Anda di halaman 1dari 36

PERKEMBANGAN EKONOMI, POLITIK DAN KEBUDAYAAN

JEPANG SETELAH PERANG DUNIA KE DUA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

- M.P. Serodja Br Tarigan


- Delpi sidauruk
- Gias Andre Nainggolan

Kelas : Reguler C 2018

Mata Kuliah : Sejarah Asia Tenggara

Dosen Pengampu : Dra. Hafnita sari Dewi Lubis, M.Si

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

SEPTEMBER, 2019
i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan karena berkat dan
rahmatnyalah yang memberikan kami kesempatn untuk dapat mengerjakan tugas kami dengan
baik dan dapat kami kumpulkan tepat waktu. Kami juga berterimakasih kepada dosen yang
memberikan kami tugas demi menyelesaikan tugas kami dan mengembangakan wawasan kami
mengenai Sejarah Asia Timur.

Makalah ini berisi bagaiman perkembangan Jepang pasca perang dunia ke ke dua yang
dimana kala itu Jepang tampil sebagai ikon dari asia timur. Jepang dibom oleh Amerika
tepatnya di Nagasaki dan Hirosima. Makalah ini membahasa bagaimana perkembangan politik,
ekonomi dan budaya jepang.

Makalah ini bukanlah makalah yang sempurna, makalah ini mempunyai kekurangan.
Maka dari itu kritik dan saran sangat dibuthkan demi kemajuan dan perbaikan makalah ini.
Akhir kata kami mnegucapkan banyak terimakasih dan selamat membaca.

Penyusun

Keolompok 6

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Perang Dunia II ..................................................................................................... 2

B. Perkembangan Ekonomi ....................................................................................... 9

C Perkembangan Politik ............................................................................................ 14

D. Perkembangan Budaya .......................................................................................... 17

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 29

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 29

B. Saran ...................................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 30

2
3
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasca perang dunia II (biasa disingkat menjadi atau PD2) adalah sebuah perang
global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak
sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk
dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan
perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai
pasukan militer.
Dalam keadaan perang total, negara-negara besar memaksimalkan seluruh
kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga
menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah
peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust
dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa
sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia
II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.

Jepang dikenal sebagai negara yang ambil andil dalam perang dunia ke dua.
Jepang juga membawa banyak pengaruh dalam perang dunia ke dua khususnya di
wilayah Asia yang menjadi wilayah praktik imperialismenya. Namun tak
membutuhkan waktu yang lama jepang kembali mengalami kemajuan dalam bidang
Ekonomi, sosial dan kebudayaan, dan politik.

B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana keadaan Jepang pada perang dunia ke-2
2. Bagaimana perkembangna bidang Ekonomi Jepang pasca PD II
3. Bagaimana perkembangan bidang politik Jepang pasca PD II
4. Bagaimana perkembangan bidang kebudayaan Jepang pasca PD II

1
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami bagaimana keadaan dan peranan jepang pada perang dunia II
2. Mengetahui Perkembangan Jepang di Bidang Ekonomi Jepang pasca PD II
3. Mengetahui perkembangan bidang Politik Jepang pasca PD II
4. Mengetahui perkembangan bidang kebudayaan Jepang pasca PD II

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perang dunia II

a. Latar Belakang Pernag Dunia II

Pada hakikatnya, latar belakang Perang Dunia II terbagi atas sebab umum dan sebab
khusus, yaitu sebagai berikut:

a. Sebab umum
1) Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB)
LBB yang diharapkan dapat menjadi suatu lembaga yang dapat menciptakan
perdamian dunia, ternyata tidak menjalankan perananya dengan baik. Seperti pada
1935, ketika italia melakukan agresi terhadap Ethiopia. LBB tidak dapat mencegah
agresi itu. Oleh karena itu, dalam waktu satu tahun, Italia dapat menguasai Ethiopia.
2) Perlombaan Senjata
Industri angkatan perang berkembang dengan pesat karena mendapat dukungan
dari keuangan Negara. Sebagian anggaran belanja Negara ditujukan untuk industri
agar dapat membangun kembali industri yang telah hancur pada masa perang dunia
I. Tiap-tiap Negara berusaha saling mengungguli lawan-lawan mereka dengan
melengkapi persenjataan. Curiga mencurigai di antara sesame Negara Eropa sering
muncul sehingga menyebabkan masing-masing Negara mempersiapkan diri untuk
menghadapi kemungkinan adanya serangan dari Negara-negara lain atau untuk
menyerang Negara lain.
3) Persekutuan dan Pertentangan Paham

Berkembangnya berbagai paham setelah Perang Dunia I telah menjadikan


Negara-negara Eropa membentuk persekutuan-persekutuan berdasarkan
kepentingan ideologi yang berkembang di Negara masing-masing. Menjelang
perang dunia II, terdapat tiga paham yang saling bertentangan, yaitu paham
komunis yang dipimpin Rusia (blok komunis), paham fasis yang totaliter dipimpin
Jerman dan Italia (blok fasis), serta paham demokrasi dan liberalisme yang
dipimpin Amerika Serikat, Inggris dan Perancis (blok demokrasi).

3
Terjadinya blok-blok ini sebagai akibat dari timbulnya politik mencari kawan
yang sepaham dan seperjuangan (aliansi). Dari sinilah, mulai timbul saling
mencurigai antara satu Negara (besar) dan Negara (besar) lainnya. Dunia barat,
termasuk Italia dan Jerman mulai mencurigai komunisme Rusia. Selanjutnya, Rusia
dan Sekutunya mencurigai gerakan fasisime di Italia dan Nazisme yang
berkembang pesat di Jerman. Ketegangan di Negara-negara tersebut mulai
menghangat dan masing-masing pihak memperkuat dan mencari dukungan dari
Negara lain.

b. Sebab khusus

Sebab khusus yang memicu meletusnya Perang Dunia II adalah serangan dari Jerman
atas Polandia pada 1 September 1939. Serangan yang dilancarkan Jerman ini telah mengawali
pertempuran dunia di front Eropa. Sedangkan sebab khusus yang mengawali Perang Dunia II
di kawasan Asia Pasifik adalah pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl
Harbour, Hawai oleh Jepang pada 7 Desember 1941. Pemboman ini telah mengawali
berkobarnya Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya.

b. Jalannya Peraang Dunia II

Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di Eropa.Jepang telah
menginvasi Cina pada tahun 1931, jauh sebelum perang Dunia l dimulai di Eropa. Pada 1 maret
jepang menunjukan Henry Pu Yi menjadi Kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan
jepang di Manchuria. Pada 1937, perang di mulai ketika Jepang mengambil alih Machuria

Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tiadak di terbitkakn


(rahasia) pada Mei 1940 yang mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas
sehingga mereka dapat berpartisifasi dalam operasi terselubung di cina sebagai "American
Volunteer Group"(AVG) (juga dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault). Selama tujuh
bulan, kelompok Harimau berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat
Jepang.menenggelamkan sejumlah kapal Jepang dan menghentika invasi Jepang terhadap
Burma Dengan adanya tindakan Amerika Serikat Dan negara lainya yang memotong ekspor,ke
jepang maka jepang merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941
tanpa peringatan deklarasi perang: sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada
Pasifik Amerika. Hari berikutnya, pasukan di hong kong, yang kemudian menyebabkan Jepang
tiba menyerahnya pasukan inggris pada Hari Natal di bulan itu.

4
Perang Pasifik, yang di kenal di jepang dengan nama Perangt Asia Timur Raya dan di
Tiongkok sebagai Perang Perlawanan Terhadap Agresi Jepang (kang-Ri zhanzheng), terjadi di
samudra pasifik, pulau-pulaunya, dan di Asia. Konflik ini terjadi setelah 7 Desember 1941,
ketika Jepang menyerang Amerika Serikat serta wilayah-wilayah yang dikuasai Britania Raya
dan banyak negara lainya.

Perang ini dimulai lebih awal Perang Dunia II yaitu pada tanggal 8 juli 1937 oleh
sebuah yang di sebut Insiden Jembatan Marco Polo peristiwa tersebut menyulut peperangan
anatar tiongkok dengan jepang. Konflik antara jepang dan Tiongkok dan beberapa peristiwa
dari peristiwa dan serangan yang penting juga merupakan bagian dari perang tersebut, Perang
ini terjadi antara jepang dan pihak sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika Serikat Britania
Rya, Filipina, Australia,Belanda dan Selandia Brau). Uni Soviet berhasil memukul mundur
Jepang pada 1939, dan tetap netral hingga 1945, saat ia memainkan peranan penting di pihak
Sekutu pada masa-masa akhir perang.

Thailand, setelah dijajah pada 1941, dipaksa bergabung dengan pihak jepang. Jerman
Nazi dan italia juga adalah sekutu Jepang dan angkatan laut mereka beroperasi di samudera
Pasifik dan Hindia antara tahun 1940 dan 1945. Antara tahun 1942 dan 1945, terdapat empat
wilayah otorita Sekutu yang berperangn melawan jepang: Tiongkok, Wilayah samudera
fasifik,Asia Tenggara dan Wilayah Pasifik barat daya.

Invasi Jepang di Asia Tenggara

Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandai oleh Laksamana Madya Chuichi
Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut
AS terbesar di fasifik. Pasukan jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan
pelabuhan tersebut AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.

Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan
uadara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filivina dan Koloni-koloni
Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma dengan maksud selanjutnya menguasai
ladang minyak Hindia-Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi.jatuh ke
tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja.Markas Britania Raya di Singapure juga di
kuasai, yang dianggap oleh Churchil sebagai salah satu kekalahan dan sejarah yang paling
memalukan bagi Britania

5
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke
Labuan,Brunai,Singapure,Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang
merupakan daerab deerah sumber minyak Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai
taktik

Gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang
tergabung dalam front ABDA (America Serikat British (Inggris). Dutch (Belanda), (Australia)
yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada.
armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda

Sejak peristiwa itu, sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke Australia


meskipun demikian Sekutu masih mempretahankan beberapa kekuatannya di Hindia Belanda
agar tidak membuat Hindia Belanda merasa ditinggalkan dalam pertempuran ini. Jepang
mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942
dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan
yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada gabungan sekutu kalah dan Karel
Doorman gugur

Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka,
kemudian terus menembus Subang dan berhasill menembus garis pertahanan Lembang Ciater,
kota Bandung yang menjadi kota pusat pertahanan Sekutu Hindia Belanda terancam.
Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga
kekuatan Hindia Belanda ditarik sampai garis pertahanan Porong.

Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat
panglima Hindia Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan
perdamaian Kemudian diadakannya perundingan di antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh
Jenderal Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jenderal Ter Poorten
dan Gubernur Jenderal Jhr A.W.L. Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer. Pada awalnya
Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi atau
penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada pihak Jepang. Pada saat itu posisi Panglima
tertinggangkatan perang Hindia Belanda tidak lagi berada pada Gubernur Jenderal namun
diserahkan kepada Ter Poorten sehingga dilair waktu Belanda menggap bahwa kedudukan
Hindia Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan
mengebom kota Bandung akhirnya Jenderal Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat
kepada Jepang.

6
Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal (1942)

Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby Papua Nugini digagalkan pasukan
Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut
Jepang dapat juga menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil
terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk.
Sebulan kemudian invansi Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia
Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang
kini dalam posisi bertahan.

Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui
Track Nakoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia
banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala
menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika Utara,
Yunani, dan Timur Tengah.

Para pemimpin sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama
masuknya Amerika ke dalam perang. Namun dalam pasukan AS dan Australia mulai
menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang
yang getir dan bertahan kukuh. Pada 7 Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh Amerika
Serikat. Pada akhir Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal,
sebuah serangan amfibi Jepang di Timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam
Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di
Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943.

c. Berakhirnya Perang Dunia II

Pasukan Australia dan AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut


kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan
Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. soluruh
Kepulauan Salomon direvut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada
tahun 1944. Pada saat Philipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran
Teluk eyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan
besar terakhir di Area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945,

7
yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan
menyelamatkan tawanan perang Sekutu.

Kapal selam dan pesawat-pesawat sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang yang
menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri
merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif
setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke Kepulauan Jepang.

Tentara Nasionalis Cina (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-Shek dan


Tentara Komunis Cina dibawah Mao Zedong. keduanya sama-sama menentang pendudukan
Jepang terhadap Cina, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang.
Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia Il dimulai, yang terus
berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan. Pasukan
Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan oleh
Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu narus menyusun
suatu logistik udara berkelanjutan yang besar yang lebih dikenal sebagai "flying the Hump.

Perang pasifik berakhir pada 15 agustus 1945 dan perjanjian menyerahnya Jepang
ditandatangani oleh wakil dari sekutu yaitu Jendral Douglas McArthur dan Jepang diwakili
oleh M amoru Shigemitsu diatas USS Missour.

d. Dampak Perang Dunia II bagi Jepang


Adapun akibat dari Perang Dunia Kedua yang terjadi antara tahun 1937 sampai 1945,
yaitu sebagai berikut:
1. Kekalahan Jepang membuatnya kehilangan wilayah jajahan seperti Manchuria, Korea,
dan daerah mandate di kepulauan Pasifik yang diberikan pada akhir PD I.
2. Beberapa negara yang sebelumnya dijajah oleh Eropa berhasil memperoleh
kemerdekaan seperti Indonesia.
3. Kaisar Jepang kehilangan statusnya sebagai dewa. Amerika Serikat sebagai pemenang
perang di Pasifik tidak ingin mengadili Hirohito, kaisar Jepang saat itu.
4. Jepang tidak diperbolehkan mempunyai angkatan perang, kecuali pasukan pembela
diri.

8
B. Perkembangan Ekonomi

Jepang merupakan salah satu negara yang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia
II. Amerika Serikat mengakhiri perlawanan Jepang dengan menjatuhkan bom atom di kota
Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Pada tahun
1945 Jepang memasuki periode pendudukan Amerika Serikat (Dasuki, 1963: 58-62). Kaisar
Hirohito menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Menyerahnya Kaisar
Hirohito menjadi tanda berahirnya Perang Pasifik dan runtuhnya sistem monarki di Jepang.
Berakhirnya perang dunia kedua membuat banyak negara mengalami krisis akibat
adanya perang skala besar itu, terutama dalam hal perekonomian. Sebelum terjadinya perang
dunia kedua, Negara Jepang memiliki nilai Gross Domestic Product (GDP) yang relatif stabil,
namun ketika perang dunia dua terjadi dan Negara Jepang menjadi salah satu yang kalah,
tentunya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keadaan ekonomi negaranya. Negara Jepang
merupakan salah satu dari negara yang ikut mengalami kekalahan dalam perang dunia kedua.
Setelah mengalami kekalahan dalam perang dunia kedua, keadaan internal Negara Jepang juga
mengalami masalah. Salah satu masalah internal yang dialami oleh Negara Jepang diantaranya
adalah masalah perekonomian Negara Jepang yang semakin memburuk setiap harinya
dikarenakan banyaknya perusahaan ataupun industri yang berada di Negara Jepang mengalami
kebangkrutan karena banyaknya para investor yang menarik investasinya.
Para investor menarik investasinya karena melihat keadaan ekonomi ataupun politik di
Negara Jepang yang semakin memburuk dan tidak terkendali. Keadaan infrastruktur di Negara
Jepang juga sangat buruk dan tidak beraturan, adanya bencana kemanusiaan yang menimpa
masyarakat di Negara Jepang yang diakibatkan rendahnya angka kelahiran dan tingginya angka
kematian dalam negaranya. Selain itu bencana yang disebabkan dari polusi kimia nuklir
hingga. saat ini masih dirasakan oleh masyarakat di Negara Jepang. Beberapa hal tersebut
membuat Negara Jepang mengalamai keterpurukan dalam beberapa tahun setelah mengalami
kekalahan dalam perang dunia kedua.

Negara Jepang mencoba bangkit dengan sedikit demi sedikit memperbaiki keadaan
negaranya, salah satunya adalah dengan memperbaiki perekonomiannya dengan orientasi
kebijakan ekonomi yang baru. Kebangkitan Negara Jepang tentunya tidak begitu saja terjadi,
melainkan ada faktor-faktor yang mendorong negara tersebut bangkit dari keterpurukan. Faktor
internal yang mendorong Negara Jepang untuk bangkit dari keterpurukan adalah adanya
karakter dan nilai-nilai luhur bangsa Jepang, yang mana Negara Jepang merupakan negara yang
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional negaranya. Sedangkan faktor eksternal yang

9
mendorong Negara Jepang untuk bangkit dari keterpurukan adalah adanya pendudukan Negara
Amerika Serikat di Negara Jepang dan munculnya perang Korea yang menguntungkan bagi
Negara Jepang.

Industri di Negara Jepang tentunya tidak begitu saja mengalami peningkatan kinerja
secara tiba-tiba. Industri di Negara Jepang juga mengalami pasang surut dalam membantu
perekonomian di Negara Jepang mengingat pada saat itu Negara Amerika Serikat masih
mendominasi Negara Jepang dengan berbagai kebijakannya. Namun, Pemerintah Jepang selalu
berhasil membuat trobosan untuk menyelamatkan keadaan negaranya agar tidak semakin
merosot.
Negara Amerika Serikat menduduki Negara Jepang pada tahun 1945 hingga 1952.
Banyak kebijakan yang diterapkan oleh Negara Amerika Serikat pada Negara Jepang di mana
Negara Amerika Serikat memanfaatkan kesempatan peluang untuk memperluas hagemoni
negaranya. Kebijakan yang diterapkan Amerika Serikat pada saat pendudukannya di Negara
Jepang antara lain adalah:

 Menghancurkan militer yang menjadi penyebab perang


 Mengadili penjahat-penjahat perang
 Membersihkan para pemimpin yang terbukti bertanggung jawab atas politik agresi
 Pembayaran ganti rugi perang, penghancuran industri perang dan perampasan alat-alat
perang
 Pendemokrasian politik, ekonomi, dan pendidikan.

Adanya kebijakan tersebut tentunya lebih menguntungkan Amerika Serikat dan malah
memperburuk keadaan Negara Jepang dan membuat keadaan Negara Jepang semakin chaos
(kacau). Namun kebijakan yang diterapkan Negara Amerika Serikat tidak berlangsung lama,
karena adanya Perang Korea yang membuat Negara Jepang mampu merebut kekuasaan dari
Negara Amerika Serikat.

Peristiwa Perang Korea tahun 1950-1953 merupakan titik balik bagi Amerika Serikat
untuk mengubah kebijakan di Jepang. Jepang menjadi Negara penyedia barang-barang yang
dibutuhkan Amerika Serikat untuk Perang Korea. Perang Korea juga mempercepat proses
pengembalian kedaulatan Jepang dari Amerika Serikat.

Janji kemerdekaan dari Amerika Serikat terbukti dengan lahirnya perjanjian damai San
Fransisco tanggal 8 September 1951 yang disepakati oleh 56 negara. Perjanjian Damai San

10
Fransisco mulai berlaku pada tanggal 28 April 1952, dan sejak saat itu Jepang secara resmi
mendapatkan kembali kedaulatannya sebagai negara (Rosidi, 1981:23). Jepang mulai
memperbaiki sistem pemerintahan yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan
memprioritaskan hubungan harmonis antarbangsa. Isi perjanjiannya adalah:

1. Kepulauan di Negara Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat


2. Daerah hasil ekspansi Negara Jepang dikembalikan.
3. Penjahat yang terlibat perang harus dihukum
4. Negara Jepang harus membayar kerugian atas perang.

Yoshida Shigeru dipilih sebagai Perdana Menteri Jepang yang pertama dalam pemilihan
umum tahun 1952. Jepang selama pemerintahan Yoshida Shigeru (1946-1954.) menitik
beratkan pada pemulihan ekonomi dan politik. Pembaharuan yang dilaksanakan oleh
PMYoshida mencakup orientasi pembangunan dibidang ekonomi dan pertahanan dalam taraf
yang minimum (Reischauer & Craig, 1978: 302-303). Pelaksanaan doctrine Yoshida tersebut
diimplementasikan dalam pembangunan industri sesuai dengan kebutuhan pasar global dan
kebijakan luar negeri cinta damai dengan negara-negara lain.

Pada tahun 1960-1965, Jepang memasuki periode pertumbuhan yang pesat.


Infrastruktur ekonomi secara aktif mulai dikembangkan untuk mendukung industri yang
dijalankan.

1. Sektor Industri dan Pertanian

Pemerintah Jepang memberikan dukungan yang besar untuk melindungi sektor industri
yang sudah ada, dan memberikan kemudahan dalam mendirikan industri yang baru. Kondisi
demikian memicu pertumbuhan industri Jepang. Pertumbuhan industri Jepang hamper terus
menerus mengalami kecepatan di setiap tahunnya. Pada tahun 1950 sampai 1960, pemerintah
Jepang secara intensif melakukan perlindungan terhadap indusrti pertaniannya. Petani mulai
menggunakan pupuk, benih dan mesin yang baru untuk meningkatkan hasil produksi pertanian
di Jepang. Pada tahun 1955, pertanian Jepang telah mengalami perkembangan yang optimal.

2. Manajemen Jepang Terdiri dari menejemen produksi dan menejemen perdagangan.


Adapun penjelasan yang lebih rinci sebagaiberikut.

 Menejemen Produksi Departemen Perdagangan Internasional dan Industri (MITI)


dibentuk untuk memberikan bimbingandan jaminan di sektor perdagangan Jepang.
Pemerintah Jepang juga membentuk departemen lain yang memainkan peran penting

11
seperti kementerian Keuangan, Transportasi, Konstruksi, Pos dan Telekomunikasi, dan
Badan Perencanaan Ekonomi (Stockwin, 1984: 4). Keberhasilan MITI dalam
mengembangkan produktifitas Jepang didukung oleh adanya kondisi sebagai berikut:
(a) sektor swasta bersedia menerima kewenangan MITI;
(b) MITI dapat memaksa perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan kebijakannya;
(c) MITI relatif bebas dari pengaruh politik;
(d) MITI terdiri dari pejabat-pejabat yang memiliki karier dan berdedikasi tinggi.
Langkah-langkah terencana dan berorientasi yang dilaksanakan MITI, berhasil
memfokuskan arah dan tujuan ekonomi Jepang.
 Menejemen Perdagangan Amerika Serikat memberikan pembatasan khusus bagi
Jepang dalam menjalin persahabatan dan perdagangan bebas dengan negara-negara
komunis. Kondisi demikian tidak menguntungkan bagi industri Jepang yang tidak dapat
mencukupi faktor-foktor produksi dari negaranya sendiri. Perdana Menteri Jepang
Kishi Nobusuke mengirimkan goodwill ke negara-negar di Asia Timur danAsia
Tenggara untuk perbaikan hubungan (Beasley, 1963:293). Pengiriman goodwill
keberbagai negara dilakukan untuk mendapatkan lisensi perjanjian kerja sama antar
negara yang saling menguntungkan. Perjanjian perdamaian dengan negara-negara
tetangga menjadi urusan penting dalam kebijakan luar negeri Jepang.

Pembaharuan Ekonomi Program pembaharuan ekonomi Jepang, mencakup tiga aspek


utama yaitu (a) pembubaran zaibatsu, (b) reformasi pertanian, dan (c) reformasi tenaga
kerja (Hayes, 1994: 38-94).

a) Pembubaran zaibatsu

Zaibatsu merupakan kelompok perusahaan yang dijalankan oleh keluarga-keluarga


kaya atau holding company. Anggota zaibatsu saling bekerjasama untuk memegang,
menguasai, dan menentukan kepemimpinan perusahaan-perusahaan di Jepang.
Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam zaibatsu antara lain; Mitsui, Mitsubishi,
Sumitomo, dan Yasuda (Mattulada, 1979:155). Zaibatsu memberikan bantuan
keuangan sebesar 5,75 milyar Yen kepada pemerintah Jepang untuk mempertahankan
militernya di daerah jajahan. Atas dasar bukti pemberian dukungan kepada pihak
militer tersebut, Amerika Serikat dan sekutunya menginginkan adanya pembubaran
zaibatsu di Jepang.

12
b. Reformasi pertanian

Aspek selanjutnya yaitu reformasi pertanian, yaitu land reform. Adanya kebijakan land
reform ini disebabkan oleh banyaknya petani penggarap di Negara Jepang yang
menyewa tanah untuk bercocok tanam dengan biaya sewa lahan yang cukup tinggi,
sehingga pendapatan para petani penggarap ini semakin kecil. Pemerintah pendudukan
menginstruksikan kepada Pemerintah Jepang untuk mereformasi pertaniannya karena
dianggap tidak efisien pada tahun 1947. Kebijakan tersebut memiliki dua maksud dan
tujuan, yaitu memindahkan kepemilikan tanah kepada petani penggarap yang
melakukan kegiatan bercocok tanam dan memperbaiki praktik sewa menyewa atas
tanah pertanian bagi orang yang melangsungkan hidupnya sebagai para petani
penggarap yang menjadi penyewa tanah

c. Reformasi tenaga kerja

Reformasi tenaga kerja yang biasa disebut dengan labor reform. Masalah
ketenagakerjaan di setiap negara tentunya tidak akan lepas dari masalah gaji yang
rendah, kesejahteraan dalam bekerja dan diskriminasi wanita dalam pekerjaan. Dalam
kebijakan labor reform merupakan sebuah kebijakan yang berisi berbagai undang-
undang yang menurut pemerinatahan pendudukan Supreme Commander of the Allied
Powers (SCAP). SCAP sendiri dibentuk sebagai bentuk kekuasaan tertinggi di Negara
Jepang yang mana hal tersebut disetujui oleh Presiden Amerika Serikat dapat
mensejahterakan para pekerja di Negara Jepang diantaranya yaitu

peraturan mengenai pembatasan jam kerjaUndang-Undang Serikat Pekerja


(Rodo Kuimiaiho/Trade Union Law) sebagai landasan utama untuk mengatasi
permasalahan terkait ketenagakerjaan di Jepang. Berdasarkan Undang-Undang
tersebut, ditentukan pembatasan jam kerja menjadi 8 jam dalam satu hari dan 48 jam
dalam satu minggu. Pada tahun 1950 jumlah jam kerja buruh mencapai rata-rata 3000
jam pertahun, sedangkan di negara-negara Barat hanya 1900-2100 jam kerja pertahun.
Pada tahun 1952 pemerintah menurunkan jam kerja menjadi 2146 pertahun
(Suryohadiprojo, 1987:89).

Negara Jepang mulai melakukan perubahan ekonominya dengan ketiga aspek


tersebut. Pola perubahan Negara Jepang tentunya dapat dikatakan cepat, mengingat
negara lain yang terkena dampak krisis perang dunia kedua belum dapat
membangkitkan ekonominya kembali seperti Negara Jepang.

13
C. Perkembangan Politik

Pasca Perang Dunia Kedua Jepang terpaksa juga menyetujui konstitusi pasal 9 tahun 1947
(Pasal 9 Konstitusi Jepang) yang menyatakan bahwa Jepang merupakan negara yang cinta
damai sehingga tidak diperbolehkan menggunakan perang sebagai intrumen kebijakan luar
negerinya serta melarang Jepang untuk memiliki angkatan bersenjata atau militer. Pada tahun
1951 Jepang menandatangani Aliansi keamanan dengan Amerika Serikat yaitu The US-Japan
Treaty Mutual Cooperation and Security dan mulai berlaku bulan April 1952. Keadaan tersebut
menggerakkan hati pemerintah Jepang untuk segera memperbaiki keadaaan, yaitu dengan
membuat beberapa kebijakan politik untuk menjalin kerjasama internasional, antara lain:

a) Yoshida Doctrine

Perdana menteri Jepang pada masa 1946-1954 yaitu Shigeru Yoshida melihat kondisi
Jepang sangat terpuruk, baik secara politik dan ekonomi. Secara politik dapat dilihat dari
daerah-daerah jajahan Jepang yang lepas, secara ekonomi, terlihat dalam hyperinflasi yang
terjadi dari pertengahan tahun 1945 sampai awal tahun 1949. Kemudian muncullah Yoshida
Doctrine, yaitu bagaimana Jepang harus bangkit dari keterpurukan dengan membangun
kekuatan dalam negeri, dengan memfokuskan kepada pembangunan perekonomian dalam
negeri Jepang. Terdapat tiga inti dari Yoshida Doctrine tersebut (Pyle, 1996), diantaranya:

1. Pemulihan perekonomian dalam negeri Jepang harus menjadi tujuan utama nasional. Dalam
hal ini, Kerjasama Ekonomi-Politik dengan Amerika Serikat sangatlah penting.

2. Jepang akan tetap menjadi Negara tanpa militer, dan menghindari keterlibatan dalam isu
strategis-politik apapun demi menghindari perpecahan dalam negeri dan menurunnya
produktifitas bidang industri.

3. Untuk menjamin keamanan Jepang dalam jangka panjang maka Jepang menyediakan
pangkalan bagi Angkatan Laut, Udara, dan Darat Amerika Serikat.

Perbaikan hubungan baik ke negara-negara Asia Tenggara sendiri pada tahun 1950-an
dan 1960-an mulai dijalankan melalui perdagangan dan investasi, yang merupakan instrumen
yang membantu memulihkan stabilitas Jepang dan juga memperbaiki nama baiknya. Setelah
Jepang maju secara ekonomi dengan diberlakukannya “Yoshida Doctrine”, Jepang kemudian
mulai memfokuskan diri kepada politik luar negerinya. Pada awal tahun 1970an, timbul
sentimen anti-Jepang di kawasan Asia Tenggara. Sentimen tersebut terjadi karena rasa takut
akan dominasi ekonomi Jepang yang ditakutkan akan menimbulkan suatu penjajahan model

14
baru yang berbeda dari penjajahan abad ke-20 dan rasa takut akan militerisme jepang akibat
sejarah pada masa perang dunia (PD).

b) Fukuda Doctrine

Perdana Menteri (PM) Fukuda Takeo yang menjabat dari tahun 1976-1978
mengimplementasikan dua kebijakan luar negeri yang penting, yaitu: Fukuda Doctrine yang
diberlakukan pada tahun 1977 dan penandatanganan perjanjian perdamaian antara Jepang dan
China pada tahun 1978. Yang dimaksud dengan Fukuda Doctrine berbeda dengan Yoshida
Doctrine sebelumnya, fokus dari Fukuda Doctrine lebih memfokuskan politik luar negeri
Jepang ke Asia Tenggara. Kemudian dilanjutkan dengan ekspansi bantuan ekonomi di dalam
maupun luar kawasan Asia. Terakhir, Jepang berniat untuk membantu negara-negara ASEAN
dalam membangun hubungan yang baik dengan negara-negara Indochina yang kemudian akan
berpengaruh pada perdamaian dan kesejahteraan kawasan Asia Tenggara. Dalam
pengimplementasian Fukuda Doctrine ini, Jepang memang tidak hanya memberikan janji
semata, tetapi memberikan aksi-aksi nyata yang membuat Jepang mulai memainkan peran
politik yang penting di Asia Tenggara. Seperti keikutsertaan Jepang dalam usahanya
menyelesaikan konflik di Indochina, yaitu dengan cara: pertama, mengirimkan 1800 personil
tentaranya untuk bergabung dengan pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa- bangsa (PBB)
yang ditempatkan di daerah konflik.

Kedua, Jepang ikut memainkan peran penting sebagai mediator dalam proses penarikan
pasukan Vietnam di Kamboja. Ketiga, Jepang mengajak pemerintah Vietnam untuk berdialog
dan menjanjikan sejumlah bantuan ekonomi, asalkan Vietnam menarik pasukannya dari
Kamboja.

Implementasi dari Fukuda Doctrine ini juga memunculkan hubungan yang erat antara
Jepang dan negara-negara ASEAN dengan menjadikan Asia Tenggara fokus dari pemberian
Official Development Assistance (ODA) dari Jepang. Komitmen dari Jepang yang termuat
dalam Fukuda Doctrine ini menjadi penting dalam melihat Politik Luar Negeri Jepang karena
bahkan setelah PM Fukuda tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri di Jepang, doktrin
yang dicetuskannya tetap memaikan peran penting dalam politik luar negeri Jepang pada masa
Perang Dingin, bahkan pada pasca Perang Dingin pun, hubungan ASEAN dan Jepang semakin
erat dengan memperbanyak hubungan dalam segi ekonomi dan sosial-budaya. Fukuda

15
Doctrine ini terbukti menjadi suatu titik penting dalam mengkaji politik luar negeri Jepang,
terutama dengan Asia Tenggara.

c) Politik Luar Negeri Jepang pasca PM Fukuda Takeo

Perdana Menteri (PM) Zenko Suzuki pada masa pemerintahannya masih mengikuti
doktrin Fukuda, hal tersebut dapat dilihat dari kunjungan ke negara-negara ASEAN pada tahun
1981. Zenko Suzuki bahkan mengatakan hal yang sama seperti Fukuda dalam pidatonya di
Bangkok yang menekankan pada tiga prinsip sebagai berikut;

1) Jepang tidak akan memainkan peranan militernya di dalam masyarakat dunia,

2) Jepang akan memainkan peranan politiknya untuk ikut menjaga upaya perdamaian dunia.

3) Jepang akan menekankan perbaikan ekonomi dalam tiga 3 hal yaitu kerjasama ekonomi,
pengembangan sumber daya manusia, dan peningkatan ekonomi mikro.

Perubahan Politik Jepang Pasca Perang Dunia II

Sistem politik jepang adalah perkembangan rasional dan adaptasi terhadap keadaan
perpolitikan pasca perang. Masa perang menyebabkan pembuat kebijakan Jepang berwaspada
dalam melakukan upaya untuk menegaskan kembali kepemimpinan global ataupun regional.
Namun pemerintah Jepang tidak aktif dalam menggunakan ideology politik dalam hubungan
internasional, dan kurang memiliki nafsu politik dan kapasitas untuk menegaskan peran
kepemimpinan di panggung politik dunia. Ideologi politik yang diterapkan Jepang terfokus
pada soft politik power yang berasal dari difusi produk ekonomi Jepang di seluruh dunia,
disertai dengan tingkat penerimaan budaya Jepang dan kerangka pengetahuan. Jepang
memperkuat basis politik serta kebijakan luar negerinya guna menunjang ambisi politisnya,
antara lain menduduki posisi penting di PBB dan eksistensinya di kawasan Asia. Hubungan
Internasional Jepang lebih mengarah kepada aspek ekonomi dimensi politik atau keamanan.
Jepang memberikan kontribusi bagi penyelesaian isu-isu global dan aktif membina stabilitas
regional dengan memperkokoh hubungan dan kerja sama dengan negara-negara adikuasa.
Kebijakan luar negeri Jepang lebih mengarah kepada kombinasi antara pemberian dukungan
atau bantuan kemanusiaan dan perdamaian yang menjadi landasan diplomasi aktif Jepang.
Dasar fundamental kebijakan luar negeri Jepang adalah perwujudan kebebasan dan

16
kemakmuran negara di kawasan jangkar asia. Kepentingan politik luar negeri Jepang juga
berfokus pada regional Asia,melalui kebijakan Asian Gateway dengan konsepm pembentukan
Jepang sebagai Negara terbuka, kerja sama terbuka dengan asia, dan menghormati keragaman
asia.

Strategi Politik PembangunanJepang pasca Perang dunia II Setelah periode pemulihan


pada 1945-1950 dan perang korea dari 1950 sampai 1953, ekonomi Jepang memasuki periode
pertumbuhan tinggi. Dari pertengahan 1950-an sampai permulaan 1970-an, rata rata
pertumbuhan mencapai 10%.Transformasi pertumbuhan ini mendukung ekonomim dan social
Jepang secara signifikan. Setelah terjadinya perang Korea dan dimulainyaperang dingin,
Terdapat beberapa perubahan penting di Jepang antara lain:

1. Kontrol dan subsidi dihapuskan dan mekanisme pasar dikembalikan


2. Perdagangan internasional perusahaan swasta dimulai, walaupun masih belum sampai
tahap perdagangan bebas dengan adanya peran pemerintah dalam proteksi import dan
pendampingan administrative (administrative guidance).
3. Penetapan nilai tukar mata uang asing menjadi 360 Yen per dollar AS
4. Jepang mendapatkan kembali kedaulatannya sebagai Negara menyusul
ditandatanganinya perjanjian San Fransisco pada tahun 1951
5. Intervensi ekonomi Amerika Serikat terhadap Jepang berakhir

Dibawah keadaan yang baru, industri Jepang harus berubah menjadi lebih efisien dan
kompetitif. Saat perencanaan dan perluasan fisikal ekonomi telah berakhir,dan
tantangan untuk pengurangan harga dan peningkatan kualitas dimulai.

D. Perkembangan Budaya
Keadaan sosial
Kemiskinan
Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan
masalah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang pesat dan timbulnya nilai sosial
yang baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkannya taraf
kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai
masalah sosial.
Kejahatan

17
Kejahatan merupakan perbuatan anti sosial yang secara sadar mendapat reaksi dari
negara berupa sanksi hukum (Santoso dan Zulfa, 2010:14). Berikutkutipan yang
menggambarkan masalah sosial kejahatan yang terjadi di Jepang
Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga yang disebabkan oleh krisis
keluarga karena salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga,seperti meninggal
dunia, dihukum atau peperangan (Soekanto, 2012:324).
Masalah Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia sedangkan
lingkungan fisik adalah semua benda mati yang ada di sekeliling manusia (Soekanto,
2012:339).
kebudayaan

1. kerja keras
Sudah menjadi rahasia umum banhwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata
jam kerja di Jepang adalah 2.450 jam pertahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika
(1.957 jam pertahun), Inggris (1.911 jam pertahun), Jerman (1.870 jam pertahun) dan Prancis
(1.680 pertahun). Seorang pegawai di jeoang bisa menghasilkan sebuha mobil dalam waktu 9
hari, sedangkan pegawai di negara lain membutuhkan waktu 47 hati untuk membuat mobil
yang bernilai sama. Seorang pekerja jepang boleh dikatakan bisa melakukan peerjaa bisannya
dikerjakan oleh lima sampai enam orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan
“agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak
dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga bisa pulang malam bahkan menjelang
pagi. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian
besar literature menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan
kemakmuran Jepang bisa tercapai.
2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri
dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah
dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena
"mengundurkan diri" bagi para pejabat (menteri, politikus, dan sabagainya) yang terlibat
masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah
anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas.
Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu

18
pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Bagaimana mereka secara
otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian
tiket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai
toilet umum di stasiun- stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap
lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi
kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap


antikonsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Masyarakat
Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar pukul 19:30. Selidik punya selidik, ternyata
sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai
separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa
Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh Jain adalah para ibu rumah
tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih
murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak
mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian. Pemanas
ruangan mun menggunakan minyak tanah yang kalau dipikir merepotkan masih tetap
digandrungi, padahal sudah cukup dengan AC (air ronditioner) yang ada mode dingin dan
panas. Alasannya ternyata atu, minyak tanah lebih murah daripada listrik. Profesor Jepang iuga
terbiasa naik sepeda tua ke kampus, berbarengan dengan mahasiswa-mahasiswanya.

4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karier di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi.
Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang
berpindah- pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai
pensiun. Ini mungkin implikasi dari industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima
fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan
(core business) perusahaan. Kota Hofu mungkin sebuah contoh nyata. Hofu dulunya adalah
kota industri yang sangat tertinggal dengan penduduk yang terlalu padat. Loyalitas penduduk
untuk tetap bertahan (tidak pergi ke luar kota) dan punya komitmen bersama untuk bekerja
keras siang dan malam akhirnya mengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkan
saat ini kota industri terbaik dengan produksi kendaraan mencapai 160 ribu per tahun.

5. Inovasi

19
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyal meracik temuan orang
dan kemudian kelebihan dalam memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat
Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda
itu. Cassete tape tidak ditemu oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillips
Electronics Tapi yang berhasil mengembangkan dan mebuat model portabel sebagai sebuah
produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, pendiri dan CEO Sony pada
masa itu. Sampai 1995, tercatatlebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi
mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan
orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Akan tetapi ternyata Jepang dengan
inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
Mobil yang dihasilkan juga relatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat dan
lebih hemat bahan bakar. Perusahaan Matsushita Electric yang dulu terkenal dengan sebutan
"maneshita" (peniru) punya legenda sendiri dengan mesin pembuat rotinya. Inovasi dan ide
dari seorang insinyurnya bernama Ikuko Tanaka yang berinisiatif untuk meniru teknik
pembuatan roti dari seorang koki di Osaka International Hotel, menghasilkan karya mesin
pembuat roti (home bakery) bermerk Matsushita yang terkenal itu.

6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang
menyerah. Puluhan tahun di bawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar
negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika Restorasi Meiji datang, bangsa Jepang
cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat
Jepang asing menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyakbumi, batubara, biji besi dan
kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.
Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang
akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima
dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa
bumi hesar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun herikutnya Jepang
sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (Shinkansen).
Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan
hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik pada 1945 masih mampu merangkak, mulai
dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio

20
Morita juga awalnya menjadi bahan tertawaan orang ketika menawarkan produk cassete tape-
nya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony walkman-
nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori di mana orang harus belajar dari kegagalan
ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).

7. Budaya Baca

Masyarakat Jepang sanngat gila membaca bahkan di densha (kereta listrik), sebagian
besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak
peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca.
Banyak penerbit yang mulai membuat manga (komik bergambar) untuk materi-materi
kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran sejarah, biologi, bahasa dan
sabagainya disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi.
Budaya baca orang Jepang juga Jidukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-
buku (bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dsb.).. Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-
buku asing sudah dimulai pada 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus
berkembang sampai zaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia
dalam beberapa minggu sejak buku asingnva diterbitkan, bahkan harganya lebih murah dari
pada buku aslinva yang belum diterjemahkan.

8. Kerja sama

Kelompok Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja- kerja yang terlalu
bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau
kelompok tersebut Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab
penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk
kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada
anekdot bahwa "satu orang profesor Jepang akan kalah dengan satu orang profesor Amerika,
hanya sepuluh orang profesor Amerika tidak akan bisa mengalahkan sepuluh orang profesor
Jepang yang berkelompok." Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan "rin-gi" adalah
ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam "rin-gi"

9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Seperti yang diterapkan di TK
(Yochien) di Jepang. Setiap murid harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento

21
(bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang
menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan
sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Selepas SMA dan masuk
bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Seperti yang
dijalankan oleh mahasiswa di Universitas Saitama mengandalkan kerja sambilan/paruh waktu
untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang. mereka
"meminjam" uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Menjaga Tradisi

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan


tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada
dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih sangat lekat di masyarakat Jepang.
Misalnya ketika ada seseorang yang sedang naik sepeda dan menabrak pejalan kaki, yang
meminta maaf lebih dahulu kadang justu yang ditabrak. Sampai saat ini orang Jepang relatif
menghindari berkata "tidak" untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus
hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena "ha'i" belum tentu "ya" bagi orang
Jepang. Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras
karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah
pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan
pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang nifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk
orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian.

Perkembangan Pendidikan Jepang Pasca Perang Dunia II (1945-1952): Masa Pendudukan


Tentara Amerika

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan


kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu
sebagai pihak pemenang dalam Perang Dunia II mempunyai hak untuk menduduki Jepang.
Pendudukan Sekutu dapat dikatakan sebagai pendudukan Amerika Serikat yang
merupakan penanaman paham-paham dan perilaku Barat untuk kedua kalinya semenjak
Restorasi Meiji. Akan tetapi tentu ini sangat berbeda. Saat Periode Meiji, Bangsa Jepang bebas
belajar dari Barat sesuai dengan keperluan mereka sehingga mereka dapat menyeleksinya.
Akan tetapi kini Jepang dipaksa untuk menelan apa saja yang diberikan oleh bangsa Barat,
khususnya Amerika dan membuat mereka harus mengikuti apa yang diperintahkan.

22
Struktur Sistem Baru
Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II yaitu pada tanggal 3 November 1946, kebijakan
pendidikan Jepang mulai dirubah berbasis Hak Asasi Manusia, kebebasan hati nurani, jaminan
setiap individu untuk mengembangkan kebebasan berfikir, kebebasan akademik dimana setiap
individu memperoleh hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuannya.
Untuk mewujudkan filsafah demokratis yang baru itu maka Misi Pendidikan Amerika
Serikat mendesak diadakannya suatu struktur baru bagi pendidikan di Jepang. Ciri pokoknya
adalah sebagai berikut (Cummings, 1984: 41-42)
1. Sekolah Dasar wajib selama enam tahun yang tidak memungut biaya “menyiapkan anak
menjadi warga yang sehat, aktif, menggunakan fikirannya dan ingin mengembangkan
kemampuan pembawaannya”.
2. Dalam sistem yang lama ada berbagai jalur lanjutan sekolah dasar yang semuanya tidak
bersifat wajib. Misi menganjurkan “hendaknya sesudah sekolah dasar itu ada sekolah lanjutan
pertama tiga tahun lamanya buat semua siswa laki-laki maupun perempuan dengan kurikulum
yang pada dasarnya sama buat semua siswa tetapi bila perlu dengan disesuaikan kepada
keperluan perseorangan. Tujuan pokoknya hendaknya sama dengan tujuan sekolah dasar yaitu
mementingkan perkembangan kepribadian siswa, kewarganegaraan dan kehidupan dalam
masyarakat. Dalam sekolah lanjutan pertama itu hendaknya ada kesempatan untuk belajar
bekerja”. Berbeda dengan sistem lama Misi itu menganjurkan hendaknya sekolah lanjutan
pertama itu tidak memungut biaya, bersifat wajib dan untuk anak laki-laki maupun perempuan.
3. Di atas sekolah lanjutan pertama itu hendaknya ada sekolah lanjutan atas 3 tahun dan dapat
dimasuki oleh barang siapa saja yang mau masuk ke situ, laki-laki maupun perempuan.
Demikaian Laporan Misi tersebut. Sekolah itu banyak persamaannya dengan sekolah
menengah atas komprehensif di Amerika, artinya mengajarkan mata pelajaran yang
menyiapkan siswa untuk masuk perguruan tinggi dan memperoleh keterampilan kerja.
4. “Laporan” Misi itu memberi tekanan pada pentingnya peranan potensial dari universitas untuk
memupuk pikiran-pikiran liberal, mendesak supaya universitas “terbuka bagi orang banyak,
bukan hanya bagi sekelompok orang” dan mengemukakan bahwa universitas dengan
suasananya yang liberal memberikan suatu tempat yang lebih baik buat pendidikan guru
daripada sekolah-sekolah guru yang berdiri sendiri-sendiri menurut sistem lama.
Ciri pokok tersebut menetapkan susunan pendidikan dasar pendidikan yang
keseluruhannya terdiri atas 6-3-3-4. Yang artinya tahap-tahap pendidikan Jepang terdiri atas
empat tahapan yang memiliki tujuan, visi, misi, yang khusus pada setiap jenjang tahapannya.
23
Rekomendasi Misi Pendidikan Amerika Serikat tersebut diterima dan dimasukkan dalam
Undang-Undang Pendidikan Sekolah tahun 1947. Sehingga banyak perombakkan dalam
pendidikan di Jepang, termasuk fasilitas sekolah yang harus dibangun secara cepat karena
hancur akibat perang. Selain itu perubahan sistem pendidikan wajib belajar dari enam tahun
menjadi sembilan tahun membuat siswa yang akan melanjutkan ke sekolah menengah harus
diundur.
Pada tahun 1949 Parlemen mengeluarkan undang-undang penetapan sekolah-sekolah yang
dikelola oleh dewan-dewan sekolah melalui pemilihan. Tanggung jawab mengenai sekolah
dipercayakan pada dewan pendidikan yang dipilih masyarakat setempat; wewenang
kementerian pendidikan dari sisi buku pelajaran dan kurikulum diperkecil. Namun
dilaksanakan enam tahun kemudian. Berbeda dengan di universitas yang sama sekali menolak
penerapan sistem desentralisasi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Misi Pendidikan
Amerika Serikat tidak dapat melaksanakan sistem desentralisasi dalam pendidikan sesuai yang
diharapkan.
Pendudukan Amerika menerapkan pendidikan yang egalitarian. Berbeda dengan
pendidikan di Jepang menjelang perang yang menanamkan tema-tema kebangsaan, pada masa
pendudukan lebih mengutamakan tema-tema kemanusiaan dan egalitarian. Di masa sesudah
perang, semua fasilitas pendidikan disetiap daerah dimajukan dan disamakan sehingga tidak
berat sebelah, tidak ada perbedaan kurikulum bagi laki-laki maupun perempuan, dan tidak
melihat siswa dari status sosialnya. Sehingga pendidikan di Jepang dapat dilaksanakan dengan
adil.
Selain itu ada pula penghapusan materi atau penarikan buku-buku pelajaran, rencana
penghapusan tulisan Jepang (kanji, hiragana, dll), penghapusan indoktrinasi Shinto di sekolah.
Namun untuk penghapusan tulisan Jepang mengalami kesulitan. Ini menyebabkan pelajaran
menulis dan membaca membutuhkan waktu yang terbanyak. Sejak lama telah ada suatu
gerakan yang menghendaki dipakainya abjad, akan tetapi sangat sulit untuk menjalankan
fikiran ini di dalam praktek, bukan saja kesulitan mengenai adat kebiasaan, akan tetapi juga
yang bercorak ilmu pengajaran dan tekniknya (Sluimers, 1952: 122).
Pendidikan tidak hanya di sekolah tetapi dirumahlah yang berperan penting dalam
melaksanakannya pendidikan, sekolah hanyalah memberi perhatian khusus kepada anak-anak
mereka. Terutama dengan adanya persaingan dalam ujian yang membuat orang tua menjadi
egois sehingga guru dapat memperlakukan semua siswa seadil-adilnya, yakni guru tidak
keberatan dalam memberi perhatian kepada siswa-siswa yang lambat dalam menerima
pelajaran.
24
Pendidikan Jepang terdiri atas sistem 6-3-3-4 dimana siswa wajib mengemban:
1. Sekolah Dasar (Shōgakkō) selama 6 tahun
Pendidikan 9 tahun dari SD hingga SMP merupakan pendidikan wajib yang harus
diikuti oleh setiap siswa yang ada di Jepang dimana pendidikan tersebut menjadi dasar-dasar
pembentukan kepribadian, watak, dan prilaku. Sehingga pemerintah Jepang sengaja
membebaskan biaya pendidikan untuk tingakat SD hingga SMP. Pendidikan wajib di Jepang
diikuti oleh siswa yang berusia 6-15 tahun.
Pada Sekolah Dasar, murid-murid akan diajarkan bahasa Jepang, pengenalan
lingkungan hidup, musik, menggambar, olahraga, kerajinan tangan, pelajaran-pelajaran topik,
ilmu-ilmu sains, aritmatik, homemaking, dan sosial. Pada pelajaran mengenai ilmu sosial
murid-murid Sekolah Dasar ini diberikan pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas
sosial, dan lain-lain. Pada Sekolah Dasar dipimpin oleh seorang guru kelas yang menguasai
seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada para siswanya.

2. Sekolah Menengah Pertama (Chūgakkō) selama 3 tahun


Murid SMP diajarkan pendidikan bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa asing, ilmu-
ilmu sosial, matematika, sains, musik, kesehatan, pendidikan jasmani, seni, industri,
kesejahtraan keluarga, homemaking. Semua pelajaran tersebut diberikan pada hari-hari
berbeda dalam seminggu tanpa ada pengulangan mata pelajaran yang sama dalam seminggu.
Pada pelajaran mengenai ilmu sosial murid-murid SMP juga diberikan pendidikan moral,
berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan lain-lain. Setiap mata pelajaran di kelas dipimpin oleh
guru-guru yang berbeda sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Untuk pendidikan wajib
(SD dan SMP) tidak dikenakan biaya apapun terkecuali untuk biaya makan siang, kunjungan
lapangan, tamasya, dan alat tulis menjadi tanggungan orang tua murid masing-masing.

3. Sekolah Menengah Atas (Koutougakkou) selama 3 tahun


Untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat SMA setiap calon siswa harus mengikuti
ujian saringan masuk pada SMA tujuan masing-masing. Karena ujian tersebut dikatakan cukup
sulit makan setiap calon siswa yang akan mengikuti ujian saringan masuk disarankan untuk
mengikuti bimbingan belajar di sebuah lembaga khusus seperti di juku atau yobiko untuk
meningkatkan kemampuan dan kesiapan siswa pada tes saringan masuk menuju jenjang SMA.

Pendidikan tingkat ini terbagi atas 3 jenis kelas :

25
a. Full Time: Berlangsung selama 3 tahun penuh, sesuai dengan Sekolah Menengah Atas pada
umumnya dan rata-rata siswa Jepang memilih pendidikan Full Time seperti ini. Siswa dituntut
harus mengikuti 80 kredit mata pelajaran, siswa kelas satu harus mengikuti mata pelajaran
wajib, sedangkan untuk siswa kelas dua dan tiga diperbolehkan memilih 4 mata pelajaran wajib
ditambah 14 kredit mata pelajaran sesuai dengan kebutuhannya pada perencanaan karier masa
depannya.
b. Part Time: Pendidikan ini diberikan pada waktu malam hari disesuaikan dengan waktu yang
dimiliki mahasiswa yang mengikuti kerja part time dan dianggap setara dengan Diploma dan
memakan waktu lebih dari 3 tahun. Jenis pendidikan ini hanya berlaku di universitas pada
kelas-kelas karyawan seperti di Indonesia.
Part Time pada pendidikan Jepang terbagi menjadi dua kelas yaitu:
1. Daytime Part Time Course: Siswa dinyatakan lulus apabila telah mengambil mata kuliah
sebanyak 74 kredit. Dalam menempuh pendidikan tersebut siswa dapat menghabiskan waktu
selama empat hingga 6 tahun dibangku sekolah, mata pelajaran yang ditawarkan berupa mata
pelajaran berupa pilihan dengan sistem belajar menyerupai pola pembelajaran di universitas
dimana siswa tersebut menentukan sendiri mata pelajaran yang akan diambil pada setiap
semesternya. Sehingga jenis pendidikan ini dapat dikatakan setara dengan Diploma.
2. Evening Part Time Course : Siswa dinyatakan lulus apabila telah menempuh 74 kredit mata
pelajaran sama seperti pendidikan Daytime Part Time Course dengan lama waktu pendidikan
sekitar tiga hingga 4 tahun. Jenis pendidikan ini diperuntukan bagi siswa yang bekerja pada
siang hari sehingga siswa dapat mengambil kelas pada waktu sore ataupun malam disesuaikan
dengan waktu kerjanya.
c. Correspondence : Jenis pendidikan ini merupakan kombinasi antara Full Time dan Part Time
dengan menawarkan cara pembelajaran yang khas yaitu siswa tidak perlu setiap hari
menghadiri pelajaran dikelas dan cukup hadir tiga kali dalam satu bulan dengan kredit yang
harus dikumpulkan sebanyak 74 kredit, course ini juga diperuntukan bagi siswa yang hanya
ingin sekedar belajar dan meningkatkan pengetahuan tanpa berniat untuk mendapatkan ijazah
atau kelulusan. Rata-rata yang mengambil course ini siswa-siswa yang berusia sekitar 15-30
tahun.
Tugas siswa pada course ini lebih ditingkatkan pada pembelajaran sendiri dirumah. Siswa
diberikan tugas-tugas yang diselesaikan dirumah berdasarkan buku panduan, dengan tetap
mengikuti ujian pada tiap-tiap semester. Tugas membuat laporan menentukan nilai siswa
tersebut dan tugas dikirimkan melalui pos ke sekolah dan guru akan segera menilai hasil
pekerjaan yang dibuat oleh siswa-siswanya. Setelah pemeriksaan guru akan mengirim balik
26
hasil tugas tersebut disertai dengan penilaian. Untuk mendaftar pada jenis pendidikan ini setiap
calon siswa harus mengikuti tes.
Jurusan pada SMA di Jepang dikategorikan kedalam beberapa jenis yaitu jurusan umum
(akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, ekonomi, dan perawatan. Semua jursan
tersebut disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di negara tersebut.

4. 4 tahun atau lebih untuk jenjang Perguruan Tinggi (Daigaku).


Pada universitas terdapat pendidikan untuk menempuh gelar sarjana S1 bergelar
Bachelor’s Degree ditempuh selama 4 tahun (untuk mahasiswa kedokteran dan dokter gigi
menempuh pendidikan selama 6 tahun) dan Pascasarjana S2 Master’s Degree ditempuh selama
2 tahun dan S3 Doctor’s Degree ditempuh selama 5 tahun.

Guru dan Perserikatan Guru


Pada masa Pendudukan Amerika terdapat dua golongan dalam pendidikan yang
berbeda ideologi, yakni golongan konservatif dan progresif. Golongan konservatif lebih
menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional sedangkan golongan progresif lebih memilih
kebudayaan yang modern yang tergabung dalam perserikatan guru atau Nikkyoso.
Banyak perbedaan pandangan dari kedua golongan ini, misalnya golongan konservatif
lebih menginginkan pendidikan di sekolah mengajarkan menganai nilai-nilai, pengendalian
diri, kewajiban, tanggung jawab, dan loyalitas. Sedangkan golongan progresif tidak menyetujui
keinginan kaum konservatif dikarenakan jika diterapkan maka struktur-struktur kelas dalam
budaya Jepang—yang ingin mereka hapuskan—akan tetap ada.
Kedua golongan ini sama kuat, tetapi keduanya tidak dapat menguasai dalam bidang
pendidikan secara mutlak. Golongan konservatif lebih besar pengaruhnya dalam hal keuangan
dan kurikulum. Sedangkan kaum progresif lebih berpengaruh perannya dalam lingkungan
sekolah maupun kelas serta diperkuat dengan adanya Nikkyoso.
Akan tetapi setelah Pendudukan serta Misi Pendidikan Amerika Serikat meninggalkan
Jepang pada tahun 1952, pengaruh Nikkyoso masih tetap ada dan tidak ada perubahan dalam
hubungan dengan golongan konservatif.
Dalam buku Ezra Vogel, dikatakan bahwa pemerintah Jepang sangat luar biasa
berperan dalam memajukan pendidikan di negerinya. Karena belajar ditetapkan sebagi kegiatan
sosial, maka masyarakat Jepang sangat diberi kemudahan dalam mengakses ruang-ruang
publik untuk belajar. Adanya penerjemahan buku-buku asing yang banyak dilakukan oleh
pemerintah. Sarana pendidikan difasilitasi juga melalui acara-acara di media elektronik seperti
27
televisi. Bahkan ada stasiun televisi yang khusus tentang pendidikan. Dan pemerintah tidak
main-main dalam mendukung fasilitas tersebut, terlihat dari alokasi dana yang besar demi
terciptanya sarana prasarana untuk fasilitas pendidikan.
Pemerintah Jepang juga menggalakkan olahraga bagi masyarakatnya. Karena
Pemerintah Jepang berpandangan bahwa dengan olahraga bisa menjadi sarana untuk belajar
dan pendidikan dasar. Olahraga baseball, softball, cricket, hockey, football adalah olahraga ala
Barat yang membutuhkan kerjasama. Olahraga lainnya adalah renang. Ya, orang Jepang
dikenal dengan postur tubuh yang pendek. Tapi justru hal itu yang menjadikan mereka terus
menerus berlatih dan tidak ingin berlindung di balik badan mereka yang kecil. Catatan
performa para siswa Jepang terutama dalam bidang matematika dan ilmu alam selama dua
dekade terakhir senantiasa menjadi tolok ukur kesuksesan itu.

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perang dunia kedua membawa banyak dampak dalam kehiduoan sosial, politik, dan
ekonomi bagi masyarakat Jepang. Akhir perang itu merupakan titik dimana jepang memulai
kehidupan baru akibat Nagasaki dan Hirosima di bom Amerika kala itu. Orang Jepang bekerja
keras untuk memulihkan kekacauan yang terjadi pasca perang dunia ke dua. Kerja keras tak
menghianati hasil dan Jepang memulihkan keadaan ekonomi dan politik serta perkembangan
kebudayaan yang kian maju. Jepang muncul kembali sebagai negara maju pasca perang dunia
ke dua. Orang Jepang mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kemajuan politik, ekonomi
dan budaya pasca perang dengan semangat dan motivasi lainnya.

B. Saran

Sebgai mahasiswa zaman sekarang, kita diperlukan utnuk meniru kebudayaan Jepang
seperti : malu karena terkadang karena kebiasaan kita kehilangan kemaluan terhadap apa yang
kita lakukan walaupun itu salah. Contohnya saat menghadiri suatu acara, hendaknya kita tepat
waktu.

29
DAFTAR PUSTAKA

Agung Leo. 2018. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta : Ombak

Agung Leo. 2018. Sejarah Asia Timur 2. Yegyakarta : Ombak

Hafnita. 2015. Sejarah Asia Timur. Medan : Unimed Press

30

Anda mungkin juga menyukai