Latar belakang terjadinya Perang Dingin antara lain munculnya Amerika Serikat sebagai pemegang peran penting dalam memperbaiki perekonomian Eropa Barat setelah adanya Perang Dunia II. Di sisi lain, Uni Soviet berperan membangun perekonomian bagi negara-negara di Eropa Timur. Faktor-faktor yang memengaruhi latar belakang Perang Dingin adalah sebagai berikut. 1. Penyebaran Ideologi dan Perbedaan Paham Salah satu faktor yang mendorong munculnya Perang Dingin adalah adanya penyebaran ideologi dan perbedaan paham antara negara adikuasa yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perang ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan sebuah pertentangan antara dua sistem nilai yang saling berlawanan. 2. Persaingan kekuasaan Amerika Serikat dan Uni Soviet mempunyai kepentingan yang sama untuk menjadi penguasa dunia. Oleh karena itu, Amerika bersaing dengan Uni Soviet dengan cara-cara baru untuk mengembangkan kekuasaannya di berbagai negara. Amerika bertindak sebagai kreditor dalam membantu negara-negara yang sedang berkembang. Tujuan Amerika adalah meminjamkan modal untuk sarana pembangunan dengan harapan negara tersebut menjadi tempat pemasaran hasil industri serta menjauhkan pengaruh sosialis-komunis. Salah satu kebijakan yang dilaksakan oleh Amerika Serikat adalah mengeluarkan doktrin Truman pada tahun 1947. Uni Soviet juga mengembangkan beberapa cara untuk menyaingi dominasi Amerika. Salah satunya adalah membantu perjuangan negara-negara berkembang melalui bantuan senjata atau tenaga ahli. Misalnya di negara Vietnam, Kuba, dan Korea Utara. Hal ini dilakukan untuk memengaruhi negara-negara tersebut agar berhaluan komunis. 3. Persaingan Militer dan Pertahanan Pertentangan ideologi antara Amerika dan Uni Soviet semakin melebar pada ranah persaingan militer dan pertahanan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat pengaruh paham dan ideologinya di berbagai negara. Hampir semua langkah diplomatik dipengaruhi oleh tema-tema ideologis yang kemudian dilengkapi dengan perangkat militer Pertentangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet semakin meningkat sehingga terjadilah perlombaan senjata untuk menunjukkan kekuatan masing-masing negara. Persaingan antarkedua negara tersebut meningkatkan upaya peningkatan teknologi persenjataan yaitu dalam hal pengembangan senjata nuklir. Sampai saat ini perkembangan penggunaan tenaga nuklir terus dilakukan di beberapa negara termasuk dalam persenjataan dan peralatan perang. Selain persenjataan nuklir, kedua negara adikuasa ini juga membuat beberapa peralatan perang seperti kapal induk militer, kapal selam, tank militer, pesawat tempur, dan beragam kendaraan tempur lain. Perang Dingin antara Amerika dan Uni Soviet bukan merupakan perang terbuka dan frontal dalam medan perang, namun lebih mengedepankan berbagai strategi peningkatan kekuatan angkatan perang baik dalam bidang peralatan militer, pemanfaatan teknologi, maupun kekuatan pertahanan negara. Ambisi kedua negara untuk menjadi negara superpower membuat persaingan dan penyebaran ideologi untuk menarik negara-negara sekutu menjadi lebih besar.
B.Perkembangan Perang Dingin
Perang Dingin merupakan fase ketegangan dunia karena adanya persaingan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Perang Dingin dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II yaitu antara tahun 1949-1989. Beberapa peristiwa penting pada Perang Dingin yaitu adanya Blokade Berlin pada tahun 1949, selanjutnya di Benua Asia terjadi Perang Korea tahun 1950-1953, maupun Krisis Kuba tahun 1962. 1. Ciri Khusus Perang Dingin Perang Dingin mempunyai ciri khusus yang membedakan dengan perang yang lain. Salah satu ciri tersebut adalah munculnya aliansi militer yang disebut NATO. North Atlantic Treaty Organization (NATO) merupakan organisasi pertahanan dan keamanan di kawasan Atlantik Utara yang meliputi negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Kanada. Selain pembentukan NATO, beberapa hal yang menjadi ciri khas Perang Dingin adalah sebagai berikut a.Sistem Aliansi Beberapa bentuk aliansi yang dilakukan oleh Blok Barat maupun Blok Timur adalah sebagai berikut. 1) Pembentukan NATO (North Atlantic Treaty Organization) pada tanggal 4 April 1949. Tujuan pembentukan NATO adalah membendung pengaruh komunis di sebagian besar wilayah Eropa maupun di dunia. 2) Pembentukan SEATO (Southeast Asia Treaty Organization) pada tahun 1954. SEATO merupakan kerja sama pertahanan antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara dengan Amerika Serikat. 3) Untuk menandingi dominasi Amerika di berbagai wilayah, Uni Soviet membentuk. Pakta Warsawa pada tahun 1955. Pakta Warsawa merupakan bentuk pertahanan dan kerja sama militer antara negara-negara komunis untuk menandingi pengaruh Blok Barat. 4)Pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) pada tahun 1947. Cominform merupakan wadah kerja sama partai-partai komunis Eropa yang berpusat di Beograd, Yugoslavia. 5) Pembentukan Pakta ANZUS (Australia. New Zealand, and United State), yaitu pakta pertahanan negara- negara Amerika Serikat. Australia, dan Selandia Baru pada tahun 1951. b.Perebutan Hegemoni atau Kekuasaan Adanya blok-blok aliansi antara kedua negara adidaya mengakibatkan sikap saling curiga dan perebutan hegemoni atas beberapa wilayah yang dianggap strategis. Beberapa perebutan hegemoni/ kekuasaan terjadi di beberapa wilayah seperti berikut. 1) Kawasan Asia Timur merupakan daerah yang dinilai strategis oleh kedua negara adidaya. Oleh karena itu, Uni Soviet segera menduduki seluruh wilayah Manchuria dan Korea setelah kalahnya Jepang dari Sekutu. Hal ini berdampak terhadap perkembangan hegemoni Uni Soviet di daratan Cina serta wilayah Korea. Berdasarkan Konferensi Yalta, semenanjung Korea dibagi 2 yaitu utara di bawah kekuasaan Uni Soviet sementara di sebelah selatan adalah dominasi Amerika. Hal ini memicu perang saudara di Semenanjung Korea pada tanggal 25 Juni 1950. Posisi Uni Soviet di wilayah timur semakin kuat karena mendapat dukungan dari Cina. 2.Amerika Serikat tidak tinggal diam melihat hal ini. Oleh karena itu, Amerika memutuskan untuk membantu Prancis dalam Perang Vietnam. Pada saat itu, Vietnam dibantu oleh Uni Soviet dan Cina. 3) Pertentangan ideologi antara Amerika dan Uni Soviet juga terjadi di Kuba. Presiden Kuba yaitu Fidel Castro mendirikan negara komunis di Kuba. Hal ini mendapat reaksi keras dari Amerika Serikat sehingga menyulut adanya titik ketegangan Perang Dingin yang terjadi di Teluk Babi pada tahun 1961. 4) Beberapa kawasan yang strategis juga tidak luput dari incaran Blok Barat maupun Blok Timur adalah kawasan Amerika Tengah, Afrika, Afganistan, Asia Barat, dan lain-lain. C.Perlombaan Teknologi 1)Perlombaan Teknologi Persenjataan Nuklir Persaingan yang paling mencolok pada masa Perang Dingin adalah bidang militer. Amerika maupun Uni Soviet saling berlomba lomba untuk menciptakan berbagai senjata militer yang canggih untuk pertahanan dalam Perang Dingin. Salah satu teknologi persenjataan nuklir pada Perang Dingin. adalah penggunaan bom atom. 2.Perlombaan Teknologi Antariksa Pada bidang eksplorasi antariksa, Uni Soviet menciptakan pesawat Sputnik 1 pada tanggal 4 Oktober 1957 kemudian dilanjutkan dengan program angkasa berawak. Uni Soviet berhasil mengawali perkembangan penjelajahan ruang angkasa melalui kosmonot Yuri Gagarin pada tanggal 12 April 1961 dalam pesawat Vostok 1. Amerika Serikat menandingi Uni Soviet melalui keberhasilan Neil Amstrong dan Edwin Aldrin mendarat di bulan dengan pesawat Apollo 11. Kedua negara adidaya ini terus mengembangkan penyelidikan terhadap ruang angkasa. 3.Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi Sarana komunikasi dan informasi merupakan hal yang sangat penting dalam era Perang Dingin, Media komunikasi digunakan oleh kedua blok untuk memata-matai kekuatan lawan sehingga perkembangan teknologi informasi dan komunikasi difokuskan pada bidang pertahanan dan keamanan. d. Kegiatan Spionase Kegiatan spionase merupakan kegiatan mata mata yang tercermin dalam berbagai organisasi rahasia yang dibentuk oleh Amerika Serikat maupun Uni Soviet. Salah satu organisasi spionase adalah KGB (Komitet Gesudarstvennoy Bezopasnosti) yang merupakan dinas intelijen sipil atau dinas rahasia Uni Soviet, sedangkan CIA (Central Intelligence Agency) merupakan dinas rahasia Amerika Serikat yang bertugas untuk mencari keterangan tentang beberapa informasi penting. 2.Akhir perang dingin Berakhirnya Perang Dingin telah mengakhiri sistem kekuasaan bipolar menjadi multipolar atau lebih mengedepankan persaingan ekonomi daripada persaingan militer. Berakhirnya Perang Dingin juga memengaruhi hubungan internasional yang sebelumnya lebih fokus pada politik dan keamanan berubah pada ekonomi, lingkungan, isu HAM, serta terorisme. a.Peredaan Perang Dingin Perang Dingin telah berlangsung selama 45 tahun lebih yang melibatkan Amerika Serikat dengan sekutunya Blok Barat melawan Uni Soviet dan sekutunya Blok Timur. Selama dua dekade terjadi ketegangan dalam suasana Perang Dingin, maka kedua belah pihak berupaya mengadakan pengurangan ketegangan atau disebut program détente. Program détente didasari oleh ide peaceful coexistence yang berarti hidup berdampingan secara damai. Usaha ini dilakukan karena Perang Dingin menimbulkan ketegangan luar biasa antarnegara di dunia, baik yang terlibat langsung maupun negara yang pasif. b. Perjanjian Formal Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur yang semakin memanas menyebabkan kesadaran antara Amerika dan Uni Soviet untuk mengurangi ketegangan dengan mengadakan perundingan atau perjanjian. Salah satunya ialah Strategic Arms Limitations Talks (SALT) I tahun 1972 dan SALT II tahun 1979. Tujuan diadakannya perundingan SALT pada dasarnya sebagai berikut. 1) Mengurangi perang nuklir. 2) Mengurangi anggaran pertahanan. 3) Mencegah perlombaan senjata. Kedua negara adidaya juga mengadakan START (Strategic Arms Reduction Treaty), perjanjian ini berupaya untuk mengurangi senjata-senjata mutakhir buatan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Upaya meredakan ketegangan antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet) tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak yang bersangkutan tetapi juga dilakukan oleh pihak dunia ketiga. C.Peran Indonesia Dalam Perang Dingin 1. Memprakarsai Gerakan Non Blok Perang Dingin berdampak pada arus perpolitikan di seluruh dunia. Negara-negara di seluruh dunia dihadapkan pada dampak persaingan Blok Barat dan Blok Timur yang terus menyebarkan ideologinya, khususnya di negara berkembang. Konflik ideologi dan kepentingan yang disebarkan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet memicu banyak terjadinya peperangan dan perebutan daerah kekuasaan di negara lain tidak terkecuali di Asia Tenggara. Tidak ada peperangan terbuka antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, namun kedua negara lebih cenderung menjadi penyokong akomodasi dan kekuatan dari berbagai negara yang terlibat konflik. Secara nyata, peran keduanya terlihat dalam memberikan dukungan kepada masing-masing negara yang berkonflik seperti yang terjadi pada Perang Korea dan Perang Vietnam. Terlepas dari lahirnya Blok Barat dan Blok Timur yang saling berebut pengaruh dan dominasi, muncul salah satu paham dengan mengatasnamakan Gerakan Non Blok (GNB). Lahirnya GNB tidak dapat dilepaskan mega delega termude m dari peran Presiden Soekarno untuk menjunjung tinggi kebebasan dan kedaulatan bagi negara lain. Presiden Soekarno menolak tegas pengaruh kedua negara (Amerika Serikat dan Uni Soviet) yang hendak menjadikan negara-negara dunia ketiga menjadi sasaran kepentingan mereka. Keteguhan presiden Soekarno tersebut didampingi oleh sikap beraninya dalam mengajak dan menghimpun pemimpin-pemimpin dunia ketiga untuk menyatakan sikap yang menolak gerakan blok. GNB akhirnya resmi didirikan pada tahun 1961. GNB lahir sebagai jalan menghindari keberpihakan negara-negara anggota kepada Blok Barat maupun Blok Timur. GNB bukanlah sebuah organisasi melainkan hanyalah sebuah gerakan bersama. Hal ini dimaksudkan agar tidak berdampak pada implikasi birokratik dalam membangun upaya kerjasama di antara negara-negara tersebut. Indonesia juga turut berperan aktif dalam memperjuangkan eksistensi GNB. Presiden Soekarno selaku kepala negara dalam perinde awal terjadinya Perang Dingin, turut menyumbangkan gagasan dan pemikirannya demi terciptanya kemerdekaan, keamanan, dan kedaulatan bagi negara-negara lain. Indonesia yang menganut sistem politik luar negeri bebas-aktif juga senantiasa memegang teguh dan berkomitmen kuat pada prinsip-prinsip GNB. Indonesia masih tetap bebas berhubungan dengan negara manapun dan juga aktif dalam kegiatan dan hubungan luar negeri sesuai dengan kepentingan nasional. 2.Menengahi Konflik melalui ASEAN ASEAN merupakan akronim dari Association of Southeast Asian Nations. Organisasi ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. ASEAN digagas oleh lima negara yang diwakili oleh p eh para Menteri Luar Negeri yang menandatangani deklarasi ketika itu ialah sebagai berikut. 1.Adam Malik, perwakilan dari Indonesia 2.Tun Abdul Razak, perwakilan dari Malaysia. 3. Thanat Koman, perwakilan dari Thailand. 4. Narcisco Ramos, perwakilan dari Filipina. 5. S. Rajaratnam, perwakilan dari Singapura. Indonesia selaku negara yang menjunjung tinggi perdamaian dan ketertiban dunia, terus menunjukkan kontribusinya dalam berbagai organisasi regional maupun internasional. Di antara berbagai organisasi tersebut, ASEAN inilah salah satu organisasi yang ikut diprakarsai bangsa Indonesia demi mewujudkan perdamaian kawasan maupun dunia. ASEAN merupakan organisasi tingkat regional yang mewadahi kerja sama antarnegara di kawasan Asia Tenggara. ASEAN menjadi organisasi regional yang sangat berpengaruh pada masa Perang Dingin. Pada masa Perang Dingin, sering terjadi konflik di Asia Tenggara yang merebutkan wilayah negara setelah lepas dari penjajahan. Di antaranya adalah konflik ketika Vietnam menginvasi Kamboja. Konflik ini terus berkembang menjadi perang antarnegara, lalu dimanfaatkan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet serta RRC untuk menyebarkan pengaruhnya di Asia Tenggara. Keterlibatan negara-negara adidaya dalam konflik Kamboja ini direalisasikan dengan cara memberikan dukungan, baik politik maupun militer kepada kelompok yang saling bertikai di Kamboja. Perhatian ASEAN pada konflik Kamboja mulai tampak pada tanggal 9 Januari 1979. Menteri Luar Negeri Indonesia Mochtar Kusumaatmadja selaku Ketua Komite Tetap ASEAN, mengeluarkan resolusi agar dilakukan penghentian konflik senjata antara Vietnam dan Tentara Khmer Merah di Kamboja. Resolusi ini juga diteruskan kepada Dewan Keamanan PBB supaya secepatnya mengambil langkah untuk mengakhiri konflik tersebut. Konflik Kamboja akhirnya berhasil diatasi dan dinyatakan selesai dengan terbentuknya pemerintahan Koalisi Kamboja. Pemerintahan Koalisi ini terbentuk lewat pemilu yang berlangsung secara jujur dan bersih tahun 1993 di bawah pengawasan PBB. Indonesia sangat berkontribusi dalam ASEAN untuk menciptakan perdamaian dan keamanan di wilayah Asia Tenggara, meskipun masih dalam tahap sebagai mediator atau penengah konflik. Pencapaian ini merupakan cikal bakal terciptanya stabilitas perdamaian dan ketenangan di Asia Tenggara, sehingga bangsa bangsa di kawasan ini dapat melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan.