Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH AMERIKA

POLITIK ISOLASI DAN KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DALAM PERANG


DUNIA II

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika

Dosen Pengampu: Rahmuliani Fitriah, M. Hum.

DISUSUN OLEH:

1. Dewi Anggita A. (23046160)


2. Hardini Rahardyanti (23046167)
3. Rahmawati Hanum (23046171)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah memberi Karunia dan Rahmat-Nya
sehingga dalam makalah ini yang berjudul Politik Isolasi dan Keterlibatan Amerika Serikat
dalam Perang Dunia II dapat tersusun dan rampung tepat pada waktunya tanpa ada hambatan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang sudah membantu dalam
penulisan makalah ini, terutama penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu
Rahmuliani Fitriah, M. Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika atas arahan
serta saran yang sudah diberikan sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Adapun dalam penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Sejarah Amerika. Selain itu, penulisan makalah ini dilakukan untuk mengetahui secara
mendalam dan untuk memahami permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini.
Diharapkan dengan ditulisnya makalah ini para pembaca akan mendapatkan sebuah
pengetahuan baru mengenai topik pembahasan makalah ini. Serta, Penulis harapkan makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca.
Penulis menyadari jika dalam makalah disusun ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh sebab itu, saran maupun
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan guna menjadi evaluasi
penulis untuk penyusunan makalah di kemudian hari.

Jakarta, 19 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Politik isolasi terhadap Amerika 5
2.2 Menjalin Hubungan dengan Tetangga: Nicaragua-Mexico-Amerika Latin 6
2.3 Peranan Amerika Serikat di Dunia internasional sesudah PD II 9
BAB III PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan segregasi merupakan kebijakan yang diterapkan Amerika Serikat pada abad
ke-18 hingga awal abad ke-20 Kebijakan ini bertujuan untuk menghindari hubungan politik dan
militer dengan negara lain, khususnya Eropa Netralitas juga merupakan bagian penting dari
kebijakan luar negeri AS.

Selama periode ini, para pemimpin Amerika seperti Presiden George Washington dan
Presiden Monroe menghindari aliansi permanen dan menekankan pentingnya non-intervensi
dalam konflik Eropa. Sebagai upaya alternatif untuk menghindari campur tangan dalam urusan
luar negeri, Amerika Serikat juga meratifikasi Pakta Kellogg-Briand pada tahun 1928 Namun,
kebijakan isolasi Amerika Serikat berubah selama krisis ekonomi tahun 1929, ketika pemulihan
ekonomi negara tersebut menjadi fokus utama.

Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat kembali menerapkan kebijakan isolasi untuk
memperbaiki situasi politik dalam negeri Namun, ketegangan dengan Uni Soviet dan
perkembangan komunisme membawa Amerika Serikat menjauh dari isolasionisme pascaperang
Pertumbuhan Uni Soviet setelah Perang Dunia II menimbulkan kekhawatiran bagi Amerika
Serikat, dan kebijakan isolasi politiknya menyebabkan babak konflik antara kedua negara
Amerika Serikat juga berpartisipasi dalam intervensi asing, khususnya di Amerika Latin Mereka
seringkali mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Amerika Latin dengan tujuan
mempengaruhi pemerintah dan kebijakan regional.

Contoh intervensi AS mencakup peristiwa seperti Perang Meksiko-Amerika pada abad


ke-19 dan dukungan terhadap Kontras di Nikaragua pada tahun 1980 an Amerika Serikat juga
terlibat dalam pergantian rezim di beberapa negara di Amerika Latin dan Pasifik Barat Daya
Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat memainkan peran penting dalam pembentukan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945 Amerika Serikat menjadi salah satu anggota
pendiri PBB dan terlibat aktif dalam menjaga perdamaian dunia
Selain itu, Amerika Serikat juga memainkan peran penting dalam Perang Dingin melawan Uni
Soviet.

Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) didirikan pada tahun 1949 sebagai
tanggapan terhadap ancaman dari Uni Soviet Perang Dingin melibatkan persaingan ideologi dan
politik selama beberapa dekade antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, dan berdampak
signifikan terhadap politik Amerika dan hubungan luar negeri Perang Dingin berakhir dengan
runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengaruh yang ditimbulkan dari politik isolasi terhadap Eropa?


2) Bagaimana hubungan yang terjalin antara Amerika Serikat dengan
Nicaragua-Mexico-Amerika Latin?
3) Bagaimana peranan Amerika Serikat setelah terjadinya Perang Dunia II?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Memahami pengaruh yang ditimbulkan dari politik isolasi terhadap Eropa.


2) Mampu mengidentifikasi hubungan yang terjalin antara Amerika Serikat dengan
Nicaragua-Mexico-Amerika Latin.
3) Mampu menganalisis peranan Amerika Serikat setelah terjadinya Perang Dunia II.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Politik isolasi terhadap Amerika

Pada abad ke-18 hingga awal abad ke-20, Amerika Serikat menjalankan kebijakan
isolasionis yang menghindari keterlibatan politik dan militer dengan negara lain, terutama di
Eropa (DeConde, Burns, & Logevall, 2002, p. 337). Netralisme juga menjadi sikap luar negeri
Amerika Serikat, menolak terlibat dalam perang, khususnya selama Perang Dunia (DeConde,
Burns, & Logevall, 2002, pp. 543-544). Para pemimpin Amerika Serikat, seperti Presiden
George Washington dan Monroe, menegaskan pentingnya menghindari aliansi permanen dan
tidak ikut campur dalam konflik Eropa.

Meskipun berkomitmen pada isolasionisme, Amerika Serikat meratifikasi Pakta


Kellogg-Briand pada Agustus 1928 bersama 15 negara lain sebagai alternatif untuk terlibat
dalam urusan luar negeri. Pakta ini menetapkan larangan perang sebagai wujud sikap Amerika
Serikat dalam mempromosikan perdamaian internasional (The Kellogg-Briand Pact, 1928).
Meski mengalami perubahan selama Depresi Ekonomi 1929, kebijakan isolasionis kembali
diterapkan, dengan fokus Amerika Serikat pada pemulihan ekonomi nasional.

Pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat menghadapi dampak negatif dan kembali
mengadopsi kebijakan isolasionis untuk memperbaiki kondisi dalam negeri. Presiden Truman
berkomitmen untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, namun para veteran perang
menghadapi tantangan dalam hal perumahan dan pekerjaan. Meskipun demikian, ketegangan
dengan Uni Soviet dan perkembangan komunis mendorong Amerika Serikat untuk keluar dari
isolasionisme pasca perang.

Pertumbuhan Uni Soviet pasca Perang Dingin menimbulkan kekhawatiran bagi Amerika
Serikat. Meskipun dalam proses pemulihan, Amerika Serikat terpaksa membuka luka-luka
tersebut untuk menghadapi tantangan ideologis. Kebijakan isolasi politik Amerika Serikat
membuka kembali babak konfrontasi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
2.2 Menjalin Hubungan dengan Tetangga: Nicaragua-Mexico-Amerika Latin

Negara adikuasa Amerika Serikat diketahui sering sekali ikut campur urusan dalam
negeri dari negara lain. Melalui kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat yang sudah
berlangsung dari lama ini, sampai pada pergantian rezim ataupun proses pemilu di suatu negara,
Amerika Serikat suka sekali ikut campur ke dalamnya dengan upaya untuk memenangkan
seorang calon yang didukungnya. Telah ada begitu banyak bukti yang dapat menunjukkan
keterlibatan Amerika Serikat di dalam negara-negara Amerika Latin. Dalam hal ini, dapat
dikatakan bahwa Amerika Serikat memang menginginkan pemimpin di Amerika Latin supaya
dapat dikendalikan oleh Washington.
Beberapa bentuk keterlibatan Amerika Serikat dalam pergantian rezim suatu negara,
antara lain ada tindakan secara terang-terangan dan ada juga tindakan secara rahasia dengan
tujuan untuk mengubah, mengganti, atau mempertahankan pemerintahan suatu negara asing.
Pada pertengahan abad ke-19, pemerintah Amerika Serikat mulai melakukan praktik pergantian
rezim di Amerika Latin dan Pasifik Barat Daya, termasuk di dalamnya Perang Meksiko-Amerika
Serikat, Perang Spanyol-Amerika Serikat, dan perang Filipina-Amerika Serikat.

Pada abad ke-20, Amerika Serikat membangun dan menjalin hubungan bersahabat pada
berbagai negara, seperti Panama, Honduras, Nikaragua, Meksiko, Haiti, dan Republik Dominika.
Ketika berakhirnya masa Perang Dunia II, pemerintah Amerika Serikat mulai memperluas
wilayah operasi dari pergantian rezimnya tersebut. Negara Amerika Serikat saat ini
berlomba-lomba mencoba untuk melawan Uni Soviet dengan tujuan menguasai kepemimpinan
dan pengaruhnya secara global pada Perang Dingin. Semenjak keputusannya itu, Amerika
Serikat diketahui telah melakukan sekurang-kurangnya 81 upaya campur tangan secara
terang-terangan maupun secara rahasia dalam proses pemilihan umum di berbagai negara pada
kurun waktu tahun 1946 sampai 2000.

Setelah Uni Soviet membubarkan dirinya, Amerika Serikat kemudian memimpin ataupun
mendukung perang untuk dapat menentukan arah pemerintahan di beberapa negara asing
tersebut. Dibalik itu, Amerika Serikat juga sempat beberapa kali menetapkan tujuannya secara
resmi terkait dalam menghadapi beberapa konflik, termasuk ketika melakukan perang melawan
suatu teror dalam perang Afghanistan pada tahun 2001 dan juga turut serta dalam
menggulingkan rezim diktator pada perang Irak tahun 2003 dan intervensi militer di Libya tahun
2011.

Adapun sejumlah gerakan intervensi yang dilakukan oleh Amerika Serikat kepada
beberapa negara asing, baik di Amerika Latin maupun negara asing lainnya, antara lain sebagai
berikut.

1) Intervensi Amerika Serikat Pada Abad ke-19


a) 1846: Meksiko

Pada tahun 1846 sampai 1848 terjadi perang antara Meksiko


dengan Amerika Serikat yang merupakan konflik bersenjata akibat dari
aneksasi Texas oleh Amerika Serikat pada tahun 1845. Pada saat itu,
Meksiko dengan sewenang-wenang menganggap Texas sebagai bagian
dari wilayahnya dengan mengabaikan adanya Revolusi Texas pada tahun
1836.

Tentara Amerika Serikat ketika itu berhasil menduduki New


Mexico dan California, dilanjutkan dengan menyerbu wilayah Meksiko
Timur laut dan Meksiko Barat Laut, sedangkan tentara Amerika Serikat
lainnya berhasil menduduki Meksiko. Pada akhirnya perang ini berhasil
dimenangkan oleh Amerika Serikat. Setelah itu, dibentuklah Perjanjian
Guadalupe Hidalgo yang memuat terkait penyerahan wilayah Alta
California dan New Mexico kepada Amerika Serikat dengan disertai
imbalan sejumlah $18 juta. Selain itu, Amerika Serikat memutuskan untuk
memberikan pemutihan atas utang pemerintah Meksiko kepada warga
negara Amerika Serikat. Dengan demikian, Meksiko menerima lepasnya
Texas dan selanjutnya menetapkan wilaya Rio Grande sebagai perbatasan
dari negaranya.

2) 1893-1917: Imperium dan Ekspansionisme AS


a) 1912-1933: Nikaragua
Pada tahun 1912, pasukan militer Amerika Serikat menyerbu
Nikaragua setelah berhasil dikuasai selama bertahun-tahun sebelumnya.
Dalam kasus kali ini, Amerika Serikat ikut campur dengan memberikan
dukungan politik kepada berbagai pihak konservatif yang memberontak
untuk melawan Presiden Jose Santos Zelaya yang diketahui bahwa ia
berhaluan liberal.

Adapun motif-motif dari tindakan Amerika Serikat ini, yaitu


sebagai berikut.

- Adanya ketidaksetujuan dengan usulan Terusan Nikaragua, karena


saat itu Amerika Serikat telah memegang Zona Terusan Panama,
tempat dibangunnya terusan Panama.
- Adapun upaya Presiden Zelaya dalam membatasi pemanfaatan
sumber daya alam Nikaragua oleh pihak-pihak asing.

Pada tanggal 17 November 1909, pernah ada dua orang warga


negara Amerika Serikat yang dieksekusi oleh Zelaya setelah keduanya
mengaku meletakkan ranjau di sungai San Juan dan berniat meledakkan
dinamite. Mendengar hal itu, pemerintah Amerika Serikat beralasan
bahwa intervensi yang dilakukannya ini dengan tujuan untuk melindungi
warga negara dan properti Amerika Serikat. Setelah itu, Zelaya mundur
pada tahun yang sama. Dan akhirnya, Amerika Serikat berhasil
menduduki dan memasuki negara ini pada tahun 1912 sampai 2023.

b) 1914: Meksiko

Pasukan tentara Amerika Serikat pada tahun 1914 ini menyerbu


Veracruz di Meksiko setelah tersebarnya skandal Tampico. Dan pada
akhirnya, Amerika Serikat berhasil menduduki kota ini selama enam bulan
lamanya.

3) Era Perang Dingin


a) 1982-1989: Nikaragua

Masih dengan tujuan yang sama, pemerintah Amerika Serikat berjuang


untuk menumbangkan Pemerintahan Nikaragua yang dilakukan secara
diam-diam dengan mempersenjatai, melatih, dan juga mendanai pihak
Contra. Pihak Contra ini merupakan suatu kelompok militer yang berpusat
di Honduras dan secara sengaja dibentuk untuk menyabotase Nikaragua,
sekaligus mengganggu jalannya pemerintahan Nikaragua. Selain
membantu pihak Contra, disini pemerintah AS juga meledakkan jembatan
dan meranjau perairan Corinto, menenggelamkan sejumlah kapal milik
warga sipil Nikaragua dan juga kapal milik asing yang menewaskan warga
sipil.

Dengan adanya Amandemen Boland yang mana melarang pemerintah


Amerika Serikat untuk mendanai aktivitas yang dilakukan oleh Contra.
Kemudian, pemerintah Ronald Reagan secara diam-diam menjual senjata
kepada pemerintah Iran untuk mendanai apart rahasia milik pemerintah
Amerika Serikat yang secara terus-menerus mendanai Contra secara
ilegal. Keputusan ini pun kemudian dikenal sebagai Skandal-Iran-Contra.
Dan selanjutnyam Amerika Serikat terus saja mempersenjatai dan melatih
Contra meskipun pemerintahan Sandwindsta yang menang pemilu pada
tahun 1984.

2.3 Peranan Amerika Serikat di Dunia internasional sesudah PD II

Amerika merupakan sebuah negara yang seringkali disebut sebagai negara adidaya atau
negara super power seperti sekarang ini. Negara ini memiliki sistem pemerintahan republik
federal dengan kekuatan ekonomi, politik, serta pertahanan yang diikuti dengan kemajuan
teknologi modern yang tinggi. Terlebih, pasca Perang Dunia II, Amerika berdiri sebagai
pemimpin yang secara otomatis Amerika Serikat berdiri sebagai negara yang mengambil peran
global dalam menciptakan kondisi dunia yang stabil.
Selain itu, peranan Amerika Serikat pasca Perang Dunia II ditandai dengan pengaruhnya
dalam beberapa peristiwa penting, yakni di antara masuknya AS dalam mendominasi perwakilan
perpolitikan luar negeri, seperti pengaruhnya pada proses berdirinya Perserikatan
Bangsa-bangsa, serta pembendungan terhadap pengaruh Blok Timur di beberapa kawasan dunia
pada tahun 1947 saat berlangsungnya Perang Dingin.

Peran AS dalam Mendirikan PBB

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, membentuk sebuah negara


Liga Bangsa-bangsa setelah Perang Dunia I dan didukung oleh Roosevelt melalui konferensi
yang diadakan antara kekuatan Sekutu selama Perang Dunia II. Presiden Franklin D. Roosevelt
menetapkan bahwa Amerika Serikat amat terlibat dalam pembentukan organisasi internasional
yang bertujuan menjaga perdamaian, dan pemerintahan. Ia juga menyadari terdapat kelemahan
yang melekat pada LBB, namun juga dihadapkan pada kenyataan perang dunia yang lain, ia juga
melihat pentingnya peran AS dalam memainkan peran utama dalam membentuk maupun selama
berjalannya organisasi tersebut.

Singkatnya, Sebelum dimulainya Perang Dunia II, gagasan Amerika Serikat sebagai
kekuatan global bukan merupakan ambisi para politisi Amerika. Amerika umumnya membiarkan
negara lain seperti Inggris guna mengambil alih posisi tersebut. Namun, pada akhir Perang Dunia
II Amerika Serikat dihadapkan dengan Uni Soviet yang juga muncul sebagai salah satu kekuatan
terkuat di dunia. Amerika Serikat yang sebelumnya menerapkan isolasionisme, dampak pasca
Perang Dunia tersebut mendorong para pemimpin politik maupun ekonomi Amerika agar
mempertahankan kekuatan baru mereka sekaligus mengamankan Amerika Serikat sebagai
pemimpin dunia (The National WWII Museum, 2020) .

Setelah Perang dunia II, Amerika Serikat memiliki peran utama dalam pembentukan
Perserikatan Bangsa-bangsa yang terjadi pada tahun 1945. Pada pertemuan di San Fransisco,
delegasi-delegasi dari 50 negara berkumpul dan membuat piagam untuk organisasi internasional
baru yang didirikan guna mencegah munculnya perang dunia lainnya. Polandia kemudian
menandatangani, sehingga jumlah negara pendiri PBB menjadi berjumlah 51. Melalui
kesepakatan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa, PBB secara resmi berdiri pada tanggal 24
Oktober 1945. Amerika Serikat kemudian menandatangani Piagam PBB sebagai salah satu
anggotanya yang paling berpengaruh. Selain menjadi salah satu dari lima anggota tetap Dewan
Keamanan PBB, Amerika Serikat juga memberikan kontribusi keuangan terbesar kepada PBB.
Dikutip melalui carnegieendowment.org, PBB diasosiasikan oleh Amerika Serikat, sekaligus
sebagai pemberi kontribusi keuangan terbesar terhadap seluruh anggaran PBB.

Dalam hal ini, PBB yang awalnya dibentuk bersama Amerika Serikat sebagai tujuan
menjaga posisinya sebagai kekuatan, namun Uni Soviet hadir dalam pembentukan PBB. Dimana,
Uni Soviet, diperankan oleh Joseph Stalin menyerukan agar terdapat hak veto dalam Dewan
Keamanan dan alterasi dalam Piagam PBB, ia kemudian menjadi Sekretaris Jenderal Partai
Komunis Soviet ke-1 yang ditandai dengan pertemuan Roosevelt dan Uni Soviet di Iran pada
1943 dalam menyepakati persetujuan pembentukan PBB bersama Josef Stalin hingga berlanjut
pada Konferensi di Washington, dimana para diplomat AS, Inggris, serta Uni Soviet berunding
bersama diplomat Cina dalam membentuk PBB (Fandy, 2021).

Perang Dingin: Berlin Hongaria – Korea -Vietnam – Kuba

Perang dingin merupakan sebuah persaingan yang terjadi di antara Amerika Serikat
dengan Uni Soviet dalam merebut pengaruh serta memperkuat blok mereka. Perang ini terjadi
setelah berakhirnya Perang Dunia II, dimana jalinan di antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
memburuk setelah bersekutu dengan blok Poros. Amerika Serikat serta sekutu di Eropa Barat
yang berwaspada dengan Uni Soviet berupaya dalam memperkuat dan berupaya dalam
membendung pengaruh Uni Soviet. Sementara, Uni Soviet yang tidak menyukai tingkah
Amerika Serikat yang tidak bisa menganggap mereka sebagai bagian dari komunitas
internasional, di tambah dengan kebenciannya terhadap penundaan ikut serta pada PD II hingga
mengakibatkan kematian 30 juta orang Rusia kian menambah amarahnya.

Amerika Serikat membentuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO pada tahun
1949, yang kemudian dibalas dengan Uni Soviet dengan Pakta Warsawa pada 1955 yang
berfungsi dalam menjaga hegemoni Soviet atas negara-negara di Eropa Timur seperti Albania,
Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Romania. Sebelum itu, pada
Juni 1950, aksi militer pertama selama Perang Dingin terjadi tatkala Korea Utara menyerbu
negara pro-Barat di Selatan. Amerika yang menganggap bahwa hal tersebut merupakan langkah
awal Soviet dalam mengambil dominasi dunia, kemudian Truman mengirim militer Amerika ke
Korea, tak lama perang tersebut berakhir pada 1953.

Pada tahun 1961, Jerman Timur yang menjadi sekutu Uni Soviet, membangun sebuah
blokade yang dinamakan Berlin Wall (Tembok Berlin) guna mencegah warga Berlin Timur
melarikan diri ke Berlin Barat yang bersekutu dengan Amerika Serikat. Di tahun yang sama pula
terjadi invasi The Bay of Pigs serta pada 1962 Soviet memasang rudal di daerah Kuba yang
memungkinan peluncuran rudal ke kota-kota AS. (History, 2009). Hal itu yang mendorong
Amerika untuk membangun perlindungan di halaman belakang rumah mereka, hal ini juga yang
hingga mendorong terjadinya krisis rudal Kuba.

Di Asia, tepatnya di Vietnam, dimana terjadi keruntuhan rezim kolonial Perancis yang
menyebabkan perbedaan antara kelompok nasionalis Amerika, Ngo Dinh Diem di selatan dan
nasionalis Komunis, Ho Chi Minh di utara. Amerika yang memiliki komitmen guna menjaga
pemerintahan anti komunis di wilayah tersebut, mengeluarkan kebijakan melalui Johnson untuk
mengerahkan unit tempur untuk melakukan operasi. Kemudian Vietnam Utara pada 1968
melancarkan sebuah serangan Offensive Tet (Serangan Tet), yang menyebabkan dukungan
domestic Amerika Serikat berkurang setelah munculnya oposisi dalam negeri pada tahun 1972.
Kemudian pada tahun 1973 tepatnya di bulan Januari, seluruh pasukan AS ditarik, namun justru
konflik tersebut berlangsung lagi selama dua tahun akibat adanya pelanggaran, dan baru berakhir
pada 30 April yang ditandai dengan berakhirnya perang Vietnam utara dan Selatan, dan
bersatunya kembali keduanya pada 2 Juli 1976.

Seiring berjalannya waktu, Perang Dingin yang berlangsung semakin lama memudar,
pasca pengaruh Soviet di Eropa Timur melemah, begitupun dengan Tembok Berlin yang menjadi
simbol Perang Dingin selama beberapa dekade kemudian dihancurkan. Diikuti dengan
dipimpinnya Mikhail Gorbachev yang selama penjabatannya menghapus sistem diktator dan
mengadaptasi sistem demokrasi. Kemudian, pada tahun 1991, Uni Soviet runtuh, dan perang
Dingin berakhir.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Politik Isolasi yang diterapkan oleh Amerika Serikat demi berfokus pada pengembangan
dalam diri menjadikannya dapat bersikap cukup tegas dan netral terhadap segala konflik dan
perang yang terjadi di Eropa. Berkat diterapkannya politik ini sejak abad ke-18 hingga awal abad
ke-20, Amerika Masih berteguh pada pendiriannya untuk tidak mau ikut campur dengan
berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena
selanjutnya Amerika Serikat ikut bergabung sebagai blok poros pada Perang Dunia II tersebut.
Setelah bergabungnya Amerika Serikat menjadi memiliki semacam keinginan untuk memperluas
kekuasaannya demi mengalahkan kekuasaan Uni Soviet.

Dengan ambisi tersebut, Amerika Serikat kemudian memperluas wilayah kekuasaannya


dengan menerapkan praktik pergantian rezim . Melalui praktik tersebut, Amerika Serikat menjadi
semacam tidak terkendali demi mencapai angan dan cita-citanya. Mereka melakukan berbagai
intervensi di Amerika Latin dan beberapa negara asing lainnya. Salah satu bentuk intervensi
yang dilakukan oleh Amerika Serikat, yakni kepada Nikaragua, Mexico, dan Amerika Latin
lainnya.

Setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2, kemudian Amerika Serikat bertanggung jawab
atas didirikannya PBB dengan tujuan untuk menjaga kekuasaannya sebagai negara adidaya.
Selanjutnya dibentuk juga NATO atas dasar awal mula permusuhan yang terjadi antara Amerika
Serikat dengan Uni Soviet, setelah Amerika Serikat bergabung dengan Block Poros pada masa
Perang Dunia ke-2 sebelumnya. Selain itu juga dibangun Tembok Berlin oleh Jerman Timur
yang bersekutu dengan Uni Soviet, dengan tujuan agar mencegah adanya masyarakat Jerman
Timur yang melarikan diri ke Jerman Barat. Selanjutnya masih di tahun yang sama, terjadi The
Bay of Pigs pada tahun 1961 dan pada tahun 1962, Soviet memasang rudal di daerah Kuba.
DAFTAR PUSTAKA

Fandy. (2021). 3 Tokoh Pendiri PBB dan Sejarah Berdirinya hingga Badan-badannya.
gramedia.com. https://www.gramedia.com/literasi/tokoh-pendiri-pbb/

History. (2009). Cold War History. History.com.


https://www.history.com/topics/cold-war/cold-war-history

Jaya, I. A. (2021). Perang Dingin: Terjadi pada Tahun 1947 dan Latar Belakangnya.
Kompas.com2.
https://internasional.kompas.com/read/2021/10/19/160214270/perang-dingin-terjadi-pada-t
ahun-1947-dan-latar-belakangnya?page=all

The National WWII Museum. (2020). Great Responsibilities and New Global Power. The
National WWI Museum.
https://www.nationalww2museum.org/war/articles/new-global-power-after-world-war-ii-19
45

Ensiklopedia Dunia. Keterlibatan Amerika Serikat dalam Pergantian Rezim.


https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Keterlibatan_Amerika_Serikat_dalam_pergantian_re
zim .

Wikipedia. Keterlibatan Amerika Serikat dalam Pergantian Rezim.


https://id.wikipedia.org/wiki/Keterlibatan_Amerika_Serikat_dalam_pergantian_rezim .

Merdeka.com. 2019. Jejak Keterlibatan AS dalam Pergantian Rezim di Amerika Latin.


https://www.merdeka.com/dunia/jejak-keterlibatan-as-dalam-pergantian-rezim-di-amerika-l
atin.html .

Anda mungkin juga menyukai