Anda di halaman 1dari 2

PERTEMUAN KE-8:

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

A.TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan karakteristik tindak pidana perpajakan, fungsi
dan cara memperoleh NPWP, NPPKP, sarana, batas waktu, angsuran dan penundaan
pembayaran-pajak, SPT dan jenis - jenisnya, SKP, SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN dan
STP, dan kewajiban pembukuan.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:

Menjelaskan Pengertian Tindak Pidana Perpajakan


Pajak dalam istilah asing disebut: tax (Inggris); import contribution, taxe, droit
(Perancis); Steuer, Abgabe, Gebuhr (Jerman); impuesto contribution, tributo, gravamen, tasa
(Spannyol) dan belasting (Belanda). Dalam literature Amerika selain istilah tax dikenal pula
istilah tarif. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak
dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-
barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Pajak adalah bantuan baik
langsung maupun tidak langsung yang dipaksakan oleh kekuasan publik dari penduduk atau
dari barang utk menutup belanja pemerintah. Pajak juga berarti bantuan uang secara
insidental atau secara periodik yang dipungut oleh badan yang bersifat umum (negara) untuk
memperoleh pendapatan tanpa adanya kontraprestasi, di mana terjadi suatu taabestand dan
sasaran pajak telah menimbulkan utang pajak karena UU.
Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang dikemukakan
oleh para ahli diantaranya adalah :
1. Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung
dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
2. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontra prestasi/tegen prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang
berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas
Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving
yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Tujuan Pembelajaran 1.2:

Menjelaskan Karakteristik Tindak Pidana Perpajakan


Tindak pidana dibidang perpajakan adalah sebagaimana disebut dalam Pasal 38 dan
Pasal 39 UU KUP. Pasal 38 UU KUP merupakan ketentuan pidana yang dilakukan karena
kealpaan Wajib Pajak karena tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya
tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Kealpaan yang dimaksud
berarti tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang mengindahkan kewajibannya.
Selain karena kealpaan, tindak pidana perpajakan juga dapat terjadi karena
kesengajaan. Hal ini diatur dalam Pasal 39 UU KUP. Secara ringkas tindak pidana yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara itu meliputi:1
1. Tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan NPWP;
2. Tidak menyampaikan SPT;
3. Menyampaikan SPT dan keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap;
4. Menolak dilakukan pemeriksaan;
5. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu;
6. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak
meminjamkan pembukuan;
7. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut.

1
Gunadi, Bunga Rampai Pemeriksaan, Penyidikan & Penagihan Pajak, MUC Publishing, Jakarta, 2004, hlm.
85-86

Anda mungkin juga menyukai