Anda di halaman 1dari 4

UTS HUKUM AGRARIA

Dosen Pengampu: Ibu Surur Roiqoh, M.H.

Nama : Alif Bagus Prasetyo


NIM : 18103070084
Matkul : Hukum Agraria B
Prodi : Hukum Tata Negara

SOAL

1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang konsep hukum Agraia di Indonesia!
2. Berikan penjelasan tentang sejarah hukum agraria Indonesia pada tahun 1960 sampai
1980! (pilih salah satu periode yang saudara ketahui)
3. sebutkan tiga asas hukum agraria kemudian jelaskan!
4. Maksud dari tanah dikuasai oleh negara adalah
5. Peruntukan hak perorangan atas tanah memiliki beberapa jenis diantaranya adalah
hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan apa yang menjadi pembeda dari
ketiga jenis peruntukan hak tersebut? Jelaskan!

JAWAB

1. Berdasarkan Pasal II aturan peralihan UUD 1945, Badan negara dan peraturan tentang
agraria yang berlaku pada masa pemerintahan kolonial dinyatakan masih berlaku
selama tidak bertentangan dengan UUD 1945, belum dicabut, belum diubah, atau belum
diganti dengan hukum yang baru. Hukum Agraria nasional sesuai dengan pancasila dan
tujuan sebagai yang ditegaskan di dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 “Bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ketentuan Pasal 33 ayat 1 UUPA bersifat
Imperatif, karena mengandung perintah kepada Negara agar bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya, diletakkan dalam penguasaan Negara untuk
dipergunakan mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pemerintah Indonesia pun membentuk panitia Agraria yang mengalami beberapa kali
pergantian, yakni Panitia Yogya (1948), Panitia Agraria Jakarta (1951), Panitia
Suwahyo (1955), Rancangan Soenarjo (1958), dan Rancangan Soedjarwo (1960).
Pembentukan panitia tersebut diusung untuk menghasilkan sebuah hukum agraria yang
berjiwa keindonesiaan. Setelah melalui proses selama 12 tahun, akhirnya terbitlah
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(biasa disebut UUPA) yang disahkan dan diundangkan sebagai induk dari hukum
agraria Indonesia. Dengan berlakunya UUPA, berarti telah dicabut segala peraturan
hukum agraria kolonial yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu:
a. “Agrarische Wet” (Staatsblad 1870 No. 55), sebagai yang termuat dalam pasal
51 "Wet op de Staatsinrichting van Nederlands Indie" (Staatsblad 1925 No. 447)
dan ketentuan dalam ayat-ayat lainnya dari pasal itu;
b. “Domienverklaring” tersebut dalam pasal 1 "Agrarisch Besluit " (Staatsblad
1870 No. 118); "Algemene Domienverklaring" tersebut dalam Staatsblad 1875
No. 119A; "Domienverklaring untuk Sumatera" tersebut dalam pasal 1 dari
Staatsblad 1874 No. 94f; "Domeinverklaring untuk keresidenan Menado"
tersebut dalam pasal 1 dari Staatsblad 1877 No. 55; "Domienverklaring untuk
“residentie Zuider en Oosterafdeling van Borneo" tersebut dalam pasal 1 dari
Staatsblad 1888 No.58;
c. “Koninklijk Besluit” tanggal 16 April 1872 No. 29 (Staatsblad 1872 No. 117)
dan peraturan pelaksanaannya;
d. Buku ke-II Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang yang
mengenai bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali
ketentuan-ketentuan mengenai hypotheek yang masih berlaku pada mulai
berlakunya undang-undang ini;

Pada hari sabtu tanggal 24 September 1960 Rancangan UUPA yang telah
disetujui oleh DPRGR itu disahkan oleh Presiden menjadi UU No.5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar pokok-pokok Agraria, LNRI tahun 1960 No.104TLNRI
No.2043, yang menurut Dictum Kelimanya disebut UUPA.

3. Asas-Asas Hukum Agraria, diantaranya:


a. Asas hak menguasai negara

Asas ini mengatakan bahwa sebagai organisasi kekuasaan tertinggi


Negara diberi wewenang untuk mengatur permukaan tanah atau berkewajiban
untuk mengatur tanah serta pemberian tanah, dalam hal ini negara bukan sebagai
pemilik tanah
b. Asas Nasionalitas

Adalah asas yang menghendaki bahwa hanya bangsa Indonesia saja yang
dapat mempunyai hubungan hukum sepenuhnya dengan bumi, air, ruang
angkasa dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya

c. Asas hak atas tanah yang mempunya sosial

Fungsi sosial hak atas tanah adalah fungsi-fungsi kepentingan orang


banyak atau kepentingan nasional sehingga sebidang tanah dicabut dari
kepemilikan seseorang bila kepentingan orang banyak atau nasional
memerlukannya dengan kompensasi ganti rugi

4. Hak menguasai dari Negara atas tanah bersumber pada Hak Bangsa Indonesia atas tanah,
yang hakikatnya merupakan penugasan pelaksanaan tugas kewenangan bangsa yang
mengandung unsur publik. Tugas mengelola seluruh tanah bersama tidak mungkin
dilaksanakan sendiri oleh seluruh Bangsa Indonesia, maka dalam penyelenggaraannya,
Bangsa Indonesia sebagai pemegang hak dan pengemban amanat tersebut, pada tingkatan
tertinggi dilaksanakan oleh Negara Republik Indonesia sebagai organisasi kekuasaan
seluruh rakyat.

Menurut Oloan Sitorus, kewenangan Negara dalam bidang pertanahan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA merupakan pelimpahan tugas
bangsa untuk mengatur penguasaan dan memimpin penggunaan tanah bersama yang
merupakan kekayaan nasional. Pada prinsipnya, hak menguasai dari negara adalah
pelimpahan kewenangan publik.

5. Hak Perorangan atas tanah meliputi hak milik, ialah:


a. Hak Milik
1) Hak atas tanah yang turun temurun, terkuat, dan terpenuh
2) Perorangan, harus WNI tunggal (tidak boleh dwikewarganegaraan)

3) Badan hukum tertentu


4) Jangka waktu tidak terbatas

5) Menjadi tanah negara jikalau:


a) Hak dicabut
b) Hak dilepaskan scra sukarela
c) Dicabut utk kepentingan umum
d) Ditelantarkan tanahnya
e) Dialihkan kepada WNA (tidak boleh)

b. Hak Guna Usaha


1) Untuk mengusahakan tanah yang DIKUASAI oleh NEGARA selama
jangka waktu tertentu untuk usaha PERTANIAN, PERKEBUNAN,
PERIKANAN, PETERNAKAN.
2) Dapat beralih pada ahli waris, dapat dialihkan, dapat dilepaskan menjadi
TANAH NEGARA, dapat ditanggungkan
3) Jangka Waktu : (dapat terus menerus dilakukan pembaharuan)
Tanaman Keras = 35 tahun & diperpanjang lagi 25 tahun
4) Tanaman Muda = 25 tahun & diperpanjang lagi 25 tahun

5) Subjeknya WNI, Badan Hukum Indonesia


6) PMA yang berbentuk Perusahaan Patungan
c. Hak Guna Bangunan
1) Tanaman Muda = 25 tahun & diperpanjang lagi 25 tahun
2) Jangka waktu: Di atas tanah negara/hak pengelolaan, maksimal 30 tahun
dan dapat diperpanjang 20 tahun, adapun di atas hak milik, maksimal 30
tahun, atas kesepakatan dapat diperbaharui dengan akta PPAT dan
didaftarkan ke kantor pertanahan
3) Subjek WNI, Badan Hukum Indonesia, PMA yang berbentuk Perusahaan
Patungan

Anda mungkin juga menyukai