Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH SEJARAH

“PERANG DINGIN”

UPTD SMAN 2 KOTA BLITAR


Disusun oleh : Agung Nurcahyo(XII IPA 2/01)

Jl. Ciliwung No. 369, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul


Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur, Kode Pos : 66133, Telp : (0342)802229.
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hubungan luar negeri AS dengan negara-negara bekas sekutunya serta
musuhnya pada pasca Perang Dunia II ditandai dengan upaya diplomatik untuk
meningkatkan hegemoni AS di seluruh dunia. Masa akhir Perang Dunia II ditandai
dengan perang dingin (cold war) antara AS bersama sekutu-sekutunya disatu pihak
dengan Uni Soviet bersama sekutu-sekutunya di pihak lain. Perang dingin antara AS
dan Uni Soviet sudah berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di
Uni Soviet tahun 1917. Penyebabnya adalah perpecahan dalam aliansi antara Uni
Soviet, AS dan Inggris. Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian masalah
rekonstruksi negara-negara yang dikalahkan dalam perang, upaya memelihara
ketertiban dan keamanan dunia, dan masalah penangan perubahan sosial ekonomi
yang diakibatkan oleh PD II. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin
sebenarnya tidak akan berkembang menjadi ketegangan internasional apabila Presiden
Roosevelt tidak meninggal dunia (April 1945) sebelum PD II berakhir, sehingga dia
mampu menyelesaikan masalah-masalah akhir perang dan masa transisi untuk
menciptakan perdamaian. Penggantinya tidak memiliki konsep yang sama mengenai
tujuan dan kepentingan AS dalam urusan diplomatik dengan Uni Soviet. Mereka berniat
membatasi kekuatan Rusia sambil memperluas pengaruh AS sesuai dengan
kepentingan tradisionalnya Presiden Harry S Truman, pengganti Roosevelt,
memperlihatkan sikap yang tegas terhadap Uni Soviet selama Konferensi Postdam (Juli
1945) dan menginginkan dijatuhkannya bom atom terhadap Jepang untuk mengakhiri
perang. Tujuannya adalah untuk meneruskan politik luar negeri AS sebagai selalu
terbuka(open door). Sikap AS yang curiga terhadap Uni Soviet juga diperlihatkan oleh
Menlu James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli 1945 menyatakan bahwa Jepang perlu
dikalahkan oleh AS sebelum Uni Soviet mampu melakukannya sehingga
dia memperoleh dominasi di Asia-Pasifik, Dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah
dalam rangka membatasi pengaruh Uni Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur.
Konferensi Postdam dan cara mengakhiri PD II merupakan fase awal meletusnya
perang dingin antara kedua belah pihak.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menetapkan beberapa
rumusan masalah, di antaranya adalah sebagai berikut
1. Apa pengertian atau definisi Perang Dingin?
2. Apa yang melatarbelakangi terjadinya perang dingin?
3. Bagaimana proses terjadinya perang dingin?
4. Bagaimana akhir dari perang dingin?
5. Apa dampak dari terjadinya perang dingin?

1.3 Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, penulis dapat merumuskan tujuan
penulisan dari makalah ini, di antaranya
1. mengetahui pengertian atau definisi Perang Dingin
2. Mengetahui Latar belakang atau penyebab terjadinya perang dingin
3. Mengetahui Proses terjadinya perang dingin
4. Untuk mengetahui akhir Perang Dingin
5. Mengetahui dampak dari terjadinya perang dingin

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tambahan perbendaharaan karya tulis ilmiah yang dapat dijadikan referensi
dalam pembelajaran mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah;
2. Untuk mempraktekkan teori TIK Dan Bahas Indonesia
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perang Dingin


Perang dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik,
ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok
Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun
1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang, seperti koalisi militer;
ideologi; industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan
persenjataan; dan lain-lain. Perang dingin bukanlah sekedar perang biasa di mana
kedua belah pihak berperang di medan terbuka. Perang dingin merupakan perang
antara dua negara adikuasa yang saling berebut pengaruh dalam pergulatan politik
internasional. Perebutan pengaruh dimulai dengan saling mencurigai antarnegara
adikuasa itu.
Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang
nuklir, namunakhirnya hal tersebut tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri
diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika
Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa
tersebut.Penguasaan kawasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet ini
memunculkan perimbangan kekuatan dalam berbagai bidang kehidupan. Amerika
Serikat memegang kekuatan dalam hal politik dan ekonomi, sedangkan Uni Soviet dan
sekutunya (negara Eropa Timur dan Cina) muncul dalam kekuatan ideologi, politik,
ekonomi dan militer yang cukup besar pula. Kondisi perimbangan kekuatan(balances of
power) pun tak terelakkan lagi. Perang ideologi demokrasi-kapitalis dan komunisme
menjadi perang dominan di masa tersebut; perang tersebut dikenal dengan istilah
perang dingin. Berbagai metode digunakan, baik dalam bentuk kerja sama ataupun
bantuan. Hal itulah yang dimaksudkan dengan perang dingin.

2.2 Latar Belakang terjadinya Perang Dingin


Munculnya Perang Dingin tidak lain adalah sebagai dampak Perang Dunia II itu
sendiri, sehingga dapat dikatakan latar belakang yang besar munculnya Perang Dingin
ini dikarenakan penyelesaian-penyelesaian pada masa pasca Perang Dunia II.
Sejarah Perang Dingin dimulai setelah Perang Dunia II berakhir. Setelah AS
dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi dalam Perang
Dunia II, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat
untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya,
persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh
dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk
sejumlah aliansi dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat,
Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Setelah Perang Dunia II, antara Amerika Serikat
dengan Uni Soviet terjadi perebutan pengaruh yang melahirkan Perang Dingin
(ColdWar).
Setelah Perang Dunia II berakhir, timbullah berbagai macam peristiwa penting
yang mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa tersebut antara lain :
1. Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak
Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). Amerika Serikat berperan besar dalam
membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan
perekonomiannya. Inilah sejarah perang dingin pada awalnya.
2. Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan
membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan membangun
perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet meluaskan
pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai
negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan
Cekoslowakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan
komunis Uni Soviet.
3. Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di
luar wilayah Eropa. Dampaknya muncul 2 kelompok negara di dunia yaitu
negara-negara maju dengan negara-negara berkembang, yang memberikan
pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi dunia.
Kemudian faktor-faktor atau latarbelakang penyebab Perang Dingin yang lain
apabila dirinci adalah sebagai berikut :

1. Perlombaan Senjata
Dalam perkembangannya, persaingan yang paling mencolok dalam masa
Perang Dingin adalahdalambidangmiliter, khususnyadalamhal persenjataan.
Perlombaan senjata inilah yang membuat kedua belah pihak terlibat dalam konflik
ketegangan Perang Dingin.Kedua negara adidaya itu saling berlomba menciptakan
berbagai senjata yang mutakhir dan mematikan, misalnya bom. Bom adalah senjata
ledak yang lazim digunakan dalam perang. Terorisme juga melibatkan penggunaan
bom. Bom umumnya terdiri atas wadah logam yang diisi dengan bahan peledak atau
bahan kimia. Bom melukai dan menewaskan orang serta merusakkan gedung dan
bangunan lain, kapal, pesawat terbang, ataupun sasaran lain.
Salah satu senjata yang paling menakutkan dan dapat membantu mengakhiri
Perang Dunia II adalah bom atom. Senjata yang disebut bom atom itu dibuat pertama
kali oleh Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945 di Alamo Gardo, New Mexico. Bom
atom itu kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima pada tanggal 8
Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat pemboman itu
Jepang menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II. Bom dalam bentuk apa pun apabila
meledak akan menimbulkan kerugian pada manusia dan alam sekitarnya. Tenaga atom
yang ditimbulkan akan menimbulkan radiasi yang apabila diterima dalam jumlah besar
akan sangat fatal akibatnya. Debu radioaktif dan endapan dari awan yang tertiup angin
dan bertebaran di daratan dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman serta
membinasakan hewan dan manusia. Pada jangka panjang ledakan bom atom akan
mengakibatkan kematian serta kanker pada manusia, sedangkan kerusakan genetis
akan terlihat pada generasi-generasi berikutnya.

2. Perbedaan Ideologi
Paham demokrasi-kapitalis yang dianut oleh Amerika Serikat berbeda bahkan
bertentangan dengan paham sosialis-komunis Uni Soviet. Paham demokrasi-kapitalis
mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang
dengan subur. Akan tetapi, Amerika Serikat menyadari bahwa kaum buruh tidak boleh
diperlakukan sewenang-wenang seperti di Eropa beberapa abad silam yang dapat
menyuburkan paham sosialis-komunis. Oleh karena itu, kaum buruh diberi jaminan
cukup dan diberi kesempatan bermodal dalam perusahaan, sehingga pemogokan yang
mereka adakan dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Uni Soviet yang berpaham
sosialis-komunis berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat
kesejahteraan buruh maupun rakyatnya, karena negara-negara yang mengendalikan
perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat. Hal itu dibuktikan
dengan Rencana Lima Tahun. Akan tetapi, caranya yang serba tertutup menyebabkan
negara-negara Barat menyebutnya sebagai “negara di balik tirai besi”.

3. Keinginan untuk Berkuasa


Amerika Serikat dan Uni Soviet mempunyai keinginan menjadi penguasa di
dunia dengan cara-cara yang baru. Amerika Serikat sebagai negara kreditor besar
membantu negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan itu berupa pinjaman
modal untuk pembangunan, dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya
dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh
sosialis-komunis. Masyarakat yang menderita atau miskin, merupakan lahan subur bagi
paham sosialis komunis. Di samping itu, Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya
membantu perjuangan nasional berupa senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk
mempengaruhi negara-negara tersebut.
Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet menyangkut bidang
yang sangat luas, yaitu politik, ekonomi, militer, maupun ruang angkasa.

a. Bidang Politik
Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang
menjadi negara demokrasi, agar hak-hak asasi manusia dapat dijamin. Di negara-
negara yang sebelumnya kalah perang seperti Jepang dan Jerman kecuali paham
demokrasi, kapitalisme juga dikembangkan. Negara-negara tersebut dapat sehaluan
dengan Amerika Serikat dan merupakan negara pengaruhnya. Uni Soviet dengan
paham sosialis-komunisnya mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana
Lima Tahunnya. Caranya tidak dilakukan dengan liberal, tetapi dictator. Negara-negara
yang sehaluan disebut dengan satelit Uni Soviet, karena apa yang diperintahkannya
wajib dilakukan oleh negara-negara satelit tersebut. Penyimpangan seperti yang
dilakukan oleh Polandia dan Hongaria ditindak keras oleh Uni Soviet (1956).

b. Bidang Ekonomi
Sebagai negara kreditor terbesar, Amerika Serikat dapat memberikan pinjaman
atau bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang. Negara-
negara Barat yang hancur ekonominya akibat Perang Dunia II dibantu melalui Marshall
Plan. Di samping itu, ada negara yang memperoleh “Grants in Aid” yaitu bantuan
ekonomi dengan kewajiban mengembalikannya berupa dolar atau dengan membeli
barang-barang Amerika Serikat. Untuk negara Asia, Presiden Truman mengeluarkan
“The Points Four Program for the Economic Development in Asia” berupa bantuan
teknik dalam wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang
berasal dari sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada
negara-negara yang sedang berkembang.

2.3 Proses Berlangsungnya Perang Dingin


Perang Dingin antara Amerika Serikat(USA) dan sekutu-sekutunya di satu pihak
dan Uni Soviet (USSR) serta kawan-kawannya di pihak lain berawal dari masalah
penyelesaian Perang Dunia II (PD II). Dalam PD II tersebut, USA dan USSR berada
dala satu Sekutu dan memenangkan perang terhadap Jerman, Italia, dan Jepang.
Ternyata, kemenangan total Sekutu tersebut tidak diikuti dengan terciptanya
perdamaian sejati. Persekutuan USA dan USSR ditandai dengan perbedaan ideologi
yang kontras antara kapitalis-liberalis dan komunis. Keduanya berseteru setelah perang
melawan Hitler, Musolini, dan kawan-kawan berakhir. Konferensi
antara Stalin (USSR), Roosevelt (USA) dan Churchill(Inggris) yang dikenal
dengan The Big Three atau Tiga Besar yang diselenggarakan di kota Iran, Teheran
(Konferensi Teheran), pada November 1943, merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap kejadian-kejadian berikutnya. Dalam konferensi tersebut, mereka
menyatakan untuk menghancurkan Jerman dan berusaha mencari strategi militer
terbaik.

Pada Konferensi pasca perang di Postdam (Juli 1945), perbedaan yang berlangsung
lama mengenai Eropa Timur, akhirnya muncul kembal lebih jelas, Presiden USA, Harry
S. Truman, memiliki kebijaksanaan berbeda dengan pendahulunya. Dia menginginkan
diselenggarakannya pemilu yang bebas di seluruh negara-negara di Eropa Timur. Stalin
menolak usulan tersebut dengan mengatakan "Sebuah pemerintahan yang dipilih
secara bebas di Eropa Timur akan membentuk pemerintahan anti Uni Soviet dan kami
tidak akan mengizinkannya."

Perbedaan pandangan antara Uni Soviet dan USA dalam Konferensi Posdamtersebut
dianggap sebagai kunci asal mula Perang Dingin. Sikap orang-orang Amerika Serikat
yang dipengaruhi oleh "perang suci" terhadap Hitler dan pandangan politik di Amerika
yang diperngaruhi oleh jutaan pemilih dari negara-negara Eropa Timur, menginginkan
diadakannya pemilu yang bebas di negara-negara yang telah diduduki oleh Uni Soviet.
Di pihak lain, Stalin, yang merasakan dan menyaksikan sendiri negerinya hancur akibat
dua serangan raksasa pasukan Nazi Jerman menginginkan keamanan militer yang total
dari Jerman dan sekutu-sekutu potensialnya di Eropa Timur untuk selamanya. Stalin
percaya bahwa hanya negara-negara komunis yang dapat menjadi sekutu sejati bagi
Uni Soviet Oleh karena itu, Stalin khawatir bahwa pemilu yang bebas akan
menghasilkan pemerintahan yang bermusuhan dengan USSR di perbatasan sebelah
barat. Sejak pasukan Stalin menduduki negara-negara timur, Stalin merasa harus
konsisten dengan keyakinannya.
Jawaban USA terhadap konsep keamanan Stalin, yang tampaknya berlebihan, mulai
terlihat. Pada Mei 1945, sebelum diselenggarakan konferensi Postdam, Truman
mengusulkan dihentikannya semua bantuan ke USSR. Pada Oktober 1945, Truman
menyatakan bahwa USA tidak akan mengakui suatu pemerintahan yang didirikan
dengan paksa dan tidak mengabaikan aspirasi politik rakyatnya.

Pada Maret 1946, mantan PM Inggris, Churchill, ketika mengunjungi USA, menyatakan
di depan publik Amerika bahwa "tirai besi" telah digelar diseluruh daratan Eropa dengan
membagi Jerman dan Eropa ke dalam dua kubu yang saling berlawanan. Segera
setelah itu muncul kembali sikap emosional dan sikap mencela orang Amerika terhadap
Stalin serta Uni Soviet. Sikap tersebut kemudian menjadi bagian dari kehidupan politik
Amerika di era Perang Dingin. USA sendiri meresponnya dengan melakukan mobilisasi
di berbagai bidang dengan cepat.
Agen-agen rahasia Stalin diseluruh dunia memanaskan situasi dengan mengungkapkan
pentingnya "perjuangan ideologi melwan imperialisme kapitalis." Partai Komunis besar
dan terorganisasi dengan baik di Italia dan Prancis mengungkapkan rencana Amerika
Serikat untuk mengambil alih Eropa dan dengan agresif menentang pemerintahan
mereka melalui cara-cara kekerasan dan pemogokan. Uni Soviet juga melakukan
tekanan terhadap Iran dan Turki yang terlalu pro Amerika. Perang sipil yang disponsori
USA juga terjadi di Yunani dan Cina. Sejak musim semi 1947, di mata Amerika, Uni
Soviet telah berusaha mengeskpor komunisme dan melakukan kegiatan sebversi ke
negara-negara Eropa Barat.
Untuk menyikapi USSR, Amerika melalui Doktrin Presiden Truman melaksanakan
politik containing atau pengepungan terhadap komunisme di kawasan yang sudah
dikuasai oleh Tentara Merah. Truman meminta kepada Kongres USA untuk
mengirimkan bantuan militer ke Yunani dan Turki. Agar negara-negara Barat tidak jatuh
ke tangan komunis, USA juga menawarkan program bantuan kepada negara-negara
Eropa melalui Marshall Plan.
Stalin menolak program bantuan Marshall Plan bagi semua negara-negara Eropa
Timur. Sebagai jawaban terhadap rencana tersebut, Stalin segera membersihkan
unsur-unsur nonkomunis dalam tubuh pemerintahan Eropa Timur dengan membentuk
sistem Pemerintahan Soviet, satu partai diktator komunis. Pendudukan Cekoslovakia
pada Februari 1948, merupakan jawaban Uni Soviet terhadap sikap USA. Pendudukan
tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap semakin berkembangnya komunisme di
Eropa yang dimulai dari negara-negara Eropa Timur dan Jerman. Ketika Stalin
memblokade semua lalu lintasbarang dab manusia dari zone pendudukan Barat di
Jerman ke Berlin Barat, Sekutu meresponya degan melakukan "jembatan udara",
mendrop bahan makanan dengan pesawat terbang ke Berlin Barat. Selama 324 hari
"jembatan udara" mengangkut berton-ton bahan makanan ke Berlin sebagai bentuk
pelaksanaan politik cotaining.
Pada 4 April 1949, Amerika Serikat berhasil membujuk negara-negara Eropa Barat
untuk menandatangani pendirian suatu pakta pertahanan yang dikenal dengan
nama North Atlantic Treaty Organization(NATO) atau Organisasi Pertahanan Atlantik
Utara. Anggotanya terdiri atas Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia,
Belanda, Luxemburg, Prancis, Portugal dan Kanada serta Amerika Serikat. Segera
setelah itu pada 1955, Uni Soviet juga mengikat negara-negara satelitnya di Eropa
Timur yang berhaluan komunis dalam Pakta Warsawa. Anggotanya terdiri atas Unis
Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia dan
Rumania. Dengan adanya pakta petahanan, kedua pemimpin blok militer berlomba-
lomba saling mengembangkan senjata, memata-matai dan mempertahankan
pegaruhnya bersama sekutunya masing-masing yang sengaja ditujukan untuk
menghadapi ancaman NATO.

2.4 Bentuk perang dingin atau kejadian yang berhubungan dengan


perang dingin
Bentuk perang dingin atau kejadian-kejadianyang erat hubungannya dengan
perang dingin yaitu Perang Vietnam, Perang Korea, Perang Soviet-Afganistan, Perang
Sipil Kamboja, Perang sipil Angola, Perang sipil Yunani, Krisis Kongo, Runtuhnya
Tembok Berlin, Revolusi Hongaria, Krisis Iran dan Krisis Misil Kuba.Dalam pembahasan
makalah ini Kami selaku penulis lebih memfokuskan atau lebih memilih mengupas
salah satu contoh pembahasan tentang hubungan AS dalam Perang Vietnam yang
terjadi padatahun 1960-1970-an dan Hubungan AS dengan perang Korea yang terjadi
pada I950-an .

2.5 Berakhirnya perang dingin


Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari bahwa hubungan anatar keduanya
sudah sanagat panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada
sebelum akhirnya menyebabkan perang terbuka yang diperkirakan akan
menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang Dunia III.
Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan
ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan ketegangan terhadap
pihak yangbertikai disebut Detente. Detente ditandai oleh peristiwa sebagai berikut :
1. Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971.
2. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.
3. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada
1973.
4. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan
ditandatanganinya persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II
atau pembatasan persenjataan strategis.
SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategisyang
berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan ini
ditandatangani oleh Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev
(Uni Soviet).
SALT II merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang
berlangsung di Jenewa, Swiss pada November 1972 tetapi hasilnya baru
ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina, Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan
Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
Presiden Ronald Reagen meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang
mempengaruhi sikap Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan
nuklir balistik tahun 1987. Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi
kekuatan angkatan perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan
ekonomi serta kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis.
Deng Xiaoping berhasil menguasai Partai Komunis Cina (PKC) setelah
meninggalnya Mao Tse Tung. Deng Xiaoping merupakan pemimpin kelompok yang
menghendaki reformasi ekonomi. Programnya adalah membangkitkan sistem pertanian
dan bisnis yang berdasarkan milik pribadi. Penanaman modal asing mulai masuk
kembali terutama dalam sektor jasa dan diharapkan dapat berproduksi untuk tujuan
ekspor. Hal ini menunjukkan adanya gejala kapitalisme dalam kehidupan komunisme di
Cina. Tetapi reformasi ekonomi yang ada tidak diimbangi dengan adanya reformasi
politik sehingga kehidupan politik masih dikendalikan oleh partai Komunis. Dampaknya
muncul bentrokan dengan mahasiswa seperti 1989 terjadi Tragedi di Lapangan
Tiananmen, Beijing dimana terjadi demonstrasi besar-besaran tetapi mendapatkan
perlawanan bahkan para pelakunya diawasi secara ketat.
Pertumbuhan ekonomi Uni Soviet tidak mengalami pertumbuhan sehingga ekonomi
Uni Soviet mengalami kemerosotan yang parah. Sebagai ideologi akhirnya komunisme
mulai mengalami kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari
upaya Uni Soviet untuk mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah
dalam negeri mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni Soviet antara lain :
a. ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri,
b. tekanan kelompok etnis non Rusia,
c. korupsi yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan,
d. dana anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan
Uni Soviet di beberapa negara Eropa Timur,
e. ketertinggalan teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas
produksi makanan untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.
Perang Dingin akhirnya dapat dikatakan berakhir, dan dikarenakan oleh beberapa
hal antara lain:
1) Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni Soviet
mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara yang berada dibawah kekuasaannya
agar negara tersebut tidak lepas dari kendalinya.
2) Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak
stabil benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat tergantung dengan
ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai Perang
Dingin.
3) Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.Dampaknya
muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami pandangan barat sehingga
mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di negara-negara non komunis.
Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret 1985) harus memimpin Uni
Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian Uni Soviet yang semakin
buruk.Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan Reformasi yang terkenal
dengan Perestroika dan Glasnost.Perestroika merupakan restrukturisasi (penataan
kembali struktur) yang sudah rusak. Tujuannya untuk mengatasi stagnasi untuk
akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial dan ekonomi. Perestroika merupakan
pengembangan menyeluruh dari demokrasi yang diprakarsai massa. Jadi Perestroika
adalah langkah pembaharuan untuk mempersatukan sosialisme dengan demokrasi
melalui keterbukaan politik atau Glasnost.Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak
terduga sebelumnya yaitu pertentangan sosial di dalam masyarakat muncul. Kelompok
yang bersengketa antara lain sebagai berikut :
a. Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi menjalankan
komunisme yang disempurnakan.
b. Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan
ingin mempertahankan komunisme
c. Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin
meninggalkan komunism
4) Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif)
melancarkan kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris
Yeltsin (pemimpin kelompok Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan
nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet.Yeltsin tidak mampu
membendung gelora semangat Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya
negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan menjadi negara merdeka sehingga
Runtuhlah Uni Soviet.
5) Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa Timur seperti pada 1989
Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis mulai
runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali bersatu.
6) Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991 ditandai
denganpenurunan bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan
negara-negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang
merdeka.Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin. Uni
Soviet merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang
diaktualisasikan menjadi negara.
Berakhirnya perang dingin memberi dampak luas bagi perubahan dunia, yaitu antara
lain:
a) Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya mengakhiri
kekuasaan komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah tersebut.
b) Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya hubungan
secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), yang terlihat dengan:
 Kebangkitan Jepang.
Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan
sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun
kembali ekonomi negara yang hancur tersebut.Dalam perkembangannya Jepang
mampu memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya
Jepang mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika
Serikat dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik.
Hingga akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik
sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang
dia pertahankan hingga sekarang.
 Berdirinya Group of Seven,(Perancis, Jerman Barat,Jepang,Inggris,Amerika
Serikat,Kanada dan Italia yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi
dunia). Berdirinya European Union (bentuk kerja sama ekonomi antara negara Eropa
Barat).
 Berdirinya Gerakan Nonblok.
 Berdirinya ASEAN (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-
masing negara anggota).
 Berdirinya APEC, dan
 Berdirinya OKI.
c) Muncul ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan
silih berganti.
d) Terbentuklah tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.
e) Terbentuk hubungan kerjasama antara kedua blok yaitu blok utara dan blok selatan
f) Berakhirnya Perang Dingin mampu mengakhiri semangat sistem hubungan
internasional bipolar (melibatkan 2 blok yaitu blok barat dan timur) dan berubah menjadi
sistem multipolar.
2.6 Dampak Perang Dingin
Dampak perang dingin dapat dibagi menjadi dua, yaitu dampak positif dan negatif.
1. Dampak positif:
a. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif
pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini
ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power,
maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling
berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara
menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya
masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.
Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang
ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara
itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada
saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia
perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik didalamnya.
Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara
yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah istilah
globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah
beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat
terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka
menjadi euro.

b. Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara- negara yang berseteru, masing-masing
negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka melakukan hal ini agar tidak
kalah dengan negara besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan
berkembang pesat. Itu semua memacu tiap negara untuk terus mengembangkan
pertahanan negaranya masing-masing.
c. Bidang Sosial Budaya
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara
langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat
menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya
akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.

d. Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan
keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita tidak
akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu kedua negara yang
bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa negara
merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang mereka miliki.
Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba
untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa
sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya. Terlepas
dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya perang
dingin ini secara tidak langsung juga berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan
keruangangkasaan kita.

e. Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan
militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia
mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara mereka. Pada periode
ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada masyarakat.
Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau
komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada
wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk
menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan
produksi barang dengan skala yang besar.

2. Dampak Negatif
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang
Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih
dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi
dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.
a. Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua
negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya
kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu.
Saat itu memang sempat beredar kabar bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-
nuklirnya di kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman nuklir seperti itu
Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO.
Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian
bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai serangan
terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet menarik
kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.

b. Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di
Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia
kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat yang beribukota
di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan
karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut
Jerman Barat dan Komunis yang dianut Jerman Timur.
Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan
yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman
timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi
perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan
adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Karena itu Uni soviet mendanai dan
mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota berlin yang
menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, uni soviet juga
menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk
menyeberang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang
dingin.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perang dingin merupakan sebutan dari sebuah periode dimana terjadi konflik,
ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat( dan sekutunya di blok barat)
dengan Uni Soviet( dan sekutunya di blok timur) yang terjadi antara tahun 1947-1991.
Faktor-faktor atau latar belakang penyebabnya perang dingin yaitu adanya perlombaan
senjata antara dua Negara adidaya yaitu saling berlomba menciptakan berbagai senjata
yang mutakhir dan mematikan, misalya Bom. Adanya perang dingin juga disebabkan
karena perbedaan ideologi yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dan juga
disebabkan karena perebutan pengaruh anatara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang
menyangkut bidang yang sangat luas, yaitu politik, ekonomi, militer, maupun ruang
angkasa. Amerika Serikat dalam perang dingin mempunyai peran atau suatu kebijakan
salah satunya dengan menerapkan politik global untuk menghalau pengaruh
komunisme yang digalakan Uni Soviet. Bentuk peran AS dalam menghalau komunisme
antara lain diwujudkan dalam konferensi kuba dan perang Vietnam. Namun setelah itu
dua Negara Adikuasa tersebut menyadari bahwa hubungan antar keduanya sangat
panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi ketegangan yang telah ada
sebelumnya. Sehinga sejak 1970-an kondisi Negara di dunia semakin membaik dan
ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan ketegangan kepada
pihak yang bertikai disebut Détente. Dampak dari perang dingin tersebut ada yang
bersifat positif maupun negatif. Dampak positif dari perang tersebut terdapat dalam
berbagai bidang yaitu, ekonomi, social budaya, militer, ruang angkasa dan teknologi.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu masyarakat mengalami ketakutan akan terjadinya
perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia ke II.

3.2 Saran
Diharapkan para pembaca khususnya para pelajar dapat mengerti dan
memahami akan adanya perang dingin yang terjadi antara dua Negara Adikuasa ini.

DAFTAR PUSTAKA
 http://sejarah-interaktif.blogspot.com/2011/11/penyebab-dan-proses-
awal-terjadinya.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dingin
 http://novidazingka.blogspot.com/2012/06/perang-dingin.html
 http://awanputih43.blogspot.com/2013/05/terjadinya-perang-dingin-
antara-blok.html
LAMPIRAN

Tank yang digunakan Uni Soviet dalam Perang Dingin

Angkatan perang Uni soviet pada Perang Dingin


Pesawat tempur yang digunakan AS dalam Perang Dingin

Kapal perang milik AS dalam Perang Dingin


Peta kekuasaan AS dan Uni Soviet dalam Perang Dingin

Karikatur yang menggambarkan persaingan AS dan Uni Soviet dalam


Perang Dingin

Anda mungkin juga menyukai