Anda di halaman 1dari 24

Kurikulum 2006/2013 Kelas

XII

SEJARAH
PERANG DINGIN

SEMESTER 2 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK – KTSP 2006 & K-13 Peminatan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Menganalisis perkembangan sejarah 3.1. Menganalisis perkembangan sejarah


dunia sejak Perang Dunia II sampai dunia dan posisi Indonesia di
dengan perkembangan nuklir. tengah perubahan politik ekonomi
internasional setelah Perang Dunia II
sampai dengan berakhirnya Perang
Dingin.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami latar belakang Perang Dingin.
2. Memahami awal Perang Dingin.
3. Memahami era Perang Dingin.
4. Memahami akhir Perang Dingin.

A. Latar Belakang Perang Dingin


1. Etimologi Perang Dingin
Perang Dingin adalah sebuah kondisi politik yang menyebabkan ketegangan politik antara
Uni Soviet dan Amerika Serikat yang terjadi antara 1947–1991. Perang Dingin juga ditandai
dengan persaingan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat dalam berbagai
bidang untuk memperebutkan pengaruh ideologinya masing-masing. Istilah Perang
Dingin mulai digunakan untuk menggambarkan keadaan dunia setelah Perang Dunia II.
Beberapa tokoh yang memopulerkannya adalah sebagai berikut.
a. George Orwell, penulis dan jurnalis Inggris. Perang Dingin adalah penggambaran
dunia yang hidup di bawah ancaman perang nuklir setelah Perang Dunia II. Istilah
‘perang dingin’ digunakan dalam esainya yang berjudul "You and the Atomic Bomb"
(Anda dan Bom Atom) yang diterbitkan oleh surat kabar Inggris, Tribune, 19
Oktober 1945.
b. Bernard Baruch, ahli keuangan Amerika dan penasihat presiden. Perang Dingin adalah
penggambaran ketegangan geopolitik antara Uni Soviet dan negara satelit dengan
Amerika Serikat dan Sekutu Eropa Barat pasca-Perang Dunia II. Istilah ini dicetuskan
dalam sebuah pidato di South Carolina pada 16 April 1947.
c. Walter Lippmann, reporter dan kolumnis surat kabar yang menjabarkan istilah
Perang Dingin dalam Buku The Cold War. Pada 1947, Lippmann menginformasikan
istilah Perang Dingin merujuk pada istilah Prancis pada 1930-an, yakni Ia guerre
froinde.

2. Latar Belakang Perang Dingin


Perang Dingin dilatarbelakangi oleh beberapa kejadian berikut.
a. Perebutan dominasi kepemimpinan
Munculnya Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet berperan besar dalam membantu
negara-negara sekitar. AS membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki
kehidupan perekonomiannya dan Uni Soviet berperan sebagai pembebas Eropa Timur
dari Nazi-Jerman serta membantu membangun perekonomian negara-negara Eropa
Timur pasca-Perang Dunia II. Dengan modal kekuatannya masing-masing, kedua
negara ini dianggap sebagai negara adidaya.

b. Pertentangan ideologi
Latar belakang berikutnya adalah penyebaran ideologi komunis dari Uni Soviet dan
ideologi liberal dari AS. Kedua ideologi ini saling bertentangan karena ideologi komunis
menginginkan kesejahteraan bersama sehingga dibutuhkan kontrol negara untuk
mengaturnya. Ideologi liberal dari AS menginginkan kebebasan individu sehingga tiap-
tiap individu dapat berkembang sejauh mana usaha dan modal yang dimiliki. Munculnya
negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II berdampak pada munculnya
dua kelompok negara di dunia, yaitu negara maju dan negara berkembang. Kemunculan
negara-negara berkembang menjadi lahan subur bagi Uni Soviet dan AS untuk
menanamkan pengaruhnya.

2
c. Pembentukan Pakta Pertahanan
Dalam memperkuat pertahanan Uni Soviet dan AS, setiap negara membuat sistem
aliansi. Secara garis besar negara-negara yang dekat dengan Uni Soviet disebut
sebagai Blok Timur dan negara-negara yang dekat dengan AS disebut Blok Barat.
Beberapa organisasi yang merupakan sistem aliansi Uni Soviet dan AS antara lain
sebagai berikut.
1.) Aliansi negara-negara komunis atau Blok Timur, yaitu sebagai berikut.
• Cominform (The Communist Information Bureau) sebagai Biro informasi dan
komunikasi partai komunis di dunia yang dibentuk pada 1947.
• Pakta Warsawa merupakan organisasi pertahanan negara-negara
komunis yang dibentuk pada 1955.

2.) Aliansi negara-negara liberal atau Blok Barat, yaitu sebagai berikut.
• North Antlantik Treaty Organization (NATO) merupakan organisasi
pertahanan negara-negara Atlantik Utara dengan tujuan menahan
pengaruh komunis di Eropa yang dibentuk pada 1947.
• South East Asia Treaty Organization (SEATO) merupakan organisasi
pertahanan di Asia Tenggara untuk membendung pengaruh komunis di
Asia Tenggara. SEATO dibentuk pada 1954.
• Autralia, New Zeland, United State (ANZUS) merupakan organisasi
pertahanan terhadap pengaruh komunis di Australia dan Selandia Baru
yang dibentuk pada 1951.
• Central East Treaty Organization (CENTO) merupakan organisasi
pertahanan terhadap pengaruh komunis di Timur Tengah. CENTO dikenal
juga sebagai METO atau Pakta Baghdad yang dibentuk 1955 dan
dibubarkan pada 1979.

d. Perlombaan senjata
AS dan Uni Soviet berlomba untuk memperkuat pertahanan negerinya dengan
mengembangkan persenjataan yang dimiliki. Kedua negara tersebut berlomba-
lomba untuk menciptakan senjata nuklir sehingga dunia diliputi ancaman perang
nuklir akibat perlombaan senjata antara AS dan Uni Soviet.

e. Peningkatan aktivitas kegiatan spionase (mata-mata)


Kegiatan spionase antara AS dan Uni Soviet yang memiliki organisasi intelijen sebagai dinas
rahasia untuk mencari informasi di negara-negara tertentu, khususnya

3
penggalian informasi mengenai lawan-lawan AS dan Uni Soviet. Organisasi intelijen
yang terkenal adalah sebagai berikut.
1.) AS memiliki Central Intelligence Agency (CIA).
2.) Uni Soviet memiliki Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti (KGB).

Kegiatan spionase menyebabkan dunia diliputi ketegangan dan kecurigaan.


Salah satu kejadian yang diakibatkan pengaruh CIA dan KGB adalah Krisis Kuba.

3. Revolusi Oktober Merah


Revolusi Oktober Merah adalah sebutan bagi peristiwa perebutan kekuasaan oleh
kaum komunis Bolshevik dari tangan kaum Menshevik di bawah pimpinan Alexander
Karensky pada 7 November 1917 di Petrograd, Rusia. Alexander Karensky adalah
pemimpin Rusia setelah Revolusi Februari 1917 yang memaksa Tsar Nikolas II turun
takhta dan mengubah Kekaisaran Rusia menjadi Republik.

Hilangnya kepercayaan rakyat Rusia terhadap kaum Menshevik disebabkan kejenuhan


rakyat Rusia terhadap keterlibatan Rusia dalam Perang Dunia I.

Namun, kepercayaan rakyat Rusia terhadap kaum Menshevik berkurang setelah


kegagalan Rusia dalam serangan besar-besaran terhadap Jerman dalam Perang Dunia I. Di
sisi lain, kaum Bolshevik yang merupakan kaum komunis memberikan janji perdamaian dan
pembagian makanan kepada rakyat Rusia sehingga pecahlah revolusi Oktober yang dipimpin
oleh Vladimir Lenin dan Leon Trotsky.

Revolusi Oktober Merah menyebabkan kekuasaan Rusia jatuh ke tangan komunis dan
di kemudian hari Rusia berganti menjadi Uni Soviet.

Dampak dari Revolusi Oktober Merah terhadap Rusia adalah sebagai berikut.
a. Rusia diubah menjadi Uni Soviet pada 1922 dan menandakan kemenangan bagi
revolusi kaum komunis.
b. Penghapusan perjanjian kerja sama antara Amerika Serikat dengan Tsar Nikolas II.
c. Komunis muncul menjadi lawan kuat bagi liberalisme. Hal ini terlihat dari kebijakan
pembangunan komunis yang mengambil alih semua aset pribadi dan asing menjadi
milik negara.
d. Pihak liberal seperti Amerika, Inggris, Jepang, dan Prancis membantu perlawanan “tentara
putih” yang merupakan kaum nasionalis Rusia terhadap kelompok komunis

4
Bolshevik dengan tentara merahnya. Hal ini menunjukkan pembentukan negara
komunis dianggap sebagai lawan oleh pihak liberal.

4. Pra Kekalahan Nazi


Nazi yang berkuasa di Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler. Perjuangan Nazi untuk
meninggikan ras Arya dan merendahkan bangsa lain. Selain itu, berusaha menjalankan politik
Lebernsaum atau mencari ruang hidup untuk bangsa Jerman. Dalam mencari ruang hidup,
Jerman akan mengobarkan peperangan untuk mengambil alih negara-negara sekitarnya dalam
Perang Dunia II. Jerman melihat kekuatan komunis di Eropa tidak bisa dipandang remeh. Oleh
sebab itu, Jerman mengadakan pakta nonagresi dengan Uni Soviet pada 1939 yang kemudian
dikenal sebagai Perjanjian Molotov-Ribbentrop.

Revolusi Oktober Merah menyebabkan kekuasaan Rusia jatuh ke tangan komunis dan
di kemudian hari Rusia berganti menjadi Uni Soviet.

Namun, perjanjian ini berlaku hingga 22 Juni 1941 ketika Nazi-Jerman melancarkan
serangan ke Uni Soviet dengan tujuan menguasai seluruh daratan Eropa sebagai bagian
dari politik Lebernsaum. Penyerangan Nazi-Jerman ke Uni Soviet mengalami kegagalan
sehingga posisi Nazi-Jerman dalam Perang Dunia II terdesak di Front Barat. Nazi
Jerman masih menghadapi serbuan Sekutu dan di Front Timur, Nazi Jerman berusaha
menahan serangan Uni Soviet. Hal ini menyebabkan satu per satu wilayah Nazi-Jerman
jatuh ke tangan lawan-lawannya.
Di sisi lain, Berlin sendiri jatuh ke tangan Uni Soviet pada 2 Mei 1945. Nazi Jerman
menyerah pada tanggal 8 Mei 1945. Kekalahan Nazi-Jerman dalam Perang Dunia II
menyebabkan kon ik baru muncul antara Sekutu dan Uni Soviet terutama saat pembagian
pendudukan Jerman dalam perjanjian Postdam pada 17 Juli-2 Agustus 1945.

5. Pasca-Perang Dunia II
Kekalahan Jerman menimbulkan beberapa permasalahan di kemudian hari yang lebih
dikenal dengan nama Perang Dingin. Setelah Perang Dunia II terdapat beberapa usaha
kesepakatan untuk menata kembali Eropa setelah Perang Dunia II. Beberapa usaha
kesepakatan tersebut terlihat dari konferensi-konferensi berikut.
a. Konferensi Yalta yang diadakan antara 4 - 11 Februari 1945 yang isinya sebagai
berikut.
1.) Rencana penyerahan tanpa syarat Jerman dan Pendudukan Jerman akan
dikuasai Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet.
2.) Rencana konferensi pembentukan PBB di San Fransisco pada 25 April 1945.

5
3.) Rencana Uni Soviet mengumumkan perang terhadap Jepang setelah
kekalahan Jerman dengan kompensasi pemberian wilayah Sakhalin Selatan,
Kepulauan Kuril, serta pengembalian Potr Arthur dan Dairen kepada Uni
Soviet. Sementara itu, jalan kereta api di Manchuria akan dikuasai bersama
oleh Cina dan Uni Soviet.

b. Konferensi Postdam yang dilaksanakan pada 17 Juli - 2 Agustus 1945.


1.) Jerman akan dipecah atas empat bagian zona pendudukan, masing-masing
diduduki oleh Prancis, Uni Soviet, AS, dan Britania Raya.
2.) Para tokoh Nazi harus diadili dan dijatuhi hukuman.

Kedua konferensi ini menunjukkan adanya perebutan daerah pengaruh di Eropa,


Uni Soviet yang komunis dengan gabungan AS, Inggris, dan Prancis yang liberal. Kon ik
antara ideologi komunis dan liberal makin terlihat ketika Sekutu memberlakukan ekonomi
liberal di zona pendudukannya dengan bantuan Rencana Marshall dari AS. Hal ini
dibalas Uni Soviet dengan memblokade Berlin pada Juli 1949 agar pengaruh AS tidak
meluas ke wilayah pendudukan Uni Soviet.
Tindakan Uni Soviet menyebabkan rakyat Berlin terancam kelaparan sehingga
Sekutu mengirimkan bantuan melalui pesawat secara berkala. Hal ini membuat Uni
Soviet melunak dan menghentikan blokade terhadap Berlin. Pada 1949 terjadi
pemisahan Jerman dalam dua bentuk negara, yaitu:
a. pada 23 Mei 1949 dibentuk Republik Federal Jerman atau Jerman Barat yang
didukung pihak AS dan Sekutu;
b. pada 7 Oktober 1949 dibentuk Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur
yang didukung Uni Soviet.

Persaingan antara pihak komunis dan liberal dalam memperebutkan pengaruh di


Jerman semakin terlihat dari pembangunan Tembok Berlin yang memisahkan Jerman
Barat dan Jerman Timur hingga 1990-an. Pendirian Tembok Berlin kemudian dianggap
sebagai simbol dari Perang Dingin.

B. Awal Perang Dingin


1. Terbentuknya Blok Timur
Blok Timur adalah sebutan bagi gabungan Uni Soviet dengan negara-negara satelitnya untuk
menyebarkan ideologi komunisme dalam masa Perang Dingin. Anggota-anggota Blok Timur
mayoritas terdiri dari negara-negara di Eropa Timur, yaitu Uni Soviet, Bulgaria,
6
Cekoslowakia, Jerman Timur, Hungaria, Polandia, dan Rumania. Sementara itu, Blok Timur yang
berasal dari negara di luar Eropa adalah Mongolia, Kuba, Vietnam, dan Korea Utara.
Dalam persaingan dengan Blok Barat, Blok Timur mendirikan organisasi oertahanan yang
disebut dengan Pakta Warsawa pada 14 Mei 1955. Blok Timur dalam kelanjutannya merupakan
kekuatan komunis untuk menghadapi kekuatan liberalis dalam Perang Dingin. Setelah Perang
Dingin usai pada 1990, Blok Timur dibubarkan dan beberapa mantan anggota Blok Timur masuk
ke dalam pakta pertahanan Blok Barat, yaitu NATO. Adapun mantan anggota Blok Timur yang
masuk NATO adalah sebagai berikut.

No. Negara eks Blok Timur Tahun Bergabung


1 Jerman Timur setelah bergabung dengan Jerman Barat 1990
2 Ceko 1999
3 Polandia 1999
4 Hungaria 1999
5 Bulgaria 2004
6 Estonia 2004
7 Latvia 2004
8 Lituania 2004
9 Rumania 2004
10 Slowakia 2004
11 Slovenia 2004
12 Albania 2009
13 Kroasia 2009

2. Rencana Marshall
Setelah Perang Dunia II, Presiden AS Harry S. Truman mengeluarkan kebijakan Doktrin
Truman yang dikeluarkan pada 12 Maret 1947.

Doktrin Truman berisi tentang kebijakan Amerika Serikat untuk mendukung masyarakat
bebas yang melawan mencoba penaklukan oleh minoritas bersenjata atau oleh
tekanan luar.

Tindakan AS dalam Doktrin Truman terlihat dalam dukungan terhadap Yunani dan Turki
dengan bantuan ekonomi dan militer untuk mencegah mereka jatuh ke dalam

7
pengaruh komunis. Penerapan Doktrin Truman terlihat dengan adanya kebijakan
Rencana Marshall, yaitu bantuan yang diusulkan oleh George Marshall, menteri luar
negeri pada masa kekuasaan Presiden Truman kepada negara-negara sekutu AS di
Eropa untuk membangun negaranya.

Rencana Marshall berlaku sejak 1947-1951 yang berisi tentang kebijakan Amerika
Serikat untuk memberikan bantuan ekonomi dan militer untuk membangun kembali
wilayah Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II.

Rencana Marshall juga bertujuan membendung pengaruh komunis di Eropa. Apabila


negara-negara Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II tidak mampu memperbaiki tatanan
ekonomi dan pemerintah, berakibat pada rakyat cenderung mengadakan pemberontakan
untuk perbaikan hidup. Kondisi tersebut berusaha dihindari AS karena komunis menyebarkan
pengaruhnya melalui revolusi rakyat untuk menuntut perbaikan hidup. Dalam
perkembangannya, Rencana Marshall tidak hanya di Eropa saja namun juga ke Asia karena
Asia juga terkena dampak Perang Dunia II.
Namun demikian, negara penerima bantuan dari rencana Marshall harus bersedia
bekerja sama dengan AS untuk meningkatkan produksi, menciptakan lapangan kerja, dan
meningkatkan volume perdagangan. Untuk koordinasi, dibentuklah Committee of European
Economic Cooperation yang diketuai oleh Inggris.

3. Blokade Berlin
Blokade Berlin yang terjadi sejak 24 Juni 1948 – 12 Mei 1949 adalah salah satu krisis
internasional pertama pada Perang Dingin dan merupakan krisis besar pertama yang
menghasilkan korban. Setelah Perang Dunia II, Berlin terdiri dari empat kekuasaaan,
yaitu Uni Soviet berkuasa di Berlin Timur. Adapun latar belakang blokade Berlin adalah
sebagai berikut.
a. Reformasi ekonomi dan ditetapkannya Deutsche Mark sebagai valuta baru di
Jerman Barat oleh Sekutu.
b. Pemutusan hubungan rel, air, dan jalan darat ke Berlin oleh Uni Soviet sebagai aksi
reformasi ekonomi oleh Sekutu.

Tujuan Blokade Berlin oleh Uni Soviet adalah untuk menjaga kawasan Berlin tengah
dan timur dari pengaruh Sekutu.

Akibatnya, blokade Uni Soviet terhadap Berlin menyebabkan penduduk Berlin terancam
kelaparan. Untuk menanggulanginya, Sekutu membuat jembatan udara ke

8
Berlin yang membawa pasokan bahan kebutuhan pokok bagi penduduk Berlin. Pada
musim semi 1949, jembatan udara Sekutu mencapai hasil yang memuaskan yang
ditandai dengan Sekutu mengangkut lebih banyak kargo bahan pokok daripada yang
dibawa menggunakan kereta api ke Berlin sebelum blokade.

Keberhasilan bantuan Sekutu melalui jembatan udara dianggap mempermalukan Uni


Soviet, yang sebelumnya mengatakan usaha Sekutu tidak akan berhasil. Selain itu, Uni
Soviet juga mendapatkan protes dari warga Berlin Barat untuk tidak menghalangi bantuan
terhadap Berlin Barat. Blokade Berlin dihentikan pada Mei 1949.

Bukti Sekutu pernah membantu Berlin Barat adalah di wilayah Berlin Barat terdapat
tiga bandar udara di tiap sektor Sekutu Barat, yaitu Tegel di Sektor Prancis, Gatow di
Sektor Britania, dan Tempelhof di Sektor Amerika Serikat.

4. Terbentuknya NATO
North Atlantic Treaty Organization (NATO) merupakan organisasi pertahanan di
negara-negara Atlantik Utara.

NATO dibentuk setelah ditandatangani Persetujuan Atlantik Utara pada 4 April 1949, di
Washington, DC, Amerika Serikat. Markas besar NATO terletak di Brussel, Belgia. Negara-negara
pendiri NATO adalah Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Britania Raya, Denmark, Italia, Islandia,
Kanada, Luksemburg, Norwegia, Prancis, dan Portugal.
Tujuan pembentukan NATO adalah membendung pengaruh komunis di negara-
negara Eropa Barat setelah Perang Dunia II. Selain itu, tujuan lain terbentuknya NATO
adalah sebagai berikut.
a. Menyelesaikan sengketa secara damai.
b. Menghapuskan sengketa politik ekonomi internasional.
c. Menghindarkan penggunaan kekerasan dan ancaman militer dalam hubungan
internasional.
d. Saling membantu dan membela negara yang tergabung dalam anggota NATO yang
memperoleh serangan dari negara lain karena menyerang satu negara anggota
NATO seolah-olah menyerang seluruh anggota NATO dan NATO itu sendiri. Hal ini
tercantum dalam Pasal V Persetujuan Atlantik Utara.

9
Pasal V baru digunakan pertama kali pada 12 September 2001 sebagai balasan
terhadap serangan teroris pada 11 September 2001 yang menghantam gedung WTC
dan Pentagon, AS.

Sekretaris Jenderal NATO adalah Jens Stoltenberg dari Norwegia dengan anggota
berjumlah 28 negara termasuk 12 negara pendiri dengan rincian sebagai berikut.
a. Negara yang bergabung pada masa Perang Dingin
1.) Yunani pada 1952.
2.) Turki pada 1952.
3.) Jerman Barat pada 1955.
4.) Spanyol pada 1982.
b. Negara eks-Blok Timur yang bergabung setelah Perang Dingin
1.) Jerman Timur pada 1990.
2.) Ceko pada 1999.
3.) Polandia pada 1999.
4.) Hungaria pada 1999.
5.) Bulgaria pada 2004.
6.) Estonia pada 2004.
7.) Latvia pada 2004.
8.) Lituania pada 2004.
9.) Rumania pada 2004.
10.) Slowakia pada 2004.
11.) Slovenia pada 2004.
12.) Albania pada 2009.
13.) Kroasia pada 2009.

5. Perang Saudara di Tiongkok


Perang Saudara Tiongkok adalah perang antara pasukan yang loyal kepada
pemerintah Republik Tiongkok di bawah Partai Kuomintang (KMT) dan pasukan yang
loyal kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT). Perang Saudara Tiongkok terlihat sebagai
perang ideologis yang ada di Tiongkok.

10
Pemimpin kaum nasionalis dari KMT adalah Chiang Kai Sek dan pemimpin kaum
Komunis dari PKT adalah Mao Zedong.

Perang Saudara Tiongkok terjadi dua periode berikut.


a. Periode pertama pada 1927 - 1936. Penghentian perang Saudara Tiongkok diperiode pertama
karena adanya ancaman invasi Jepang sehingga pihak KMT dan PKT bersatu membentuk Front
Persatuan pada 24 Desember 1936. Namun, Front Persatuan ini tidak mampu menghentikan
Jepang dalam usaha pendudukan Tiongkok hingga 1945.
b. Periode kedua pada 1946 - 1950. Perang Saudara ini berakhir dengan kemenangan
PKT di Tiongkok daratan dan membentuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sehingga
menyebabkan KMT menyingkir ke Taiwan dan membentuk Republik Tiongkok atau yang
dikenal dengan nama Republik Taiwan.

Perang Saudara di Tiongkok berakhir pada 1950, namun kon ik antara RRT dan Taiwan
masih terus berlangsung. Hal ini dapat terjadi karena penghentian perang tidak melalui
gencatan senjata ataupun perjanjian damai. Kon ik antara RRT dan Taiwan pada saat ini
masih terlihat pada kon ik diplomasi dan ekonomi. Pada pergaulan internasional kedua
negara ini berpegang teguh dalam kebijakan Satu Tiongkok. Artinya, sebuah negara apabila
ingin membuka hubungan kerja sama dengan Tiongkok harus memilih kerja sama dengan
RRT atau dengan Taiwan.
Selain itu, kon ik diplomatik terjadi dengan adanya saling klaim wilayah Tiongkok
daratan. Namun, hingga saat ini Taiwan masih memperjuangkan status politiknya sebab
untuk memperoleh pengakuan secara de jure agak sulit karena Taiwan hanya menjalin
hubungan dengan 25 negara. Di samping itu, kedudukan Tiongkok di PBB juga diwakili
oleh RRT.
Pihak RRT pun masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan terus
mengancam Republik Tiongkok dengan invasi militer apabila Republik Tiongkok secara resmi
mendeklarasikan kemerdekaan dan mendapatkan pengakuan internasional.

6. Pecahnya Korea
Pecahnya Korea diawali dengan Perang Korea antara Korea Utara dan Korea Selatan
yang terjadi sejak 25 Juni 1950 - 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut perang yang
dimandatkan atau proxy war. Istilah ini digunakan karena Perang Korea merupakan
pertempuran ideologis antara Amerika Serikat bersama Sekutunya dengan Republik
Rakyat Tiongkok yang bekerja sama dengan Uni Soviet. Adapun latar belakang Perang
Korea adalah sebagai berikut.

11
a. Pembagian Korea antara Uni Soviet dan AS yang berdasarkan pada Perjanjian Postdam
pada 1945, Korea dipisahkan oleh Garis 38°. Lintang Utara dengan rincian:
1.) sebelah utara di bawah kekuasaan Uni Soviet;
2.) sebelah selatan di bawah kekuasaan AS.
Adanya garis 38° Lintang Utara menyebabkan cita-cita kemerdekaan Korea
terhambat.

Pada awalnya Garis 38° Lintang Utara dianggap sebagai batas wilayah untuk
menerima tawanan-tawanan Jepang pasca-Perang Pasi k. Namun, pada akhirnya
menjadi garis pemisah antara pertahanan Uni Soviet dan AS.

b. Ketidaksepakatan antara Uni Soviet dan AS dalam membentuk negara Korea.


Persaingan ideologi antara Uni Soviet dan AS terlihat ketika tidak adanya
kesepakatan untuk membentuk pemerintahan di Korea. Hal ini kemudian dibawa ke
PBB sehingga PBB membentuk United Nations Temporary Commission on Korea
atau Komisi Sementara PBB untuk Korea.

United Nations Temporary Commission on Korea dibentuk pada 14 November 1947.

Adapun tugas dari United Nations Temporary Commission on Korea antara lain
sebagai berikut.
1.) Mengadakan pengawasan keberlangsungan pemilihan umum.
2.) Mengadakan pembicaraan dengan para wakil rakyat hasil pemilihan umum
untuk merundingkan masalah kemerdekaan Korea.

Hal ini tidak disetujui Uni Soviet dengan menganggap AS telah mendominasi
PBB. Oleh sebab itu, akhirnya masing-masing Uni Soviet dan AS membentuk
pemerintahan di Korea sebagai berikut.
1.) Pada 15 Agustus 1948 AS membentuk Republik Korea atau Korea Selatan
dengan Syngman Rhee sebagai Presiden.
2.) Pada 9 September 1948 Uni Soviet membentuk Republik Demokrasi Rakyat
Korea atau Korea Utara dengan Kim II sung sebagai Presiden.

c. Pengesahan PBB terhadap pemerintahan di Korea Selatan. Pada Desember 1948


dalam Sidang PBB menyatakan pemerintahan Korea Selatan adalah satu-satunya
pemerintahan yang sah. Hal ini membuat Korea Utara marah karena hak-haknya

12
tidak diakui oleh PBB. Kemarahan ini juga ditujukan kepada Korea Selatan dan AS.
Di sisi lain, Uni Soviet pun mendukung Korea Utara untuk mendapatkan haknya
bahkan dengan jalan peperangan.

Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950 - 27 Juli 1953. Pada awalnya Korea Utara berhasil
merebut Seoul pada 28 Juni 1950. Hal ini menandakan Korea Utara telah berhasil menduduki
sebagian besar wilayah Korea Selatan. AS berusaha menghentikan serangan Korea Utara melalui
dukungan PBB dengan memberikan bantuan militer kepada Korea Selatan di bawah pimpinan
Jenderal MacArthur. Pada 5 Juli 1950 terjadi pertempuran pertama antara AS dengan Korea
Utara, namun berhasil dimenangkan oleh Korea Utara sehingga kekuatan AS dan Korea Selatan
hanya di Kota Pusan.
Pada September 1950, AS dan Korea Selatan berhasil mengungguli Korea Utara dalam
pertempuran Icheon. Kemenangan pasukan AS dalam pertempuran Icheon menyebabkan AS dan
Korea Selatan mampu mengadakan serangan balasan kepada Korea Utara. Pada 26 September
1950, Seoul berhasil direbut pasukan AS dan Korea Selatan. Selanjutnya, upaya serangan balik
berhasil mengusir pasukan Korea Utara hingga melewai garis 38° Lintang Utara dan mendekati
Sungai Yalu yang berbatasan dengan RRT.
Namun, Korea Utara melakukan perlawanan dengan bantuan dari RRT sehingga
berhasil mengusir pasukan AS dan Korea Selatan dari wilayah Korea Utara. Kemudian
masing-masing pihak membuat pertahanan di garis 38° Lintang Utara. Upaya
penyelesaian perang dilakukan sejak Juni 1951. Akan tetapi, hingga 1953 tidak pernah
mencapai kesepakatan. Kesepakatan gencatan senjata baru dicapai pada 27 Juni 1953.
Wilayah Korea Utara dan Korea Selatan dipisahkan oleh garis 38° Lintang Utara sebagai
zona demiliterisasi.

C. Era Perang Dingin


1. Pakta Warsawa

Pakta Warsawa adalah pakta pertahanan yang dibentuk oleh negara-negara Blok
Timur untuk menandingi NATO dalam Perang Dingin.

Pembentukan Pakta Warsawa dilatarbelakangi masuknya Jerman Barat sebagai anggota


NATO. Hal ini menyebabkan ancaman NATO bagi negara-negara Blok Timur.

Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev dari Uni Soviet pada 1955 dan
ditandatangani di Warsawa, Polandia pada 14 Mei 1955.

13
Negara-negara anggota Pakta Warsawa adalah:
a. Uni Soviet
b. Bulgaria
c. Rumania
d. Jerman Timur
e. Hungaria
f. Polandia
g. Cekoslowakia
h. Albania (keluar pada tahun 1968)

Pakta Warsawa secara resmi dibubarkan dalam pertemuan di Praha, Cekoslowakia


pada 1 Juli 1991 karena seiring dengan bubarnya Uni Soviet pada 1991. Pembubaran Pakta
Warsawa menandakan runtuhnya kekuatan komunis di Eropa.

2. Pecahnya Persahabatan Soviet – Tiongkok


Pada 1956, hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok memburuk. Hal ini dipicu karena
kebijakan pengganti Josef Stalin yaitu Nikita Kruschev melakukan destalinisasi.

Kebijakan destalinisasi Kruschev bertujuan untuk mengikis habis pengaruh Stalin di


Uni Soviet. Dengan cara mengganti pejabat-pejabat Stalin dan merehabilitasi korban
kekejaman Stalin.

Kebijakan destalinisasi menyebabkan Tiongkok curiga terhadap Uni Soviet sebab


pengaruh Stalin begitu kuat di Tiongkok bahkan menjadi salah satu landasan bagi
pemimpin Tiongkok, Mao Zedong untuk menerapkan kebijakan Lompatan Besar ke
Depan pada 1956.
Selain itu, Kruschev juga berupaya membangun hubungan dengan AS untuk
meredakan ketegangan Perang Dingin dan tertarik dengan perdagangan AS. Pada 1959
untuk pertama kalinya Kruschev mengunjungi AS. Akibatnya, Mao Zedong menganggap
Kruschev sebagai pengkhianat dalam revolusi kaum komunis.
Perseteruan antara kedua negara komunis tersebut semakin terlihat pada 2 Mei 1969 di
mana terjadi kon ik kecil yang melibatkan pasukan Uni Soviet dan Tiongkok di Sungai Amur dan
Sungai Ussuri, wilayah perbatasan Uni Soviet dan Tiongkok. Latar belakang kon ik tersebut
adalah tuduhan masing-masing negara karena telah melanggar perbatasan. Kemudian pada 3
April 1979 Tiongkok mengumumkan untuk tidak akan memperpanjang

14
lagi perjanjian persahabatan dengan Uni Soviet. Dampak dari perpecahan Uni Soviet
dan Tiongkok adalah sebagai berikut.
a. Terjadinya perpecahan gerakan komunis internasional.
b. Pengaruh Tiongkok menyebabkan Albania keluar dari Pakta Warsawa pada 1968.
c. Kedekatan hubungan antara Tiongkok dengan AS seiring dengan memburuknya
hubungan AS dengan Uni Soviet akibat Krisis Kuba.

Perpecahan Uni Soviet dan Tiongkok dikatakan berakhir setelah runtuhnya Uni Soviet.
Upaya normalisasi hubungan Tiongkok dengan Uni Soviet dilanjutkan oleh Rusia sebagai penerus
Uni Soviet. Adapun tujuan normalisasi ini adalah diharapkan mampu menampung kepentingan
kedua negara dalam menanggapi isu-isu internasional, termasuk tataran dunia baru, stabilitas
global, tantangan, dan ancaman baru.

Dengan perbaikan hubungan Rusia dan Tiongkok, diharapkan mampu menampung


kepentingan kedua negara dalam menanggapi isu-isu internasional, termasuk tataran
dunia baru, stabilitas global, tantangan, dan ancaman baru.

Selain itu, Tiongkok mempunyai tujuan khusus dalam normalisasi hubungan


tersebut, yaitu meningkatkan hubungan perdagangan dan teknologi dengan Barat guna
menunjang program modernisasinya Tiongkok. Menurut Tiongkok, adanya hubungan
antara Tiongkok dan Rusia menyebabkan biaya pembangunan Tiongkok lebih murah
karena menggunakan desain Rusia. Kemudian Tiongkok tertarik dengan cadangan
minyak dan gas Rusia.

3. Perang Vietnam
Perang Vietnam disebut juga dengan Perang Indochina Kedua. Perang Vietnam adalah sebuah
perang yang terjadi antara 1953 - 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang
Dingin antara dua kubu idiologi besar, yakni komunis dan liberal.

Perang Vietnam dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut.


a. Tuntutan kemerdekaan Vietnam dari Prancis. Tuntutan ini berasal kelompok Viet
Minh di bawah pimpinan Ho Chi Minh pada 1941. Setelah Perang Dunia II, Ho Chi
Minh mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokrasi Vietnam pada 2
September 1945.

15
b. Usaha Prancis untuk kembali menguasai Vietnam setelah Perang Dunia II. Usaha
Prancis mengalami kegagalan setelah Prancis kalah dalam pertempuran di Dien Bien
Phu menyebabkan Prancis mengajukan penjanjian damai.
c. Perjanjian Damai di Jenewa atau Perjanjian Jenewa menyatakan adanya
pemisahan Vietnam dengan rincian:
1.) Vietnam Utara dipimpin Ho Chi Minh yang didukung kaum Komunis;
2.) Vietnam Selatan dipimpin oleh Kaisar Bao Dai yang didukung oleh negara-
negara Barat seperti AS.
d. Bantuan Vietnam Utara tehadap pemberontak Vietnam Selatan.

Perundingan Jenewa gagal dilaksanakan sebab pihak selatan dianggap melakukan


dua pelanggaran sebagai berikut.
a. Pada 26 Oktober 1955 Ngo Dinh Diem dengan dukungan AS mengubah Vietnam
Selatan menjadi Republik setelah menurunkan Kaisar Bao Dai dari tahtanya.
b. AS memberikan pelatihan militer pada Vietnam Selatan.

Sebenarnya Uni Soviet mengajukan usul pemisahan Vietnam secara permanen,


namun usul ini ditolak AS karena tidak mau mengakui negara komunis di Vietnam.
Selanjutnya, kebijakan Ngo Dinh Diem menyebabkan kekecewaan rakyat Vietnam
Selatan terutama petani karena ia mengambil tanah petani yang sudah dibagikan oleh
Ho Chi Minh di masa sebelumnya.
Akibatnya, timbul perlawanan terhadap Ngo Dinh Diem yang didukung oleh Vietnam
Utara. Pada 1963, Ngo Dinh Diem terbunuh dalam suatu kudeta dan pada 1966 diadakan
pemilihan umum yang memilih Nguyen Van Thieu sebagai Presiden Vietnam. Namun,
perang Saudara di Vietnam tetap berkobar apalagi intervensi asing mulai masuk secara nyata
seperti Vietnam Selatan yang dibantu oleh Pasukan AS dan Vietnam Utara yang
mendapatkan dukungan Uni Soviet dan Tiongkok.
Walaupun demikian, pihak yang berperang tetap menginginkan kedamaian. Pada
1973, ditandatangani Perjanjian Paris antara pihak-pihak berikut.
a. Vietnam Utara
b. Vietkong (Gerakan Komunis di Vietnam Selatan)
c. Vietnam Selatan
d. AS

16
Kemudian dibentuk Komisi Pengawas Gencatan Senjata di Vietnam yang
beranggotakan Polandia, Indonesia, Hongaria, dan Kanada. Namun, pertempuran tetap
berlanjut hingga sebagian besar wilayah Vietnam Selatan jatuh ke tangan komunis. Pada
30 April 1975, Vietnam Selatan menyerah kepada Vietnam Utara dan Vietkong. Dengan
demikian, Perang Vietnam yang berlangsung sejak 1953 berakhir dan Vietnam bersatu
menjadi negara komunis.

4. Perlombaan Angkasa

Perlombaan angkasa adalah kompetisi penjelajahan angkasa antara Uni Soviet dan
AS yang secara kasar berlangsung dari 1957 - 1975. Perlombaan ini meliputi usaha
untuk mengeksplorasi luar angkasa dengan satelit buatan, mengirim manusia ke
angkasa, dan mendaratkan mereka di Bulan.

Dalam rangka menunjukkan kekuatan negara, baik AS maupun Uni Soviet berusaha
menjelajah ruang angkasa sebagai wujud kemajuan teknologi masing-masing negara.
Penjelajahan ruang angkasa pertama kali dilakukan oleh Uni Soviet dengan mengirimkan
Pesawat tanpa awak Sputnik I pada 1957. Persaingan penjelajahan ruang angkasa
antara Uni Soviet dan AS terlihat dari tabel berikut.

No. Pesawat Uni Pesawat Tahun Keterangan


Soviet Amerika Serikat

1 Spunik I 4 Oktober Peluncuran pertama


1957 satelit buatan Uni Soviet.
2 Sputnik II 3 November Seekor anjing sebagai
1957 awak dalam penjelajahan
ruang angkasa.

3 Explorer 1 3 Januari 1958 Penjelajahan pertama AS


di ruang angkasa.
4 Vanguard II 17 Februari Peluncuran satelit cuaca
1959 AS.

17
No. Pesawat Uni Pesawat Tahun Keterangan
Soviet Amerika Serikat

5 Vostok I 12 April 1961 Kosmonot Uni Soviet


berhasil menjadi manusia
pertama yang ke luar
angkasa yaitu Yuri Gagarin
yang mengitari bumi
selama 108 Menit.

6 Apollo 11 21 Juli 1969 Astronot AS, Neil


Amstrong berhasil sebagai
manusia pertama yang
menginjakkan kaki di
Bulan.

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat kedua negara tersebut tidak mau kalah terhadap
perkembangan iptek lawannya. Selain itu, AS berusaha melakukan penyelidikan terhadap
planet-planet di sekitar Bumi untuk menunjukkan kemajuan iptek dan upaya membuka
rahasia ruang angkasa yang belum diketahui manusia. Perlombaan angkasa akhirnya
menjadi bagian penting dari persaingan budaya, teknologi, dan ideologi antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet selama Perang Dingin.

5. Perlombaan Senjata
Perlombaan senjata pada masa Perang Dingin cenderung ke arah pengembangan senjata nuklir.
Hal ini berakibat munculnya kekhawatiran di masyarakat dunia sebab jika sewaktu-waktu timbul
perang terbuka antara AS dan Uni Soviet akan menyebabkan dunia berada dalam Perang Nuklir
yang dampak kehancurannya melebihi Perang Dunia II.
Setelah AS menunjukkan kedahsyatan bom Atom pada Hiroshima dan Nagasaki
dalam Perang Dunia II, Uni Soviet segera mengadakan penelitian terhadap bom atom
dan pada 1949. Uni Soviet melakukan uji coba peledakan bom atom yang pertama. Hal
ini menimbulkan kecemasan AS karena Uni Soviet mampu mengejar ketertinggalannya
dalam jangka waktu yang cepat.
Oleh sebab itu pada 1950, Presiden Truman memerintahkan penelitian terhadap
bom hidrogen. Pada 1952, AS berhasil melakukan ujicoba peledakan bom hidrogen yang
pertama. Tak mau kalah, pada 1953 Uni Soviet pun berhasil melakukan pengujian
terhadap bom hidrogen.

18
Perkembangan senjata pemusnah massal makin meningkat dengan pengembangan bom
nuklir dalam bentuk peluru kendali (Rudal) yang bisa menjangkau antarbenua. Kemudian
dilanjutkan dengan pembangunan instalasi peluncuran rudal di AS dan Uni Soviet, bahkan di
negara-negara sekutu mereka. Perlombaan senjata nuklir dan Krisis Kuba yang hampir membawa
dunia pada perang nuklir menimbulkan kesadaran antara AS dan Uni Soviet untuk melakukan
détente atau peredaaan ketegangan Perang Dingin. Upaya untuk mewujudkan détente pada
periode 1968-1982 dilakukan beberapa cara berikut.
a. Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (Nonproliferation Treaty) dilaksanakan pada 1968
oleh negara Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet. Perjanjian ini berisi bahwa
Inggris, AS, dan Uni Soviet tidak akan menjual senjata nuklir atau memberikan
informasi kepada negara-negara nonnuklir.
b. Perjanjian Pembatasan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Limitation
Talks/SALT I) ditandatangani oleh Richard Nixon, Presiden AS dan Leonid
Brezhnev, Sekjen Partai Komunis Uni Soviet pada 26 Mei 1972. Pertemuan kedua
pemimpin negara adidaya itu menyepakati untuk:
1.) pembatasan terhadap sistem pertahanan antipeluru kendali (Anti-Balistic
Missile/ABM);
2.) pembatasan senjata-senjata ofensif strategis, seperti Inter-Continental Ballistic
Missile (ICBM) dan Sea-Launched Ballistic Missile (SLBM).
c. Perjanjian Pengurangan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Reduction Treaty/
START) yang ilakukan oleh AS dan Uni Soviet pada 1982. Perjanjian ini berisi
kesepakatan kedua negara tersebut akan memusnahkan persenjataan nuklir yang
dapat mencapai sasaran jarak menengah.
d. Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone
(SEANWFZ) yakni kesepakatan antara anggota ASEAN yang ditandatangani pada 15 Desember
1995 di Bangkok, Thailand. Kesepakatan ini menegaskan negara ASEAN tidak mengembangkan
atau pun membeli senjata nuklir. SEANWFZ merupakan tindak lanjut dari ASEAN Zone of Peace,
Freedom, and Neutrality (ZOPFAN) yang dideklarasikan pada 27 November 1971 di Kuala
Lumpur, Malaysia.

6. Krisis Nuklir Kuba


Krisis Rudal Kuba terjadi pada 14-28 Oktober 1962 antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet. Krisis Rudal Kuba hampir membawa dunia ke dalam Perang Nuklir.

Krisis Rudal Kuba dilatarblakangi oleh hal-hal berikut.


a. Kuba di bawah rezim Fidel Castro menjadi negara komunis. Hal ini merupakan
ancaman komunis bagi AS.

19
b. AS mensponsori Invasi Teluk Babi yang dilakukan oleh orang-orang Kuba yang anti
dengan pemerintahan Fidel Castro. Dukungan AS dalam Invasi Teluk Babi
menimbulkan kemarahan rakyat Kuba.

Sebab khusus Krisis Rudal Kuba adalah Uni Soviet menawarkan bantuan ekonomi
kepada Kuba asal Kuba bersedia mengizinkan Uni Soviet membangun pangkalan
militer dan menempatkan rudalnya di Kuba.

Setelah kesepakatan antara Kuba dan Uni Soviet mengenai bantuan ekonomi dan
pembangunan pangkalan militer Uni Soviet di Kuba, kapal-kapal Uni Soviet mulai
berdatangan ke Kuba. Peningkatan kedatangan kapal-kapal Uni Soviet ke Kuba
menyebabkan kecurigaan AS. AS khawatir jika kapal-kapal Uni Soviet membawa senjata
baru ke Kuba. Kecurigaan AS terbukti dengan adanya foto-foto penempatan rudal Uni
Soviet di Kuba yang diambil melalui pesawat mata-mata AS yaitu Pesawat U-2 pada 14
Oktober 1962.
Menanggapi tindakan Uni Soviet, maka Presiden Kennedy dan Executive
Committee of the National Security Council (EXCOMM). Pada awalnya Anggota
EXCOMM menyarankan serangan besar-besaran ke Kuba. Namun, setelah melalui rapat
lanjutan, Presiden Kennedy dan anggota EXCOMM sepakat melakukan karantina Laut di
Kuba. Karantina Laut yang dimaksud adalah AS mengirimkan kapal-kapal perangnya di
Laut untuk mengelilingi Kuba.

Tujuan Karantina Laut Kuba oleh AS adalah untuk menghentikan pengiriman material
dari Uni Soviet yang digunakan untuk membangun instalasi rudal di Kuba, termasuk
mencegah masuknya rudal Uni Soviet ke Kuba.

Karantina Laut Kuba dimulai pada 24 Oktober 1962. Pemimpin Kuba, Fidel Castro,
menganggap Karantina Laut oleh AS adalah ancaman perang. Oleh sebab itu, Fidel Castro
meminta Uni Soviet agar melakukan serangan pendahuluan ke AS dan Fidel Castro juga
memerintahkan senjata antipesawat Kuba untuk menambak jatuh pesawat AS yang terlihat.
Namun, Uni Soviet menolak permintaan Fidel Castro.
Ketegangan AS dan Uni Soviet yang semakin meningkat pada Krisis Rudal Kuba
menyebabkan dunia di ambang Perang Nuklir. Berbagai tuntutan dari penduduk dunia agar
AS dan Uni Soviet mengadakan perundingan untuk menyelesaikan masalah ini. AS dan Uni
Soviet setuju untuk bertemu dan membahas penghentian Krisis Rudal Kuba. Pada 28
Oktober 1962, Kruschev menyatakan Uni Soviet memindahkan rudalnya dari Kuba dengan
syarat AS tidak akan menyerang Kuba. Dampak dari Krisis Rudal Kuba, antara lain sebagai
berikut.

20
a. Uni Soviet menarik rudal-radalnya dari Kuba.
b. AS menarik rudal-rudalnya dari Turki dan Italia.
c. Posisi Fidel Castro semakin menguat di penduduk Kuba.
d. Hubungan antara Kuba dan Uni Soviet mengalami keretakan karena Kuba tidak
diikutsertakan dalam perundingan antara AS dan Uni Soviet.
e. Diadakannya sambungan langsung antara Moskow dan Washington. Tujuannya
adalah untuk memudahkan para pemimpin dari kedua negara dalam Perang Dingin
berkomunikasi secara langsung untuk menyelesaikan krisis serupa di masa yang
akan datang.

D. Akhir Perang Dingin


1. Reformasi Gorbachev
Setelah Nikita Kruschev mundur sebagai pimpinan Partai Komunis Uni Soviet pada 1964,
penggantinya adalah Leonid Breznev. Pada masa Leonid Breznev, kondisi ekonomi dan politik
Uni Soviet mengalami penurunan tajam. Penurunan tingkat kesejahteraan penduduk Uni Soviet
diakibatkan korupsi dan buruknya pemerintahan Uni Soviet. Hal ini menyebabkan kepercayaan
masyarakat Uni Soviet terhadap pemerintah menurun.
Setelah Breznev wafat pada 1982, pengantinya langsung dipilih oleh para pejabat
tinggi partai dan memilih ruri Andropov sebagai pengganti Breznev, namun Andropov
wafat pada 1984. Pengganti Andropov adalah Konstantin Chernenko yang kemudian
wafat pada 1985.

Pada 11 Maret 1985 Majelis Tinggi Uni Soviet memilih Mikhail Gorbachev sebagai
Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet. Gorbachev berusaha melakukan
beberapa kebijakan untuk memulihkan kondisi politik dan ekonomi Uni Soviet.
Kebijakan ini kemudian dianggap sebagai Reformasi Gorbachev.

Beberapa kebijakan reformasi Gorbachev adalah sebagai berikut.


a. Glasnost (keterbukaan)
Kebijakan Glasnost menyebabkan Uni Soviet membuka diri dari pergaulan
internasional dan memperluas partisipasi masyarakat dalam negara. Selain itu,
kebijakan Glasnost menyebabkan kebebasan berbicara di Uni Soviet lebih besar,
sensor terhadap pers mengendur, dan ribuan tahanan politik dan banyak
dibebaskan.

21
Tujuan utama Gorbachev memberlakukan Glasnost adalah menekan kaum
konservatif yang menentang kebijakan-kebijakan restrukturisasi ekonominya,
Gorbachev juga berharap melalui keterbukaan, debat dan partisipasi, rakyat Uni
Soviet akan mendukung kebijakan pembaruannya.

b. Perestroika (Restukturisasi)
Perestroika bermaksud menata kembali berbagai kebijakan Uni Soviet pada semua
bidang. Perestroika ditujukan untuk memperbaiki struktur pemerintahan dan
masyarakat Uni Soviet untuk memperkuat Uni Soviet.

Tujuan akhir Perestroika adalah memperbaiki masyarakat Uni Soviet secara


politik, ekonomi, dan moral.

c. Demokratizatsiya (Demokratisasi)
Kebijakan yang memperlakukan semua warga negara sama dalam hal menyampaikan
gagasan atau pandangan terhadap semua kebijakan pemerintahan.

SUPER "Solusi Quipper"

Ingatlah kalimat berikut ini untuk memudahkan mengingat 3 kebijakan Gorbachev


Peres merestrukturisasi demo membuka glas

Dampak dari kebijakan reformasi Gorbachev adalah sebagai berikut.


a. Munculnya kelompok politik di Uni Soviet.
1.) Kelompok moderat, yakni kelompok yang menyetujui reformasi tetapi tetap
menjalankan komunisme yang disempurnakan.
2.) Kelompok konservatif, yakni kelompok yang menentang reformasi dan ingin
mempertahankan komunisme.
3.) Kelompok radikal, yakni kelompok yang mendukung reformasi, tetapi ingin
meninggalkan komunisme.
b. Pers Uni Soviet semakin bebas sehingga Pers Uni Soviet dapat melancarkan
kritikan terhadap kebijakan Uni Soviet sejak masa Stalin.
c. Perbaikan hubungan antara Uni Soviet dan AS.
d. Peran komunis semakin mengecil di pemerintahan Uni Soviet.

22
e. Kebijakan Glasnost menyebabkan munculnya gelombang pemberontakan yang
menuntut pemerintahan demokratis di Eropa Timur.

2. Revolusi 1989
Revolusi 1989 dimulai pada 9 Maret 1989 – 27 April 1992. Revolusi 1989 dianggap sebagai
revolusi Eropa Timur yang menyebabkan kejatuhan komunis di Eropa Timur.

Revolusi 1989 terjadi karena adanya reformasi Gorbachev melalui kebijakan Glasnost,
Perestroika, dan Demokratizatsiya yang menyebabkan melemahnya pengaruh komunis sementara
itu pengaruh demokrasi di Eropa Timur menguat. Revolusi 1989 dimulai di Polandia kemudian
menyebar ke Hungaria, Jerman Timur, Bulgaria, Cekoslowakia, dan Rumania. Dalam gelombang
Revolusi 1989 hampir tidak menggunakan kekerasan, sebagian besar hanya menggunakan
demonstrasi untuk menuntut pemerintahan yang demokratis. Di Jerman Timur, pada 9 November
1989 diumumkan penduduk Jerman Timur dapat bepergian ke Jerman Barat dan Berlin Barat.
Namun, Revolusi di Rumania terjadi melalui jalan kekerasan yang berakibat Presiden
Rumania Nicolae Ceauşescu dan istrinya dihukum mati pada Desember 1989. Revolusi 1989
menyebar juga keluar Eropa, tetapi tidak semuanya berhasil seperti di Tiongkok di mana
Demontrasi Tiananmen gagal mengubah pemerintahan Tiongkok. Dampak dari Revolusi
1989 secara umum adalah sebagai berikut.
a. Jatuhnya kekuasaan komunis di Eropa Timur.
b. Menguatnya pengaruh demokrasi di Eropa Timur sehingga menyebabkan Revolusi di
negara-negara Eropa Timur, reuni kasi Jerman dan runtuhnya Uni Soviet.

Setelah Revolusi 1989, negara-negara Eropa Timur banyak yang terpecah seperti
pecahnya Uni Soviet, Yugoslavia, Serbia, dan Cekoslowakia. Revolusi 1989 dianggap
sebagai salah satu peristiwa yang menandai berakhirnya Perang Dingin.

3. Pecahnya Uni Soviet


Reformasi Gorbachev yang sebenarnya ditujukan untuk memajukan Uni Soviet justru
menjadi penyebab runtuhnya Uni Soviet. Kebijakan yang digagas Gorbachev malah
menimbulkan tuntutan kemerdekaan dari negara bagian Uni Soviet. Adapun secara rinci
penyebab runtuhnya Uni Soviet sebagai berikut.
a. Komunisme tidak memiliki kelenturan dalam menghadapi perubahan jaman.
b. Kebijakan Perestroika dan Glasnost bertentangan dengan ideologi komunis yang
mengutamakan kontrol penuh dari negara.

23
c. Menjalankan sistem pasar bebas di Uni Soviet yang bertentangan dengan ideologi
komunis.
d. Mengusulkan adanya multipartai dan dihapuskannya monopoli Partai Komunis Uni
Soviet.
e. Membiarkan negara-negara Eropa Timur mengganti kekuasaan partai komunis
dengan pemerintahan demokrasi.
f. Komunisme lebih mengandalkan kekuatan kaum buruh dan petani, namun baik
kaum buruh dan petani lebih memihak kapitalisme yang mengakui adanya hak milik
individu.

Akibatnya, muncul ketidakpuasan di dalam pemerintahan Uni Soviet. Hal ini terlihat
dari percobaan Kudeta yang dipimpin Wakil Presiden Gennadi Yanayev pada 19
Agustus 1991 untuk menurunkan Gorbachev. Kudeta ini berhasil digagalkan oleh Boris
Yeltsin, pemimpin kaum radikal. Kudeta ini berhasil mengangkat nama Boris Yeltsin,
sebaliknya Gorbachev makin tidak mampu menghadapi permasalahan dalam negeri Uni
Soviet. Akhirnya, pada 24 Agustus 1991, Gorbachev mengundurkan diri sebagai Sekjen
Partai Komunis Uni Soviet sekaligus mengeluarkan dekrit pembubaran Partai Komunis
Uni Soviet.

Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 18 Desember 1991.

Negara-negara bekas Uni Soviet mengikat diri dalam organisasi Commonwealth of


Independent States (CIS) di bawah pimpinan Rusia yang dipimpin oleh Boris Yeltsin.
Dampak pembubaran Uni Soviet sebagai berikut.
a. Berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat (AS) dengan Blok Timur (Uni Soviet).
b. Berkurangnya kekhawatiran dunia terhadap ancaman Perang Nuklir akibat
persaingan AS dan Uni Soviet.
c. Amerika Serikat tampil sebagai satu-satunya negara Adidaya.
d. Tumbangnya kekuatan komunis di Eropa Timur.

24

Anda mungkin juga menyukai