PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perang dingin adalah sebuah era dimana terjadi konflik, ketegangan dan kompetisi antara
dunia negara adidaya, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perang tersebut terjadi antara
tahun 1947 – 1991. Awalnya Amerika Serikat dan Uni Soviet dulunya bersekutu melawan
Jerman saat Perang Dunia II. Namun setelah perang berakhir, Amerika Serikat dan Uni
Soviet mengalami perbedaan yang justru menjadi pertentangan antar kedua negara tersebut.
Pertentangan demi pertentangan yang terjadi antar dua negara tersebut menimbulkan
persaingan. Persaingan antar keduanya menyangkut berbagai bidang seperti bidang ekonomi,
politik, koalisi militer, industri, pengembangan teknologi, pertahanan, persenjataan, dan lain-
lain. Dikabarkan bahwa perang dingin ini akan berakhir dengan nuklir namun nyatanya tidak
terjadi. Istilah ‘perang dingin’ itu sendiri diperkenalkan oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman
asal Amerika Serikat pada tahun 1947 untuk menggambarkan ketegangan yang terjadi antara
dua negara adidaya tersebut. Walau disebut perang, belum pernah terjadi konflik terbuka
antara kedua negara yang bertikai.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa penyebab terjadinya Perang Dingin?
2. Negara mana sajakah yang terlibat dalam Perang Dingin?
3. Apa bentuk persaingan antar negara saat Perang Dingin?
4. Apa dampak dari terjadinya Perang Dingin bagi dunia?
5. Bagaimana akhir dari perang dingin?
C. Tujuan
1) Menjelaskan penyebab terjadinya Perang Dingin.
2) Menyebutkan negara-negara yang terlibat dalam Perang Dingin.
3) Menjelaskan bentuk persaingan antar negara sekaligus dampaknya bagi dunia.
4) Menjelaskan bagaimana berakhirnya Perang Dingin.
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisannya makalah ini untuk mempermudah pemahaman serta
memperluas wawasan pembaca mengenai sejarah terjadinya perang dingin.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Perang Dingin
Perlu diketahui bahwa perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
menimbulkan persaingan untuk saling merangkul sekutu sebanyak-banyaknya. Alhasil
kedua negara tersebut membuat blok yang terdiri atas negara-negara yang mendukungnya.
Terbentuklah Blok Barat dengan Amerika Serikat dan Blok Timur dengan Uni Soviet.
NATO atau North Atlantic Treaty Organization (Pakta Atlantik Utara) adalah organisasi
pertahanan militer yang anggotanya terdiri atas negara-negara Blok Barat. NATO dibentuk
pada 4 April 1949 oleh dua belas negara yang menandatangi berdirinya organisasi tersebut.
Dua belas negara pendiri tersebut terdiri dari Amerika, Belanda, Belgia, Britania Raya,
Denmark, Islandia, Italia, Kanada, Luksemburg, Norwegia, Prancis, dan Portugal. Bagi Blok
Barat, NATO adalah bentuk pertahanan bersama. Jadi, bila terjadi penyerangan terhadap
negara anggota NATO, maka itu dianggap sebagai serangan terhadap Blok Barat. Beberapa
dekade kemudian, empat negara tergabung dalam organisasi NATO. Negara tersebut antara
lain Yunani, Turki, Jerman (sebagai Jerman Barat) dan Spanyol
Uni Soviet sebagai komandan Blok Timur tidak ketinggalan untuk membentuk organisasi
baru. Pada tahun 1955, negara-negara Blok Timur mendirikan Pakta Warsawa untuk
menyaingi NATO. Pada kenyataannya konflik militer tidak pernah terjadi antara Blok Barat
melalui NATO dan Blok Timur melalui Pakta Wasarwa. Adapun negara-negara anggota
Blok Timur antara lain Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hungaria, Polandia,
Romania, Albania, Mongolia, Kuba, Vietnam dan Korea Utara.
. B. Penyebab Utama Terjadinya Perang Dingin
1. Perbedaan Paham
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/
ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni
Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan
individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan
paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih
mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-negara yang
mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat.
2. Keinginan untuk Berkuasa.
AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara
yang baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang
berkembang berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat
yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat
menjauhkan pengaruh sosialis komunis.
Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang
mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa
bantuan senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara
tersebut.
3. Berdirinya Pakta Pertahanan.
Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa
maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang
dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi
Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO pada tahun
1955 Uni Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota Pakta
Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria,
Polandia, dan Rumania.
Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga,
ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok
timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia
sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara
demokrasi melalui ideologi komunisme.
Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah persaingan
senjata di antara kedua belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana
Perang Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III.
C. Ciri Perang Dingin
Kemunculan perang dua blok ini ditandai dengan persaingan-persaingan kepentingan
yang tajam. Ketegangan yang paling awal pada persaingan ini yang kemudian dikenal
dengan sebutan perang dingin (cold war ), yang dimulai sejak pembagian Jerman menjadi
dua wilayah yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.
Persaingan dua blok yang saling bertentangan ini mengakibatkan ramainya kegiatan
spionasi dan sistem aliansi di dunia
a. Sistem aliansi
Bentuk aliansi itu adalah sebagai berikut:
Pembentukan caminform pada tahun 1947. Caminform adalah wadah kerja sama
partai-partai komunis Eropa yang berpusat di Beograd, Yugoslavia.
Pembentukan NATO tahun 1949
Perjanjian antara Uni Soviet dan RRC tahun 1950 mengenai kerja sama diantara
kedua negara guna menghadapi agresi Jepang
Pembentukan pakta ANZUS yaitu pakta pertahanan negara-negara AS, Australia,
Selandia Baru pada tahun 1951
Pembentukan pakta warsawa pada tahun 1955. Pakta ini merujpakan kerja sama
pertahanan dan keamanan negara –negara komunis.
Pembentukan SEATO pada tahun 1954
SEATO adalah kerja sama pertahan antara negara Asia Tenggara dengan pihak barat.
Anggotanya : AS, Inggris, Prancis, Flilipina, Singapura, dan Selandia Baru
b. Kegiatan spionase
Kegiatan spionase ( mata-mata) juaga tujrut mewarnai percaturan politik selama perang
dingin. Kegiatan ini tercermin dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh agen-agen
spionase oleh kedua piihak yaitu antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat. KGB adalah
dinas inteligen sipil atau dinas rahasia Uni Soviet sedangakan CIA adalah dinas rahasia
Amerika Serikat yang bertugas untuk mencari keterangan tentang negara-negara asing
tertentu.
1. Periode 1945-1969
Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Amerika
Serikat dan Uni Soviet sebagai negara pemenang perang muncul menjadi kekuatan raksasa.
Dua negara tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi
liberal-kapitalis, sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam waktu singkat
memang pernah terjadi persahabatan diantara keduanya, namun kemudian muncul
antagonisme diantara mereka. Ada dua karakter pada periode ini, Pertama, adanya
keprihatinan akan ambisi rivalnya yang menimbulkan pesimisme. Kedua, Amerika Serikat
dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer yang sangat kuat dan memiliki kemampuan
untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata atom. Sehingga dalam periode ini muncul
hal-hal sebagai berikut:
a. Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang
berbicara tentang “tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia mendesak rakyat
Soviet untuk tidak terperdaya dengan berakhirnya perang yang berarti negara bisa santai.
Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha memperkuat dan mempertahankan tanah air. Tidak
lama setelah munculnya tulisan George F Kennan, diplomat di Kedubes AS di Uni Soviet,
yang memaparkan tentang kefanatikan Uni Soviet, Presiden Harry S Truman
mendeklarasikan apa yang kemudian disebut Doktrin Truman. Doktrin ini menggarisbawahi
strategi pembendungan politik luar negeri AS sebagai cara untuk menghambat ambisi
ekspansionis Uni Soviet. AS juga merekrut sekutu-sekutunya untuk mewujudkan tujuan itu.
Karena menurut teori domino, jika satu negara jatuh maka akan berjatuhanlah negara-negara
tetangga lainnya.
b. Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara
adidaya memelihara ”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan sebagai akibat dari program
global negara adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur, para
pemimpin AS menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia. Begitu
pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para pemimpin Uni Soviet
menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk mendominasi dunia.
2. Periode 1969-1979
Hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami perubahan drastis dengan terpilihnya
Richard Nixon sebagai Presiden AS. Didampingi penasehat keamanannya, Henry A.
Kissinger, Richard Nixon menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada tahun
1969. Tidak disangka, ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil pendekatan yang sama
terhadap AS. Pendekatan ini lazim disebut détente (peredaan ketegangan). Sebagai sebuah
strategi politik luar negeri, détente merupakan upaya menciptakan ”kepentingan tertentu
dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah lingkungan dimana kompetitor dapat menghambat
perbedaan diantara mereka dan akhirnya melangkah dari kompetisi menuju kerjasama”.
Sebagai langkah lebih lanjut, pada 26 Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid
Brezhnev menandatangani Strategic Arms Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow. SALT
I berisi kesepakatan untuk membatasi persediaan senjata-senjata nuklir strategis/Defensive
Antiballistic Missile System. SALT I juga berisi kesepakatan untuk membatasi jumlah misil
nuklir yang dimiliki oleh kedua belah pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk
memiliki misil maksimal 1600 misil, dan AS hanya diijinkan memiliki 1054 misil.
3. Periode 1979-1985
Setelah 10 tahun dijalankan, tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi untuk menjalani
détente. Akhirnya pada tahun 1979 Uni Soviet pun menduduki Afghanistan yang
sebenarnya mengundang pasukan Uni Soviet masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi
semena-mena ini mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter
menyatakan, agresi Uni Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia dengan tantangan
strategis paling serius sejak Perang Dingin dimulai. Lalu akhirnya muncullah Doktrin Carter
yang menyatakan bahwa AS berkeinginan untuk menggunakan kekuatan militernya di Teluk
Persia. Setelah Reagan mengambil alih jabatan presiden, ia juga melancarkan Doktrin
Reagan yang mendukung pemberontakan anti-komunis di Afghanistan, Angola, dan
Nikaragua. Para pemberontak ini bahkan diberi istilah halus ”pejuang kemerdekaan”
(freedom fighters).
Bahkan AS juga berbicara tentang kemampuan nuklirnya, termasuk ancaman serangan
pertama. Tapi walaupun di periode ini terjadi ketegangan yang memuncak antara AS dan
Uni Soviet, ternyata masih bisa terjadi perjanjian SALT II (Strategic Arms Limitation
Treaty II) pada pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan Brezhnev setuju untuk
membatasi kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400 unit, dan maksimal 1320
unit Multiple Independently Targeted Reentry Vehicle (MIRV) . Dan juga Perjanjian
Pengurangan Senjata-senjata Strategis pada tahun 1982 yang berisi kesepakatan untuk
memusnahkan senjata nuklir yang berdaya jarak menengah. Walaupun sudah banyak
dilakukan perjanjian-perjanjian pembatasan dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun
berdasarkan data pada tahun 1983 ternyata Uni Soviet memiliki keunggulan yang cukup
besar dibandingkan dengan Amerika Serikat.
4. Periode 1985-1991
Pada Maret 1985, Gorbachev mulai memimpin Uni Soviet. Perubahan secara besar-
besaran mulai tampak pada masa ini. Sejak berkuasa, Gorbachev berupaya:
a. Memperbaiki kehidupan perekonomian negaranya yang jauh dibawah standar
kehidupan negara-negara maju.
b. Menyadari bahwa kehidupan yang buruk berpengaruh besar terhadap kehidupan
militernya dan dapat memperlemah kedudukannya dalam percaturan politik internasional.
c. Gorbachev tidak ingin menjungkirkan sosialisme, tetapi berupaya memperkuat sendi
sosialisme melalui Glasnot dan Perestroika.
d. Uni Soviet harus bertindak berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme.
e. Setiap orang harus menyumbangkan pikirannya menurut kemampuannya dan ia akan
menerima dari negara setara dengan apa yang dibutuhkannya.
f. Hubungan dengan dunia luar sangat diperlukan untuk mencapai tingkat kemajuan dan
kesejahteraan rakyat.
g. Tahun 1987 mengumandangkan politik demokrasi, pembaruan, dan keterbukaan yang
dikenal dengan Politik Glasnot dan Perestroika.