PERTEMUAN 8
HAK MENGUASAI DARI NEGARA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai urutan kedua dari hak-hak
pengasaan atas tanah, Hak Menguasai Dari Negara adalah urutan kedua
setelah yang pertama adalah Hak Bangsa Indonesia. Mahasiswa dalam bab ini
harus mampu :
B. URAIAN MATERI
1. Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
dan hal-hal sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air, dan
ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu
pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi
1
H.M. Arba, Hukum Agraria Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2015, hlm. 90-91
S1 Hukum Universitas Pamulang 78
Modul Hukum Agraria Program Studi Hukum
2. Hak menguasai dari negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi
wewenang untuk:
Dari rumusan tersebut tujuan yang hendak dicapai adalah bahwa tanah
diseluruh wilayah Republik Indonesia dipergunakan untuk sebesar-besar nya
kemakmuran rakyat. Yang dimaksud dengan (“kemakmuran rakyat”).
Kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam ketentuan Pasal 4 ayat (2) UUPA
yaitu :
(1)“Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
memberikan wewenang untuk mempergunakan tanah yang
S1 Hukum Universitas Pamulang 79
Modul Hukum Agraria Program Studi Hukum
bersangkutan, emikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang
ada di atasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang
langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-
batas menurut undang-undang ini dan peraturan –peraturan hukum
yang tinggi.
2
ibid
S1 Hukum Universitas Pamulang 80
Modul Hukum Agraria Program Studi Hukum
3
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, Isi dan Pelaksanaannya Jilid 1 Hukum Tanah Nasional, Jakarta, Djembatan, 2008, hlm 24
S1 Hukum Universitas Pamulang 81
Modul Hukum Agraria Program Studi Hukum
5
HM. Arba, Hukum Agraria Nasional, op cit, hlm. 91-92
S1 Hukum Universitas Pamulang 83
Modul Hukum Agraria Program Studi Hukum
dengan Hak yang primer, kepada setiap orang dimungkinkan juga untuk
menguasai tanah dengan atas tanah dengan yang sekunder. Hak atas tanah
sekunder adalah hak untuk menggunakan tanah milik pihak lain berupa
Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak menumpang,
Hak sewa, Hak gadai.
Menurut Soedikno Mertokusumo, yang dimaksud dengan hak atas
tanah adalah hak yang memberikan wewenang kepada yang empunya hak
untuk menggunakan atau mengambil manfaat dari tanah yang dihakinya.
Kata “Menggunakan” dalam Hak Atas Tanah digunakan untuk
kepentingan mendirikan bangunan (non-pertanian), sedangkan kata
“mengambil manfaat” dalam hak atas tanah mengandung pengertian
bahwa hak atas tanah digunakan untuk kepentingan pertanian, perikanan,
peternakan, dan perkebunan.
Sedangkan menurut Boedi Harsono arti hak atas tanah semuanya
memberi kewenangan untuk memakai bidang tanah tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang hakekatnya pemakaian tanah hanya dibatasi
dua tujuan pertama memenuhi tujuan untuk diusahakan misalnya untuk
pertanian, perkebunan, perikanan mungkin juga peternakan dan kedua
tanah dipakai sebagai tempat untuk membangun sesuatu untuk keperuan
macam-macam masing-masing diberi nama Hak Milik, Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai .6
Mengenai siapa-siapa saja yang dapat memiliki Hak Atas Tanah,
Pasal 9 (2) UUPA menegaskan bahwa untuk dapat menguasai tanah, setiap
orang dapat memperoleh hak atas tanah melalui permohonan hak yang
diikuti dengan pemberian hak oleh Negara. Kewenangan untuk
memberikan hak atas tanah diserahkan kepada pejabat yang berwenang
dalam hal ini pejabat di lingkungan Kantor Pertanahan sesuai dengan luas,
jenis, dan peruntukan tanahnya.
Kantor pertanahan adalah instansi vertikal dari Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia di
Kabupaten/Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia melalui Kepala
6
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, Op.Cit, hlm.285-306.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
2. Apa perbedaan Hak Milik Negara saat berlakunya Agraris Wet dengan
Hak Milik Negara pada saat telaha lahirnya Undang-Undang Pokok
Agraria Nomor 5 Tahun 1960
3. Apa maksud dari pernyataan bahwa hak menguasai negara sebagai
pelimpahan tugas dari bangsa?
D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Maria S.W. Sumardjono, Tanah dalam Prespektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya,
Yogyakarta, Buku Obor, 2007
Undang-Undang