Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH AMERIKA
DOKTRIN MONROE
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Drs. Jhon Sabari M. Si

Di Susun Oleh :

Rika Afrianto 19144400003

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya


penulis dapat menyelesaikan makalah Sejarah Amerika yang berjudul Doktrin Monroe sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.

Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas Sejarah Amerika, sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh Bapak Jhon Sabari M.Si sebagai dosen pengampu.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
terselesaikannya makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyampaian materi dalam
makalah ini. Selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.

Yogyakarta, 16 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................... 1
Kata Pengantar........................................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4

A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6

A. Latar Belakang Lahirnya Doktrin Monroe.................................................... 6


B. Isi Doktrin Monroe........................................................................................ 7
C. Tujuan Doktrin Monroe................................................................................. 9
D. Peran Doktrin Monroe Terhadap Politik Amerika Serikat dan Amerika Latin 11
E. Tradisi Demokrasi di Amerika Serikat.......................................................... 12
F. Doktrin Monroe dalam Tradisi Demokrasi di Amerika Serikat..................... 14

BAB III PENUTUP................................................................................................... 16

A. Kesimpulan...................................................................................................` 16
B. Saran............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Doktrin Monroe (Monroe Dokctrine) adalah asas politik luar negara Amerika
Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden ke-5 Amerika SerikatJammes Monroe
kepada Kongres tahun 1823. Doktrin Monroe ini berawal dari dua masalah diplomatik,
yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika
Serikat dan kekhawatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba
menguasai kembali negara-negara AmerikaLatin yang baru saja melepaskan diri dari
Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggrismenghendaki pengiriman pernyataan bersama
Inggris-Amerika kepada negara- negara anggora Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras
bertindak sendiri danmenyusun doktrin tersebut.
Dengan dikeluarkannya Doktrin Monroe, maka segala upaya yangdilakukan oleh
negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan campurtangan terhadap negara-
negara di benua Amerika akan dipandang sebagai agresi,sehingga Amerika Serikat akan
turun, Akan tetapi Amerika Serikat tidak akanmenggangu jajahan Eropa yang sudah ada
sebelum dikeluarkannya DoktrinMonroe. Doktrin ini diterapkan setelah sebagian besar
jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut kemerdekaannya.
“America for the Americans” merupakan inti dari Doktrin Monroe yangberarti
politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika tidak bolehmencampuri segala
urusan dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidakakan ikut dalam urusan di
luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikansebagai Pan-Amerikanisme, yaitu
seluruh negara-negara di Amerika harusmerupakan satu keluarga Bangsa Amerika di
bawah pimpinan Amerika.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatar belakangi lahirnya Doktrin Monroe ?
2. Apa isi dari Doktrin Monroe ?
3. Apa tujuan dari adanya Doktrin Monroe
4. Bagaimana peran Doktrin Monroe terhadap perkembangan politik di Amerika Serikat
dan Latin ?
5. Bagaimana tradisi demokrasi di Amerika Serikat ?
6. Bagaimana doktrin Monroe dalam tradisi demokrasi di Amerika Serikat ?

C. Tujuan Masalah
1. Mendeskrisikan mengenai latar belakang lahirnya Doktrin Monroe
2. Mendeskripsikan isi dari Doktrin Monroe
3. Mendeskripsikan tujuan dari adanya Doktrin Monroe
4. Mendeskripsikan peran Doktrin Monroe terhadapperkembangan politik di Amerika
Serikat dan Latin
5. Mendeskripsikan tradisi demokrasi di Amerika Serikat
6. Mendeskripsikan doktrin Monroe dalam tradisi demokrasi di Amerika Serikat

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Lahinya Doktrin Monroe


Doktrin Monroe (Monroe Dokctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika
Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden ke-5 Amerika Serikat Jammes Monroe
kepada Kongres tahun 1823. Doktrin Monroe ini berawal dari dua masalah diplomatik,
yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika
Serikat dan kekhawatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba
menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri dari
Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki pengiriman pernyataan bersama
Inggris-Amerika kepada negara-negara anggora Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras
bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut tersebut yang mengandung dua hal
penting, yaitu:
a. Tidak diperbolehkan kolonisasi baru di Amerika Utara dan Selatan.
b. Tidak akan diizinkan campur tangan negara-negara Eropa dalam persoalan-
persoalan yang dihadapi negara-negara Amerika.
Dengan dikeluarkannya Doktrin Monroe, maka segala upaya yang dilakukan oleh
negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan campur tangan terhadap negara-
negara di benua Amerika akan dipandang sebagai agresi, sehingga Amerika Serikat akan
turun, Akan tetapi Amerika Serikat tidak akan menggangu jajahan Eropa yang sudah ada
sebelum dikeluarkannya Doktrin Monroe. Doktrin ini diterapkan setelah sebagian besar
jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut kemerdekaannya.
“America for the Americans” merupakan inti dari Doktrin Monroe yang berarti politik
isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika tidak boleh mencampuri segala urusan
dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam urusan di luar
Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh
negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah
pimpinan Amerika.
Doktrin Monroe merupakan kebijakan luar negeri yang terkenal pada masa
pemerintahan Presiden James Monroe. Doktrin ini lahir muncul pada tanggal 2 Desember

6
1823. Pada saat itu Presiden Monroe melarang segala tindakan campur tangan negara-
negara Eropa terhadap Amerika Serikat. Doktrin ini juga menegaskan bahwa Amerika
Serikat akan bersikap netral terhadap segala konflik-konflik yang mungkin akan muncul
di Eropa pada masa yang akan datang. Doktrin ini tidak secara langsung menjadi doktrin
nasional. Namun baru pada tahun 1840 doktrin ini mulai diperhitungkan setelah terjadi
beberapa peristiwa seperti upaya Inggris dan Prancis untuk melibatkan diri dalam
aneksasi Texas, serta perselisihan Inggris di Oregon dan keterlibatannya di California.
Dalam sejarahnya doktrin ini dikeluarkan untuk menanggapi intervensi dari
negara-negara Eropa ke wilayah Amerika Serikat seperti Rusia yang mencoba
menebarkan pengaruhnya di Alaska, Amerika Tengah, dan Selatan serta adanya
kebangkitan kolonialisme dari Spanyol. Juga termasuk Inggris yang mulai menebarkan
pengaruhnya di wilayah Amerika. Dikeluarkannya doktrin ini sesunggunya merupakan
monopoli Amerika Serikat untuk menguasai Amerika Selatan dan Tengah. Dan pada
akhirnya doktrin ini juga digunakan oleh Presiden Amerika Serikat seperti John Quincy
Adams dan Franklin D. Roosevelt.
Negara-negara di Eropa menunjukkan reaksi yang tidak terlalu senang dengan isi
Doktrin Monroe, bahkan Quadruple AlHance merumuskan perencanaan untuk intervensi
bersama ke wilayah Amerika Latin. Sedangkan Inggris, walaupun tidak senang tetapi
juga tidak rela ketika Quadruple Alliance mendominasi Amerika Latin. Negara Amerika
Latin sendiri menyambut baik doktrin Monroe. Bahkan Argentina, Brazil, Chili,
Columbia dan Meksiko ingin mengadakan perjanjian kerjasama pertahanan dengan
Amerika Serikat (AS) untuk membendung intervensi Eropa. Namun jawaban yang
diterima dari AS melalui Menlu AS John Quincy Adams adalah bahwa AS belum
mampu memberikan perlindungan bersenjata dan hanya mengharapkan pengertian dari
Negara-negara Eropa. Jadi dalam hal ini, yang membuat Doktrin Monroe mempunyai
efek bukanlah kekuatan AS. tetapi adanya persaingan Inggris dengan Quadruple
Alliance.

B. Isi Doktrin Monroe


Ketika Persekutuan memusatkan perhatian mereka ke Spanyol beserta koloni-
koloninya di Dunia Baru, keyakinan Amerika Serikat terhadap pemerintah baru Amerika

7
Selatan untuk tetap tegak, tergoncang dengan hebat. Bagi Pemerintah Amerika Serikat
yang selama bertahun-tahun menjalankan politik tidak campur tangan sebagaimana
dianjurkan oleh Washington, Hamilton, Jafferson, John Adams, dan lain-lain, hal ini
merupakan usaha terang-terangan kekuatan-kekuatan Eropa untuk menduduki wilayah-
wilayah yang telah memerdekakan diri dari para tuannya yang dahulu. Unsur dari
Doktrin Monroe ini sering dibahas oleh Washington. Jefferson, Madison, Monroe dan
para anggota konggres sehingga pada waktu Presiden Monroe memaklumatkan
gagasannya yang lebih dikenal dengan Doktrin Monroe di hadapan Kongres Pada tanggal
2 Desember 1823, Presiden Jammes Monroe mengecamkan mengenai tiga prinsip politik
luar negri AS, yaitu:
a. Berdasarkan keadaan bebas dan merdeka yang telah mereka perjuangkan dan
pelihara, benua Amerika sejak sekarang dan untuk selanjutnya tidak bisa lagi
digunakan sebagai daerah kolonisasi oleh negara-negara Eropa.
b. Amerika Serikat tidak akan membiarkan adanya usaha negara-negara Eropa
tersebut memperluas pengaruhnya atas kawasan Amerika.
c. Amerika Serikat tidak akan ikut campur dalam urusan dalam (internal concerns)
negara-negara Eropa.

Tiga prinsip luar negeri AS tersebut terkenal dengan sebutan Doktrin Monroe,
yang terkenal dengan ungkapannya yaitu “ America for the Americans”. Doktrin Monroe
juga menyatakan semangat solidaritas dengan republik Amerika Latin yang baru
merdeka. Bangsa-bangsa ini pada gilirannya menghormati ikatan politik mereka dengan
Amerika Serikat dengan melandaskan konstitusi baru mereka, dalam banyak hal, pada
model Amerika Utara. Doktrin Monroe merupakan salah satu keberhasilan, ini meluas
karena ternyata Inggris mendukungnya. Di bawah ancaman perang Inggris memaksa
Perancis untuk berjanji tidak menjajah Spanyol, Austria, Rusia, dan Rusia tidak bisa
berperang di Amerika Latin tanpa bantuan armada Perancis sehingga mereka menyerah
terhadap ide itu. Tahun berikutnya Rusia menandatangani suatu perjanjian dengan
Negara Serikat yang mana ia menyerahkan tuntutannya terhadap daerah selatan. Doktrin
Monroe telah menyelesaikan tujuannya. Isi Doktrin Monroe diatas mempunyai 3 hal arti
penting antara lain:

8
a. Negara Amerika Serikat tidak akan turut campur tangan dalam urusan Negara
Eropa
b. Eropa tidak boleh campur tangan dengan keberadaan Pemerintah Amerika.
c. Eropa tidak boleh menjajah lebih lama di Amerika.
Unsur-unsur dasar dari doktrin ini adalah merupakan prinsip Amerika yang sudah
dikenal. Washington, Jafferson, dan Madison, semuanya telah memperingatkan agar
jangan terlibat dalam persekutuan-persekutuan yang permanen atau menjerat dengan luar
negeri. Jafferson telah mempertunjukkan kepentingan utama Amerika Serikat dalam
wilayah-wilayah tetangganya ketika ia memprotes tentang penyerahan Louisiana oleh
Spanyol kepada kekuasaan lain manapun kecuali Amerika Serikat. Dan prinsip penentuan
nasib sendiri telah diungkapkan oleh rakyat Amerika Serikat dalam simpati mereka bagi
penduduk koloni-koloni Amerika.

C. Tujuan Doktrin Monroe


Tujuan pokok dikeluarkannya Doktrin Monroe adalah untuk mencegah Perancis
dan Spanyol untuk meluaskan kembali kekuasaan kolonialisasinya atas kelas koloni
Spanyol di Amerika Tengah dan Selatan, serta mencegah Rusia untuk memperluas
wilayahnya di Amerika Utara. Pada waktu itu, meskipun bekas koloni Spanyol telah
memperoleh kemerdekaanya, namun menurut Inggris dan Amerika Serikat sifat
kemerdekaan itu yang dapat memungkinkan Spanyol dan Perancis kembali menjajah
bekas-bekas koloninya. Ketika Inggris mengusulkan pernyataan bersama, akan tetapi
menolak untuk mengakui republik-republik di Amerika Selatan, Monroe mengambil
tindakan sepihak. Ini membuktikan bahwa Monroe ingin sekali kebebasan dari negara
Eropa manapun, ia sama sekali tidak menghendaki adanya campur tangan pihak luar
dalam masalah-masalah intern (Utara, Selatan), meskipun di satu pihak Monroe
menginginkan dominasi Amerika Serikat terhadap negara-negara Benua Amerika.
Pentingnya doktrin ini dari sudut sejarah telah diramalkan oleh Thomas Jefferson,
ketika dimintai nasihatnya oleh Presiden Monroe pada tanggal 24 oktober 1823, ia
mengatakan bahwa : “ Masalahnya ialah yang paling penting pernah diberikan kepada
saya untuk direnungkan sejak kemerdekaan. Itu yang menjadikan kita suatu bangsa. Ini
menetapkan pedoman dan menunujukkan arah yang kita rintis dalam melintasi samudera

9
waktu yang akan terbuka di hadapan kita. Garis kebijaksanaan kita yang pertama dan
yang utama ialah, bahwa kita tidak akan pernah melibatkan diri dalam kancah pertikaian
di Eropa, tidak pernah membolehkan Eropa mencampuri (Sisi sebelah sisi) masalah
Atlantik. Amerika Utara dan Selatan, mempunyai seperempat kepentingan yang berbeda
dengan kepentingan Eropa serta mempunyai cirinya sendiri. Oleh karena itu, Amerika
harus mempunyai sistemnya sendiri, terpisah dan terlepas yang dimiliki Eropa. Selagi
Eropa bekerja keras untuk menjadi domisili kelaliman (despotisme), usaha Amerika tentu
saja harus menjadikan belahan bumi kita domisili kebebasan”.
Pada dasarnya banyak sekali yang dipertaruhkan Amerika ketika dikeluarkannya
Doktrin Monroe tahun 1823, Pertama negara baru itu memerlukan waktu itu untuk
mengembangkan lembaga-lembaganya yang membebaskan dirinya ketergantungan
ekonomi dari Eropa, khususnya Inggris. Tidak ada pilihan lain kecuali politik netralistis.
Kedua, pedagang Amerika ingin dapat memasuki (akses) pasar di Karibia dan Amerika
Latin. Kolonialisme membatasi akses perdagangan ke negara induk. Republik-republik
yang merdeka menawarkan pasar terbuka kepada pedagang yang banyak akal itu.
Masalah ini sama penting untuk Inggris, sebab pada waktu itu kapal-kapal mereka
menguasai lautan. Doktrin Monroe menangani kedua masalah ini. Doktrin ini
memperkuat tekad Amerika untuk tetap menjauhi persekutuan yang menjerat dan
menjelaskan politiknya terhadap diperkenalkannya kembali kolonialisme. Tidak
mengherankan, Doktrin Monroe itu mencoba memadukan idealisme politik dengan
kepentingan kapitalis. Untuk melindungi negara-negara yang baru merdeka dari Spanyol
dan Perancis, Amerika Serikat memperoleh persamaan akses ke pasar Amerika Latin,
dengan demikian menjadi saingan untuk para pedagang Yankee. Akan tetapi, yang
menarik keuntungan ialah orang Inggris bukan orang Amerika. Dengan pelayaran yang
besar dan kuat di laut dan modal mereka di London, Inggris mampu memonopoli
perdagangan di Amerika Serikat selama sisa abad ini. Dengan pernyataan Monroe yang
tegas, Amerika menjadi dewasa sebagai peserta dalam permainan politik kekuasaan.
Dalam kurang dari setengah abad, Amerika Serikat telah memperoleh konsensi wilayah
dari Inggris di perbatasan Kanada. Membeli wilayah Lousiania dari Napoleon dengan
haraga murah (12 juta dollar) dan memaksa Spanyol untuk menyerahkam Florida hanya
dengan harga 5 juta dollar. Doktrin Monroe memberikan kepada Amerika status sebagai

10
Negara yang harus diperhitungkan.

D. Peranan Doktrin Monroe dalam Pelaksanaan Politik di Amerika Serikat dan


Amerika latin
Doktrin Monroe ini memberikam keabsahan kepada perasaan isolanis
(mengasingkan diri) orang Amerika di adad ke-19, yang sudah berpaling dari Eropa
dalam usaha mencari kekayaan dan kebebasan dari lingkungan dan dominasi Eropa.
Negara ini sibuk dengan pertumbuhan kota-kota, perluasan wilayah, perkembangan
industri, perbudakan, trauma sebelum dan sesudah Perang Saudara. Perhatian Amerika
tidak dipusatkan ke Eropa, akan tetapi pada Amerika Tengah dan Karibia serta Pasifik.
Isolasionis ini mula-mula dipegang teguh oleh Amerika, Akan tetapi dengan adanya
Perang Amerika-Spanyol (1898), pada hakekatnya Amerika telah melepaskan politik
isolasi ini, karena berhasil menduduki Filipina (1898), yang berarti Amerika telah keluar
dari Benua Amerika.
Dengan ikutnya Amerika terang mulai melepaskan Doktrin Monroenya, tetapi
tidak ikut sertanya Amerika Serikat dalam Gabungan Bangsa-bangsa, Doktrin Monroe
masih lagi ingin dipertahankan. Partisipasi di pihak Sekutu dalam Perang Dunia I
merupakan penyimpangan singkat dari norma, yang dipacu oleh serangan kapal selam
Jerman atas kapal-kapal sipil. Tahun 1920-an dan 1930-an merupakan dasawarsa
isolasionis dan terdapat perlawanan yang sangat sengit terhadap bantuan Lend-Lease
Roosevelt kepada Inggris di Tahun 1940 (bantuan Piagam-sewa).Dalam Perang Dunia II
dan sesudah itu Amerika secara terang-terangan meninggalkn Doktrin Monroe. Serangan
Jepang yang mengejutkan atas Pearl Harbour di Kepulauan Hawai (Panangkalan
Angkatan Laut Amerika Serikat), telah mengubah semua itu. Isolasionisme bukan lagi
merupakan kedudukan yang dapat diterima oleh mayoritas rakyat Amerika. Sekiranya
Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut dengan apa yang dilakukan
prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai persekutuan yang tetap di Eropa dan
seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba yang nyata. Hal ini mudah dilihat pada
dominasi Amerika Serikat di berbagi lembaga Internasional seperti PBB, NATO,
ANZUS dan OAS.

11
Khususnya di Amerika Latin, dengan prinsip kedua Doktrin Monroe :
memperingatkan kepada negara-negara Eropa supaya membiarkan Amerika dengan
urusannya sendiri. doktrin ini sudah direntangkan untuk memungkinkan Amerika Serikat
menganggap dirinya sebagai penjaga para Negara tetangga di bagian Selatan. Mungkin
ini tidak dielakkan, oleh karena perbedaan dalam kekuatan antara Utara dan Selatan.
Kebebasan intervensi Amerika Serikat di Amerika Latin, dengan dilakukan oleh
perusahaan pemerintah atau swasta, sudah diperdebatkan sejak Perang Meksiko tahun
1848. Yang sangat mendukung kegiatan itu, sementara yang lain menentang dengan
penuh gairah. Peragaan di depan umum tentang perbedaan politik merupakan perilaku
yang biasa dalam penghidupan di Amerika, tidak peduli dengan bagaimanapun
ketidakpastian hasilnya untuk Presiden maupun Kongres, akan tetapi sudah menjadi
kebiasaan, bahwa Presiden bertindak menurut keinginannya.

E. Tradisi Demokrasi di Amerika Serikat


Karakter Bangsa Amerika mulai terbentuk sejak kedatangan para koloni Inggris
pada awal abad ke-17. Parsudi Suparlan dengan mengacu pada pendapat Luther S.
Luedke menyatakan bahwa karakter Bangsa Amerika itu terbentuk dalam tiga tahap,
yaitu :
a. Tahap pertama, karakter Amerika ditandai dengan adanya corak yang
beranekaragam dan majemuk, yang diselimuti oleh metafor Melting plot,
seakan-akan keanekaragaman itu tidak terjadi atau hanya sementara saja dan
semangat Puritan, serta impian kaya dalam hal materi.
b. Tahap kedua, karakter Bangsa Amerika ditandai oleh adanya ciri-ciri yang
mencolok yang menekankan pada pentingnya konsep warga negara Amerika
sebagi ciri utama dari orng Amerika. Konsep warga negara ini mencakup
kesetiaan pada konstitusi Amerika, hukum-hukumnya dan patriotisme
Amerika.
c. Tahap ketiga, yaitu yang berlaku sekarang ini, ciri-ciri kebudayaan dan
karakter Bangsa Amerika berkaitan erat dengan sebagai kelanjutan dari tahap
kedua, yaitu keterikatan pada Amerika secara hakiki dalm politik dan
ediologi. Keterikatan ini menyangkut tanggung jawab dalam hal mendukung

12
dan mempertahankan konstitusi dan system hukum Amerika Serikat yang
berakar pada konsep keadilan, hak-hak individu, dan pemerintahan untuk
rakyat dan oleh rakyat.
Karakter Bangsa Amerika ini besumber etika Serikat gabungan bangsa-bangsa,
Doktrin Monroe masih lagi ingin dipertahankan. Partisipasi di pihak sekutu dalam Perang
Dunia I merupakan penyimpangan singkat dari norma, yang dipacu oleh serangan kapal
selam Jerman atas kapal-kapal sipil. Tahun 1920-an dan 1930-an merupakan dasawarsa
isolanis, dan terdapat perlawanan yang sangat sengit terhadap bantuan Lend-Lease
Roosevelt kepada sejumlah nilai yang menjadi pegangan Bangsa Amerika, antara lain
kemerdekaan, nasionalisme dan patriotisme, idealisme, dan perfeksionisme, moralitas
dan perubahan, demokrasi dan lain-lain. Demokrasi, merupakan salah satu nilai yang
dipegang oleh Bangsa Amerika sejak awal kedatangan mereka di koloni Amerika.
Sejak awal kedatangan. Sekiranya Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin
akan terkejut dengan apa yang dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat
mempunyai persekutuan yang tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-
laba yang nyata. Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika Serikat di berbagi
lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS. Begitulah nasib yang
menimpa negara adikuasa dan demikianlah taruhan politik. Salah satu pendekatan baru
yang digunakan untuk memahami karakter nasional adalah lewat analisa nilai-nilai yang
mendasari perilaku orang-orang Amerika. Albert dan William menawarkan sejumlah
nilai yang menjadi pegangan Bangsa Amerika, antara lain kemerdekaan, nasionalisme
dan parriotisme, idealisme, dan perfeksionisme, moralitas dan perubahan, demokrasi dan
lain-lain. Demokrasi, merupakan salah satu nilai yang dipegang oleh Bangsa Amerika
sejak awal kedatangan mereka di koloni Amerika.
Sejak awal kedatangannya di Amerika Kaum Puritan sudah memimpikan adanya
suatu kebebasan dalam menjalankan agamanya di daerah baru itu. Ini berarti sejak awal
datangnya koloni di Amerika, kaum Puritan telah menjadi perintis kehidupan demokrasi
dalam masyarakat Amerika. Nilai kehidupan demokrasi ini terus berkembang di Amerika
Serikat sampai negeri itu merdeka dan terus pula berkembang sampai sekarang. Amerika
Serikat sekarang ini merupakan salah satu negara yang paling demokratis di dunia.
Amerika mengembangkan nilai-nilai demokrasi karena masyarakat Amerika terdiri dari

13
berbagai macam bangsa dan beraneka ragam kebudayaan. Pluralisme etnis dan
kebudayaan itu menurut pandangan Amerika hanya bias dikendalikan melalui consensus
atau kesepakatan bersama. Kesepakatan itu tidak lain adalah bagian dari budaya
Amerika. Kehidupan demokratis di Amerika tercermin antara lain dalam pemilihan yang
sifatnya umum di tingkat nasional, baik yang diselenggarakan untuk memilih Presiden
maupun anggota Senat. Tentunya juga dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat
Amerika.

F. Doktrin Monroe dalam Tradisi Demokrasi di Amerika Serikat


Dalam satu segi, semua Presiden Amerika Serikat sejak Eisenhower, Presiden ke-
34 tahun 1961-1963, kembali kepada perhatian Monroe semula tentang intervensi Eropa
di Amerika Latin, yakni yang bersangkutan dengan Revolusi Uni Soviet saat itu dengan
paham Komintern, yang diterapkan sebagai bagian dari politik luar negerinya. Setiap
pemerintah mencoba menangani bahaya ancaman yang tersimpul dalam agresi komunis
di belahan bumi kita. Akan tetapi dalam hal ini sekali lagi rakyat Amerika terpecah dalam
tanggapannya terhadap masalah ini. Ada yang menganggap Doktrin Monroe itu secara
implisit melarang Amerika Serikat maupun negara-negara lain untuk mencampuri urusan
negara-negara tetangga. Yang lain lagi berpendapat bahwa kita mempunyai tanggung
jawab untuk memelihara dan memperluas ciri demokrasi kita di belahan bumi ini. Yang
lain beranggapan bahwa terlepas dari maksud Monroe, ancaman terhadap keamanan kita
adalah tidak berarti dan oleh karena itu kita tidak boleh intervensi.
Berbagai pandangan yang berbeda itu, akhirnya dimenangkan oleh anggapan
bahwa Amerika Serikat mempunyai tanggung jawab untuk memelihara dan memperluas
ciri demokrasi tidak hanya di belahan bumi Amerika, melainkan ke luar itu. Sikap ini
dibuktikan dengan pendudukannya atas Filipina (1898), keterlibatannya pada Perang
Dunia I (1914-1918), Pendudukan Hawai(1894), pendudukan Guam, Midway dan Wake
(1894), pemilikan hak tunggal atas terusan Panama (1914). Sejak akhir abad ke19
Amerika Serikat mulai meninggalkan Doktrin Monroe yang mana sikapnya memuncak
awal abd ke-20 dengan keterlibatan Amerika dalam berbagai politik Internasional,
khususnya dalam masa perang dingin.Tradisi demokrasi di Amerika Serikat yang sudah
ada sejak awal mulai terbentuknya Bangsa Amerika, Jelas terasa sulit untuk di lepaskan

14
dari kehidupan Bangsa tersebut, termasuk pula dalam pelaksanaan politik luar
negerinya.Sampai saat ini Bangsa Amerika yang merupakan salah satu Bangsa terkuat di
dunia selalu terlalu terlibat dalam berbagi kasus di berbagai belahan dunia manapun,
terutama kasus-kasus yang berupa pelanggaran hak asasi manusia dan nilai-nilai
demokrasi. Kaitan antara Doktrin Monroe dengan tradisi demokrasi di Amerika Serikat
dapat disimpulkan, antara lain :
a. Pertama, bangsa Amerika selama satu setengah abad (tahun 1817- Perang
Dunia II), memegang teguh Doktrin Monroe, karena pada masa tersebut
Amerika sedang membangun Bangsanya dan ingin melepaskan diri dari
pengaruh Negara-Negara Eropa.
b. Kedua, Bangsa Amerika melepaskan dirinya dari Doktrin Monroe, karena
doktrin tersebut pada hakekatnya tidak sesuai dengan tradisi demokrasi
Amerika. Artinya doktrin tersebut menghalangi Bangsa Amerika untuk
menyebarkan paham demokrasinya keberbagai penjuru dunia dan hanya
terbatas di Benua Amerika saja.

Amerika Serikat sekarang ini adalah merupakan salah satu negara yang paling
demokratis di dunia. Amerika Serikat telah menjadi pelopor dan teladan dari berbagai
bangsa di dunia tentang bagaimana cara mengatur negara dan bangsanya prinsip-prinsip
yang demokratis.Amerika Serikat yang sekarang ini merupakan satu-satunya negara adi
kuasa di duniaa, setelah hancurnya Uni Soviet, memiliki tanggung jawab dalam
mempelopori pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara belahan dunia saat ini.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Doktrin Monroe merupakan strategi bagi Amerika Serikat untuk mencegah
kolonisasi lebih lanjut dari negara-negara Eropa atas benua Amerika. Namun doktrin ini
menjadi titik balik Amerika Serikat untuk mengadakan kolonialisme terhadap wilayah-
wilayah yang ada di benua Amerika sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan pernyataan
Presiden Jammes Monroe sendiri, bahwa Amerika Serikat mengharapkan semua
penduduk Amerika di utara dan selatan, untuk mengeksploitasi semua potensi yang
dimiliki oleh The New World (benua Amerika). Bagi Amerika Serikat sendiri, doktrin
tersebut akan memperkuat Perjanjian Transkontinental, serta beberapa persetujuan lain
seperti terbukanya Oregon bagi pemukiman Amerika, serta kesempatan ekonomi yang
lebih luas bagi Amerika Serikat menyusul keberhasilan revolusi di negara-negara
Amerika Latin.
Kaitan antara Doktrin Monroe dengan tradisi demokrasi di Amerika Serikat ,
antara lain: Pertama, bangsa Amerika selama satu setengah abad (tahun 1817- Perang
Dunia II), memegang teguh Doktrin Monroe, karena pada masa tersebut Amerika sedang
membangun Bangsanya dan ingin melepaskan diri dari pengaruh Negara-Negara Eropa.
Kedua, Bangsa Amerika melepaskan dirinya dari Doktrin Monroe, karena doktrin
tersebut pada hakekatnya tidak sesuai dengan tradisi demokrasi Amerika. Artinya doktrin
tersebut menghalangi Bangsa Amerika untuk menyebarkan paham demokrasinya ke
berbagai penjuru dunia dan hanya terbatas di Benua Amerika saja.

B. Saran
1. Kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa
meluruskannya.
2. Untuk supaya bisa membaca kembali literatur-literatur yang berkenaan dengan
pembahasan ini sehingga diharapkan akan bisa lebih menyempurnakan kembali
pembahasan materi dalam makalah

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Amaliyah. 2016. PENGARUH DOKTRIN MONROE TERHADAP TRADISI


DEMOKRASI DI AMERIKA SERIKAT TAHUN 1939-1945.
https://www.academia.edu/32386376/PENGARUH_DOKTRIN_MONROE_TERHADA
P_TRADISI_DEMOKRASI_DI_AMERIKA_SERIKAT. Diakses 14 Oktober 2020.

2. Sari, Dhevy Ratna. 2014. DOKTRIN MONROE “DOKTRIN MONROE,


IMPERIALISME AMERIKA DAN KETERLIBATAN AMERIKA DALAM PERANG
DUNIA II. http://blogdhevy.blogspot.com/2014/05/sejarah-amerika-doktrin-
monroe.html. Diakses 14 Oktober 2020.

3. Firdaus, Yulian dkk. 2006. DOKTRIN MONROE (Salah Satu Kebijakan Luar Negeri
Presiden James Monroe). http://www.academia.edu/11129492/DOKTRIN_MONROE?
s=t. Diakses 14 Oktober 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai