PERTEMUAN 5
TUJUAN POKOK UNDANG-UNDANG POKOK
AGRARIA NOMOR 5 TAHUN 1960
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai fungsi dan tujuan dari
Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 dan bagaiman
univikasi hukum Tanah Nasional akhirnya terbentuk, dan mempengaruhi
banyak hal terhadap pertanahan Nasional, Anda harus mampu:
1. Menjelaskan tujuan dari Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun
1960
2. Menguraikan apa saja yang diatur oleh Undang-Undang Pokok Agraria
Nomor 5 Tahun 1960
3. Menjelaskan kembali apa akibat berlakunya Undang-Undang Pokok
Agraria
B. URAIAN MATERI
lain Agrarische Wet Stb. 1870 No. 55 dan Agrarische Besluit Stb. 1870
Nomor 118.
Berlakunya UUPA merupakan perubahan yang mendasar dalam
Hukum Tanah ( Hukum Agraria) Indonesia. Perubahan itu bersifat
mendasar (fundamental) karena baik menurut struktur perangkat
hukumnya, juga mengenai konsepsi yang mendasarinya maupun isinya,
dinyatakan dalam UUPA bagian “berpendapat” harus sesuai dengan
permintaan zaman.1 Karena itu, sejak tanggal 24 dicatat sebagai salah satu
tonggak yang sangat penting dalam sejarah agraria/pertanahan di Indonesia
pada umumnya dan pembaharuan hukum agraria/hukum tanah pada
khususnya. Berdasarkan Keppres No. 169/163, tanggal 24 September
ditetapkan sebagai “hari tani” yang diperingati setiap tahun, dan sejak
tahun 1973 peringatan itu ditingkatkan menjadi hari ulang tahun UUPA.
Sebelum berlakunya UUPA, hukum agraria bersifat dualistik, yakni
bersumber pada hukum adat dan hukum agraria barat. Sejak UUPA
berlaku, maka hukum agraria barat tersebut dinyatakan tidak berlaku, dan
bersifat dualistik tersebut juga hapus, yang berlaku adalah UUPA sebagai
hukum positif yang berlaku secara unifikasi di Indonesia.
Dasar hukum perubahan agraria dapat dilihat dalam Konsiderans dan
Penjelasan Umum UUPA. Dalam konsiderans bagian “menimbang”
disebutkan:
1. Bahwa di dalam Negara Republik Indonesia yang susunan kehidupan
rakyatnya termasuk perekonomian, terutama masih bercorak agraris,
bumi, air, dan ruang angkasa, sebagai karunia Tuhan Ynag Maha Esa
mempunyai fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat
yang adil dan makmur,
2. Bahwa hukum agraria masih berlaku sekarang ini sebagian tersusun
berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari pemerintahan jajahan dan
sebagian dipengaruhi olehnya, sehingga bertentangan dengan
1
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Cetakan Kesepuluh (edisi revisi), Jakarta,Djambatan,
2005, hlm. 1
2
Lihat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria bagian
konsiderans “memutuskan”.
3
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Op Cit, hlm. 221-227
4
Ibid, hlm. 1
5
Ibid, hlm. 162-163
telah memenuhi syarat nasional yang formal. Segi materiil, hukum agraria
yang baru itu harus bersifat nasional, artinya hukum agraria yang baru
berkenaan dengan tujuan, konsepsi, asas-asas, sistem, dan isinya harus
sesuai dengan kepentingan nasional.6
Pemberian jaminan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah
bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi salah satu tujuan diundangkan
UUPA dapat terwujud melalui dua upaya, yaitu:
1. Tersedianya perangkat hukum yang tertulis, lengkap dan jelas yang
dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan jiwa dan
ketentuanketentuannya.
2. Penyelenggaraan pendaftaran tanah yang memungkinkan bagi
pemegang hak atas tanah untuk dengan mudah membuktikan hak atas
tanah yang dikuasainya, dan bagi pihak yang berkepentingan, seperti
calon pembeli dan calon kreditor, untuk memperoleh keterangan yang
diperlukan mengenai tanah yang menjadi objek perbuatan hukum yang
akan dilakukan, serta bagi Pemerintah untuk melaksanakan
kebijaksanaan pertanahan. UUPA mengatur pendaftaran tanah yang
bertujuan untuk memberikan jaminan kepastian hukum. Pendaftaran
tanah ini menjadi kewajiban bagi pemerintah maupun pemegang hak
atas tanah.
Ketentuan tentang kewajiban bagi Pemerintah untuk
menyelenggarakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik
Indonesia diatur dalam Pasal 19 UUPA, yaitu:
1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2. Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi:
a. Pengukuran, pemetaan, dan pembukuan tanah;
b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat.
6
Rosnidar Sembiring, Hukum Pertanahan Adat, Rajawali Press, Jakarta, 2017, hlm. 40
bukti yang dihasilkan pada akhir proses pendaftaran tanah tersebut berupa Buku
Tanah dan sertifikat tanah yang terdiri dari Salinan Buku Tanah dan Surat Ukur.7
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apat Tujuan dari Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 ?
2. Apa saja yang diatur oleh Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun
1960
3. Dengan berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria mengakibatkan apa ?
D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
7
Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Lembaga
Pemberdayaan Hukum Indonesia, Jakarta, Agustus 2005, hlm.81.