamaan pemikiran
antar para koloni, sehingga timbulnya pertentangan-pertentangan antar koloni yang
menganggap bahwa rancangan konsitusi tersebut akan merugikan antar partai atau
kelompok-kelompok parlemen, karena perbedaan sikap antar partai atau kelompok-
kelompok parlemen tersebut. Kelompok-kelompok tersebut antara lain, kelompok yang
menganut sistem perdagangan bebas, kelompok proteksionis, dan kelompok buruh.
Karena perselisihan antar partai yang menginginkan atau mementingkan kelompoknya
masing-masing sehingga federasi Australia tersebut diabaikan begitu saja.
Organisasi-organisasi di Australia merupakan salah satu organisasi aktif dalam upaya
pembentukan lahirnya Federasi dan kesatuan setiap koloni di Australia, sehingga akibat
lambatnya kinerja dari setiap politisi-politisi pemerintahan mengakibatkan rakyat ikut
campur didalamnya untuk bisa menyatakan aspirasi. Gerakan rakyat ini didukung oleh
Australian Native Association (ANA), yaitu organisasi orang-orang yang dilahirkan di
Australia.
Dalam konferensi di Corowa pada tahun 1895, Dr. John Quick yang merupakan
utusan dari Bendigo, memberikan saran bahwa dalam penyusunan konstitusi baru dalam
konsepnya harus diputuskan oleh rakyat bukan oleh parlemen. Maka saran tersebut
diterima dan dalam garis besarnya yang dijadikan pedomannya itu ialah:
1. Dorongan kearah federasi itu hendaknya berasal langsung dari rakyat.
2. Konstitusi baru hendaknya disusun oleh suatu konvensi yang anggota-anggotanya
dipilih langsung oleh rakyat.
3. Konsep (draft) konstitusi itu selanjutnya diserahkan kepada rakyat untuk diterima
atau ditolak.
4. Jika konstitusi itu telah diterima di dua atau lebih koloni, maka hendaknyalah
konstitusi itu disahkan oleh parlemen Inggris (Imperial Parlement) sebagaia
hukum yang berlaku untuk seluruh koloni.
Perlu dipahami bahwa dengan adanya campur tangan dari rakyat, gerakan federasi di
Australia ini di decade abad ke-19 semakin menghangat, walaupun tampaknya Konvensi
Federal pertama belum menghasilkan yang diinginkan, namun keberhasilannya
menyusun draft naskah konstitusi menjadi suatu langkah awal dalam perjalanan menuju
pembentukan Negara federasi sesungguhnya. Dan dilanjutkan dalam Konvensi Federal
ke II.

2. Konvensi Federal II tahun 1897-1898


Pada Konvensi Pertama, New Zealand mengirmkan utusannya karena semata-mata
ingin mewujudkan ide Parker tersebut, akan tetapi pada konvensi yang kedua yang
diadakan pada tahun 1897-1898 New Zealand tidak lagi mengirimkan utusannya. Maka
setelah tertunda beberapa tahun, para politisi-politisi koloni mengangkat kembali isu
gerakan federasi tersebut ke permukaan. Pada saat itu Henry Parker yang pada tahun 1895
berusia 80 tahun digantikan oleh tokoh politikus yang lain yaitu Edmujnd Burton sebagai
pemimpin gerakan federasi. Dan dia didampingi oleh Alferd Deakin, pemimpin politisi
dari Victoria. Dengan adanya gerakan rakyat arus bawah yang terus berjalan, dan bentuk
kesadaran pentingnya adanya Federasi, maka setiap koloni setuju dan bersedia untuk
menyelenggarakan konvensi federal kedua.
Berkaitan dengan penyelenggaraan Konvensi kedua ini, maka ada beberapa hal yang
perlu diketahui dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Dari tiap koloni ditetapkan jumlah wakil sebanyak 10 orang
2. Utusan dari tiap koloni tersebut dipilih langsung oleh rakyat, kecuali utusan dari
Australia Barat yang dipilih oleh parlemen koloni itu.
3. Queensland tidak mengirimkan utusan karena koloni itu tidak berhasil menyetujui
undang-undang tentang pemilihan utusan tersebut.
4. Konvensi menyelenggarakan tiga sesi yang dilaksanakan di tiga tempat yang
berbeda, yaitu Adelaide, Sydney, dan Melbourne.
5. Utusan yang hadir dalam konvensi ini tercatat sebagai orang-orang yang memiliki
kemampuan politik yang tinggi sehingga ada penulis yang menyatakan bahwa
konvensi ini dihadiri oleh orang-orang yang bermartabat di Australia.
Permasalahan Australia Barat lebih menonjol kepada kurangnya penduduk di
koloninya dan partisipasi akan adanya upaya pembentukan federasi sangat kurang,
sehingga Australia Barat termasuk Negara bagian yang terakhir bergabung dengan
Commonwealth Of Australia. Maka dari itu permasalahan hasil draft Konvensi Federal
satu ini bukan hanya dari Australia Barat, akan tetapi Rakyat koloni Queensland juga
belum sepenuh hati menerima draft rancangan konstitusi federal ini.
Perlu dipahami bahwa penyelenggaraan konvensi kedua ini tidak melepaskan begitu
saja hasil dari adanya konvensi Federal pertama, akan tetapi dengan diadakannya
konvensi federal kedua ini hasil draft rancangan Konstitusi yang diperoleh dari konvensi
pertama disempurnakan. Oleh karena itu, bentuk yang mereka pilih dalam
penyelenggaraan konvensi ini bentuk Negara Federasi bukan Negara kesatuan. Dalam
konvensi kedua ini, rancangan konstitusi yang disusun dalam konvensi pertama (1891)
dilengkapi dan disempurnakan hingga mencapai bentuk dan isi yang diharapkan pada
masa itu.
Masalah rumit yang dihadapi pada saat itu adalah seberapa banyak dan kekuasaan-
kekuasaan apa saja yang harus diserahkan kepada pemerintahan federal atau
pemerintahan pusat, dan kekuasaan-kekuasaan apa yang tetap dimiliki oleh setiap koloni
yang nantinya menjadi Negara bagian. Sehingga rancangan draft konstitusi ini terus
dipertimbangkan sampai memenuhi titik tengah yang disepakati oleh forum dalam
konvensi Federal kedua ini.
Perlu diketahui bahwa Canada melaksanakan sistem pemerintahan yang
menempatkan pemerintah Federasi lebih dominan dengan cara menyebutkan secara tegas
kekuasaan-kekuasaan tertentu yang menjadi hak pemerintah Negara bagian dan sisanya
diserahkan kepada pemerintah pusat. Berbeda dengan sistem pemerintahan Canada,
Amerika Serikat menyebutkan dengan tegas kekuasaan apa saja yang menjadi hak
pemerintah federal, lalu kekuasaan lainnya dipegang oleh pemerintah Negara bagian.
Dengan demikian dua sistem pemerintahan tersebut diatur dan dijadikan sumber untuk
penentuan sistem pemerintahan dalam konstitusi yang dibahas dalam konvensi kedua ini.
Konvensi Federal kedua ini tidak memilih salah satu sistem, Canada atau Amerika
Serikat, namun menggabungkannya secara serasi sesuai dengan kepentingan mereka pada
waktu itu. Akan tetapi konstitusi yang disetujui dalam penyelenggaraan konvennsi federal
kedua ini, kekuasaan yang diberikan kepada pemerintah federal disebutkan secara tegas,
lalu sisanya menjadi hak pemerintah Negara bagian. Dengan demikian, penulis sejarah
Australia menyatakan bahwa Australia lebih condong meniru kepada sistem konstitusi
pemerintahan yang dijalankan oleh Amerika Serikat walaupun tidak secara murni.
Keunggulan penyelenggaraan konvensi Federal kedua ini bila mana dibandingkan
dengan konvensi federal satu terletak dari keberhasilan membentuk suatu draft konstitusi
pemerintahan Australia. Karena dengan adanya draft hasil konvensi ini rakyat bisa
menimbang untuk melakukan pemilihan dalam suara demokrasi dari setiap koloni yang
ada di Australia. Maka dari itu, konvensi Federal kedua ini berhasil menghasilkan sebuah
kesepakatan tentang bagaimana upaya konstitusi dan sistem baru ini dijalankan, dan
langkah selanjutnya setiap politisi setiap koloni menyelenggarakan Referendum untuk
mengambil suara rakyat masing-masing koloni.
D. Mewujudkan Federasi Australia
Pada akhir abad ke 19 banyak politisi dari koloni yang memprakarsai pembentukan
suatu bangsa. Selain terdorong oleh berbagai faktor yang ada, pikiran untuk
mempersatukan kembali Australia yang terpecah itu terpengaruh dari berkembangnya
pemikiran persatuan di Eropa yakni gagasan dan pelaksanaan persatuan Itali dan Jerman.
Henry Parkes, negarawan terkenal dari New South Wales menyarankan
pembentukan Federal Council untuk menangani semua masalah yang dihadapi oleh
koloni dalam kehidupannya sehari-hari dan untuk memikirkan persatuan semua koloni
itu. Ide Parkes ini rupanya menimbulkan pangaruh yang sangat kuat. Pada tahun 1885
pemerintah Inggris mengeluarkan satu undang-undang yang mengijinkan keenam koloni
di Australia bersama New Zealand dan Fiji membentuk Federal Council of Australia.
Henry Parkes sendiri sebenarnya tidak mendukung Federal Council tersebut, bahkan
mempengaruhi New South Wales agar tidak ikut melibatkan diri di dalamnya. Parkes
berpendapat bahwa dewan ini tidak memiliki kekuatan yang nyata, dan hanya akan
menghalangi pembentukan Parlemen Federal yang sesungguhnya. Henry Parkes kembali
pada rencananya semula. Ia mengemukakan kembali segala hal yang berkaitan dengan
Federasi Australia itu dalam pidato yang menggemparkan di Tenterfield, sebuah kota
diperbatasan New South Wales dengan Queensland.
Kemudian tahun 1890 diadakan pertemuan kepala pemerintahan dari seluruh koloni
di Melbourne. Dalam pertemuan itu mereka memutuskan akan mengadakan konvensi
federal Australia yang diadakan pertama kalinya di Sydney tahun 1891. Konvensi federal
yang pertama ini ditugaskan menyusun sistem pemerintahan atau konstitusi Australia,
lalu menyampaikannya pada setiap koloni untuk pengesahan.
Konvensi berhasil menyelesaikan satu tugasnya. Akan tetapi ketika rancangan
konstitusi itu disampaikan kepada parlemen di masing-masing koloni, mulai timbul
pertentangan-pertentangan yang cukup tajam. Victoria menolak kehadiran New Zealand
dalam federasi. Di New South Wales masalah federasi itu menimbulkan kesimpangsiuran
karena sikap partai atau kelompok politik dalam parlemen.
Dalam garis besarnya, ide Quick yang dijadikan pedoman itu adalah sbb:
a. Dorongan kearah federasi itu hendaknya berasal langsung dari rakyat;
b. Konstitusi baru hendaknya disusun oleh suatu konvensi yang anggota-anggotanya
dipilih langsung oleh rakyat;
c. Konsep konstitusi itu selanjutnya diserahkan kepada rakyat untuk diterima atau
ditolak;
d. Jika konstitusi itu telah diterima di dua atau lebih koloni, maka hendaknyalah
konstitusi itu disahkan oleh parlemen Inggris sebagai hukum yang berlaku untuk
seluruh koloni.
Lama kelamaan para politisi mulai tertarik lagi, dan menampilkan kembali gerakan
federasi itu ke permukaan. Parkes yang pada tahun 1895 sudah berusia 80 tahun lalu
digantikan oleh Edmund Barton sebagai pemimpin gerakan federasi tersebut. Ia
didampingi juga oleh Alfred Deakin, pemimpin dari Victoria. Sementara itu rakyat terus
berjuang dan akhirnya pemerintah setiap koloni menyetujui diselenggarakannya konvensi
kedua.
Setelah konvensi kedua, langkah selanjutnya adalah mengadakan referendum di
seluruh koloni untuk meminta pendapat rakyat terhadap konstitusi yang telah diputuskan
dalam konvensi kedua tersebut. Kecuali di New South Wales, untuk persetujuan hanya
dibutuhkan suara mayoritas sederhana. Untuk New South Wales kondisi yang ditetapkan
adalah persetujuan didukung oleh paling sedikit 80.000 suara. Pada tahun 1898
diselenggarakan referendum di Victoria, Australia Selatan, Tasmania, dan New South
Wales. Queensland dan Australia Barat menangguhkan pelaksanaan referendum.
Hasil referendum di empat koloni tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

HASIL REFERENDUM 1898

Koloni Suara Yang Setuju Suara Yang Menolak

Victoria 100.520 22.099

Australia Selatan 35.800 17.320

Tasmania 11.797 2.716

New South Wales 71.595 66.228

Jumlah 219.712 108.363

Pada tahun 1899, diadakan referendum yang kedua. Kali ini lima koloni
menyelenggarakan referendum dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

HASIL REFERENDUM 1898

Koloni Suara Yang Setuju Suara Yang Menolak

Victoria 13.437 791

Australia Selatan 65.990 17.053

Tasmania 152.653 9.805

New South Wales 107.420 82.741

Queensland 38.488 30.996

Jumlah 377.988 141.386


Perlu dicatat bahwa dalam referendum kedua ini, rakyat yang ikut member suaranya
kurang dari 60% dari rakyat yang sesungguhnya memenuhi syarat.
Tanpa menunggu Australia Barat, kelima koloni mengirimkan rancangan konstitusi
federal itu ke Inggris untuk disahkan oleh Parlemen Inggris. Akhirnya, pemerintah
Inggris dalam tahun 1900 mengeluarkan undang-undang yang mengijinkan pembentukan
federasi tanpa Australia Barat. Undang-undang itu disebut Australian Commonwealth
Act. Sementara itu Australia Barat menyelenggarakan referendum dan hasilnya adalah
44.800 setuju dan 19.601 menolak. Dengan demikian, ketika Commonwealth of Australia
menjadi kenyataan, federasi itu meliputi enam koloni yang nantinya menjadi negara
bagian.
Akhirnya gerakan persatuan di Australia berhasil, setelah 50 tahun lamanya terpecah-
pecah. The commonwealth of Australia menjadi kenyataan pada tanggal 1 Januari 1901,
kurang lebih tiga minggu sebelum Ratu Victoria meninggal. Pada tanggal 9 Mei 1901,
raja Edward VII, diwakili oleh anaknya, Duke of York, membuka secara resmi siding
pertama parlemen Federal di Melbourne. Perdana menteri pertama untuk federai yang
baru lahir adalah Edmund Barton. Melbourne sementara menjadi tempat kedudukan
pemerintahan federal hingga kemudian dipindahkan Ke Canberra tahun 1927.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika Australian Colonies Government Act dikeluarkan oleh pemerintah Inggris, di
Australia sudah berdiri empat koloni yang terpisah-pisah, yakni New South Wales
sebagai koloni yang tertua, Tasmania yang sejak tahun 1825 dipisahkan dari New South
Wales, Australia Barat yang berdiri tahun 1829 namun karna berbagai masalah tumbuh
dan berkembang dengan sangat lambat, serta Australia Selatan yang berdiri tahun 1836
berdasarkan teori kolonisasi yang rasional. Dengan dinyatakannya secara eksplisit dalam
undang-undang itu bahwa Victoria dipisahkan dari New South Wales, maka jumlah
koloni yang masing-masing berdiri sendiri bertambah menjadi lima.
Setiap koloni diberi kebebasan memilih dan menyusun sistem pemerintahan yang
dikehendaki. Karena hal itu maka di pusat-pusat koloni timbul kegiatan untuk mengatur
pemerintahan sendiri. Dalam mengatur pemerintahan masing-masing terlihat tidak ada
satu koloni pun yang memikirkan hubungan kerjasama dengan koloni lain.
Pada tanggal 1 Januari 1901, koloni-koloni tersebut bersatu kedalam sebuah Federasi,
dan terbentuklah Negara Persemakmuran Australia (Commonwealth of Australia) dengan
ibukota Canberra yang terletak di Australian Capital Territory, sedangkan kota terbesar
dan tertua adalah Sydney ibukota Negara bagian New South Wales.
Selama satu abad sejak Federasi Australia terbentuk, Australia hampir selalu
terperangkap dalam perdebatan panjang tentang jati diri yang bermuara pada persoalan
sejarah dan geografisnya. Pada satu sisi, Australia melihat dirinya sebagai bangsa
keturunan Anglo Saxon yang memiliki keterikatan sejarah, bahasa, sosial-budaya,
ekonomi, dan emosi kepada Inggris dan Amerika Serikat. Namun pada sisi lain, Australia
merupakan sebuah negara benua yang secara geografis terletak di Asia. Faktor sejarah
dan geografis ini pada kenyataan telah mempengaruhi cara pandang Australia, termasuk
dalam perumusan kebijakan luar negeri dan pertahanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo Sutarjo. 2003. 1938:Ngablak dan Dunia Dalam Perspektif Sejarah. Universitas
Sanata Dharma: Yogyakarta.
Anggota IKAPI. 1989. Sejarah Australia. Bandung : TARSITO

Siboro, J (1989) Sejarah Australia. Bandung : Penerbit Tarsito

http://wartasejarah .blogspot.com/2016/01/gerakan-federasi-di -australia.html Diakses


pada tangggal 16 November 2020

https://paksejarah.blogspot.com/2011/09/commonwealth-of-australia.html?m=1 Diakses
pada tanggal 16 november 2020

http://ryanpunyo.blogspot.com/?m=1 Diakses pada tanggal 17 november 2020

http://anjunofarofhasudungan.blogspot.com/2012/12/lahirnya-commonwealth-of-
australian-dan.html?m Diakses pada tanggal 17 november 2020

Anda mungkin juga menyukai