http://disiplin.stihpada.ac.id/
p-issn : 1411-0261 e-issn : 2746-394X
available online at http://disiplin.stihpada.ac.id/index.php/Disiplin/article/view/71/74
Volume 27 Nomor 4 Desember 2021 : 252 - 263
doi : doi.org/10.5281/zenodo.6644030
Abstrak
Pengadilan mengadakan proses pemeriksaan yang dikenal dengan nama pem-
buktian. Untuk kepentingan pembuktian, kehadiran benda-benda yang tersangkut dalam
suatu tindak pidana juga sangat diperlukan. Benda-benda dimaksud sering dikenal dengan
istilah “barang bukti”.Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Tanggung Jawab Penyidik Terhadap Barang Bukti dan Bagaimana Proses Pinjam Pakai
Barang Bukti dalam Perkara Pidana. Metodologi penelitian Dalam penyusunan skripsi ini,
dipergunakan metode penelitian yang bersifat deskriftif, yaitu penelitian yuridis normatif,
karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara lengkap aspek-aspek hukum
dan suatu keadaan yang terjadi dilapangan. Hasil penyelidikan menunjukan Tanggung-
jawab penydidik atas barang bukti sejak saat benda itu disita oleh penyidik, maka sejak itu
apabila barang bukti rusak atau hilang, maka tanggungjawab ini adalah tanggungjawab
penyidik pada tingkat penyidikan. Proses Pinjam Pakai Barang Bukti dalam Perkara Pidana
dapat dilakukan oleh pemilik barang bukti berdasarkan Peraturan KAPOLRI No. 10 tahun
2010 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Bukti Di Lingkungan POLRI, dalam Bab VI
Prosedur Pinjam Pakai Barang Bukti Oleh Pemilik. Kesimpulan, Tanggungjawab penyidik
atas barang bukti sejak saat benda itu disita oleh penyidik, maka sejak itu apabila barang
bukti rusak atau hilang dan Proses Pinjam Pakai Barang Bukti dalam Perkara Pidana dapat
dilakukan oleh pemilik barang bukti berdasarkan Peraturan KAPOLRI No. 10 tahun 2010
tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Bukti Di Lingkungan POLRI.
Abstract
The court conducts an examination process known as proof. For the sake of proof,
the presence of objects involved in a criminal act is also very necessary. These objects are
often known as "evidence". The problem in this research is What is the Investigator's
Responsibility for Evidence and how is the process of borrowing and using evidence in
criminal case. Research methodology In the preparation of this thesis, a descriptive
research method was used, namely normative juridical research, because this study aims
to fully describe legal aspects and a situation that occurs in the field. The results of the
investigation show that the investigator's responsibility for the evidence from the time the
object is confiscated by the investigator, then since then if the evidence is damaged or lost,
then this responsibility is the responsibility of the investigator at the investigation level.
The process of borrowing and using evidence in criminal cases can be carried out by the
owner of the evidence based on KAPOLRI Regulation No. 10 of 2010 concerning
Procedures for Management of Evidence within the POLRI, in Chapter VI Procedures for
Borrowing and Using Evidence by Owners.In conclusion, the investigator's responsibility
for the evidence from the time the object was confiscated by the investigator, then from
then on if the evidence is damaged or lost and the Borrowing and Use of Evidence Process
in a criminal case can be carried out by the owner of the evidence based on KAPOLRI
252
Disiplin : Majalah Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Hukum sumpah Pemuda.
Vol. 27 No.4 Desember 2021, hal. 252-263
253
Proses Pinjam Pakai Barang Bukti Dalam Perkara Idana Marsudi Utoyo,
Putri Sari Nilam Cayo
254
Disiplin : Majalah Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Hukum sumpah Pemuda.
Vol. 27 No.4 Desember 2021, hal. 252-263
nesia, barang bukti memegang peranan kan pidana atau sebagai hasil dari
yang sangat penting, dimana barang bukti tindak pidana;
dapat membuat terang tentang terjadinya b. Benda yang dipergunakan secara
suatu tindak pidana dan akhirnya akan di- langsung untuk melakukan tindak
gunakan sebagai bahan pembuktian, untuk pidana atau untuk mempersiapkan-
menunjang keyakinan hakim atas kesalahan nya;
terdakwa sebagaimana yang di dakwakan c. Benda yang dipergunakan untuk
oleh jaksa penuntut umum didalam surat menghalang-halangi penyidikan ti-
dakwaan di pengadilan. ndak pidana;
Barang bukti tersebut antara lain d. Benda yang khusus dibuat atau
meliputi benda yang merupakan objek- diperuntukkan melakukan tindak
objek dari tindak pidana, hasil dari tindak pidana;
pidana dan benda-benda lain yang mempu- e. Benda lain yang mempunyai hu-
nyai hubungan dengan tindak pidana. Untuk bungan langsung dengan tindak pi-
menjaga kemanan dan keutuhan benda ter- dana yang dilakukan.
sebut undang-undang memberikan kewena- Untuk melakukan penyitaan barang-
ngan kepada penyidik untuk melakukan pe- barang bukti, penyidik mengajukan permin-
nyitaan. Penyitaan mana harus berdasarkan taan izin Ketua Pengadilan Negeri setem-
syarat-syarat dan tata cara yang telah di- pat, permintaan izin penyitaan tersebut di-
tentukan oleh undang-undang.12 lampirkan “Resume” dari hasil pemeriksaan
Barang bukti dalam perkara perkara yang telah dilakukan sehingga jelas ”hubu-
pidana sangat erat hubungannya dengan ngan langsung” barang-barang yang akan
penyitaan, sebab barang bukti yang didalam disita sebagai bentuk tanggung jawab pe-
penguasaan/pengawasan penyidik untuk di- nyidik terhadap barang bukti perkara pida-
lakukan pengamanan atau yang menjadi ta- na. Permintaan izin penyitaan oleh penyidik
nggung jawab penydidik adalah dengan tin- kepada Ketua Pengadilan Negeri, diatur
dakan penyitaan. Penyitaan yang dicantum- oleh Pasal 38 ayat (1) KUHAP yang ber-
kan pada Pasal 1 butir 16 yang berbunyi bunyi : “Penyitaan hanya dapat dilakukan
sebagai berikut: oleh penyidik dengan surat Izin Ketua Pe-
“Penyitaan adalah serangkaian ngadilan Negeri setempat”.
tindakan penyidik untuk mengambil 1) Tanggung Jawab Penyidik terhadap
alih dan atau menyimpan dibawah Barang Bukti
penguasaannya benda bergerak atau Kewenangan dan tanggung jawab
benda tidak bergerak atau tidak ber- yuridis atas barang bukti sebagai benda
gerak berwujud atau tidak berwujud sitaan pada instansi penyidik, sejak saat
untuk kepentingan dalam penyidikan, benda itu diamankan atau disita dan
penuntutan, dan peradilan.13 ditempatkan di Rupbasan. Sejak penyidik
Berdasarkan Pasal 39 ayat (1) menyita suatu benda dalam pemeriksaan
KUHAP barang-barang yang dapat disita penyidikan, kemudian menyimpan benda
adalah sebagai berikut : sitaan dalam Rupbasan, sejak itu terjalin
a. Benda atau tagihan tersang-ka atau kewenangan dan tanggung jawab yuridis
terdakwa yang seluruh atau seba- aparat penyidik atas barang yang disita
gian diduga diperoleh dari tinda- tersebut, dalam hal itu berlangsung selama
pemeriksaan perkara berada dalam tingkat
12
penyelidikan. Selama pemeriksaan perkara
Ratna Nurul Afiah, Barang Bukti Dalam
Proses Pidana, Penerbit Sinar Grafika Offset,
masih dalam taraf penyidikan, kewenangan
Jakarta, 1988, hlm. 254 dan tanggung jawab sepenuhnya atas ba-
13
Leden Marpaung, Proses Penanganan rang bukti yang disita mutlak berada di-
Perkara Pidana (Penyelidikan dan Penyidikan, tangan aparat penyidik. Instansi penuntut
Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 93
255
Proses Pinjam Pakai Barang Bukti Dalam Perkara Idana Marsudi Utoyo,
Putri Sari Nilam Cayo
umum atau pengadilan tidak dapat menca- yakan kesehatan atau lingkungan
puri kewenangan dan tanggung jawab ter- atau keadaan benda itu mudah ter-
sebut. bakar, dan keadaan sifat benda itu
Kewenangan dan tanggung jawab merupakan pengetahuan umum da-
yuridis aparat penyidik atas benda sitaan lam kehidupan masyarakat, dalam
assesor dengan tingkat pemeriksaan yang hal yang seperti itu tidak perlu
diberikan undang-undang kepadanya. Itu diminta pendapat ahli.
sebabnya status benda sitaan yang kewena- b. Sejauh mungkin dengan persetu-
ngan dan tanggung jawab yuridisnya berada juan tersangka atau kuasannya, ini-
di tangan aparat penyidik, lazim disebut lah syarat kedua yang dituntut
“benda sitaan penyidikkan”. Ini berarti, se- undang-undang dari penyidik seba-
lama benda sitaan berada dalam status pe- gai pertanggung jawaban hukum
nyidikan, penyidik berwenang dan bertang- atas pelaksanaan kewenangan yang
gung jawab melakukan tindakan sebagai- ada padanya atas barang bukti se-
mana yang diatur dalam Pasal 45 dan Pasal bagai benda sitaan. Penyidik ber-
46 KUHAP. wenang untuk menjual lelang atau
Mengenai kewenangan penyidik a- mengamankan barang bukti sebag-
tas benda sitaan yang disebut pada Pasal 45 ai benda sitaan. Cuma sebelum tin-
didasarkan atas keadaan benda sitaan, yakni dakan dilakukan sedapat mungkin
untuk : mengusahakan adanya persetujuan
- Benda yang mudah rusak dari tersangka atau kuasanya. Dan
- Benda yang membahayakan, atau sebaliknya tindakan penjualan lela-
- Biaya penyimpanan benda terse- ng atau pengamanan barang bukti
but terlampau tinggi maka pe- atau benda sitaan, mendapat perse-
nyidik dalam tingkat pemeriksaan tujuan dari tersangka tau kuasanya.
penyidik mempunyai wewenang Akan tetapi jika mereka tidak se-
untuk: tuju, sama sekali tidak merupakan
a. Menjual lelang benda sitaan, atau halangan bagi penyidik untuk me-
b. Mengamankan benda sitaan. laksanakan tindakan yang dimak-
Agar pengamanan barang bukti se- sud.
bagai benda sitaan memenuhi tanggung c. Penjualan lelang dilaksanakan oleh
jawab yuridis, tindakan itu harus memenuhi kantor lelang, cara penjualan bara-
ketentuan dan syarat : ng lelang melalui kantor lelang
a. Keadaan barang bukti atau benda menghindarkan penyidik dari pra-
sitaan memang benar-benar dapat sangka yang kurang baik serta se-
dibuktikan lekas rusak, membaha- bagai penjualan resmi oleh pejabat
yakan atau terlampu tinggi biaya yang khusus berwenang untuk itu,
penyimpnannya. Untuk itu sebaik- dengan demikian cara penjualan
nya didasarkan atas pembuktian tersebut memperkuat kebenaran
lembaga ahli, tidak semata-mata penyidik dalam pengembanan ta-
atas penilaian penyidik. Terutama nggung jawab atas barang bukti
mengenai benda yang lekas rusak, benda sitaan.
adalah bijaksana jika penyidik le- d. Pengamanan atau penjualan lelang
bih dulu meminta keterangan dari disaksikan oleh tersangka tau ku-
ahli sebagai bukti dan pertanggung asanya, hadir atau tidaknya kuasa
jawaban hukum tentang kebenaran dari tersangka tidak menunda pe-
keadaan sitaan. Kecuali mengenai lelangan atau pengamanan.
benda sitan yang dapat membaha-
256
Disiplin : Majalah Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Hukum sumpah Pemuda.
Vol. 27 No.4 Desember 2021, hal. 252-263
257
Proses Pinjam Pakai Barang Bukti Dalam Perkara Idana Marsudi Utoyo,
Putri Sari Nilam Cayo
258
Disiplin : Majalah Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Hukum sumpah Pemuda.
Vol. 27 No.4 Desember 2021, hal. 252-263
nilai sebagai barang bukti. Urgensi Berdasarkan Pasal 109 ayat (2) KU-
barang sitaan sebagai alat bukti, HAP, penyidik berwenang menghentikan
tidak ada sama sekali. Sehubungan penyidikan apabila tidak cukup bukti atau
dengan pengembalian benda sitaan peristiwa tersebut ternyata bukan merupa-
atas alasan tidak diperlukan untuk kan tindak pidana atau penyidikan dihenti-
kepentingan pembuktian, kiranya kan demi hukum. Apabila penyidik peme-
dapat dibedakan dalam katagori : riksaan penyidikan berdasar salah satu a-
a. Pengembalian yang “bersifat mut- lasan yang disebut Pasal 109 ayat (2), dan
lak” kebetulan penyidik sempat melakukan pe-
Apabila benar barang bukti tersebut nyitaan benda sebelum penyidikan dihenti-
tidak mempunyai hubungan dengan perkara kan, dalam kasus yang demikian penyidik
yang sedang diperiksa. Misalnya pada pada “mutlak” harus mengembalikan barang bu-
saat dilakukan penyitaan oleh penyidik, kti benda sitaan kepada orang dari siapa
besar dugaan suatu benda mempunyai hu- benda itu disita.
bungan dengan perkara yang sedang disi- 3) Meminjam barang bukti sebagai
dik. Ada dugaan benda ini merupakan hasil benda siataan.
dari tindak pidana atau sebagai alat melaku- Wewenang yang lain dari penyidik
kan tindak pidana. Akan tetapi setelah pe- atas barang bukti benda sitaan, “meminjam-
nyidik melakukan pemeriksaan, ternyata ti- kan” benda sitaan kepada orang dari siapa
dak ada hubungan dengan perkara yang se- benda itu disita. Kewenangan untuk me-
dang diperiksa. Dalam kasus yang dimak- minjamkan benda sitaan diatur sebagai pe-
sud demikian, pengembalian benda sitaan tunjuk pelaksanaan dalam angka 2 lampiran
bersifat mutlak. Kalau tidak, hal itu mem- Keputusan Menteri Kehakiman No. M.14-
buka kesempatan bagi tersangka untuk me- PW.07.03/1983 tentang Tambahan Pedo-
ngajukan gugatan ganti kerugian berdasar- man Pelaksanaan KUHAP. Menurut petun-
kan Pasal 95 KUHAP atas alasan tindakan juk yang terdapat pada angka 2 Lampiran
penyitaan yang tidak sah, karena menyita tersebut, kewenangan penyidik untuk me-
barang yang tidak mempunyai kaitannya minjamkan benda sitaan :
dengan perkara pidana yang sedang diperik- i. Tidak memerlukan izin dari Ketua
sa. Pengadilan Negeri,
b. Pengembalian bersifat “fakultatif” ii. Cukup melaporkan kepada Ketua
Apabila benda yang disita mempu- Pengadilan Negeri dengan bentuk
nyai kaitannya dengan perkara yang sedang tembusan.
diperiksa karena dipergunakan sebagai alat 2. Peminjaman Barang Bukti Benda
melakukan tindak pidana, tetapi tidak pen- Sitaan
ting lagi bagi pemeriksaan pembuktian atau Apabila kita melihat ketentuan Pasal
karena sewaktu-waktu benda itu dapat di- 44 KUHAP nampak dan prinsipnya benda
ajukan apabila diperlukan dalam tingkat pe- sitaan harus disimpan di Rumah Penyimpa-
nuntutan maupun dalam tingkat pemerik- nan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN)
saan pengadilan, penyidik berwenang me- dan dilarang dipergunakan oleh siapapun
ngembalikan-nya. Atau benda sitaan meru- baik oleh pejabat penegak hukum yang me-
pakan hasil tindak pidana. Misalnya saja nangani perkaranya maupun pemiliknya
mobil yang dicuri tersangka merupakan alat ataupun mereka dari siapa benda atau ba-
sumber mata pencarian pemilik dari siapa rang tersebut disita.
mobil itu dicuri tersangka. Disinipun sangat Namun dalam pasal 46 KUHAP ya-
bijaksana untuk mengembalikan benda si- ng mengatur tentang pengembalian benda
taan kepada saksi pemilik mobil tersebut. sitaan memberi kemungkinan untuk dikem-
2) Pemeriksaan perkara “dihentikan” balikannya benda sitaan kepada orang atau
dalam penyidikan kepada mereka yang paling berhak, apabila
259
Proses Pinjam Pakai Barang Bukti Dalam Perkara Idana Marsudi Utoyo,
Putri Sari Nilam Cayo
260
Disiplin : Majalah Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Hukum sumpah Pemuda.
Vol. 27 No.4 Desember 2021, hal. 252-263
kendaraan roda dua dan roda empat untuk Oleh Pemilik Pasal 23 adalah sebagai
dipinjam pakaikan. Tetapi dalam hal ini ada berikut :
beberapa faktor yang dapat membantu kor-
ban untuk kepentingan pribadi terhadap pe- 1) Barang Bukti Yang Disita dan Di-
nggunaan barang bukti tersebut : simpan ditempat Khusus Hanya
1) Adanya permohonan dari pihak Dapat dipinjamkan kepada Pemilik
korban atau pihak yang berhak.
Korban dari tindak pidana dapat 2) Prosedur pinjam pakai diatur seba-
membuat surat permohonan dan mengaju- gai berikut:
kannya kepada atasan penyidik dengan ala- a. Pemilik atau pihak yang berhak
san yang masuk akal, artinya bahwa barang mengajukan permohonan kepa-
bukti yang akan dipinjam pakai tersebut ada da atasan penyidik.
kaitannya dengan pekerjaan sehari hari, mi- b. Atasan penyidik melakukan pe-
salnya Salesman, atau tukang ojek atau ya- nilaian dan pertimbangan untuk
ng lainnya yang jelas. Penjaminan pinjam menolak atau mengabulkan per-
pakai Barang Bukti tersebut selain, orang mohonan tersebut.
tua yang bersangkutan atau paling tidak di- c. Setela permohonan dikabulkan,
ketahui oleh aparat pemerintah dalam hal atasan penyidik membuat reko-
ini yang paling tepat adalah ketua rukun te- mendasi kepada Ketua PPBB
tangga atau RT. Setempat dimana yang ber- (Pejabat Pengelola Barang Buk-
sangkutan menetap atau bertempat tinggal ti)
sesuai dengan alamat yang tertera pada su- 3) Atasan Penyidik sebagaimana di-
rat tanda nomor kendaraan (STNK). Dalam maksud pada ayat (2) adalah :
surat pernyataan tersebut pemohon menya- a. Para Direktur Penyidik Bares-
takan siap setiap saat mengembalikan /me- krim Polri, Direktur Polair Polri
nunjukan barang bukti apabila diperlukan. dan Direktur Lalu Lintas Polri
2) Pasilitas Tempat Penyimpanan Ba- pada tingkat Mabes Polri.
rang Bukti Kurang b. Para Direktur Reskrim/Narko-
Pasilitas atau Lokasi penyimpanan ba/Polair/Lantas pada tingkat
barang bukti pada Polda Sumsel kurang me- Polda.
madai artinya barang bukti yang disimpan c. Para Kapolwil/ Kapolwiltabes
pada Polda Sumsel ini tidak dapat dijamin, pada tingkat Powil/Powiltabes.
sehingga ada kekhawatiran dari pemilika- d. Para Kapoltabes/Kapolres/tro/ta
nya akan kerusakan barang bukti yang disi- pada tingkat Poltabes/ Polres/-
ta oleh pihak Polda Sumsel tersebut. Karena tro/ta, dan
lokasi tempat penyimpanan khusus belum e. Para Kapolres/tro/ta tingkat Pol-
ada, pemantauan penulis barang bukti terse- sek/tro/ta.
but masih diparkirkan pada halaman bela- 4) Penilaian dan Pertimbangan dida-
kang Polda Sumsel yang terdiri dari ken- sarkan atas:
daraan roda dua dan roda empat, barang-ba- a. Bukti kepemilikan barang bukti
rang tersebut masih terkena panas matahari yang sah
dan hujan. b. Kesediaan untuk merawat dan
3. Peraturan KAPOLRI No.10 Tahun tidak mengubah bentuk, wujud
2010 dan warna dari barang bukti.
Peraturan KAPOLRI No. 10 tahun c. Kesediaan untuk menghadirkan
2010 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Barang Bukti bila diperlukan
Bukti Di Lingkungan POLRI, dalam Bab sewaktu-waktu.
VI Prosedur Pinjam Pakai Barang Bukti d. Kesediaan untuk tidak memin-
dah tangankan Barang bukti ke-
pada Pihak lain.
261
Proses Pinjam Pakai Barang Bukti Dalam Perkara Idana Marsudi Utoyo,
Putri Sari Nilam Cayo
262
Disiplin : Majalah Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Hukum sumpah Pemuda.
Vol. 27 No.4 Desember 2021, hal. 252-263
263