Perang dingin merupakan suatu keadaan yang terjadi pasca perang dunia II. Perang ini biasa disebut dengan
usaha menyebarkan dan memperkuat 2 (dua) faham besar yang menjadi penguasa pasca perang dunia II.
Penguasanya adalah Amerika Serikat (faham liberal) dan Uni Soviet (faham komunis). Hal ini dikarenakan
Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi pihak yang memenangkan Perang dunia II. Selain itu, wilayah kedua
negara ini tidak mengalami kehancuran parah pasca perang dunia II. Dengan begitu kedua negara memiliki
kekuataan lebih untuk membentuk kembali kekuatan yang berujung dengan adanya perang fisik dikemudian
hari. Perang ini disebut dengan Proxy War (perang dinegara lain akibat perluasan faham komunis dan liberal
seperti : Perang Vietnam, Perang Korea, Invasi Teluk Babi atau krisis rudal di Kuba, Pecahnya jerman, dll.)
Perang dingin menghasilkan berbagai macam pergolakan diberbagai belahan dunia, yaitu :
a. Eropa
Benua Eropa merupakan tempat awal terjadinya perang dingin dikarenakan pusat terjadinya Perang Dunia
II terjadi di Eropa. Diawali dengan dikeluarkannya perjanjian Postdam yang membagi Jerman menjadi 2
bagian yaitu Jerman Barat (Amerika Serikat, Inggris dan Perancis) dengan Jerman Timur (Uni Soviet).
Pembagian ini menyebabkan rakyat Jerman akhirnya harus berpisah dengan Tembok Berlin sebagai
pemisahnya. Pembagian ini tidak hanya membagi wilayah tetapi membawa kesengsaraan bagi rakyat
Jerman dikarenakan mereka harus berpisah dengan sanak saudara. Dengan dibagi duanya wilayah maka
Jerman Barat menggunakan sistem liberal dengan ibukotanya yaitu Bonn dan Jerman Timur dengan
ibukotanya yaitu Berlin.
Wilayah Eropa yang hancur akibat perang dunia II dimanfaatkan oleh AS dan USSR untuk memperluas
pengaruh mereka di Eropa. Cara yang paling mudah memperluas pengaruh faham di Eropa adalah
memberikan bantuan ekonomi kepada negara-negara di Eropa. Berikut adalah bentuk bantuan ekonomi
tersebut :
Amerika Serikat memberi banyak bantuan, salah satunya di Eropa adalah dikeluarkan bantuan
ekonomi yaitu Marshall Plan (bantuan ekonomi kepada negara-negara di wilayah Eropa barat
termasuk negara di wilayah Britania Raya-Inggris).
Amerika Serikat juga memberi bantuan kepada Yunani dan Turki. Hal ini dikarenakan Turki-
Yunani adalah pintu masuk Asia ke Eropa (Laut Tengah) dan termasuk negara Eropa yang miskin
sehingga paling mudah dipengaruhi faham komunis yang dikuasai oleh Uni Soviet. Selain itu
perbatasan Eropa Barat dan Timur berada di wilayah Yunani-Turki.
Uni Soviet juga tidak mau kalah dan melakukan bantuan ekonomi ke negara-negara Eropa Timur
dengan nama Molotov Plan. Negara di Eropa Timur rentan terhadap serangan faham liberal
dikarenakan wilayah ini telah hancur dalam perang dunia I dan membutuhkan dana untuk
membangun negara. Tetapi wilayah ini lebih mudah dimasuki faham komunis dikarenakan wilayah
ini termasuk kelompok negara miskin di Eropa dan memiliki rakyat yang banyak . Selain bantuan
ekonomi karena wilayah ini merupakan satu kesatuan USSR (terbentuk sejak Perang Dunia I) dan
merupakan satu bangsa yaitu Slavia maka dibentuknya kesatuan kekuatan ekonomi yaitu Comecon
(Comitern Economic).
b. Asia
Wilayah ini yang paling berdampak pada terjadinya perang dingin dikarenakan banyak negara-negara yang
pecah akibat perebutan faham. Perang dingin di Asia dimulai dengan dilaksanakannya Yalta Agreement
(Konfrensi Yalta) pasca Perang dunia II. Konfrensi ini menyebutkan Uni Soviet akan mendapatkan kembali
wilayahnya dari Jepang sejak kekalahannya pada tahun 1905. Wilayah tersebut adalah Manchuria dan
Korea, bahkan senjata Jepang harus diserahkan kepada Uni Soviet. Senjata tersebut akhirnya diserahkan
kepada negara Cina yang sesama komunis. Hal ini menyebabkan Cina semakin kuat militernya dan sebagai
balasannya komunis juga semakin kuat di Cina.
Kuatnya komunis di Cina menyebabkan semakin suburnya perkembangan komunis di kawasan Asia
Tenggara. Kekuatan komunis ini diperkuat dengan kemenangan pemimpin Partai Komunis Cina yaitu Mao
Tse Tung terhadap Chiang Kai Shek (Kuomintang-Cina Taiwan).
Selain itu Pergolakan terjadi juga di Korea, diawali dengan kembalinya Korea ke tangan Uni Soviet setelah
Yalta Agreement. Amerika Serikat tidak tinggal diam dengan memasuki wilayah Korea Selatan dan
menanamkan pengaruh liberalnya. Akhirnya terjadi perang saudara antara Korea Selatan dengan Korea
Utara yang disebut perang Korea. Vietnam merupakan wilayah di Asia yang paling parah merasakan
Perang Dingin. Diawali dengan Vietnam yang sedang berjuang merdeka dari negara Prancis. Pada saat itu
Prancis diambang kekalahan dari pasukan Vietnam yang disebut Vietminh. Amerika Serikat masuk dalam
kancah perang dengan memberikan bantuan militer kepada pihak Prancis. Hal ini dikarenakan pasukan
Vietminh mendapatkan dana kemiliteran dari Uni Soviet. Pasukan komunis dibawah Ho Chi Minh akhirnya
dapat menyatukan Vietnam dibawah bendera faham komunis.
c. Amerika
Krisis Rudal Kuba adalah sebuah krisis yang terjadi antara tahun 1962 yang terjadi sebagai akibat
dari Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Krisis ini terjadi setelah
terungkap fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori sebuah serangan ke Teluk Babi milik Kuba,
sebuah negara komunis di Laut Karibia. Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan
Uni Soviet, sebagai pemimpin komunis dunia, maupun rakyat Kuba sendiri.
Selain dengan cara ekonomi, AS dan USSR melancarkan serangan militer, tetapi terkadang tidak ikut ambil
bagian dalam berperang. Biasanya kedua negara ini hanya memberi bantuan militer kepada negara yang
sedang bersengketa. Berikut adalah cara-cara dalam memperluas faham-faham mereka, yaitu :
1. Perlombaan senjata nuklir
Nuklir merupakan senjata yang tercipta karena kebutuhan perang. Senjata ini mulai populer setelah
keberhasilan AS meratakan kota Hiroshima dan Nagasaki. AS dan USSR kemudian mengembangkan
senjata dengan daya ledak yang luar biasa. PBB sebagai badan perdamaian berusaha mengurangi jumlah
eksperimen nuklir dengan membentuk Atomic Energy Commision dan juga lembaga IAEA (Atom
internasional). Tetapi apa daya kedua negara yang bersengketa faham merupakan negara yang menjadi
Anggota tetap Dewan Keamanan dan memiliki hak veto (hak untuk bertanya kepada anggota yang lain).
Sehingga terkadang usaha PBB mengalami kegagalan.
2. Sistem aliansi
Untuk memperkuat kedudukan maka AS dan USSR membentuk berbagai macam pertemanan atau aliansi.
Hal ini untuk memperkuat faham liberal atau komunis diberbagai belahan didunia. Contoh dari politik
aliansi :
North Atlantic Treaty Organization (NATO)
Pakta pertahanan Australia, New Zealand dan United States (ANZUS).
Pakta Warsawa, merupakan perkumpulan kerjasama pertahanan negara-negara di Eropa Timur.
South East Asia Treaty Organization (SEATO), menghalau kekuatan komunis DI Asia Tenggara
Central Treaty Organization (CENTO), untuk menghalau komunisme di Asia Barat.
Perang dingin akhirnya berakhir setelah melemahnya kekuatan USSR yang pada saat itu dipegang oleh Mikhail
Gorbachev pada tahun 1985. USSR mengalami krisis ekonomi sehingga harus memilih melanjutkan perang
dingin ataukah membenahi masalah ekonomi kenegaraan. Akhirnya USSR mulai mundur dari kancah perang
dingin dibuktikan dengan pecahanya USSR menjadi beberapa negara-negara kecil seperti Latvia, Moldova,
Serbia, dll. Dampak terbesarnya di Eropa adalah akhirnya Jerman bersatu kembali dengan diruntuhkannya
tembok Berlin. Dunia akhirnya mengalami kedamaian sesaat dengan runtuhnya USSR. Tetapi kekuatan negara
komunis lain masihlah kuat yaitu Cina dan Korea Utara yang sekarang menjadi kekuatan komunis besar di
dunia.
2. APEC
Asia Pasific Economic Cooperation atau persatuan ekonomi negara-negara di Asia Pasifik terbentuk
sebagai bentuk membentuk kekuatan ekonomi di Asia Pasifik yang negaranya adalah negara
berkembang. Yang lucunya adalah Amerika Serikat merupakan bagian dari APEC, tetapi karena
wilayah mereka di Amerika Utara, maka Amerika Serikat ingin memperkuat ekonomi di wilayahnya
dengan membentuk NAFTA (Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko). Organisasi ini awalnya dibentuk
Bob Hawke (Perdana Menteri Australia). Awalnya keanggotaan hanya 8 negara ( Indonesia, Filipina,
Jepang, Korsel, Australia, Selandia Baru, Kanada dan Amerika Serikat). Tetapi karena organisasi ini
memiliki sisi ekonomi yang strategis, perkembangan anggota semakin banyak. Dalam artian semua negara
di kawasan Asia Pasifik semua menjadi anggota APEC. APEC juga menginginkan adanya perdagangan
bebas pada antar anggotanya. Hal ini dikarenakan anggota APEC meliputi 40% perekonomian dunia,
sehingga keberadaan APEC mempengaruhi ekonomi dunia.
3. OPEC
Organisasi ini terbentuk dikarenakan adanya monopoli perdagangan minyak yang dilakukan perusahaan
The Seven Sisters. Perusahaan ini menguasai dan menetapkan harga minyak dunia. Hal ini menyebabkan
banyak negara-negara penghasil minyak mengalami kerugian. Untuk itu dibentuklah organization of the
Petroleum Exporting Countries (OPEC). Syarat keanggotaannya mudah yaitu negara tersebut merupakan
negara pengekspor minyak bumi. Anggotanya tidak banyak yaitu Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait,
Venezuela, Nigeria, Aljazair, Oatar, Lybia, UEA dan Indonesia. Indonesia pernah menjadi anggota OPEC
sejak tahun 1962 dan sejak 2010 Indonesia keluar dari OPEC karena tidak lagi menjadi pengekspor minyak
(konsumsi dalam negeri sangat besar). Selain itu ada Equador dan Gabon yang dipaksa keluar dari
keanggotaan OPEC dengan alasan yang sama.
4. Bersatunya Jerman
Pasca kekalahan dalam perang dunia II, Jerman harus menaati perjanjian Postdam dimana Jerman dibagi
menjadi dua. Jerman Barat diduduki oleh Amerika Serikat, Perancis dan Inggris sedangkan Jerman Timur
diduduki oleh Uni Soviet. Hal ini menyebabkan kehidupan yang sangat berbeda antara Jerman Barat dan
Timur. Jerman Barat berbentuk negara Federasi dengan ibukota di Bonn dan Jerman Timur berbentuk
republik demokrasi yang beribu kota di Berlin Timur. Jerman Barat merupakan negara ekonomi kapitalis,
liberal dan menjunjung demokrasi dikarenakan dipegang oleh Amerika Serikat. Sebaliknya Jerman
Timur merupakan negara ekonomi sosialis-komunis dimana ekonomi diberikan kepada petani-petani
dalam bentuk tanah dan buruh menjadi kunci perekonomian. Bank-bank dan industri diambil alih oleh
negara (nasionalisasi) dan rakyat tidak memiliki peran dalam pemerintahan. Kedua negara tidak saling
berhubungan bahkan dipisahkan pembatas yang diberi nama Tembok Berlin.
Faktor pendorong bersatunya Jerman ada dua yaitu Faktor Ekstern Pada akhir tahun 1980, ekonomi Uni
Soviet jatuh sehingga tidak mampu membiayai dan memperkuat ekonomi Jerman Timur. Dampak terjadi
protes antikomunis di Jerman Timur dan banyak warganya berani migrasi ke Jerman Barat. Sampai
akhirnya 10 November 1989, Tembok Berlin dibuka oleh rakyat di kedua negara dan menjadi simbol awal
persatuan kembali negara Jerman. Faktor Intern Pada tanggal 28 November 1989 dilakukan pembicaraan
mengenai penyatuan kedua negara secara resmi (de yure) oleh Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl.
Keinginan ini terkabul karena disetujui Presiden Uni Soviet yaitu Mikhail Gorbachev. Maka diadakan
pertemuan Dua Plus Empat yaitu Jerman Barat, Jerman Timur, Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan
Soviet. Pertemuan ini atas prakarsa PBB dan berkat pembaharuan politik Gorbachev di Uni Soviet.
Dampaknya disepakati persatuan Jerman pada 3 Oktober 1990 dan enam hari kemudian tembok Berlin
dirobohkan. Jadi pada intinya keadaan di Uni Soviet (kebijakan Glastnost dan Perestroika Mikhail
Gorbachev) sangat mempengaruhi kehidupan politik negara Jerman.