Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI PASAL 55 UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2004 TENTANG

PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DALAM PEMBUKTIAN


TINDAK PIDANA KEKERASAN FISIK DALAM RUMAH TANGGA
( Studi 3 (Tiga) Putusan Pengadilan Negeri)

SKRIPSI

Oleh :
Bella Harpenas Wati Simanjuntak
NIM : 170200196

Departemen Hukum Pidana

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2021

BAB I PENDAHULUAN
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2021

Keluarga membentuk sebuah rumah tangga yang menjadi


tempat untuk memberikan rasa aman dan tentram

Latar Belakang
Dalam kenyataannya keluarga juga dapat memberikan
penderitaan dan penyiksaan bagi anggota keluarga yag lain,
disebut Kekerasan Dalam Rumah Tangga

KDRT = domestic violence, seringkali diselesaikan secara


damai. Terjadi juga karena tidak saksi selain saksi korban
sehingga pembuktian menjadi sulit

Muncul regulasi UU No.23 Tahun 2004 Tentang


Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, khususnya
Pasal 55 yang khusus membahas mengenai pembuktian
tindak pidana KDRT
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2021

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah I Rumusan Masalah II Rumusan Masalah III

Bagaimana implementasi Pasal 55


Bagaimana pengaturan UU No.23 Tahun 2004 Tentang
Bagaimana pengaturan
tentang saksi korban dalam PKDRT dalam pembuktian tindak
tentang pembuktian
pembuktian tindak pidana pidana KDRT melalui Putusan PN
perkara pidana dan
KDRT berdasarkan UU No.60/Pid.B/2013/PN.Blk,
perkembangannya menurut
No.23 Tahun 2004 Tentang Putusan PN
hukum acara pidana di
Penghapusan Kekerasan No.218/Pid.Sus/2014/PN.Smd
Indonesia?
Dalam Rumah Tangga? dan Putusan PN
No.220/Pid.Sus/2016/PN.Smd?
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum Tujuan dan Manfaat Penulisan
Departemen Hukum Pidana

2021
Tujuan Manfaat
Untuk mengetahui pengaturan Penulisan Penulisan
tentang pembuktian perkara pidana
dan perkembangannya menurut
Manfaat Teoritis
hukum acara pidana di Indonesia

Untuk mengetahui pengaturan tentang


saksi korban dalam pembuktian tindak
pidana Kekerasan Dalam Rumah
Tangga berdasarkan UU No 23 Tahun
2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga

Manfaat Praktis
Untuk menganalisis dan mengkaji implementasi
Pasal 55 UU No.23 Tahun 2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
dalam pembuktian tindak pidana kekerasan fisik
melalui Putusan Pengadilan Negeri
No.60/Pid.B/2013/PN.Blk,Putusan Pengadilan
Negeri No.218/Pid.Sus/2014/PN.Smd, dan
Putusan Pengadilan Negeri
No.220/Pid.Sus/2016/PN.Smd
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana Metode Penelitian
2021

Sumber Data Analisis Data


Jenis Penelitian Teknik
Menggunakan Data Pengumpulan Data • Data dianalisis
• Penelitian Yuridis
Sekunder, bahan secara kualitatif
Normatif • Data
hukum berupa: Penelitian diuraikan
• Mengacuh kepada
• Bahan Hukum kepustakaan atau melalui kalimat-
norma-norma
Primer library research kalimat tanpa
hukum
• Bahan Hukum mengurangi
• Penelitian hukum
Sekunder validitas data
kepustakaan
• Bahan Hukum yang ada.
Tersier
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2020/2021 Tinjauan Pustaka

Pembuktian
dan Sistem
Tindak Pidana Kekerasan
Pembuktian
dan Unsur- Fisik sebagai
menurut
unsur Tindak Salah satu
Hukum Acara
Pidana bentuk KDRT
Pidana di
Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2021

A. Pengaturan Tentang Alat Bukti pada Pembuktian


BAB II PENGATURAN TENTANG Perkara Pidana Menurut Hukum Acara Pidana
Indonesia
PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA DAN
PERKEMBANGANNYA MENURUT 1. Keterangan Saksi
a. Pasal 1 Angka 27 KUHAP
HUKUM ACARA PIDANA DI INDONESIA b. Pasal 185 KUHAP
c. Pasal 160, Pasal 168-169, Pasal 170, Pasal 171 KUHAP
d. Putusan Mahkamah Agung no.2374 K/Pid.sus/2011
e. Putusan MK No.65/PUU-VII/2010
2. Keterangan Ahli
f. Pasal 186 KUHAP
g. Pasal 1 angka 28, Pasal 120, Pasal 133, Pasal 179 dan
Pasal 180 KUHAP
3. Surat
a. Pasal 187 KUHAP
4. Petunjuk
b. Pasal 188 KUHAP
5. Keterangan Terdakwa
c. Pasal 189 KUHAP
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2021
C. Perkembangan Alat Bukti Menurut Peraturan
B. Kekuatan Pembuktian Alat Bukti Menurut KUHAP
diluar KUHAP

Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan alat


1. Nilai Kekuatan
Pembuktian bukti:
Keterangan Saksi 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Perkembangan Kejahatan dan Modus Operandi
3. Masyarakat
5. Nilai Kekuatan Nilai kekuatan
2. Nilai Kekuatan
Pembuktian pembuktian Pembuktian Pengaturan mengenai alat bukti dalam beberapa
Keterangan
Terdakwa “bebas” atau vrij Keterangan Ahli peraturan perundang-undangan tindak pidana khusus di
Indonesia antara lain:
bewijskrach dan
4.Pasal 26 A UU No. 31 Tahun 1999 Jo UU No. 20 Tahun
tergantung 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
kepada penilaian 5.Pasal 73 Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Hakim Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang
4. Nilai Kekuatan
3. Nilai Kekuatan 6.Pasal 55 UU No.23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Pembuktian
Petunjuk
Pembuktian surat Kekerasan Dalam Rumah Tangga
7.Pasal 44 UU No 1 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2020/2021
A. Pengertian Saksi dan Saksi Korban
1. Pengertian Saksi
BAB III PENGATURAN TENTANG SAKSI 2. Pengertian Korban
KORBAN DALAM PEMBUKTIAN TINDAK 3. Pengertian Saksi Korban
PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH
Sebagai saksi, korban kejahatan adalah adalah
TANGGA BERDASARKAN UU NO 23
saksi yang paling memenuhi persyaratan untuk
TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA menjadi saksi karena korban adalah orang yang
mendengar, melihat dan mengalami sendiri
adanya pelanggaran terhadap hukum pidana
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2021
B. Pengaturan Tentang Saksi Korban dalam C. Saksi Korban Sebagai Alat Bukti Dalam
Pembuktian Tindak Pidana KDRT menurut Pembuktian Tindak Pidana KDRT Dikaitkan
UU No.23 Tahun 2004 Tentang dengan Asas Unus Testis Nullus Testis dan
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Prinsip Minimum Pembuktian
Tangga
1. Asas unus testis nullus testis ( Pasal 185 Ayat
• Secara normatif pengaturan mengenai saksi
korban tidak ditemukan dalam KUHAP 2 KUHAP)
maupun dalam UU No.23 Tahun 2004 • Penggunaan satu saksi korban
Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam menyimpang dari asas unus testis nullus
Rumah Tangga testis
• Secara eksplisit pengaturan tentang 2. Prinsip minimum pembuktian ( Pasal 183
keterangan saksi korban sudah dapat
disamakan dengan keterangan saksi yang KUHAP)
diatur dalam KUHAP • Satu saksi korban + alat bukti lain sesuai
• Pengaturan tentang saksi korban dalam dengan prinsip minimum pembuktian
tindak pidana KDRT diatur dalam Pasal 55
UU PKDRT
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2021

A. Pembuktian Tindak Pidana KDRT menurut Pasal


BAB IV IMPLEMENTASI PASAL 55 UU 55 UU No.23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
NO.23 TAHUN 2004 TENTANG Kekerasan Dalam Rumah Tangga
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM
Pasal 55 UU PKDRT
RUMAH TANGGA DALAM
• Saksi Korban
PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA
KEKERASAN FISIK MELALUI • Alat bukti sah lainnya

PUTUSAN PENGADILAN  Alat bukti sah lainnya dapat berupa visum et


repertum, tercantum dalam UU PKDRT Pasal
21 ayat (1)
 Dalam kekerasan seksual suami terhadap istri,
alat bukti sah lainnya berupa pengakuan
terdakwa ( Penjelasa Pasal 55 UU PKDRT)
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Departemen Hukum Pidana

2021
B. Implementasi Pasal 55 UU No.23 Tahun 2004 2. Analisis Pertimbangan Hakim dalam Putusan
Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Pengadilan Negeri No.60/Pid.B/2013/PN.Blk,
Tangga dalam Pembuktian Tindak Pidana Putusan Pengadilan Negeri
Kekerasan Fisik melalui Putusan Pengadilan No.218/Pid.Sus/2014/PN.Smd, dan Putusan
Negeri Pengadilan Negeri No.220/Pid.Sus/2016/PN.Smd

1. Kasus Posisi dalam Putusan Pengadilan Negeri  Unsur tindak pidana kekerasan fisik terpenuhi
No.60/Pid.B/2013/PN.Blk, Putusan Pengadilan  Dalam pertimbangannya Hakim menerapkan Pasal
Negeri No.218/Pid.Sus/2014/PN.Smd, dan 55 UU PKDRT yang kurang lebih dirumuskan
Putusan Pengadilan Negeri sebagai berikut:
No.220/Pid.Sus/2016/PN.Smd “menyimpang dari hukum pembuktian pada umumnya
yang diatur menurut pasal 183 KUHAP yaitu sekurang -
 Ketiga perkara tersebut dinyatakan dalam perkara kurangnya dengan dua alat bukti yang sah dan
kekerasan fisik dalam rumah tangga dengan ancaman keyakinan hakim maka terhadap perkara Penghapusan
hukuman pidana yang berbeda-beda yakni 10 bulan, 1 Kekerasan Dalam Rumah Tangga berdasarkan
tahun 4 bulan dan 6 bulan pidana penjara. ketentuan pasal 55 UU No. 23 Tahun 2004 cukuplah
 Berdasarkan kasus posisi, dalam ketiga kasus tidak ada
saksi yang melihat terjadinya tindak pidana kekerasan
untuk membuktikan kesalahan terdakwa adalah
fisik, selain korban dan pelaku bersandar pada keterangan saksi korban disertai alat
bukti sah lainnya.”
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Departemen Hukum Pidana

2021

A. Kesimpulan B. Saran
1. Pengaturan pembuktian perkara pidana di
Indonesia yang meliputi penerapan alat-alat bukti, 1. Sepatutnya elemen-elemen penegak hukum lebih
mendalami UU tersebut, khususnya mengenai alat
kekuatan pembuktian dan beban pembuktian
bukti dan proses pembuktian agar kedepannya proses
sejatinya diatur dalam UU No.8 Tahun 1981 penegakan hukum terhadap pelaku KDRT dapat
Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara memberikan keadilan bagi korban
Pidana 2. Hendaknya pemerintah melakukan terobosan terhadap
2. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah UU PKDRT, yang lebih mengutamakan kepentingan dari
salah satu bentuk domestic violence yang saksi korban
memang sangat sulit dalam pembuktiannya 3. Pemerintah dan segala elemen penegak hukum, ada
terutama mengenai keterangan saksi baiknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat
3. Dalam menjatuhkan putusan Majelis Hakim pada tentang tindak pidana KDRT yang diatur dalam UU
PKDRT ini
perkara No.60/Pid.B/2013/PN.Blk,
No.218/Pid.Sus/2014/PN.Smd dan perkara
No.220/Pid.Sus/2016/PN.Smd
mempertimbangkan Pasal 55 UU PKDRT dalam
pembuktiannya
Dosen Penguji I : Dr.Edi Yunara, S.H., M.Hum Dosen Pembimbing I : Dr.Edi Yunara, S.H., M.Hum
Dosen Penguji II : Rafiqoh Lubis, S.H.,M.Hum Dosen Pembimbing II : Rafiqoh Lubis, S.H.,M.Hum
Dosen Penguji III : Liza Erwina, S.H., M.Hum
Dosen Penguji IV : Nurmalawaty, S.H., M.Hum

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai