Pasal 1 : “semua tanah yang tidak dapat dibuktikan kepemilikan si pemegangnya adalah
domein (milik) Negara.” Pernyataan ini dikenal dengan sebutan asas domein verklaring.
Ada dualisme hukum tanah yang terjadi pada wakt zaman kolonial
1. Hak tanah adat yang berlaku untuk orang pribumi.
Hak tanah adat mengenal :
a. Hak ulayat, yaitu hak dari masyarakat adat untuk mengambil manfaat untuk
kesejahteraan.
b. Hak komunal
c. Hak milik agraris (agrarische eigendom)
2. Hak tanah barat yang berlaku untuk orang barat.
1. Hak public : hak bangsa, hak ulayat, hak menguasai Negara atas tanah.
2. Hal privat : hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak sewa, hak pakai, hak
keperdataan.
Hak bangsa adalah hak masyarakat Indonesia yang bersifat kekal dan abadi dan akan ada
selama Indonesia berdiri (seluruh masyarakat adalah pemilik kekayaan alam Indonesia).
Implikasinya
UUD : pada prinsipnya hal-hal yang diatur Negara tidak boleg berakibat pada pelanggaran HAM
yang dijamin oleh UUD (pasal 28 huruf A s/d UUD 1945 amd. IV.
Substantif :
Apakah aturan itu relevan dengan tujuannya?
Sesuai dengan pasal 2 ayat (3) UUPA semua peraturan agraria harus ditujukan untuk sebesar2
kemakmuran rakyat, kemakmuran untuk sebanyak mungkin orang tanpa melanggar hukum dan
keadilan.
Hak pengelolaan
HMN tidak dapat dipindahkan pada pihak lain, tapi pelaksanaannya dapat dilimpahkan dengan
hak pengelolaan kepada :
1. Pemda
2. Masyarakat hukum adat
3. Badan otorita
4. Perusahaan Negara/BUMN
5. Perusahaan daerah.
Penjelasan UUPA :
“……Negara dapat memberi tanah yang demikian dalam pengelolaan pada suatu badan
penguasa (departemen, jawatan, daerah swatantra), untuk digunakan bagi pelaksanaan tugasnya.”
Tanah pemerintah
Adalah tanah yang dikuasai intansi pemerintah untuk digunakan sesuai dengan tugas masing-
masing intansi. Dapat berupa :
1. Tanah hak pengelolaan
2. Tanah hak pakai (PMA no.9 tahun 1965)
3. Tanah Negara.
Secara yuridis administrative, ia merupakan wewenang meneg agraria/ka BPN. Secara fisik,
penggunaannya di bawah pengurusan suatu departemen/lembaga.
Tanah Negara tidak sama dengan tanah pemerintah.
Konversi adalah peralihan hak-hak atas tanah pada zaman hindia belanda dengan UUPA.
1. Adalah hak untuk mengusahakan dan mempunyai bangunan atas tanah bukan milik
sendiri.
2. Objek : tanah Negara, hak pengelolaan, hak milik.
3. Subjek : WNI, badan hukum Indonesia
4. Penggunaan : bangunan
5. Dapat dialihkan kepada WNI
6. Dapat menjadi objek hak tanggungan
Strata title : sertifikat kepemilikan satuan rumah susun/pemisahan horizontal (pemisahan hak
milik bangunan dengan tanah).
7. Jangka waktu :
Untuk tanah Negara dan hak pengelolaan : maksimal 30 tahun, perpanjangan 25 tahun,
pembaruan 30 tahun. Dan ketiganya dapat diajukan sekaligus.
Untuk tanah hak milik : maksimal 30 tahun tidak dapat diperpanjang tapi dapat
diperbarui.
Perpanjangan : syarat dan ketentuan tetap berlaku sebagaimana dalam perjanjian awal, harus
diajukan sebelum jangka waktu habis (maksimal 1 tahun sebelum habis).
1. Asas penguasaan oleh Negara. Pasal 2 ayat (1) UUPA, terinspirasi oleh pasal 33 ayat (3)
UUD 1945.
2. Asa fungsi sosial. Pasal 6 UUPA.
3. Asas hukum adat. Pasal 3 dan pasal 5 UUPA.
4. Asas nasionalitas dan kesetaraan. Pasal 9 UUPA.
5. Asas larangan kepemilikan tanah melampaui batas. Pasal 7 jo pasal 17 UUPA.
6. Asas perencanaan umum.
7. Asas pemeliharaan tanah.
a. Segala bentuk pemanfaatan BARKA serta hasilnya harus secara nyata dapat
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
b. Melindungi dan menjamin segala hak-hak rakyat yang ada di dalam dan di atas BARKA
secara langsung dapat dinikmati rakyat.
c. Mencegah segala tindakan dari pihak manapun yang akan menyebabkan rakyat tidak
mempunyai kesempatan/kehilangan terhadap akses terhadap BARKA.
Domein verklaring : Negara adalah pemilik tanah. Tapi di Negara kita Negara hanya mengatur.
Dalam ajaran agrarische besluit.
Dalam hak milik seseorang terdapat bagian yang merupakan hak public.
Hak Pakai