Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ADIATNO

NIM : 082101050
Kelas : B
Mata Kuliah : HUKUM TATA NEGARA
Dosen : Dr. Indah Kusuma Dewi, S.H., M.H.

JAWABAN SOAL UJIAN MID SEMESTER GENAP T.A. 2021/2022

1. Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur negara, antara instansi
dasar lainnya, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara,
hubungan hukum (hak dan kewajiban) antara negara lembaga, wilayah dan
warga negara. Yang mana didalamnya mempelajari tentang peraturan-
peraturan hukum yang mengatur organisasi kekuasaan Negara.
2. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara, Hukum Administrasi
Negara dan Ilmu Politik yaitu sebagai berikut :
A. Hubungan Hukum Tata Negara dengan ilmu negara. Kedua bidang ilmu
tersebut, hukum tata negara dengan ilmu negara mempunyai hubungan yang
sangat dekat, di mana ilmu negara memberikan dasar-dasar teoretis kepada
hukum tata negara, sedangkan hukum tata negara merupakan konkretisasi dari
teori-teori ilmu negara. Ilmu negara mempelajari tentang konsep-konsep dan
teori-teori mengenai negara serta hakikat negara sedangkan hukum tata negara
mempelajari tantang negara dari segi struktur hukum positif yang berlaku di
suatu negara.
B. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi
Negara memiliki kemiripan dengan hukum tata negara. Yang mana
kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah ,sedangkan dalam hal
perbedaan hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi /
Hukum Dasar yang digunakan oleh suatu negara dalam hal pengaturan
kebijakan pemerintah.
C. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik. Hukum tata negara
mempelajari tenang peraturan-peraturan hukum yang mengatur organisasi
kekuasaan negara. Sedangkan ilmu politik mempelajari tentang kekuasaan di
lihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut. Setiap undang-undang di susun
dan di bentuk oleh lembaga-lembaga politik [lembaga legislatif],sehingga dapat
di katakan bahwa setiap undang- undang merupakan hasil dari keputusan
politik. Ilmu politik melahirkan manusia-manusia hukum tata negara, sedangkan
hukum tata negara merumuskan dasar dari perilaku politik atau kekuasaan.
Hukum tata negara dapat dikatakan sebagai penyelarasan atau penerapan
nyata dari teori-teori yang dipelajari dari ilmu negara. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa hukum tata negara adalah sebuah ilmu pengetahuan praktis
dan ilmu negara adalah sebuah ilmu pengetahuan murni.
3. Objek Kajian Hukum Tata Negara
• Hukum Tata Negara sebagai salah satu obyek kajian dilingkungan Ilmu
Hukum secara singkat memiliki obyek kajian, yakni Negara dan perangkat
peraturan yang mengatur mengenai organisasi yang disebut negara.
• Hukum Tata Negara (HTN) memiliki obyek kajian yang hampir sama dengan
Ilmu Negara, yaitu Negara (termasuk kekuasaan didalamnya).
• Hukum Administrasi Negara (HAN) mengkaji negara dalam keadaan
bergerak, sedangkan Hukum Tata Negara (HTN) mengkaji negara dalam
keadaan diam (statis) (oppenheim).
• Dapat Pula dikatakan bahwa objek kajian dari Hukum Tata Negara adalah
Negara dalam arti materiil, yaitu dalam arti formil negara dilihat sebagai
pemertintah dan negara dilihat dari bentuk - bentuk kekuasaannya. Negara
dalam arti formil yaitu negara sebagai masyarakat dan negara sebagai
persekutuan hidup. oleh karena itu yang dibahas dalam negara (dalam arti
materiil adalah unsur - unsur negara.
4. Sistem Pemerintahan Indonesia memiliki bentuk pemerintahan republik dan
bentuk negara kesatuan, sebagaimana yang telah disebutkan dalam Pasal 1
Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi: "Negara Indonesia ialah negara kesatuan,
yang berbentuk republik." Dalam sistem pemerintannya, Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensial. Hal ini disebutkan dalam Pasal 4 Ayat 1 UUD
1945, yang berbunyi: "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar." Sedangkan Sistem
Pemerintahan Malaysia menganut sistem pemerintahan parlementer. Sistem
pemerintahan ini didasarkan pada model British Westminster. Sistem
pemerintahan ini dikepalai oleh Yang Dipertuan Agong sebagai Kepala Negara.
Dewan Negara atau Senat serta Dewan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat.
Dalam Pasal 32 dan 40 Konstitusi Federal Malaysia, dituliskan jika Yang
Dipertuan Agong merupakan seorang raja konstitusional yang dipilih untuk
menjabat selama lima tahun. Yang Dipertuan Agong serta Ratu (Raja
Permaisuri Agong) dipilih oleh penguasa turun temurun kesembilan kesultanan
di Malaysia atau yang lebih dikenal sebagai Conference of Ruler. Kepala
Negara Malaysia atau Yang Dipertuan Agong memiliki wewenang untuk
mengangkat Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan.
5. Mekanisme Pembentukan dan Penetapan peraturan perundang-undangan
melalui tahapan yang panjang. Untuk membentuk peraturan perundang-
undangan pertama-tama harus dengan melakukan perencanaan, atas dasar
hukum yang lebih tinggi serta aspirasi dan kebutuhan hukum dalam
masyarakat. Perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan
dilakukan dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas).
Rancangan peraturan perundang-undangan yang diusulkan eksekutif dan
legislatif di bahas bersama-sama di dalam Rapat Komisi, Rapat Badan
Legislasi, Rapat Badan Anggaran, Rapat Panitia Khusus, dan Paripurna..
Setelah rancangan undang-undang disetujui oleh legislatif, rancangan undang-
undang tersebut diberikan kepada legislatif untuk disahkan menjadi undang-
undang. Secara Garis Besar berikut tahapan yang harus dipenuhi dalam
pembentukan undang-undang:
• Perencanaan Peraturan Perundang-Undangan - Perencanaan untuk
penyusunan undang-undang dilakukan dalam Program Legislasi
Nasional yang merupakan skala prioritas untuk pembentukan UU dalam
rangka mewujudkan sistem hukum nasional. Selanjutnya undang-
undang dapat diajukan berasal dari eksekutif ataupun legislatif.
• Pembahasan dan Pengesahan Rancangan Undang-Undang -
Pembahsan tentang RUU ini dilakukan oleh eksekutif dengan legislatif.
Rancangan undang-undang yang telah disepakati bersama oleh legislatif
dan eksekutif diajukan oleh legislatif kepada eksekutif untuk disahkan
menjadi undang-undang.
• Pengundangan - Peraturan perundang-undangan harus disahkan
secara resmi dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
• Penyebarluasan - Penyebarluasan dilakukan oleh DPR Pemerintah
sejak penyusunan Prolegnas, Penyusunan Rancangan Peraturan
Perundang-Undangan, Pembahasan Peraturan Perundang-Undangan,
hingga Pengundangan Undang-Undang. Penyebarluasan dilakukan
untuk memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan
masyarakat serta pemangku kepentingan.
6. Kekuasaan Kehakiman yang merdeka dalam ketentuan ini mengandung
pengertian bahwa kekuasaan kehakiman bebas dari segala campur tangan
pihak kekuasaan ekstra yudisial, kecuali dalam hal-hal sebagaimana disebut
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kekuasaan kehakiman yang mandiri dalam arti independen tersebut,
ditegaskan pada Pasal 24 ayat (1), ayat (2) dan ayat 3 UUD NRI Tahun 1945,
sebagai berikut : 1. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan.
7. Indonesia telah melakukan upaya untuk mewujudkan politik yang bebas-
aktif seperti mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain itu, Indonesia juga
memprakrasai dalam lahirnya gerakan Non-Blok (GNB).
8. Tahapan Parliamentary Threshold adalah ambang batas perolehan suara
minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk diikutkan dalam penentuan
perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Ketentuan ini pertama kali diterapkan pada Pemilu 2009.

Anda mungkin juga menyukai