Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN ACARA

PEMERIKSAAN CEPAT DI PENGADILAN NEGERI BANGLI


Desyanti Suka Asih K.Tus.,SH.,MH
I Gede Putu Mantra,SH.,MM
Ni Wayan Ardani
Email : ardaniwayan98@gmail.com

ABSTRACT

The court is obliged to uphold justice regardless of one’s social status. Resolving criminal
cases is carried out through the courts with various types of examination processes. The
examination process is referred to as a normal examination, a short examination, a quick
examination in accordance with the Criminal Code. Therefore, it is necessary to know whether
the implementation of the rapid inspection program has been carried out in accordance with the
applicable rules both in the Criminal Code and other legal rules. The implementation of the
quick inspection program at the Bangli District Court can be carried out effectively and efficiently
so that the achievement of legal objectives, namely justice and legal certainty for the entire
community. It is inseparable from the factors that influence its implementation. So that in this
study the author discussed what are the factors that influence the implementation of the rapid
inspection program in Bangli District Court and whether there are any factors that become
obstacles in the implementation of the rapid examination program at Bangli District Court. The
results of the study are as follows: Factors that influence the implementation of the rapid inspection
program at Bangli District Court namely; law enforcement, community, facilities and facilities
as well as cultural factors.
Keywords: Factors, rapid inspection events

I. LATAR BELAKANG
Hukum pidana mengatur semua perbuatan pelakunya ini dapat dikatakan merupakan
yang dilarang untuk dilakukan oleh setiap warga “subyek” tindak pidana. (Wiryono Projodikoro,
negara Indonesia dengan disertai sanksi yang tegas 1986, hlm.55).
bagi setiap pelanggar aturan pidana tersebut. Pengadilan berkewajiban untuk
Hukum pidana Indonesia diatur dalam Kitab menegakkan keadilan dengan tidak memandang
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)/ wet status sosial seseorang. Menyelesaikan perkara
boek wan strafrecht adalah sebuah peraturan pidana dilakukan melalui pengadilan dengan
warisan kolonial Belanda yang menjadi hukum bermacam-macam jenis proses pemeriksaan.
positif sampai saat ini yang mengatur tentang suatu Proses pemeriksaannya ada yang diacarakan
tindak pidana secara umum baik sebagai suatu sebagai pemeriksaan biasa, pemeriksaan singkat,
tindak pidana ringan atau tindak pidana berat. pemeriksaan cepat sesuai dengan Kitab Undang-
Wirjono Prodjodikoro mempergunakan istilah Undang Hukum Pidana . Pemeriksaan Cepat
tindak pidana adalah tetap dipergunakan dengan dilaksanakan dalam menyelesaikan perkara-
istilah tindak pidana atau dalam Bahasa Belanda perkara tindak pidana ringan. Definisi tindak
Strafbaar feit yaitu suatu perbuatan yang pidana ringan dapat ditemukan dalam KUHAP
pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana dan Pasal 205 ayat (1) yang mengatur mengenai
37
VYAVAHARA DUTA Volume XIV, No.2, September 2019 ISSN : 1978 - 0982

menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara


ketentuan pemeriksaan acara cepat menyatakan
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
bahwa: “yang diperiksa menurut acara
secara seksama untuk mencapai suatu tujuan
pemeriksaan Tindak Pidana Ringan ialah perkara
dengan cara mencari, mencatat, merumuskan, dan
yang diancam dengan pidana penjara atau
menganalisis dan menyusun penelitian.
kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah
yuridis empiris yang dengan kata lain adalah “jenis
dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan
penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut pula
dalam paragraf 2 Bagian ini”. Berdasarkan bunyi
dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji
pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai
ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang
definisi tindak pidana ringan, yaitu sebuah perkara
terjadi dalam kenyataannya di masyarakat”.
yang diancam hukuman penjara atau kurungan
(Waluyo, 2012, hlm.15). Dengan kata lain yaitu
paling lama tiga bulan dan atau denda paling
suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan
banyak tujuh ribu lima ratus rupiah.
sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di
Acara pemeriksaan cepat dilaksanakan
masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan
dalam menyelesaikan perkara-perkara ringan
menemukan fakta- fakta dan data yang
seperti yang tertuang dalam Pasal 302 ayat (1)
dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan
KUHP tentang Penganiayaan Ringan terhadap
terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi
Hewan; Pasal 315 KUHP tentang Penghinaan
masalah yang pada akhirnya menuju pada
Ringan; Pasal 352 ayat (2) KUHP tentang
penyelesaian masalah.
Penganiayaan Ringan; Pasal 364 KUHP tentang
Sifat penelitian yang digunakan dalam
Pencurian Ringan; Pasal 373 KUHP tentang
penelitian ini bersifat deskriptif. “Sifat penelitian
Penggelapan Ringan; Pasal 379 KUHP tentang
deskriptif analitis adalah sifat penelitian yang
Penipuan Ringan; Pasal 384 KUHP tentang
menggunakan peraturan perundang-undangan
Penipuan dalam Penjualan; Pasal 407 ayat (1)
yang berkaitan dengan teori teori hukum yang
KUHP tentang Perusakan Barang; Pasal 482
menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum
KUHP tentang Penadahan Ringan. Hal itu
dalam pelaksanaannya di dalam masyarakat yang
dilakukan karena ingin mewujudkan asas Trilogi
berkenaan dengan objek penelitian”. (Zainudin Ali,
peradilan yaitu asas peradilan cepat, sederhana,
2009, hlm. 105)
dan biaya ringan.
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian
Pelaksanaan acara pemeriksaan cepat di
hukum empiris, karena hendak mengetahui
Pengadilan Negeri Bangli dapat berjalan dengan
bagaimana pelaksanaan acara pemeriksaan cepat
efektif dan efisien sehingga tercapainya tujuan
dalam persidangan tindak pidana pencurian ringan
hukum yaitu keadilan dan kepastian hukum bagi
di Pengadilan Negeri Bangli dan faktor apa saja
seluruh masyarakat. Hal itu tidak terlepas dari
yang mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya.
cepat dalam persidangan tindak pidana pencurian
Sehingga dalam penelitian ini penulis akan
ringan.
membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang
Bentuk dan sumber data yang digunakan
mempengaruhi pelaksanaan acara pemeriksaan
dalam penelitian ini ialah : Data Lapangan atau
cepat di Pengadilan Negeri Bangli serta apakah
Primer dan data Kepustakaan/ sekunder. Bahan
ada faktor yang menjadi penghambat dalam
yang digunakan ialah bahan hukum primer dan
pelaksanaan acara pemeriksaan cepat di
bahan hukum sekunder. Sumber data primer dalam
Pengadilan Negeri Bangli
penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung
dari para informan yaitu aparat hukum ,hakim, serta
II. METODE PENELITIAN
penyidik kepolisian yang berkaitan dengan
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi
penyelesaian perkara tindak pidana ringan,
(2003) dalam bukunya Metodologi Penelitian
38
Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Acara Pemeriksaan Cepat...................(Desyanti Suka Asih K.Tus,
I Gede Putu Mantra, Ni Wayan Ardani, 37-41)

Sumber bahan hukum primer yang peneliti gunakan pada persidangan tindak pidana pencurian ringan
adalah perundang-undangan yang terkait dengan telah dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
permasalahan tersebut. sedangkan sumber bahan hukum yang berlaku, karena aparat hukum yang
hukum sekunder berasal dari artikel, buku-buku bertugas menyelesaikan perkara pencurian ringan
hukum, dan karya ilmiah hukum yang berkaitan di Pengadilan Negeri Bangli telah melaksanakan
dengan acara pemeriksaan cepat dalam tugas dan fungsinya dengan baik, walaupun
persidangan tindak pidana ringan. Adapun teknik terdapat hambatan-hambatan yang datang dari
pengumpulan data yang digunakan yaitu dalam maupun dari luar, yaitu seperti tertundanya
obeservasi, wawancara, penentuan sampel atau pelaksanaan jadwal sidang tindak pidana ringan
informan, studi kepustakaan dan dokumentasi. karena tidak dipenuhinya surat panggilan yang
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan diberikan kepada terdakwa, serta Pelimpahan
teknik kualitatif. Teknik yang digunakan dalam berkas bukti pelanggaran oleh penyidik terkadang
menyajikan hasil analisis data dalam penelitian ini tidak bersamaan dengan barang bukti.
adalah deskritif dan secara formal berupa tabel,
bagan dan gambar. b. Faktor Penegak Hukum
Soerjono Soekanto dalam bukunya yang
III. ANALISIS HASIL PENELITIAN berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
a. Faktor - Faktor yang mempengaruhi dalam Penegakan Hukum mengemukakan
pelaksanaan acara pemeriksaan cepat dalam bahwa, faktor penegak hukum ini meliputi pihak-
persidangan tindak pidana pencurian ringan pihak yang membentuk maupun menerapkan
di Pengadilan Negeri Bangli hukum atau law enforcement. Bagian-bagian law
Pelaksanaan acara pemeriksaan cepat di enforcement itu adalah aparatur penegak hukum
Pengadilan Negeri Bangli dipengaruhi oleh yang mampu memberikan kepastian, keadilan dan
beberapa Faktor-faktor yang mempengaruhi kemanfaatan hukum secara proposional. Ada tiga
diantaranya adalah elemen penting yang mempengaruhi mekanisme
a. Faktor Kaidah Hukum bekerjanya aparat dan aparatur penegak hukum,
Soerjono Soekanto dalam bukunya yang antara lain: (1) intitusi penegak hukum beserta
berjuduk Faktor-Faktor yang Mempengaruhi berbagai perangkat sarana dan prasarana
dalam Penegakan Hukum mengemukakan pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya;
bahwa , yang dimaksud dengan faktor kaidah (2) budaya kerja yang terkait dengan aparatnya,
hukum yaitu hukum berfungsi untuk keadilan, termasuk mengenai kesejahteraan aparatnya; dan
kepastian dan kemanfaatan. Dalam praktik (3) perangkat peraturan yang mendukung baik
penyelenggaraan hukum di lapangan terjadi kinerja kelembagaannya maupun yang mengatur
pertentangan antara kepastian hukum dan materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik
keadilan. Kepastian hukum sifatnya konkret hukum materiilnya maupun hukum acaranya.
berwujud nyata, sedangkan keadilan bersifat (Soekanto, 2008, hlm.7), dalam penerapannya di
abstrak sehingga ketika seorang hakim Pengadilan Negeri Bangli aparat penegak hukum
memutuskan suatu perkara dengan penerapan telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
undang-undang saja maka nilai keadilan itu tidak dengan dasar hukum yang berlaku, serta penegak
tercapai sepenuhnya. Maka ketika terdapat hukum di Pengadilan Negeri Bangli telah bekerja
permasalahan mengenai hukum setidaknya dengan profesional dan proposional sehingga
keadilan menjadi prioritas utama. Karena hukum pelaksanaan acara pemeriksaan cepat dapat
tidaklah semata-mata dilihat dari sudut hukum berjalan dengan efektif dan efisien demi tercapainya
tertulis saja Melainkan masih mengatur kehidupan tujuan hukum yaitu keadilan dan kepastian hukum
masyarakat. (Soekanto,2008, hlm.7) bagi seluruh masyarakat.
Dimana dari hasil penelitian penulis
menemukan bahwa proses Pemeriksaan cepat
39
VYAVAHARA DUTA Volume XIV, No.2, September 2019 ISSN : 1978 - 0982

c. Faktor Masyarakat Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul


Soerjono Soekanto dalam bukunya yang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam
berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum mengemukakan bahwa
dalam Penegakan Hukum mengemukakan fasilitas pendukung secara sederhana dapat
bahwa “penegak hukum berasal dari masyarakat dirumuskan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
dan bertujuan untuk mencapai kedamaian didalam Ruang lingkupnya terutama adalah sarana fisik
masyarakat. Masyarakat mempunyai pendapat- yang berfungsi sebagai faktor pendukung. Fasilitas
pendapat tertentu mengenai hukum”. pendukung mencakup tenaga kerja manusia yang
(Soekanto,2008,hlm.7). Dimana masyarakat berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik,
memahami hukum dengan cara menggunakan, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup
menerapkan, dan menafsirkan hukum dan dengan dan sebagainya. (Soekanto,2008, hlm.7).
memahami proses tersebut barulah akan dapat Dengan adanya sarana dan fasilitas yang
dimengerti bagaimana hukum berfungsi dan baik maka pelaksanaan acara pemeriksaan cepat
bagaimana suatu organisasi sosial atau instansi di Pengadilan Negeri Bangli dapat dilaksanakan
penegak hukum menjalankan tugas dan fungsinya. dengan maksimal. untuk persidangan tentu
Dalam penerapannya di Pengadilan Negeri Bangli, diperlukan Ruang Sidang yang nyaman. Pengadilan
masyarakat merasa tidak adil karena diadilinya Negeri Bangli Memiliki 3 (Tiga) Ruang sidang yang
perkara yang bersifat kecil ataupun ringan di terdiri dari Ruang Sidang Cakra, Ruang Sidang
Pengadilan. Karena kurangnya pemahaman Candra dan Ruang Sidang Anak Pengadilan Negeri
masyarakat terhadap hukum sehingga hal tersebut Bangli juga telah dilengkapi dengan program PTSP
yang mengakibatkan banyaknya kritik oleh (Pusat Terpadu Satu Pintu) sehingga apabila
masyarakat kepada penegak hukum yang penyidik membawa berkas perkara tidak langsung
berusaha menerapkan hukum secara maksimal, membawa keruangan pidana melainkan ada
adil dan merata terhadap semua kalangan petugas yang akan menerima berkas dan
masyarakat. Dengan adanya pendapat masyarakat membantu segala prosedur pendaftaran perkara
tersebut mengakibatkan dampak beban psikologis oleh penyidik. Dengan adanya sarana atau fasilitas
bagi aparat penegak hukum dalam menerapkan tersebut aparat penegak hukum diantaranya hakim
sanksi terhadap pelaku tindak pidana ringan disatu beserta para struktural dalam persidangan begitu
sisi penegak hukum merasa memiliki tanggung pula penyidik dari Kepolisian dapat menyerasikan
jawab yang besar untuk menegakan aturan baik perananya secara aktual dari segi efisiensi dan
terhadap pelaku tindak pidana biasa maupun efektifitas dalam kaitannya pelaksanaan acara
pelaku tindak pidana ringan karena semua pemeriksaan cepat dalam persidangan tindak
masyarkat sama dimata hukum. Namun disisi lain pidana pencurian ringan di Pengadilan Negeri
penegak hukum merasa ada beban kemanusiaan Bangli. Di sisi lain terdapat faktor yang menjadi
dan merasa kasihan untuk memproses perkar- kendala dalam melaksanakan acara pemeriksaan
perkara yang bersifat ringan dan kecil yang cepat di Pengadilan Negeri Bangli yaitu kurangnya
menyangkut masyarakat khususnya terhadap jumlah penegak hukum atau SDM (sumber daya
masyarakat yang perekonomiannya dibawah atau manusia) yang mana disini pegawai yang bertugas
miskin. Oleh karena itu faktor masyarakat sangat menyelesaikan perkara di Pengadilan Negeri
berpengaruh terhadap pelaksanaan acara Bangli yang mengakibatkan perkara yang di
pemeriksaan cepat di Pengadilan Negeri Bangli. seharusnya diselesaikan tepat waktu mengalami
keterlambatan. Sehingga belum maksimalnya
d. Faktor Sarana Dan Fasilitas profesionalisme dalam hal memberikan putusan
Dimana sarana atau fasilitas merupakan pada satu kasus tindak pidana ringan dalam hal
salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan memperoleh keadilan baik kepada pelaku tindak
pemeriksaan cepat di Pengadilan Negeri Bangli. pidana maupun kepada korban.

40
Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Acara Pemeriksaan Cepat...................(Desyanti Suka Asih K.Tus,
I Gede Putu Mantra, Ni Wayan Ardani, 37-41)

e. Kebudayaan masyarakat, keempat faktor sarana dan fasilitas ,


Dimana kebudayaan lahir dari tingkah laku dan yang terakhir faktor kebudayaan dari kelima
masyarakat sehingga hukum juga berkembang dan faktor tersebut faktor yang paling berpengaruh
berubah berdasarkan kebudayaan, hal itu adalah faktor sarana dan fasilitas karena jumlah
staf yang bertugas menyelesaikan perkara yang
berpengaruh terhadap proses pelaksanaan
jumlahnya sedikit mengakibatkan penumpukan
pemeriksaan cepat di Pengadilan Negeri Bangli,
jumlah perkara yang harus diselesaikan, selain
Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul faktor sarana dan fasilitas faktor yang paling
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam mempengaruhi adalah faktor masyarakat dimana
Penegakan Hukum mengemukakan bahwa faktor banyak masyarakat yang masih merasa tidak adil
kebudayaan sebenarnya bersatu padu dengan karena perkara-perkara kecil seperti pencurian
faktor masyarakat sengaja dibedakan, karena ringan dibawa ke Pengadilan.
didalam pembahasannya diketengahkan masalah
sistem nilai-nilai yang menjadi inti dari kebudayaan Saran
spiritual atau non material. Hal ini dibedakan sebab Diharapkan Pengadilan Negeri Bangli
sebagaimana suatu sistem atau subsistem dari untuk menambah SDM (Sumber daya manusia)
yaitu petugas baik dari tenaga PNS (Pegawai Negeri
sistem kemasyarakatan, maka hukum mencakup
Sipil) maupun dari tenaga honorer, yang bertugas
struktur, substansi dan kebudayaan.
menyelesaikan perkara baik perkara pidana biasa
(Soekanto,2008, hlm.7) maupun perkara pidana ringan. Agar tidak adanya
Karena hal itu masyarakat merasa tidak keterlambatan dalam penyelesaian suatu perkara
adil dengan tetap diadilinya tindak pidana yang di Pengadilan Negeri Bangli. Serta bagi aparat
bersifat kecil atau ringan. Karena masyarakat penegak hukum agar lebih teliti dalam
merasa bahwa perkara-perkara kecil tidak perlu meneyelesaikan perkara agar terhindarnya
diselesaikan di Pengadilan, budaya masyarakat kesalahan dalam mengkualifikasikan suatu perkara
inilah yang mengakibatkan dampak beban khusunya perkara tindak pidana pencurian ringan.
psikologis bagi aparat penegak hukum dalam Serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat
mengadili perkara-perkara ringan karena aparat mengenai pemberian sanksi pidana terhadap pelaku
tindak pidana pencurian ringan, bahwa walaupun
penegak hukum menjadi ragu untuk memproses
jumlah kerugian uang maupun benda yang
perkara-perkara ringan, contohnya seperti tindak
ditimbulkan temasuk kecil, hal tersebut telah diataur
pidana pencurian ringan. Namun alasan aparat dalam PERMA No.2 Tahun 2012, serta bertujuan
hukum menegakan aturan dan menjatuhkan sanksi untuk memberikan efek jera terhadap pelaku agar
kepada pelaku tindak pidana ringan, karena ingin perbuatan tersebut tidak diulang kembali.
memberikan efek jera kepada pelaku agar tidak
mengulangi perbuatan yang sama dan agar DAFTAR PUSTAKA
masyarakat sadar walaupun tindak pidana yang Soekanto, Soerjono. 2008. Faktor-Faktor yang
dilakukan bersifat ringan tetap dapat dikenakan Mempengaruhi dalam Penegakan Hukum.
Jakarta: Rajawali Pers.
sanksi pidana baik pidana kurungan maupun pidana
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi
denda karena hal tersebut telah diatur dalam Penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara
aturan-aturan hukum yaitu tertuang dalam KUHP Waluyo, Bambang. 2012. Pengantar Penelitian
(kitan undang-undang hukum pidana) dan PERMA Hukum. Jakarta : Universitas Indoensia Pers.
(peraturan mahkamah agung) No.2 Tahun 2012. Zainuddin Ali. 2009. Metode Penelitian Hukum.
Jakarta: Sinar Grafika.
PENUTUP Wiryono Projodikoro. 1986 Azas- azas Hukum
Pidana di Indonesia. Bandung: PT. Eresco.
Simpulan
Perundang-undangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi KUHA (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
pelaksanaan acara pemeriksaa cepat di Pengadilan PERMA (Peraturan Mahkamah Agung) No.2 Tahun
Negeri Bangli adalah yang pertama faktor kaidah 2012
hukum, kedua faktor penegak hukum, ketiga faktor

41

Anda mungkin juga menyukai