Anda di halaman 1dari 4

Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau
hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Bagaimanapun bagusnya aturan hukum, apabila aparatur penegak hukum tidak menjalankan
hukum berdasarkan nilai, norma, asas dan rumusan kaidah hukum tersebut, maka tujuan hukum
untuk memenuhi rasa keadilan tidak akan tercapai. Pelaksanaan penegakan hukum terjadi apabila
terjadi pelanggaran terhadap hukum tersebut.

Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan, yaitu : kepastian
hukum, kemanfaatan dan keadilan. Pada dasarnya penegakkan hukum harus sesuai dengan
undang-undang yang berlaku dan tidak boleh menyimpang . Kepastian hukum merupakan
perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian
hukum, karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib dan stabilitas
keamanan dapat dikendalikan dengan baik karena hukum bertujuan untuk menjaga ketertiban
masyarakat. Kemanfaatannya ialah masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan
atau penegakan hukum. Hukum adalah untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakan
hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena
hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan timbul keresahan di dalam masyarakat. Keadilan,
dalam pelaksanaan atau penegakan hukum harus bersifat adil sedangkan hukum bersifat umum,
mengikat setiap orang, dan bersifat menyamaratakan. setiap orang yang melanggar hukum harus
dihukum, tanpa membeda-bedakan siapa yang melanggar hukum tersebut Sebaliknya keadilan
bersifat subyektif, individualistis dan tidak menyama-ratakan, adil bagi kelompok tertentu belum
tentu dirasakan adil kelompok lainnya.

Lembaga Penegak Hukum

Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga penegakan


hukum , antara lain kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; kejaksaan yang
berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; kehakiman, yang berfungsi sebagai lembaga
pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau bantuan hukum.
1. Kepolisian
Kepolisian negara adalah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara
keamanan di dalam negeri. Menurut pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara
RI.Penyelidik mempunyai wewenang:
o Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.
o Mencari keterangan dan barang bukti
o Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri.
o Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab atas perintah
penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:
o Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
o Pemeriksaan dan penyitaan surat.
o Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
o Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.
2. Kejaksaan
Lembaga kejaksaan pada hakikatnya merupakan lembaga formal yang bertugas
sebagai penuntut umum, yaitu pihak yang melakukan penuntutan terhadap mereka-mereka
yang melakukan pelanggaran hukum berdasarkan tertib hukum yang berlaku.Pekerjaan lembaga
kejaksaan merupakan tindak lanjut dari lembaga kepolisian yang menangkap dan
menyidik pelaku-pelaku pelanggaran untuk dituntut di pengadilan berupa bentuk
pelanggarannya yang bertujuan untuk menciptakan keadilan di dalam masyarakat.
Berdasarkan pasal 3 UU No. 5 Tahun 1991 tentang “Kejaksaan Republik
Indonesia” pelaksanaan kekuasaan negara di bidang penuntutan tersebut diselenggarakan
oleh:
 Kejaksaan negeri yang berkedudukan di ibu kota Kabupaten atau di
kotamadya atau di kota administratif dan daerah hukumnya yang meliputi
wilayah kabupaten atau kotamadya atau kota administratif.
 Kejaksaan Tinggi yang berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah
hukumnya meliputi wilayah provinsi.
 Kejaksaan Agung yang berkedudukan di ibu kota negara RI dan daerah
hukumnya meliputi wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.
3. Kehakiman
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.
Sedangkan hakim adalah pejabat peradilan yang diberi wewenang oleh undang-undang
untuk mengadili. Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim
diberi kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Artinya, hakim tidak
boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara.
Dalam pasal 10 ayat 1 Undang-undang No 14 Tahun 1970 tentang pokok-pokok
Kekuasaan Kehakiman ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh badan
pengadilan dalam 4 lingkungan, yaitu:
o Peradilan umum
o Peradilan agama
o Peradilan Militer
o Peradilan Tata Usaha Negara
Terdapat sekurang-kurangnya ada lima alasan mengapa hukum di Indonesia sulit ditegakkan atau
dengan kata lain penegakan hukum di Indonesia sukar dilaksanakan, yaitu :
1. Aparat penegak hukum terkena sangkaan dan dakwaan korupsi atau suap
2. Mafia peradilan marak dituduhkan.
3. Hukum seolah dapat dimainkan, dipelintirkan, bahkan hanya berpihak kepada mereka
yang memiliki status sosial yang tinggi.
4. Penegakan hukum lemah dan telah kehilangan kepercayaan masyarakat.
5. Masyarakat apatis, mencemooh dan melakukan proses peradilan jalanan.

Masalah Penegakan Hukum yang berkeadilan di Indonesia


Indonesia saat ini sedang mengalami krisis dalam penegakan hukum (law enforcement).
Fenomena tersebut dapat dilihat ketika dalam penegakan hukum, kepastian hukum lebih
diutamakan daripada keadilan atau kemanfaatan hukum itu sendiri. Masalah yang seringkali
muncul adalah tidak dipenuhinya nilai keadilan, terutama rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat.
Masalah penegakan hukum merupakan persoalan yang dihadapi oleh setiap masyarakat di
dalam mengatasi konflik. Walaupun setiap masyarakat memiliki corak dengan karakteristik yang
berbeda-beda, tetapi masyarakat mempunyai aturan tersendiri dalam penegakan hukumnya demi
mencapai tujuan yang sama yaitu terciptanya kedamaian, ketertiban dan kesejahteraan
masyarakatnya. Demi tercapainya ketertiban dan kedamaian hukum, maka hukum berfungsi
memberikan jaminan kepada seseorang agar kepentingannya diperhatikan oleh orang lain. Ketika
kepentingan tersebut maka akan timbul suatu konflik.
Dalam Negara hukum, konflik baik secara individual maupun sosial harus diselesaikan
melalui jalan hukum. Hukum harus bisa melindungi setiap kepentingan yang dilanggar, sehingga
hukum berarti aturan main yang tidak hanya bersifat formal, tetapi lebih dari itu mengandung
nilai-nilai keadilan. . Oleh karenanya hukum itu harus dilaksanakan dan ditegakan tanpa
membeda-bedakan atau memberlakukan hukum tidak secara diskriminatif. Pada dasarnya hukum
itu tidak berlaku secara diskriminatif kecuali oknum aparat atau penegak hukum dalam
kenyataan sosial telah memberlakukan hukum itu secara diskriminatif. Akhirnya penegakan
hukum tidak mencerminkan adanya kepastian hukum dan rasa keadilan dalam masyarakat.
Penegakan hukum seharusnya tidak memihak dan tidak mudah diintervensi sehingga
hasilnya dapat dipertanggungjwabkan di hadapan publik. Rakyat butuh kepastian hukum atas
sistem hukum yang berlaku di negara ini, karena penegakan hukum tak dapat berdiri sendiri
tanpa adanya sistem hukum itu sendiri. Tujuan akhir hukum adalah keadilan. Oleh karena itu,
segala usaha yang terkait dengan hukum mutlak harus diarahkan untuk menemukan sebuah
sistem hukum yang paling cocok dan sesuai dengan prinsip keadilan.
Solusi dari Penegakan Hukum yang Berkeadilan di Indonesia
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penyimpangan hukum di
Indonesia adalah dengan menerapkan penegakan hukum yang akuntabel. Penegakan hukum yang
akuntabel (bertanggung jawab) dapat diartikan sebagai suatu upaya pelaksanaan penegakan
hukum yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, bangsa dan negara yang berkaitan
terhadap adanya kepastian hukum dalam sistem hukum yang berlaku, juga berkaitan dengan
kemanfaatan hukum dan keadilan bagi masyarakat.
Untuk membentuk dan membangun sistem penegakan hukum yang akuntabel perlu melibatkan
seluruh adalah dukungan pemerintahan yang bersih (clean government). Dukungan pemerintahan
yang bersih dalam membangun penegakan hukum yang akuntabel harus total, karena penegakan
hukum adalah bagian dari sistem hukum pemerintahan.
Pada hakekatnya tujuan penegakan hukum adalah untuk mewujudkan apa yang hendak
dicapai oleh hukum. Teguh Prasetyo, mengatakan bahwa tujuan hukum itu adalah mencapai
keseimbangan agar hubungan yang ditimbulkan oleh kepentingan masyarakat tidak terjadi
kekacauan.

Yang menjadi persoalan dalam penegakan hukum adalah seringkali perihal adil menjadi sangat
relatif. Dengan kata lain adil menurut seseorang, belum tentu adil menurut orang lain.
Sehingga disinilah hukum memainkan peranannya. Atau bisa dikatakan bahwa penafsiran
hukum sangat diperlukan dalam melihat suatu kasus hukum, agar tujuan hukum yakni
kepastian, keadilan dan daya guna dapat tercapai tanpa diskriminasi.

Referensi :
https://www.academia.edu/36539793/Makalah_Penegakan_Hukum_yang_Berkeadilan

https://aceh.tribunnews.com/2018/05/26/penegakan-hukum-yang-berkeadilan

http://blog.isi-dps.ac.id/ramapratama/penegakkan-hukum-yang-berkeadilan-studi-kasus-hukum-prita-
mulyasari

Anda mungkin juga menyukai