BAB V DEMOKRASI
Disusun Oleh :
1
Abstrak
Hukum sebagai seperangkat aturan yang berisi perintah dan larangan dan memiliki sanksi bagi pelanggarnya
sosial kontrol, sosial engineering dalam menciptakan keadilan,kebenaran dan kepastian hukum dalam masyarakat
soasial welfare Berperan aktif sebagai sesuatu yang dapat menetapkan tingkah laku manusia yang menyimpang terhadap
aturan hukum. Sehingga hukum dapat memberikan sanksi atau tindakan terhadap si pelanggar. Dalam proses perubahan
masyaraka di manapun senantiasa terjadi, apalagi dalam kondisi kemajuan yang menuntut perlunya perubahan-
perubahan yang relatif cepat dan memperlancar proses interaksi sosial sehingga terwujudlah masyarakat yang harmonis,
aman dan sejahtera. Hukum bisa berjalan dengan baik diperlukan adanya sosialisasi,Lembaga penegak yang handal
seperti kepolisian,jaksa dan Hakim yang berintegritas.
Latar belakang
Hukum adalah seperangkat aturan yang mengikat dan memaksa masyarakat. Proses pelaksanaanya harus
dipaksakan dengan jalan menjatuhkan sanksi agar tujuan daripada hukum dapat tercapai. Tujuan hukum memberikan
kemanfaatan yang bersifat universal yaitu bagaimana menciptakan perdamaian dan ketentraman dalam lingkungan
masyarakat yang dapat dirasakan secara konkret oleh seluruh lapisan masyarakat.untuk mencapai tujuan hukum
diperlukan sistim hukum yang baik baik dari segi hukumnya atau normanya maupun dari segi penegakannya yang
memmerlukan keterpaduan dari keduanya untuk mendapakan keadilan dan kepastian hukum.
Pembahasan
UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dinyatakan bahwa “kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
B. Tujuan Hukum
a. Keadilan dan Kebenaran
Keadilan artinya bahwa dalam pelaksanaan hukum para aparat penegak hukum harus bersikap adil.
b. Kemanfaatan
Selain unsur keadilan, para aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya harus mempertimbangkan
agar proses penegakan hukum dan pengambilan keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat..
2
c. Kepastian
Kepastian hukum, artinya penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum terhadap tindakan
sewenang-wenang. Adanya kepastian hukum memungkinkan seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang
diharapkan.
• A loof social control adalah fungsi hukum sebagai sarana atau pengawasan dalam tertib kehidupan masyarakat.
• A loof social engineering adalah fungsi hukum sebagai sarana atau alat rekayasa social untuk memberi orientasi
dan prospektif masyarakat dimana hukum itu berlaku.
• A political instrument adalah fungsi hukum sebagai sarana politik adalah untuk memperkokoh kekuasaan politik
atau mengefektifkan kekuasaan negara
C. Kewenangan MA dan MK
Dalam kaitannya dengan masalah pengadilan, dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa Mahkamah Agung
bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan:
1. permohonan kasasi;
2. sengketa tentang kewenangan mengadili;
3. permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Menurut UU No. 48 Tahun 2009 pasal 29 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk :
• Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan
persetujuan;
3
➢ KPK diberi kewenangan untuk melakukan pemeriksaan kekayaan terhadap pejabat negara dan menerima laporan
jika terjadi gratifikasi atau suap.
➢ KPK juga bisa meminta kerjasama bilateral dan multilateral demi menangkap pelaku korupsi. Tidak hanya itu,
➢ KPK juga wajib mengupayakan kampanye anti korupsi terhadap warga negara Indonesia, guna mengedukasi
masyarakat luas agar tidak melakukan tindakan tersebut
➢ KPK diberi wewenang untuk berkoordinasi dengan instansi lain seperti pihak berwenang dan lembaga negara demi
memberantas kasus korupsi. Dan instansi terkait juga tidak diizinkan menolak untuk bekerja sama, jika KPK
meminta bantuan dalam penyelidikan mereka.
➢ KPK diberi wewenang untuk memantau kegiatan dan penyelenggaraan di badan pemerintahan. Untuk itu, mereka
wajib mengkaji pengelolaan dan proses administrasi yang terjadi di badan pemerintahan serta lembaga-lembaga
lain yang masih menjadi bagian dari pemerintah
➢ KPK juga berwenang dalam melakukan supervisi, dan berhak memantau serta menelaah terkait penyelenggaraan
serta proses administrasi yang ada di badan pihak berwenang. KPK diberi kewenangan untuk melakukan
penyelidikan, penyidikan, serta penuntutan terhadap pelaku yang diduga melakukan tindakan korupsi. KPK
diberikan wewenang untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan keperluan dalam memberantas korupsi.
Hal ini juga termasuk dalam menetapkan hakim untuk menjalankan sidang serta putusan pengadilan terhadap
tersangka kasus korupsi.
E. Untuk menjalankan Hukum sebagaimana mestinya, maka dibentuk beberapa Lembaga Aparat Penegak Hukum, antara
lain : Kepolisian yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; Kejaksaan yang fungsi utamanya sebagai lembaga
penuntut; Kehakiman yang berfungsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan; dan lembaga Penasehat atau memberi
bantuan hukum.
• Lembaga Penyidik : Kepolisian negara ialah alat negara penegak hukum yang terutama bertugas memelihara
keamanan dan ketertiban di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya Hukum Acara Pidana,
Kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik. Menurut Pasal 4 UU nomor 8 tahun 1981
tentang Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI.
• Lembaga Penuntut : Dalam Undang-Undang No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia Pasal 1
dinyatakan bahwa “Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang.”
• Lembaga Peradilan : Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberi kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Artinya, hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-
kekuasaan lain dalam memutuskan perkara. Apabila hakim mendapat pengaruh dari pihak lain dalam
memutuskan perkara, maka cenderung keputusan hakim itu tidak adil, yang pada akhirnya akan meresahkan
masyarakat dan wibawa hukum dan hakim akan pudar.
4
F. Dinamika dan Tantangan Penegakan Hukum Di Indonesia
▪ Masih banyak perilaku warga negara khususnya oknum aparatur negara yang belum baik dan terpuji, terbukti
masih ada praktik KKN, praktik suap, perilaku premanisme, dan perlaku lain yang tidak terpuji.
▪ Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial yang bermuatan SARA, tawuran, pelanggaran HAM, dan sikap
etnosentris.
▪ Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum diselesaikan dan ditangani secara tuntas.
▪ Menghadapi persoalan penegakan hukum di tengah maraknya pelanggaran hukum di segala strata kehidupan
masyarakat.
Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/books/edition/Sistem_Hukum_dan_Penegakan_Hukum/aAQHEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq
=fungsi+hukum+sebagai+political+instrument&pg=PA13&printsec=frontcover
Ismail, Sri Hartati. (2020). Pendididkan Kewarganegaraan Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di
Indonesia. Pasuruan: Qiara Media.
5
6