Anda di halaman 1dari 5

TUGAS HUKUM INTERNASIONAL

SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL PASCA PERANG DUNIA II


Dosen Pengampu: Bapak Bustanul Arifien, M.H.

KELOMPOK IV

Muhammad Ulin Nuha : 18103070079


Bondan Juliano Muhammad : 18103070082
Ilham Oktavian : 18103070083
Alif Bagus Prasetyo : 18103070084
Subhan Zein El Bahri : 18103070085
Moh. Wakid : 18103070086
Putri Aisyah : 18103070087
Dadik Andiyanto : 18103070090
Carla Yvete Pramesvara : 18103070091
Rafiq Arifianto : 18103070093
Rosyidatul Marzuqoh : 18103070094
Nydia Alzena Aristawanty : 18103070095

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019-2020
BAB I
Pembahasan

A. Perkembangan Internasional Pasca Perang Dunia II

Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Setelah


Perang Dunia II ini, Uni Soviet dan Amerika Serikat menjadi dua adidaya dunia. Dua negara
tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis,
sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam waktu singkat memang pernah terjadi
persahabatan diantara keduanya, namun kemudian muncul antagonisme diantara mereka. Ada dua
karakter pada periode ini, Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang menimbulkan
pesimisme. Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer yang sangat kuat
dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata pemusnah masal
(atom/nuklir). Perbedaan pandangan ini lah yang kemudian menciptakan suatu kebencian diantara
keduanya hingga menimbulkan perang yang dikenal dengan Perang Dingin. Dalam masa ini
munculah beberapa peristiwa sebagai berikut: 1

1. Doktrin Pembendungan pada Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang berbicara
tentang “tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis". Ia mendesak rakyat Soviet
untuk tidak terperdaya dengan berakhirnya perang yang berarti negara bisa santai.
Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha memperkuat dan mempertahankan tanah air.
Tidak lama setelah munculnya tulisan George F Kennan, diplomat Kedubes AS di Uni
Soviet, yang memaparkan tentang kefanatikan Uni Soviet, hingga Presiden Harry S
Truman mendeklarasikan apa yang kemudian disebut Doktrin Truman. Doktrin ini
menggaris bawahi strategi pembendungan politik luar negeri AS sebagai cara untuk
menghambat ambisi ekspansionis Uni Soviet. AS juga merekrut sekutu-sekutunya untuk
mewujudkan tujuan itu. Karena menurut teori domino, jika satu negara jatuh maka akan
berjatuhanlah negara-negara tetangga lainnya.
2. Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara adidaya
memelihara ”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan sebagai akibat dari program global
negara adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur, para
pemimpin AS menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia. Begitu
pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para pemimpin Uni Soviet

1
Hetherington, Marc J., and Bruce A. Larson. Parties, Politics, and Public Policy in America (11th edition, 2009).
Hal 301.
menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk mendominasi dunia. Perebutan lingkungan
pengaruh diantara dua negara adidaya ini melahirkan sebuah pola yang bipolar. AS dan
sekutunya merupakan satu polar, sedangkan di polar (kutub) yang lain muncul Uni Soviet
dengan sekutunya.

Amerika Serikat dan sekutunya membentuk Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (North
Atlantic Treaty Organization/NATO) yang berdiri pada tanggal 4 April 1949 di Washington, AS.
Apabila salah satu anggota NATO diserang, maka serangan itu dianggap sebagai serangan terhadap
NATO. Di pihak lain, Uni Soviet dan sekutunya membentuk Pakta Warsawa (Warsawa Pact) pada
tanggal 14 Mei 1955 di Praha-Cekoslowakia atas dasar ”Pact of Mutual Assistance and Unified
Command”. Di berbagai kawasan pun muncul blok-blok yang memihak salah satu negara adidaya,
di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) pada tanggal 8
September 1954 di Manila, Philipina. SEATO ditujukan untuk menahan pengaruh komunis di Asia
Tenggara, khususnya di Vietnam. Sebagai salah satu organisasi yang berdiri di Asia Tenggara,
negara-negara utama di Asia Tenggara malah tidak diikutsertakan di SEATO, anggota-anggotanya
yang utama justru negara-negara Blok Barat yang dipimpin oleh AS.

Di kawasan Timur Tengah juga dibentuk Organisasi Pertahanan Timur Tengah (Middle
Eastern Treaty Organization/METO). Sedangkan Uni Soviet juga menjalin kerjasama dengan RRC
pada tahun 1950 untuk menghadapi kemungkinan agresi Jepang sebagai negara di bawah kendali
AS. Serta pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) di Beograd, Yugoslavia
pada tahun 1947. Di sisi lain, kegiatan spionase juga turut mewarnai Perang Dingin. KGB (Komitet
Gusudarstvennoy Bezopasnosti), dinas rahasia Uni Soviet, dan CIA (Central Intelligence Agency),
dinas rahasia AS selalu berusaha untuk memperoleh informasi rahasia mengenai segala hal yang
menyangkut negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak serta informasi-
informasi sensitif mengenai lawannya sendiri.

Lebih jauh, bila disimak dalam eskalasi Perang Dingin yang melibatkan ketegangan dan
persaingan antara Soviet dan AS ini, tentara Amerika dan Soviet tidak pernah bertemu secara
langsung dalam medan perang, namun bertempur secara tidak langsung (proxy war), seperti
dalam Perang Korea (1950-an) dan Perang Vietnam (1950-an-1970-an). Kedua perang tersebut
merupakan perang antara pemerintah Utara yang komunis (didukung oleh Soviet dan Republik
Rakyat Tiongkok), dan pemerintahan Selatan yang dibantu oleh AS. Perang Korea berakhir dengan
pembagian Korea, sementara perang Vietnam dimenangkan oleh Vietnam (Komunis) setelah AS
mundur dari Vietnam. Selain itu, salah satu konflik penting pada masa ini adalah Krisis Rudal
Kuba pada tahun 1962. Selama krisis ini, AS dan Uni Soviet berada pada posisi yang sangat dekat
untuk saling menyerang dengan senjata nuklir.2

Pada masa Perang Dingin, pemerintah mencoba mencari orang yang diduga sebagai
Komunis. Orang yang diduga komunis akan kehilangan pekerjaan, masuk penjara, atau bakan
terbunuh. Banyak aktor dan pengarang yang masuk ke daftar hitam. Peristiwa ini disebut sebagai
"Red Scare". Perlombaan senjata juga berlangsung antara Amerika Serikat dengan Soviet. Amerika
Serikat banyak menghabiskan dana untuk proyek-proyek pertahanan. Selain perlombaan senjata,
perlombaan luar angkasa juga berlangsung. Perlombaan ini dimulai ketika Soviet
meluncurkan Sputnik pada tahun 1957. Dalam beberapa tahun, baik AS maupun Soviet telah
meluncurkan satelit, dan juga mengirimkan hewan dan manusia ke luar angkasa. Pada tahun
1969, Apollo 11 berhasil mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan.

B. Pengaruh Konflik Ideologi dan Perang Dingin Terhadap Hukum Internasional


Kontemporer
Sejak berdirinya negara komunis Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur
lainnya para ahli hukum dan negarawannya telah mengambil sikap tersendiri terhadap
hukum internasional yang mereka sebut hukum borjuis. Para ahli hukum Uni Soviet
menafsirkan hukum Internasional sebagai refleksi kehendak negara-negara penguasa.
Namun ini tidak menutup kemungkinan bagi kaum komunis untuk menjalin hubungan
dengan negara-negara lain atas dasar hukum Internasional. Sekalipun negara sosialis dan
negara kapitalis memiliki pandangan berbeda tentang norma-norma hukum internasional,
mereka dapat bersepakat tentang norma-norma tertentu yang membentuk sekumpulan
norma hukum internasional.
Perbedaan ideologis, perbedaan cara pandang tentang bagaimana menata
masyarakat, negara dan hubungan-hubungan internasional ini kemudian mencapaisuatu
taraf yang kritis ketika dua negara adidaya Uni Soviet dan Amerika Serikat terlibat ke
dalam apa yang disebut dengan perang dingin. Perang dingin merupakan suatu peristiwa
besar yang tidak dicirikan dengan permusnahan umat manusia secara besar-besaran tetapi
berkaitan dengan kehidupan yang terpengaruh dari harta benda yang dikorbankan,
jangkauan geografis, dan dampak lingkungan dalam sejarah umat manusia.3

2
Marfleet, B. Gregory. "The Operational Code of John F. Kennedy During the Cuban Missile Crisis: A Comparison
of Public and Private Rhetoric". Hal 545
3
Buku yg di bw arzu hlm 32
C. Hukum Internasional Pasca Perang Dunia II
D. Hukum Internasional dalam Perubahan Sistem Internasional
E. Internet dan Hukum Internasional
F. World Trade Organization (WTO) dan Hukum Internasional
G. Hukum Pidana Internasional
H. Mahkamah Pidana Internasional
I. Hukum Internasional dalam Sistem Internasional Unipolar

BAB II
Penutup

A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai