XII
SEJARAH
PERANG DINGIN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami latar belakang Perang Dingin.
2. Memahami awal Perang Dingin.
3. Memahami era Perang Dingin.
4. Memahami akhir Perang Dingin.
b. Pertentangan ideologi
Latar belakang berikutnya adalah penyebaran ideologi komunis dari Uni Soviet dan
ideologi liberal dari AS. Kedua ideologi ini saling bertentangan karena ideologi komunis
menginginkan kesejahteraan bersama sehingga dibutuhkan kontrol negara untuk
mengaturnya. Ideologi liberal dari AS menginginkan kebebasan individu sehingga tiap-
tiap individu dapat berkembang sejauh mana usaha dan modal yang dimiliki. Munculnya
negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II berdampak pada munculnya
dua kelompok negara di dunia, yaitu negara maju dan negara berkembang. Kemunculan
negara-negara berkembang menjadi lahan subur bagi Uni Soviet dan AS untuk
menanamkan pengaruhnya.
2
c. Pembentukan Pakta Pertahanan
Dalam memperkuat pertahanan Uni Soviet dan AS, setiap negara membuat sistem
aliansi. Secara garis besar negara-negara yang dekat dengan Uni Soviet disebut
sebagai Blok Timur dan negara-negara yang dekat dengan AS disebut Blok Barat.
Beberapa organisasi yang merupakan sistem aliansi Uni Soviet dan AS antara lain
sebagai berikut.
1.) Aliansi negara-negara komunis atau Blok Timur, yaitu sebagai berikut.
• Cominform (The Communist Information Bureau) sebagai Biro informasi dan
komunikasi partai komunis di dunia yang dibentuk pada 1947.
• Pakta Warsawa merupakan organisasi pertahanan negara-negara
komunis yang dibentuk pada 1955.
2.) Aliansi negara-negara liberal atau Blok Barat, yaitu sebagai berikut.
• North Antlantik Treaty Organization (NATO) merupakan organisasi
pertahanan negara-negara Atlantik Utara dengan tujuan menahan
pengaruh komunis di Eropa yang dibentuk pada 1947.
• South East Asia Treaty Organization (SEATO) merupakan organisasi
pertahanan di Asia Tenggara untuk membendung pengaruh komunis di
Asia Tenggara. SEATO dibentuk pada 1954.
• Autralia, New Zeland, United State (ANZUS) merupakan organisasi
pertahanan terhadap pengaruh komunis di Australia dan Selandia Baru
yang dibentuk pada 1951.
• Central East Treaty Organization (CENTO) merupakan organisasi
pertahanan terhadap pengaruh komunis di Timur Tengah. CENTO dikenal
juga sebagai METO atau Pakta Baghdad yang dibentuk 1955 dan
dibubarkan pada 1979.
d. Perlombaan senjata
AS dan Uni Soviet berlomba untuk memperkuat pertahanan negerinya dengan
mengembangkan persenjataan yang dimiliki. Kedua negara tersebut berlomba-
lomba untuk menciptakan senjata nuklir sehingga dunia diliputi ancaman perang
nuklir akibat perlombaan senjata antara AS dan Uni Soviet.
3
penggalian informasi mengenai lawan-lawan AS dan Uni Soviet. Organisasi intelijen
yang terkenal adalah sebagai berikut.
1.) AS memiliki Central Intelligence Agency (CIA).
2.) Uni Soviet memiliki Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti (KGB).
Revolusi Oktober Merah menyebabkan kekuasaan Rusia jatuh ke tangan komunis dan
di kemudian hari Rusia berganti menjadi Uni Soviet.
Dampak dari Revolusi Oktober Merah terhadap Rusia adalah sebagai berikut.
a. Rusia diubah menjadi Uni Soviet pada 1922 dan menandakan kemenangan bagi
revolusi kaum komunis.
b. Penghapusan perjanjian kerja sama antara Amerika Serikat dengan Tsar Nikolas II.
c. Komunis muncul menjadi lawan kuat bagi liberalisme. Hal ini terlihat dari kebijakan
pembangunan komunis yang mengambil alih semua aset pribadi dan asing menjadi
milik negara.
d. Pihak liberal seperti Amerika, Inggris, Jepang, dan Prancis membantu perlawanan “tentara
putih” yang merupakan kaum nasionalis Rusia terhadap kelompok komunis
4
Bolshevik dengan tentara merahnya. Hal ini menunjukkan pembentukan negara
komunis dianggap sebagai lawan oleh pihak liberal.
Revolusi Oktober Merah menyebabkan kekuasaan Rusia jatuh ke tangan komunis dan
di kemudian hari Rusia berganti menjadi Uni Soviet.
Namun, perjanjian ini berlaku hingga 22 Juni 1941 ketika Nazi-Jerman melancarkan
serangan ke Uni Soviet dengan tujuan menguasai seluruh daratan Eropa sebagai bagian
dari politik Lebernsaum. Penyerangan Nazi-Jerman ke Uni Soviet mengalami kegagalan
sehingga posisi Nazi-Jerman dalam Perang Dunia II terdesak di Front Barat. Nazi
Jerman masih menghadapi serbuan Sekutu dan di Front Timur, Nazi Jerman berusaha
menahan serangan Uni Soviet. Hal ini menyebabkan satu per satu wilayah Nazi-Jerman
jatuh ke tangan lawan-lawannya.
Di sisi lain, Berlin sendiri jatuh ke tangan Uni Soviet pada 2 Mei 1945. Nazi Jerman
menyerah pada tanggal 8 Mei 1945. Kekalahan Nazi-Jerman dalam Perang Dunia II
menyebabkan kon ik baru muncul antara Sekutu dan Uni Soviet terutama saat pembagian
pendudukan Jerman dalam perjanjian Postdam pada 17 Juli-2 Agustus 1945.
5. Pasca-Perang Dunia II
Kekalahan Jerman menimbulkan beberapa permasalahan di kemudian hari yang lebih
dikenal dengan nama Perang Dingin. Setelah Perang Dunia II terdapat beberapa usaha
kesepakatan untuk menata kembali Eropa setelah Perang Dunia II. Beberapa usaha
kesepakatan tersebut terlihat dari konferensi-konferensi berikut.
a. Konferensi Yalta yang diadakan antara 4 - 11 Februari 1945 yang isinya sebagai
berikut.
1.) Rencana penyerahan tanpa syarat Jerman dan Pendudukan Jerman akan
dikuasai Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet.
2.) Rencana konferensi pembentukan PBB di San Fransisco pada 25 April 1945.
5
3.) Rencana Uni Soviet mengumumkan perang terhadap Jepang setelah
kekalahan Jerman dengan kompensasi pemberian wilayah Sakhalin Selatan,
Kepulauan Kuril, serta pengembalian Potr Arthur dan Dairen kepada Uni
Soviet. Sementara itu, jalan kereta api di Manchuria akan dikuasai bersama
oleh Cina dan Uni Soviet.
2. Rencana Marshall
Setelah Perang Dunia II, Presiden AS Harry S. Truman mengeluarkan kebijakan Doktrin
Truman yang dikeluarkan pada 12 Maret 1947.
Doktrin Truman berisi tentang kebijakan Amerika Serikat untuk mendukung masyarakat
bebas yang melawan mencoba penaklukan oleh minoritas bersenjata atau oleh
tekanan luar.
Tindakan AS dalam Doktrin Truman terlihat dalam dukungan terhadap Yunani dan Turki
dengan bantuan ekonomi dan militer untuk mencegah mereka jatuh ke dalam
7
pengaruh komunis. Penerapan Doktrin Truman terlihat dengan adanya kebijakan
Rencana Marshall, yaitu bantuan yang diusulkan oleh George Marshall, menteri luar
negeri pada masa kekuasaan Presiden Truman kepada negara-negara sekutu AS di
Eropa untuk membangun negaranya.
Rencana Marshall berlaku sejak 1947-1951 yang berisi tentang kebijakan Amerika
Serikat untuk memberikan bantuan ekonomi dan militer untuk membangun kembali
wilayah Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II.
3. Blokade Berlin
Blokade Berlin yang terjadi sejak 24 Juni 1948 – 12 Mei 1949 adalah salah satu krisis
internasional pertama pada Perang Dingin dan merupakan krisis besar pertama yang
menghasilkan korban. Setelah Perang Dunia II, Berlin terdiri dari empat kekuasaaan,
yaitu Uni Soviet berkuasa di Berlin Timur. Adapun latar belakang blokade Berlin adalah
sebagai berikut.
a. Reformasi ekonomi dan ditetapkannya Deutsche Mark sebagai valuta baru di
Jerman Barat oleh Sekutu.
b. Pemutusan hubungan rel, air, dan jalan darat ke Berlin oleh Uni Soviet sebagai aksi
reformasi ekonomi oleh Sekutu.
Tujuan Blokade Berlin oleh Uni Soviet adalah untuk menjaga kawasan Berlin tengah
dan timur dari pengaruh Sekutu.
Akibatnya, blokade Uni Soviet terhadap Berlin menyebabkan penduduk Berlin terancam
kelaparan. Untuk menanggulanginya, Sekutu membuat jembatan udara ke
8
Berlin yang membawa pasokan bahan kebutuhan pokok bagi penduduk Berlin. Pada
musim semi 1949, jembatan udara Sekutu mencapai hasil yang memuaskan yang
ditandai dengan Sekutu mengangkut lebih banyak kargo bahan pokok daripada yang
dibawa menggunakan kereta api ke Berlin sebelum blokade.
Bukti Sekutu pernah membantu Berlin Barat adalah di wilayah Berlin Barat terdapat
tiga bandar udara di tiap sektor Sekutu Barat, yaitu Tegel di Sektor Prancis, Gatow di
Sektor Britania, dan Tempelhof di Sektor Amerika Serikat.
4. Terbentuknya NATO
North Atlantic Treaty Organization (NATO) merupakan organisasi pertahanan di
negara-negara Atlantik Utara.
NATO dibentuk setelah ditandatangani Persetujuan Atlantik Utara pada 4 April 1949, di
Washington, DC, Amerika Serikat. Markas besar NATO terletak di Brussel, Belgia. Negara-negara
pendiri NATO adalah Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Britania Raya, Denmark, Italia, Islandia,
Kanada, Luksemburg, Norwegia, Prancis, dan Portugal.
Tujuan pembentukan NATO adalah membendung pengaruh komunis di negara-
negara Eropa Barat setelah Perang Dunia II. Selain itu, tujuan lain terbentuknya NATO
adalah sebagai berikut.
a. Menyelesaikan sengketa secara damai.
b. Menghapuskan sengketa politik ekonomi internasional.
c. Menghindarkan penggunaan kekerasan dan ancaman militer dalam hubungan
internasional.
d. Saling membantu dan membela negara yang tergabung dalam anggota NATO yang
memperoleh serangan dari negara lain karena menyerang satu negara anggota
NATO seolah-olah menyerang seluruh anggota NATO dan NATO itu sendiri. Hal ini
tercantum dalam Pasal V Persetujuan Atlantik Utara.
9
Pasal V baru digunakan pertama kali pada 12 September 2001 sebagai balasan
terhadap serangan teroris pada 11 September 2001 yang menghantam gedung WTC
dan Pentagon, AS.
Sekretaris Jenderal NATO adalah Jens Stoltenberg dari Norwegia dengan anggota
berjumlah 28 negara termasuk 12 negara pendiri dengan rincian sebagai berikut.
a. Negara yang bergabung pada masa Perang Dingin
1.) Yunani pada 1952.
2.) Turki pada 1952.
3.) Jerman Barat pada 1955.
4.) Spanyol pada 1982.
b. Negara eks-Blok Timur yang bergabung setelah Perang Dingin
1.) Jerman Timur pada 1990.
2.) Ceko pada 1999.
3.) Polandia pada 1999.
4.) Hungaria pada 1999.
5.) Bulgaria pada 2004.
6.) Estonia pada 2004.
7.) Latvia pada 2004.
8.) Lituania pada 2004.
9.) Rumania pada 2004.
10.) Slowakia pada 2004.
11.) Slovenia pada 2004.
12.) Albania pada 2009.
13.) Kroasia pada 2009.
10
Pemimpin kaum nasionalis dari KMT adalah Chiang Kai Sek dan pemimpin kaum
Komunis dari PKT adalah Mao Zedong.
Perang Saudara di Tiongkok berakhir pada 1950, namun kon ik antara RRT dan Taiwan
masih terus berlangsung. Hal ini dapat terjadi karena penghentian perang tidak melalui
gencatan senjata ataupun perjanjian damai. Kon ik antara RRT dan Taiwan pada saat ini
masih terlihat pada kon ik diplomasi dan ekonomi. Pada pergaulan internasional kedua
negara ini berpegang teguh dalam kebijakan Satu Tiongkok. Artinya, sebuah negara apabila
ingin membuka hubungan kerja sama dengan Tiongkok harus memilih kerja sama dengan
RRT atau dengan Taiwan.
Selain itu, kon ik diplomatik terjadi dengan adanya saling klaim wilayah Tiongkok
daratan. Namun, hingga saat ini Taiwan masih memperjuangkan status politiknya sebab
untuk memperoleh pengakuan secara de jure agak sulit karena Taiwan hanya menjalin
hubungan dengan 25 negara. Di samping itu, kedudukan Tiongkok di PBB juga diwakili
oleh RRT.
Pihak RRT pun masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan terus
mengancam Republik Tiongkok dengan invasi militer apabila Republik Tiongkok secara resmi
mendeklarasikan kemerdekaan dan mendapatkan pengakuan internasional.
6. Pecahnya Korea
Pecahnya Korea diawali dengan Perang Korea antara Korea Utara dan Korea Selatan
yang terjadi sejak 25 Juni 1950 - 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut perang yang
dimandatkan atau proxy war. Istilah ini digunakan karena Perang Korea merupakan
pertempuran ideologis antara Amerika Serikat bersama Sekutunya dengan Republik
Rakyat Tiongkok yang bekerja sama dengan Uni Soviet. Adapun latar belakang Perang
Korea adalah sebagai berikut.
11
a. Pembagian Korea antara Uni Soviet dan AS yang berdasarkan pada Perjanjian Postdam
pada 1945, Korea dipisahkan oleh Garis 38°. Lintang Utara dengan rincian:
1.) sebelah utara di bawah kekuasaan Uni Soviet;
2.) sebelah selatan di bawah kekuasaan AS.
Adanya garis 38° Lintang Utara menyebabkan cita-cita kemerdekaan Korea
terhambat.
Pada awalnya Garis 38° Lintang Utara dianggap sebagai batas wilayah untuk
menerima tawanan-tawanan Jepang pasca-Perang Pasi k. Namun, pada akhirnya
menjadi garis pemisah antara pertahanan Uni Soviet dan AS.
Adapun tugas dari United Nations Temporary Commission on Korea antara lain
sebagai berikut.
1.) Mengadakan pengawasan keberlangsungan pemilihan umum.
2.) Mengadakan pembicaraan dengan para wakil rakyat hasil pemilihan umum
untuk merundingkan masalah kemerdekaan Korea.
Hal ini tidak disetujui Uni Soviet dengan menganggap AS telah mendominasi
PBB. Oleh sebab itu, akhirnya masing-masing Uni Soviet dan AS membentuk
pemerintahan di Korea sebagai berikut.
1.) Pada 15 Agustus 1948 AS membentuk Republik Korea atau Korea Selatan
dengan Syngman Rhee sebagai Presiden.
2.) Pada 9 September 1948 Uni Soviet membentuk Republik Demokrasi Rakyat
Korea atau Korea Utara dengan Kim II sung sebagai Presiden.
12
tidak diakui oleh PBB. Kemarahan ini juga ditujukan kepada Korea Selatan dan AS.
Di sisi lain, Uni Soviet pun mendukung Korea Utara untuk mendapatkan haknya
bahkan dengan jalan peperangan.
Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950 - 27 Juli 1953. Pada awalnya Korea Utara berhasil
merebut Seoul pada 28 Juni 1950. Hal ini menandakan Korea Utara telah berhasil menduduki
sebagian besar wilayah Korea Selatan. AS berusaha menghentikan serangan Korea Utara melalui
dukungan PBB dengan memberikan bantuan militer kepada Korea Selatan di bawah pimpinan
Jenderal MacArthur. Pada 5 Juli 1950 terjadi pertempuran pertama antara AS dengan Korea
Utara, namun berhasil dimenangkan oleh Korea Utara sehingga kekuatan AS dan Korea Selatan
hanya di Kota Pusan.
Pada September 1950, AS dan Korea Selatan berhasil mengungguli Korea Utara dalam
pertempuran Icheon. Kemenangan pasukan AS dalam pertempuran Icheon menyebabkan AS dan
Korea Selatan mampu mengadakan serangan balasan kepada Korea Utara. Pada 26 September
1950, Seoul berhasil direbut pasukan AS dan Korea Selatan. Selanjutnya, upaya serangan balik
berhasil mengusir pasukan Korea Utara hingga melewai garis 38° Lintang Utara dan mendekati
Sungai Yalu yang berbatasan dengan RRT.
Namun, Korea Utara melakukan perlawanan dengan bantuan dari RRT sehingga
berhasil mengusir pasukan AS dan Korea Selatan dari wilayah Korea Utara. Kemudian
masing-masing pihak membuat pertahanan di garis 38° Lintang Utara. Upaya
penyelesaian perang dilakukan sejak Juni 1951. Akan tetapi, hingga 1953 tidak pernah
mencapai kesepakatan. Kesepakatan gencatan senjata baru dicapai pada 27 Juni 1953.
Wilayah Korea Utara dan Korea Selatan dipisahkan oleh garis 38° Lintang Utara sebagai
zona demiliterisasi.
Pakta Warsawa adalah pakta pertahanan yang dibentuk oleh negara-negara Blok
Timur untuk menandingi NATO dalam Perang Dingin.
Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev dari Uni Soviet pada 1955 dan
ditandatangani di Warsawa, Polandia pada 14 Mei 1955.
13
Negara-negara anggota Pakta Warsawa adalah:
a. Uni Soviet
b. Bulgaria
c. Rumania
d. Jerman Timur
e. Hungaria
f. Polandia
g. Cekoslowakia
h. Albania (keluar pada tahun 1968)
14
lagi perjanjian persahabatan dengan Uni Soviet. Dampak dari perpecahan Uni Soviet
dan Tiongkok adalah sebagai berikut.
a. Terjadinya perpecahan gerakan komunis internasional.
b. Pengaruh Tiongkok menyebabkan Albania keluar dari Pakta Warsawa pada 1968.
c. Kedekatan hubungan antara Tiongkok dengan AS seiring dengan memburuknya
hubungan AS dengan Uni Soviet akibat Krisis Kuba.
Perpecahan Uni Soviet dan Tiongkok dikatakan berakhir setelah runtuhnya Uni Soviet.
Upaya normalisasi hubungan Tiongkok dengan Uni Soviet dilanjutkan oleh Rusia sebagai penerus
Uni Soviet. Adapun tujuan normalisasi ini adalah diharapkan mampu menampung kepentingan
kedua negara dalam menanggapi isu-isu internasional, termasuk tataran dunia baru, stabilitas
global, tantangan, dan ancaman baru.
3. Perang Vietnam
Perang Vietnam disebut juga dengan Perang Indochina Kedua. Perang Vietnam adalah sebuah
perang yang terjadi antara 1953 - 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang
Dingin antara dua kubu idiologi besar, yakni komunis dan liberal.
15
b. Usaha Prancis untuk kembali menguasai Vietnam setelah Perang Dunia II. Usaha
Prancis mengalami kegagalan setelah Prancis kalah dalam pertempuran di Dien Bien
Phu menyebabkan Prancis mengajukan penjanjian damai.
c. Perjanjian Damai di Jenewa atau Perjanjian Jenewa menyatakan adanya
pemisahan Vietnam dengan rincian:
1.) Vietnam Utara dipimpin Ho Chi Minh yang didukung kaum Komunis;
2.) Vietnam Selatan dipimpin oleh Kaisar Bao Dai yang didukung oleh negara-
negara Barat seperti AS.
d. Bantuan Vietnam Utara tehadap pemberontak Vietnam Selatan.
16
Kemudian dibentuk Komisi Pengawas Gencatan Senjata di Vietnam yang
beranggotakan Polandia, Indonesia, Hongaria, dan Kanada. Namun, pertempuran tetap
berlanjut hingga sebagian besar wilayah Vietnam Selatan jatuh ke tangan komunis. Pada
30 April 1975, Vietnam Selatan menyerah kepada Vietnam Utara dan Vietkong. Dengan
demikian, Perang Vietnam yang berlangsung sejak 1953 berakhir dan Vietnam bersatu
menjadi negara komunis.
4. Perlombaan Angkasa
Perlombaan angkasa adalah kompetisi penjelajahan angkasa antara Uni Soviet dan
AS yang secara kasar berlangsung dari 1957 - 1975. Perlombaan ini meliputi usaha
untuk mengeksplorasi luar angkasa dengan satelit buatan, mengirim manusia ke
angkasa, dan mendaratkan mereka di Bulan.
Dalam rangka menunjukkan kekuatan negara, baik AS maupun Uni Soviet berusaha
menjelajah ruang angkasa sebagai wujud kemajuan teknologi masing-masing negara.
Penjelajahan ruang angkasa pertama kali dilakukan oleh Uni Soviet dengan mengirimkan
Pesawat tanpa awak Sputnik I pada 1957. Persaingan penjelajahan ruang angkasa
antara Uni Soviet dan AS terlihat dari tabel berikut.
17
No. Pesawat Uni Pesawat Tahun Keterangan
Soviet Amerika Serikat
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat kedua negara tersebut tidak mau kalah terhadap
perkembangan iptek lawannya. Selain itu, AS berusaha melakukan penyelidikan terhadap
planet-planet di sekitar Bumi untuk menunjukkan kemajuan iptek dan upaya membuka
rahasia ruang angkasa yang belum diketahui manusia. Perlombaan angkasa akhirnya
menjadi bagian penting dari persaingan budaya, teknologi, dan ideologi antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet selama Perang Dingin.
5. Perlombaan Senjata
Perlombaan senjata pada masa Perang Dingin cenderung ke arah pengembangan senjata nuklir.
Hal ini berakibat munculnya kekhawatiran di masyarakat dunia sebab jika sewaktu-waktu timbul
perang terbuka antara AS dan Uni Soviet akan menyebabkan dunia berada dalam Perang Nuklir
yang dampak kehancurannya melebihi Perang Dunia II.
Setelah AS menunjukkan kedahsyatan bom Atom pada Hiroshima dan Nagasaki
dalam Perang Dunia II, Uni Soviet segera mengadakan penelitian terhadap bom atom
dan pada 1949. Uni Soviet melakukan uji coba peledakan bom atom yang pertama. Hal
ini menimbulkan kecemasan AS karena Uni Soviet mampu mengejar ketertinggalannya
dalam jangka waktu yang cepat.
Oleh sebab itu pada 1950, Presiden Truman memerintahkan penelitian terhadap
bom hidrogen. Pada 1952, AS berhasil melakukan ujicoba peledakan bom hidrogen yang
pertama. Tak mau kalah, pada 1953 Uni Soviet pun berhasil melakukan pengujian
terhadap bom hidrogen.
18
Perkembangan senjata pemusnah massal makin meningkat dengan pengembangan bom
nuklir dalam bentuk peluru kendali (Rudal) yang bisa menjangkau antarbenua. Kemudian
dilanjutkan dengan pembangunan instalasi peluncuran rudal di AS dan Uni Soviet, bahkan di
negara-negara sekutu mereka. Perlombaan senjata nuklir dan Krisis Kuba yang hampir membawa
dunia pada perang nuklir menimbulkan kesadaran antara AS dan Uni Soviet untuk melakukan
détente atau peredaaan ketegangan Perang Dingin. Upaya untuk mewujudkan détente pada
periode 1968-1982 dilakukan beberapa cara berikut.
a. Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (Nonproliferation Treaty) dilaksanakan pada 1968
oleh negara Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet. Perjanjian ini berisi bahwa
Inggris, AS, dan Uni Soviet tidak akan menjual senjata nuklir atau memberikan
informasi kepada negara-negara nonnuklir.
b. Perjanjian Pembatasan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Limitation
Talks/SALT I) ditandatangani oleh Richard Nixon, Presiden AS dan Leonid
Brezhnev, Sekjen Partai Komunis Uni Soviet pada 26 Mei 1972. Pertemuan kedua
pemimpin negara adidaya itu menyepakati untuk:
1.) pembatasan terhadap sistem pertahanan antipeluru kendali (Anti-Balistic
Missile/ABM);
2.) pembatasan senjata-senjata ofensif strategis, seperti Inter-Continental Ballistic
Missile (ICBM) dan Sea-Launched Ballistic Missile (SLBM).
c. Perjanjian Pengurangan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Reduction Treaty/
START) yang ilakukan oleh AS dan Uni Soviet pada 1982. Perjanjian ini berisi
kesepakatan kedua negara tersebut akan memusnahkan persenjataan nuklir yang
dapat mencapai sasaran jarak menengah.
d. Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone
(SEANWFZ) yakni kesepakatan antara anggota ASEAN yang ditandatangani pada 15 Desember
1995 di Bangkok, Thailand. Kesepakatan ini menegaskan negara ASEAN tidak mengembangkan
atau pun membeli senjata nuklir. SEANWFZ merupakan tindak lanjut dari ASEAN Zone of Peace,
Freedom, and Neutrality (ZOPFAN) yang dideklarasikan pada 27 November 1971 di Kuala
Lumpur, Malaysia.
19
b. AS mensponsori Invasi Teluk Babi yang dilakukan oleh orang-orang Kuba yang anti
dengan pemerintahan Fidel Castro. Dukungan AS dalam Invasi Teluk Babi
menimbulkan kemarahan rakyat Kuba.
Sebab khusus Krisis Rudal Kuba adalah Uni Soviet menawarkan bantuan ekonomi
kepada Kuba asal Kuba bersedia mengizinkan Uni Soviet membangun pangkalan
militer dan menempatkan rudalnya di Kuba.
Setelah kesepakatan antara Kuba dan Uni Soviet mengenai bantuan ekonomi dan
pembangunan pangkalan militer Uni Soviet di Kuba, kapal-kapal Uni Soviet mulai
berdatangan ke Kuba. Peningkatan kedatangan kapal-kapal Uni Soviet ke Kuba
menyebabkan kecurigaan AS. AS khawatir jika kapal-kapal Uni Soviet membawa senjata
baru ke Kuba. Kecurigaan AS terbukti dengan adanya foto-foto penempatan rudal Uni
Soviet di Kuba yang diambil melalui pesawat mata-mata AS yaitu Pesawat U-2 pada 14
Oktober 1962.
Menanggapi tindakan Uni Soviet, maka Presiden Kennedy dan Executive
Committee of the National Security Council (EXCOMM). Pada awalnya Anggota
EXCOMM menyarankan serangan besar-besaran ke Kuba. Namun, setelah melalui rapat
lanjutan, Presiden Kennedy dan anggota EXCOMM sepakat melakukan karantina Laut di
Kuba. Karantina Laut yang dimaksud adalah AS mengirimkan kapal-kapal perangnya di
Laut untuk mengelilingi Kuba.
Tujuan Karantina Laut Kuba oleh AS adalah untuk menghentikan pengiriman material
dari Uni Soviet yang digunakan untuk membangun instalasi rudal di Kuba, termasuk
mencegah masuknya rudal Uni Soviet ke Kuba.
Karantina Laut Kuba dimulai pada 24 Oktober 1962. Pemimpin Kuba, Fidel Castro,
menganggap Karantina Laut oleh AS adalah ancaman perang. Oleh sebab itu, Fidel Castro
meminta Uni Soviet agar melakukan serangan pendahuluan ke AS dan Fidel Castro juga
memerintahkan senjata antipesawat Kuba untuk menambak jatuh pesawat AS yang terlihat.
Namun, Uni Soviet menolak permintaan Fidel Castro.
Ketegangan AS dan Uni Soviet yang semakin meningkat pada Krisis Rudal Kuba
menyebabkan dunia di ambang Perang Nuklir. Berbagai tuntutan dari penduduk dunia agar
AS dan Uni Soviet mengadakan perundingan untuk menyelesaikan masalah ini. AS dan Uni
Soviet setuju untuk bertemu dan membahas penghentian Krisis Rudal Kuba. Pada 28
Oktober 1962, Kruschev menyatakan Uni Soviet memindahkan rudalnya dari Kuba dengan
syarat AS tidak akan menyerang Kuba. Dampak dari Krisis Rudal Kuba, antara lain sebagai
berikut.
20
a. Uni Soviet menarik rudal-radalnya dari Kuba.
b. AS menarik rudal-rudalnya dari Turki dan Italia.
c. Posisi Fidel Castro semakin menguat di penduduk Kuba.
d. Hubungan antara Kuba dan Uni Soviet mengalami keretakan karena Kuba tidak
diikutsertakan dalam perundingan antara AS dan Uni Soviet.
e. Diadakannya sambungan langsung antara Moskow dan Washington. Tujuannya
adalah untuk memudahkan para pemimpin dari kedua negara dalam Perang Dingin
berkomunikasi secara langsung untuk menyelesaikan krisis serupa di masa yang
akan datang.
Pada 11 Maret 1985 Majelis Tinggi Uni Soviet memilih Mikhail Gorbachev sebagai
Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet. Gorbachev berusaha melakukan
beberapa kebijakan untuk memulihkan kondisi politik dan ekonomi Uni Soviet.
Kebijakan ini kemudian dianggap sebagai Reformasi Gorbachev.
21
Tujuan utama Gorbachev memberlakukan Glasnost adalah menekan kaum
konservatif yang menentang kebijakan-kebijakan restrukturisasi ekonominya,
Gorbachev juga berharap melalui keterbukaan, debat dan partisipasi, rakyat Uni
Soviet akan mendukung kebijakan pembaruannya.
b. Perestroika (Restukturisasi)
Perestroika bermaksud menata kembali berbagai kebijakan Uni Soviet pada semua
bidang. Perestroika ditujukan untuk memperbaiki struktur pemerintahan dan
masyarakat Uni Soviet untuk memperkuat Uni Soviet.
c. Demokratizatsiya (Demokratisasi)
Kebijakan yang memperlakukan semua warga negara sama dalam hal menyampaikan
gagasan atau pandangan terhadap semua kebijakan pemerintahan.
22
e. Kebijakan Glasnost menyebabkan munculnya gelombang pemberontakan yang
menuntut pemerintahan demokratis di Eropa Timur.
2. Revolusi 1989
Revolusi 1989 dimulai pada 9 Maret 1989 – 27 April 1992. Revolusi 1989 dianggap sebagai
revolusi Eropa Timur yang menyebabkan kejatuhan komunis di Eropa Timur.
Revolusi 1989 terjadi karena adanya reformasi Gorbachev melalui kebijakan Glasnost,
Perestroika, dan Demokratizatsiya yang menyebabkan melemahnya pengaruh komunis sementara
itu pengaruh demokrasi di Eropa Timur menguat. Revolusi 1989 dimulai di Polandia kemudian
menyebar ke Hungaria, Jerman Timur, Bulgaria, Cekoslowakia, dan Rumania. Dalam gelombang
Revolusi 1989 hampir tidak menggunakan kekerasan, sebagian besar hanya menggunakan
demonstrasi untuk menuntut pemerintahan yang demokratis. Di Jerman Timur, pada 9 November
1989 diumumkan penduduk Jerman Timur dapat bepergian ke Jerman Barat dan Berlin Barat.
Namun, Revolusi di Rumania terjadi melalui jalan kekerasan yang berakibat Presiden
Rumania Nicolae Ceauşescu dan istrinya dihukum mati pada Desember 1989. Revolusi 1989
menyebar juga keluar Eropa, tetapi tidak semuanya berhasil seperti di Tiongkok di mana
Demontrasi Tiananmen gagal mengubah pemerintahan Tiongkok. Dampak dari Revolusi
1989 secara umum adalah sebagai berikut.
a. Jatuhnya kekuasaan komunis di Eropa Timur.
b. Menguatnya pengaruh demokrasi di Eropa Timur sehingga menyebabkan Revolusi di
negara-negara Eropa Timur, reuni kasi Jerman dan runtuhnya Uni Soviet.
Setelah Revolusi 1989, negara-negara Eropa Timur banyak yang terpecah seperti
pecahnya Uni Soviet, Yugoslavia, Serbia, dan Cekoslowakia. Revolusi 1989 dianggap
sebagai salah satu peristiwa yang menandai berakhirnya Perang Dingin.
23
c. Menjalankan sistem pasar bebas di Uni Soviet yang bertentangan dengan ideologi
komunis.
d. Mengusulkan adanya multipartai dan dihapuskannya monopoli Partai Komunis Uni
Soviet.
e. Membiarkan negara-negara Eropa Timur mengganti kekuasaan partai komunis
dengan pemerintahan demokrasi.
f. Komunisme lebih mengandalkan kekuatan kaum buruh dan petani, namun baik
kaum buruh dan petani lebih memihak kapitalisme yang mengakui adanya hak milik
individu.
Akibatnya, muncul ketidakpuasan di dalam pemerintahan Uni Soviet. Hal ini terlihat
dari percobaan Kudeta yang dipimpin Wakil Presiden Gennadi Yanayev pada 19
Agustus 1991 untuk menurunkan Gorbachev. Kudeta ini berhasil digagalkan oleh Boris
Yeltsin, pemimpin kaum radikal. Kudeta ini berhasil mengangkat nama Boris Yeltsin,
sebaliknya Gorbachev makin tidak mampu menghadapi permasalahan dalam negeri Uni
Soviet. Akhirnya, pada 24 Agustus 1991, Gorbachev mengundurkan diri sebagai Sekjen
Partai Komunis Uni Soviet sekaligus mengeluarkan dekrit pembubaran Partai Komunis
Uni Soviet.
24