BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat yang makin disiplin serta perilaku penegak hukum yang dipercaya
terhadap penegak hukum nerupakan salah satu bentuk penegakan hukum yang
penegak hukum, sudah pasti pembinaan serta peningkatan nilai patuh hukum
akan sulit dicapai, maka dari itu dibutuhkan sebuah sistem yang membangun
masyarakat. Hal ini dapat tercapai apabila terdapat suatu pedoman, kaidah
ataupun standar yang dipatuhi oleh masyarakat. Sebagai hak dasar, hak atas
tanah sangat berarti sebagai eksistensi, kebebasan dan hak dan martabat diri
kepastian hukum meskipun hak itu tidak mutlak karena dibatasi oleh hak orang
lain.
2
orang dipandang sama dihadapan hukum (equality before the law), namun
sering dilanggar, sehingga aturan itu tidak berlaku efektif. Tidak efektinya
UUD 1945, yang menjunjung tinggi Pancasila dan hak asasi manusia serta
menjamin persamaan hak bagi semua warga negara dalam hukum dan
disahkan KUHAP Acara Pidana atau proses penegakan hukum pidana, masih
tentang masalah ini Atmasasmita mengatakan itu adalah prinsip dari elemen
mutlak hukum dan aturan. Kekuatan ruh hukum ada pada kedua unsur tersebut,
1
Erman Rajagukguk, Perlu Pembaharuan Hukum dan Profesi Hukum, Pidato Pengukuhan
Sebagai Guru Besar Hukum, Suara Pembaharuan, hlm.11.
4
sisi lain, ketaatan terhadap asas-asas hukum pidana semakin diingkari tindakan
mata untuk menjamin pengakuan serta pengakuan atas hak dan kebebasan
orang lain untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu demokratis.
dengan hal tersebut, maka dipandang penting untuk melakukan penelitian dan
asas praduga tak bersalah dalam praktek penanganan tindak pidana khsunya
Dipolda Gorontalo dalam sistem peradilan pidana dan faktor-faktor apa saja
yang menghambat penerapan asas praduga tak bersalah pada sistem peradilan
pidana tersebut.
merupakan prinsip yang harus diterapkan oleh setiap penyidik dalam proses
menjamin hak asasi tersangka untuk dianggap tidak bersalah sebelum keluarnya
hukum tetap”
2004 berbunyi bahwa “setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut
penelitian guna memunculkan ide dan gagasan baru mengenai penerapan asas
praduga tak bersalah, yang mena terdapat adanya beberapa kasus yang
tindak pidana korupsi, serta kecelakaa lalulintas, yang sering menjadi objek
2. Usulan penelitian ini diharapkan dapat menguji sebuah teori yang sudah ada,
agar dicapainya pengetahuan tentang teori yang sudah ada tersebut baik
berupa menggugurkan teori yang sudah ada maupun menguatkan teori yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asas praduga tidak bersalah merupakan asas umum hukum acara, karena
Sebagai asas hukum umum, maka asas praduga tidak bersalah berlaku terhadap
semua proses perkara baik perkara pidana, perkara perdata, maupun perkara tata
USAha negara. Pengaturan selanjutnya dari asas praduga tidak bersalah dalam
KUHAP, membuat asas tersebut lebih dikenal dalam proses perkara pidana.
Asas ini juga memberikan hak kepada tersangka atau terdakwa untuk
tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau
lebih penasehat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat
pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam Undang - Undang ini.
padahal menurut masyarakat kesalahannya sudah jelas sehingga tidak perlu lagi
diterapkan azas ini karena jelas-jelas telah bersalah sekalipun belum diputus
oleh pengadilan.3
3
Jurnal diponegoro https://www.neliti.com/publications/55221/tinjauan-yuridis-terhadap-
pelaksanaan-asas-praduga-tak-bersalah-dalam-proses-per
9
dalam UU Kehakiman, asas praduga tak bersalah diatur dalam Pasal 8 ayat (1),
yang berbunyi: “Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, atau
Asas praduga tak bersalah merupakan asas yang mengatur bahwa sebelum
adanya putusan pengadilan yang bersifat tetap, tetapi yang bersangkutan sudah
dinyatakan sebagai pelaku tindak pidana. Prinsip Jurnalistik berita yang didapat
harus dilakukan croschek, sedangkan prinsip hukum itu bahwa : Seorang belum
sesorang itu melakukan suatu perbuatan tindak pidana/kriminal. Hal ini yang
masih dilakukan oleh media pers tanpa melakukan croschek, dan menyatakan
4
Jurnal universitas muhammadiyah http://eprints.umm.ac.id/38853/3/BAB%20II.pdf
10
berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana (Pasal 1
5
Roymen Yulius, Penerapan Asas Praduga Tak Bersalah Dalam Pemberitaan Pers Oleh Media
Massa Di-Kalbar, dalam :http://jurnal.untan.ac.id, diakses pada 22 agustus 2021
11
wajib dipenuhi atau tidak boleh dilanggar oleh aparat penegak hukum saat
kesamaan di depan hukum (equality before the law). Hak-Hak tersebut adalah
sebagai berikut:6
KUHAP)
KUHAP)
6
Jurnal konsultan hukum https://konsultanhukum.web.id/hak-hak-tersangkaterdakwa-dalam-
kuhap/
12
7. Berhak untuk mendapat bantuan hukum (Pasal 54, 55, 56, 114
KUHAP).
31 ayat 1 KUHAP).
Pidana adalah salah satu istilah sanksi dalam ilmu hukum pidana sering
kita dengarkan dengan istilah tindak pidana, dalam beberapa ratusan tahun yang
lalu sampai masa sekarang ini seolah-olah pakar hukum berlomba-lomba untuk
titik sekrang belum ada yang dianggap konkrit dalam perumusan pengertian
hukum pidana secara sah dan menyakinkan oleh karena itu beberapa ahli
hukum pidana indonesia, selain pengertian para pakar hukum juga berlomba-
lomba memberikan istilah pidana atau tindak pidana yaitu perbuatan pidana,
delik dan delict serta perbuatan yang dianggap bertentangan dengan hukum.
13
Istilah tindak pidana sebenarnya diambil dan diadopsi dari negara asalnya
yaitu negara belanda yang dikenal dengan istilah strafbaar feit, kemunculan
sbebnarnya diakibatkan oleh tidak adanya pengertian dan istilah secara kokrit
yang digunakan setiap negara tentang tindak pidana, terlebih lagi dalam
Maka dari itu kita mencoba menguraikan beberapa pendapat dari ahli
hukum pidana mengenai istilah hukum pidana, berikut pendapat para ahli
mengemukakan bahwa:7
7
Tri andarisman, 2006 hukum pidana,asas-asas dan aturan umum hukum pidana indonesia
bandar lampung , universitas lampung , hal 53-54
14
2. Heni siswanto dalam bukunya juga menjelaskan pengertian tindak pidana heni
menjeaskan bahwa 8
tindak pidana adalah “ dasar dari hukum pidana
istilah Feit yang diambil dari bahasa belanda yang artinya suatu kenyataan
kenyataan yag dapat dihukum yang merupaka hal yang dianggap kurang tepat
hukum
8
Heni siswanto , 2005 hukum pidana bandar lampung universitas lampung hlm 35
9
PAF Lamintang 1984 hukum penentensier indonesia bandung:armico
10
Moeliatno, Asas-Asas Hukum Pidana Bina Aksara,Jakarta hal 59
15
Upaya Hukum" bahwa "tindak pidana adalah adalah tindakan kejahatan fisik
yang berakibat pidana karena istilah itu dianggap lebih konkrit dan mengarah
pada tindakan fisik tindak pidana, karena tidak semua tindak fisik adalah tindak
pidana dan Sebaliknya Suatu tindakan fisik dapat menyebabkan berbagai tindak
pidana.
berasal dari bahasa latin, dengan istilah tindak pidana. Dan juga disebutkan
dalam KBBI Delik berarti perbuatan atau perilaku yang diancam dengan
kejahatan adalah tindakan di mana pelaku dapat dihukum oleh hukum pidana.
11
Usman simanjuntak 2012 Teknik Pemeliharaan dan Upaya Hukum
12
Wirjono prodjodikoro 2009 hukum pidana indonesia mandar maju jakarta: hal 59
16
bahwa "tidak ada tindakan yang dapat dihukum kecuali kekuatan hukuman
kita ingin melihat lebh jauh bahwa kapan suatu tindak pidana itu dapat
memenuhi unsur-unsur:13
13
Andi Hamzah 2006 Prinsip-Prinsi Hukum Pidana, Pustaka ,Jakarta Hlm23
17
undang-undang
Ada perbuatan yang memang akan dipidanakan meskipun itu terlahir dari
perilaku yang dibawa sejak lahir dalam artian perilaku bawaan yang diawbah
memeiliki potensi untuk melakukan pidana pada umunya hal ini biasasnya
dikenal dengan istilah (Outard Conduct) atau dengan itilah Actus Reus
orang yang memenuhi unsur dalam tindak pidana, dan tindak pidana itu
dirumuskan dan tertang kedalam aturan hukum yang berlaku dan diyakini yaitu
pidana yaitu secar umum telah ditegaskan dalam beberapa unsur sperti unsur
1. Unsur subyektif menurut lamintang adalah apa yang melekat pada diri
18
masih sangat sederhana karena hanya menyebutkan dir pelaku dan keadaan
(dua) yaitu :
adalah syarat dari pemidanaan pandagan ini dianut dari beberapa ahli
dikenal secara umum, hal ini dikarenakan adaya perilaku hukum pidana
didalam buu hukum pidana indonesia yang belaku telah ditemukan tindak
pidana antara kejahatan seperti yang dijelaskan pada buku II serta pelanggaran
pada buku III, doktrin pemidaan ini dapat dilahat berdasarkan jenis delik atau
19
1. Delik materil
Delik materil adalah delik yang akan timbul akibat dari suatu
dan penganiyaan
2. Delik formil
bagaimana akibat dari delik ini, delik formil adalah delik yang
Contoh delik formi ini adalah pasal 362 KUHPidana dan pasal
pengertian 14
manusia sebagai mahluk sosial yang hidup dalam rangkaian
saling membutuhkan satu dengan yang lainya, kebutuhan itu dapat berupa secra
langsung maupun secara tidak langsung baik hal itu berdasarkan kesepakatan
berupa hal yang memiliki karakter kesepahaman dan hal yang memilki karakter
regulasi yang dapat mengatur alur dalam terciptanya peradaban yang tertib guna
kehidupan yang aman dan damai sesuai engan petunjuk hidup serta pedoman
hidup, namun demikian yang menjadi tolak ukur peradaban setiap kelompok
masyarakat atau golongan adalah hukum yang tibul dan tumbuh berkembang
bersama mereka.
terlebih dahulu defenisi hukum yang diungkapkan oleh Utrech dikutip oleh
14
R.Suroso 2006 Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika Hlm 40
21
titik terang apa yang diungkapkan oleh utrech bahwa hukum itu adalah
sekumpulan tulisan peraturan yang dibuat dalam satu buku sebagai pedoman
masyrakat luas.
lebih menit beratkan pada perbuatan manusia yang dilarang dan dapat
Apabila kita melihat dua dfenisi yang diungkapkan oleh kedua ahli
adanya sifat yang (Mengatur Dan Memaksa) yang artinya susatur hal yang
dan dilkukan secara memaksa, mekasa dalam artian apabila tidak diindahkan
15
Ibid Hlm 27
16
Ibid Hlm 27
22
koersif masyarakat atas tingkah laku manusia (fakta sosial) yang menggangu
selalu dibarengi dengan Sanksi, dikarenakan apabila suatu norma yang telah
dipamahami dan tidak dilaksanakan secara baik menurut kelsen akan diikuti
sanksi, sebagai esensi dalam organisiasi hukum, hal ini memenng disiapkan dan
diarancang guna menjaga semua perilaku sosial serta manusia pada umunya
peristilanya yaitu:
1. Sanksi Pidana
Yaitu sanksi yang bersifat memaksa akibat dari esensi perilaku manusia
1. Pidana pokok
a. Pidana mati
b. Pidana penjara
c. Pidana kurungan
d. Pidana denda
e. Pidana tutupan
2. Pidana tambahan:
a. Pencabutan hak
Kedua sanksi pidana diats dikenal dengan sanksi yang bisa diberikan
2. Sanksi Perdata
Prestasi
17
Kuhpidana Pasal 10
24
comdemnatoir)
perkara
3. Sanksi Adminstratif
Sanksi adnminstrasi adalah sanksi yang diberikan bagi suatu orang yang
a. Sanksi denda
1. Asas Praduga Tak Bersalah adalah asa yang memberikan kesempatan kepada
putusan pengadilan
3. Hak Perlindugan Hukum adalah hak yang diberikan dalam bentuk bantuan
4. Hak Pemeriksaan adalah adalah yang diperoleh tersangka pada saat proses
pemeriksaan
6. Hak Penagguhan adalah adalah hak yang diberikan terhadap tersangka untuk
tidak ditahan
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian Normatif empiris atau biasa
disebut dengan jenis penelitian Doktrinal yang mana penelitian ini diasumsikan
dihubungkan dengan beberapa teori dan pendapat dalam buku literatur biasa
juga jenis penelitian ini ditafsirkan bahwa metode yang menggunakan data atau
Pelaku Tindak Pidana, ini menujukkan bahwa adanaya sebuah peristiwa hukum
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad bahwa penelitian normatif empiris adalah
manusia baik secara verbal maupun sacara nyata serta dilakukan pengamata
secara langsung dan diolah berdasarkan data literatur buku-buku dan pendapat
para ahli18
18
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Empiris & Normatif,
Pustaka Pelajar, hlm.280
28
serta melakukan penelitian secara langsung, maka dari itu lokasi penelitian
yang dimaksud adalah Polda Gorontalo terdapat Asas Praduga Tak Bersalah
yang direncanakan adalah selama 2 (dua) bulan yang dimulai dari bulan
September 2021 sampai Desember 2021 sesuai dengan penelitian, namun waktu
penelitian bisa saja berubah sesaui dengan rentan waktu kebutuhan data
penelitian.
1. Populasi
informasi serta data dalam penelitian, baik benda bergerak maupun benda
tidak bergerak, yang memilki karakteristik pada suatu benda atau objek yang
akan diteliti
populasi adalah kesatuan wilayah yang didiami oleh objek yang akan diteliti,
Populasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah Asas Praduga Tak
masyarakat dan ahli hukum pidana, serta pihak kepolisian yang terlibat dalam
2. Sampel
bagian dari dari populasi yang memiliki karakteristik yang akan diteliti20
20
Ibid hlm 289
30
Ini dilakukan melalui studi dengan mengumpulkan pendapat dari para ahli
hukum yang dapat dibaca dari literatur, yurisprudensi, majalah, dan surat
macam literatur,serta kumpulan putusan hakim, dan data dari media cetak
maupun data primer sebagai sumber data penelitian, setelah itu data yang telah
dikumpulkan akan diolah dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara
berusaha menjelaskan secara rinci apa saja yag ditemukan dalam penelitian23
Data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini
BAB IV
22
Ibid hlm 295
23
Ibid hlm 299
32
Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/ 07 / XII / 2000 Tanggal 20 Desember 2000
Mantan Kadit Diklat Polda Sulut Kombes Pol Drs. SUHANA HERYAWAN
18 Pebruari 2003 dan ditindak lanjuti dengan Sprin Kapolda Sulut No. Pol :
Kombes.Pol. 20 Desember
1 13 Maret 2003
Drs. Suhana Heryawan 2000
Kombes.Pol.
2 13 Maret 2003
Drs. Suhana Heryawan
Kombes.Pol.
3 6 April 2006
Drs. Wawan Suharman
Konbes.Pol.
4 6 April 2006
Drs. Budi Santoso Mustari
Brigjen.Pol.
5 21 Februari 2008
Drs.H. Hendra Sukmana, M.H.
Brigjen.Pol. 13 Desember
6 21 Februari 2007
Drs. Bachrudin Ismail 2008
Brigjen.Pol. 13 Desember
7 2 April 2010
Drs. Sunaryono 2008
Brigjen.Pol.
8 2 April 2010 2 Juli 2012
Drs. Irwan Dahlan
34
Brigjen.Pol. 9 September
9 2 Juli 2012
Drs. Budi Waseso 2013
Brigjen.Pol. 14 November
12 21 Oktober 2019
Drs. Rachmad Fudail, M.H. 2016
Brigjen.Pol.
13 21 Oktober 2019 3 Februari 2020
Drs. Wahyu Widada, M.Phil.
Irjen.Pol.
14 3 Februari 2020 3 Agustus 2020
Drs. Adnas, M.Si.
Irjen.Pol.
15 Dr. Akhmad Wiyagus, S.I.K., M.Si., 3 Agustus 2020 pertahana
M.M.
Hasil Penelitian
berdsarkan data yang didapatkan penulis menujukkan bahwa pada tahun 2018
terdapat 2836 kasus tindak pidana yang terjadi, dan pada tahun 2019 2367
kasus tindak pidana serta pada tahun 2020 ada 2518 kasus tindak pidana yang
24
JANIS, I. A. (2020). PERAN KEPOLISIAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP KASUS PENCURIAN LISTRIK DI GORONTALO (STUDI KASUS DI
POLDA GORONTALO). Skripsi, 1(1011416208).
36
berikut;
No Kasus 2020
1 Penganiyayaan 989
2 Pencurian 398
3 Penipuan 234
4 KDRT 182
5 Penggelepan 165
6 Fidusia 20
7 ITE 43
8 Pertambagan 8
9 Tipikor 4
10 Migas 5
11 Kehhutnan 1
12 Perbankan 1
13 Metrologi Ilegal 1
14 Konservasi SDA 1
15 Ekonomi 1
Perlindugan
16 1
Konsumen
Budiya Tanaman
18 Korupsi 19
Polres Gorontalo
6 211
Utara
Pada Tahun 2020 didimominasi oleh polres gorontalo sebanyak 1349 kasus
tindak pidana, kemudian diikuti oleh polres gorontalo kota dengan jumlah 771
kasus tindak pidana dan polres pohuwato 356 kasus tindak pidana , sedangkan
plores bone bolabgo mencatat masing masing 323 tindak pidana, polres bone
bolango 252 tindak pidana dan kasus yang paling rendah adalah polres
Pembahasan
38
siapa saja yang diperhadapakan dengan hukum, khsusnya pelaku tindak pidana
pada saat proses tersangka Dapat di pahami bahwa sesorang tersangka dalam
suatu tindak pidana belum bisa dikatakan bersalah atau tidaknya sebelum
bahwa:
oleh orang yang berdasarkan bukti yang kuat diduga melakukan tindak pidana
Maka dari itu sebelum adanya putusan pengadilan yang mengikat bagi
sesorang tidak dapat dikategorikan sebagai pelaku tidak pidana, atas apa yang
tersangka, terdakwa, dan terpidana atau terhukum, sehingga apabila hak ini
dilanggar maka hak asasi tersangka, terdakwa, dan terpidan atau terhukum telah
hukum dari pihak kepolisian khususnya polda gorontalo didominasi oleh tindak
SUBDIT/ K
N POSISI
DASAR TINDAK PIDANA PELAPOR TERLAPOR PENYIDI E
O KASUS
K T
1 3 4 5 6 7 8 9
SUBDIT III TIPIDKOR
LP 2016
SUBDIT/ K
N POSISI
DASAR TINDAK PIDANA PELAPOR TERLAPOR PENYIDI E
O KASUS
K T
1 3 4 5 6 7 8 9
tentang 14 Desember
Tipidkor 2020
SUBDIT/ K
N POSISI
DASAR TINDAK PIDANA PELAPOR TERLAPOR PENYIDI E
O KASUS
K T
1 3 4 5 6 7 8 9
3. Penyidikan Laporan Korupsi ANTONI, SH ISWORO Proses sidik BRIGADI
Polisi Nomor : Dugaan tindak pidana (Angg. Polri) R AGUS
Pasal 2 ayat Penetapan
LP/298/XI/2016/Siaga SUSANT
korupsi pengadaan (1) dan/atau Tersangka
-SPKT tanggal 09 O, SH
peralatan fasilitas Pasal 3 UU RI
November 2016 kendala dari
kantor gedung kuliah Nomor 31 penyidik
Surat Perintah keperawatan hap II Tahun 1999 pada saat
Penyidikan Nomor : poltekes Gtlo TA 2015 tentang memanggil
Sprin. pemberantasan tersangka
Sidik/134.a/V/2018/Di tindak pidana tidak di
treskrimsus, tanggal korupsi penuhi
30 Mei 2018 sebagaimana karena sudah
telah diubah
SPDP Nomor : melarikan
dan ditambah
R/13/V/2018/Ditreskri diri
dengan UU RI
msus,tanggal 30 Mei
Nomor 20 penyidik
2018
Tahun 2001 telah
tentang mengeluarka
Tipidkor n daftar
pencarian
orang (DPO)
pada Tahun
2018 dan
sampai saat
ini belum ada
informasi
43
SUBDIT/ K
N POSISI
DASAR TINDAK PIDANA PELAPOR TERLAPOR PENYIDI E
O KASUS
K T
1 3 4 5 6 7 8 9
keberadaanny
a
sudah pernah
dilakukan
tracking/pela
cakan
terhadap
tersangka
ISWORO
LP 2018
SUBDIT/ K
N POSISI
DASAR TINDAK PIDANA PELAPOR TERLAPOR PENYIDI E
O KASUS
K T
1 3 4 5 6 7 8 9
2019 Cab. Tilamuta . Penghentian
untuk Surat
Perintah
Penyidikanny
a dan akan
diterbitkan
Surat
Perintah
Penyidikan
yang baru
LP 2019
SUBDIT/ K
N POSISI
DASAR TINDAK PIDANA PELAPOR TERLAPOR PENYIDI E
O KASUS
K T
1 3 4 5 6 7 8 9
Tanggal 8 Oktober beserta surat keputusan telah diubah Penyidikanny
2019 Direksi tentang dan ditambah a
ketentuan kredit dengan UU RI
konsumtif yang berlaku Nomor 20
di PT. Bank Sulutgo Tahun 2001
Cab. Tilamuta tentang
Tipidkor
SUBDIT/ K
N POSISI
DASAR TINDAK PIDANA PELAPOR TERLAPOR PENYIDI E
O KASUS
K T
1 3 4 5 6 7 8 9
di PT. Bank Sulutgo Tahun 2001
Cab. Tilamuta tentang
Tipidkor
LP 2021
SUBDIT/ K
N POSISI
DASAR TINDAK PIDANA PELAPOR TERLAPOR PENYIDI E
O KASUS
K T
1 3 4 5 6 7 8 9
Tipidkor
diungkapkan bahwa ada delapan kasus khusunya tindak pidana korupsi yang
putusan
pemeriksaan tersebut
lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu
yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak
tersangka atau terdakwa memiliki hak yang dimana sudah termuat pada
50
pasalpasal KUHAP yang tidak dapat digangu gugat lagi. Ini dilakukan agar 13
tersangka atau terdakwa merasa adanya kepastian hukum dan sama dimata
mata untuk menjamin pengakuan serta pengakuan atas hak dan kebebasan
orang lain untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu demokratis
Dalam hal penerapan Asas praduga tak bersalah merupakan asas yang
mengatur bahwa sebelum adanya putusan pengadilan yang bersifat tetap, tetapi
salah satu contoh kasus yang pernah terjadi dilingkup polda gorontalo
perkara tindak pidana bahwa Bukti permulaan yang berhasil diper-oleh oleh
pejabat berwenang tentu dapat kita maknai sebagai adanya asumsi dari
Negara tentunya akan berpikir bahwa asumsi pejabat berwenang ini tentu
mendapatka indikasi terjadinya tindak pidana serta ada juga yang berpendapat
asas praduga tak bersalah sudah sesuai dengan apa yang dilaksanakan oleh
sampai adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum yang tetap. Selain
itu, menurut penulis, asas praduga tidak bersalah juga menempatkan kedudukan
tersangka dan terdakwa dalam setiap tingkat proses pidana sebagai subjek
terdakwa, maka dia tetap harus diperlakukan dengan baik sesuai peraturan
melakukan suatu tindak pidana, wajib untuk dilakukan proses hukum oleh
pihak berwenang. Pihak berwenang juga wajib menjamin hak-hak dari orang
Apabila kita menelisik mengenai hak pemeriksaan ada 2 hal yang perlu
Tahun 1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”),
sidang pengadilan.
umum.
penuntut umum. Terdakwa berhak segera diadili oleh pengadilan. Hak untuk
mengetahui apa yang dituduhkan kepadanya (Pasal 51) Tersangka berhak untuk
diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa
berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya
Dari beberap kasus yang ditangani pihak kepolisian setiap orang yang
berupa;
No. 18 Tahun 2003 tentang advokat, bahwa: “bantuan hukum adalah jasa
hukum yang diberikan oleh advokat secara cuma-cuma kepada klien yang tidak
hukum, menegaskan:
hukum
miskin.
55
berdasarkan undang-undang
tidak atau kurang mampu, sehingga di dalam pasal 22 ayat (1) Undang-Undang
masyarakat yang tidak atau kurang mampu. Oleh karena itu, pemberian bantuan
hukum ini diselenggarakan melalui badan peradilan umum (Pasal 1 ayat (1)
sebagai berikut:
56
hukum.”
Atas dasar hak tersangka pada saat proses pemeriksaan menurut penulis
hukum saat pemeriksaan agar tidak terjadinya proses yang dianggap dapat
merugikan hak tersangka demi mewujudkan kepastian hukum pada saat proses
penegakan hukum
57
KUHAP saksi didefinisikan
“Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana
yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia
dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan
pengetahuannya itu”.
diajukan oleh terdakwa dalam rangka melakukan pembelaan atas dakwaan yang
KUHAP yakni:
Menyatakan Pasal 1 angka 26 dan angka 27, Pasal 65, Pasal 116 ayat
(3) dan ayat (4), serta Pasal 184 ayat (1) huruf a KUHAP bertentangan dengan
sepanjang pengertian saksi dalam Pasal 1 angka 26 dan angka 27, Pasal 65,
Pasal 116 ayat (3) dan ayat (4), serta Pasal 184 ayat (1) huruf a KUHAP, tidak
(HAM), dalam Pasal 1 butir 3 Saksi adalah: “Orang yang dapat memberikan
manusia yang berat yang ia dengar sendiri, lihat sendiri dan alami sendiri, yang
memerlukan perlindungan fisik dan mental dari ancaman, gangguan, teror dan
adalah seorang manusia belaka atau manusia biasa. Ia dapat dengan sengaja
bohong, dan dapat juga jujur menceritakan hal sesuatu, seolah-olah hal yang
benar, akan tetapi sebetulnya tidak benar. Seseorang saksi harus menceritakan
hal yang sudah lampau dan tergantung dari daya ingat dari orang perorang, apa
analisis pada beberapa perkara pidana pencurian yang ditangani oleh pihak
begitu penting dalam megungkap tindak pidana, apabila ada saksi yang
apabila tidak ada saksi yang melihat maka akan sangat sulit dalam
hari kasus yang terjadi mengenai tindak pidana di polda gorontalo semua
26
Kawengian, T. A. (2016). Peranan Keterangan Saksi Sebagai Salah Satu Alat Bukti Dalam Proses
Pidana Menurut KUHAP. Lex Privatum, 4(4).
60
yang cukup luas yaitu mencakup kegiatan untuk pelaksanaan serta penerapan
hukum dan juga melakukan tindakan hukum dari setiap pelanggaran atau
Dalam melakukan proses itu sendiri baik melalui prosedur peradilan atau
adapun pengertian yang lebih luas lagi yaitu segala kegiatan yang berkaitan
dengan penegakan hukum mencakup pula segala aktivitas agar hukum sebagai
masyarakat dan negara yang benar-benar harus ditaati dan dijalankan seperti
27
Kelik pramudya, dkk, 2010, pedoman etika profesi aparat hukum, pustaka yistisia,
Yogyakarta, Hal 110
61
Penegak hukum ialah suatu oknum atau kalangan yang membidangi suatu
serta pemasyarakatan
golongan yang dijadikan panutan bagi seluruh masyarakat sesuai dengan suara
rakyat. Maka dari itu oknum yang berkecimpung dalam menegakan hukum
masyarakat.29
Hukum yang ditemukan pada saat melakukan penelitian terdapat 4 faktor yang
sebagai berikut;
1. Kemanusiaan
28
Ibid, hal 20
29
Ibid, hal 34
62
keluhuran pribadi.
2. Keadilan
3. Kepatutan
4. Kejujuran
yang berupaya untuk mencari hukum dan keadilan. Atau dengan kata
Hal ini juga senada dengan apa yang menjadi prinsip Polri sebagai salah
Maka dari itu perlu didukung adanya sumber daya manusia polri yang
mengungkapkan `bahwa Pada saat ini semua pihak penegak hukum harus
aturan kepolisian, sehingga mereka tidak profesional, maka dari itu bagi
ancamanya sangat berat bisa-bisa pemecatan, seperti contoh kasus pada tahun
2022 ini tiga anggota polisi yang dipecat tersebut adalah Bripka Ariyanto Yusuf
Yanma Polda Gorontalo dan Briptu Ratno Saputra anggota Dit Samapta Polda
64
Gorontalo, Namun prestasi dan kebanggaan ini tercoreng oleh segelintir oknum
bahkan tindak pidana. ”Berapa pun anggota Polri yang merusak citra institusi,
Berdasarkan Pasal 1 ayat (13) UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
masyarakat
sebagai Advokat.
Dalam hal perkara pidana setiap orang yang diperhadapkan dengan kasus
khususnya bagi mereka yang kurang mampu dan bagi mereka yang belum
seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingat
menikmati atau memperoleh haknya, salah satunya adalah hak untuk mendapat
bantuan hukum atau penasihat hukum. Dimana dalam UU No. 18 Tahun 2003
cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu. Ini memberikan suatu
pemahaman, dimana hak tersangka merupakan jaminan dari hak asasi manusia
memberikan perlindungan terhadap tersangka dalam hal ini apa yang menjadi
pemeriksaannya harus menjunjung tinggi Hukum dan HAM oleh karena hak
tersangka tidak dapat dicabut atau diganggu gugat. Bagi tersangka yang telah
Namun yang sering menjadi kendala pada saat proses penyidikan adalah
penegak hukum sering kali tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah
Mengingat bahwa tidak setiap orang itu mampu secara ekonomi untuk
perbuatan pidana yang diancam dengan ancaman pidana 5 (lima) tahun atau
lebih. Hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 56 ayat (1) KUHAP. Dalam Pasal 56
tentunya setiap pelaku tindak pidana yang diancam dengan hukuman diatas
lima tahun wajib didampingi penasehat hukum. Apabila pelaku tindak pidana
dalam hal menagani perkara agar tidak ada pihak yang dirugikan baik,
keadilan
realitanya masalah penerapan Pasal 56 ayat (1) KUHAP selama ini masih
M. Sofyan Lubis lebih kurang 80% perkara yang termasuk kategori yang
hukumannya 5 (lima) tahun atau lebih ternyata banyak tersangka pada tahap
Dalam proses penyelesaian perkara pidana, salah satu hak dari tersangka
dan terdakwa adalah hak untuk mendapatkan bantuan hukum, di samping hak-
30
M. Sofyan Lubis, Prinsip Miranda Rule: Hak Tersangka Sebelum Pemeriksaan: Jangan
Sampai Anda Menjadi Korban Peradilan, PT. Pusaka Buku, Jakarta, 2010, hal. 15.
69
Namun dalam hal kesadaran hukum pada penelitian ini adalah kesadaran
hukum pihak tersangka guna mewujudkan asas praduga tak bersalah pentingnya
bahwa;
Setiap orang dalam hal proses penyidikan maka sebisa mungkin untuk
dilakukan.
dipahami semua unsur yang terlibat, baik penegak hukum, tersangka dan
proses penegakan hukum khusnya dalam hal penyidikan suatu kasus dan
lebih baik megindari panggilan polisi, seperti salah satu kasus yang
Maka dari itu menurut analisis penulis mengani hal yang mengahambat
pidana,adalah paling banyak dari kalangan pelaku tindak pidana sendiri karena
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
tersangka dalam hal perwujudan Hak asasi manusia serta ditegaskan dalam
tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau
lebih penasehat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat
pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam Undang - Undang ini
Pidana
72
5.2. SARAN
Pelaku Tindak Pidana dapat diwujudkan terhadap semua kasus tindak pidana
apapun, namun hal ini menjadi kendala karena danya ego sektoral yang harus
Pidana
73
Daftar Pustaka
Mukti Fajar Dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Empiris &
Tri Andarisman, 2006 Hukum Pidana,Asas-Asas Dan Aturan Umum Hukum Pidana
Undang-undang
Acara Pidana
Jurnal