Unsur-Unsur HBI
1. Unsur Kepunyaan yang beraspek keperdataan
Seluruh tanah di Indonesia kepunyaan Bangsa Indonesia.
2. Unsur Tugas Kewenangan Mengelolan yang beraspek hukum
publik
Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA
dan Penjelasan Umum II angka 2 UUPA.
Tanah Negara
Pengertian
Tanah negara adalah tanah yang langsung dikuasai oleh negara yaitu
tanah yang diatasnya tidak dikuasai dengan suatu ha katas tanah (tanah
negara dalam arti sempit)
Hak atas tanah sekunder juga dapat dikatakan sebagai hak atas
tanah yang dibebani di atas hak milik (atau hak atas tanah
yang sudah bersertipikat).
3. Hak Sewa
Diktat Agraria halaman 58-59
Dasar Hukum: Pasal 44 dan 45 UUPA
Pengertian: adalah hak yang memberi wewenang untuk
menggunakan tanah milik pihak lain dengan kewajiban
membayar uang sewa pada tiap-tiap waktu tertentu, Hak sewa
ini dalam hukum adat dikenal istilan “Jual Tahunan”
Jangka waktu: tergantung perjanjian dengan memperhatikan
Pasal 26 ayat 2 UUPA
Subyek Hukum: WNI, BHI, WNA berkedudukan di
Indonesia, dan BHA yang mempunyai perwakilan di Indonesia
5. Hak Gadai
Diktat Agraria halaman 59-61
Dasar hukum: Pasal 53 UUPA, UU No 56/Prp/1960
Pengertian: hubungan hukum antara seseorang dengan tanah
milik orang lain yang telah menerima uang gadai daripadanya
yang memberi wewenang kepadanya untuk
menggunakan/mengambil manfaat dari tanahnya. Dalam hub
ini selama pemilik tanah selaku pemberi gadai belum
memberikan uang kepada pemegang gadai, maka pemegang
gadai tetap mempergunakan dan memanfaatkan tanah yang
digadaikan itu
Jangka waktu:
a. Tanah pertanian: 7 tahun (Pasal 7 UU 56/Prp/1960)
b. Tanah bangunan: tidak tertentu (hukum adat)
Subyek Hukum: WNI Pasal 9 ayat 2 UUPA
6. Hak Menumpang
Diktat Agraria halaman 63-64
Dasar hukum: Pasal 53 UUPA
Pengertian: hak yang memberi kepada seseorang untuk
mendirikan dan menempati rumah di atas tanah pekarangan
orang lain (istilah: numpang sari) hubungan hukum hak
menumpang lemah.
Jangka waktu: tidak tetap tergantung pemilik tanah
Subyek hukum: WNI
Tanah-Tanah dimana Hak atas Tanah dapat diberikan
Diktat Alwe halaman 12
Hak Milik : diatas Tanah Negara dan Tanah HPL
HGU : diatas Tanah Negara
HGB : diatas Tanah negara, HPL, dan HM
HP : diatas Tanah Negara, HPL, dan HM
2.4 Wakaf
Diktat Agraria halam 65-67
Pengertian
Perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
Sebagian dari harta miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadan dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah
Dasar Hukum
Pasal 49 ayat 3 UUPA
PP No 28/1977 tentang perwakafan hak milik
HAK PENGELOLAAN (HPL)
DIKTAT AGRARIA HALAM 56-57
Pengertian
Hak pengelolaan adalah Hak atas tanah yang memberikan wewenang kepada
pemegangnya untuk:
a. Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanahnya;
b. Menggunakan tanah untuk keperluan sendiri
c. Menyerahkan bagian dari tanahnya kepada pihak ketiga menurut
persyaratan yang telah ditentukan bagi pemegang hak tersebut yang
meliputi segi peruntukan, penggunaan, dan jangka waktu serta segi
keuangannya,
Setelah jangka waktu hak atas tanah tersebut berakhir maka tanah tersebut
Kembali lagi ke dalam penguasaan sepenuhnya pemegang hak pengelolaan dalam
keadaaan bebas dari hak-hak yang membebaninya
Peruntukan
a. Apabila tanahnya digunakan oleh instansi pemerintah untuk keperluan
sendiri maka dikonversi menjadi Hak Pakai
b. Apabila tanahnya selain digunakan sendiri, ada bagian-bagian dari tanah
lainnya akan diserahkan kepada pihak ketiga yang meliputi segi
peruntukan dan penggunaan, jangka waktu dan keuangnya, maka hak
beheer dikonversi menjadi HPL
Subyek Hukum
a. Badan Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang seluruh
modalnya dimiliki oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang
bergerak dalam kegiatan usaha sejenis dengan industry dan Pelabuhan
b. Instansi pemerintah termasuk pemerintah daerah
c. Badan otorita
d. Badan-badan hukum pemeirntah lainnya yang ditunjuk pemerintah
Terjadinya
Karena penetapan pemerintah dan diberikan selama tanah tersebut dipergunakan
CONTOH
PT membutuhkan tanah untuk keperluan pertenernakan (HGU) tanah yang
tersedia masih berstatus tanah Hak milik PT dan Pemegangg Hak Milik
melalkkukan musyawarah samapai dengan kata sepakat untuk menentukan
nilai ganti rugi bikin surat pelepasan hak yang di ttd oleh pemegang hak atas
tanah dibuat dalam Akta Pelepasan Hak tanah hak milik berubah status jadi
tanah negaraPT ajuin HGU ke BPN setempat.
1. Hak penguasaan atas tanah ini sudah dihubungkan dengan tanah tertentu
sebagai obyeknya dan orang atau badan hukum tertentu sebagai subyek
atau pemegang haknya.
2. Ketentuan-ketentuan dalam hak penguasaan atas tanah, adalah sebagai
berikut:
e. Permohonan Hak
f. Pengalihan/Pemindahan Hak
g. Pembebanan Hak
h. Pelepasan Hak
i. Pendaftaran Hak
MATERI PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH
a. Dasar Hukum
Ps. 19 UUPA
PP 24/1997 tentang pendaftaran tanah, diundangkan 8 juli
1997, mulai berlaku 8 Oktober 1997.
PERMEN 3/1997
Permen No 6 tahun 2018 PTSL
b. Pengertian
Pasal 1 PP 24/1997Rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh Pemerintah,Secara terus menerus, berkesinambungan
dan teratur; Meliputi pengumpulan, pengolahan,
pembukuan dan penyajian Pemeliharaan data fisik dan data
yuridis, Dalam bentuk peta dan daftar, Mengenai bidang‐
bidang tanah dan satuan‐satuan rumah susun Pemberian
surat tanda bukti haknya. Bagi bidang‐bidang tanah yang
sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun
serta hak‐hak tertentu yang membebaninya.
Bidang tanah adalah bagian permukaan bumi yang
merupakan satuan bidang yang berbatas.
Pemeliharaan tanah:
d. Sistem publikasi
yang dikenal ada dua macam
1. sistem publikasi positif
a. negara yang menjamin haknya
b. kalua ada kesalahan tidak bisa diperbaiki
c. alat bukti yang dihasilkan bersifat mutlak
d. perlindungan hukum di berikan kepada
terdaftar
2. sistem publikasi negative bagaimana negara
menjamin kebenaran data, dijamin dan dilindungi
pemegang hak yang sebenarnya, seseorang yang tidak
boleh melakukan melebihi wewenangnya maka akan
batal demi hukum.
Indonesia menganut sistem negative karena kalua ada
keslahan bisa diperbaiki tapi bukan pute negative tapi
bertendensi ke positif.
berdasarkan PP 24/ 97 menganut sistem negative tetapi
bukan sistem negative yang murni melainkan sistem negative
dengan unsur-unsur positif.