Anda di halaman 1dari 3

1.

Landasan Teori : Konsep Pendidikan Karakter, Substansi Pembelajaran Ke NW-an di

Ponpes Darul Hikmah Az-zikri NW Pringgarata

Pendidikan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana oleh orang dewasa untuk
mengubah perilaku manusia baik secara individu maupun kelompok melalui proses pembelajaran

Karakter merupakan nilai-nilai dasar yang melekat pada perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya dan adat
istiadat.

Karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan keduanya disebut dengan
kebiasaan.

Pendidikan karakter merupakan upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam
membantu peserta didik untuk memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan Yang terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya dan adat istiadat

Tujuan diselenggarakan pendidikan karakter ialah untuk membangun moralitas, mentalitas, dan jiwa generasi
muda yang sedang kehilangan jati diri dan keperibadiannya.

Nilai-Nilai pendidikan karakter sebagi berikut: pertama cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kedua,
kemandirian dan tanggungjawab, ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis, keempat, hormat dan santun, kelima,
dermawan, suka tolong-menolong, gotong royong, keenam, percaya diri dan pekerja keras, ketujuh, kepemimpinan
dan keadilan, kedelapan, baik dan rendah hati, dan kesembilan, karakter toleransi, kedamaian dan kesatuan.

Strategi dapat dimaknai sebagai pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Metode berasal dari kata “method” yang berarti cara yang digunakan untuk meraih sesuatu
Substansial mata pelajaran Ke NW-an memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri sendiri, sesama
manusia, makhluk lainnya serta lingkungannya

Tujuan mempelajari ilmu Ke NW-an ialah sebagai berikut:


1. Untuk mempelajari hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia dengan Tuhan
dan sesama.
2. Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan dalam hukum-hukum
agama baik dalam bidang aqaid dan akhlaq maupun dalam bidang ibadat dan muamalat.
Sedangkan tujuan pembelajaran Ke NW-an untuk Ponpes Darul Hikmah Az-zikri NW yaitu bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tatacara pelaksanaan hukum Islam baik
yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan
peribadi dan sosial.
2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan
dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam, baik dalam hubungan manusia dengan Allah
SWT, dengan diri sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungannya.

Ruang lingkup mata pelajaran Ke NW-an di Ponpes Darul Hikmah Az-zikri NW meliputi: kajian
tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam, hukum Islam dan akhlaq

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran


Ke NW-An dapat dilakuakan dengan memperpadukan antara nilai-nilai pendidikan
karakter dengan nilai yang terkandung dalam pelajaran Ke NW-an itu sendiri, sehingga proses
pembelajaran yang terjadi tidak hanya mengarah pada aspek kognitif semata, akan tetapi
mencakup semua aspek, baik aspek afektif, maupun aspek psikomotorik

Program pondok : Tahfiz Al-Qur`an, Kitab Kuning, Pembinaan Akhlak


Proses implementasi dilakukan dengan 3 cara : melalui pengelolaan sekolah,
melalui proses belajar mengajar, dan melalui kegiatan luar jam pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang bagaimana implementasi pendidikan


karakter pada mata pelajaran Ke NW-an di Ponpes Darul Hikmah Az-zikri NW Pringgarata,
dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi pendidikan karakter tidak terlepas melalui
manajemen sekolah, kegiatan di dalam dan di luar jam pembelajaran. Selain itu, dalam
pelaksanaan pendidikan karakter seharusnya dimulai dari guru yang selanjutnya disalurkan
kepada peserta didik melalui proses pembelajaran, kemudian diinternalisaikan dalam
kehidupan, baik di lingkungan sekolah dan di masyarakat. Implementasi pendidikan karakter
di dalam kelas adalah bagaimana memadukan materi pelajaran Ke NW-an dengan nilai-nilai
karakter yang sudah direncanakan dalam perangkat pembelajaran yaitu perangkat
pembelajaran yang berbasis karakter dengan menambahkan nilai-nilai pada setiap langkah-
langkah pembelajaran. Adapun langkah pembelajaran berbasis karakter pada kegiatan inti
pembelajaran dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
Eksplorasi dalam pendidikan adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman-
pengalaman baru dari situasi yang baru
Elaborasi adalah penggarapan (pengerjaan) secara tekun dan cermat
Konfirmasi adalah pembenaran, penegasan, dan pengesahan

Eksplorasi adalah kegiatan dalam mencari dan menghimpun informasi dengan menggunakan media


untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga
siswa (peserta didik) aktif, mendorong siswa mengamati berbagai gejala,
Elaborasi
Kegiatan elaborasi adalah kegiatan membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan,
mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen,
mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan
kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis,
menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.

Konfirmasi 
Kegiatan konfirmasi, adalah kegiatan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan siswa melalui
pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan
menggunakan teori yang dikuasai guru, menambah informasi yang seharusnya dikuasai peserta didik,
mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya
untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna.

TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H. / 1 Maret 1953 M.,
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan yang bergerak
dibidang Pendidikan, Sosial dan Dakwah Islamiyah.

Anda mungkin juga menyukai