Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HUKUM PIDANA

Dosen pengampu : Cahyono.S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :

Muhammad Rijal Firdaus NPM : 215010021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2021
Analisis Materi Hukum Pidana Kelompok 1 s.d 4
A. Jenis – jenis Hukuman
Menurut ketentuan pasal 10 KUHP terdapat beberapa jenis hukuman
yang dapat dijatuhkan kepada seseorang yang telah melakukan tindak pidana, di
mana hukuman yang dapat dijatuhkan itu dapat berupa:
1. Pidana Pokok:
- Pidana mati
- Pidana penjara
- Kurungan
- Denda
2. Pidana Tambahan :
- Pencabutan hak-hak tertentu
- Perampasan barang-barang tertentu
- Pengumuman putusan hakim

Mengutip dari (Bambang Poernomo, 1978 : 33)


Ilmu Hukum Pidana mempunyai tugas untuk menjelaskan, menganalisa dan
seterusnya menyusun dengan sistematis dari norma hukum Pidana dan
sanksi Pidana, agar pemakaiannnya menjadi berlaku lancer. Dai penjelasan ini
kita dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan atau penegakan hukum haruslah
memiliki sistem yang baik agar bisa menuntaskan kasus – kasus pidana. Secara
teoritis kutipan diatas selaras sedangkan secara paraktisnya bahwa setiap
perilaku yang menyimpang haruslah ditindak dan jenis –jenis hukuman ini
memberikan kejelasan kepada masyarakat bahwa setiap tindakan pidana apapun
memiliki hukuman yang telah sah diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum
Pidana, ini merupakan suatu barometer juga bagi masyarakat agar tidak
melakukan hal hal yang akan membawanya ke meja hijau.

Hal tersebut juga selaras dengan Asas Dalam Hukum Pidana, pada Asak
Legalitas yang tersirat dalam Pasal 1 KUHP yang dirumuskan demikian :

(1) Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan
pidana dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan
dilakukan

B. Upaya Hukum
Upaya hukum adalah suatu upaya atau hak yang diberikan oleh undang-
undang kepada seseorang atau badan hukum untuk dalam hal tertentu melawan
putusan hakim.
Dalam KUHAP terdapat beberapa pasal yang dapat diketegorikan
sebagai upaya hukum yang dapat dilakukan dalam perkara pidana, yaitu sebagai
berikut :
1) UPAYA HUKUM PRAPRADILAN
Prapradilan dapat diartikan sebagai lembaga mandiri yang
ada di dalam hukum pidana Indonesia. Menurut KUHAP,
prapradilan tersebut diatur dalam Pasal 77 s/d Pasal 83. Dalam
pelaksanaannya, prapradilan sering digunakan para pihak untuk
mengajukan upaya hukum guna menguji apakah tindakan-
tindakan yang dilakukan apparat penegak hukum (Polisi, Jaksa
atau KPK) dalam melakukan tindakan hukum selah benar dimata
hukum atau tidak pada dasarnya, dalam prapradilan yang dinilai
hanyalah aspek formil terhadap tindakan aparat hukum, sehingga
tidak berhubungan dengan pokok perkara.
2) UPAYA HUKUM BIASA
Upaya hukum biasa ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
upaya hukum banding, dan upaya hukum kasasi.
3) UPAYA HUKUM LUAR BIASA
Upaya hukum luar biasa ini dapat dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu pertama, pemeriksaan kasasi demi kepentingan hukum, dan
kedua, Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan yang
berkekuatan hukum tetap.

Seperti pada upaya hukum luar biasa pada peninjauan kembali terhadap
putusan, ini merupakan paradox yang terjadi dalam sistem hukum pidana,
dimana praktek hukum tersebut sangat bertentangan dengan nilai dan norma
hukum sebagaimana diatur dalam KUHAP, Tetapi dalam praktek peninjauan
kembali seringkali dilakukan oleh jaksa dengan alasan ada yurisprudensi
pengadilan yang memutus perkara tersebut, akibatnya hukum tidak
mencerminkan keadilan dan kepastian bahkan cenderung menabrak kepentingan
hukum terpidana dan ahli warisnya.

Pengajuan peninjauan kembali adalah semata-mata demi kepentingan


terpidana dan ahli warisnya, hukum dan undang-undang tidak memberikan
wewenang kepada jaksa untuk melakukan peninjauan kembali, bahwa
peninjauan kembali yang dilakukan oleh jaksa bukan merupakan penemuan
hukum melainkan hanya merupakan penafsiran hukum.

C. Pelaksanaan Putusan Hakim


Pelaksanaan putusan/ eksekusi adalah putusan pengadilan yang dapat
dilaksanakan. Dan putusan pengadilan yang dapat dilaksanakan adalah putusan
yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde). Putusan
yang sudah berkekuatan tetap adalah putusan yang sudah tidak mungkin lagi
dilawan dengan upaya hukum verzer, banding, dan kasasi.
Sejatinya putusan hakim adalah putusan yang seadil-adilnya, akan tetapi
dilansir disalah satu berita bahwa tingkat kepuasan rakyat terhadap penegakan
hukum direzim sekarang sangatlah rendah karena dibwah angka 50%. Dari
survey tersebut bisa dikaitkan bahwa pelaksaan putusan hakim sangatlah penting
demi tercapainya sebuah keadilan.

D. Pengawasan dan Pengamatan Putusan Hakim


Pengawasan dan pengamatan ini sebenarnya merupakan sebuah asas
yang berbunyi tentang wewenang khusus "hakim wasmat" dalam melakukan
pengawasan dan pengamatan terhadap putusan hakim yang menjatuhkan pidana
tidak sebagaimana mestinya.
Ini bertujuan pertama untuk memperoleh kepastian apakah putusan
pengadilan yang berupa perampasan kemerdekaan tersebut telah dilaksanakan
dengan baik, kalau sudah dilaksanakan apakah terpidana telah diperlakukan
sesuai dengan azas -azas kemanusiaan, apakah cara pembinaan terhadap
terpidana tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan pemasyrakatan, yaitu
mengembalikan terpidana menjadi anggota masyarakat yang baik dan patuh
pada hukum.
Kedua untuk alat penelitian agar bermanfaat untuk melaksanakan
pemidanaan yang didapatkan dari perbuatan narapidana pada suatu lembaga
yang dapat memberikan dampak bagi narapidana pada saat melaksanakan
hukumannya.
Tentang pengawasan serta pengamatan sangat erat hubungannya dengan
pelaksanaan putusan hakim, artinya setiap keputusan hakim akan ada orang yang
mengawasi dan mengamatinya, dengan begitu pengawas atau pengamat berkerja
setelah putusan hakim jatuh. Setelah itu hakim wasmat baru melakukan analisa
terhadap putusan hakim apakah pemidaannya dimaksudkan untuk mendiritakan
dan tidak diperkenan dimaksudkan untuk merendahkan martabat terpidana.

E. Simpulan
Dari kempat materi bisa disimpulan kempat-empatnya sangat berkaitan
dengan ilmu hukum pidana baik secara teori ataupun praktiknya, begitupun
dengan kehidupan dimasyarakat secara langsung bahwa penegakan hukum
haruslah tersistem dengan baik agar masyarakat mendapat kejelasan hukum,
karena dengan sistem yang baik inipun masyarakat masih merasa kurang puas.
Semoga penegakan hukum dinegeri ini memulih dan berlaku tegas.

Anda mungkin juga menyukai