Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Dahlan Nuris Parenrengi


NIM : B10020307
Kelas : H
Mata Kuliah : Hukum Acara Peradilan Konstitusi

1
SURAT PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG – UNDANG TERHADAP
UNDANG – UNDANG DASAT TAHUN 1945

Jambi 12 Oktober 2022

Hal : Permohonan Pengujian Materiil terhadap pasal 58 huruf C undang Nomor 32


Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi


Jalan Merdeka Barat No 6
Jakarta Pusat

Dengan hormat,
Kami bertanda tangan di bawah ini:
1. Dr.Faisal Dwi Oktabil, S.H., M.H., LL.M
2. Parengrengi Putra, S.H., M.H.
3. Habil , S.H.
Kesemuanya adalah Advokat/Konsultan Hukum pada Kantor Hukum Putra Bangsa
,yang beralamat di Jalan Pangeran Antasari RT 32 Talang Banjar , berdasarkan
Surat Kuasa Khusus bertanggal 11 Oktober 2022, baik secara bersama-sama
maupun sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama:

1. Nama : Dahlan Nuris Parenrengi


Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jalan Jendral Sudirman
Selanjutnya disebut sebagai……………………………........………… Pemohon I
2. Nama : M. Ahza
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai Negeri sipil
Alamat : Jalan Orang Kayo Hitam
Selanjutnya disebut sebagai………………………………………….. Pemohon II
2
Selanjutnya Pemohon I dan Pemohon II disebut sebagai….…………para Pemohon
Dalam hal ini mengajukan Permohonan pengujian materiil Pasal 58 huruf C
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya
disebut UUD 1945).

A. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI


1. Bahwa ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyatakan:
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar 1945”
2. Bahwa ketentuan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan:
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk:
a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945”
3. Bahwa selanjutnya, Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
(selanjutnya disebut UU MK) menyatakan:
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk:
a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
4. Bahwa para Pemohon mengajukan permohonan pengujian materiil atas Pasal
58 huruf C UU No 32 Tahun 2004 yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
“ Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala daerah adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat : c. Berpendidikan sekurang kurang nya
sekolah lanjutan atas dan/atau sederajat “

3
5. Bahwa oleh karena permohonan para Pemohon adalah pengujian materiil
undang-undang in casu UU No 32 Tahun 2004 terhadap UUD 1945, maka
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili permohonan ini.

B. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON


1. Bahwa Pasal 51 ayat (1) UU MK menyatakan, “Pemohon adalah pihak yang
menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh
berlakunya Undang-Undang, yaitu:
a. perorangan WNI;
b. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan Republik
Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang;
c. badan hukum publik dan privat; atau;
d. lembaga negara”.
Selanjutnya, penjelasan Pasal 51 ayat (1) UU MK menyatakan:
”Yang dimaksud dengan ‘hak konstitusional’ adalah hak-hak yang diatur
dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945”.
2. Bahwa merujuk pada Putusan Mahkamah Konstitusi sejak Putusan Nomor
006/PUUIII/2005 tanggal 31 Mei 2005 dan Putusan Nomor 11/PUU-V/2007
tanggal 20 September 2007 dan putusan-putusan selanjutnya, Mahkamah
Konstitusi berpendirian bahwa kerugian hak dan/atau kewenangan
konstitusional sebagaimana dimaksud Pasal 51 ayat (1) UU MK harus
memenuhi 5 (lima) syarat, yaitu:
a. adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang
diberikan oleh UUD 1945;
b. hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh Pemohon
dianggap dirugikan oleh berlakunya Undang-Undang yang dimohonkan
pengujian;
c. kerugian konstitusional tersebut harus bersifat spesifik (khusus) dan
aktual atau setidak-tidaknya potensial yang menurut penalaran yang
wajar dapat dipastikan akan terjadi;
4
d. adanya hubungan sebab akibat antara kerugian dimaksud dan berlakunya
Undang-Undang yang dimohonkan pengujian;
e. Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan maka
kerugian konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi.
3. Bahwa para Pemohon merupakan Warga negara Indonesia sebagaimanana
dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) UU MK, yang memiliki hak konstitusional
di perlakukan secara adil di hadapan hukum dan kepentingan nya di lindungi
sebagaimana dijamin dalam Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945;
4. Bahwa Pemohon I Sebagai Warga Negara indonesia memiliki hak
konstitusional untuk ikut berpartisipasi dalam pilkada di kota Jambi sebagai
salah satu calon kepala daerah
5. Bahwa Pemohon II merupakan Warga negara indonesia memiliki hak
konstitusional untuk berpartisipasi dalam pilkada di kota Jambi sebagai calon
wakil kepala daerah
6. Bahwa menurut para Pemohon ketentuan Pasal 58 Huruf C UU No 32 Tahun
2004 yang menentukan tentang syarat sebagai calon kepala dan wakil kepala
daerah merugikan hak konstitusional para Pemohon untuk mencalon kan
sebagai kepala daerah
7. Bahwa menurut para Pemohon jika permohonan dikabulkan oleh Mahkamah
maka pemohon bisa mendapatkan kejelasan
8. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut para Pemohon, para
Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan a quo.

C. POKOK PERMOHONAN
1. Bahwa pokok permohonan adalah ketentuan Pasal 58 C UU 32 Tahun 2004
yang menyatakan calon kepala dan wakil kepala daerah adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat : C berpendidikan sekurang kurang nya
sekolah lanjutan tingkat atas dan/atau sederajat
2. Bahwa permasalahan nya adalah apa yang di maksud sekolah lanjutan atas
sederajat itu ? Apakah seorang yang tidak menempuh sekolah yang wajar
dan normal dan mengikuti ujian persamaan dan setingkat SLTA atau
pemegang ijazah sekolah luar biasa setingkat SLTA juga termasuk
berpendidikan sederajat yang si maksud UU ini ?
5
3. Bahwa pemohon sangat merasa tidak adil jika seorang yang berpendidikan
non formal di anggap seolah olah beependidikan formal dianggap
“berpendidikan sekolah sederajat lanjutan atas “ sebagaimana yang di
maksud dalam Pasal 58 C UU No 32 Tahun 2004 tersebut

4. Bahwa karena itu pemohon melalui permohonan ini, memohon mahkama


konstitusi memberikan penafsiran yang jelas dan memberikan batasan yang
memberikan kepastian hukum yang adil bagi pemohon

D. PETITUM
Berdasarkan seluruh uraian sebagaimana tersebut di atas, para Pemohon
memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagai
berikut:
1. Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Pasal 58 C Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 18, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
atau
Menyatakan Pasal 58 C Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 18, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai
konstitusional bersyarat ( conditionally constitutional ) artinya harus diartikan
dalam ruang lingkup pendidikan formal
3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik
Indonesia sebagaimana mestinya.
Atau
Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
6
Hormat kami,
PEMOHON/KUASA HUKUM PEMOHON*
1. Dahlan Nuris Parenrengi
2. M. Ahza

*jika menggunakan kuasa hukum, Permohonan ditandatangani oleh kuasa


hukum

Anda mungkin juga menyukai