Anda di halaman 1dari 5

1.

'"Tata hukum" adalah istilah yang merujuk pada aturan-aturan dan prinsip-prinsip hukum yang mengatur perilaku individu dan organisasi
dalam masyarakat. Tata hukum meliputi berbagai jenis hukum, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum administrasi, dan hukum
konstitusi.

2. Hukum Konstitusi

Hukum Konstitusi adalah hukum yang mengatur tentang dasar negara, bentuk negara, sistem pemerintahan, hak dan kewajiban
warga negara serta hubungan antara lembaga negara. Di Indonesia, hukum konstitusi tertuang dalam UUD 1945.

Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur tentang tindak pidana dan sanksi pidana yang diberikan terhadap pelaku tindak pidana.
Hukum pidana di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Hukum Perdata
Hukum Perdata adalah hukum yang mengatur tentang hak-hak perdata, hubungan antara orang perorangan, serta hak dan
kewajiban yang timbul dari perjanjian. Hukum perdata di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata).

Hukum Acara Pidana


Hukum Acara Pidana adalah hukum yang mengatur tentang tata cara dan prosedur dalam penanganan perkara pidana di pengadilan.
Hukum acara pidana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Hukum Acara Perdata


Hukum Acara Perdata adalah hukum yang mengatur tentang tata cara dan prosedur dalam penyelesaian sengketa perdata di
pengadilan. Hukum acara perdata di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Hukum Administrasi Negara


Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur tentang tata cara dan prosedur dalam penyelenggaraan pemerintahan,
baik di tingkat pusat maupun daerah. Hukum administrasi negara di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan.

3. Berikut ini adalah perbedaan antara keduanya:

Fokus Peraturan yang Diatur

Tata hukum HTN fokus pada regulasi terkait dengan struktur negara dan sistem pemerintahan, sedangkan tata hukum HAn fokus pada regulasi
terkait dengan tata kelola pemerintahan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Subjek Regulasi

Tata hukum HTN mengatur tentang lembaga-lembaga negara, seperti lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta hak dan kewajiban
warga negara, sedangkan tata hukum HAn mengatur tentang tindakan administrasi negara, seperti pengelolaan sumber daya alam, perizinan,
pengadaan barang dan jasa, dan sebagainya.

Sumber Hukum

Tata hukum HTN bersumber pada konstitusi negara, seperti UUD 1945, sedangkan tata hukum HAn bersumber pada undang-undang, peraturan
presiden, peraturan daerah, dan kebijakan publik lainnya.

Penerapan Hukum
Tata hukum HTN diaplikasikan untuk menyeimbangkan kekuasaan antarlembaga negara dan hak-hak warga negara, sedangkan tata hukum HAn
diaplikasikan untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pelaksanaan kebijakan publik.

Penyelesaian Sengketa

Sengketa dalam tata hukum HTN diadili oleh lembaga peradilan konstitusi, seperti Mahkamah Konstitusi, sedangkan sengketa dalam tata
hukum HAn diadili oleh pengadilan tata usaha negara.

4. Berikut adalah beberapa organ dan fungsi kelembagaan negara di Indonesia:

Lembaga Legislatif

Lembaga legislatif adalah organ kelembagaan negara yang memiliki fungsi membuat undang-undang dan mengawasi kinerja pemerintah. Di
Indonesia, lembaga legislatif terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Lembaga Eksekutif

Lembaga eksekutif adalah organ kelembagaan negara yang memiliki fungsi menjalankan pemerintahan dan melaksanakan kebijakan publik. Di
Indonesia, lembaga eksekutif terdiri dari Presiden, Wakil Presiden, dan kabinet.

Lembaga Yudikatif

Lembaga yudikatif adalah organ kelembagaan negara yang memiliki fungsi menegakkan hukum dan menjaga keadilan. Di Indonesia, lembaga
yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Badan Pemeriksa Keuangan.

Lembaga Pengawasan

Lembaga pengawasan adalah organ kelembagaan negara yang memiliki fungsi mengawasi jalannya pemerintahan dan menjamin terlaksananya
prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi. Di Indonesia, lembaga pengawasan terdiri dari Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi
Pemberantasan Korupsi, dan Ombudsman.

Lembaga Kepresidenan

Lembaga kepresidenan adalah organ kelembagaan negara yang memiliki fungsi memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan pemerintahan
dan kebijakan publik. Di Indonesia, lembaga kepresidenan terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden.

Lembaga Administrasi Negara

Lembaga administrasi negara adalah organ kelembagaan negara yang memiliki fungsi mengelola administrasi pemerintahan dan memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat. Di Indonesia, lembaga administrasi negara terdiri dari kementerian, lembaga nondepartemen, dan
pemerintah daerah.

5. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan


terdiri atas:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang;

d. Peraturan Pemerintah;

e. Peraturan Presiden;

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan

g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

6.Hukum pidana adalah cabang hukum yang mengatur tentang tindak pidana, yaitu perbuatan yang dilarang oleh hukum dan diancam dengan
sanksi pidana seperti pidana penjara, denda, atau hukuman mati. Tujuan dari hukum pidana adalah untuk menjaga ketertiban masyarakat,
mencegah terjadinya tindak pidana, serta memberikan efek jera bagi pelaku tindak pidana.

Sumber hukum pidana di Indonesia terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

Undang-Undang

Undang-Undang adalah sumber hukum pidana yang utama di Indonesia. Undang-Undang yang mengatur tentang tindak pidana dan sanksi
pidana di Indonesia adalah KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Selain KUHP, ada juga undang-undang lain yang mengatur tentang
tindak pidana tertentu, misalnya Undang-Undang Narkotika, Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dan lain sebagainya.

Putusan Pengadilan

Putusan pengadilan juga dapat menjadi sumber hukum pidana. Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat
dijadikan acuan dalam memutuskan perkara serupa di masa yang akan datang.

Kebiasaan

Kebiasaan juga dapat menjadi sumber hukum pidana, terutama dalam kasus-kasus yang belum diatur secara jelas dalam undang-undang.

Hukum Adat

Hukum adat di Indonesia juga dapat menjadi sumber hukum pidana, terutama dalam kasus-kasus yang terkait dengan adat atau tradisi
setempat.
Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerintah juga dapat menjadi sumber hukum pidana, terutama dalam hal mengatur tentang pelaksanaan undang-undang pidana.

7. Hukuman pokok dalam hukum pidana adalah hukuman yang diberikan kepada pelaku tindak pidana sebagai akibat dari perbuatan pidana
yang dilakukannya. Hukuman ini ditetapkan berdasarkan jenis dan tingkat kejahatan yang dilakukan, serta diberikan sebagai bentuk tanggung
jawab sosial atas perbuatan yang dilakukan. Contoh hukuman pokok dalam hukum pidana antara lain adalah pidana penjara, pidana denda,
atau pidana mati.

Sedangkan, hukuman tambahan adalah hukuman yang diberikan bersamaan dengan hukuman pokok sebagai akibat dari perbuatan pidana
yang dilakukan. Hukuman tambahan bertujuan untuk memberikan efek jera dan sebagai upaya pemulihan atau rehabilitasi bagi pelaku tindak
pidana. Contoh hukuman tambahan dalam hukum pidana antara lain adalah pencabutan hak-hak politik, pencabutan hak kepemilikan senjata
api, pengawasan masyarakat, atau pengumuman putusan pengadilan.

8.Pembagian wilayah peradilan di Indonesia dibagi menjadi empat wilayah yaitu:

Peradilan Umum: meliputi wilayah hukum yang terdiri dari pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung.

Peradilan Agama: meliputi wilayah hukum yang terdiri dari pengadilan agama tingkat pertama, pengadilan agama tingkat banding, dan
Mahkamah Syari'ah.

Peradilan Militer: meliputi wilayah hukum yang terdiri dari pengadilan militer tingkat pertama, pengadilan militer tingkat banding, dan
Mahkamah Militer.

Peradilan Tata Usaha Negara: meliputi wilayah hukum yang terdiri dari pengadilan tata usaha negara tingkat pertama, pengadilan tata usaha
negara tingkat banding, dan Mahkamah Agung sebagai pengadilan tinggi dalam peradilan tata usaha negara.

9. Tahapan-tahapan dalam acara pidana biasanya meliputi:

Pelaporan atau Penyelidikan: dimulai dari adanya laporan atau penyelidikan atas suatu tindak pidana yang dilakukan.

Penangkapan atau Penahanan: apabila ditemukan bukti yang cukup, pelaku tindak pidana dapat ditangkap dan ditahan.

Penyidikan: proses pemeriksaan terhadap pelaku dan barang bukti oleh penyidik untuk menemukan bukti-bukti yang lebih kuat.

Penuntutan: apabila sudah ditemukan bukti yang cukup, jaksa penuntut umum dapat mengajukan tuntutan terhadap pelaku.

Persidangan: tahap ini melibatkan pengadilan sebagai pihak yang mengadili dan memutuskan apakah pelaku bersalah atau tidak bersalah.

Vonis: setelah mendengarkan seluruh bukti dan argumen yang disampaikan, hakim akan menetapkan hukuman yang pantas bagi pelaku tindak
pidana.

Banding atau Kasasi: pelaku atau jaksa penuntut umum dapat mengajukan banding atau kasasi atas putusan pengadilan jika merasa tidak puas
dengan putusan yang dijatuhkan.

Pelaksanaan Hukuman: apabila putusan telah berkekuatan hukum tetap, pelaku tindak pidana harus menjalani hukuman yang ditetapkan.

10. Beberapa alat bukti yang dapat digunakan dalam proses hukum pidana antara lain:

Keterangan Saksi: keterangan dari orang yang mengetahui atau melihat langsung perbuatan yang dilakukan.

Keterangan Ahli: keterangan dari seseorang yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang tertentu yang berkaitan dengan perbuatan
pidana.

Surat, Keterangan, atau Benda: dokumen atau benda lain yang berkaitan dengan perbuatan pidana yang dilakukan.

11. Durasi penahanan pada masing-masing tahapan bisa berbeda-beda dan diatur dalam undang-undang sebagai berikut:

Penangkapan: Masa penahanan maksimal selama 1x24 jam sejak penangkapan. Penahanan ini bertujuan untuk mempermudah penyidikan dan
menentukan langkah selanjutnya.

Penahanan oleh penyidik: Masa penahanan maksimal 20 hari terhitung sejak penangkapan. Dalam masa ini, penyidik melakukan penyelidikan
dan pemeriksaan terhadap pelaku, saksi, dan bukti-bukti untuk menentukan apakah akan diajukan ke jaksa penuntut umum atau tidak.

Penahanan oleh jaksa penuntut umum: Masa penahanan maksimal 30 hari terhitung sejak ditangkap. Jaksa penuntut umum melakukan
persiapan untuk penyelenggaraan persidangan, seperti pemeriksaan saksi dan bukti-bukti.
Penahanan oleh pengadilan: Masa penahanan maksimal 240 hari untuk tindak pidana ringan, 360 hari untuk tindak pidana sedang, dan 720 hari
untuk tindak pidana berat terhitung sejak ditangkap. Penahanan ini dilakukan setelah pengadilan menerbitkan surat perintah penahanan.

12. A. Penyelidik / Penyidik adalah pihak yang melakukan penyelidikan atau penyidikan atas suatu perkara atau kasus dengan tujuan untuk
mengumpulkan bukti-bukti dan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan apakah terdapat dugaan pelanggaran hukum yang perlu
diteruskan ke tahap penuntutan.

B. Jaksa penuntut umum adalah pihak yang bertugas menuntut terdakwa di hadapan pengadilan. Tugas jaksa penuntut umum meliputi
mengajukan dakwaan, memperkuat dakwaan di persidangan, dan membuktikan unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan.

C. Hakim adalah pihak yang bertugas memutuskan suatu perkara di pengadilan. Tugas hakim meliputi mendengarkan keterangan saksi,
memeriksa bukti-bukti, menganalisis hukum yang berlaku, dan memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak bersalah serta memberikan
hukuman jika terdakwa dinyatakan bersalah.

D. Penasihat hukum adalah pihak yang memberikan nasihat dan bantuan hukum kepada kliennya. Tugas penasihat hukum meliputi
memberikan nasihat hukum, membantu klien dalam menghadapi proses hukum, mengajukan dan mempersiapkan gugatan atau pembelaan,
dan melindungi hak-hak klien selama proses hukum berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai